BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
juga didefinisikan sebagai sebuah titik batas dimana titik G tidak melewatinya, agar kapal selalu memiliki stabilitas yang positif.

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

3 METODE PENELITIAN. Gambar 3 Peta lokasi penelitian

3 METODOLOGI. Serang. Kdy. TangerangJakarta Utara TangerangJakarta Barat Bekasi Jakarta Timur. Lebak. SAMUDERA HINDIA Garut

Pengembangan Software Loading Manual Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT

PENERAPAN KESETIMBANGAN BENDA TERAPUNG

4 STABILITAS STATIS KAPAL POLE AND LINE SULAWESI SELATAN

PENGARUH ELEMEN BANGUNAN KAPAL TERHADAP KOREKSI LAMBUNG TIMBUL MINIMUM

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Kapal Perikanan

PENGARUH FREE SURFACE TERHADAP STABILITAS KAPAL PENGANGKUT IKAN HIDUP. Oleh: Yopi Novita 1*

Metacentra dan Titik dalam Bangunan Kapal

This watermark does not appear in the registered version - 2 TINJAUAN PUSTAKA

Berdasarkan hasil perhitungan terhadap dimensi utamanya, kapal rawai ini memiliki niiai resistensi yang cukup besar, kecepatan yang dihasilkan oleh

ANALISIS TEKNIS STABILITAS KAPAL LCT 200 GT

5 PEMBAHASAN 5.1 Dimensi Utama

WAKTU EVAKUASI MAKSIMUM PENUMPANG PADA KAPAL PENYEBERANGAN ANTAR PULAU

III. METODE PENELITIAN

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Stabilitas

Pengembangan Software Loading Manual Kapal Tanker Ukuran Sampai Dengan DWT

Analisis Perbandingan Stabilitas Dinamis Barge Menggunakan Flounder Plate dengan Single Lead Pendant Pada Operasi Towing

STABILITAS BEBERAPA KAPAL TUNA LONGLINE DI INDONESIA

3 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian

KAJIAN STABILITAS EMPAT TIPE KASKO KAPAL POLE AND LINE STABILITY ANALYSIS OF FOUR TYPES OF POLE AND LINER


ANALISA HIDROSTATIS DAN STABILITAS PADA KAPAL MOTOR CAKALANG DENGAN MODIFIKASI PENAMBAHAN KAPAL PANCING.

Mahasiwa: Jurusan Teknik Sistem Perkapalan, FTK-ITS ABSTRAK

3 HASIL DAN PEMBAHASAN

KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN

5 HASIL DAN PEMBAHASAN

ANALISA PENGARUH LETAK LUNAS BILGA TERHADAP PERFORMA KAPAL IKAN TRADISIONAL (STUDI KASUS KAPAL TIPE KRAGAN)

Analisa Stabilitas Semi-submersible saat terjadi Kebocoran pada Column

KAJIAN TEORITIS STABILITAS KAPAL PAYANG KETIKA BERGERAK MELINGKAR (Kasus pada salah satu Kapal Payang di Pelabuhanratu, Jawa Barat) HER1 RASDIANA

3 KAJIAN DESAIN KAPAL

KAJIAN STABILITAS OPERASIONAL KAPAL LONGLINE 60 GT

Analisa Stabilitas Akibat Konversi Motor Tanker (MT). Niria Menjadi Mooring Storage Tanker

Simulasi pengaruh trim terhadap stabilitas kapal pukat cincin

MODIFIKASI ARMOURED PERSONNEL CARRIER (APC) TIPE BTR-50P UNTUK MENINGKATKAN STABILITAS

Istilah istilah yang ada di teori bangunan kapal Istilah istilah yang ada pada konstruksi bangunan kapal Jenis-jenis kapal

KARAKTERISTIK KM. ZAISAN STAR AKIBAT PERUBAHAN MUATAN

ALBACORE ISSN Volume I, No 1, Februari 2017 Hal

Apabila tangki terisi penuh oleh fluida cair, maka fluidatersebutcenderungtidakakanberpindah/ bergerak pada tangki apabila kapal mengalami

3 METODOLOGI. Gambar 9 Peta lokasi penelitian.

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

6 KESELAMATAN OPERASIONAL KAPAL POLE AND LINE PADA GELOMBANG BEAM SEAS

FINAL KNKT KOMITE NASIONAL KESELAMATAN TRANSPORTASI REPUBLIK INDONESIA

EVALUASI PERBANDINGAN DRAFT KAPAL IKAN FIBERGLASS DAN KAYU BERDASARKAN SKENARIO LOADCASE, STUDI KASUS KAPAL IKAN 3GT

DESAIN ULANG KAPAL PERINTIS 200 DWT UNTUK MENINGKATKAN PERFORMA KAPAL

DESAIN KAPAL TANKER 3500 DWT

PENGARUH KARAKTERISTIK GEOMETRI TERHADAP STABILITAS KAPAL

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka belitung

Stabilitas Statis Kapal Bottom Gillnet di Pelabuhan Perikanan Nusantara Sungailiat Bangka Belitung

Bangunan dan Stabilitas Kapal Perikanan 1

Kondisi Kapal Muatan Penuh:

ANALISA TEKNIS DAN EKONOMIS KAPAL KMP. SAPTA PESONA UNTUK JALUR PELAYARAN PANTAI BANDENGAN PULAU PANJANG JEPARA YANG MENGALAMI PERUBAHAN FUNGSI

Marine Fisheries ISSN: Vol. 1, No. 2, November 2010 Hal:

A.A. B. Dinariyana. Jurusan Teknik Sistem Perkapalan Fakultas Teknologi Kelautan ITS Surabaya 2010

Desain Ulang Kapal Perintis 200 DWT untuk Meningkatkan Performa Kapal

DINAMIKA KAPAL. SEA KEEPING Kemampuan unjuk kerja kapal dalam menghadapi gangguan-gangguan disaat beroperasi di laut

Panduan Praktikum 2009

PUTUSAN NOMOR HK.2010/24/VIII/MP.12 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA PUTUSAN MAHKAMAH PELAYARAN TENTANG

KAJIAN KEKUATAN KOLOM-PONTON SEMISUBMERSIBLE DENGAN KONFIGURASI DELAPAN KOLOM BERPENAMPANG PERSEGI EMPAT AKIBAT EKSITASI GELOMBANG

Panduan Praktikum Mekanika Fluida 2013

KATA PENGANTAR. Jakarta, Desember Penyusun

STABILITAS STATIS KAPAL KAYU LAMINASI TUNA LONGLINE 40 GT

4 HASIL PENELITIAN. Tabel 6 Spesifikasi teknis Kapal PSP 01

5. KAJIAN DAN PEMBAHASAN

SIMULASI STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA ARIYANTO

Keseimbangan benda terapung

DISTRIBUSI MUATAN DAN PENGARUHNYA TERHADAP STABILITAS KAPAL IRA RAHMAWATI

BAB IV BUOYANCY DAN STABILITAS BENDA MENGAPUNG

Soal :Stabilitas Benda Terapung

PERANCANGAN KAPAL SELAM BERDASARKAN KAJIAN BERAT, DAYA APUNG & STABILITAS STATISNYA

KUALITAS STABILITAS KAPAL PAYANG PALABUHANRATU BERDASARKAN DISTRIBUSI MUATAN. Quality of Payang Boat and Stability

Desain Self-Propelled Barge Pengangkut Limbah Minyak Di Kawasan Pelabuhan Indonesia III

Beban hidup yang diperhitungkan pada dermaga utama adalah beban hidup merata, beban petikemas, dan beban mobile crane.

Keseimbangan benda terapung

Marine Fisheries ISSN: Vol. 2, No. 2, November 2011 Hal:

2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kapal Perikanan

Kajian Kecepatan Dan Kestabilan Pada Beberapa Bentuk Kapal Pukat Cincin (Small Purse-Seiner) Di Sulawesi Utara

STABILITAS STATIS KAPAL PAYANG MADURA (Kasus pada Salah Satu Kapal Payang di Pamekasan) RIZKI MULYA SARI

KUMPULAN SOAL JAWAB STABILITAS KAPAL

DESAIN KAPAL PENUMPANG BARANG UNTUK PELAYARAN GRESIK-BAWEAN

Perancangan Buoy Mooring System Untuk Loading Unloading Aframax Tanker Di Terminal Kilang Minyak Balongan

BAB III PERENCANAAN PERAIRAN PELABUHAN

6 RANCANGAN UMUM KPIH CLOSED HULL

ZIG-ZAG TEST DAN TURNING CIRCLE TEST DALAM OLAH GERAK CIKAR PADA KAPAL TANGKER DRAGON REIGN A B S T R A K

MENGHITUNG STABILITAS KAPAL. NPN - Prod/K.02. Kompetensi : Bangunan dan Stabilitas Kapal

ANALISA PERFORMANCE KAPAL IKAN TRADISIONAL KM. RIZKY MINA ABADI DENGAN ADANYA MODIFIKASI PALKA IKAN BERINSULASI POLYURETHANE

FISIKA XI SMA 3

OPTIMALISASI DERMAGA PELABUHAN BAJOE KABUPATEN BONE

Kajian rancang bangun kapal ikan fibreglass multifungsi 13 GT di galangan kapal CV Cipta Bahari Nusantara Minahasa Sulawesi Utara

ANALISIS STABILITAS KAPAL ISAP TIMAH MODEL KATAMARAN (CATAMARAN)

ANALISA PENERAPAN BULBOUS BOW PADA KAPAL KATAMARAN UNTUK MENINGKATKAN EFISIENSI PEMAKAIAN BAHAN BAKAR

Perancangan Sistem Transmisi Untuk Penerapan Energi Laut

ANALISIS STABILITAS BANGUNAN PEMECAH GELOMBANG BATU BRONJONG

PENGARUH KELEBIHAN DAN PERGESERAN MUATAN DI ATAS KAPAL TERHADAP STABILITAS KAPAL

HUBUNGAN ANTARA BENTUK KASKO MODEL KAPAL IKAN DENGAN TAHANAN GERAK Relationship Between Hull Form of Fishing Vessel Model and its Resistance

STUDI PENGARUH VARIASI COG JACKET DAN SUDUT TRIM BARGE SAAT JACKET LAUNCHING

PERANCANGAN SISTEM TRANSMISI UNTUK PENERAPAN ENERGI LAUT. By : Zeno ( )

Transkripsi:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum. 2.1.1 Defenisi Stabilitas Stabilitas adalah merupakan masalah yang sangat penting bagi sebuah kapal yang terapung dilaut untuk apapun jenis penggunaannya, untuk mengangkut penumpang - muatan, untuk menangkap ikan dan lain - lainnya. Meskipun pada waktu pembuatannya digalangan telah diperhitungkan segi - segi kemanan yang menyangkut stabilitasnya, namun demikian setelah kapal beroperasi dilaut, maka keamanan dalam hal stabilitasnya akan menjadi tanggung jawab para mualim dan nakhodanya. Dari berpuluh - puluh kejadian yang dibahas dalam Sidang Mahkamah Pelayaran, maka kurang lebih 40% adalah menyangkut kecelakaan tenggelamnya kapal disebabkan oleh keadaan stabilitas yang kurang baik ataupun cara pemuatan kapal yang salah diatas kapal yaitu tanpa memperhitungkan keadaan stabilitasnya. Akibat dari kecelakaan tersebut adalah nilai kerugian materi yang tidak sedikit dan bahkan menyangkut korban jiwa manusia serta akibat kecelakaan lainnya seperti pencemaran lingkungan. Oleh karena itu para mualim maupun nakhoda dari sebuah kapal - perlu sekali memahami pokok - pokok pengertian dan dasar -dasar perhitungan stabilitas kapal. Sehingga dengan demikian maka masalah - masalah stabillitas sebuah kapal ketika sedang beroperasi dilaut dapat dipecahkan tidak dengan cara mengira - ngira saja, akan tetapi juga berdasarkan suatu teori dan rumus - rumus perhitungan tertentu, sehingga

dengan demikian dapat dipertanggung jawabkan kebenarannya. (Capt.H.Rubianto M.Mar, 2013). 2.1.2 Titik-Titik Penting Dalam Stabilitas antara lain: Menurut Capt. H. Rubinto M.Mar (2013), titik-titik penting dalam stabilitas Gambar 2. 1 Titik-titik penting dalam stabilitas kapal 1. Keterangan: b = Lebar Kapal CL WL d M K G B = Centre Line = Water Line = draft = Sarat kapal = Titik Metacentrum = lunas kapal = Titik berat kapal = titik apung

2. Rumus : KM = KG + GM Ref. 1 GM = Indikator dari kemampuan stabilitas yang dimiliki oleh sebuah kapal KM = KB + BM Ref. 2 GM = KM - KG Ref. 3 GM BM = KB + BM KG = Ref. 4 Ref. 5 Lengan Penegak (GZ) = GM Sin α Ref. 6 Moment Penegak Dalil Moment (KG) = W x GZ = Ref. 7 Ref. 8 Hukum Geser (GG 1 ) = Ref. 9 Percobaan Stabilitas(GM) = Ref. 10 Periode Oleng (T) = ft atau m Ref. 11 3. Definisi-definisi : Titik Lunas kapal (K) adalah titik paling bawah dari sebuah kapal. Titik Apung Kapal (B) adalah titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja kearah atas atau juga sebagai titik berat dari bagian badan yang terpendam dalam air. Untuk kapal yang Dasarnya berbentuk U dasarnya berbentuk V dasarnya berbentuk Lengkung (tidak U dan Tidak V). Maka : KB = 0,5 d KB = 0,66 d KB = 0,53 d Ref. 12

Gambar 2. 2 Bentuk Bagian Kapal Yang Terbenam Titik Metacentrum (M) adalah titik potong antara garis yang tegak lurus yang ditarik dari titik apung (B) dari sebuah kapal yang menyenget / miring paling banyak 15 dengan bidang tengah kapal. Titik Berat (G) adalah titik tangkap dari semua gaya-gaya yang bekerja kebawah, letak titik G tergantung dari pembagian bobot dikapal. 2.1.3 Macam-macam Stabilitas Kapal macam yaitu: Menurut Capt. H. RubiantoM.Mar (2013), stabilitas kapal dibedakan atas 3 a. Stabilitas positif (stabil) Sebuah kapal dikatakan mempunyai stabilitas positif bila M berada diatas G dalam hal ini moment stabilitas adalah positif. Kapal yang baik dengan GM reasonable = 5% x B (lebar kapal). Ref. 13 Gambar 2. 3 Stabilitas positif

b. Stabilitas Negatif (labil = Unstable Equilibrum) Sebuah kapal dikatakan mempunyai stabilitas negatif, bila M terletak dibawah G dalam hal ini momen stabilitas adalah negatif. Gambar 2. 4 Stabilitas Negatif c. Stabilitas Netral (Equilibrum=bimbang) Sebuah kapal dikatakan mempunyai stabilitas bimbang, bila M jatuh sama dengan G, dalam hal ini momen Stabilitas (=Momen penegak) = 0. Gambar 2. 5 Stabilitas Netral

2.2. Deskripsi MOSES MOSES singkatan dari Multi-Operational Structural Engineering Simulator, dikembangkan oleh Ultramarine Inc. Merupakan software yang berisi tentang kombinasi paket kelautan dan struktural yang dibentuk untuk menggambarkan suatu sistem dan menjalankan simulasi termasuk analisis tekanan pada fase-fase yang berbeda dari simulasi yang timbul dari kondisi kelautan. Pada dasarnya, MOSES mampu menerapkan model 3 dimensi dari suatu kapal (vessel) untuk suatu struktur tabung. Penggunanya juga dapat mengkombinasikan 2 struktur atau lebih dalam berbagai cara dan melakukan analisa baik itu statis, domain frekuensi ataupun domain waktu. Program tersebut menghitung hidrostatik, stabilitas, daya tahan penarik (tow), penambatan (mooring), peluncuran (launching), pengangkatan/pembalikan posisi (lifting/upending), dll dengan menggunakan input dasar yang sama. 2.3. Prosedur Permodelan Untuk tujuan analisis, model hidrodinamik MOPU lambung (hull), kaki penyangga (legs), rangka (braces), fondasi geladak/kotak stabilitas (mat foundation/stability boxes) diciptakan menggunakan software Ultramarine s Multi- Operational Structural Engineering Simulator (MOSES). Hambatan angin (Windage) yang berada di dek diatas lambung MOPU dihasilkan sebagai titik poin.

2.4. Sistem Koordinat Sistem koordinat ini digunakan dalam penggambaran MOPU pada sotftware MOSES agar memudahkan dalam menentukan titik sebagai patokan dalam proses penggambaran tottop Lambung Gambar 2. 6 Sistem Koordinat Sumber: Data MOPU yang diteliti Notes: X dari haluan lambung (hull), angka positif ke arah buritan (stern) Y dari garis pusat memanjang, angka positif ke arah sisi kanan Z dari garis dasar lambung (hull), angka positif menghadap atas

2.5. Kriteria MOPU Mengutip dari: Code on Intact Stability for All Type of Ships Covered by IMO Instruments Resolution A. 749 (18), [Ref. 5] thn 2008. 1. Momen penegak dan kurva momen kemiringan angin a. Kurva momen penegak dan momen kemiringan angin yang sama dengan perhitungan pendukung harus disediakan meliputi jarak keseluruhan pengoperasian sarat/draft (draught) termasuk semua yang ada dalam kondisi pengangkutan, memperhitungkan daya maksimum kargo dek dan peralatan dalam keadaan yang paling tidak menguntungkan. Kurva momen penegak dan kurva momen kemiringan angin harus berkaitan dengan poros yang paling penting. Perhitungan harus diambil dari permukaan bebas air dalam tangki. b. Tempat peralatan yang bersifat dapat diturunkan atau dikemas, kurva momen kemiringan angin tambahan mungkin dibutuhkan dan data tersebut harus menunjukan secara jelas posisi peralatan tersebut. c. Kurva kemiringan angin harus digambarkan untuk kekuatan angin yang dihitung sbb: Umumnya, kecepatan minimum angin 36 m/s (70 knots) untuk pelayanan lepas pantai harus digunakan untuk kondisi pengoperasian normal dan kecepatan minimum angin 51.44 m/s (100 knots) harus digunakan untuk beberapa kondisi badai. Dimana suatu unit harus dibatasi dalam pengoperasian pertimbangan lokasi terlindungi (air pedalaman yang dilndungi seperti danau, teluk,

rawa, sungai, dll) harus diberikan untuk kecepatan angin pelan yang tidak kurang dari 25.72 m/s (50 knots) untuk kondisi pengoperasian normal. d. Dalam memperhitungkan area yang diamati hingga permukaan vertikal (vertikal plane), area permukaan yang terkena angin dikarenakan kemiringan (heel) atau beban tidak rata (trim), seperti undertake deck dll, harus dimasukkan menggunakan faktor bentuk yang tepat. Mengembangkan struktur rangka open truss dapat diperkirakan dengan mengambil 30% dari area yang diperhitungkan baik dari bagian depan dan belakang yaitu 60% dari salah satu sisi area yang diperhitungkan. e. Dalam memperhitungkan momen kemiringan angin, tuas perubahan kekuatan angin harus digerakkan secara vertikal dari pusat tekanan semua permukaan yang terkena angin ke pusat ketahanan lateral dari bagian bawah dari unit tersebut. Unit tersebut harus diasumsikan bebas mengapung dari ikatan penambat (mooring). f. Kurva momen kemiringan angin harus diperhitungkan untuk jumlah sudut kemiringan yang cukup untuk menentukan kurvanya. Untuk lambung yang berbentuk kapal, kurvanya dapat diasumsikan berbeda sebagai fungsi rasio kosinus dari kemiringan kapal.