MATERI 5 ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA (Cost-Volume Profit Analysis) Analisis biaya-volume-laba (CVP) merupakan suatu alat yang sangat berguna untuk perencanaan, pengendalian dan pengambilan keputusan. Karena analisis CVP menekankan pada keterkaitan biaya, kuantitas yang terjual, dan harga, maka semua informasi keuangan perusahaan terkandung di dalamnya. Analisis CVP dapat menjadi alat yang sangat bermanfaat untuk mengidentifikasi cakupan dan besarnya kesulitan ekonomi yang dihadapi suatu divisi dan membantu mencari pemecahannya. Analisis CVP dapat juga berguna untuk sebagai alat bantu untuk menganalisa beberapa topik lainnya, seperti: jumlah unit yang harus dijual untuk mencapai titik impas, dampak pengurangan biaya tetap terhadap titik impas, dan dampak kenaikan harga terhadap laba. Selain itu analisis CVP memungkinkan para manajer untuk melakukan analisis sensitivitas dengan menguji dampak dari berbagai tingkat harga atau biaya terhadap laba. Penggunaan analisis CVP dalam sebuah organisasi bisnis didasarkan pada asumsi-asumsi bahwa: Harga jual konstan sepanjang kisaran relevan tertentu. Maksudnya suatu hasil perhitungan dengan menggunakan konsep CVP akan valid pada satu tingkat harga tertentu. Apabila harga berubah maka hasil perhitungan yang dihasilkan tidak dapat digunakan lagi sebagai acuan dalam menjalankan fungsifungsi manajemen yang relevan. Biaya bersifat linier dalam setiap kisaran relevan dan dapat dibagi secara akurat ke dalam elemenelemen biaya variabel dan biaya tetap. Dalam perusahaan yang multiproduk, bauran penjualannya (sales mix) konstan. Dalam perusahaan manufaktur, persediaan tidak berubah. Jumlah unit yang diproduksi sama dengan jumlah unit terjual Dasar Analisis Biaya-Volume-Laba Pengetahuan dasar yang sangat menentukan dalam analisis CVP adalah pemahaman tentang penyusunan laporan L/R dengan pendekatan variable costing. Pendekatan ini menghasilkan suatu model laporan L/R dimana biaya diklasifikasikan menurut perilakunya. Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 1
Misalkan pada bulan Mei 2000 PT LINTANG menjual 250 unit produknya dengan harga Rp 2.000 per unit. Biaya variabel per unit Rp 1.400. Biaya tetap total Rp 70.000. Berdasarkan data ini maka terlebih dahulu dapat dibuat laporan L/R sederhana berdasarkan pendekatan kontribusi, seperti berikut ini. PT LINTANG Laporan L/R Periode Mei 2000 Total Per Unit % Penjualan (250 unit) Rp 500.000 Rp 2.000 100 Biaya-biaya Variabel Rp 350.000- Rp 1.400- Marjin Kontribusi Rp 150.000 Rp 600 Biaya-biaya Tetap Rp 70.000- Laba Operasi Rp 80.000 Formula: Marjin Kontribusi = Penjualan Biaya Variabel Rasio Marjin Kontribusi = Marjin Kontribusi 100% Penjualan Marjin kontribusi memegang peranan penting pada banyak keputusan dalam perusahaan, seperti produk apa yang akan diproduksi atau dijual, kebijakan harga mana yang akan diikuti, strategi pemasaran apa yang akan digunakan, dan jenis fasilitas produktif apa yang akan dibeli. Analisis biaya-volume-laba dalam perencanaan dapat digunakan untuk menghitung titik impas, target laba, dan lain-lain. TITIK IMPAS Titik impas (break even point) adalah titik dimana total pendapatan sama dengan total biaya, yaitu titik dimana laba sama dengan nol, atau juga sebagai titik dimana total marjin kontribusi sama dengan total biaya tetap. Titik impas berguna untuk mengetahui kemampuan produk atau divisi untuk meraih pasar yang profitable. Di samping itu titik impas juga sangat penting untuk mengukur kemampuan manajemen dalam efisiensi biaya dan efektivitas dalam memperoleh pangsa pasar yang menguntungkan. Tujuan mencari titik impas: Mencari tingkat aktivitas dimana pendapatan = biaya Menunjukkan suatu sasaran volume penjualan minimal yang harus diraih oleh perusahaan Mengawasi kebijakan penentuan harga Memungkinkan perusahaan mengetahui apakah mereka beroperasi dekat/jauh dari titik impas Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 2
Beberapa pendekatan yang dapat digunakan untuk menentukan titik impas, yakni: pendekatan persamaan matematis, pendekatan marjin kontribusi, dan pendekatan grafis; baik dalam hitungan per unit penjualan maupun penjualan dalam satuan mata uang tertentu yang digunakan dalam transaksi bisnis. Metode Persamaan Titik impas dengan metode ini dapat dihitung dengan menggunakan rumus: Laba = Pendapatan Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap Laba = (Harga x Jumlah Unit) (Biaya Variabel per unit x Jumlah Unit) Total Biaya Tetap Penjualan = Biaya Tetap + Biaya Variabel + Laba Jika ingin mengetahui berapa jumlah unit yang harus dijual agar mencapai titik impas, atau laba sama dengan nol. Anda dapat mencari tahu dengan cara menetapkan laba operasi sama dengan nol dan kemudian memecahkan persamaan laba operasi untuk jumlah unit. Contoh Misalnya Leef Company memproduksi produk A, yang dijual dengan harga $ 400 per unit. Biaya variabel untuk setiap unit produk A adalah sebesar $ 325, dan biaya tetap total adalah $ 45.000. Maka untuk dapat mengetahui berapa banyak unit yang harus dijual agar perusahaan mencapai titik impas, dapat dihitung dengan persamaan berikut ini. Laba Operasi = (HJ x Jumlah Unit) (Biaya Variabel per Unit x Jumlah Unit) Total Biaya Tetap 0 = ($400 x unit) ($325 x unit) - $45000 0 = ($75 x unit) - $45000 $75 x unit = $45000 unit = $45000/75 unit = 600 Dengan demikian, Leef Company harus menjual minimal 600 produk A untuk sekedar menutupi semua beban tetap dan variabel. Untuk memeriksa kebenaran jawaban, dapat dibuat laporan L/R sederhana berdasarkan 600 unit yang terjual. Penjualan 600 unit @$400 $ 240000 Biaya variabel $ 195000 - Marjin kontribusi $ 45000 Biaya tetap $ 45000 - Laba operasi $ 0 Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 3
Metode Marjin Kontribusi Metode ini merupakan penyingkatan dari formula metode persamaan dalam menghitung titik impas, hanya berfokus pada marjin kontribusi. Marjin kontribusi adalah pendapatan penjualan dikurangi total biaya variabel. Pada titik impas, marjin kontribusi sama dengan biaya tetap. Impas dalam unit = Biaya Tetap Marjin Kontribusi per unit *) Catatan: marjin kontribusi dapat dihitung dengan dua cara, yang pertama adalah membagi total marjin kontribusi dengan unit yang terjual, atau cara kedua dengan menghitung harga jual per unit dikurangi biaya variabel per unit. >> Titik impas untuk Leef Company dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. impas dalam unit = $45000 $400 $325 impas dalam unit = $45000 $75 impas dalam unit = 600 unit Rumus perhitungan dalam satuan mata uang, dapat dinyatakan dengan menggunakan rasio marjin kontribusi sebagai berikut. Impas dalam satuan mata uang = Biaya tetap Rasio Marjin Kontribusi Rasio Marjin Kontribusi = Marjin Kontribusi Pendapatan Penjualan 100% Titik impas untuk Leef Company dalam satuan mata uang, dapat dihitung dengan cara sebagai berikut. >> rasio marjin kontribusi = marjin kontribusi pendapatan penjualan = $45000 x 100% $240000 = 18,75% >> impas dalam satuan uang = $45000 18,75% = $ 240000 x 100% Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 4
Metode Grafik Hubungan biaya-volume-laba dapat juga dianalisis dengan grafik dua sumbu. Sumbu vertikal menunjukkan variabel dependen (biaya dan penjualan dalam satuan mata uang), dan sumbu horisontal menunjukkan variabel independen (penjualan dalam unit/ jumlah unit terjual). Untuk membantu pemahaman metode ini, gunakan contoh sederhana berikut. PT DINO mempunyai data biaya dan harga sebagai berikut. Total biaya tetap Rp 1000 Biaya variabel per unit Rp 50 Harga jual per unit Rp 100 Langkah-langkah untuk membuat grafik CVP adalah sebagai berikut. 1. Buatlah garis sejajar dengan sumbu horisontal untuk menunjukkan biaya tetap total (dalam PT DINO adalah Rp 1.000) 2. Pilihlah volume penjualan tertentu di atas nol dan berilah titik yang menunjukkan biaya total (FC+VC) pada tingkat penjualan tertentu, misalnya pada tingkat penjualan 40 unit. Biaya total pada volume ini adalah sebagai berikut. Biaya Tetap Rp 1.000 Biaya Variabel 40 unit @ Rp 50 Rp 2.000 Biaya Total Rp 3.000 Setelah titik ini di plot, buatlah sebuah garis lurus melalui titik itu menuju titik perpotongan antara garis biaya tetap total dan sumbu vertikal. Garis ini adalah garis biaya total. (40;3000) 3. Berilah titik yang menunjukkan penjualan dalam rupiah pada volume penjualan 40 unit. Total penjualan = 40 unit @Rp 100 Total penjualan = Rp 4.000 Buatlah garis lurus melalui titik ini sampai titik asal (titik nol). Garis ini adalah garis penjualan total. (40;4000) By,penj 4000 (40:4000) 3000 (40:3000) 2000 BEP 1000 0 10 20 30 40 50 unit Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 5
PEMANFAATAN ANALISIS BIAYA-VOLUME-LABA UNTUK PERENCANAAN TARGET LABA Analisis biaya volume laba dapat digunakan sebagai alat untuk menghitung jumlah unit produk yang seharusnya dijual agar perusahaan memperoleh laba tertentu. Penjualan = biaya tetap + target laba marjin kontribusi per unit Dengan contoh soal PT DINO, misalnya pihak manajemen merencanakan laba sebesar Rp 12.000, maka untuk mencapai target laba tersebut, perusahaan harus menjual produk sejumlah. penjualan = penjualan = Rp 1000 + Rp 12000 (Rp100 Rp50) Rp 13000 = 260 unit Rp 50per unit Atau dengan persamaan matematis; Laba = pendapatan penjualan biaya variabel biaya tetap 12000 = 100x 50x 1000 12000 = 50x 1000 50x = 13000 x = 260 unit ANALISIS SENSITIVITAS Semua pembahasan di atas menganggap tidak ada satupun variabel yang berubah. Dengan kata lain, semua variabel yang dibahas adalah konstan. Untuk kepentingan perencanaan, perlu diperhitungkan kemungkinan berubahnya salah satu variabel, yang dapat mempengaruhi besar kecilnya laba. Analisis sensitivitas adalah teknik bagaimana jika (what if) yang menguji dampak perubahan variabel independen terhadap laba yang diharapkan sebagai variabel dependen. Dengan menggunakan contoh soal yang sama, berikut adalah pembahasan mengenai perubahan variabel independen. PT DINO mempunyai data biaya dan harga sebagai berikut. Total biaya tetap Rp 1000 Biaya variabel per unit Rp 50 Harga jual per unit Rp 100 Volume Penjualan 40 unit Titik impas = Biaya Tetap/ Marjin Kontribusi Titik impas = Rp 1000/ (Rp 100- Rp 50) Titik impas = 20 unit Titik impas = Biaya tetap/rasio Marjin Kontribusi Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 6
Titik impas = (Rp 1000)/(50%) = Rp 2000 Titik impas (Laba Operasi = Rp 0) terpenuhi pada saat penjualan mencapai tingkat penjualan Rp 2000. Pencapaian laba operasi pada kebijakan normal (tanpa perubahan variabel independen apapun); Laba= Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap Laba = (40 x Rp 100) (40 x Rp 50) Rp 1000 Laba = Rp 4000 Rp 2000 Rp 1000 Laba = Rp 1000 a. Perubahan Harga Jual Perubahan harga jual suatu produk akan mempunyai beberapa pengaruh terhadap laba. Dengan jumlah penjualan yang sama, maka laba yang akan diperoleh perusahaan akan meningkat. Jika PT DINO menaikkan harga jual produknya menjadi Rp 150, maka laba yang akan diperoleh perusahaan dengan tingkat penjualan 40 unit adalah.. Laba = Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap Laba = (40 x Rp 150) (40 x Rp 50) Rp 1000 Laba = Rp 6000 Rp 2000 Rp 1000 Laba = Rp 3000 Dengan harga jual yang baru, apabila perusahaan telah menetapkan target laba tertentu (misalnya Rp 10.000) dan manajemen dihadapkan pada pertanyaan berapakah unit produk yang harus dijual untuk mencapai target laba Rp 10.000?. Untuk menjawab pertanyaan tersebut, maka perhitungan perubahan harga jual yang mempengaruhi volume penjualannya dapat disajikan seperti di bawah ini: Laba = Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap Rp 10000 = Rp 150x Rp 50x Rp 1000 Rp 100x = Rp 11000 X = 110 unit b. Perubahan Biaya Variabel Perusahaan tidak selalu bisa menaikkan harga jual. Kemampuan pesaing dalam pasar dapat mencegah keputusan menaikkan harga jual tersebut. Karena itu untuk mempertahankan atau menaikkan target laba, manajemen harus mempertimbangkan alternatif untuk mengurangi biaya, bukan menaikkan harga jual. Misalnya biaya variabel turun sebesar Rp 5 per unit. Rincian perbedaan marjin kontribusinya adalah.. Keterangan Mula-mula Setelah Penurunan Biaya Variabel Rp 5 Harga jual per unit 100 100 Biaya variabel per unit 50-45- Marjin kontribusi per unit 50 55 Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 7
Jika unit yang dijual tetap 40 unit, sedangkan biaya variabel diturunkan sebesar Rp 5, maka laba yang akan diperoleh adalah: Laba = Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap Laba = (40 x Rp 100) (40 x Rp 45) Rp 1000 Laba = Rp 4000 Rp 1800 Rp 1000 Laba = Rp 1200 Dengan biaya variabel Rp 45, PT DINO menetapkan target laba sebesar Rp 10000. Berapakah unit produk yang harus dijual untuk mencapai target laba tersebut? penjualan = penjualan = biaya tetap + target laba marjin kontribusi per unit Rp 1000 + Rp 10000 Rp 55 per unit = 200 unit c. Perubahan Biaya Tetap Perubahan biaya tetap misalnya kenaikan biaya iklan, kenaikan biaya sewa, perubahan biaya pelatihan pramuniaga, dan sebagainya. Pada kasus PT DINO, manajemen mempertimbangkan kenaikan biaya tetap sebesar Rp 200, menjadi Rp 1200. Apabila tanpa diikuti perubahan lainnya, dan tanpa adanya target laba tertentu. Maka dapat kita lihat perubahan perolehan laba sebagai berikut. Laba = Penjualan Biaya Variabel Biaya Tetap Laba = (40 x Rp 100) (40 x Rp 50) Rp 1200 Laba = Rp 4000 Rp 2000 Rp 1200 Laba = Rp 800 Jika target laba telah ditentukan, dalam contoh ini sebesar Rp 10.000, maka volume penjualan yang harus dicapai adalah; penjualan = Rp 1200 + Rp 10000 Rp 50 per unit = 224 unit d. Perubahan Variabel Secara Simultan Seandainya PT DINO mempertimbangkan adanya (1) kenaikan biaya tetap menjadi Rp 1500, dan (2) kenaikan harga jual sebesar Rp 50 untuk tiap produk yang dijualnya, dengan menggunakan analisis CVP, dampak perubahan dua variabel tersebut terhadap titik impas dan volume penjualan untuk mencapai target laba Rp 10.000 adalah seperti terlihat pada tabel berikut ini. Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 8
Keterangan Mula-mula Kenaikan FC dan harga jual Harga jual per unit 100 150 Biaya variabel per unit 50-50- Marjin kontribusi per unit 50 100 Biaya tetap 1000 1500 Target laba 10000 10000 Titik impas = (1000 + 0)/50 = 20 unit = (1500 + 0)/100 = 15 unit Target penjualan (unit) untuk laba sebesar Rp 10000 = (1000+10000)/50 = 220 unit = (1500+10000)/100 = 115 unit MARGIN OF SAFETY Margin of safety atau marjin keamanan merupakan kelebihan penjualan yang dianggarkan atau realisasi di atas volume penjualan pada titik impas. Hasil perhitungannya menunjukkan jumlah sampai seberapa besar penjualan dapat turun sehingga sampai pada titik impas. Perhitungannya dapat dinyatakan dalam unit, satuan uang dan persentase. Perhitungan ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi manajemen agar lebih berhatihati dalam memelihara tingkat penjualan yang sudah dicapai agar perusahaan tidak mengalami penurunan penjualan sampai pada suatu tingkat yang merugikan. Marjin Keamanan = Total Penjualan Titik Impas Misalnya PT DINO menetapkan rencana penjualan satu tahun adalah sebesar Rp 25.000, dengan rincian penjualan 250 unit @Rp 100 (HJ). Titik impas terjadi pada saat angka penjualan mencapai Rp 2000. Marjin keamanan selanjutnya dapat dihitung dengan langkah-langkah sebagai berikut. Catatan: Rasio MK = (50/100) x 100% = 50% Titik impas = biaya tetap/ rasio MK = Rp 1000/ 50% = Rp 2000 Penjualan 250 @Rp 100 (a) Rp 25.000 Titik impas Rp 2.000 Marjin keamanan dalam rupiah (b) Rp 23.000 Marjin keamanan dalam % ((b/a)*100%).% Marjin keamanan dalam unit (b/hj).unit Referensi: 1. Samryn, L.M. 2002. Akuntansi Manajerial. Jakarta: Raja Grafindo Persada. 2. Sugiri, Slamet. 2009. Akuntansi Managemen. Yogyakarta: STIM YKPN. 3. Hansen & Mowen. 2000. Akuntansi manajemen Jilid 2. Jakarta: Erlangga Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 9
Akuntansi Manajemen RZ UNIRA Page 10