II. TINJAUAN PUSTAKA. Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Vektor dalam arti luas adalah pembawa atau pengangkut. Vektor dapat berupa

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang Penelitian. peternakan skala besar saja, namun peternakan skala kecil atau tradisional pun

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk termasuk jenis serangga dalam ordo diptera, dari kelas insecta.

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Aedes sp. ,

KBM 8 : Arthropoda Sebagai Vektor dan Penyebab Penyakit didik.dosen.unimus.ac.id

FILUM ARTHROPODA NAMA KELOMPOK 13 : APRILIA WIDIATAMA ERNI ASLINDA RINA SUSANTI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Nyamuk merupakan vektor atau penular utama dari penyakit, menurut

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi, Anatomi dan Morfologi Nyamuk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Sapi Bali Sapi bali adalah sapi potong asli Indonesia yang merupakan hasil

biologi SET 23 ANIMALIA 3 DAN LATIHAN SOAL SBMPTN ADVANCE AND TOP LEVEL A. FILUM ARTHROPODA a. Ciri Ciri b. Klasifikasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Di awal atau penghujung musim hujan suhu atau kelembaban udara umumnya

... sesungguhnya segala sesuatu yang kamu seru selain Allah sekali-kali tidak dapat rnenciptakan

TINJAUAN PUSTAKA. energi pada kumunitasnya. Kedua, predator telah berulang-ulang dipilih sebagai

BAB I PENDAHULUAN. yang lalu. Salah satu bukti hubungan baik tersebut adalah adanya pemanfaatan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II. TELAAH PUSTAKA. Gambar 2.1 Morfologi nyamuk Aedes spp. (Wikipedia, 2013)

BAB I PENDAHULUAN. garis keturunannya tercatat secara resmi sebagai kucing trah atau galur murni

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. tingkat konsumsi ayam dan telur penduduk Indonesia tinggi. Menurut Badan

NYAMUK SI PEMBAWA PENYAKIT Selasa,

BAB 4 HASIL DAN PEMBAHASAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. Berikut adalah taksonomi pengisap polong kedelai (EOL, 2014):

Musca domestica ( Lalat rumah)

BAB II TINJAUN PUSTAKA. masyarakat.adapun ciri-ciri sapi pedaging seperti berikut: tubuh besar, badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Metamorfosis Kecoa. 1. Stadium Telur. 2. Stadium Nimfa

Proses Penularan Penyakit

TINJAUAN PUSTAKA. Kutu penghisap merupakan parasit penghisap darah mamalia yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSAKA. Mahoni merupakan tanaman yang tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. I.1 Latar Belakang. Nyamuk merupakan salah satu golongan serangga yang. dapat menimbulkan masalah pada manusia karena berperan

II. TINJAUAN PUSTAKA. dibedakan dari bangsa lain meskipun masih dalam spesies. bangsa sapi memiliki keunggulan dan kekurangan yang kadang-kadang dapat

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai parasit sperti cacing telah dikenal beratus-ratus tahun yang lalu oleh nenek

LALAT TABAWIDAE DAN PERANANNYA DALAM EPIDEMIOLOGI PENYAKIT SURRA

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Menurut Blakely dan Bade (1992), bangsa sapi perah mempunyai

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berperan sebagai perantara (vektor) beberapa jenis penyakit terutama Malaria

YANG DlTIMBULKANNYA FAKULTAS KEDOKTERAN HEWAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR. Oleh SUTIKNQ B

TINJAUAN PUSTAKA. Penggolongan sapi ke dalam suatu bangsa (breed) sapi, didasarkan atas

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

II. TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Daphnia sp. digolongkan ke dalam Filum Arthropoda, Kelas Crustacea, Subkelas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. lokal (Bos sundaicus), sapi Zebu (Bos indicus) dan sapi Eropa (Bos taurus). Sapi

BAB I PENDAHULUAN. domestikasi dari banteng (Bibos banteng). Karakteristik dari sapi bali bila

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

Jawaban. 1 Metamorfosis Sempurna (Holometabola)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi nyamuk Anopheles sp. adalah sebagai berikut:

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

Praktikum Biologi Fapet Unpad: Bagian Insecta IIa. 1

Status Ulat Grayak (Spodoptera litura F.) Sebagai Hama

BAB I. Pendahuluan. A. latar belakang. Di indonesia yang memiliki iklim tropis. memungkinkan nyamuk untuk berkembang biak dengan baik

TINJAUAN PUSTAKA. Telur berwarna putih, berbentuk bulat panjang, dan diletakkan

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981) ulat grayak diklasifikasikan sebagai berikut:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penyakit yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes agypti yang

BALAI LITBANG P2B2 BANJARNEGARA IDENTIFIKASI DAN PEMBEDAHAN NYAMUK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Kalshoven (1981), klasifikasi S. inferens adalah sebagai berikut:

ACARA I PENGGUNAAN LALAT Drosophila SEBAGAI ORGANISME PERCOBAAN GENETIKA

DAUR HIDUP HEWAN ILMU PENGETAHUAN ALAM KELAS IV SD. Disusun oleh: Taufik Ariyanto /

BAB II TINJAUAN UMUM AEDES AEGYPTI DAN DEMAM BERDARAH DENGUE (DBD)

Gambar 1. Drosophila melanogaster. Tabel 1. Klasifikasi Drosophila

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

IDENTIFIKASI FILARIASIS YANG DISEBABKAN OLEH CACING NEMATODA WHECERERIA

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA. dikenal orang karena lalat ini biasanya hidup berasosiasi dengan manusia.

PERATURAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 07/Permentan/OT.140/1/2008 TANGGAL : 30 Januari 2008

BAB 1 PENDAHULUAN. daerah tropis antara lain adalah malaria dan filariasis merupakan masalah

BUDIDAYA BELUT (Monopterus albus)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

TINJAUAN PUSTAKA. Biologi Phragmatoecia castaneae Hubner. (Lepidoptera : Cossidae)

BAHAN DAN METODA. Ketinggian kebun Bah Birung Ulu berkisar m dpl pada bulan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. berbeda terdapat 6 familiy dan 9 spesies yakni Family Pyralidae spesies

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi hama penggerek batang berkilat menurut Soma and Ganeshan

SMP kelas 8 - BIOLOGI BAB 1. PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGANLatihan Soal 1.5. Metagenesis. Metamorfosis. Regenerasi

IDENTIFIKASI,VEKTOR DAN BINATANG PENGGANGGU SERTA PENGENDALIAN ANOPHELES ACONITUS SECARA SEDERHANA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Tjitrosoepomo (1993), klasifikasi sirih (Piper bettle L.) adalah

I. PENDAHULUAN. serta merupakan cermin kesehatan dan kehidupan (Siregar, 2004). Penyakit

2 POLA TRANSMISI PENYAKIT PADA BADAK JAWA DI TAMAN NASIONAL UJUNG KULON

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Tikus

TINJAUAN PUSTAKA. A. Biologi dan Morfologi Rayap (Coptotermes curvignatus) Menurut (Nandika et, al.dalam Pratama 2013) C. curvignatus merupakan

TINJAUAN PUSTAKA. Capung

II. TINJAUAN PUSTAKA

1. Jenis-jenis Sapi Potong. Beberapa jenis sapi yang digunakan untuk bakalan dalam usaha penggemukan sapi potong di Indonesia adalah :

II. TINJAUAN PUSTAKA. Symphylid memiliki bentuk yang menyerupai kelabang, namun lebih kecil,

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Bionomik Nyamuk Aedes aegypti 2.2 Klasifikasi Nyamuk Aedes aegypti

II. TINJAUAN PUSTAKA Kondisi Umum Kabupaten Kuantan Singingi. Pembentukan Kabupaten Kuantan Singingi didasari dengan Undang-undang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Kebutuhan konsumsi pangan asal hewan di Indonesia semakin meningkat

I. PENDAHULUAN. nyamuk Anopheles sp. betina yang sudah terinfeksi Plasmodium (Depkes RI, 2009)

BAB II PERANCANGAN VIDEO INFOGRAFIS MENGENAI PENYEBARAN DAN SIKLUS HIDUP NYAMUK

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Sapi Ongole (Bos indicus) Sapi ongole merupakan keturunan sapi liar yang dijinakkan di India. Di Indonesia, sapi ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok yaitu Sumba ongole dan sapi peranakan ongole (Sanjaya, 2012). 2.1.1. Klasifikasi Sapi Ongole (Bos indicus) : Chordata : Mamalia : Artiodactyla : Bovidae : Bos Species : Bos indicus (Sosroamidjojo, 1985). 2.1.2. Ciri-Ciri Morfologi Sapi Ongole (Bos indicus) Sapi ongole (Bos indicus) mempunyai ciri-ciri yaitu bewarna putih sedikit keabu abuan, bergelambir, tubuh besar, berpunuk di atas

6 bahu, kepala panjang, telinga kecil dan tegak, paha besar, serta kulit tebal dan lepas (BBIB, 2015). 2.1.3. Peranan Sapi Bagi Masyarakat Sapi memiliki peranan penting bagi masyarakat untuk bermacammacam tujuan yaitu sebagai berikut: a. Sebagai ternak potong Sapi sebagai hewan ternak, khususnya sebagai ternak potong merupakan salah satu sumber daya penghasil daging yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi didalam kehidupan masyarakat. Seekor atau sekelompok ternak sapi bisa menghasilkan berbagai macam kebutuhan, terutama sebagai bahan makanan berupa daging. Daging merupakan salah satu sumber protein hewani yang bersumber dari hewan ternak (Sugeng, 2003). b. Sebagai ternak pengangkutan Ternak sapi sebagai alat pengangkut berperan penting dalam kehidupan masyarakat dan dapat diandalkan oleh petani seperti gerobak sapi untuk mengangkut hasil kebun dan sebagainya (Panawa, et. al., 2014).

7 c. Sebagai ternak sapi perah Sapi sebagai ternak sapi perah dapat menghasilkan kebutuhan susu segar sebagai hasil protein hewani yang banyak dibutuhkan oleh masyarakat sebagai penyempurna kebutuhan gizi, sehingga permintaan akan susu sapi perah segar meningkat di pasaran (Siswanto, 2014). d. Sebagai ternak pembentuk pupuk Sapi memiliki banyak manfaat selain menghasilkan daging dan susu tetapi juga sebagai pembentuk pupuk dengan menghasilkan pupuk kandang dari kotorannya. Kotoran sapi memiliki nilai ekonomis karena termasuk pupuk organik yang dibutuhkan oleh semua jenis tanaman (Setiawan, 1998). 2.2. Ektoparasit Ektoparasit merupakan parasit yang hidup di luar tubuh hospes (inang). Ektoparasit pada umumnya termasuk dalam filum Arthropoda yang terdiri dari berbagai subfilum, seperti subfilum Chelicerata (mites, ticks) dan subfilum Mandibulata (Insecta). Subfilum Mandibulata merupakan subfilum paling penting dalam dunia peternakan karena dapat berperan sebagai agen penyebab penyakit patologis pada hewan (Hendrix and Robinson, 2006).

8 2.3. Beberapa Ektoparasit yang sering dijumpai pada Sapi 2.3.1. Caplak Keras (Ixodidae) Caplak merupakan hewan yang dapat menyebabkan banyak kerugian bagi hewan ternak, terutama bertindak sebagai perantara penyakit. Caplak menghisap darah ternak untuk kelangsungan hidupnya, jenis caplak yang umum menyerang sapi adalah Boophilus (Saptati dan Priadi, 2008). A. Klasifikasi Boophilus : Arthropoda : Arachnida : Acarina : Ixodidae : Boophilus Species : Boophilus sp. (Lapage, 1962). B. Ciri-ciri morfologi caplak Caplak memiliki ciri-ciri yaitu badan berbentuk lonjong tanpa ada pembagian antara kepala, dada, dan perut. Larvanya berkaki tiga pasang, sedangkan nimfa dan dewasanya berkaki empat pasang. Pada caplak jantan, skutum menutupi bagian dorsal. Sedangkan caplak betina skutum hanya menutupi

9 sebagian kecil. Caplak yang bertindak sebagai perantara penyakit pada sapi adalah keluarga Ixodidae (Akoso, 1996). C. Daur hidup caplak Daur hidup caplak pada sapi yaitu larva dan nimfa dapat dijumpai pada satu induk semang. Caplak setelah kenyang menghisap darah akan menjatuhkan diri dari hospes untuk bertelur. Telur akan menetas menjadi larva. Larva akan naik ke daun-daun rumput untuk menempel pada hospes. Setelah mendapatkan hospes dan menghisap darahnya, larva akan melepaskan diri dari hospes dan berganti kulit menjadi nimfa hingga dewasa (Saputro, 2014). 2.3.2. Lalat Lalat merupakan serangga yang sering ditemukan pada peternakan sapi. Lalat juga merupakan serangga pengganggu bagi sapi karena dapat menimbulkan ketidak nyamanan dan stres pada sapi. Keragaman jenis lalat yang banyak ditemukan pada sapi adalah Stomoxys calcitrans, Musca domestica dan Tabanus megalops (Syafitri, 2013). A. Stomoxys (lalat kandang) Stomoxys merupakan penghisap darah ternak yang dapat menyebabkaln penurunan produksi susu. Stomoxys banyak dijumpai di pemukiman tetapi sangat umum pada peternakan sapi. Lalat ini

10 mempunyai bentuk menyerupai Musca tetapi berbeda pada struktur mulutnya yang berfungsi menusuk dan menghisap darah. Tahap larva berlangsung selama 1-3 minggu, lalu menjadi pupa dan akan muncul stadium pradewasa setelah satu minggu atau lebih. Siklus hidup berkisar 3-5 minggu pada kondisi optimal (Sucipto, 2011). Klasifikasi Stomoxys sp. : Arthropoda : Insecta : Diptera : Muscidae : Stomoxys Species : Stomoxys sp. (Wikipedia, 2015). B. Tabanus (Lalat Petak) Tabanus merupakan salah satu lalat penghisap darah yang berperan sebagai perantara parasait Trypanosoma dari sapi yang sakit ke sapi yang sehat melalui gigitannya (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Tabanus dikenal sebagai lalat yang berukuran besar dengan panjang 5-25 mm. Lalat ini mengalami metamorfosis sernpurna dari telur, larva, pupa sampai dewasa. Siklus hidup lalat ini berlansung dalam waktu beberapa bulan sarnpai tahun tergantung spesies dan suhu sekitar. Tempat perindukan yang disukai lalat ini adalah pada tempat-

11 tempat yang bersifat akuatik atau semiakuatik, seperti persawahan, rawa-rawa, lumpur atau kolam air tawar dan payau (Soviana, 1988). Klasifikasi Tabanus sp. : Arthropoda : Insecta : Diptera : Tabanidae : Tabanus Species : Tabanus sp. (Astuti, 2007). C. Musca (Lalat Rumah) Lalat musca merupakan lalat yang dapat berperan sebagai vektor penularan penyakit pink eye, yaitu penyakit mata menular pada ternak, terutama sapi, kerbau, domba, dan kambing (Ditjennak Keswan, 2014). Musca termasuk family Muscidae. Lalat ini berukuran sedang dengan panjang 6-9 mm, berwarna hitam keabu-abuan dengan empat garis memanjang gelap pada bagian dorsal toraks dan satu garis hitam medial pada abdomen dorsal (Sembel, 2008).

12 Pada umumnya siklus hidup dan pola hidup Musca sama dengan siklus dan pola hidup lalat pada umumnya, yakni memerlukan suhu 30ºC untuk hidup (Sucipto, 2011). Klasifikasi Musca sp. : Arthropoda : Insecta : Diptera : Muscidae : Musca Species : Musca sp. (Lilies, 1991). 2.3.3. Nyamuk Nyamuk menularkan agen penyakit serius misalnya malaria, demam berdarah, demam kuning, elefantiasis, dan bentuk lain-lain filariasis. Beberapa contoh jenis nyamuk yang terdapat di Indonesia adalah nyamuk Anopheles, Aedes, Culex, Armigeres, dan nyamuk Toxorhynchites. Gigitan nyamuk dapat menimbulkan rasa gatal pada hewan (Noble and Noble, 1989). A. Siklus hidup nyamuk Siklus hidup nyamuk dibagi menjadi empat tahap. Pertama telur yang diletakkan di air oleh nyamuk dewasa. Telur ini tetap berada di permukaan air hingga menetas menjadi larva. Lalu, larva akan menjadi

13 pupa dan selama beberapa hari menjadi nyamuk dewasa. Nyamuk dewasa akan mencari makan dan pasangan. Nyamuk betina akan mencari nektar dan darah yang diperlukan untuk bertelur dan melanjutkan siklus hidup (Summer, 2011). B. Klasifikasi nyamuk Species : Arthropoda : Insecta : Diptera : Culicidae : Culex, Aedes, Anopheles : Culex sp., Aedes sp., Anopheles sp. (Romoser and Stoffolano, 1998). 2.3.4. Tungau Tungau merupakan vektor dari banyak agen penyakit dan dapat menyebabkan dermatitis. Gigitan tungau juga dapat menyebabkan iritasi. Tungau mempunyai ciri-ciri yaitu memiliki dua segmen tubuh, empat kaki sebagai nimfa dan dewasa serta tiga kaki sebagai larva. Tungau dapat menempati kulit, sisik, bulu atau rambut hospes dan kadang-kadang memasuki rongga tubuh, saluran pernapasan atau jaringan internal dan organ. Tungau sapi seperti Demodex bovis, menempati folikel rambut sapi (Agrilife, 2014).

14 Tungau memakan permukaan atau menggali dibagian bawah kulit, membuat terowongan yang ramping, berkelok-kelok dan mengeluarkan cairan pada bukaan terowongan dan membentuk nodul. Toksin yang disekresikan dapat menyebabkan iritasi dan gatal pada hewan. Tungau folikel yang mikroskopis, berbentuk cerutu, organisme seperti cacing yang hidup di dalam kulit. Semua tahapan siklus hidup yang ditemukan dalam folikel rambut (Kaufman, et. al., 2011). Tungau merupakan ektoparasit dari kelas Acarina yang umum menyerang ternak dan dapat menyebabkan kerugian ekonomi. Keberadaan tungau ini terjadi sepanjang tahun dan biasanya dimanifestasikan dengan penyakit kronis yang mengakibatkan menurunnya berat badan, terhambatnya pertumbuhan, rusaknya kulit dan ketidak nyamanan ternak yang terserang dan apabila berlanjut dapat menyebabkan kematian (Georgi and Georgi, 1990).