BAB I PENDAHULUAN. cukup menjanjikan. Salah satu instrumen keuangan yang diburu investor di pasar

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Teori pengharapan rasional dikemukakan oleh John Muth (1961) dalam Mishkin

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. bab sebelumnya, maka peneliti mengambil kesimpulan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN. Financial Intermediary, menjadi semakin dibutuhkan dalam perekonomian,

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini adalah explanatory research. Menurut Jogiyanto (2009)

BAB I PENDAHULUAN. diperjualbelikan, salah satunya dalam bentuk ekuitas (saham). Pasar

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pembangunan ekonomi adalah salah satu aspek penting di dalam suatu negara dalam

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara yang kaya akan sumber daya alam, baik sumber

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Persaingan dunia usaha bagi perusahaan yang sudah Go Public semakin

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan yang listing di Bursa Efek Indonesia atau go public pasti menerbitkan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan investasi adalah kegiatan untuk menanam modal pada satu asset

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara dapat dilihat dan diukur melalui berbagai cara, salah satunya dengan

BAB I PENDAHULUAN. untuk mendapatkan tambahan modal ialah dengan menawarankan kepemilikan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dalam menjalankan kegiatan operasional perusahaan. Apabila

BAB 1 PENDAHULUAN. pembangunan ekonomi Indonesia. Hal ini dimungkinkan karena pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. daripada proses pembentukannya dan apabila digunakan secara terus-menerus akan

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha di Indonesia yang semakin ketat saat ini mendorong banyak

BAB I PENDAHULUAN. diterimanya adalah informasi yang benar. Sistem perdagangan di Bursa Efek

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia usaha dewasa ini berkembang pesat, terlebih dalam

BAB I PENDAHULUAN. syariah di Indonesia juga terbilang berkembang dengan pesat. Perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Di era globalisasi pada saat ini pertumbuhan perekonomian berkembang pesat

BAB I PENDAHULUAN. oleh manajer untuk menginformasikan prestasi prospek perusahaan.

BAB I PENDAHULUAN. Saham adalah salah satu instrumen investasi yang dapat memberikan return UKDW

CAKUPAN PEMBAHASAN 1/23

BAB I PENDAHULUAN. peluang kepada masyarakat untuk menerima return saham, sesuai dengan. karakteristik investasi yang dipilih sebelumnya.

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si. CAKUPAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Investor dalam menanamkan dananya di pasar modal tidak hanya. bertujuan dalam jangka pendek tetapi bertujuan untuk memperoleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Memasuki era globalisasi, perkembangan teknologi informasi dalam

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan akan mampu memberikan deviden kepada pemegang saham, kelangsungan hidup suatu perusahaan.

ANALISIS FUNDAMENTAL DENGAN PENDEKATAN PRICE EARNING RATIO

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan lain setiap perusahaan harus mengembangkan usahanya yang

MATERI 10 ANALISIS PERUSAHAAN. Prof. DR. DEDEN MULYANA, SE., M.Si.

ANDRI HELMI M, SE., MM ANALISIS INVESTASI DAN PORTOFOLIO ANALISIS PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. berkembang menjadi perusahaan yang lebih besar sehingga dapat menghasilkan

BAB I PENDAHULUAN. Harga saham merupakan pengekspresian dari earning multipliers untuk

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi jangka panjang suatu perusahaan yang dapat

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan suatu aktivitas pengerahan dana jangka panjang dari

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Di zaman yang semakin maju dan modern ini, keberadaan pasar modal di

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan industri-industri manufaktur harus mencari sumber dana guna

ANALISIS PENGARUH RETURN ON EQUITY, DIVIDEND PAYOUT RATIO, EARNING PER SHARE, RETURN ON INVESTMENT DAN LEVERAGE TERHADAP RETURN SAHAM

BAB I PENDAHULUAN. tertarik dengan Earning per Share (EPS). Selain melakukan pengukuran laba

BAB I PENDAHULUAN. kelangsungan untuk mempertahankan hidup perusahaan semakin beraneka ragam.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dengan mempertimbangkan risiko dan return. Setiap investor yang melakukan

BAB I PENDAHULUAN. Sebelum pemodal melakukan transaksi di pasar modal, baik pasar perdana

BAB I PENDAHULUAN. luar negeri. Sementara itu bagi investor, pasar modal merupakan wahana untuk

PENGARUH EARNING PER SHARE (EPS) DAN DIVIDEND PAYOUT RATIO (DPR) TERHADAP HARGA SAHAM (Studi Kasus Pada PT. Astra International, Tbk)

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal dipandang sebagai salah satu sarana yang sangat efektif untuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. investor untuk menanggung risiko atas investasi yang dilakukannya. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. tersebut. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. masa sekarang ini. Terlebih lagi dengan perekonomian di Indonesia saat ini yang

BAB I PENDAHULUAN. alternatif bagi perusahaan (Lubis, 2006). Dari sudut pandang ekonomi, pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh keuntungan (return) yang maksimal dengan resiko tertentu. Resiko yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sarana yang berguna untuk menggalang pengerahan dana jangka panjang dari

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah untuk mendapatkan dana dari masyarakat yang dapat digunakan

BAB I PENDAHULUAN. macam aktivitas. Menginvestasikan sejumlah dana pada aset rill (tanah, emas, satu tahun, seperti saham dan oblogasi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1) Ni Luh Putu Ari Cintya Devi dan Luh Komang Sudjarni (2012)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang digunakan sebagai rujukan untuk mendukung teori-teori yang akan diujikan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA, RERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. a. Teori burung di tangan (Bird in the Hand)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Pembangunan suatu negara memerlukan dana investasi dalam jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dana ke dalam lembaga investasi dan atau suatu benda dengan harapan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. yang menerbitkan saham. Kismono (2001 : 416) menyatakan:

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal (capital market) merupakan pasar untuk berbagai instrumen

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi

BAB I PENDAHULUAN. Investasi adalah penempatan uang atau dana dengan harapan untuk

BAB I PENDAHULUAN. berharga yang berjangka panjang seperti saham, obligasi, waran, dan right

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan berlomba-lomba untuk dapat menghasilkan keuntungan atau laba yang

BAB I PENDAHULUAN. modal dikatakan efisiensi secara informasional apabila harga sekuritassekuritasnya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB II TIMJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dimanfaatkan oleh perusahaan-perusahaan yang memerlukan dana dalam jumlah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dalam portofolio sering disebut dengan return. Return merupakan hasil yang

BAB I PENDAHULUAN. disebut go public. Menurut Darmaji dan Fakhrudin (2012:1) menyatakan bahwa

BAB I PENDAHULUAN. kesejahteraan bagi para pemiliknya. Untuk mencapai tujuannya perusahaan harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. selisih harga jual saham terhadap harga belinya (capital gain). Perusahaan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. mereka untuk mengetahui pergerakan saham yang terjadi berapapun besar

BAB I PENDAHULUAN. yang cukup besar. Hal ini dapat dilihat dari perusahaan go public semakin

BAB I PENDAHULUAN. melakukan investasinya selain di bank atau investasi berwujud seperti emas

BAB 1 PENDAHULUAN. fungsi pasar modal inilah maka kebutuhan atas informasi yang relevan dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. periode ke periode, hal tersebut terbukti dengan meningkatnya jumlah saham yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan aktivitas operasionalnya. Untuk mendapatkan dana tersebut

BAB I PENDAHULUAN. menimbulkan persaingan antara perusahaan semakin tajam. Adapun manfaat

BAB I PENDAHULUAN. terhadap sahamadalah memperoleh keuntungan dari kenaikan harga saham. kerja, dengan sendirinya akan mengurangi jumlah pengangguran.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perkembangan ekonomi suatu negara dapat diukur dengan banyak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Laporan keuangan merupakan salah satu sumber informasi mengenai

@UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. . Kebijakan dividen menyangkut masalah pembagian laba yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN. modal dan industri-industri sekuritas pada negara tersebut. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia secara efektif, dengan di dukung oleh sumber-sumber lainnya dalam

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan dan investasi di negara ASEAN lainnya. Bagi produsen, permintaan. keuntungan dari penjualan produk antar negara ASEAN.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penelitian mengenai pengaruh faktor fundamental dan nilai kapitalisasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pada era globalisasi sekarang ini, pasar modal memiliki peran penting

BAB I PENDAHULUAN. Semakin ketatnya persaingan usaha di Indonesia mendorong perusahaan untuk terus

BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya, tidak terkecuali Indonesia. Menurut Mumtaz (2010), di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. banyak diminati masyarakat saat ini. Menerbitkan saham merupakan salah

BAB I PENDAHULUAN. telah terjadinya penurunan perekonomian di suatu negara. Menurut Tandelilin (2010:26) pasar modal (capital market) adalah

BAB I PENDAHULUAN. melalui utang maupun penjualan saham di lantai bursa (Riyanto, 2002). pembiayaan pembangunan nasional (Riyanto, 2002).

BAB 1 PENDAHULUAN. pertemuan antara pihak yang kelebihan dana (lender) dengan pihak yang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Dunia investasi di pasar modal mulai banyak diminati oleh masyarakat di Indonesia, meskipun pasang surut namun investasi di pasar modal Indonesia cukup menjanjikan. Salah satu instrumen keuangan yang diburu investor di pasar modal adalah saham. Walaupun saham memiliki risiko yang cukup besar, namun hal itu berbanding lurus dengan return yang nantinya didapatkan. Ada dua keuntungan yang bisa didapatkan dari investasi saham yaitu capital gain atau selisih harga jual dan beli serta dividen perusahaan yang dinantikan untuk dibagi. Berbagai cara dan analisis saham akhirnya digunakan investor untuk mendekati keuntungan ini. Analisis teknikal adalah salah satu teknik analisis saham yang digunakan untuk memprediksi dan mempelajari data harga saham masa lalu serta mengamati polapola seperti tren dan siklus-siklus umum (Mishkin, 2008). Analisis teknikal menggunakan informasi masa lalu sebagai sarana untuk memprediksi masa depan dimana kebiasaan atau pola-pola ini diramalkan akan terulang dan terjadi kembali. Namun bagi investor jangka panjang analisis teknikal menjadi kurang begitu diminati karena investor jangka panjang mengharapkan keuntungan lebih, tidak

2 hanya selisih jual beli saja namun dividen akhir tahun yang dibagikan sehingga mereka juga akan mengamati kondisi internal perusahaan khususnya keuangan perusahaannya. Analisis fundamental hadir untuk melengkapi keraguan investor terhadap analisis teknikal dalam mengejar keuntungan dividen perusahaan. Hal ini sesuai dengan pendapat dari Martalena dan Malinda (2011) bahwa analisis fundamental adalah analisis yang mempraktikkan harga saham di masa yang akan datang dengan mengestimasi nilai faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi harga saham di masa yang akan datang dan menerapkan hubungan variabel-variabel lain. Jadi dapat disimpulkan bahwa analisis fundamental tidak hanya berdasarkan atau berkaitan dengan pandangan terhadap sejarah dan pengalaman seperti halnya dalam analisis teknikal, namun teknik tersebut lebih matematis dan memperhatikan lebih banyak faktor yang ada terutama laporan keuangan. Perhitungan analisis fundamental yang cukup mudah dan sering digunakan oleh investor adalah dengan membagi antara harga dari setiap lembar saham dengan laba yang dihasilkan perlembar sahamnya. Perhitungan ini digunakan oleh investor untuk mempertimbangkan pembelian saham mereka, karena dapat menentukan murah atau mahalnya suatu saham (Subekti, 2007). Perhitungan rasio tersebut sering dikenal dengan istilah price earning ratio (PER). PER merupakan rasio antara harga pasar perlembar saham terhadap laba perlembar saham. Martalena dan Malinda (2011) berpendapat bahwa PER adalah salah satu faktor yang dipandang relevan untuk menganalisis suatu saham layak dibeli atau tidak. Semakin tinggi PER, semakin besar pertumbuhan laba yang

3 diharapkan oleh investor. Saham dengan PER lebih tinggi, biasanya PER lebih dari 20, dianggap lebih berisiko daripada saham dengan PER lebih rendah dengan potensi laba lebih tinggi (Shook dan Sembel, 2002). Arifin (2002) mengungkapkan dimana semakin rendah hasil PER sebuah saham maka semakin baik atau murah harganya untuk diinvestasikan, sehingga saham itu akan semakin layak untuk dibeli. Namun, ada kalanya investor membeli saham yang memiliki PER tinggi apabila investor tersebut percaya pada potensi perkembangan beberapa tahun kemudian, karena bagi para investor semakin tinggi PER maka pertumbuhan laba yang diharapkan juga akan mengalami kenaikan (Fahmi, 2012). Berdasarkan hal tersebut maka penulis berpendapat bahwa layak atau tidaknya pembelian saham dengan menggunakan perhituangan PER ditentukan kembali oleh kebijakan investor tersebut. Saham yang memiliki nilai PER rendah menjadi layak untuk dibeli ketika memiliki harga saham yang relatif murah dan mendekati keuntungannya. Namun nilai PER yang cukup tinggi juga menandakan saham perusahaan itu layak diapresiasi oleh investor karena akan menjanjikan keuntungan yang lebih baik di kemudian harinya. Menjadi hal yang buruk apabila nilai PER perusahaan terus mengalami penurunan. Hal ini menandakan saham perusahaan itu sudah mulai ditinggalkan investor yang bisa terjadi karena permasalahan di internal perusahaan ataupun faktor lainnya. Oleh karena itu diperlukan analisis fundamental selain PER untuk mengetahui permasalahan yang melatarbelakangi dan mempengaruhi baik atau tidaknya nilai PER suatu saham.

4 PER yang memiliki arti penting dalam keputusan pembelian ini pada akhirnya disinyalir memiliki faktor-faktor fundamental perusahaan yang mempengaruhi perubahan nilainya. Faktor-faktor fundamental yang mempengaruhi perubahan PER ini juga perlu dianalisis agar semakin jelas informasi terhadap nilai saham tersebut. Fundamental perusahaan yang sehat akan mempengaruhi investor untuk memiliki saham perusahaan tersebut, sehingga pada akhirnya harga sahamnya akan meningkat. Perubahan harga saham serta laba perusahaan inilah yang akan menentukan naik atau turunnya nilai PER dalam suatu perusahaan. Faktor fundamental yang diperkirakan kuat mempengaruhi nilai PER salah satunya adalah dividend payout ratio (DPR). DPR adalah perbandingan yang dihitung dengan membagi jumlah pendapatan yang tersedia untuk saham biasa dengan dividen tahunan dari saham biasa sebuah perusahaan (Shook dan Sembel, 2002). DPR menunjukan berapa persen dividen yang didapat investor dari total dividen yang dihasilkan sebenarnya oleh perusahaan. Apabila besar dividen perusahaannya berubah nilai PER akan ikut berubah. Perusahaan juga memiliki perhitungan dividen lainnya yaitu dividend yield (DY). DY adalah salah satu rasio pasar dimana pengukurannya didapat dari perbandingan dividen yang dibagikan dengan harga beli saham (Sjahrial, 2009). Dari DY investor dapat melihat persentase keuntungan yang akan didapatkan dengan harga yang dikeluarkan saat membeli, sehingga apabila nilai DY berubah tentu nilai PER juga berubah. Faktor fundamental lain yang juga diperkirakan mempengaruhi PER adalah return on equity (ROE) dan net profit margin (NPM). ROE adalah imbal hasil atas

5 sekuritas, dimana laba bersih dibagi dengan ekuitas pemegang saham (Shook dan Sembel, 2002). Dari ROE investor memperoleh informasi mengenai sejauh mana perusahaan mampu memperoleh laba bagi para pemegang saham. Sementara NPM adalah rasio antara laba bersih dengan penjualan, sehingga investor akan melihat persentase laba yang dihasilkan perusahaan dari penjualan yang dijalankan. Oleh karena NPM dan ROE merupakan rasio yang mengukur laba perusahaan, dan laba perusahaan akan mempengaruhi dividen yang dibagikan bagi para pemegang saham maka berubahnya nilai NPM dan ROE juga ikut mempengaruhi nilai PER. Tabel 1.1 Rata-Rata PER, DPR, DY, ROE dan NPM Pada Indeks Saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index Tahun 2009 2011 Rata-rata Tahun 2009 2010 2011 LQ45 JII LQ45 JII LQ45 JII PER (x) 19,39 19,57 19,63 19,49 14,34 13,69 DPR (%) 20,66 25,28 16,16 23,72 8,64 25,37 DY (%) 1,28 4,40 1,33 3,47 1,01 5,83 ROE (%) 18,37 28,03 17,34 30.28 17,02 34,16 NPM (x) 0,16 0,18 0,19 0,21 0,18 0,22 Sumber : Indonesia Capital Market Directory (ICMD), diolah Februari 2014 Tabel 1.1 adalah data perbandingan rata-rata PER dan faktor-faktor yang mempengaruhinya seperti DPR, DY, ROE serta NPM dalam indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index pada tahun 2009 2011. Pada tabel ini dapat dilihat rata-rata PER pada indeks saham LQ45 antara tahun 2009 sampai dengan 2011 mengalami peningkatan dan penurunan, sementara Jakarta Islamic Index (JII) dalam kurun waktu yang sama hanya mengalami penurunan. Begitu pula dengan DPR, DY, ROE dan NPM terjadi perbedaan peningkatan dan penurunan nilai di

6 antara kedua indeks tersebut. Perbedaan ini akan menjadi pertanyaan yang mendasari penelitian ini. Ketidakkonsistenan lain juga ditemukan oleh penelitian terdahulu yang telah banyak dilakukan untuk mencari faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi price earning ratio (PER). Penelitian Hayati (2010) menyatakan ROE berpengaruh positif terhadap PER. Berbeda dengan Arisona (2013) yang menyimpulkan bahwa ROE berpengaruh negatif dan DPR berpengaruh positif terhadap PER. Aji dan Pangestuti (2012) juga menyimpulkan ROE berpengaruh negatif terhadap PER. Yumettasari, et all (2008) menemukan bahwa DPR positif terhadap PER sedangkan ROE negatif terhadap PER. Penilitian Ratnaningrum dan Susilowati (2010) menyatakan ROE berpengaruh negatif terhadap PER. Wibowo (2013) mengungkapkan bahwa NPM signifikan positif terhadap PER dan ROE signifikan negatif terhadap PER. Tse (2002) sendiri menyatakan low divident yield appears to be associated with a relatively high price-to-earning-ratio. Dari beberapa fakta dan hasil penelitian tersebut maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Perbandingan Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Price Earning Ratio antara Indeks Saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index (Studi pada Bursa Efek Indonesia Periode 2009-2011)

7 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang diatas maka dapat dirumuskan beberapa pertanyaan penelitian antara lain: 1. Apakah ada perbedaan signifikan dividend payout ratio antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index? 2. Apakah ada perbedaan signifikan dividend yield antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index? 3. Apakah ada perbedaan signifikan return on equity antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index? 4. Apakah ada perbedaan signifikan net profit margin antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index? 5. Apakah ada perbedaan signifikan price earning ratio (dividend payout ratio, dividend yield, return on equity dan net profit margin) antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index? 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan Penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui adakah perbedaan signifikan dividend payout ratio antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index. 2. Untuk mengetahui adakah perbedaan signifikan dividend yield antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index. 3. Untuk mengetahui adakah perbedaan signifikan return on equity antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index.

8 4. Untuk mengetahui adakah perbedaan signifikan net profit margin antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index. 5. Untuk mengetahui adakah perbedaan signifikan price earning ratio (dividend payout ratio, dividend yield, return on equity dan net profit margin) antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index. 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah: 1. Bagi investor, penelitian ini bermanfaat untuk referensi dalam menentukan strategi investasinya. 2. Bagi perusahaan, hasil penelitian ini bermanfaat sebagai bahan pertimbangan dalam strategi penciptaan nilai bagi pemegang saham. 3. Bagi akademisi, penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan baru dalam bentuk perbandingan faktor-faktor yang mempengaruhi PER dan dapat dijadikan pedoman untuk penelitian selanjutnya. 4. Bagi penulis, penelitian ini dapat menambah pengetahuan tentang penilaian saham dan perbedaan faktor yang mempengaruhi PER antara indeks saham LQ45 dan Jakarta Islamic Index.