METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di

dokumen-dokumen yang mirip
METODE PENELITIAN. Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. Batch Dryer, timbangan, stopwatch, moisturemeter,dan thermometer.

Naskah ini diterima pada 22 Juli 2013; revisi pada 1 November 2013; disetujui untuk dipublikasikan pada 25 November 2013 ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. dan di Ruang Gudang Jurusan Teknik Pertanian Fakultas Pertanian Universitas

III. METODE PENELITIAN

METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING KOPRA DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 6 kg PER-SIKLUS

I. PENDAHULUAN. Beras adalah buah padi, berasal dari tumbuh-tumbuhan golongan rumputrumputan

METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DATA

PERANCANGAN DAN PENGUJIAN ALAT PENGERING PISANG DENGAN TIPE CABINET DRYER UNTUK KAPASITAS 4,5 kg PER-SIKLUS

TINJAUAN PUSTAKA. Df adalah driving force (kg/kg udara kering), Y s adalah kelembaban

Lampiran 1. Perhitungan kebutuhan panas

BAB IV METODE PENELITIAN. Laboratorium Jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik, Universitas Udayana kampus

Uji kesetimbangan kalor proses sterilisasi kumbung jamur merang kapasitas 1.2 ton media tanam menggunakan tungku gasifikasi

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

BAB VI PEMBAHASAN. 6.1 Pembahasan pada sisi gasifikasi (pada kompor) dan energi kalor input dari gasifikasi biomassa tersebut.

BAB 3 PERANCANGAN ALAT PENGERING

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada Mei hingga Juli 2012, dan Maret 2013 di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Setelah melakukan penelitian pengeringan ikan dengan rata rata suhu

KARAKTERISTIK PENGERINGAN GABAH PADA ALAT PENGERING KABINET (TRAY DRYER) MENGGUNAKAN SEKAM PADI SEBAGAI BAHAN BAKAR

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penentuan parameter. perancangan. Perancangan fungsional dan struktural. Pembuatan Alat. pengujian. Pengujian unjuk kerja alat

UJI KINERJA ALAT PENGERING LORONG BERBANTUAN POMPA KALOR UNTUK MENGERINGKAN BIJI KAKAO

III. METODOLOGI PENELITIAN. pengeringan tetap dapat dilakukan menggunakan udara panas dari radiator. Pada

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... i. ABSTRAK... iii. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL... x. DAFTAR NOTASI... xi Rumusan Masalah...

I. PENDAHULUAN. ditingkatkan dengan penerapan teknik pasca panen mulai dari saat jagung dipanen

Tugas akhir BAB III METODE PENELETIAN. alat destilasi tersebut banyak atau sedikit, maka diujilah dengan penyerap

SIMPULAN UMUM 7.1. OPTIMISASI BIAYA KONSTRUKSI PENGERING ERK

METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Mei 2015, bertempat di

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Desember 2012 sampai dengan Maret

BAB V ANALISA HASIL PERHITUNGAN DAN PENGUJIAN

Gambar 3.1. Plastik LDPE ukuran 5x5 cm

I. PENDAHULUAN. Mesin pengering merupakan salah satu unit yang dimiliki oleh Pabrik Kopi

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN AIR HEATER TANPA SIRIP

DESAIN SISTEM PENGATURAN UDARA ALAT PENGERING IKAN TERI UNTUK MENINGKATKAN PRODUKSI IKAN TERI NELAYAN HERYONO HENDHI SAPUTRO

PENGUJIAN THERMAL ALAT PENGERING PADI DENGAN KONSEP NATURAL CONVECTION

WAKTU PENGERINGAN ANTARA 2 ALAT PENGERING GABAH DENGAN DAN TANPA MENGGUNAKAN KOLEKTOR SEKUNDER

Kinerja Pengeringan Chip Ubi Kayu

V. PERCOBAAN. alat pengering hasil rancangan, berapa jenis alat ukur dan produk gabah sebagai

V. HASIL UJI UNJUK KERJA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

UJI KINERJA ALAT PENGERING HYBRID TIPE RAK PADA PENGERINGAN CHIP PISANG KEPOK [PERFORMANCE TEST OF HYBRID DRYER SHELVES TYPE FOR DRYING BANANA CHIPS]

III. METODE PENELITIAN. Desember 2011 di bengkel Mekanisasi Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Metode Pengering Gabah Aliran Massa Kontinu Dengan Wadah Pengering Horizontal dan Pengaduk Putar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Karet alam dihasilkan dari tanaman karet (Hevea brasiliensis). Tanaman karet

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. air pada tubuh ikan sebanyak mungkin. Tubuh ikan mengandung 56-80% air, jika

BAB V PEMBAHASAN Analisis Faktor. Faktor-faktor dominan adalah faktor-faktor yang diduga berpengaruh

PENINGKATAN KUALITAS PENGERINGAN IKAN DENGAN SISTEM TRAY DRYING

DESAIN PENGERING ECENG GONDOK TIPE BATCH SUMBER PANAS GAS BUANG DARI COMBINED HEAT AND POWER MOHAMMAD SAMSUL BAKHRI

RANCANG BANGUN OVEN UNTUK MENGERINGKAN TOKEK DENGAN SUMBER PANAS UDARA YANG DIPANASKAN KOMPOR LPG

BAB V DATA DAN ANALISA PERHITUNGAN. Seperti dijelaskan pada subbab 4.2 diatas, pengambilan data dilakukan dengan

UJI KINERJA PENJEMURAN GABAH PADA PARA-PARA MEKANIS DENGAN TIGA KONDISI LINGKUNGAN

BAB 4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN (BAHAN DAN METODE) keperluan. Prinsip kerja kolektor pemanas udara yaitu : pelat absorber menyerap

I. PENDAHULUAN. Komoditas hasil pertanian, terutama gabah masih memegang peranan

For my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna

For my parents, my brother and sisters, and Jovi ta Sutrisna

BAB I PENDAHULUAN. penjemuran. Tujuan dari penjemuran adalah untuk mengurangi kadar air.

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Bengkel Pertanian Jurusan Teknik Pertanian

BAB IV PERHITUNGAN DATA

Pengembangan Desain dan Pengoperasian Alat Produksi Gas Metana Dari pembakaran Sampah Organik

PENINGKATAN KUALITAS PRODUK DAN EFISIENSI ENERGI PADA ALAT PENGERINGAN DAUN SELEDRI BERBASIS KONTROL SUHU DAN HUMIDITY UDARA

ALAT PENGERING HASIL - HASIL PERTANIAN UNTUK DAERAH PEDESAAN DI SUMATERA BARAT

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sesuai dengan diagram alir dibawah ini;

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER BERSIRIP

LAMPIRAN II PERHITUNGAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER YANG DIPASANG DIDINDING BELAKANG TUNGKU

NASKAH PUBLIKASI INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April 2011 sampai bulan Mei 2011 bertempat

III. METODOLOGI. menguji kadar air nilam dengan metode Bindwell-Sterling

BAB III METODE PENELITIAN

III.METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Pabrik Kopi Tulen Lampung Barat untuk

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juli sampai dengan Oktober 2013.

Gambar 2. Profil suhu dan radiasi pada percobaan 1

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini berlangsung dalam 2 (dua) tahap pelaksanaan. Tahap pertama

BAB 3. METODE PENELITIAN

MITRA BALAI INDUSTRI PUSAT TEKNOLOGI SARANA PERTANIAN mitrabalaiindustri.wordpress.com / mitrabalaiindustri.webs.com

MENENTUKAN JUMLAH KALOR YANG DIPERLUKAN PADA PROSES PENGERINGAN KACANG TANAH. Oleh S. Wahyu Nugroho Universitas Soerjo Ngawi ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

PANEN DAN PASCAPANEN JAGUNG

JENIS-JENIS PENGERINGAN

PENGEMBANGAN TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN MENGGUNAKAN AIR HEATER TANPA SIRIP

Lampiran 1 Kecepatan udara dalam ruang pengering. Kecepatan udara dalam ruang pengering (m/detik)

IBM KELOMPOK USAHA (UKM) JAGUNG DI KABUPATEN GOWA

METODOLOGI PENELITIAN

PROSES PEMBUATAN BRIKET ARANG SEKAM SEBAGAI SUMBER ENERGI ALTERNATIF DENGAN MEMANFAATKAN LIMBAH PERTANIAN

INOVASI TEKNOLOGI TUNGKU PEMBAKARAN DENGAN VARIASI KETINGGIAN CEROBONG

BAB V PENUTUP Kesimpulan Saran. 60 DAFTAR PUSTAKA.. 61 LAMPIRAN. 62

RANCANG BANGUN OVEN BERKAPASITAS 0,5 KG BAHAN BASAH DENGAN PENAMBAHAN BUFFLE UNTUK MENGARAHKAN SIRKULASI UDARA PANAS DI DALAM OVEN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian, Jurusan

PENGARUH VARIASI RASIO UDARA-BAHAN BAKAR (AIR FUEL RATIO) TERHADAP GASIFIKASI BIOMASSA BRIKET SEKAM PADI PADA REAKTOR DOWNDRAFT SISTEM BATCH

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. penelitian adalah ikan cakalang (Katsuwonus pelamis L). Ikan cakalang

Transkripsi:

III. METODOLOGI PENELITIAN A. Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari 2013 sampai Maret 2013 di Laboratorium Daya dan Alat Mesin Pertanian Jurusan Teknik Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Lampung. B. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah alat pengering biji mekanis tipe batch dryer (skala lab), timbangan, stopwatch, kipas, G-7 Grain Moisture Meter dan thermometer. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah gabah basah (lepas panen) sebanyak 60 kg. Gabah diperoleh dari petani daerah Karang Anyar, Kecamatan Jati Agung, Kabupaten Lampung Selatan. Bahan bakar yang digunakan dalam penelitian ini adalah sekam padi. C. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian yaitu persiapan alat dan bahan, pelaksanaan penelitian dan pengukuran beberapa parameter.

40 1. Persiapan Alat dan Bahan Persiapan bahan diawali dengan menyediakan gabah lepas panen setelah itu dilakukan pembersihan gabah dari kotoran seperti daun dan batang padi, dan melakukan penimbangan sebanyak 60 kg. Setelah gabah tersebut ditimbang, diukur kadar air awal. Setelah didapat kadar air awal dari gabah, maka gabah yang sudah ditimbang dimasukan kedalam alat pengering tipe batch dryer dengan 3 perlakuan (15 kg, 20 kg dan 25 kg). 2. Pelaksanaan Penelitian 2.1. Pembuatan alat pengering tipe batch dryer Alat pengering yang dibuat berdasarkan fungsinya dan ukurannya dapat dibagi menjadi beberapa bagian antara lain : ruang pengering, alas pengering, ruang pembakaran, ruang plenum, dan kipas. a) Ruang pengering Ruang pengeringan adalah bagian dari keseluruhan dan bagian pengering termasuk didalamnya alas pengering. Berfungsi untuk mengeringkan bahan yang udara panas berasal dari ruang plenum. Ruang pengering terbuat dari besi siku dengan ukuran tebal 5mm dan lebar 5cm. Ruang pengering dirancang berbentuk persegi panjang dengan ukuran dimensi 60 cm x 32 cm x 28 cm. b) Alas pengering berfungsi sebagi tempat menahan bahan yang dikeringkan dan melewati udara panas. Alas pengering terletak diruang pengering, berada tepat diatas ruang plenum. Alas pengering berukuran 58 cm x 30 cm. Alas

41 pengering terbuat dari besi siku dengan ukuran 2 mm sebagai rangka dan bagian bawah diberi seng plat sebagai lantai pengeringan c) Ruang pembakaran Ruang pembakaran berfungsi sebagai tempat menaruh bahan bakar yang akan digunakan dalam proses pengeringan. Ruang pembakaran disebut juga tungku pembakaran berbentuk persegi panjang dengan ukuran 40 cm x 30 cm dan didalamnya terdapat susunan besi pipa dengan panjang 35 cm. d) Ruang plenum Ruang plenum berfungsi untuk meratakan suhu udara pengering yang masuk melalui saluran udara. Ruang plenum berada dibawah wadah pengering. Ruang plenum berbentuk persegi panjang dengan ukuran 60cm x 32cm x 15cm. e) Kipas Kipas berfungsi untuk mengalirkan udara dalam proses pengeringan dari lingkungan kedalam ruang plenum. Kipas yang digunakan mempunyai daya sebesar 0,25 Hp. Gambar alat pengering tipe batch dryer dapat dilihat pada gambat 7.

42 Keterangan : 1. Kipas/blower 2. Pipa/heat exchanger 3. Ruang pembakaran sekam padi 4. Tumpukan gabah 5. Ruang pengering 6. Ruang plenum 7. Cerobong asap pembakaran Gambar 7. Alat pengering tipe batch dryer (skala lab) Gambar 8. Skema pengeringan dengan tipe bath dryer

43 Penelitian ini dirancang dengan 3 (tiga) perlakuan gabah yang akan dikeringkan yaitu : 15 kg, 20 kg dan 25 kg. Penelitian ini diawali dengan memasukkan gabah kedalam ruang pengering. Bahan bakar yang digunakan adalah sekam padi dipersiapkan. Sebelum bahan bakar yang akan digunakan dalam proses pembakaran dalam pengeringan gabah, bahan bakar tersebut terlebih dahulu ditimbang massanya, setelah bahan bakar tersebut ditimbang kemudian dimasukkan kedalam ruang pembakaran dan dinyalakan untuk menghasilkan panas kemudian menggerakkan kipas dengan putaran sebesar 1000 rpm dengan arus listrik untuk menghembuskan udara panas ke ruang plenum dan ruang pengering sehingga terjadi proses pengeringan gabah. Pengeringan berlangsung hingga kadar air gabah menjadi 13%-14%.

44 Mulai Gabah padi hasil panen Gabah basah dimasukkan pada ruang pengering Alat pengering tipe batch dryer difungsikan Sekam padi dibakar di dalam tungku Kipas dioperasikan Hitung lamanya waktu pengeringan dan hitung jumlah sekam padi yang digunakan Gabah hasil pegeringan dengan kadar air 13% Selesai Gambar 9. Diagram alir proses pengeringan gabah

45 3. Pengamatan Penelitian ini mengamati beberapa parameter yaitu : 3.1. Suhu Pengukuran suhu udara diukur di ruang plenum dan di ruang pengering, dengan menggunakan thermometer. Thermometer diletakkan pada setiap titik pengukuran (dilapisan bawah tumpukan, lapisan tengah tumpukan dan lapisan atas tumpukan di sebelah kiri dan sebelah kanan ruang pengering) pengamatan suhu dilakukan setiap 10 menit. 3.2. Kadar Air dan Penurunan Bobot Penurunan berat bahan menggambarkan jumlah air yang menguap atau dapat menunjukkan kadar air saat itu. Bahan ditimbang sebelum dikeringkan dan diukur kadar airnya setiap 20 menit selama proses pengeringan. Pengukuran penurunan massa dan kadar air bahan dilakukan pada saat pengeringan gabah dan dilakukan dalam tiga tingkat kapasitas tumpukan (15,3 cm, 20,3cm, 25,5 cm). Pengeringan akan dihentikan jika kadar air rata-rata telah mencapai rentang kadar air 13%-14% dengan asumsi bahan secara umum telah mencapai kadar air yang layak sebagai kering simpan gabah. Penurunan bobot dilakukan dengan cara menimbang berat bahan sebelum dilakukan pengeringan dan menimbang berat bahan setelah dilakukan pengeringan.

46 3.3. Lama Pengeringan Lama pengeringan adalah waktu yang dibutuhkan untuk mengeringkan gabah dimulai saat alat dihidupkan hingga bahan kering dengan kadar air rata-rata 13%- 14%. 3.4. Jumlah Bahan Bakar Jumlah bahan bakar adalah jumlah sekam padi yang dibutuhkan untuk mengeringkan gabah hingga kadar air 13% - 14%. D. Analisis Data 1. Beban uap air Beban uap air gabah adalah jumlah air yang harus diuapkan hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Untuk menghitung beban uap air dhitung berdasarkan persamaan kesetimbangan massa berikut : Berat kering awal = berat kering akhir F. Bk awal = F. Bk akhir... (2) V = F P... (3) Keterangan : F = Jumlah berat biji yag dikeringan (kg) Bk awal = Berat kering ka awal (kg) Bk akhir = Berat kering ka akhir (kg) P = Jumlah berat biji setelah dikeringkan (kg) V = Jumlah air yang diuapkan (kgh 2 O)

47 2. Laju pengeringan Laju pengeringan dihitung berdasarkan persamaan berikut: Laju pengeringan = Ka.awal Ka.akhir waktu (jam ) (%/jam)...(4) 3. Kadar Air Pengukuran kadar air dilakukan untuk mengetahui kadar air dari gabah sebelum dan sesudah pengeringan. Pengukuran kadar air gabah diukur hingga kadar air 13% - 14% dan setiap 20 menit diukur kadar air dengan menggunakan moisture meter. 4. Energi yang dibutuhkan untuk Pengeringan Energi untuk menguapkan air merupakan energi yang digunakan selama proses pengeringan untuk menguapkan air pada bahan hingga mencapai kadar air yang diinginkan. Persamaan yang digunakan adalah : Q 1 = V x H fg... (5) Keterangan : Q 1 = energi untuk menguapkan air (kj) V = beban uap air (kgh 2 O) H fg = panas laten air (kj/kgh 2 O) H fg adalah panas laten air, dapat dihitung dengan persamaan : H fg = (2,501 (2, 361 x 10-3 ) T) x 1000 (kj/kg)... (6) Keterangan : H fg = panas laten air (kj/kgh 2 O) T = suhu ( C)

48 Energi untuk memanaskan bahan dihitung dengan persamaan : Dimana : Q 2 = m x Cp x T... (7) Q 2 m Cp T = energi untuk memanaskan bahan (kj) = massa bahan yang dikeringkan (kg) = panas jenis gabah (1,850 kj/ kg C) = perubahan suhu udara pengering dan suhu lingkungan ( C) Q out = Q 1 +Q 2... (8) 5. Energi Bahan Bakar Q input = m x Nbb (kj)... (9) Keterangan : Q input = kalor hasil proses bahan pembakaran bahan-bahan di pemanas (kw) Nbb = nilai kalor bahan bakar (kj/ kg) m = massa bahan bakar (kg) 6. Efisiensi Pengeringan Efisiensi pengeringan digunakan untuk mengetahui tingkat keberhasilan dari proses pengeringan gabah menggunakan alat pengering gabah tipe batch dryer (skala lab). Efisiensi pengeringan dihitung berdasarkan perbandingan antara jumlah energi untuk memanaskan bahan dengan energi yang dihasilkan bahan bakar dalam proses pengeringan. Eff = Qoutput Qinput x 100 %.... (10)

49 Keterangan : Eff = efisiensi pemanasan (%) Q output = energi yang digunakan (kj) Q input = energi yang masuk (kj) (Sofia, 2010)