BAB I PENDAHULUAN. Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. yang mempengaruhinya menjalankan kegiatan. Kondisi manusia dipengaruhi

DEPARTEMEN TEKNIK INDUSTRI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Bagian ini terdiri dari latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, batasan masalah dan sistematika penulisan.

BAB I PENDAHULUAN. bila berada dalam temperatur ekstrim selama durasi waktu tertentu. Kondisi

IV-138 DAFTAR ISTILAH

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. untuk keperluan suatu usaha dimana terdapat sumber-sumber bahaya (UU no. 1/

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

DESAIN PERBAIKAN LINGKUNGAN KERJA GUNA MEREDUKSI PAPARAN PANAS KERJA OPERATOR DI PT. XY

BAB I PENDAHULUAN. PT. Sinar Sosro merupakan salah satu perusahaan industri yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

Indeks Suhu Bola Basah (ISBB)/WBGT (Wet Bulb Globe Temperature Index)

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

Pengertian Iklim Kerja Macam-Macam Iklim Kerja

ANALISIS PERANCANGAN SISTEM VENTILASI DALAM MENINGKATKAN KENYAMANAN TERMAL PEKERJA DI RUANGAN FORMULASI PT XYZ

BAB I PENDAHULUAN. Annis & McConville (1996) dan Manuaba (1999) dalam Tarwaka (2004)

Seminar Nasional IENACO ISSN:

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N 2016

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. produksi perlu dilakukan secara berkesinambungan dan terus-menerus agar

BAB I PENDAHULUAN. mencegah dan berupaya memperbaiki faktor-faktor penyebab kerusakan. menemui atau mendapati produk yang rusak.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. v Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. panas umumnya lebih banyak menimbulkan masalah dibanding iklim kerja dingin,

BAB V ANALISIS DAN INTERPRETASI HASIL

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan harus melakukan perbaikan secara continuous untuk menjaga

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

AUDIT THERMAL LINGKUNGAN KERJA OPERATOR PEELER UNTUK MENINGKATKAN PRODUKTIVITAS DI PT.MAHAKARYA INTI BUANA TESIS. Oleh WILLY TAMBUNAN NIM.

PENGENDALIAN TEKANAN PANAS (HEAT STRESS) LINGKUNGAN KERJA BERDASARKAN METODE ISBB

BAB 1 PENDAHULUAN. Bab 1 Pendahuluan

IDENTIFIKASI BAHAYA PAPARAN PANAS PADA PEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI STRATEGIS PT X TESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

Pathologi Bangunan dan Gas Radon Salah satu faktor paling populer penyebab terganggunya kesehatan manusia yang berdiam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pergerakan udara dan radiasi perpindahan panas) dan pakaian yang digunakan.

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB II Tinjauan Pustaka

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR PANAS PADA PEKERJA BAGIAN BOTTLING PROCESS PT SINAR SOSRO DELI SERDANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. seluruh dunia, dan belum banyak menjadi perhatian bagi peneliti ergonomis di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan aktivitas masyarakat perkotaan dalam berbagai kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. Industri garmen merupakan salah satu industri kerajinan. Industri ini,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB 1 PENDAHULUAN. manusia Indonesia seutuhnya berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945

Manfaat Minum Air Putih

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam dunia industri, kualitas merupakan faktor dasar yang

USULAN PERBAIKAN FASILITAS KERJA UNTUK MENGURANGI STRESS PADA DEPARTEMEN QUALITY CONTROL PT PACIFIC PALMINDO INDUSTRI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

vii Universitas Kristen Maranatha

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN 1-1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB I PENDAHULUAN. ditimbulkan oleh proses reaksi dalam pabrik asam sulfat tersebut digunakan Heat Exchanger

SANITASI DAN KEAMANAN

Pujianto, SE DINAS PERINKOP DAN UMKM KABUPATEN MAGELANG TAHUN 2015

TEMPERATUR EKSTRIM. Heat transfer. Pendahuluan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 9. PENGKONDISIAN UDARA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA

BAB I PENDAHULUAN. pemasakan. Kapasitas produksi mencapai 4000 ton per hari. Sound Level Meter dengan 9 titik pengukuran yang berdasarkan European

STUDI PENERAPAN TOTAL PRODUCTIVE MAINTENANCE (TPM) UNTUK PENINGKATAN EFESIENSI PRODUKSI DI PT. SINAR SOSRO


DAFTAR ISI. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Rumusan Masalah Tujuan Penelitan Manfaat. Penelitian...

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN I.1

ANALISIS TEKANAN PANAS DAN KELUHAN SUBJEKTIF AKIBAT PAJANAN TEKANAN PANAS PADA PEKERJA DI AREA PT UNITED TRACTORS TBK TAHUN 2013

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

KEDARURATAN LINGKUNGAN

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan dan perekonomian mereka masing-masing, sedangkan untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (CPOB). Hal ini didasarkan oleh Keputusan Menteri Kesehatan RI.

ANALISIS KUISIONER LINGKUNGAN KERJA DAN GANGGUAN KESEHATAN PEKERJA DI INDUSTRI GERABAH - JOGJAKARTA

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

I. PENDAHULUAN. Broiler merupakan salah satu sumber protein hewani yang dapat memenuhi

BAB I PENDAHULUAN. Tabel 1.1 Konsumsi per Kapita Seminggu pada Makanan Tahu dan Tempe Jenin Bahan Makanan

BAB I PENDAHULUAN. 1-1 Universitas Kristen Maranatha

Perancangan Desain Ergonomi Ruang Proses Produksi Untuk Memperoleh Kenyamanan Termal Alami

FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN TERJADINYA KRISTALISASI URIN PADA KARYAWAN BAGIAN FURNACE PROCESS PLANT DEPARTMENT PT. VALE INDONESIA TBK.

BAB I PENDAHULUAN I-1

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Permasalahan Kondisi termal tempat kerja merupakan suatu kondisi lingkungan kerja yang dipengaruhi oleh beberapa aspek yaitu dari aspek ligkungan fisik seperti suhu, kelembaban relatif, pergerakan udara serta dari aspek personal seperti insulasi pakaian dan jenis kegiatan. Paparan panas (heat exposure) terjadi ketika tubuh menyerap atau memproduksi panas lebih besar daripada yang dapat diterima melalui proses regulasi termal (thermoregulation process). Peningkatan pada suhu dalam tubuh yang berlebih dapat mengakibatkan penyakit dan kematian (Parsons, 1993). Panas berlebih di tubuh baik akibat proses metabolisme tubuh maupun paparan panas dari lingkungan kerja dapat menimbulkan masalah kesehatan (heat strain) dari yang sangat ringan seperti heat rash, heat syncope, heat cramps, heat exhaustion hingga yang serius yaitu heat stroke. Pada saat seseorang bekerja di lingkungan suhu ekstrim panas maka suhu inti tubuhnya akan mulai naik dan keringat diproduksi oleh tubuh dengan tujuan untuk melepaskan panas berlebih di tubuh melalui proses penguapan keringat. Jika cairan tubuh yang keluar dari tubuh yang berupa keringat tersebut tidak digantikan maka tubuh tidak akan mampu memproduksi keringat kembali menyebabkan temperatur inti tubuh akan terus meningkat yang kemudian akan

menyebabkan timbulnya masalah yang serius (OSH Departement of Labor Wellington New Zealand, 1997). Hampir seluruh organ tubuh dapat bekerja secara maksimal pada temperatur yang relatif konstan sekitar 37 o C. Temperatur tubuh diluar temperatur normal, baik akibat kondisi lingkungan maupun aktivitas fisik dapat menyebabkan kerusakan jaringan-jaringan tubuh (King, 2004). Penelitian yang dilakukan oleh Andrey Livchak yang berjudul The Effect of Supply Air Systems on Kitchen Thermal Environment diperoleh hasil bahwa faktor suhu berpengaruh terhadap produktivitas. Jika suhu pada ruangan meningkat 5,5 o C di atas tingkatan nyaman akan menyebabkan penurunan produktivitas sebesar 30%. Penelitian lain oleh Ora Ola Lina Manurung yang berjudul Identifikasi Bahaya Paparan Panas Pada Pekerja Di Lingkungan Kerja Industri Strategis PT X diperoleh hasil bahwa kontribusi paparan panas menimbulkan gangguan terhadap kesehatan pekerja adalah untuk penurunan tekanan darah sistolik 35%, penurunan tekanan diastolic 36% dan kenaikan suhu tubuh adalah 89,2%. Penelitian Borghi pada pekerja pabrik gelas yang terpapar panas dengan suhu 29 31 o C WBGT di lingkungan kerja selama lebih dari 5 tahun menemukan batu asam urat di saluran kemih pada sekitar 38,8% pekerja yang mengeluh pegal atau nyeri di daerah pinggang dan/atau rasa panas atau sakit saat buang air kecil. Batu asam urat di saluran kemih akan menimbulkan beberapa masalah; selain rasa nyeri, bila berlangsung lama serta tidak ditangani secara seksama, dapat menjadi salah satu faktor penyebab gangguan fungsi ginjal. Akibatnya selain merugikan pekerja, juga perusahaan secara keseluruhan; produktivitas kerja akan menurun, dan biaya kesehatan pekerja akan meningkat.

PT Sinar Sosro merupakan perusahaan yang memproduksi minuman teh dalam botol. Pada proses produksi teh botol didapati kondisi kerja yang terpapar oleh panas. Panas yang dihasilkan di lantai produksi terutama dihasilkan dari mesin-mesin yang digunakan khususnya proses pencucian botol yang menggunakan mesin bottle washer (90-105 0 C) dan proses filler yang memanfaatkan mesin pasteurizer (90-95 0 C) yang menimbulkan paparan panas secara langsung kepada para operator. Ventilasi udara juga dirancang untuk mengurangi proses pengeluaran aliran udara panas keluar. Selain faktor-faktor tersebut, faktor lain seperti material bangunan juga dirancang untuk menjaga panas di lantai produksi seperti jenis atap (roof) yang terbuat dari campuran logam alumunium. Kondisi kerja dalam proses produksi teh botol sosro yang terpapar oleh panas yang tidak dapat dihindari karena bertujuan untuk menjaga higienitas produk dari pencemaran oleh mikroba. Kondisi kerja di lantai produksi yang terpapar panas ini yang menyebabkan keluhan dari para operator seperti keringat yang berlebihan sehingga menimbulkan ketidaknyamanan pada saat bekerja. Ketidaknyamanan yang terjadi kepada para operator akibat paparan panas ini, pada akhirnya dapat menurunkan kinerja operator yang dapat dilihat dari jumlah botol yang tidak sesuai dengan spesifikasi yang ikut lolos untuk diisi produk.

1.2. Rumusan Permasalahan Permasalahan yang dihadapi perusahaan yaitu paparan panas (heat exposure) yang timbul di lantai produksi mengakibatkan operator merasakan ketidaknyamanan dalam bekerja sehingga dapat menurunkan produktivitas. 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian yang dilakukan adalah merancang kondisi termal yang mendukung kenyamanan kerja operator di lantai produksi PT. Sinar Sosro. 1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah dapat memberikan usulan perbaikan terhadap kondisi termal yang dapat memberikan kenyamanan kepada para operator di lantai produksi sehingga dapat meningkatkan kinerja operator dalam pengambilan botol yang tidak sesuai dengan spesifikasi. 1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Batasan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian dikhususkan pada lantai produksi lini 2 pada shift 2 (jam 08:00 sampai 16:00) dan shift 3 (jam 16:00 sampai 00:00) serta usulan perbaikan dibatasi pada pembahasan mengenai paparan panas yang dialami operator di lantai produksi.

Asumsi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu pengukuran kondisi termal yang dilakukan pada ketujuh titik pengukuran dianggap mewakili. 1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Agar lebih mudah untuk dipahami dan ditelusuri maka sistematika penulisan tugas sarjana ini akan disajikan dalam beberapa bab sebagai berikut : BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan diuraikan mengenai latar belakang permasalahan, rumusan permasalahan, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan dan asumsi yang digunakan, alat dan bahan yang digunakan serta sistematika penulisan tugas akhir. BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Dalam bab ini diuraikan sejarah perusahaan, proses produksi dan mesin-mesin yang digunakan di lantai produksi. BAB III LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan mengenai tinjauan-tinjauan kepustakaan yang berisi teori-teori yang mendukung permasalahan, teori mengenai kenyamanan termal, paparan panas, persamaan Heat Stress Index, Predicted Mean Vote.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN Bab ini berisi metodologi yang digunakan untuk mencapai tujuan penelitian meliputi tahapan-tahapan penelitian dan penjelasan tiap tahapan secara ringkas disertai diagram alirnya. BAB V PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memuat data-data hasil penelitian yang diperoleh dari hasil pengamatan dan pengukuran yang dilakukan di lapangan sebagai bahan untuk melakukan pengolahan data yang digunakan sebagai dasar pada pemecahan masalah. BAB VI ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Bab ini memuat analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan data dengan cara membandingkan dengan teori-teori yang ada. Disamping itu, juga diupayakan untuk memberikan perbandingan kondisi kerja yang ada dengan kondisi kerja yang diusulkan. BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini berisikan kesimpulan yang dapat diambil oleh penulis dari hasil penelitian serta rekomendasi saran-saran yang perlu bagi perusahaan.