Balai Penelitian Teniak,P.O. Box 221 Bogor Dinas Petemakan Kotamadya Bogor

dokumen-dokumen yang mirip
UJI KUALITAS YOGHURT SUSU SAPI DENGAN PENAMBAHAN MADU dan Lactobacillus bulgaricus PADA KONSENTRASI YANG BERBEDA NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. sehat juga semakin meningkat. Produk-produk fermentasi bisa berasal dari berbagai

Lokakarya Fungsional Non Peneliti 1997 Menurut Davis (1975), umumnya bakteri Streptococcus adalah penghasil asam laktat, tumbuh sangat baik pada ph 6,

I. PENDAHULUAN. ekonomi, perubahan pola hidup, peningkatan kesadaran gizi, dan perbaikan

BAB I PENDAHULUAN. permintaan bahan pangan yang mempunyai nilai gizi tinggi meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pengolahan susu dengan bantuan mikroba untuk menghasilkan berbagai produk

KAJIAN PEMBUATAN YOGHURT DARI BERBAGAI JENIS SUSU DAN INKUBASI YANG BERBEDA TERHADAP MUTU DAN DAYA TERIMA ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. Keju merupakan salah satu hasil olahan susu yang dikenal oleh masyarakat

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Tabel 1. Data populasi sapi perah dan produksi susu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEMBUATAN YOGHURT SUSU SAPI DENGAN BANTUAN MIKROORGANISME DALAM PLAIN YOGHURT MENGGUNAKAN ALAT FERMENTOR

BAB I PENDAHULUAN. dalam susu dapat dimanfaatkan oleh tubuh. Di dalam kehidupan sehari-hari,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Jamur merupakan sumber makanan yang bergizi tinggi. Jamur juga termasuk bahan pangan alternatif yang disukai oleh

Menurut Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat, jumlah kasus gizi

I PENDAHULUAN. Bab ini akan menguraikan mengenai Latar Belakang Penelitian, Identifikasi Masalah, Maksud dan Tujuan Penelitian, Manfaat dan Kegunaan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan adalah produk fermentasi berbasis susu. Menurut Bahar (2008 :

Pengaruh waktu dan Nutrien dalam pembuatan yoghurt dari susu dengan starter plain Lactobacillus Bulgaricus menggunakan alat fermentor

BAB I PENDAHULUAN. dijelaskan dalam firman-nya dalam surat al-baqarah ayat 168 sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Susu ialah cairan hasil sekresi yang keluar dari kelenjar susu (kolostrum) pada

KARAKTERISTIK YOGHURT TERSUBTITUSI SARI BUAH NAGA (Hylocereus polyrhizus) DENGAN JENIS DAN KONSENTRASI STARTER YANG BERBEDA-BEDA

bermanfaat bagi kesehatan manusia. Di dalam es krim yoghurt dapat

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dibandingkan susu segar sebagai bahan dasarnya, karena total padatan

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENGGUNAAN BERBAGAI TINGKAT KADAR LEMAK SUSU KAMBING DAN SUSU SAPI TERHADAP MUTU DAN CITA RASA YOGHURT

Inovasi Olahan dan Limbah Meningkatkan SDM dan Ekonomi Petani

UJI ORGANOLEPTIK FRUITGHURT HASIL FERMENTASI LIMBAH BUAH ANGGUR (Vitis vinifera) OLEH Lactobacillus bulgaricus SKRIPSI

ANALISA ph OPTIMUM UNTUK PERKEMBANGBIAKAN LACTOBACILLUS BULGARICUS DALAM PROSES FERMENTASI GLUKOSA PADA SOYGURT

KOMBINASI Lactobacillus plantarum DENGAN Lactobacillus bulgaricus DAN Streptococcus thermophilus TERHADAP MUTU SUSU FERMENTASI SELAMA PENYIMPANAN

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. mineral, serta antosianin (Suzuki, dkk., 2004). antikanker, dan antiatherogenik (Indrasari dkk., 2010).

Susu Fermentasi dan Yogurt

I. PENDAHULUAN. Jambi) ataupun yang berasal dari daging seperti sosis dan urutan/bebontot

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

LAPORAN AKHIR PKM-P. Oleh:

AGROVETERINER Vol.5, No.2 Juni 2017

BAB I PENDAHULUAN. wisatawan domestik. orang wisatawan berkunjung ke kota ini.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia diantaranya adalah tempe, keju, kefir, nata, yoghurt, dan lainlain.

NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S- 1. Pendidikan Biologi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu produk olahan susu di Indonesia yang berkembang pesat

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Proses pembuatan starter di pondok pesantren pertanian Darul Fallah

KESIMPULAN DAN SARAN KESIMPULAN. Hasil penelitian menunjukkan bahwa subtitusi pati ganyong pada

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PENGARUH VARIASI SUHU FERMENTASI TERHADAP KADAR LEMAK DAN KEASAMAN PADA YOGHURT SUSU KEDELAI (SOYGHURT) KULIT BUAH PISANG RAJA (Musa textillia)

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN A. SIFAT FISIS MEKANIS BAHAN PENGEMAS B. KARAKTERISASI AWAL YOGURT KACANG HIJAU

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Susu Kambing. Dipasteurisasi 70 o C. Didinginkan 40 o C. Diinokulasi. Diinkubasi (sampai menggumpal) Yoghurt.

PENINGKATAN KUALITAS YOGHURT DARI SUSU KAMBING DENGAN PENAMBAHAN BUBUK SUSU SKIM DAN PENGATURAN SUHU PEMERAMAN

Nurzainah Ginting, Elsegustri Pasaribu. Jurusan Peternakan Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara, Medan

III. BAHAN DAN METODE PENELITIAN

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Sifat Fisik dan Kimiawi Susu Kambing Segar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. difermentasi dengan menggunakan bakteri Lactobacillus bulgaricus dan

PEMBUATAN SOYGHURT KAYA ANTIOKSIDAN dengan SUBSTITUSI EKSTRAK WORTEL (Daucus carrota) SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. mamalia seperti sapi, kambing, unta, maupun hewan menyusui lainnya.

I. PENDAHULUAN. berbagai macam variasi, baik warna, bahan baku, maupun flavor. Bahan utama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

KADAR VITAMIN C DAN SIFAT ORGANOLEPTIK YOGHURT DENGAN PENAMBAHAN STROBERI (Fragaria sp) DAN LABU KUNING (Cucurbita moschata Durch) NASKAH PUBLIKASI

I PENDAHULUAN. Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. Yoghurt adalah salah satu produk olahan pangan bersifat probiotik yang

BAB I PENDAHULUAN. Pembuatan Yoghurt Page 1

Pembuatan Yogurt. 1. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. mendapat perhatian yang khusus dari masyarakat dilingkungan sekitar. dapat dimanfaatkan salah satunya limbah ampas tahu.

Suplemen Majalah SAINS Indonesia

HAK CIPTA DILINDUNGI UNDANG-UNDANG

Pengaruh Suhu dan ph Pada Pembuatan Yoghurt Jahe Dengan Starter Lactobacillus Bulgaricus Menggunakan Alat Fermentor

I. PENDAHULUAN. juga mengandung beberapa jenis vitamin dan mineral. Soeparno (2009)

BAB I PENDAHULUAN. alternatif pengganti beras dan sangat digemari oleh masyarakat Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. berarti bagi tubuh. Menurut Dewanti (1997) bahan-bahan pembuat es krim

Pembuatan Minuman Probiotik dari Susu Kedelai dengan Inokulum Lactobacillus casei, Lactobacillus plantarum, dan Lactobacillus acidophilus

SUSU. b. Sifat Fisik Susu Sifat fisik susu meliputi warna, bau, rasa, berat jenis, titik didih, titik beku, dan kekentalannya.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Uji Organoleptik Yoghurt Sapi Dan Yoghurt Kambing

Peranan Streptococcus thermophillus dan Lactobacillus bulgaricus dalam Proses Pembuatan Yogurt : Suatu Review

I. PENDAHULUAN. Dewasa ini masyarakat sangat memperhatikan pentingnya pengaruh makanan dan

KUALITAS SUSU PADA BERBAGAI PENGOLAHAN DAN PENYIMPANAN

III. MATERI DAN METODE PENELITIAN

MUTU SENSORI SUSU FERMENTASI PROBIOTIK SELAMA PROSES FERMENTASI MENGGUNAKAN Lactobacillus casei subsp. casei R-68

Pengaruh suhu dan lama pemeraman pada inkubator terhadap kualitas fisik kefir

LAPORAN TUGAS AKHIR OPTIMASI PEMBUATAN COCOGURT MENGGUNAKAN FERMENTOR SERTA KULTUR CAMPURAN

KARAKTERISTIK DAN AKTIVITAS ANTIBAKTERI YOGHURT SARI BUAH SIRSAK (Annona muricata L.) TERHADAP BAKTERI FLORA USUS

BAB I PENDAHULUAN. campuran Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus thermophilus. Berbagai

BAB I PENDAHULUAN. ditambahkan dengan starter Lactobacillus bulgaricus dan Streptococcus

Makalah Manajemen Kewirausahaan USAHA PRODUKSI MINUMAN YOGURT KACANG MERAH. Disusun Oleh : Mega Ayu Puspitasari ( )

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, (7) Tempat dan Waktu Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

STUDI KEAMANAN SUSU PASTEURISASI YANG BEREDAR DI KOTAMADYA MALANG (KAJIAN DARI MUTU MIKROBIOLOGIS DAN NILAI GIZI)

I. PENDAHULUAN. nilai gizi yang sempurna ini merupakan medium yang sangat baik bagi

2015 PENGARUH WAKTU PEMATANGAN TERHADAP KANDUNGAN GIZI DAN SIFAT SENSORI KEJU COTTAGE BERBASIS SUSU KAMBING

BAB V RANCANGAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Allah Subhanahu wa Ta ala menciptakan segala sesuatu tanpa sia-sia,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Pendahuluan Buah kelapa merupakan komoditas pangan yang mudah didapatkan di Indonesia. Penyebaran buah kelapa merata di seluruh daerah Indonesia dan

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. Latar Belakang Produk pangan yang memiliki kandungan gizi dan. kesehatan sangat penting dalam memenuhi kebutuhan gizi sekaligus

PENGARUH LAMA PENYIMPANAN DALAM SUHU BEKU TERHADAP KADAR PROTEIN,KADAR LEMAK DAN KADAR ASAM LAKTAT SUSU KAMBING PERANAKAN ETTAWA (PE)

Haris Dianto Darwindra BAB VI PEMBAHASAN

masyarakat adalah keju, yoghurt, kefir, maupun susu fermentasi (Siswanti,

PENGARUH PENAMBAHAN JUS BUAH NAGA MERAH (Hylocereuz polyrhizus) GUNA MENINGKATKAN KUALITAS ORGANOLEPTIK, KIMIA DAN FISIK YOGHURT SUSU SAPI

Transkripsi:

SeminarNasional Peternakon dan Veteriner 1998 PENGARUH SUHU DAN MACAM SUSU TERHADAP MUTU YOGHURT SELAMA PENYIMPANAN ABuBAKAR t ' A. BuDi 2, dan H. HARSONO 2 Balai Penelitian Teniak,P.O. Box 221 Bogor 16002 2 Dinas Petemakan Kotamadya Bogor ABSTRAK Yoghurt merupakan susu asam yang sudah lama dikenal masyarakat sebagai minuman yang bergizi yang dibuat dari susu yang difermentasi dengan menggunakan bakteri sebagai starter. Penelitian pengaruh suhu clan macam susu yang digunakan sebagai pembuatan yoghurt selama penyimpanan telah dilakukan dengan rancangan penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap pola faktorial. Faktor suhu (A) yaitn Al = suhu kamar dan A2 = suhu 50C dan faktor (B) yaitu macam susu B 1= susu sapi, 132 = susu kental manis, 133 = susu krim, B4 = susu skim dan B5 = susu kambing, dengan ulangan tiga kali. Parameter yang diamati meliputi, jumlah koloni bakteri setiap 24 jam, komposisi kimia (kadar air, kadar lemak, kadar protein) clan uji organoleptik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa suhu clan macam susu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah koloni bakteri, berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap komposisi kimia dan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap test organoleptik. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa untuk mendapatkan yoghurt dengan mutu tertentu perlu diperhatikan macam susu sebagai bahan dasar pembuatan yoghurt, cara pembuatan dan lama inkubasi, serta suhu penyimpanan. Penyimpanan yoghurt pada suhu kamar tidak dianjurkan karena mengalami inkubasi terns menerus, suhu penyimpanan yang dianjurkan adalah 5`'C. Sedangkan macam susu yang baik untuk pembuatan yoghurt adalah susu sapi. Kata kunci : penyimpanan, macam susu, mutu yoghurt PENDAHULUAN Pengolahan susu secara sederhana merupakan salah satu penanganan lepas panen susu. Pengembangan pengolahan susu sederhana dimaksudkan untuk memperluas pemasaran di luar pabrik melalui penjualan diversifikasi hasil. Berbagai produk olahan susu dapat dikembangkan mulai dari susu pasteurisasi, kefir, kembang gula, tahu susu, es krim, keju dan yoghurt. Yoghurt adalah hasil pemeraman susu yang mempunyai rasa spesifik sebagai hasil fermentasi oleh bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus. Yoghurt merupakan salah satu produk susu fermentasi yang sudah lama dikenal clan mempunyai rasa asam spesifik. Yoghurt dapat dibuat dari susu yang sudah dihomogenasi, susu berkadar lemak rendah atau susu skim dengan penambahan susu bubuk. Pembuatan yoghurt meliputi pemasaran, pendinginan dan fermentasi, di mana pembuatannya mengalami proses pengolahan yang higienis. Dalam penelitian ini akan dilakukan fermentasi susu menjadi yoghurt dengan menggunakan susu dan beberapa produk susu lainnya, sehingga diharapkan yoghurt yang dihasilkan mempunyai kualitas yang baik dan aman serta sehat untuk dikonsumsi. MATERI DAN METODE Penelitian ini menggunakan susu segar dale produk susu sebagai bahan dasar pembuatan yoghurt. Starter yang digunakan adalah Streptococcus thermophilus clan Lactobacillus bulgaricus. 755

SeminarNasional Peternakan dan Veteriner 1998 Rancangan penelitian menggunakan RAL pola faktorial. Faktor I adslah suhu penyimpanan (A) yaitu A, = suhu kamar dan AZ = suhu dingin 5-10 C, sedangkan faktor II adslah macam susu sebagai bahan dasar pembuatan yoghurt (B) ysitu B, = susu sapi, B z = susu kental manis, B 3 = susu krim, B4 = susu skim dan BS = susu kambing, ulangan dilakukan 3 ksli. Parameter yang diamati meliputi Jumlah koloni bakteri setiap 24 jam, kadar air, ksdar lemak, kadar protein dan uji organoleptik (warna, ban, rasa clan tekstur). Jumlah koloni bakteri HASIL DAN PEMBAHASAN Koloni bakteri Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus yoghurt pada fermentasi hari pertama dapat dilihat pada Tabel 1. Tabei 1. Rstaan jumlah koloni Streptococcus thermophilus dan pembuatan yoghurt hari pertama penyimpanan Lactobacillus bulgaricus pada Keterangan : Hurufyang berbeda pada lajur/baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P-0,05) Hasil analisis statistik menunjukkan perlakuan suhu tidak menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap jumlah koloni bakteri. Hal ini disebabkan pada hari pertama merupakan masa inkubasi clan proses inkubasi ini terus berjalan untuk kedua perlakuan sehingga mikroorganisme berkembang biak dengan cepat, kecuali pada suhu 50C perkembangan mikroorganisme agak terlambat. Hal ini sesuai dengan pendapat PuRNomo clan ADIONO (1987) bahwa pada suhu kamat bakteri berkembang biak dengan cepat terutama bakteri psikotrof yang mempunyai suhu pertumbuhan optimum 25 0C dan bakteri mesofil yang mempunyai suhu pertumbuhan optimum 30. 370C. Streptococcus thermophilus dan Lactobacillus bulgaricus adalah bakteri yang termasuli dalam jenis mesofil clan psikotrof yang aktifberkembang biak pada suhu 26 ssmpai 45 C. Semakir tinggi suhu, maka perkembangbiakan bakteri semakin cepat (GIRINDRA, 1982 ; DJUMAIDAH, 1991). Pada hari pertama penyimpanan, perlakuan macam susu terhadap jumlah bakter: berpengaruh sangat nyata (P<0,01), terutama susu kambing clan susu sapi berbeda nyata (P<0,05) hal ini disebabkan media tumbuh bakteri untuk perkembangbiakannya berbeda, seperti yan~ dilaporkan oleh CHARLEY (1984) bahwa media tumbuh yang baik bagi bakteri adalah susu segar Interaksi antara suhu dsn macam susu tidak menunjukkan perbedaan yang nyata. Aktivita ; mikrobiologis yang tertinggi adalah pada suhu kamar dengan susu kambing sebagai medi< tumbuhnya, sedangkan aktivitas mikrobiologis yang terendah adalah susu kental manis dengal suhu perlakuan 5 C. Ini sesuai dengan pendapat ECKLEs et al. (1961) yang menyatakan bahwa pertumbuhan mikroorganisme dipengaruhi oleh faktor makanan, kelembaban udara, keadaai kimia dsn fisik lingkungan serta suhu lingkungan. 50 C Rstaan Sapi 2773,30 1560 2166,67 bc Kental manis 641,33 381,33 644,67 c Krim 3640 2253,30 2946,67 ab Skim 2773,30 641,33 1707,33 bc Kambing 5026,66 4680 4853,33 a Rataan 2597,867 a 2329,60a 756

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1998 Pada hari kedua dan ketiga penyimpanan, perlakuan macam susu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah koloni bakteri. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa susu sapi dan susu kambing sangat baik bagi pertumbuhan koloni bakteri. Rataan jumlah koloni bakteri pada hari keempat penyimpanan, seperti terlihat pada Tabel 2. Tabel2. Rataan jumlah koloni pembuatan yoghurt pada Keterangan : Hurufyang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa suhu dan macam susu berpengaruh nyata (P<0,05) terhadap jumlah koloni bakteri. Dari hasil pengamatan pertumbuhan bakteri dipengaruhi oleh susu lingkungan clan media atau makanan. Hal ini sesuai dengan pendapat ECKLEs et al. (1961) yang menyatakan bahwa, pertumbuhan bakteri sangat tergantung pada makanan, kelembaban udara, keadaan kimia dan fisika serta suhu lingkungan. Kadar air Rataan kadar air yoghurt selama penyimpanan pada suhu yang berbeda seperti pada Tabel 3. Hasil analisis statistik menunjukan bahwa perlakuan macam susu berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air yoghurt, demikian juga interaksi antara suhu dan macam susu menunjukan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar air, di mana kadar air yang tertinggi yaitu pada perlakuan suhu kamar dengan susu skim sebagai bahan pembuatan yoghurt, sedangkan kadar air yang terendah yaitu pada perluan suhu 50C dengan susu kental manis sebagai bahan dasarnya. Tabel 3. Rataan kadar air yoghurt selama penyimpanan dengan suhu berbeda (persen) Keterangan : Hurufyang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) Kadar protein Streptococcus therntophilus hari keempat penyimpanan dan Lactobacillus bulgaricus pada 50C Sapi 8320 a 6933,33 a Kental manis 6933,33 a 2773,30 b Krim 8320 a 8320 a Skim 1074,66 b 953,33 b Kambing 8320 a 8320 a Sapi 89,47 b 88,96 b Kental manis 80,24 e 78,74 f Krim 89,27 b 83,75 d Skim 93,25 a 86,44 c Kambing 86,07 c 85,30 c Kadar protein yoghurt dari berbagai macam susu dengan perlakuan suhu yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 4. 50 C 757

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1998 Tabel 4. Keterangan : Hurufyang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa pengaruh suhu berbeda sangat nyata (P<0,05) terhadap kadar protein yoghurt. Dari tabel 4 terlihat bahwa pada suhu kamar dan suhu 50C terjadi penurunan kadar protein. Seperti yang telah dilaporkan oleh TAMIME dan (1989) bahwa ada enzim proteolitik dapat merombak protein. juga menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein demikian juga interaksi perlakuan suhu dan macam susu menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) terhadap kadar protein yoghurt. Dimana kadar protein yang tertinggi yaitu pada susu sapi dan susu kental manis dengan perlakuan suhu 5 C, sedangkan yang terrendah adalah susu skim dengan perlakuan suhu kamar. Kadar lemak Kadar lemak yoghurt dari berbagai macam susu sebagai bahan dasar pembuatannya pada penyimpanan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Rataan kadar protein yoghurt selama penyimpanan dengan suhu yang berbeda 5 C Sapi 2,80 b 3,70 a Kental manis 0,95 g 2,09 c Krim 1,29 e 0,98 g Skim 0,72 h 1,48 d Kambing 1,20 f 2,11 c Rataan kadar lemak yoghurt selama penyimpanan dengan suhu berbeda Keterangan: Hurufyang berbeda pada lajur/baris yang sama menunjukkan perbedaan yang nyata (P<0,05) Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa ada perbedaan yang nyata (P<0,05) perlakuan suhu dan macam susu terhadap kadar lemak yoghurt, tetapi interaksinya tidak nyata. Kadar lemak yang tertinggi adalah yoghurt yang berbahan dasar susu kental manis dan susu sapi pada suhu penyimpanan 50C sedangkan kadar lemak yang terendah adalah susu skim dengan perlakuan suhu kamar. Dari hasil penelitian ini, maka faktor suhu dan macam susu merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kualitas yoghurt, hal ini sesuai dengan pendapat FRAZIER dan WESTHOFF (1980) yang menyatakan bahwa suhu merupakan faktor yang sangat penting dalam penyimpanan yoghurt. 50 C Rataan Sapi 1,60 3,11 2,355 a Kental manis 2,09 3,14 2,615 a Krim 0,27 1,32 0,795 b Skim 0,07 0,88 0,475 b Kambing 1,64 2,90 2,270 a Rataan 1,13 a 2,27 b 758

SeminarNasional Peternakan dan Peteriner 1998 Uji organoleptik Hasil uji organoleptik terhadap yoghurt dari berbagai macam susu dan pada suhu penyimpanan yang berbeda dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Keterangan : Hurufyang berbeda pada lajur yang sama menunjukkan perbedaan yang sangat nyata (P<0,01) Warna Warna yoghurt yang disukai panelis adalah yoghurt dari susu sapi dan susu kambing, baik yang disimpan pada suhu kamar maupun suhu 5 C. Nilai panelis berkisar antara 6,15 : 6,95. Sedangkan untuk ketiga yoghurt yang lainnya berkisar antara 4,05-4,55. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa suhu dsn macam susu berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap warna yoghurt yang dihasilkan. Bsu Bsu yoghurt yang disukai oleh panelis adalah yoghurt yang berballan dasar susu sapi, baik yang disimpan pada suhu kamar maupun suhu 5 C. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa macam susu dan suhu penyimpanan berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap bau, demikan juga interaksinya berbeda sangat nyata (P<0,01). Interaksi ini menunjukkan bahwa bsu yoghurt dipengaruhi oleh suhu dengan aktivitas mikroorganisme mauptin macam susu yang digunakan. Tekstur Tekstur yang disukai panelis adalah yoghurt dengan bahan dasar susu sapi dan susu kambing, sedangkan tekstur yoghurt yang lainnya tidak disukai panelis. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa macam susu dan suhu penyimpanan berbeda sangat nyata (P<0,01) terhadap tekstur yoghurt yang dihasilkan. Dimana tekstur yoghurt susu sapi dan susu kambing memperoleh nilai tertinggi dari panelis. Rasa Rataan uji organoleptik yoghurt Perlakuan Susu Warna Bau Tekstur Rasa Sapi 6,95 5,12 b 6,75 5,55 a Kental manis 4,60 2,30 f 2,45 2,70 c Krim 4,46 2,10 f 2,00 2,30 c Skim 4,25 2,00 f 1,90 2,05 c Kambing 6,85 4,95 c 7,15 5,25 a 50 C Sspi 6,55 5,35 a 6,55 5,70 a Kental manis 4,05 2,30 e 1,95 2,75 b Krim 4.55 2,05 f 1,95 2,40 c Skim 4,05 2,15 f 1,85 2,10 c Kambing 6,15 4,80 d 6,65 5,25 a Rasa yoghurt yang disukai panelis adalah yoghurt dari susu sapi dan susu kambing, sedangkan yoghurt yang lainnya tidak disukai. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa macam 759

Seminar Nasional Peternakan dan Veteriner 1998 susu dan suhu penyimpanan berpengaruh sangat nyata (P<0,01) terhadap rasa yoghurt, demikh juga interaksinya sangat nyata (P<0,01). Yoghurt susu sapi dan susu kambing memperoleh nil. tertinggi dari panelis, hal ini menunjukkan bahwa panelis menyukai yoghurt dengan bahan das., susu segar. KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa, bahan dasar yang baik untuk pembuata yoghurt berturut-turut adalah dari susu sapi, susu kambing, susu kental manis, susu krim dan sui skim. penyimpanan yoghurt yang dianjurkan adalah 50C dan tidak dianjurkan disimpan pac suhu kamar karena akan mengalami fermentasi terus menerus, kecuali yoghurt akan dikonsum dalam waktu dekat. Disarankan pembuatan yoghurt dari susu sapi, karena kualitasnya sangat bai dan disukai konsumen. DAFTAR PUSTAKA CHARLEY, H. 1984. FoodScience. 2nd.Ed. John Willey and Son, New York. DmmAmAH. 1991. Pengaruh konsentrasi starter L. bulgaricus dan S. thermophilus pada pembuatan yoghu terhadap kadar air, kadar asam laktat dan uji organoleptik. APP Cinagara Bogor. ECKLES, C.H., B.W. CONm, and H. MACY. 1961. Milk and Milk Production. 5th.Ed. Mc Graw-Hill Book C New York. FRAzIER,W.C. and D.C. WESTHOFF. 1980. FoodMicrobiology. 3th.Ed. Mc Graw Hill Book Co. New York. GIRINDRA, A. 1982. Kemungkinan usaha pasteurisasi dalam rangka pembentukan Pusat Pengembang8 Persusuan Nasional. Kerjasama Dirjen Bina Usaha Ternak dan Lembaga Penelitian IPB. Bogor. PuRNomo dan AmoNo. 1987. Ilmu Pangan. Penerbit UI Press. Jakarta. TAmm.-m, A.Y. and R. K. ROBINSON. 1989. Yoghurt Science and Technology. Pergamon Press. Oxford Net York, Paris, Beijing, Frankfurt, San Paulo, Sydney, Tokyo, Toronto.