BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Survei Kondisi Jalan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

LAMPIRAN F PERHITUNGAN KERUSAKAN STRUKTUR JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX A. Hasil Perhitungan Pada Formulir Survei

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan penelitian dijelaskan dalam bagan alir pada Gambar 4.1. Mulai. Studi Pustaka.

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahap Penelitian. Tahapan analisis data dijelaskan dalam bagan alir seperti Gambar 4.1. Start.

BAB IV METODE PENELITIAN

TEKNIKA VOL.3 NO.2 OKTOBER_2016

BAB IV METODE PENELITIAN. Mulai. Studi Pustaka. Metode Penelitian. Persiapan. Pengambilan Data

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Alir Penelitian. Mulai. Identifikasi Masalah. Studi pustaka. Metode penelitian. Orientasi lapangan.

BAB V ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN. A. Data Survei. 1. Kelengkapan Infrastruktur Perlintasan Sebidang

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. Setelah dilakukan analisis data dan pembahasa, maka dapat diambil kesimpulan sebagi berikut :

BAB IV METODE PENELITIAN

Gambar 3.1. Peta lokasi penelitian

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pendahuluan

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN A. Perhitungan Geometrik. Tabel 5.1 Spesifikasi data jalan berdasarkan TCPGJAK.

Kata Kunci : Jenis Jenis Kerusakan, Kerusakan Jalan, Metode PCI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement Condition Index

BAB IV PENGUMPULAN DAN ANALISA DATA

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PCI (Studi Kasus : Ruas Jalan Blora Cepu ) 1 ABSTRAK

BAB IV METODE PENELITIAN. A. Bagan Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan tahap-tahap penelitian yang dapat dilihat pada Gambar 4.1.

ANALISIS KERUSAKAN KONSTRUKSI JALAN ASPAL DI KOTA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (STUDI KASUS : JALAN LETJEND HERTASNING)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN A. UMUM

BAB III LANDASAN TEORI

BAB III LANDASAN TEORI. A. Kondisi Eksisting

Tabel Tingkat Kerusakan Struktur Perkerasan Lentur

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN. kerusakan ruas Jalan Pulau Indah, Kupang dari STA 0+00 STA 0+800, maka

PENILAIAN KONDISI PERKERASAN PADA JALAN S.M. AMIN KOTA PEKANBARU DENGAN PERBANDINGAN METODE BINA MARGA DAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

BAB III LANDASAN TEORI. Tabel 3.1 Jenis Kerusakan pada Perkerasan Jalan

Kata Kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode PCI

1. Dapat dijadikan bahan rujukan dalam menentukan

BAB III METODELOGI PENELITIAN

DENY MIFTAKUL A. J NIM. I

Kata Kunci : Jalan Raya, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index (PCI).

BAB III LANDASAN TEORI. A. Perlintasan Sebidang

Perbandingan Nilai Kondisi Permukaan Perkerasan Jalan Lentur Dengan Menggunakan Metode Asphalt Institute Dan Metode PCI

HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN FOLLOW YOUR HEART AKU PERNAH BERCERITA TENTANG RAGU, DIAM-DIAM RAGU, LALU RAGU, DEKAT SEKALI DENGAN RAGU

BAB III LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Jalan

NASKAH SEMINAR 1 INSPEKSI KESELAMATAN JALAN YOGYAKARTA WONOSARI KM 18 SAMPAI DENGAN KM 22

BAB III LANDASAN TEORI. A. Jenis-Jenis Kerusakan Permukaan jalan

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

Kata Kunci : Perkerasan Jalan, Kerusakan Jalan, Pavement Condition Index (PCI)


Identifikasi Jenis Kerusakan Pada Perkerasan Lentur (Studi Kasus Jalan Soekarno-Hatta Bandar Lampung)

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Perhitungan

EVALUASI JENIS DAN TINGKAT KERUSAKAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS: JALAN ARIFIN AHMAD, DUMAI )

Evaluasi Kualitas Proyek Jalan Lingkar Selatan Sukabumi Pada Titik Pelabuhan II Jalan Baros (Sta ) ABSTRAK

ABSTRAK. Kata kunci : Analisa, Kerusakan Jalan, Metode Pavement Condition Index

IDENTIFIKASI KERUSAKAN PERKERASAN LENTUR DI JALUR EVAKUASI BENCANA MERAPI

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. PERSEMBAHAN : Penulis mempersembahkan Tugas Akhir ini untuk :

HALAMAN MOTTO dan PERSEMBAHAN. Wahai ananda permata hati Hitunglah waktu dengan teliti Masa berjalan capat sekali Bila tak ingin hidup merugi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS KAPASITAS DAN KONDISI RUAS JALAN SRAGEN PALUR

Margareth Evelyn Bolla *)

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

EVALUASI KERUSAKAN RUAS JALAN PULAU INDAH, KELAPA LIMA, KUPANG DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Perkembangan volume lalu lintas jalan khususnya di Kota Yogyakarta terus

EVALUASI TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (Studi Kasus : Jalan Purwokerto Ajibarang Kabupaten Banyumas)

Gambar 3.1. Diagram Nilai PCI

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN. A. Tahapan Penelitian

DAFTAR ISI JUDUL LEMBAR PENGESAHAN PERNYATAAN BEBAS PLAGIASI DEDIKASI KATA PENGANTAR DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN

BAB III LANDASAN TEORI. dapat digunakan sebagai acuan dalam usaha pemeliharaan. Nilai Pavement

NASKAH SEMINAR TUGAS AKHIR 1 INSPEKSI KESELAMATAN PADA PERLINTASAN SEBIDANG

BAB V ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. A. Perlintasan Sebidang

ANALISIS KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN RAYA PADA LAPISAN PERMUKAAN

PENURUNAN PELAYANAN JALAN AKIBAT DISINTEGRATION, UTILITY CUT DEPRESSION, BLEEDING, DAN POLISHED AGGREGATE PADA PERKERASAN LENTUR

ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPISAN PERMUKAAN (STUDI KASUS : JALAN ADI SUCIPTO SUNGAI RAYA KUBU RAYA)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. tergantung volume lalu lintas.

Dalam usaha penanganan jaringan jalan diperlukan suatu sistem evaluasi yang

JURNAL ILMU-ILMU TEKNIK - SISTEM, Vol. 10 No.3

PETUNJUK PRAKTIS PEMELIHARAAN RUTIN JALAN

JENIS KERUSAKAN JALAN PADA PERKERASAN LENTUR LOKASI CIRI CIRI PENYEBAB AKIBAT CARA PENANGANAN

TUGAS AKHIR ANALISA KONDISI KERUSAKAN JALAN PADA LAPIS PERMUKAAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TUGAS AKHIR. Disusun Oleh : HIMANTORO MILUDA NIM. I

BAB II PERKERASAN JALAN RAYA

BAB III LANDASAN TEORI

Gambar 4.1 Lokasi Penelitian Ruas Jalan Piyungan-Prambanan Sumber : Google Maps

BAB III LANDASAN TEORI. A. Existing Condition dan Lokasi

BAB III METODOLOGI. 3.1 Metode Survei

EVALUASI KONDISI PERKERASAN JALAN DENGAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX (PCI) (STUDI KASUS RUAS JALAN BEUREUNUEN BATAS KEUMALA)

Saiful Anwar Kurniawan NIM. I

ANALISIS KERUSAKAN JALAN BETON DI KAWASAN INDUSTRI KIMA MAKASSAR DENGAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V RENCANA ANGGARAN BIAYA

ABDIAS TANDY ARRANG Pegawai Dinas Pekerjaan Umum Kota Palopo ABSTRAK

TINGKAT KERUSAKAN JALAN MENGGUNAKAN METODE PAVEMENT CONDITION INDEX DAN METODE PRESENT SERVICEABILITY INDEX ABSTRAK

BAB I PENDAHULUAN. volume maupun berat muatan yang membebani jalan. Oleh karena perubahan

Transkripsi:

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN A. Survei Kondisi Jalan Survei yang dilakukan pada penelitian ini adalah survei kondisi, yaitu survei yang hanya menentukan kondisi perkerasan pada waktu tertentu dan tidak mengevaluasi kekuatan perkerasan. Dimana, survei ini bersifat kualitatif yang berguna untu persiapan analisis struktur secara detail dan untuk rehabilitasi. Survei pada ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul dilakukan dalam waktu 2 hari, dimana pada hari pertama memberikan titik acuan stasiun yaitu menuliskan nomor stasiun di pinggir perkerasan jalan per 50 m. Hari kedua dilanjutkan pengambilan data sepanjang 4000 m. Survei ini dilakukan oleh 3 orang surveyor dimana guna membantu dalam kemudahan dalam pengukuran serta keamanan saat survei, serta untuk mendapatkan pandangan yang jelas dalam mengidentifikasi tipe kerusakan. Cara yang dilakukan pada survei ini adalah dengan berjalan kaki dan mengisi formulir PCI tentang tipe dan ukuran luasnya kerusakan serta membuat dokumentasi yang jelas setiap kerusakan per stasiun. Jika inspeksi telah selesai dilakukan pengumpulan data secara kesuluruhan kemudian dilanjut pengolahan data. Dalam hal tertentu, sering ditemui kasus dimana pada satu tipe kerusakan memiliki tingkat keparahan kerusakan berbeda-beda, walaupun dalam luasan yang sama. Jika tingkat keparahan kerusakan sulit dibedakan, tingkat keparahan kerusakan yang paling parah dan dominan yang dipilih. Hal ini dilakukan, karena tingkat keparahan kerusakan yang paling parah akan menentukan tipe perbaikan yang akan dipilih. Sebagai contoh, area lokal yang mengalami kerusakan retak kulit buaya dari tingkat kerusakan sedang sampai tinggi, maka keseluruhannya harus diklasifikasikan mempunyai tingkat keparahan kerusakan tinggi (Hardiyatmo, 2015). 78

79 B. Analisis Kondisi Perkerasan Kondisi perkerasan pada jalan yang dilakukan penelitian jika diamati secara visual mengalami kerusakan yang cukup parah, diantaranya lubang yang lebar dan dalam serta retak kulit buaya yang lebar dan disepanjang ruas jalan, alur yang cukup lebar, dll. Dari hasil inspeksi didapat luas kerusakan, kedalaman, ataupun lebar retak yang nantinya digunakan untuk menentukan kelas kerusakan jalan pada scale range PCI. Hitungan PCI didasarkan pada nilai-pengurang DV (deduct value), yang berat nilainya dari 0 sampai 100. Nilai-pengurang ini menunjukkan pengaruh setiap kerusakan pada kondisi atau kinerja perkerasan. Nilai-pengurang 0 mengindikasikan bahwa kerusakan tidak mempunyai pengaruh buruk pada kinerja perkerasan, sebaliknya nilai 100 menunjukkan kerusakan serius pada perkerasan (Hardiyatmo, 2015). Adapun langkah-langkah hitungan PCI sebagai berikut: 1. Pengumpulan Data Sekunder Semua data yag dibutuhkan seperti denah lokasi jalan, potongan melintang jalan, klasifikasi jalan, hingga riwayat kecelakaan pada jalan tersebut 5 tahun terakhir. Data ini dibutuhkan sebagai untuk mendukung keabsahan penelitian. 2. Membuat Catatan Kondisi dan Kerusakan Catatan kondisi dan kerusakan yang dimaksdukan disini adalah melakukan pengisian data-data terkait tipe-tipe kerusakan jalan ke dalam tabel PCI serta membuat dokumentasi setiap kerusakan yang disertai keterangan stasiun pada kerusakan tersebut. Untuk mempermudah pengambilan data-data maka stasiun dibagi per 50 m. Adapun hasil penelititan di lapangan pada Ruas jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul panjang tinjauan 4000 m dengan stasiun per 50 m yang

14+000-14+050 80 diperoleh catatan kondisi dan kerusakan pada tabel PCI ditunjukkan pada Tabel 5.1. Tabel 5.1. Catatan Kondisi dan Hasil Pengukuran Ruas Jalan Pajangan SURVEI PEMELIHARAAN JALAN CATATAN KONDISI DAN HASIL PENGUKURAN R ua s J a la n : Triwidadi, Pajangan, Bantul Tanggal : 17-19 Maret 2017 P a nja ng J a la n: 4000 m Surveyor: 3 Orang S ta tus J a la n : Lokal Sekunder Cuaca : Cerah STA KM Keterangan: UKURAN P (m) L (m) D (m) H (m) A (m2) TIPE KERUSAKAN 12L 50 Pengausan Agregat 11L 50 Tambalan 10L 25 1 Retak Memanjang/Melintang 10M 25 2 Retak Memanjang/Melintang 4M 5 Cekungan 4M 12.5 12.5 12.5 12.5 12.5 Cekungan KELA S KER US A KA N P = Panjang. L = Lebar. D = Kedalaman. 3. Rekap Data Setelah semua data catatan kondisi dan hasil pengukuran didapat, data tersebut dihitung per 50 m. Hal ini dikarenakan terdapat banyak kerusakan per segmennya, dan juga agar data tetap detail. Contoh Perhitungan ditunjukkan pada sta. 14+000 14+050 saja. Perhitungan selanjutnya ditunjukkan pada Lampiran A. Tabel PCI sta. 14+000 14+050 ditunjukkan pada Tabel 5.2.

14+000-14+050 81 STA KM DISTRESS SEVERITY Tabel 5.2 Formulir Survei PCI AIRFIELD ASPHALT PAVEMENT SKETCH: CONDITION SURVEY DATA SHEET FOR SAMPLE UNIT QUANTITY (m/m2) TOTAL (m) DENSITY (%) SKETCH: 50 m 4m 1. Retak buaya (m 2 ) 9. Pinggir Jalan Turun Vertikal (m) 17 Patah Slip (m 2 ) 2. Kegemukan (m 2 ) 10 Retak Memanjang/Melintang (m) 18 Mengembang Jembul (m 2 ) 3. Retak Kotak-Kotak (m 2 ) 11.Tambalan (m) 19 Pelepasan Butir (m 2 ) 4. Cekungan (m) 12.Pengausan Agregat (m) 5 Keriting (m 2 ) 13 Lubang (count) 6 Amblas (m 2 ) 14 Perpotongan Rel (m 2 ) 7 Retak Pinggir (m) 15 Alur (Rutting) (m 2 ) 8 Retak Sambung (m) 16 Sungkur (m 2 ) DEDUCT VALUE 12L 50 50 25.00 7 11L 50 50 25.00 25 10L 25 25 12.50 18 10M 25 25 12.50 33 4M 5 12.5 17.5 8.75 73 4. Analisis Data A. Nilai Pengurang (Deduct Value, DV) Adapun prosedur dalam menentukan nilai pengurang adalah: 1. Jumlahkan setiap tipe kerusakan pada masing-masing tingkat keparahan kerusakan yang terlihat, dan catat kerusakan pada kolom total pada tabel PCI. 2. Membagi hasil perhitungan nilai total kerusakan dengan total ruas jalan (dalam persen). 3. Menentukan deduct value untuk tiap kerusakan. Contoh total quantity pada sta. 14+000 14+050 terjadi kerusakan sebagai berikut: 1. Pengausan Agregat (L) = 50 m. 2. Tambalan (L) = 50 m. 3. Retak Memanjang/ Melintang (L) = 25 m. 4. Retak Memanjang/ Melintang (M) = 25 m. 5. Cekungan (M) = 5 ; 12,5.

82 B. Menghitung Densitas Ad Kerapatan (Density) (%) = x 100 % (5.1) As atau Ld Kerapatan (Density) (%) = x 100 % (5.2) As Dimana: Ad = Luas total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m 2 ). Ld = Panjang total jenis kerusakan untuk tiap tingkat kerusakan (m 2 ). As = Luas total unit segmen (m 2 ). Persaman-persamaan (5.1) dan (5.2) digunakan untuk kerusakan yang bisa diukur: retak pinggir, retak memanjang, melintang, retak refleksi sambungan. Untuk kerusakan tertentu, seperti lubang, maka dihitung dengan Persamaan (5.3) dibawah ini: Kerapatan (Density) (%) = x 100 % (5.3) Nilai kerapatan sta. sta. 14+000 14+050 sebagai berikut: 50 1. Pengausan Agregat (L) = x 100% = 25%. 4x50 50 2. Tambalan (L) = x 100% = 25%. 4x50 25 3. Retak Memanjang/ Melintang (L) = x 100% = 12,5%. 4x50 25 4. Retak Memanjang/ Melintang (M) = x 100% = 12,5%. 4x50 17, 5 5. Cekungan (M) = 4x50 x 100% = 8,75%.

83 C. Mencari Deduct Value (DV) Mencari deduct value (DV) yang berupa grafik jenis-jenis kerusakan. Adapun cara untuk menentukan DV, yaitu dengan memasukkan persentase densitas pada grafik masing-masing jenis kerusakan kemudian menarik garis vertikal sampai memotong tingkat kerusakan (low, medium, high), selanjutnya pada titik potong tersebut ditarik garis horizontal dan akan didapat DV. Mencari deduct value (DV) sta. 14+000 14+050 di bawah ini: 1. Pengausan Agregat (L) Gambar 5.1 Grafik Deduct value (Pengausan Agregat, L)

84 2. Tambalan (L) Gambar 5.2 Grafik Deduct value (Tambalan, L) 3. Retak Memanjang/ Melintang (L) Gambar 5.3 Grafik Deduct value (Retak Memanjang/ Melintang, L)

85 4. Retak Memanjang/ Melintang (M) Gambar 5.4 Grafik Deduct value (Retak Memanjang/ Melintang, M) 5. Cekungan (M) Gambar 5.5 Grafik Deduct value (Cekungan, M)

86 D. Mencari Corrected Deduct Value Untuk mendapatkan nilai-pengurang terkoreksi atau CDV, didapatkan dengan memasukkan nilai DV ke grafik CDV, caranya yaitu menarik garis vertikal pada nilai DV sampai memotong garis q kemudian ditarik garis horizontal. Nilai q merupakan jumlah masukan dengan DV. Misal, untuk sta. 14+000 14+050 nilai TDV adalah 156 dan nilai q yang lebih besar dari 5 ada 5 nilai. Maka, dari grafik CDV seperti pada Gambar 5.2 diperoleh nilai CDV adalah 79. Contoh perhitungan CDV sta. 14+000 14+050 ditunjukkan pada Tabel 5.3 di bawah ini. Tabel 5.3. Perhitungan Corrected Deduct Value STA DEDUCT VALUE (DV) TOTAL Q CDV 14+000-14+050 7 25 18 33 73 156 5 79 Dari hasil Tabel CDV kemudian dimasukkan ke dalam grafik seperti pada Gambar 5.6. Gambar 5.6 Correct Deduct Value sta. 14+000 14+050

87 E. Menghitung Nilai Kondisi Perkerasan Nilai kondisi perkerasan dengan mengurangi seratus dengan nilai TDV yang diperoleh. Rumus lengkapnya adalah sebagai berikut: PCI = 100 CDV Dengan: PCI = Nilai kondisi perkerasan. CDV = Corrected Deduct Value. PCI = Nilai kondisi perkerasan. Nilai yang diperoleh dari perhitungan tersebut dapat menunjukkan kondisi perkerasan pada segmen yang ditinjau, apakah baik, sangat baik atau bahkan buruk sekali dengan menggunakan parameter PCI. Pada sta. 14+000 14+050 nilai CDV= 79 maka, PCI = 100 79 = 21. SANGAT BURUK (Very Poor). C. Rekapitulasi Kondisi Perkerasan Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan, maka didapat nilai rata-rata kondisi perkerasan seperti pada Tabel 5.4. PCI tiap segmen dibagi dengan jumlah segmen. Tabel 5.4 Perhitungan nilai PCI Tiap Segmen NO STA KM TOTAL (DV) Q CDV 100 - CDV KET. 1 14+000-14+050 156 5 79 21 Sangat Buruk 2 14+050-14+100 111 4 64 36 Buruk 3 14+100-14+150 83 4 48 52 Sedang 4 14+150-14+200 71 3 46 54 Sedang 5 14+200-14+250 109 5 56 44 Sedang 6 14+250-14+300 45 3 28 72 Sangat Bagus 7 14+300-14+350 127 5 66 34 Buruk 8 14+350-14+400 97 5 50 50 Sedang 9 14+400-14+450 50 3 31 69 Bagus 10 14+450-14+500 121 4 69 31 Buruk 11 14+500-14+550 156 5 79 21 Sangat Buruk

88 Tabel 5.4 Perhitungan nilai PCI Tiap Segmen (Lanjutan) NO STA KM TOTAL (DV) Q CDV 100 - CDV KET. 12 14+550-14+600 65 3 41 59 Bagus 13 14+600-14+650 78 4 44 56 Bagus 14 14+650-14+700 110 5 57 43 Sedang 15 14+700-14+750 133 6 65 35 Buruk 16 14+750-14+800 78 4 45 55 Sedang 17 14+800-14+850 91 3 58 42 Sedang 18 14+850-14+900 91 4 52 48 Sedang 19 14+900-14+950 107 4 61 39 Buruk 20 14+950-15+000 99 4 57 43 Sedang TOTAL 100-CDV 904 45.2 Sedang 21 15+000-15+050 93 4 53 47 Sedang 22 15+050-15+100 108 4 62 38 Buruk 23 15+100-15+150 116 5 60 40 Buruk 24 15+150-15+200 162 4 87 13 Sangat Buruk 25 15+200-15+250 198 5 93 7 Gagal 26 15+250-15+300 181 5 88 12 Sangat Buruk 27 15+300-15+350 196 7 82 18 Sangat Buruk 28 15+350-15+400 195 4 97 3 Gagal 29 15+400-15+450 194 7 82 18 Sangat Buruk 30 15+450-15+500 135 5 70 30 Buruk 31 15+500-15+550 196 5 92 8 Gagal 32 15+550-15+600 197 7 82 18 Sangat Buruk 33 15+600-15+650 77 3 49 51 Sedang 34 15+650-15+700 43 3 26 74 Sangat Bagus 35 15+700-15+750 108 4 62 38 Buruk 36 15+750-15+800 113 5 59 41 Sedang 37 15+800-15+850 138 7 66 34 Buruk 38 15+850-15+900 193 7 82 18 Sangat Buruk 39 15+900-15+950 139 5 78 22 Sangat Buruk 40 15+950-16+000 145 7 69 31 Buruk TOTAL 100-CDV 561 28.05 Buruk 41 16+000-16+050 85 2 62 38 Buruk 42 16+050-16+100 133 4 75 25 Sangat Buruk 43 16+100-16+150 191 7 81 19 Sangat Buruk 44 16+150-16+200 190 7 81 19 Sangat Buruk 45 16+200-16+250 181 7 80 20 Sangat Buruk 46 16+250-16+300 102 4 58 42 Sedang 47 16+300-16+350 43 3 26 74 Sangat Bagus

89 Tabel 5.4 Perhitungan nilai PCI Tiap Segmen (Lanjutan) NO STA KM TOTAL (DV) Q CDV 100 - CDV KET. 48 16+350-16+400 31 2 23 77 Sangat Bagus 49 16+400-16+450 62 5 30 70 Bagus 50 16+450-16+500 26 2 19 81 Sangat Bagus 51 16+500-16+550 98 5 51 49 Sedang 52 16+550-16+600 155 7 73 27 Buruk 53 16+600-16+650 182 5 88 12 Sangat Buruk 54 16+650-16+700 95 4 55 45 Sedang 55 16+700-16+750 100 5 53 47 Sedang 56 16+750-16+800 134 7 65 35 Buruk 57 16+800-16+850 179 7 79 21 Sangat Buruk 58 16+850-16+900 180 7 80 20 Sangat Buruk 59 16+900-16+950 197 6 88 12 Sangat Buruk 60 16+950-17+000 174 5 86 14 Sangat Buruk TOTAL 100-CDV 747 37.35 Buruk 61 17+000-17+050 168 6 80 20 Sangat Buruk 62 17+050-17+100 117 5 61 39 Buruk 63 17+100-17+150 121 4 69 31 Buruk 64 17+150-17+200 198 7 82 18 Sangat Buruk 65 17+200-17+250 174 5 86 14 Sangat Buruk 66 17+250-17+300 27 2 20 80 Sangat Bagus 67 17+300-17+350 71 5 36 64 Bagus 68 17+350-17+400 200 5 93 7 Gagal 69 17+400-17+450 187 5 90 10 Gagal 70 17+450-17+500 81 2 58 42 Sedang 71 17+500-17+550 196 6 89 11 Sangat Buruk 72 17+550-17 +600 119 5 61 39 Buruk 73 17+600-17+650 145 4 81 19 Sangat Buruk 74 17+650-17+700 175 7 78 22 Sangat Buruk 75 17+700-17+750 141 6 71 29 Buruk 76 17+750-17+800 198 7 83 17 Sangat Buruk 77 17+800-17+850 186 7 81 19 Sangat Buruk 78 17+850-17+900 172 7 78 22 Sangat Buruk 79 17+900-17+950 104 5 54 46 Sedang 80 17+950-18+000 191 7 81 19 Sangat Buruk TOTAL 100-CDV 568 28.4 Buruk Total 2780 PCI 34.750 Buruk

90 Rata-rata nilai PCI tiap km pada Ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul sta. 14+000 18+000 adalah: 1. Km 14+000 15+000 = 904/20 = 45,2 Sedang (fair). 2. Km 15+000 16+000 = 561/20 = 28,05 Buruk (poor). 3. Km 16+000 17+000 = 747/20 = 37,35 Buruk (poor). 4. Km 17+000 18+000 = 568/20 = 28,4 Buruk (poor). Dengan rata-rata nilai PCI keseluruhan adalah: = PCI jumlah segmen = 2780 = 34,75 % BURUK (Poor). 80 Maka dapat disimpulkan Nilai Perkerasan pada ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul sta. 14+000 18+000 rata-rata adalah BURUK (Poor). D. Klasifikasi Kualitas Perkerasan Nilai PCI untuk setiap unit penelitian dapat diketahui kualitas lapis perkerasan unit segmen berdasarkan kondisi tertentu yaitu: Gagal (failed) dengan nilai PCI 0-10, sangat buruk (very poor) dengan nilai PCI 11-25, buruk (poor) dengan nilai PCI 26-40, sedang (fair) dengan nilai PCI 41-55, bagus (good) dengan nilai PCI 56-70, sangat bagus (very good) dengan nilai PCI 71-85, sempurna (excellent) dengan nilai PCI 86-100. PCI Gambar 5.7 Diagram nilai PCI.

91 Persentase untuk setiap Rating PCI ditunjukkan pada Tabel 5.5. Tabel 5.5 Persentase Rating Parameter Jumlah Persentase Sempurna 0 0 Sangat Bagus 6 7.5 Bagus 5 6.25 Sedang 18 22.5 Buruk 18 22.5 Sangat Buruk 28 35 Gagal 5 6.25 Total Segmen 80 100 Persentase untuk setiap jenis kerusakan ditunjukkan pada Tabel 5.6. Tabel 5.6 Persentase Kerusakan Jalan NO Kerusakan L M H Total Persentase 1 Retak Buaya (1) 10 12 5 27 6.08 2 Cekungan (4) 9 20 2 31 6.98 3 Keriting (5) 3 1 0 4 0.90 4 Amblas (6) 2 10 14 26 5.86 5 Retak Pinggir (7) 13 23 13 49 11.04 6 Retak Memanjang (10) 57 35 6 98 22.07 7 Tambalan (11) 20 37 1 58 13.06 8 Pengausan Agregat (12) 59 21 0 80 18.02 9 Lubang (13) 18 14 5 37 8.33 10 Mengembang Jembul (18) 0 1 0 1 0.23 11 Pelepasan Butir (19) 11 15 5 31 6.98 12 Sungkur (16) 0 1 0 1 0.23 13 Patah Slip (17) 0 1 0 1 0.23 Total 444 100

92 E. Waktu Penanganan Dari nilai PCI setiap segmen, dapat diketahui kualitas rata-rata lapis perkerasan ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul sta. 14+000 18+000 ratarata adalah 34,75 % termasuk dalam kerusakan BURUK (Poor). Dikarenakan ruas jalan tersebut merupakan jalan lokal, sehingga waktu yang disarankan untuk perbaikan adalah segera direkrontruksi (now reconstruct). Seperti yang terdapat pada Tabel 5.7 berikut: Tabel 5.7 Waktu Penanganan Perkerasan Menurut PCI Decision Matrix PCI Decision Matrix TIME OF IMPROVEMENT FREEWAY ARTERIAL COLOLECTOR LOCAL ADEQUATE >85 >85 >80 >80 6 TO 10 YEARS 76 to 85 76 to 85 71 to 80 66 to 80 1 TO 5 YEARS 66 to 65 56 to 75 51 to 70 46 to 65 NOW Rehabilitate 60 to 65 50 to 55 45 to 50 40 to 45 NOW Reconstruct <60 <50 <45 <40 Sumber: Hall,1986 F. Solusi Penanganan Penangan kerusakan jalan berupa perbaikan sangat penting dilakukan agar tidak menambah kerusakan menjadi lebih berat. Metode perbaikan akan disesuaikan pada kondisi di lapangan dan juga berpedoman dengan teori penanganan kerusakan. Pembahasan untuk memperbaiki kerusakan jalan ada 2 macam, yaitu: 1. Secara lokal. 2. Secara keseluruhan. Dari Tabel 5.7 dapat dipilih metode perbaikan yang akan digunakan pada ruas Jalan Triwidadi, Pajangan, Bantul secara lokal yaitu sebagai berikut:

93 1. Metode Perbaikan P2 (Laburan Aspal Setempat) a. Jenis kerusakan 1) Kerusakan tepi bahu jalan beraspal. 2) Retak kulit buaya dengan lebar < 2 mm. 3) Retak melintang, retak diagonal dan retak memanjang dengan lebar retak < 2 mm. b. Langkah penanganan 1) Memobilisasi peralatan, pekerja, dan material ke lokasi. 2) Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki. 3) Membersihkan daerah dengan air compressor. 4) Menebarkan pasir kasar atau agregat halus ddengan tebal 5 mm di atas permukaan yang rusak hingga rata. 5) Melakukan pemadatan dengan mesin pneumatic sampai diperoleh permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal yaitu mencapai 95%. 6) Membersihkan tempat pekerjaan dari sisa bahan dan alat pengaman. 7) Demobilitas. 2. Metode Perbaikan P3 (Melapisi Retak) a. Jenis kerusakan Lokasi-lokasi retak satu arah dengan lebar retakan < 3 mm. b. Langkah penanganan 1) Memobilisasi peralatan, pekerja, dan material ke lokasi. 2) Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki. 3) Membersihkan daerah dengan air compressor. 4) Membuat campuran aspal emulsi dan pasir kasa dengan menggunakan Concrete Mixer dengan komposisi pasir 20 liter dan aspal emulsi 6 liter.

94 5) Menyemprotkan tack coat dengan aspal emulsi jenis RC (0,2 lt/m) di daerah yang akan diperbaiki. 6) Menebarkan dan meratakan campuran aspal di atas permukaan yang terkena kerusakan hingga rata. 7) Melakukan pemadatan ringan (1-2 ton) sampai diperoleh permukaan yang rata dan mempunyai kepadatan optimal yaitu mencapai 95 %. 8) Membersihkan tempat pekerjaan dari sisa bahan dan alat pengaman. 9) Demobilitas. 3. Metode Perbaikan P5 (Penambalan Lubang) a. Jenis kerusakan 1) Lubang dengan kedalaman > 50 mm. 2) Retak kulit buaya ukuran > 3 mm. 3) Bergelombang dengan kedalaman > 30 mm. 4) Alur dengan kedalaman > 30 mm. 5) Amblas dengan kedalaman > 50 mm. 6) Kerusakan tepi perkerasan jalan. b. Langkah penanganan 1) Memobilisasi peralatan, pekerja, dan material ke lokasi. 2) Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki. 3) Menggali material sampai mencapai material di bawahnya (biasanya kedalaman pekerjaan jalan 150 200 mm, harus diperbaiki). 4) Membersihkan daerah yang diperbaiki dengan air compressor. 5) Memeriksa kadar air optimum material pekerjaan jalan yang ada. Menambahkan air jika kering hingga keadaan optimum. Menggali material jika basah dan biarkan sampai kering. 6) Memadatkan dasar galian dengan menggunakan pemadat tangan

95 7) Mengisi galian dengan bahan pondasi agregat yaitu kelas A atau kelas B (tebal maksimum 15 cm), kemudian memadatkan agregat dalam keadaan kadar optimum air sampai kepadatan maksimum. 8) Menyemprotkan lapis serap ikat (pengikat) prime coat jenis RS dengan takaran 0,5 lt/m 2. Untuk Cut Back jenis MC-30 atau 0,8 lt/ m 2 untuk aspal emulsi. 9) Mengaduk agregat untuk campuran dingin dalam Concrete Mixer dengan perbandingan agregat kasar dan halus 1,5 : 1. Kapasitas maksimum aspalt mixer kira-kira 0,1 m 3. Untuk campuran dingin, menambahkan semua agregat 0,1 m 3 sebelum aspal. Menambahkan aspal dan mengaduk selama 4 menit siapkan campuran aspal dingin secukupnya untuk keseluruhan dari pekerjaan ini. 10) Menebarkan dan memadatkan campuran aspal dingin dengan tebal maksimum 40 mm sampai diperoleh permukaan yang rata dengan menggunakan alat perata. 11) Memadatkan dengan Baby Roller minimum 5 lintasan, material ditambahkan jika diperlukan. Membersihkan lapangan dan memeriksa peralatan dengan permukaan yang ada. 4. Metode Perbaikan P6 (Perataan) a. Jenis kerusakan 1. Lubang dengan kedalaman < 50 mm. 2. Bergelombang dengan kedalaman < 30 mm. 3. Lokasi penurunan dengan kedalaman < 50 mm. 4. Alur dengan kedalaman < 30 mm. 5. Jembul dengan kedalaman < 50 mm. 6. Kerusakan tepi perkerasan jalan.

96 b. Langkah penanganan 1. Memobilisasi peralatan, pekerja, dan material ke lokasi. 2. Memberikan tanda pada jalan yang akan diperbaiki. 3. Membersihkan daerah yang diperbaiki dengan air compressor. 4. Menyemprotkan tack coat dari jenis RS pada daerah kerusakan 0,5 lt/m 2 untuk aspal emulsi atau 0,2 lt/m 2 untuk cut back dengan aspalt ketlle/ kaleng berlubang. 5. Mengaduk agregat untuk campuran dingin dengan perbandingan 1,5 agregat kasar: 1,0 agregat halus. Kapasitas maksimum mixer kira-kira 0,1 m 3. Untuk campuran dingin ditambahkan agregat 0,1 m 3 sebelum aspal. 6. Menambahkan material aspal dan m engaduk selama 4 menit. Siapkan campuran aspal dingin kelas A, kelas C, kelas E, atau campuran aspal beton secukupnya sampai pekerjaan selesai. 7. Menghamparkan campuran aspal dingin pada permukaan yang telah ditandai, sampai ketebalan diatas permukaan minimum 10 mm. 8. Memadatkan dengan Baby Roller (minimum 5 lintasan) sampai diperoleh kepadatan optimum. Sedangkan untuk penanganan kerusakan secara keseluruhan adalah dengan melakukan overlay, atau rekonstruksi dengan menggunakan perkerasan beton dengan beberapa pertimbangan seperti: 1. Jika kerusakan sudah meluas, dan penanganan lokal tidak efektif. 2. Adanya anggaran biaya guna mendukung rekonstruksi jalan menggunakan perkerasan beton.