BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. tertinggi di Asia Tenggara. Hal itu menjadi kegiatan prioritas departemen

BAB 1 PENDAHULUAN. mempunyai dampak yang besar terhadap pembangunan di bidang kesehatan dan

BAB 1 PENDAHULUAN. Indonesia merupakan salah satu negara dari 189 negara yang menyepakati

BAB I PENDAHULUAN. 58,9/ kelahiran hidup, angka ini mengalami peningkatan dibandingkan AKI

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. oleh Konstitusi Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO 1948), Undang-Undang Dasar

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan sektor kesehatan sebagaimana tercantum dalam Program

BAB I PENDAHULUAN. minggu pertama kehidupan dan 529 ribu ibu meninggal karena penyebab yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Jumlah Angka Kematian Ibu (AKI) sangat tinggi di dunia, tercatat 800 perempuan meninggal setiap hari akibat

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan adalah kondisi umum dari seseorang dalam semua aspek baik

BAB I PENDAHULUAN. Kematian ibu semasa hamil dan bersalin masih sangat tinggi. Berdasarkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih merupakan masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menunjukkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Indikator

BAB I PENDAHULUAN. dalam Millenium Development Goals (MDG) yaitu goal ke-4 dan ke-5. Target

BAB 1 PENDAHULUAN. penyebab kecelakaan atau incidental) (CIA, 2014). AKI (Angka Kematian Ibu)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. tinggi rendahnya angka kematian ibu dan bayi. berkembang yaitu sebesar 99 persen (Wiknjosastro, 2002 hlm 23).

BAB I PENDAHULUAN. senantiasa menjadi indikator keberhasilan pembangunan pada sektor

BAB 1 PENDAHULUAN. program KIA tersebut menurunkan angka kematian ibu dan anak (Depkes, RI 2007)

BAB I PENDAHULUAN. memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan. Salah satu bentuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Tingginya Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kehamilan, persalinan, dan menyusukan anak merupakan proses alamiah

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah kesehatan ibu di Indonesia masih memprihatinkan dimana Angka

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Faktor resiko kematian ibu dipengaruhi oleh keadaan sosial ekonomi,

BAB 1 PENDAHULUAN. sangat menetukan dalam pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM), yang

TUJUAN 5. Meningkatkan Kesehatan Ibu

BAB I PENDAHULUAN. millenium (MDG s) nomor 5 yaitu mengenai kesehatan ibu. Adapun yang menjadi

BAB 1 PENDAHULUAN. dibandingkan negara-negara ASEAN lainnya seperti Thailand hanya 44 per

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB 1 PENDAHULUAN. dimulai sejak tahun Desa atau kelurahan siaga aktif adalah desa atau kelurahan

BAB I PENDAHULUAN. Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) 2007, AKI 228 per kelahiran hidup, AKB 34 per kelahiran hidup.

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas pelayanan kesehatan. Kematian ibu masih merupakan masalah besar yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1.Latar Belakang. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan masalah nasional yang

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan AKI di negara-negara ASEAN, penolong persalinan adalah hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu bersalin (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB)

BAB I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Masalah Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) masih menjadi masalah

commit to user BAB I PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. sedangkan jumlah kematian perinatal sebesar orang. Dari jumlah

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan bidang kesehatan merupakan bagian terpenting dalam

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Pada tahun 2008 dilaporkan bahwa jumlah kematian. ibu di 172 negara di seluruh dunia sebesar 358.

(GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia. Hal ini dikarenakan masih tingginya angka kematian ibu dan angka

BAB 1 PENDAHULUAN. berhak hidup sejahtera lahir dan batin, bertempat tinggal, dan mendapatkan

KERANGKA ACUAN KEMITRAAN BIDAN DAN DUKUN

BAB 1 PENDAHULUAN. dengan Amerika Latin dan Karibia 85/ KH, Amerika Utara 23/ KH

BAB 1 PENDAHULUAN. penyelenggaraan upaya kesehatan oleh bangsa Indonesia untuk mencapai

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sasaran Milenium Development Goals (MDGs) telah menunjukkan menjadi 23 per 1000 kelahiran hidup (BAPPENAS, 2010).

Filosofi. Mendekatkan Akses pelayanan kesehatan yg bermutu kepada masyarakat. UKM_Maret

WALIKOTA SINGKAWANG PROVINSI KALIMANTAN BARAT PERATURAN WALIKOTA SINGKAWANG NOMOR 35 TAHUN 2015 TENTANG PERSALINAN AMAN

BAB I PENDAHULUAN. (GSI), safe motherhood, program Jaminan Persalinan (Jampersal) hingga program

KerangkaAcuanKegiatan Program Perencanaan, Persalinan Dan PencegahanKomplikasi( P4K )

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. mencapai komitmen internasional, yang dituangkan dalam Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Menurunnya AKI dari 334

PONED sebagai Strategi untuk Persalinan yang Aman

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB) masih

KESEHATAN IBU DAN ANAK. dr Dani MKes Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Maranatha 2015

BAB 1 PENDAHULUAN. antara delapan tujuan yang dituangkan dalam Millennium Development Goals

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

KERANGKA ACUAN PROGRAM PERENCANAAN PERSALINAN DAN PENCEGAHAN KOMPLIKASI (P4K)

BAB 1 PENDAHULUAN. ibu melahirkan menjadi 118 per kelahiran hidup; dan 4) Menurunnya

BAB 1 PENDAHULUAN. Keadaan kehamilan kembar sebetulnya abnormal yang mungkin terjadi

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. menurunkan angka kematian anak dan meningkatkan kesehatan ibu. Upaya

BAB 1 PENDAHULUAN. indikator keberhasilan program pembangunan.kesehatan berimplikasi pada

BAB 1 PENDAHULUAN. Konferensi Nairobi tentang Safe Motherhood tahun Indonesia ikut

VI. KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka ditarik kesimpulan sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Kehamilan dan persalinan merupakan proses normal, alamiah dan. sehat. Namun bila tidak dipantau secara intensif dapat terjadi

EVALUASI PERSIAPAN PUSKESMAS PELAYANAN OBSTETRI NEONATAL EMERGENSI DASAR (PONED) DI KABUPATEN BREBES TAHUN 2012

BAB I PENDAHULUAN. dalam meningkatan mutu kesehatan serta derajat kesehatan masyarakat melalui

menikah di usia muda di Indonesia dengan usia tahun pada tahun 2010 lebih dari wanita muda berusia tahun di Indonesia sudah

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan merupakan proses yang normal dan alamiah pada seorang wanita

BAB 1 PENDAHULUAN. Masalah yang terjadi di dunia saat ini adalah menyangkut kemiskinan,

BAB I PENDAHULUAN. dibeberapa negara di dunia mencerminkan ketidakadilan

BAB I PENDAHULUAN. Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) merupakan salah satu prioritas yang

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan tantangan yang lebih sulit dicapai dibandingkan dengan target Millenium

BAB I PENDAHULUAN. pencapaian Millenium Development Goals (MDGs). Dimana MDGs adalah. Millenium Summit NewYork, September 2000 (DKK Padang, 2012).

BAB I LATAR BELAKANG. nifas, bayi baru lahir, dan kontrasepsi (Manuaba, 2014; h.28).

BAB 1 PENDAHULUAN. yang diberikan oleh petugas kesehatan yang tidak lain tujuannya untuk memelihara

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. merupakan suatu problem kesehatan yang sampai saat ini belum dapat diatasi secara

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan akibat langsung proses reproduksi

BAB I PENDAHULUAN. indikator yang digunakan untuk memantau derajat kesehatan sekaligus sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. terdapat kemungkinan suatu keadaan yang dapat mengancam jiwa ibu dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Persepsi pada hakikatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh setiap

BAB I PENDAHULUAN. pelayanan kesehatan. Penurunan AKI juga merupakan indikator keberhasilan derajat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang sinergis dan terpadu untuk mempercepat penurunan AKI dan AKB di

BAB 1 PENDAHULUAN. satunya adalah kualitas pelayanan oleh tenaga kesehatan yang tidak adekuat dan

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang. Kesehatan ibu dan anak (KIA) merupakan salah satu upaya pelayanan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Program pembangunan kesehatan di Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. masih jauh dari target yang ditetapkan untuk Indonesia, baik target Millennium

BAB I PENDAHULUAN. Gambar 1 gambar Angka Kematian Ibu (AKI) Tahun Sumber: Buku Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2015 AKI

BAB 1 PENDAHULUAN. (AKB) di Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) saat ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran pembangunan milenium (millennium development goals/mdgs) yang ditetapkan

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator derajat kesehatan masyarakat. Tingginya AKI di suatu negara menunjukkan bahwa negara tersebut dikategorikan buruk dan belum berhasil dalam meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Kelompok yang paling rentan yang memerlukan pelayanan maksimal dari petugas kesehatan adalah ibu hamil dan melahirkan. Oleh karena itu, berbagai pihak terkait seperti tenaga profesional, pelayanan kesehatan, partisipasi masyarakat setempat dan lainnya bersama-sama bekerja untuk meningkatkan partisipasi dan menyediakan fasilitas yang baik bagi pertolongan persalinan. Persalinan ibu yang ditolong oleh tenaga kesehatan profesional harus memahami cara menolong persalinan secara bersih dan aman. Hal ini tertuang dalam program Safe Motherhood. Program Safe Motherhood merupakan upaya yang dilakukan untuk menyelamatkan wanita agar kehamilan dan persalinannya sehat dan aman serta melahirkan bayi yang sehat. Tujuan utamanya adalah untuk menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu hamil, bersalin, nifas serta menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi baru lahir. Upaya ini terutama ditujukan bagi negara yang sedang berkembang karena 99% kematian ibu di dunia terjadi di negara-negara tersebut (Safrudin, dkk, 2009). Pemerintah Republik Indonesia mencanangkan Gerakan Nasional Kehamilan yang Aman atau Making Pregnancy Safer (MPS) setelah program Safe Motherhood.

Salah satu strategi MPS dalam upaya penurunan kesakitan dan kematian ibu adalah dengan membangun kemitraan yang efektif melalui kerjasama lintas sektor (institusi pemerintah) dan mitra lainnya (lembaga donor, swasta, masyarakat dan keluarga). Kemitraaan tersebut berupa pelatihan untuk meningkatkan kemampuan dukun dalam menolong persalinan. Dengan demikian, dukun dapat lebih mengenal tanda-tanda bahaya dalam kehamilan dan persalinan serta jika terdapat indikasi kehamilan dan persalinan gawat darurat, maka diharapkan dukun dapat segera minta pertolongan kepada bidan (Notoatmodjo, 2005). Bentuk kemitraan antara bidan desa, dukun bayi, kader dan tokoh masyarakat terdapat pada Program Perencanaan Persalinan dan Pencegahan Komplikasi (P4K). Dalam P4K dilakukan metode stikerisasi. Metode ini merupakan terobosan dalam mempercepat penurunan AKI. Melalui P4K, setiap ibu hamil akan tercatat, terdata dan terpantau secara tepat. Stiker ini ditempel di setiap rumah yang memiliki ibu hamil. Salah satu manfaat dari stikerisasi ini adalah mempercepat berfungsinya Desa Siaga/Siap Antar Jaga (Anonim, 2010). Komitmen bidan desa dan partisipasi semua komponen lapisan masyarakat desa diperlukan untuk mencapai keberhasilan program Desa Siaga. Bidan desa merupakan motor penggerak dari Desa Siaga. Oleh karena itu, agar desa memiliki kesiapsiagaan untuk menanggulangi kegawatdaruratan ibu hamil dan bersalin, maka perlu dikembangkan mekanisme kemitraan seperti kemitraan bidan desa dengan dukun bayi. Sayangnya peran bidan seperti yang tertulis di atas tidak didukung dengan ketersediaan bidan di setiap desa dimana dari sekitar 69.957 desa di Indonesia hanya ada sekitar 30.236 bidan di desa (Depkes RI, 2007).

Menurut Wikelman dalam Anggorodi (2009), dalam metode antropologi medis, ilmu kedokteran dan sistem kedukunan terdapat tiga unsur pokok, antara lain: (1) Unsur-unsur sosial yaitu hubungan antara petugas kesehatan, dukun dan masyarakat, (2) Ide dan konsep mengenai kehidupan dan kematian, alam dan alam gaib yang dianut oleh dukun dan masyarakat serta kepercayaan tentang sebab-sebab penyakit dan kematian pada bayi dan ibu yang baru melahirkan, dan (3) Praktik pengobatan yang dilakukan oleh dokter, bidan dan perawat. Depkes R.I. Tahun 2009 menargetkan AKI di Indonesia menjadi 226 per 100.000 kelahiran hidup. Angka ini masih jauh dari target Millenium Development Goals (MDGs) yang menetapkan AKI 102/100.000 kelahiran pada Tahun 2015. Dalam Rencana Strategis Nasional Making Pregnancy Safer (MPS) di Indonesia Tahun 2001-2010, Depkes RI (2001) menyebutkan bahwa dari lima juta kelahiran yang terjadi di Indonesia setiap tahunnya, diperkirakan 20.000 ibu meninggal akibat komplikasi kehamilan dan persalinan. Menurut Noerdin dalam Prastowo (2010), AKI Indonesia masih jauh tertinggal bila dibandingkan dengan negara lain, seperti Malaysia dan Thailand yang masing-masing AKI nya antara 30 hingga 24 per 100.000 kelahiran hidup. Hal-hal yang menyebabkan kematian ibu melahirkan bukan hanya disebabkan oleh pendarahan dan eklampsia, tetapi juga disebabkan oleh kurangnya akses ke pelayanan kesehatan dan persalinan yang berkualitas. Menurut Noerdin dalam Prastowo (2010), ada tiga hal yang membuat ibu meninggal saat melahirkan, yaitu: (1) Terlambat dalam mengenali tanda bahaya dan mengambil keputusan, (2) Terlambat mencapai fasilitas kesehatan, dan (3) Terlambat

mendapatkan pelayanan. Ketiga jenis keterlambatan yang membuat ibu meninggal tersebut terkait erat dengan berbagai faktor. Salah satu faktor penyebabnya adalah tingginya proporsi melahirkan di rumah, yaitu sebesar 59%. Berdasarkan data Survei Sosial Ekonomi Nasional (2008), penolong kelahiran terakhir di pedesaan antara lain : ditolong bidan 46,34%, ditolong dukun bayi 42,75%, ditolong oleh dokter 6,11%, ditolong oleh famili 3,86%, ditolong Nakes lain 0,61% dan lainnya sebesar 0,33%. Di pedesaan, bidan dan dukun sama-sama diminati oleh ibu bersalin sebagai penolong persalinannya. Pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan bervariasi antar-provinsi dengan cakupan pertolongan persalinan di bawah angka rata-rata nasional, yakni di Provinsi Lampung, Jambi, Nusa Tenggara Barat (NTB), Jawa Barat, Sulawesi Selatan, Kalimantan Barat, Papua, Papua Barat, Gorontalo, Kalimantan Tengah, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Nusa Tenggara Timur (NTT), Maluku, Maluku Utara dan Sulawesi Barat. Data persalinan di NTB disebutkan dari 31 kecamatan se-ntb ditemukan 95,7% persalinan dilakukan di rumah dan 85 % di antaranya ditolong oleh dukun, 32% ditolong oleh dukun tidak terlatih dan hanya 2,6% saja persalinan yang dilakukan di rumah sakit (Prastowo, 2010). Pertolongan persalinan oleh tenaga non-medis juga mempunyai catatan yang tinggi di Jawa Timur. Hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional Propinsi Jawa Timur Tahun 2004 menyebutkan bahwa penolong kelahiran oleh tenaga non kesehatan (dukun dan lainnya) di Jawa Timur masih terlihat cukup tinggi. Diperoleh data dari 2.860.764 kelahiran, sebanyak 27,36% penolong kelahiran pertamanya dilakukan oleh tenaga non-medis (dukun, family dan lainnya). Berdasarkan data Statistik

Kesejahteraan Rakyat Provinsi D.I. Yogyakarta Tahun 2004, dari 224.643 kelahiran, sekitar 15,38% proses kelahirannya ditolong oleh dukun (Bambang, 2006). Akses ke pelayanan kesehatan mempunyai korelasi kuat dengan kematian ibu. Semakin tinggi proporsi masyarakat yang sulit ke pelayanan kesehatan, maka semakin tinggi juga AKI. Terdapat hubungan kuat antara tempat melahirkan dan penolong persalinan dengan kematian maternal, yaitu makin tinggi proporsi ibu yang melahirkan di fasilitas non kesehatan dan ditolong oleh dukun, maka makin tinggi risiko kematian maternal (Rukmini, 2005). Memilih dukun atau tenaga non kesehatan sebagai penolong dalam proses persalinan memang bukan hal baru dalam realitas masyarakat kita. Pertolongan persalinan dengan tenaga non kesehatan ini sudah banyak terjadi, terutama di sejumlah daerah yang tidak terakses layanan kesehatan dengan baik. Pada beberapa daerah, tenaga non kesehatan jumlahnya jauh lebih besar daripada jumlah tenaga kesehatan (Bambang, 2006). Fenomena dukun bayi merupakan salah satu bagian yang cukup besar pengaruhnya dalam menentukan status kesehatan ibu dan bayi, karena sekitar 40% kelahiran bayi di Indonesia dibantu oleh dukun bayi. Keadaan ini semakin diperparah karena umumnya dukun bayi yang menolong persalinan tersebut bukan dukun terlatih (Koesno, 2003). AKI Provinsi Sumatera Utara pada Tahun 2008 cukup tinggi yaitu mencapai 78.784 orang dari 328.268 orang (24%). Tingginya angka ini disebabkan karena masih rendahnya pengetahuan ibu terhadap kehamilannya. Total Fertility Rate (TFR) Sumatera Utara pun masih terbilang cukup tinggi, yaitu 3,8 anak per perempuan usia

produktif yang melebihi TFR nasional sebesar 2,6 anak per perempuan usia produktif dan merupakan yang tertinggi ke-3 secara nasional. Dikhawatirkan pada Tahun 2015 akan terjadi baby boom di Indonesia, sehingga jumlah penduduk Indonesia diperkirakan mencapai 230 juta orang (Anonim, 2008). Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang, jumlah persalinan pada Tahun 2008 sebanyak 42.495 persalinan, persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 33.996 orang (80%), sedangkan persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan sebanyak 8.499 orang (20%) (Profil Dinkes Kabupaten Deli Serdang, 2008). Berdasarkan data yang diperoleh dari Profil Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang, jumlah persalinan pada Tahun 2008 sebanyak 1.311 persalinan. Persalinan yang ditolong oleh tenaga kesehatan sebanyak 1004 orang (76,58 %), sedangkan persalinan yang ditolong oleh tenaga non kesehatan sebanyak 307 orang (23,42 %). Cakupan kunjungan ibu hamil K1 sebanyak 1135 dari 1373 ibu hamil (82,67%) dan cakupan kunjungan ibu hamil K4 sebanyak 1055 dari 1373 ibu hamil (76,84%). Berdasarkan data yang diperoleh dari Pemantauan Wilayah Setempat Kesehatan Ibu dan Anak (PWS-KIA) Puskesmas Kota Datar, kasus AKI pada Tahun 2008 sebanyak 1 kasus, Tahun 2009 sebanyak 2 kasus dan antara bulan Januari-April 2010 sebanyak 2 kasus. Kasus AKB pada Tahun 2008 sebanyak 4 kasus, Tahun 2009 sebanyak 7 kasus dan antara bulan Januari-April 2010 sebanyak 3 kasus. Berdasarkan survei pendahuluan yang dilakukan penulis di Puskesmas Kota Datar, diketahui terdapat 7 orang bidan desa dan hanya 3 orang bidan desa yang

bertempat tinggal di desa. Poskesdes ada 3 di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar, yaitu di Desa Paluh Manan, Desa Tandem Hilir I dan Desa Tandem Hilir II. Puskesmas ini melayani 7 desa yang ada di wilayah kerjanya dan jumlah dukun bayi yang tersebar sebanyak 15 orang, secara rinci dapat dilihat dalam tabel di bawah ini: Tabel 1.1. Distribusi Dukun Bayi yang Tersebar di Wilayah Kerja Puskesmas Kota Datar No Desa Jumlah Dukun Bayi 1 Desa Kota Datar 3 2 Desa Paluh Manan 2 3 Desa Tandem Hilir 1 2 4 Desa Tandem Hilir 2 2 5 Desa Tandem Hulu 1 2 6 Desa Tandem Hulu 2-7 Desa Bulu cina 4 Total 15 Pada dasarnya telah terjalin kemitraan antara dukun bayi dengan bidan desa dan kader, namun belum berjalan secara optimal. Peranan dan partisipasi tokoh masyarakat dalam peningkatan pelayanan pertolongan persalinan juga masih belum optimal. Perilaku manusia adalah suatu fungsi dari interaksi antara individu dengan lingkungannya. Teori kognitif mengatakan bahwa perilaku seseorang disebabkan adanya rangsangan (stimulus), kemudian memprosesnya ke dalam kognisi yang akan menghasilkan jawaban (respons). Perilaku tidak hanya terdiri dari tindakan-tindakan yang terbuka saja, melainkan juga termasuk faktor-faktor internal seperti berpikir, emosi, persepsi dan kebutuhan (Thoha, 2008). Menurut Thoha (2008), persepsi adalah proses kognitif yang kompleks dan menghasilkan suatu gambaran yang unik tentang kenyataan yang barangkali jauh dari

kebenarannya. Hal ini berarti bahwa hasil dari persepsi setiap orang akan berbedabeda dan tidak menjamin bahwa apa yang mereka tafsirkan, rasakan, alami dan sebagainya sesuai dengan kenyataan atau kebenaran. Menurut Notoatmodjo (2005), kemitraan adalah suatu bentuk kerjasama yang formal antara individu-individu, kelompok-kelompok atau organisasi-organisasi untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Dalam kerjasama tersebut ada kesepakatan tentang komitmen dan harapan masing-masing anggota tentang peninjauan kembali terhadap kesepakatan-kesepakatan yang telah dibuat dan saling berbagi (sharing) baik dalam risiko maupun keuntungan yang diperoleh. Terdapat tiga kata kunci dalam kemitraan, yaitu: (1) Kerja sama antara kelompok, organisasi dan individu, (2) Bersama-sama mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama, (3) Saling menanggung risiko dan keuntungan. Menurut penelitian Bangun (2008), persepsi informan dibentuk oleh aspek informasi yang diterima, pengetahuan yang dimiliki, penilaian serta pengalaman yang dirasakan oleh informan. Menurut penelitian Pulungan (2005), persepsi dipengaruhi oleh pemahaman dan pengetahuan informan itu sendiri. Berdasarkan hal tersebut di atas, maka penulis ingin mengetahui bagaimana persepsi stakeholders terhadap pelaksanaan kemitraan dalam peningkatan cakupan dan kualitas pelayanan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. 1.2. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka dirumuskan permasalahan penelitian yaitu bagaimana persepsi stakeholders tentang pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi stakeholders tentang pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar Kecamatan Hamparan Perak Kabupaten Deli Serdang Tahun 2010. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Sebagai masukan bagi Puskesmas Kota Datar agar lebih mengembangkan pelaksanaan kemitraan dalam pertolongan persalinan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan maternal dan neonatal di wilayah kerjanya. 2. Sebagai masukan bagi bidan koordinator Puskesmas Kota Datar dalam mendorong dan meningkatkan peran serta dukun bayi terlatih dalam program KIA-KB. 3. Sebagai masukan bagi dukun bayi, bidan desa, kader dan tokoh masyarakat untuk lebih berperan serta dalam rangka meningkatkan kemitraan dalam pertolongan persalinan di wilayah kerja Puskesmas Kota Datar.

4. Sebagai bahan pengembangan ilmu pengetahuan kesehatan masyarakat khususnya bidang administrasi dan kebijakan kesehatan mengenai pelaksanaan kemitraan pertolongan persalinan. 5. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.