39 BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN A. Statistik Deskriptif Berdasarkan nilai pada masing-masing variabel dapat diketahui nilai penelitian seperti nilai minimum, maksimum, mean dan standard deviasi dari masing-masing variabel yang terdapat dalam penelitian. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini: Tabel 4.1 Hasil Uji Statistik Deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation Dividen_Kas 63 5.00000000 7.002000000000 8.331448543 1.670178954300 Laba_Bersih 63 4.210460000 1.4366000000000 1.424817898000 2.704186819600 Aruskas_Pendanaan 63 2.92677600 5.994000000000 6.75767155800 1.210769839600 Valid N (listwise) 63 Dari Output statistik deskriptif pada table 4.1 diatas dapat diketahui bahwa: 1. Dividen kas memiliki nilai minimum sebesar 500.000.000 maksimum sebesar 70.020.00.000.000 mean sebesar 833.144.854.300dan standar deviasi sebesar 1.670.178.954.300 2. Laba Bersih memiliki nilai minimum sebesar 4.210.460.000 maksimum sebesar 14.366.000.000.000 mean sebesar 1.424.817.898.000dan standar deviasi sebesar2.704.186.819.600. 39
40 3. Arus Kas Operasi memiliki nilai minimum sebesar 292.677.600 maksimum sebesar 5.994.000.000.000 mean sebesar 675.767.115.000 dan standar deviasi sebesar 1.210.769.839.600 Bedasarkan hasil dari statistik terlihat bahwa dividen kas 2009-2011 dari 21 perusahaan yang menjadi sampel, besar nilai maksimum 7.020.00.000.000 dialami oleh PT Astra Internasional Tbk pada tahun 2011. Nilai dividen kas terendah dialami oleh PT Ekadharma Internasional Tbk pada tahun 2011 dengan nilai minimum 500.000.000. Pada Laba Bersih nilai maksimum 14.366.000.000.000 dialami oleh PT Astra Internasional pada tahun 2010. Nilai Laba Bersih terendah dialami oleh PT Malindo Feedmill dengan nilai minimum 4.210.460.000 pada tahun 2008. Pada Arus kas Pendanaan nilai maksimum 5.994.000.000.000 dialami oleh PT Astra Internasional pada tahun 2009.Nilai Arus Kas Pendanaan terendah oleh PT Indocemant Tunggal Prakasa dengan nilai minimum 292.677.600 pada tahun 2008. B. Uji Normalitas Data Uji normalitas data bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
41 Tabel 4.2 Hasil Uji Normalitas data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test Dividen_Kas Laba_Bersih Aruskas_Pendanaan N 63 63 63 Normal Parameters a,,b Mean 8.33144854300 1.424817898000 6.75767155800 Std. Deviation 1.670178954300 2.704186819600 1.210769839600 Most Extreme Differences Absolute.337.303.295 Positive.337.303.295 Negative -.309 -.300 -.288 Kolmogorov-Smirnov Z 2.677 2.406 2.338 Asymp. Sig. (2-tailed).000.000.000 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari hasil uji normalitas di atas diketahui bahwa variabel laba bersih, arus kas pendanaan, dan dividen kas memiliki data yang tidak terdistribusi dengan normal karena nilai signifikannya 0,000 < 0,05. Untuk mengubah nilai residual agar berdistribusi normal, peneliti melakukan transformasi data dengan bentuk transformasi Logaritma 10 (Ln) terhadap data laba bersih (X1), arus kas operasi (X2) dan dividen (Y).Setelah itu, data diuji ulang berdasarkan asumsi normalitas. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
42 Tabel 4.3 Hasil Uji Normalitas data One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ln_deviden_kas LN_Laba_Bersih LN_Aruskas_Pendanaan N 63 63 63 Normal Parameters a,,b Mean 25.1948 26.2153 25.4096 Std. Deviation 2.39926 2.04906 2.32274 Most Extreme Differences Absolute.093.129.065 Positive.093.129.065 Negative -.077 -.107 -.061 Kolmogorov-Smirnov Z.737 1.021.519 Asymp. Sig. (2-tailed).649.248.951 a. Test distribution is Normal. b. Calculated from data. Dari Tabel di atas dapat dilihat bahwa nilai Asymp. Sig. (2-tailed) nya sebesar Ln_Y (0,649), Ln_X1 (0,248), dan Ln_X2 (0,951) nilainya lebih besar dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa data pada penelitian ini terdistribusi normal. C. Uji Asumsi Klasik Uji asumsi klasik yang dilakukan meliputi multikolinearitas, heteroskedastisitas dan autokorelasi. Hal ini untuk memastikan bahwa variabel independen yang akan digunakan telah memenuhi persyaratan untuk analisa. Data diolah dengan menggunakan program SPSS for Windows versi 17,0 untuk memudahkan dalam pengolahan data statistik.
43 1. Uji Multikolinearitas Tabel 4.4 Hasil Uji Multikolinearitas Coefficients a Collinearity Statistics Model 1 (Constant) Tolerance VIF LN_Laba_Bersih.534 1.872 LN_Aruskas_Pendanaan.534 1.872 a. Dependent Variable: ln_deviden_kas Dari hasil di atas dapat diketahui nilai toleransi tidak kurang dari 0,1 yaitu laba bersih dan arus kas pendanaan senilai 0,534; berarti (0,534 > 0,1) dan nilai variance inflation factor (VIF) tidak lebih besar dari 10 yaitu laba bersih dan arus kas pendanaan senilai 1,872 berarti (1,872 < 10).Sehingga dapat disimpulkan bahwa model regresi tidak mengalami gangguan multikolinearitas dalam penelitian ini. 2. Uji Heteroskedastisitas Untuk mengetahui terdapat/tidaknya gejala heteroskedastisitas di dalam model, maka penulis akan menggunakan uji grafik scatterplot (penyebaran data).jika grafik ternyata membentuk pola tertentu, maka mengindikasikan bahwa data terdapat heteroskedastisitas. Apabila ternyata tidak, kita dapat menerima asumsi homokedastisitas (tolak heteroskedastisitas).
44 Grafik 4.1 Hasil Uji Heteroskedastisitas Berdasarkan gambar grafik di atas, terlihat bahwa titik-titik yang ada menyebar di bawah 0 dan tidak membentuk pola tertentu.sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak ada gejala heteroskedastisitas pada penelitian tersebut. 3. Uji Autokorelasi Tabel 4.5 Hasil Uji Autokorelasi Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate Durbin-Watson 1.921 a.848.843.94966 2.169 a. Predictors: (Constant), LN_Aruskas_Pendanaan, LN_Laba_Bersih b. Dependent Variable: ln_deviden_kas Dari hasil output di atas didapat nilai Durbin-Watson (DW) yang dihasilkan dari model regresi adalah 2,169. Sedangkan dari tabel DW
45 dengan signifikan 0,05 dan jumlah data (N= 63) serta k = 2 (k adalah jumlah variabel independen) diperoleh nilai dl sebesar 1,536 dan du sebesar 1,662, Sehingga dapat disimpulkan Ho= diterima artinya tidak ditemukannya masalah Autokorelasi. D. Analisa Regresi Berganda 1. Uji Koefisien Determinasi (R 2 ) Untuk mengetahui besarnya kontribusi variabel independen laba bersih dan arus kas operasi terhadap variabel dependen yaitu dividen kas, dilakukan uji koefisien determinasi sebagia berikut: R 2 = r(xy 2 ) X 100% Keterangan: R 2 : Koefisien Determinasi r(xy 2 ) :Kuadrat Koefisien Korelasi
46 Tabel 4.6 Hasil uji koefisien Determinasi (R 2 ) Model Summary b Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate 1.921 a.848.843.94966 a. Predictors: (Constant), LN_Aruskas_Pendanaan, LN_Laba_Bersih b. Dependent Variable: ln_deviden_kas Hasil analisis regresi pada tabel diatas dihasilkan nilai koefisien determinasi adjusted R Squaresebesar 0,843. Hal ini menunjukkan bahwa persentase sumbangan pengaruh variabel independen (laba bersih dan arus kas operasi) terhadap variabel dependen (dividen kas) yaitu 0,843 X 100%= 84,3% yang dapat dijelaskan dalam model penelitian ini. Sedangkan sisanya (100% - 84,3% = 15,7%) dipengaruhi atau dijelaskan oleh variabel lain atau faktor lain yang tidak dimasukan dalam model penelitian. 2. Uji Koefisien Regresi Secara Simultan (Uji F) ANOVA atau analisis varian merupakan uji koefisien regresi secara bersama-sama (uji F) untuk mengetahui apakah semua variabel independensecara bersama-sama(simultan) dapat berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05.
47 Tabel 4.7 Hasil Uji F ANOVA b Model Sum of Squares df Mean Square F Sig. 1 Regression 302.787 2 151.394 167.871.000 a Residual 54.111 60.902 Total 356.898 62 a. Predictors: (Constant), LN_Aruskas_Pendanaan, LN_Laba_Bersih b. Dependent Variable: ln_deviden_kas Dari uji ANOVA atau F test didapat nilai F hitung sebesar176,871 dengan probabilitas signifikasi sebesar 0.000. Angka probabilitas tersebut lebih kecil dari nilai 0,05 (5%), dengan demikian dapat disimpulkan bahwa Laba Bersih dan arus Kas Pendanaan berpengaruh terhadap Pembayaran Deviden Kas. 3. Uji Koefisien Regresi Parsial ( Uji t) Uji t (uji koefisien regresi secara parsial) digunakan untuk mengetahui apakah secara parsial (individual) laba bersih dan arus kas berpengaruh secara signifikan atau tidak terhadap dividen kas. Pengujian menggunakan tingkat signifikan 0,05 dengan uji 2 sisi. Hasilnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
48 Tabel 4.8 Hasil Uji T Coefficients a Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients Model B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) -3.517 1.590-2.212.031 LN_Laba_Bersih.996.081.850 12.362.000 LN_Aruskas_Pendanaan.103.071.100 1.447.153 a. Dependent Variable: ln_deviden_kas Dari kedua variabel independen yang dimasukkan dalam regresi variabel arus kas Pendanaan tidak signifikan, hal ini dapat dilihat dari probabilitas signifikansi sebesar 0,153 sehingga jauh diatas 0,05. Jadi dapat disimpulkan bahwa variabel Laba Bersih berpengaruh terhadap Pembayaran Deviden kas dengan nilai probabilitas signifikansi sebesar 0,000. E. Pembahasan Bedasarkan hasil analisis statistik deskriptif dan pengujian regresi berganda tetang pengaruh variable Laba Bersih dan arus Kas Pendanaan terhadap Pembayaran Dividen Kas diperoleh hasil sebagai berikut : 1. Pengaruh Laba Bersih Terhadap Pembayaran Dividen Kas Bedasarkan hasil uji t yang disajikan pada tabel 4.8 diatas diperoleh nilai untuk Laba Bersih 0,996 dan nilai t hitung sebesar 12,362 dengan signifikansi 0,000 yang nilai signifikansinya lebih besar dari tingkat signifikansi (α)=5% atau 0,05 atau ternyata p-value 0,000 < 0,05. Hasil ini menujukan bahwa Laba Bersih berpengaruh terhadap
49 Pembayaran dividen Kas. Pengaruh positif pada Laba bersih menujukan bahwa, jika Laba Bersih yang tinggi menandakan bahwa perusahaan dapat memberikan manfaat sebagaimana yang diharapkan oleh para investor terhadap salah satu saham yang ditawarkan maka perusahaan akan mendapatkan dana yang ditanamkan oleh para investor untuk dikelola. Dengan demikian besar Laba Bersih dapat dijadikan tolak ukur keberhasilan suatu perusahaan dimana Laba bersih yan tinggi menandakan bahwa perusahaan tersebut mampuh memberikan kesejateraan yang lebih baik kepada para investor. 2. Pengaruh Arus Kas Pendanaan terhadap Pembayaran Dividen kas Bedasarkan hasil uji t yang disajikan pada tabel 4.8 diatas diperoleh nilai untuk arus kas pendanaan 0.103 dan nilai t hitung sebesar 1,447 dengan signifikansi (α) = 5% atau 0,05 atau ternyata p-value 0,153>0.05. hasil ini menujukkan bahwa arus kas pendanaan tidak berpengaruh terhadap pembayaran dividen kas. Pengaruh negative pada arus kas pendanaan para investor lebih menyukai arus kas pendanaan yang tinggi dikarenakan para pemodal akan menetapkan tingkat keuntungan yang lebih besar lagi terhadap setiap rupiah yang ditanam di perusahaan tersebut. Sehingga nilai perusahaan cenderung turun dan manajemen perusahaan mengambil kebijakan yang tepat didalam merumuskan pemenuhan kebutuhan pendanaan perusahaan, kerena pengambilan keputusan yang kurang tepat atas struktur pendanaan perusahaan akan berdampak negative pada efek perusahaan.