BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Jamur Makroskopis Yang Ditemukan di Hutan Geopark Merangin Desa Air Batu Kecamatan Renah Pembarap

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Cagar Alam Tangale merupakan salah satu kawasan konservasi di

Inventarisasi Jamur Tingkat Tinggi (Basidiomycetes) Di Taman Wisata Alam Muka Kuning Batam

JENIS-JENIS JAMUR BASIDIOMYCETES FAMILIA POLYPORACEAE DI HUTAN PENDIDIKAN UNIVERSITAS HASANUDDIN BENGO-BENGO KECAMATAN CENRANA KABUPATEN MAROS

Bionature Vol. 12 (2): Hlm: , Oktober 2011 Keanekaragaman ISSN: Jamur Basidiomycota Di kawasan Gunung Bawakaraeng 93

JENIS-JENIS POLYPORACEAE DI TAMAN HUTAN RAYA SULTAN SYARIF HASYIM PROVINSI RIAU

III. METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Lokasi Penelitian. B. Perancangan Penelitian. C. Teknik Penentuan Sampel. D. Jenis dan Sumber Data

Wahana Forestra: Jurnal Kehutanan Vol.11, No.2 Juli 2016

6. Panjang helaian daun. Daun diukur mulai dari pangkal hingga ujung daun. Notasi : 3. Pendek 5.Sedang 7. Panjang 7. Bentuk daun

TINJAUAN PUSTAKA. Ordo : Liliales ; Famili : Liliaceae ; Genus : Allium dan Spesies : Allium

TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Agrios (1996) taksonomi penyakit busuk pangkal batang

TINJAUAN PUSTAKA. Species: Allium ascalonicum L. (Rahayu dan Berlian, 1999). Bawang merah memiliki batang sejati atau disebut discus yang bentuknya

TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman ubi kayu diklasifikasikan sebagai berikut: Kingdom : Plantae,

TINJAUAN PUSTAKA. diklasifikasikan sebagai berikut. Divisi: Spermatophyta; Subdivisi:


BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Penelitian Titik yang dijadikan lokasi penelitian adalah Jalan H.B. Jasin (eks Jalan

TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Kacang Panjang (Vigna sinensis L.)

I. TINJAUAN PUSTAKA. A. Botani dan Morfologi Jamur Tiram. Dari segi botani, jamur tiram termasuk jenis jamur kayu yang mudah

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif, yang menggunakan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS JAMBI MEI 2017

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi tanaman mentimun ( Cucumis sativus L.) (Cahyono, 2006) dalam tata nama tumbuhan, diklasifikasikan kedalam :

PENGAMATAN MORFOLOGI KOLONI BAKTERI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IDENTIFIKASI JAMUR PERUSAK KAYU

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah Tanaman Cabai Botani Tanaman Cabai

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Lahan Terdegradasi ,

INVENTARISASI JAMUR TINGKAT TINGGI DI KAWASAN CAGAR ALAM LEMBAH ANAI KABUPATEN TANAH DATAR SUMATERA BARAT JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. yang berukuran besar ataupun kecil (Arief : 11). yang tersusun atas berbagai komponen yang saling ketergantungan dan saling

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kacang tunggak (Vigna unguiculata (L.)) merupakan salah satu anggota dari

LAMPIRAN. 1. Deskripsi jenis Anggrek yang ditemukan di Hutan Pendidikan USU

3.1. MATERI 1 - GAMBAR DAUN

DESKRIPSI TANAMAN. Acriopsis javanica Reinw.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan metode observasi. odorata dilakukan pada 3 lokasi yang berbeda berdasarkan bentuk lahan,

TINJAUAN PUSTAKA Tanaman Buah Naga

IDENTIFIKASI TUMBUHAN BAKUNGAN (Hymenocallis litthoralis) Oleh Nur Azizah NIM

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun taksonomi tanaman kelapa sawit menurut Syakir et al. (2010) Nama Elaeis guineensis diberikan oleh Jacquin pada tahun 1763

BAB III BURUNG HANTU SEBAGAI TEMA DALAM PENCIPTAAN KARYA SENI GRAFIS. A. Implementasi Teori

JENIS - JENIS JAMUR MAKRO BASIDIOMYCOTA YANG TERDAPAT DI KORONG TANJUNG NAGARI KASANG KECAMATAN BATANG ANAI KABUPATEN PADANG PARIAMAN ARTIKEL ILMIAH

III. BAHAN DAN METODE

INVENTARISASI JAMUR MAKROSKOPIS DI KAWASAN PENYANGGA (BUFFER ZONE) PERKEBUNAN KELAPA SAWIT KILIRAN JAO KECAMATAN KAMANG BARU KABUPATEN SIJUNJUNG

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PENGENALAN VARIETAS LADA, PALA, dan CENGKEH. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat November 2015

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Tomat

BAB III METODE PENELITIAN. Taman Nasional Baluran, Jawa Timur dan dilakasanakan pada 28 September

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.2. Jamur Tiram

TINJAUAN PUSTAKA Botani Manggis

LAMPIRAN. Ciri makroskopis : mula-mula koloni berupa jelaga-jelaga hitam yang halus, hari fungi mulai menutupi permukaan cawan petri.

HASIL DAN PEMBAHASAN Jenis Rambut

TINJAUAN PUSTAKA Botani

TINJAUAN LITERATUR. Klasifikasi jamur Corynespora cassiicola menurut Alexopolus dan Mims. : Corynespora cassiicola (Berk. & Curt.

II. TINJAUAN PUSTAKA A.

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kabupaten Merangin terletak di provinsi Jambi dengan luas km 2

TINJAUAN PUSTAKA. dalam buku Steenis (2003), taksonomi dari tanaman tebu adalah Kingdom :

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Taksonomi Tanaman Karet Sistem klasifikasi, kedudukan tanaman karet sebagai berikut :

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 516/Kpts/SR.120/12/2005 TENTANG PELEPASAN PISANG MAS KIRANA SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

KERAGAMAN GANODERMATACEAE DARI BEBERAPA KAWASAN HUTAN PULAU LOMBOK

No. Nama Bahan Spesifikasi Kegunaan 1. Alkohol 70% Mencegah kerusakan akibat jamur dan serangga

TINJAUAN PUSTAKA. menjadi tegas, kering, berwarna terang segar bertepung. Lembab-berdaging jenis

II. TINJAUAN PUSTAKA. Manggis dengan nama latin Garcinia mangostana L. merupakan tanaman buah

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tanaman mahkota dewa memiliki nama ilmiah Phaleria macrocarpa Boerl.,

BAB III METODE PENELITIAN

TINJAUAN PUSTAKA. Deskripsi Tanaman Sukun (Artocarpus communis Frost) Dalam sistematika tumbuh-tumbuhan tanaman sukun dapat

Jenis-Jenis Jamur Basidiomycetes di Hutan Bukit Beluan Kecamatan Hulu Gurung Kabupaten Kapuas Hulu

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman Bawang Merah (Allium ascalonicum L.) divisi spermatophyta, subdivisi angiospermae, kelas monocotyledonae,

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terkaya (mega biodiversity). Menurut Hasan dan Ariyanti (2004), keanekaragaman

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

TINJAUAN PUSTAKA. Istilah jamur atau fungi berasal dari bahasa Yunani, yaitu fungus/hifa

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Tanaman. Sistem perakaran tanaman bawang merah adalah akar serabut dengan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Gladiol (Gladiolus hybridus) berasal dari bahasa latin Gladius yang berarti

TINJAUAN PUSTAKA. Adapun klasifikasi Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc. menurut. : Colletotrichum gloeosporioides Penz. Sacc.

Lili paris ( Chlorophytum comosum Landep (Barleria prionitis L.) Soka(

KARYA ILMIAH STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

TINJAUAN PUSTAKA Botani Tanaman Teh

II.TINJAUAN PUSTAKA. Mamalia lebih dikenal dari pada burung (Whitten et al, 1999). Walaupun

BAB I PENDAHULUAN. Genus Cucumis pada dasarnya memiliki bermacam-macam jenis spesies

Oleh: Rizqi Istiqomah A

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 191/Kpts/SR.120/3/2006 TENTANG PELEPASAN JERUK SIEM KINTAMANI SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

J. Gaji dan upah Peneliti ,- 4. Pembuatan laporan ,- Jumlah ,-

DESKRIPSI KEMIRI SUNAN POPULASI KEMIRI SUNAN 1. Nama yang diusulkan : KEMIRI SUNAN 1

Lampiran 1. Panduan Pengujian Individual Kebaruan, Keunikan, Keseragaman dan Kestabilan Melon (Deptan, 2007)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berbagai jenis substrat. Substrat yang umum dapat ditumbuhi lumut adalah pada

TINJAUAN PUSTAKA. merata sepanjang tahun. Curah hujan (CH) untuk pertanaman pepaya berkisar

TINJAUAN PUSTAKA. Botani Paprika. Syarat Tumbuh

Biologi dan Siklus Hidup Jamur Merang. subkelas homobasidiomycetes, ordo agaricales, dan famili plutaceae.

LAMPIRAN KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 3511/Kpts/SR.120/10/2009 TANGGAL : 12 Oktober 2009 DESKRIPSI SALAK VARIETAS SARI INTAN 541

MIKORIZA pada Swietenia macrophylla KELOMPOK 5

TINJAUAN PUSTAKA. tanaman. Tipe asosiasi biologis antara mikroorganisme endofit dengan tanaman

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif, yang. sensus atau dengan menggunakan sampel (Nazir,1999).

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR : 308/Kpts/SR.120/4/2006 TENTANG PELEPASAN JAMBU BOL GONDANG MANIS SEBAGAI VARIETAS UNGGUL

III. METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

Transkripsi:

22 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian Hasil identifikasi jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi yang telah dilakukan di laboratoriun Mikrobiologi Universitas Andalas ditemukan sebanyak 26 jenis jamur yang telah teridentifikasi. Jenis jamur yang diidentifikasi termasuk ke dalam 4 famili yaitu Polyporaceae, Meruliaceae, Poriaceae, dan Clavariaceae. Berikut ini adalah jenisjenis jamur yang ditemukan tersebut dapat dilihat pada Tabel 4.1. Tabel 4.1 Hasil Identifikasi Jenis Jamur yang Terdapat Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi No Jenis Tempat Hidup Microporus sp1 Microporus sp2 Gleoporus sp Microporus sp3 Microporus sp4 Picnoporus sp 1 Polyporaceae Polyporus sp1 Microporus sp5 Microporus sp6 Polyporus sp2 Polyporus sp3 Microporus sp7 Microporus sp8 Polyporus sp4 Pohon 2 Meruliaceae Merulius sp Trametes sp1 Pohon Fomes sp1 Pohon Fomitopsis sp Pohon Trametes sp2 Pohon 3 Poriaceae Fomes sp2 Lenzites sp Trametes sp3 Trametes sp4 Pohon Ganoderma sp Trametes sp5 4 Clavariaceae Ramaria sp Serasah 22

23 Dari Tabel 4.1 di atas dapat dikelompokkan jenis-jenis jamur yang hidup di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi berdasarkan famili serta tempat tumbuh dari masing-masing jenis jamur yang berbeda-beda, seperti halnya pada pohon, kayu mati, dan serasah. Jenis jamur yang paling banyak ditemukan di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi terdapat pada famili Polyporaceae, yaitu jenis Polyporus sp1 yang berjumlah sebanyak 55 individu. Untuk Indeks Keanekaragaman Jamur Makroskopis di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi diperoleh sebesar 2,89057 sebagaimana dapat dilihat pada Tabel 4.2. Tabel 4.2 Indeks Keanekaragaman Jamur yang Terdapat Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi No Nama jenis jamur Jumlah (ni) Pi = ni/n Ln (Pi) H'= - Pi. ln. Pi 1 Microporus sp1 10 0.039-3.239 0.127 2 Microporus sp2 22 0.086-2.450 0.211 3 Gleoporus sp 7 0.027-3.595 0.099 4 Microporus sp3 13 0.051-2.976 0.152 5 Microporus sp4 7 0.027-3.595 0.099 6 Picnoporus sp 8 0.031-3.462 0.109 7 Polyporus sp1 55 0.216-1.534 0.331 8 Microporus sp5 12 0.047-3.056 0.144 9 Microporus sp6 6 0.024-3.750 0.088 10 Polyporus sp2 7 0.027-3.595 0.099 11 Polyporus sp3 16 0.063-2.769 0.174 12 Microporus sp7 20 0.078-2.546 0.200 13 Microporus sp8 8 0.031-3.462 0.109 14 Polyporus sp4 2 0.008-4.848 0.038 15 Merulius sp 4 0.016-4.155 0.065 16 Trametes sp1 8 0.031-3.462 0.109 17 Fomes sp1 1 0.004-5.541 0.022 18 Fomitopsis sp 2 0.008-4.848 0.038

24 No Nama jenis jamur Jumlah (ni) Pi = ni/n Ln (Pi) H'= - Pi. ln. Pi 19 Trametes sp2 7 0.027-3.595 0.099 20 Fomes sp2 7 0.027-3.595 0.099 21 Ramaria sp 1 0.004-5.541 0.022 22 Lenzites sp 7 0.027-3.595 0.099 23 Trametes sp3 5 0.020-3.932 0.077 24 Trametes sp4 5 0.020-3.932 0.077 25 Ganoderma sp 8 0.031-3.462 0.109 26 Trametes sp5 7 0.027-3.595 0.099 255 2.891 4.2 Pembahasan Hasil Penelitian 4.2.1 Jumlah Jamur Makroskopis Berdasarkan hasil identifikasi dari jamur yang didapat di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi (Tabel 4.1) ditemukan 26 jenis jamur makroskopis. 26 jenis jamur ini termasuk kedalam 4 famili yaitu Polyporaceae, Meruliaceae, Poriaceae, Clavariaceae. Polyporaceae paling banyak ditemukan yang meliputi 14 jenis dibanding 3 famili lainnya. Hal ini sesuai dengan hasil penelitian sebelumnya yakni Marbun (2014), Zulfahrizal (2014) dan Yulianti (2015) yang melaporkan bahwa Polyporaceae paling banyak dijumpai. Mc Ilvainea (2000:1), menjelaskan bahwa Polyporaceae banyak ditemui di alam karena sebagian besar jamur ini dapat ditemukan pada musim dingin atau bahkan pada cuaca kering. Pada Tabel 4.2 dapat dilihat jamur yang ditemukan di lapangan secara keseluruhan berjumlah 255 individu. Jumlah individu yang paling sedikit ditemukan terdapat pada dua jenis jamur yaitu Fomes sp1 dan Ramaria sp yang masing-masing berjumlah 1 individu. Hal ini karena pada saat penelitian dilakukan kondisi

25 lingkungan dalam keadaan banjir sehingga jamur yang didapat lebih sedikit. Sedangkan jumlah individu yang paling banyak ditemukan pada jenis Polyporus sp1 yang berjumlah sebanyak 55 individu hal ini dikarenakan sifat dari Polyporus sp1 hidup berkoloni. Tabel 4.1 juga menunjukkan bahwa jenis jamur yang ditemukan pada umumnya tumbuh pada pohon, kayu mati, dan serasah. Dwijoseputro (1978:2) menjelaskan bahwa berhubung jamur tidak mempunyai klorofil, maka hidupnya terpaksa dari zatzat yang sudah jadi yang dibuat organisme lain. Dengan kata lain, kehidupan jamur tergantung pada mahluk lain. Hal demikian jamur dikatakan organisme heterotrof. Selanjutnya Subandi (2010: 98) menyatakan bahwa jamur berkembang dalam tanah, pada bahan organik bersimbiosis dengan tumbuhan. Perubahan yang terjadi di alam banyak dipengaruhi oleh keberadaan jamur, sehingga jamur merupakan organisme penting dalam ekosistem. Bahan organik yang menumpuk sebagai serasah (bahan yang tidak hidup) tidak menjadi lebih bermanfaat bagi kehidupan lain jika tidak ada peran jamur. 4.2.2 Keanekaragaman Jamur Makroskopis di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi Jamur merupakan salah satu keunikan yang memperkaya keanekaragaman jenis mahkluk hidup. Berdasarkan Tabel 4.2 terlihat bahwa indeks keanekaragaman jenis jamur makroskopis yang dapat dikatakan sedang, karena berdasarkan indeks Shannon Wiener indeks keanekaragaman yang diperoleh sebesar 2,89057. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Fachrul (2012:51), jika Nilai 1 H 3 menunjukkan bahwa keanekaragaman jenis pada suatu wilayah tersebut sedang.

26 Menurut Irwan (2007: 184) menjelaskan bahwa makin besar jumlah jenis, makin besar pula keanekaragaman hayati. Jika tatanan lingkungan yang hanya terdiri dari sedikit jenis hayati, sangat peka dan mudah terganggu keseimbangannya. Dari pendapat ini dapat diketahui bahwa kondisi ekosistem Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi tersebut cenderung akan lebih mudah terganggu keseimbangannya hal ini karena keanekaragaman jenis pada wilayah tersebut rendah. Ganjar et al (2006: 103) menjelaskan bahwa banyak faktor lingkungan yang mempengaruhi kehidupan jamur, antara lain kelembapan, suhu, keasaman substart, pengudaraan, dan kehadiran nutrien-nutrien yang diperlukan. 4.2.3 Deskripsi Jamur Makroskopis yang ditemukan di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi Jamur yang ditemui di Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi memiliki bentuk dan ukuran yang berbeda. Hal ini dikarenakan kondisi lingkungan atau tempat hidup jamur yang berbeda. Menurut Tata (2010:5) untuk pertumbuhan jamur membutuhkan faktor lingkungan seperti suhu udara, cahaya, kelembaban dan aerasi atau sirkulasi air. Adapun deskripsi dari masing-masing jamur yang didapat dari Resort Pematang Raman Taman Nasional Berbak Kabupaten Muaro Jambi sebagai berikut. 4.2.3.1 Polyporaceae Darnetty (2006:112) menjelaskan bahwa Polyporaceae merupakan famili paling besar dari ordo Polyporales (Aphyloporales) dengan jumlah spesies lebih dari 800. Anggota ini biasanya disebut juga dengan polypores karena adanya pori-pori pada himenium dari kebanyakan spesies. Tubuh buah beragam ada yang mirip

27 dengan kerak, papan, payung dan setelah tua umumnya kuat, keras, bergabus, dan berkayu. Selanjutnya Dwidjoseputro (1978:272) menyatakan bahwa famili Polyporaceae merupakan salah satu famili yang tergolong dalam ordo Agaricales, yang badan buahnya ada yang berbentuk kerak, papan ataupun payung. Badan buah yang tua biasanya kuat seperti belulang, gabus, ataupun kayu. Banyak tumbuh dan mengganggu pohon-pohon di hutan serta pohon-pohon perindang, pohon yang sudah mati, ataupun pada kayu bangunan. Pada penelitian ini ditemukan 26 jenis jamur yang tergolong dalam 4 genus yaitu Microporus, Gleoporus, Picnoporus, dan Polyporus. Jenis dari masing-masing genus tersebut dijelaskan sebagai berikut. 1. Microporus Micropous sp1, jenis jamur ini ditemukan hidup menempel pada kayu mati sebanyak 10 individu. Tudung berbentuk plane (lebar). Permukaan tudung bergelombang dan memiliki warna seling-seling antara coklat kekuningan dan tepinya berwarna putih. Ukuran tudung berbeda antara individu yang satu dengan yang lainnya. Ukuran tudungnya 0,7-5,2 cm. Tekstur lamella berbentuk regular (teratur) dengan warna putih dan permukaa seperti beludru. Jenis ini tidak memiliki tangkai atau bersifat sessil, tubuh buah tipis dan keras. Jenis jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.1

28 Gambar 4.1 Micropous sp1 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp1 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp1 Microporus sp2, jenis jamur ini ditemukan berjumlah 22 individu. Jamur ini hidupnya menempel pada kayu mati. Jamur ini memiliki struktur tudung menyerupai parabola. Ukuran tudungnya 2,3 cm. Tudungnya berwarna-warni, coklat kekuningan. Susunan lamella teratur berwarna putih. Tangkai pendek dengan letak lateral dan berwarna kecoklatan. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.2

29 Gambar 4.2 Micropous sp2 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp2 Microporus sp3, memiliki tudung berdiameter 2-4,7 cm. Bentuk tudung bergulung keluar. Struktur tudung sedikit keras dan menyerupai kipas. Tudungnya berwarna putih dan pada bagian tengahnya berwarna coklat muda dengan bagian tepi bergelombang. Lamella bercabang berwarna putih dengan tangkai berbentuk lateral. Jenis jamur ini merupakan jenis jamur yang paling sedikit ditemukan hidup menempel pada kayu mati yakni hanya berjumlah 13 individu saja. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut :

30 Gambar 4.3 Micropous sp3 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp3 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp3 Microporus sp4, memiliki tudung berdiameter 2,3-4,1 cm. Jamur ini memiliki struktur tudung yang agar keras dan berbentuk kipas. Tudungnya berwarna abu-abu jenis jamur ini ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Lamella pada jamur ini berbentuk regular (teratur) dengan warna krem. Tangkai pada jamur ini bersifat lateral. Jenis jamur ini merupakan jenis jamur ini ditemukan berjumlah 7 individu, yang ditemukan pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.4.

31 Gambar 4.4 Micropous sp4 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp4 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp4 Microporus sp5, memiliki tudung berdiameter 2,3-4 cm. Struktur tudung yang sedikit keras dan menyerupai kipas. Tudungnya mengkilap berwarna coklat tua dan kekuningan berselang seling dengan bagian tepi bergelombang berwarna kuning muda. Lamella pada jamur ini berbentuk bergaris melintang. Tangkai bersifat lateral, menempel pada kayu mati. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 12 individu hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.5.

32 Gambar 4.5 Micropous sp5 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp5 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp5 Microporus sp6, memiliki tudung berdiameter 3-5,1 cm. Struktur tudung berbentuk parabola, tipis dan keras. Tudungnya berwarna coklat muda dan kekuningan berselang seling dengan bagian tepi bergelombang berwarna kuning muda. Lamella berbetuk teratur (tertata). Tangkai beberntuk esentrik. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 6 individu ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.6

33 Gambar 4.6 Micropous sp6 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp6 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp6 Microporus sp7, memiliki tudung berdiameter 1,9-4,7 cm. Struktur tudung berbentuk kipas, tipis dan keras dengan permukaan dan sisi tepi bergelombang. Tudungnya berwarna coklat muda pada bagian pangkal dan berwarna krem pada bagian ujung. Struktur lamella teratur (tertata). Tangkai berbentuk sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 20 individu ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.7

34 Gambar 4.7 Micropous sp7 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp7 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp7 Microporus sp8, memiliki ukuran tudung 2,3-3,4 cm. Struktur tudung menyerupai parabola. Tudungnya berwarna-warni, berselang-seling coklat gelap dengan tepi agak berlekuk berwarna kekuningan. Lamella jamur ini berbentuk teratur dengan warna coklat muda. Tangkai bersifat sessil pada kayu mati. Jenis jamur ini ditemukan berjumlah 8 individu. Jamur ini hidupnya menempel pada kayu mati. Tangkainya pendek dan berwarna coklat. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.8

35 Gambar 4.8 Micropous sp8 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Microporus sp8 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Microporus : Microporus sp8 2. Gleoporus Gleoporus sp, memiliki tudung berdiameter 4,5-6 cm struktur tudung menyerupai kipas, berwarna coklat kehitaman agak tebal dan keras, sedangkan bagian luar berwarna putih dan bergelombang. Lamella teratur berwarna kecoklatan.

36 Tangkai bersifat sessil melekat pada kayu mati, jamur ini ditemukan sebanyak 7 individu. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.9 Gambar 4.9 Gleoporus sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Gleoporus sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Gloeporus : Gloeporus sp 3. Picnoporus Picnoporus sp memiliki tudung yang berdiameter 4,3-5,3 cm struktur tudung berbetuk seperti kipas, berwarna orange dengan tepi bergelombang. Lamella bebentuk margin stipe (bercabang ketepi) dan keras. Tangkai pada jamur ini bersifat sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 8 individu ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.10

37 Gambar 4.10 Picnoporus sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Gleoporus sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Picnoporus : Picnoporus sp 4. Polyporus Polyporus sp1, memiliki tudung berdiameter 2-5,1 cm struktur tudung keras dan agak lentur menyerupai kipas berwarna coklat, dengan permukaan yang licin dan pada bagian tepi berwarna putih. Lamella pada jamur ini teratur (tertata) dengan tangkai bersifat lateral. Jenis jamur ditemukan sebanyak 55 individu yang hidupnya menempel pada kayu mati. Hal ini dikarenakan jenis jamur ini hidupnya berkoloni. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.11

38 Gambar 4.11 Polyporus sp1 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Polyporus sp1 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Polyporus : Polyporus sp1 Polyporus sp2, memiliki tudung berdiameter 1,7-6,1 cm struktur tudung keras dan agak lentur menyerupai kipas berwarna coklat dengan permukaan tudung licin. Lamella berbentuk back forked (bercabang dari tepi). Tangkai bersifat sessil melekat pada kayu mati. Jenis jamur ditemukan sebanyak 7 individu yang hidupnya menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.12

39 Gambar 4.12 Polyporus sp2 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Polyporus sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Polyporus : Polyporus sp2 Polyporus sp3, memiliki tudung berdiameter 1,5-3,4 cm struktur tudung keras berwarna coklat. Permukaan tudung agak kasar dan bagian tepi bergelombang. Lamella bersstruktur regular (teratur), dengan tangkai bersifat sessil dan melekat langsung pada kayu mati. Jenis jamur ditemukan sebanyak 16 individu. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.13

40 Gambar 4.13 Polyporus sp3 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Polyporus sp3 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Polyporus : Polyporus sp3 Polyporus sp4, memiliki tudung berdiameter 1 3,5 cm struktur tudung keras tetapi lentur berwarna kuning. Permukaan tudung licin dan bagian tepi bergelombang. Lamella pada jamur ini bercabang ketepi. Tangkai bersifat sessil. Jenis jamur ditemukan sebanyak 2 individu pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.14

41 Gambar 4.14 Polyporus sp4 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Polyporus sp4 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Polyporaceae : Polyporus : Polyporus sp4 4.2.3.2 Meruliaceae Merulius sp, memiliki diameter 4,1 5,2 cm struktur tidak begitu jelas memiliki warna kuning dan menempel pada kayu mati, permukaan kasar bergelombang. Struktur lamella dan tangkai tidak jelas. Jenis jamur ditemukan sebanyak 4 individu pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.15

42 Gambar 4.15 Merulius sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Merulius sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Polyporales : Meruliaceae : Merulius : Merulius sp 4.2.3.3 Poriaceae Pada penelitian yang telah dilakukan didapat 10 jenis jamur dari famili Poriaceae yang termasuk dalam 6 genus, yaitu Trametes, Fomes, Fomitopsis, Ramaria, Lenzites, dan Ganoderma.

43 1. Trametes Trametes sp1, memiliki diameter 3 5,5 cm struktur tudung keras dan melengkung kearah bawah serta bergelombang pada bagian atasnya. Tudung dari jenis jamur ini berwarna coklat kehitaman dengan bagian tepi berwarna coklat muda kekuningan. Struktur lamela teratur berwarna coklat kehitaman. Tangkai pada jamur ini berbentuk sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 8 Individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.16 Gambar 4.16 Trametes sp1 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp1 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai Devisi : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp1

44 Trametes sp2, memiliki diameter 2 3,6 cm struktur tudung melengkung berbentuk kipas, tipis dan keras. Tudung berwarna abu-abu dengan permukaan berbulu. Lamella jamur ini berbentuk teratur berwrna abu-abu. Tangkai berbentuk lateral. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 7 individu, dan ditemukan hidup menempel pada pohon. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.17 Gambar 4.17 Trametes sp2 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp2 Trametes sp3, memiliki diameter 3,3 5,4 cm struktur tudung melengkung berbentuk parabola dan tidak bertangkai. Tudung berwarna abu-abu dengan permukaan kasar dan bergelombang. Struktur lamella bergaris melintang dengan

45 tangkai berbentuk sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanya 5 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.18 Gambar 4.18 Trametes sp3 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp3 menurut Gerhardt (2000: 40-41) adalah sebagai : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp3 Trametes sp4, memiliki diameter 2,8 4,4 cm struktur tudung setengah lingkaran dan tidak bertangkai. Tudung berwarna hitam dengan permukaan halus serta bagian tepi berwarna kuning. Lamella pada jamur bergaris melintang. Tangkai berupa sessil melekat langsung pada kayu mati. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 5

46 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.19 Gambar 4.19 Trametes sp4 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp4 menurut Gerhardt (2000: 40-41) adalah sebagai : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp4 Trametes sp5, memiliki diameter 1,1 4,2 cm struktur tudung setengah lingkaran. Tudung berwarna coklat dan coklat muda pada bagian tepi dengan permukaan halus. Lamella pada jamur ini bergaris melintang berwarna coklat. Tangkai bersifat sessil menempel pada kayu. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 5 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.20

47 Gambar 4.20 Trametes sp5 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Trametes sp5 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Poriales : Poriaceae : Trametes : Trametes sp5 2. Fomes Fomes sp1, memiliki diameter 8,2 cm. Jamur ini memiliki struktur tudung yang tebal, keras berwarna coklat dan agak kasar dibagian permukaannya. Lamella pada jenis jamur ini berbentuk teratur dengan tangkai berbentuk sessil. Jenis jamur ini

48 ditemukan sebanyak 1 individu, yang didapat tumbuh pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.21. Gambar 4.21 Fomes sp1 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Fomes sp1 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Poriales : Poriaceae : Fomes : Fomes sp1 Fomes sp2, memiliki diameter 4,4-5,6 cm. Jamur ini memiliki struktur tudung yang tebal, keras berwarna coklat tua dengan permukaan licin. Lamella pada jenis jamur ini berbentuk teratur. Tangkai berbentuk sessil melekat pada kayu mati. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 7 individu, yang didapat tumbuh pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.22 berikut ini:

49 Gambar 4.22 Fomes sp2 (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Fomes sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Poriales : Poriaceae : Fomes : Fomes sp1 3. Fomitopsis Fomotopsis sp, memiliki diameter 2 3,2 cm struktur tudung setengah lingkaran dan tidak bertangkai. Tudung berwarna coklat gelap dan bagian tepi berwarna putih bergaris dengan permukaan kasar. Lamella berbentuk teratur dengan tangkai berbentuk sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 2 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.23

50 Gambar 4.23 Fomitopsis sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) 4. Lenzites Lenzites sp, memiliki diameter 3,3 5,5 cm struktur tudung melengkung berbentuk parabola. Tudung berwarna coklat melengkung keatas dengan permukaan kasar. Lamella bergaris melintang, dengan tangkai esentrik. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 7 individu, dan ditemukan hidup menempel pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 2.24 Gambar 4.24 Lenzites sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Lenzites sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai

51 : Poriales : Poriaceae : Lenzetis : Lenzites sp 5. Ganoderma Ganoderma sp memiliki diameter 3,4 6 cm. Jamur ini memiliki struktur tudung keras, tebal dan berwarna coklat. Lamella pada jamur ini berbentuk teratur, dan tangkai bersifat sessil. Jenis jamur ini ditemukan sebanyak 8 individu, yang hidup pada kayu mati. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.25. Gambar 4.25 Ganoderma sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Ganoderma sp menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai

52 : Poriales : Poriaceae : Ganoderma : Ganoderma sp 4.2.3.4 Clavariaceae Ramaria sp tubuh tegak, bercabang, berwarna krem, permukaan licin dan agak berbulu dengan ujung meruncing. Lamella tidak jelas terlihat. Tangkai berbentuk central. Jenis jamur tumbuh pada serasah dedaunan. Jenis dari jamur ini dapat dilihat pada Gambar 4.26. Gambar 4.26 Ramaria sp (Dokumentasi Pribadi, 2015) Klasifikasi Fomes sp2 menurut Gerhardt (2000: 40-41) sebagai : Clavariales : Clavariaceae : Ramaria : Ramaria sp

53 Berdasarkan deskripsi diatas, dapat diketahui spesies jamur yang memiliki ukuran terkecil adalah Ramaria sp, hal ini karena struktur jamur ini tidak memiliki pileus atau tudung. Ramaria sp ditemppukan hanya 1 spesies tetapi hidupnya bekoloni atau menumpuk pada satu tempat.