BAB I PENDAHULUAN. manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Sedangkan kebugaran mempunyai beberapa istilah yang sering

BAB I PENDAHULUAN. masalah yang ada, sangat kompleks sekali masalah demi masalah yang

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kejayaan suatu bangsa dapat dilihat dari hasil hasil prestasi yang diraih

BAB I PENDAHULUAN. stabilitas sendi dapat menurunkan proprioseptif dan koordinasi yang dapat. mengakibatkan meningkatkan risiko cedera.

SKRIPSI PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK DAN EKSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII

BAB I PENDAHULUAN. seperti di Indonesia. Sebagai negara yang sedang berkembang maka. Gerak merupakan elemen essential bagi kesehatan individu yang

protein adalah bahan utama pembentuk otot. dengan control sikap (stabililisasi), dimana stabilisasi akan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

BAB I PENDAHULUAN. gastrocnemius merupakan otot tipe slow twitch (tipe 1). Otot gastrocnemius

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dilakukan oleh manusia, manusia sebagai makhluk yang mempunyai aktifitas

BAB I PENDAHULUAN. dan mobilisasi yang baik, tidak ada keluhan dan keterbatasan gerak terutama

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. gerak: nyeri cukup berat, sedangkan pada terapi ke-6 didapatkan hasil bahwa

BAB I PENDAHULUAN. 28,6% dari total jumlah penduduk Indonesia sebanyak 222 juta BPS, Proyeksi

BAB I PENDAHULUAN. merupakan populasi yang besar. Menurut World Health Organization,2007 sekitar

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat berinteraksi atau beradaptasi dengan lingkungan. Hal ini merupakan

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan, sehingga membuat manusia menjadi kurang bergerak (hypokinetic),

SISTEM MUSKULOSKELETAL PADA MANUS. Regita Tanara / B1

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (ruangan),yang jika digabung artinya menjadi sepak bola dalam ruangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

PENGARUH LATIHAN LARI INTERVAL TERHADAP KECEPATAN LARI PADA PEMAIN SEPAK BOLA DI SEKOLAH SEPAK BOLA RUKUN AGAWE SANTOSA (RAS) KLATEN NASKAH PUBLIKASI

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN LATIHAN DOSIS SUBMAKSIMAL OTOT TRICEPS BRACHII TERHADAP KEKUATAN PUKULAN OI ZUKI ATLET KARATE

BAB I PENDAHULUAN. mana jika kesehatan terganggu maka akan dapat mempengaruhi. kemampuan seseorang dalam melakukan aktifitas sehari-hari.

BAB I PENDAHULUAN. berfungsi sebagai barometer kemajuan dan alat ukur cita cita manusia. Juga

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mencapai tujuan tersebut ada beberapa hal yang dibutuhkan oleh. satu faktor yang penting lainnya adalah faktor fisik.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. modern yang memahami betul akan pentingnya kesehatan dalam. menunjang berbagai aktivitas dan penampilan (performance) mereka.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. usia 56 tahun dengan kondisi Hernia Nucleus Pulposus (HNP) pada L5-S1

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengambilan data penelitian telah dilakukan di SMK Kesehatan PGRI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Otot rangka tersusun dari serat-serat otot yang merupakan unit. penyusun ( building blocks ) sistem otot dalam arti yang sama dengan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dalam kegiatannya yaitu penggunaan remote control, komputer,

BAB I PENDAHULUAN. hidup sehat maka seseorang dapat menjalani kehidupan dan pekerjaannya dengan

BAB I PENDAHULUAN. dan anggota gerak bawah. Yang masing-masing anggota gerak terdiri atas

Tinjauan Umum Jaringan Otot. Tipe Otot

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia) dan Polri (Polisi Republik Indonesia) sebagai intinya (Sumarsono,

processus coracoideus dan berinsertio pada tanpa pengecualian. Pencapaian prestasi olahraga memiliki

PENGARUH LATIHAN TRICEP PRESS DOWN DAN SEATED ROWING TERHADAP PENINGKATAN DAYA TAHAN OTOT LENGAN PADA ATLET PANAHAN DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Quadriceps. Berturut-turut berikut disajikan mengenai deskripsi data, uji. A. Deskripsi Data

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA TEORI, KERANGKA KONSEP, HIPOTESIS

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. VO2max dianggap sebagai indikator terbaik dari ketahanan aerobik.

BAB I PENDAHULUAN. Olahraga adalah aktivitas fisik yang bertujuan untuk meningkatkan

Perbedaan Pengaruh Metode Latihan Beban Terhadap Kekuatan Dan Daya Tahan Otot Biceps Brachialis Ditinjau Da

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di zaman era globalisasi yang sudah berkembang pesat dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

LATIHAN WEIGHT TRAINING DENGAN METODE CIRCUIT TRAINING TERHADAP HYPERTHROPY OTOT

BAB I PENDAHULUAN. kebiasaan gerak tubuh yang benar maka akan terus menerus dipertahankan di

BAB I PENDAHULUAN. Ada empat dasar yang menjadi tujuan seseorang melakukan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. fungsional untuk menjadikan manusia menjadi berkualitas dan berguna

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembinaan kondisi fisik merupakan syarat mutlak untuk mencapai prestasi

BAB I PENDAHULUAN LatarBelakang

Latihan Kondisi Fisik (Latihan Kemampuan Dasar) Oleh: dr. Hamidie Ronald,M.Pd, AIFO

Perbedaan Pengaruh Pemberian Strenghthening Exercise Jenis Kontraksi Concentric Dengan Eccentric Terhadap Peningkatan Kekuatan Otot Biceps Brachii

BAB I PENDAHULUAN. untuk diamati karena dari tahun ke tahun jumlahnya cenderung meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. kuratif saja, tetapi juga usaha promotif, preventif, dan rehabilitatif. Gerak yang

BAB II LANDASAN TEORI. A. Tinjauan Pustaka. Otot quadricep adalah otot ekstensor yang besar pada tungkai, menutupi

BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. medali pada sejumlah kegiatan perlombaan seperti Sea Games, Asean Games,

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan baik dari segi fisik, teknik, taktik dan mental. Cabang olahraga

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berbeda. Periode tersebut adalah periode pre-natal dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam olahraga. Kelincahan pada umumnya didefinisikan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

SPORTS MEDICINE: ADAPTASI PADA OTOT RANGKA SETELAH MELAKUKAN LATIHAN BEBAN (HIGH-RESISTANCE EXERCISE) DAN OLAHRAGA KETAHANAN OTOT (ENDURANCE EXERCISE)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan jaringan untuk memperbaiki diri/ mengganti diri dan. mempertahankan struktur dan fungsi normalnya sehingga tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

Fungsi Jaringan Otot. Pergerakan. Mempertahanlan postur tubuh. Menstabilkan sendi. Menghasilkan panas

Perbedaan Pengaruh Penambahan Latihan Kekuatan Otot Lengan dengan Metode Oxford pada Latihan Transfer

BAB I PENDAHULUAN. A. LatarBelakang Masalah. Lari jarak pendek (sprint) adalah lari yang menempuh jarak antara 100

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

DASAR DASAR OLAHRAGA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. sistematis dari berlatih, yang dilakukan secara berulang-ulang dengan kian

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

KEKUATAN PENGERTIAN KEKUATAN

BAB I PENDAHULUAN. seluruh aktifitas manusia dalam hidupnya dilakukan dengan bergerak.

BAB I PENDAHULUAN. termasuk pula kebanyakan orang indonesia. Remaja pun juga begitu. mereka tidak segan- segan melakukan banyak kegiatan ekstra selain

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang paradigma hidup sehat hendaknya dilakukan dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kimiawi, listrik, dan mekanik untuk menghasilkan potensial aksi yang dihantarkan

PENGARUH FREE ACTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN RANGE OF MOTION SENDI LUTUT WANITA LANJUT USIA

MANSUR FIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Dengan bertambahnya jumlah penduduk dan semakin tingginya. tuntut untuk memperbaiki kualitas kehidupan manusia, karena banyak

BAB I PENDAHULUAN. Manusia setiap hari melakukan gerakan untuk melakukan suatu tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Laporan Praktikum. Fisiologi Hewan. Berbagai Rangsangan Pada Sediaan Otot Saraf

BAB I PENDAHULUAN. Pada even olahraga kompetisi, power merupakan salah satu unsur penting

BAB I PENDAHULUAN. Anak merupakan generasi muda yang memiliki potensi untuk. meneruskan cita-cita perjuangan bangsa yang sedang tumbuh dan

PENGARUH PENAMBAHAN NEUROMUSCULAR ELECTRICAL STIMULATION (NMES) PADA STRETCHING TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT FLEKSOR WRIST PADA ATLET

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. tahun dengan diagnosa medis CTS dextra diperoleh permasalahan berupa

PENGARUH PEMBERIAN LATIHAN BEBAN DENGAN METODE DE LORME DAN METODE OXFORD TERHADAP PENINGKATAN KEKUATAN OTOT BICEPS BRACHII NASKAH PUBLIKASI

PERUBAHAN FISIOLOGIS KARENA LATIHAN FISIK Efek latihan a. Perubahan biokhemis b. Sistem sirkulasi dan respirasi c. Komposisi badan, kadar kholesterol

PERBEDAAN PENGARUH NEUROMUSCULER ELECTRICAL STIMULATION

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan satu kesatuan dari tulang, sendi, otot dan saraf. Anggota gerak ini

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Olahraga merupakan suatu kebutuhan bagi setiap manusia.dikarenakan manusia adalah mahluk yang bergerak. Dalam melakukan aktifitasnya manusia tidak pernah terlepas dari proses gerak, sebab tidak ada kehidupan tanpa adanya gerakan. Gerak dapat di bagi menjadi dua yaitu gerak aktual dan gerak potensial. Gerak aktual yaitu gerakan yang mampu dilakukan oleh seorang individu dan gerak potensial yaitu gerak yang seharusnya biasa dicapai oleh seseorang individu tersebut dalam memenuhi kebutuhan aktivitas fisik. Kebanyakan individu sangat sulit untuk mencapai aktivitas fisik yang diperlukan, dikarenakan tidak didukung oleh kebugaran. Kebugaran terdiri dari daya tahan aerobik, kekuatan otot, daya tahan otot, flesibilitas/ kelenturan, power/ daya ledak, waktu reaksi koordinasi, keseimbangan, kecepatan, dan agilitas/kelincahan (Norton,2013). Untuk mencapai kebugaran dapat dilakukan dengan berolahraga.. Olahraga dapat dilakukan oleh seluruh kalangan masyarakat tanpa memandang suku, ras, agama, latar belakang pendidikan, ataupun status ekonomi. Baik laki laki maupun wanita dapat melakukan aktifitas olahraga. Berolahraga terutama dikalangan anak muda banyak dilakukan di tempat-tempat fitness, misalkan menggunakan dumbbell, leg pess, leg curl dan alat beban lainnya, semua aktivitas itu tidak terlepas dari fungsi otot. Otot sebagai salah satu komponen yang dapat menghasilkan gerakan melalui kontraksinya membutuhkan suatu kekuatan untuk 1

2 menghasilkan performance yang tinggi. Alat beban yang paling banyak digunakan anak muda yaitu dumbbell, alat tersebut menggunakan fungsi lengan atas. Dimana fungsi lengan atas tersebut ditunjang oleh kerja otot Biceps Brachii, maka dari itu skripsi ini akan membahas tentang kekuatan otot Biceps Brachii. Kekuatan otot Biceps Brachii adalah kemampuan otot Biceps Brachii menghasilkan tegangan dan tenaga selama usaha maksimal baik secara dinamis maupun statis. Kekuatan otot Biceps Brachii dapat juga diartikan sebagai kekuatan maksimal otot Biceps Brachii untuk menahan atau mengangkat beban secara maksimal (Reuter,2012). Kekuatan otot dapat bertambah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: (1) Usia dan Jenis kelamin, karena usia dan jenis kelamin sangat mempengaruhi kekuatan otot. Kekuatan otot mulai timbul sejak lahir sampai dewasa dan terus meningkat terutama pada usia 20 sampai 30 tahun. Pada umumnya pria lebih kuat dibandingkan dengan wanita. Perbandingan kekuatan otot pria dan wanita adalah 3/3 : 2/3. Kekuatan otot pria muda hampir sama dengan wanita muda (usia 0-10 tahun) sampai menjelang usia puber. Setelah itu pria akan mengalami peningkatan kekuatan otot yang signifikan dibandingkan dengan wanita (Kisner, 2007). Otot akan mengalami penurunan kekuatan pada usia diatas 30 tahun dan tampak lebih nyata pada usia diatas 50 tahun. Peningkatan kekuatan ini berkaitan dengan peningkatan massa otot setelah puber, karena setelah masa puber massa otot pria 50 % lebih besar dibandingkan dengan massa otot wanita, dan diatas usia 60 tahun kekuatan otot pria dan wanita tinggal 80%.

3 (2) Ukuran Cross Sectional Otot yaitu Semakin besar diameter serabut otot maka akan semakin kuat. Diameter pada serabut-serabut otot yang utuh besarnya adalah 10 sampai 100 mikron dan panjangnya bervariasi sesuai dengan panjang otot itu sendiri. Setiap miofibril yang dipisahkan oleh sitoplasma dan tersusun pararel sepanjang sumbu sel mempunyai ukuran diameter berkisar antara 0,5 sampai 2 mikron dan terbagi menjadi beberapa miofilamen. Setiap miofilamen terdiri dari filamen tipis (aktin) dan filamen tebal (miosin). Terdapat hubungan yang sangat kuat antara fisiologis potongan melintang area dan tegangan maksimal otot ketika dilakukan stimulasi elektrik. Namun variabilitas potongan melintang area pada suatu otot akan berbeda setiap saat karena pengaruh latihan dan inaktifitas (Kisner, 2007). (3) Recruitment Motor Unit adalah fungsional dari sistem neuromuscular yang terdiri dari anterior horn cell, yang merupakan tempat keluaran alpha motor neuron dan serabut otot yang terdiri dari slow twitch fiber dan fast twitch fiber. Jumlah serabut otot yang dipersarafi oleh sebuah serabut saraf motorik berkisar antara tiga sampai beberapa ratus serabut otot. Dalam keadaan normal serabut-serabut otot yang dipersarafi oleh suatu serabut saraf akan berkontraksi sebagai satu kesatuan otot. Peningkatan rekuitmen motor unit akan meningkatkan kekuatan otot. Dengan sedikit motor unit maka kontraksi otot yang dihasilkan semakin kecil, tetapi kontraksi dengan tenaga besar akan mengaktifkan banyak motor unit. Tidak semua motor unit pada serabut otot aktif pada saat yang sama. Pada kontrol neural fast twitch fiber dan slow twitch fiber akan memodulasi secara selektif jenis serabut yang akan digunakan sesuai dengan karakteristiknya. Jenis

4 latihan akan mempengaruhi motor unit yang aktif, pada resistence exercise atau latihan untuk meningkatkan kekuatan otot akan lebih mengaktifkan fast twitch fiber sedangkan pada latihan untuk meningkatkan endurence akan lebih mengaktifkan slow twitch fiber. Dengan intensitas yang tinggi dan durasi yang lama maka akan meningkatkan jumlah motor unit (Kisner, 2007). (4) Hypertrophy merupakan kapasitas kekuatan otot secara langsung berhubungan dengan fisiologi cross sectional area pada serabut otot. Dengan desain latihan yang spesifik dapat meningkatkan kekuatan otot, dan ukuran serabut otot skeletal yang disebut hypertropi. Faktor yang berperan pada hypertropi meliputi; peningkatan jumlah protein pada serabut otot, peningkatan kepadatan kapiler, perubahan biokimia pada serabut otot (Kisner, 2007). Selain faktor faktor tersebut kekuatan otot juga dapat di tingkatkan dengan latihan beban. Beban yang digunakan pada latihan dapat berupa beban konvensional (beban yang dihasilkan dari berat tubuh sendiri), dan beban bebas yaitu menggunakan beban yang bukan berasal dari berat badan itu sendiri melainkan dengan menggunakan beban tambahan seperti lempengan besi, dumdbell, elastic resistance band, dan lain-lain. Dumdbell crul adalah alat yang digunakan untu melatih otot Biceps Brachii dengan cara melakukan gerakan fleksi dan ekstensi elbow joint, yang terbuat dari lepengan besi yang telah di desain dan berguna untuk melatih kekuatan otot. Pada dumdbell curl terdapat berbagai jenis beban sehingga memudahkan klien dalam memilih beban yang sesuai dengan berat beban yang diperlukan, jika beban sesuai dan cara tehnik latihan yang dilakukan

5 tepat sehingga kita dapat melatih otot biceps brachii dengan hasil yang maksimal. dumbbell curl juga mudah didapatkan karena dumbbell crul banyak dijual dipasaran dengan harga yang relative terjangkau dilakangan masyarakat (Rai,2011). Elastic resistance band adalah merupakan alat yang terbuat dari karet yang berbahan latex, dengan memiliki pegangan di kedua ujungnya yang berfungsi sebagai pegangan dalam latihan. Elastic resistance band juga sangat portable, serbaguna dan memiliki biaya yang relative terjangkau. Elastic resistance band memiliki jenis level dari berbagai jenis warna : yellow (thin), red (medium), green (heavy), blue (extra heavy), black (special heavy), silver (super heavy) dan gold (max). Untuk menentukan beban yang dibutuhkan pada Elastic resistance band yaitu dengan cara menambah tarikan, semakin panjang tarikan semakin berat beban yang dihasilkan (Akron, 2006). Pada latihan beban banyak metode yang dapat digunakan salah satu diantaranya adalah DCER (Dinamic Constant External Resistand). Metode ini merupakan suatu bentuk latihan beban dimana anggota tubuh bergerak melalui ROM terhadap beban external (free weight) yang menggunakan beban bebas. DCER di gunakan sebagai pengganti latihan isotonic exercise, tetapi pada DCER beban external yang digunakan bersifat constant, sehingga kontraksi pada saat latihan menghasilkan tegangan otot yang sama. Seorang terapis harus memperhatikan kondisi otot klien, pada saat latihan dengan beban yang konstan karena ketegangan otot yang dihasilkan akan beresiko terjadinya cidera, jika otot belum mampu mengangkat beban yang lebih

6 besar (Kisner, 2007). Metode DCER dapat diaplikasikan ke banyak alat dalam latihan beban, diantaranya alat berupa dumbbell curl dan elastic resistance band tersebut. Metode DCER menggunakan dumbbell dan resistand band (latihan beban) dapat menambah kekuatan otot karena terjadi perubahan sebagai berikut : meningkatkan kapasitas sistem ATP-PC, meningkatnya simpanan ATP-PC pada otot, meningkatnya aktivitas enzim-enzim yang memecahkan dan membentuk ATP, meningkatnya kapasitas glikolitik, meningkatnya aktivitas enzim glikolitik. Dan terjadi adaptasi otot tersebut berupa adaptasi neurogical, adaptasi metabolik, adaptasi struktur. Adaptasi neurogical ini mengalami tahapan berikut : (1) Peningkatan koordinasi inter-muscular. Hal ini meningkatkan kerjasama antara grup otot yang berbedan efisiensi gerakan koordinasi. Perubahan ini terjadi selama 2-3 minggu pertama setelah latihan rutin, (2) Peningkatan koordinasi intra-muscular. Hal ini meningkatkan kerjasama antara serabut otot untuk meningkatkan produksi tenaga. Perubahan ini terjadi selama 4-6 minggu. (3) Peningkatan hypertropi otot. Adaptasi ini merupakan restrukturisasi pada jaringan otot sebagai peningkatan fungsional pada massa otot. Otot menambahkan elemen kontraktil dan menambahkan integritas struktural. Penambahan jaringan konektif ini meningkatan ketahanan jaringan terhadap cedera. Adaptasi ini terjadi pada 2-5 bulan setelah adaptasi awal latihan beban (Ricky, 2013). Kekuatan otot dapat diukur dengan beban 1RM (1 repetisi maksimal), yaitu usaha otot dalam mengangkat beban secara maksimal yang mampu dilakukan 1 kali angkatan, di Indonesia kekuatan otot tersebut dihitung

7 menggunakan satuan kilogram. Untuk mengukur kekuatan otot tersebut menggunakan alat Dynamometer. B. Identifikasi Masalah Dalam memenuhi gerak potensial, banyak individu yang mengalami kesulitan, salah satunya dikarenakan kurangnya kekuatan otot biceps brachii. Kekuatan otot dapat bertambah karena dipengaruhi oleh beberapa faktor sebagai berikut: Usia dan jenis kelamin, ukuran cross sectional otot, recruitment motor unit, hypertrophy. Selain dipengaruhi oleh faktor tersebut untuk meningkatkan kekuatan otot Biceps brachii dengan cara latihan biceps curl dengan beban bebas (free weight). Pada latihan biceps curl dapat menggunakan alat berupa dumbbell curl dan elastic resistand band. Dumbbell curl merupakan suatu alat yang digunakan untuk melatih otot biceps brachii dengan cara melakukan gerakan fleksi dan ekstensi elbow joint yang terbuat dari lempengan yang didesain untuk melatih otot biceps brachii. Elastic resistand band merupakan alat yang terbuat dari karet yang berbahan latex dengan memiliki pegangan yang dikedua ujungnya yang berfungsi pegangan dalam latihan. Latihan tersebut dapat diaplikasikan dengan menggunakan metode DCER. DCER merupakan suatu bentuk latihan beban dimana anggota tubuh bergerak melalui ROM terhadap external yang menggunakan beban bebas. Kita ketahui bahwa setiap individu kekuatan otot manusia mampu ditingkatkan sesuai keinginan yang ingin dicapai, dengan cara melakukan latihan, tetapi itu semua tergantung dari individu tersebut sendiri mau atau

8 tidak untuk mengingkatkan kekuatan ototnya. Untuk mengetahui kekuatan otot dapat diukur dengan alat dynamometer. C. Perumusan Masalah Melihat latar belakang dan identifikasi masalah yang ada, maka perumusan masalah dalam skripsi ini adalah sebagai berikut : 1. Apakah latihan Biceps curl menggunakan Dumbbell curl dapat meningkatkan kekuatan otot Biceps brachii? 2. Apakah latihan Biceps curl menggunakan Elastic Resistance Exercise dapat meningkatkan kekuatan otot Biceps brachii? 3. Apakah ada perbedaan latihan Biceps curl menggunakan Elastic Resistance band dan latihan Biceps curl menggunakan Dumbbell curl dapat meningkatkan kekuatan otot Biceps brachii? D. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Mengetahui beda latihan biceps curl menggunakan dumbbell curl dan latihan biceps curl menggunakan elastic resistance band terhadap peningkatan kekuatan otot biceps brachii 2. Tujuan Khusus a. Mengetahui latihan biceps curl menggunakan dumbbell curl terhadap peningkatan kekuatan otot Biceps brachii. b. Mengetahui latihan biceps curl menggunakan elastic resistand band terhadap peningkatan kekuatan otot Biceps brachii

9 E. Manfaat Penilitan 1. Manfaat bagi institusi : a. Sebagai bahan kajian dalam substansi yang sama bagi peneliti selanjutnya. b. Memberikan sumbangan pemikiran dan studi perbandingan bagi yang berkepentingan khususnya Fisioterapi dan mahasiswa di lingkungan institusi. 2. Manfaat bagi Fisioterapi : a. Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan untuk membuka wawasan berfikir ilmiah dalam melihat permasalahan yang timbul dalam lingkup Fisioterapi. b. Dapat dijadikan sebagai salah satu acuan terapi latihan untuk meningkatkan kekuatan otot biceps brachii. 3. Manfaat bagi pendidikan : Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan kajian untuk diteliti lebih lanjut sekaligus sebagai bahan referensi dalam penanganan latihan kekuatan otot. 4. Manfaat bagi peneliti Dapat membuktikan bahwa apakah ada perbedaan antara latihan biceps curl menggunakan dumbbell curl dan latihan biceps curl menggunakan elastic resistance band terhadap peningkatan kekuatan otot Biceps brachii.