1. PENDAHULUAN. antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran,

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Bab ini membahas mengenai latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

PENGEMBANGAN PEMBELAJARAN GEOGRAFI MELALUI MEDIA KARTU UNO 1)

I. PENDAHULUAN. Untuk lebih jelasnya pembahasan tiap sub bab akan diuraikan sebagai berikut.

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yang terdiri dari

I. PENDAHULUAN. Upaya pemerintah dalam menanamkan kembali nilai-nilai karakter (luhur) dilatar

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan suatu program pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

I. PENDAHULUAN. Pada bagian pendahuluan ini mencakup beberapa hal pokok yamg terdiri dari latar

I. PENDAHULUAN. Rendahnya mutu pendidikan merupakan salah satu masalah yang terus

I. PENDAHULUAN. pembatasan tiap bab akan diuraikan sebagai berikut. makin memerlukan manusia yang berkualitas, kreatif, dan bertanggung jawab.

I. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian

BAB I PENDAHULUAN. Pada hakekatnya kegiatan belajar mengajar adalah suatu. sebagai salah satu komponen dalam proses belajar mengajar berperan sangat

BAB I PENDAHULUAN. Prestasi belajar yang dicapai siswa memiliki tingkatan yang berbeda-beda, ada

BAB I PENDAHULUAN. dipisahkan dari tuntutan kehidupan manusia. Kebutuhan memperoleh

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upaya-upaya

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memiliki peran penting di era globalisasi ini, yakni bagaimana

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan paparan mengenai pendidikan tersebut maka guru. mengembangkan seluruh potensi yang ada dalam dirinya.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan tumpuan dasar yang amat penting dalam. mencerdaskan kehidupan bangsa. Penetapan peraturan Sistem Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu usaha untuk mencerdaskan kehidupan

I. PENDAHULUAN. penting dalam pembelajaran. Pembelajaran berkualitas akan memperoleh hasil

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat, dengan teknologi dan komunikasi yang canggih tanpa mengenal

BAB I PENDAHULUAN. melakukan perubahan dan pengembangan dalam pendidikan. pemikiran bahwa perkembangan ilmu pengetahuan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Anita Novianti, 2013

I. PENDAHULUAN. Dalam keseluruhan proses pendidikan, kegiatan pembelajaran merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

I. PENDAHULUAN. dalam proses pembelajaran selama ini dan sistem pembelajaran yang. mudah. Diperlukan peran aktif guru sebagai pendidik untuk dapat

BAB 1 PENDAHULUAN. yang baik (Hamalik, 2009, h. 60). Dalam UU No. 20 Tahun 2003 pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah RUSLAN

BAB I PENDAHULUAN. asing lainnya seperti bahasa Jerman. Dengan diajarkannya bahasa Jerman peserta

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. yang fleksibel, serta akomodatif terhadap tantangan zaman dalam menjalani

I. PENDAHULUAN. Pada proses pembelajaran di Universitas Muhammadiyah Metro perlu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Masalah pendidikan yang menjadi perhatian saat ini adalah sebagian

BAB I PENDAHULUAN. digunakan dalam proses pembelajaran (Hayati, 2016). sebagai pesan, sumber belajar sebagai sumber pesan, media pembelajaran

I. PENDAHULUAN. Sebagian besar karakter materi fisika merupakan konsep-konsep abstrak atau

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Mariah Ulfah, 2014

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. PENDAHULUAN. dibahas beberapa hal yang lebih mengarah pada judul yaitu berupa rumusan

BAB I PENDAHULUAN. tingkat menengah yang bertujuan untuk mewujudkan Sumber Daya Manusia

ilmu-ilmu yang lain. Oleh karena itu, mata pelajaran matematika telah dituangkan untuk mempelajari matematika di tingkat sekolah lanjutan.

BAB I PENDAHULUAN. Individu tidak akan berkarya jika karya itu tidak bermanfaat bagi dirinya ataupun

BAB I PENDAHULUAN. memiliki 4 (empat) program studi keahlian yaitu keuangan, tata niaga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik

BAB I KETENTUAN UMUM. Pasal 1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan kemampuan analisis terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masa yang akan datang. Menurut UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

I. PENDAHULUAN. Pesatnya perkembangan dunia pendidikan tentunya timbul tantangan-tantangan

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab I ini akan difokuskan pada beberapa sub bab yaitu latar

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

I. PENDAHULUAN. Pembahasan dalam bab ini difokuskan pada beberapa subbab yang terdiri dari

1. PENDAHULUAN. dibahas dalam bab ini yaitu rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. manusia, karena melalui pendidikan manusia dapat berproses ke arah yang lebih

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. tabiat sesuai dengan cita-cita pendidikan (Achmad Munib, 2004:34). Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Dalam era industrialisasi, perkembangan zaman semakin maju dengan

PENGEMBANGAN SCRABBLE EKONOMI SEBAGAI MEDIA BELAJAR SISWA SMA¹ ) Oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Proses belajar mengajar merupakan kegiatan pokok sekolah yang

Orientasi pada kinerja Individu dalam dunia kerja, 2) justifikasi khusus pada

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kemajuan bangsa Indonesia

I. PENDAHULUAN. Dalam proses belajar mengajar di sekolah terdapat hubungan yang erat antara

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Bab I ini membahas tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah,

I. PENDAHULUAN. pendidik, tujuan pendidikan, sarana dan prasarana pembelajaran. Pembelajaran tidak. pembangunan untuk masa depan bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Intan Setiawati, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. dari proses pembelajaran yang di dalamnya terdapat beberapa komponen

BAB I PENDAHULUAN. Dalam upaya meningkatan mutu pendidikan pemerintah. mengeluarkan berbagai kebijakan. Salah satu kebijakannya adalah mengganti

I. PENDAHULUAN. mengatasi kesulitan belajar. Guru juga perlu mengadakan berbagai alternatif

BAB I PENDAHULUAN. Dasar terdiri dari berbagai konsep. Di dalam pelajaran tersebut ada materi yang

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini merupakan kajian awal yang memberi pengantar tentang penelitian

I. PENDAHULUAN. Dalam pembelajaran Biologi, siswa dituntut tidak hanya sekedar tahu

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan potensi siswa secara optimal. Pada jenjang SMA, upaya

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berkualitas. Pendidikan nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. berada. Dalam proses pendidikan banyak sekali terjadi perubahan-perubahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia mengandung keterampilan

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, maka tidak salah jika pemerintah senantiasa mengusahakan untuk

BAB I PENDAHULUAN. ini maupun masa yang akan datang. Pendidikan tidak akan terlepas dari peranan

BAB I PENDAHULUAN. dan melalui pendekatan mata pelajaran untuk kelas tinggi (kelas IV s.d VI).

BAB I PENDAHULUAN. Untuk mewujudkan upaya tersebut, Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31. Ayat (3) mengamanatkan agar pemerintah mengusahakan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Aksara, 2001), hlm Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: PT. Bumi

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

Transkripsi:

1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Belajar adalah suatu proses yang kompleks yang terjadi pada diri setiap orang sepanjang hidupnya. Proses belajar itu sendiri terjadi karena adanya interaksi antara seseorang dengan sumber belajarnya. Dalam kegiatan pembelajaran, sumber belajar dan media yang digunakan untuk menunjang proses belajar tidak terbatas hanya pada media yang digunakan untuk menunjang proses belajar tidak terbatas hanya pada media-media konvesional yang sudah sangat populer dalam dunia pendidikan. Seorang praktisi pendidikan, khususnya guru, perlu mengembangkan inovasi-inovasi pembelajaran yang dapat mempercepat proses pencapaian tujuan pendidikan. Ada banyak cara yang dapat digunakan dan ditempuh guru untuk merealisasikan hal itu, antara lain dengan penggunaan sumber-sumber belajar dan media-media pembelajaran yang unik, yang menarik bagi peserta didik. SMA Kristen 1 Metro merupakan satuan pendidikan Sekolah Menengah Atas yang bernaung di bawah Yayasan Pendidikan Kristen Lampung. SMA Kristen 1 Metro tergolong salah satu Sekolah Menengah Atas Swasta di Metro. Sarana prasarana yang termasuk cukup untuk kriteria sekolah swasta. Terdapat 13 lokal ruang kelas, 1 perpustakaan yang buku-bukunya kurang memadai, 1 ruangan

2 laboratorium TIK dan 1 ruangan laboratorium IPA yang merupakan ruangan untuk pratikum-pratikum dari kegiatan mata pelajaran Fisika, Kimia, dan Biologi. Berbagai latar belakang sekolah ini, peneliti tertarik dengan keberagaman tersebut, sehingga mempengaruhi minat belajar siswa. Minat belajar siswa pun akan mempengaruhi hasil belajar siswa, karena pembelajaran Geografi di Sekolah Menengah Pertama kurang begitu ditekankan karena pada umumnya guru-guru di Sekolah Menengah Pertama berlatar belakang pendidikan Sejarah maupun pendidikan Ekonomi. Kemudian dengan berkolaborasi dengan rekan guru Geografi untuk ikut terlibat dalam rencana penelitian ini, dengan cara melihat dan mengobservasi proses pembelajaran yang akan peneliti lakukan terhadap siswa kelas X IIS 1 dan kelas X IIS 2. Peneliti meminta agar beliau memberikan masukan tentang kekurangan dan kelebihan demi perbaikan tindakan yang akan peneliti laksanakan sehingga mendapatkan hasil belajar yang diharapkan. Proses pembelajaran berjalan dengan baik dan lancar akan memperoleh hasil belajar yang baik pula. Dalam proses belajar mengajar di sekolah, setiap guru berkeinginan siswanya mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil tersebut dapat tercapai apabila peserta didik mempunyai minat yang tinggi dalam memanfaatkan sumber belajarnya. Dalam kaitanya dengan sumber belajar, salah satu mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum Sekolah Menengah Atas (SMA)/Madrasah Aliyah adalah Geografi, yang merupakan salah satu mata pembelajaran pada Program Ilmu Pengetahuan Sosial yang membahas mengenai sifat bumi, menganalisis gejala alam dan penduduk, mempelajari corak yang khas dalam kehidupan dan berusaha mencari fungsi unsur-unsur bumi dalam ruang dan waktu.

3 Mata pelajaran Geografi merupakan bagian dari kurikulum pengajaran di sekolah dan salah satu komponen terpenting di bidang pendidikan yang harus dikembangkan. Isi materi mata pelajaran Geografi berkaitan dengan kehidupan manusia sehari-hari. Mata pelajaran Geografi diberikan pada tingkat pendidikan dasar sebagai bagian integral dari IPS. Pada tingkat pendidikan menengah, Geografi diberikan sebagai mata pelajaran tersendiri. Ketersediaan media pembelajaran di SMA Kristen 1 Metro saat ini masih kurang dan belum merata pada setiap mata pelajaran IPS, terlebih mata pelajaran Geografi, menurut informasi yang peneliti terima, dua dari tiga orang guru mata pelajaran Geografi masih melaksanakan proses pembelajaran dengan media konvensional dan kurang bervariasi. Hal ini dapat dilihat dalam Tabel 1.1 berikut. Tabel 1.1 Media Belajar di SMA Kristen 1 Metro No. Nama Media Belajar Jumlah 1. Buku Pelajaran Siswa 659 eks 2. Buku Pegangan Guru 180 eks 3. Alat Peraga IPA 14 set 4 Alat Peraga IPS 5 set 5. Alat Peraga Kesenian 3 set 6. Komputer 20 buah 7. Liquid Crystal Display (LCD) 4 buah Sumber : Dokumen data profil SMAK 1 Metro TA. 2013/2014 Berdasarkan Tabel 1.1, terlihat bahwa ketersediaan buku-buku pegangan siswa setiap mata pelajaran masih belum mencukupi sehingga siswa harus bergantian meminjam di perpustakaan. Begitu juga dengan ketersediaan alat peraga IPA/IPS, media Liquid Crystal Display (LCD) belum tersedia sejumlah guru bidang studi

4 sehingga guru harus bergantian menggunakan LCD dalam proses pembelajaran di kelas. Kondisi pembelajaran yang tidak sesuai dengan harapan, menimbulkan banyak kendala bagi siswa dan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Setiap guru berkeinginan siswanya mendapatkan hasil yang memuaskan. Hasil belajar siswa dapat meningkat jika fasilitas sarana mendukung pembelajaran. Minimnya media pembelajaran yang tersedia di SMA Kristen 1 Metro mendorong guru menjadi kreatif agar siswa dalam menerima dan memahami materi pelajaran lebih mudah dan menyenangkan. Salah satu mata pelajaran yang terdapat pada kurikulum SMA Kristen 1 Metro adalah mata pelajaran Geografi, yang merupakan salah satu mata pelajaran pada Program Peminatan Ilmu Sosial di SMA Kristen 1 Metro. Geografi merupakan salah satu cabang dari Ilmu Pengetahuan Sosial yang membahas mengenai fenomena-fenomena alam yang ada di bumi. Oleh karena itu, isi materi Geografi banyak berkaitan dengan keseharian hidup manusia. Hal ini berarti bahwa media belajar Geografi begitu banyak, mulai dari kehidupan nyata sampai dengan hasil kreatifitas yang dapat di desain. Media belajar biasanya di susun berdasarkan berbagai prinsip atau teori sebagai pijakan dalam pengembangannya sehingga dapat menarik minat belajar siswa yang pada akhirnya meningkatkan hasil belajar siswa dalam proses pembelajaran di kelas. Bagi siswa kelas X (sepuluh) SMA Kristen 1 Metro, mata pelajaran Geografi di anggap salah satu mata pelajaran yang cukup sulit dan kurang menarik. Penyebab

5 kesulitan dan ketidak menarikan antara lain berupa banyaknya kompetensi yang harus dikuasai siswa dalam satu semester, sementara jam pelajaran yang dialokasikan 2 jam pelajaran per minggu dan penggunaan media belajar masih monoton pada Liquid Crystal Display (LCD) serta Lembar Kerja Siswa (LKS). Idealnya pembelajaran geografi disampaikan dengan metode dan media yang menarik siswa untuk berfikir aktif dan kreatif sehingga siswa merasa nyaman dan menikmati pelajaran yang sebenarnya dekat dengan kehidupan mereka sehari-hari. Hasil pengamatan yang dilakukan peneliti pada ulangan harian semester ganjil pada materi hakekat Geografi. Hasil belajar tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.2 berikut ini. Tabel 1.2 Hasil Belajar Geografi Semester Ganjil Kelas X SMA Kristen 1 Metro Tahun Pelajaran 2013/2014. No Kelas Nilai Kriteria Ketuntasan Minimum Jumlah f 70 % f < 70 % f % 1. X A 9 33,33 25 25 34 26,78 2. X B 7 25,93 23 23 30 23,62 3. X C 5 18,52 25 25 30 23.62 4. X D 6 22,22 27 27 33 25,98 Jumlah 27 100 100 100 127 100 Sumber : Dokumentasi guru mata pelajaran Geografi kelas X (sepuluh) semester ganjil Tahun Pelajaran 2013/2014 Berdasarkan Tabel 1.2 di atas, terlihat jelas bahwa hasil belajar Geografi siswa kelas X (sepuluh) secara umum masih rendah. Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa yang mencapai kriteria ketuntasan minimal (KKM) baru mencapai 2 1,26% atau 27 siswa dari 127 siswa kelas X (sepuluh) SMA Kristen 1 Metro. Menurut Djamarah (2006: 107), apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 65% dikuasai oleh siswa, maka persentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Rendahnya pencapaian nilai akhir siswa ini, menjadi

6 indikasi bahwa pembelajaran yang dilakukan selama ini belum efektif. Penggunaan media pembelajaran yang monoton oleh guru dan kurang variatif akan semakin memperpanjang anggapan miring terhadap persepsi dan motivasi belajar serta perubahan sikap siswa. Ada beberapa hal yang menyebabkan hasil belajar siswa tidak maksimal, antara lain; (1) media belajar yang digunakan tidak optimal dan konvensional, (2) metode mengajar yang kurang bervariasi, (3) siswa kesulitan memahami isi materi Geografi karena kurang menikmati kegiatan pembelajaran yang dilakukan, (4) minat siswa dalam belajar belum maksimal. Berdasarkan kondisi peserta didik yang dikemukakan di atas merupakan suatu tantangan bagi guru untuk memperbaiki pembelajaran Geografi sehingga dapat menarik minat siswa dan hasil belajar yang tinggi terhadap mata pelajaran Geografi di SMA. Salah satu cara untuk meningkatkan minat dan hasil belajar peserta didik adalah dengan menggunakan pola pembelajaran guru dengan media pembelajaran, yaitu pola pembelajaran di mana dalam kegiatan pembelajarannya guru dibantu dengan alat bantu tertentu. Di SMA Kristen 1 Metro pembelajaran Geografi diampu oleh tiga orang guru, ketiga orang guru tersebut adalah guru honorer. Melalui wawancara dengan beberapa siswa kelas X (sepuluh) dan dua rekan guru mata pelajaran yang dapat dilihat pada lampiran 1. Diperoleh saran dan masukan bahwa untuk meningkatkan hasil belajar siswa dapat dilakukan dengan merekayasa media belajar yang menyenangkan dan tidak monoton, hasil saran dan masukan rekan guru dan beberapa siswa dapat dilihat pada lampiran 2.

7 Berdasarkan hasil wawancara tersebut digunakan bagi guru dan atau peneliti untuk menemukan sumber dan media pembelajaran Geografi yang menarik dan dekat dengan keseharian hidup siswa, seperti karakteristik bidang Geografi. Selain itu, peneliti mengamati proses pembelajaran rekan guru bahasa inggris dapat dengan mudah membelajarkan bahasa inggris kepada siswa dengan hasi belajar yang memuaskan. Hal ini mendorong peneliti untuk merekayasa media pembelajaran yang menyenangkan dan bermakna bagi siswa dan guru. Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar di kelas untuk setiap tingkatan di setiap jenjang pendidikan, yang isinya dekat dengan keseharian hidup manusia diantaranya dengan usaha pemanfaatan media belajar kartu Uno. Kartu Uno dapat diterapkan untuk menyampaikan pesan dalam berbagai ilmu pengetahuan, dan karena penampilannya yang menarik, format dalam kartu Uno ini seringkali diberikan pada penjelasan yang sungguh-sungguh dari pada sifat yang hiburan semata (Sudjana, Nana, & Rivai, 2002: 70). Alasan lain dipilihnya media kartu Uno, karena media ini sangat menarik dalam membangkitkan minat siswa dalam belajar yang bertujuan pada meningkatkan hasil belajar siswa. Dengan media kartu Uno siswa di tuntut untuk berfikir kreatif dan memudahkan siswa dalam memahami Obyek-obyek Geografi. Dalam proses belajar, anak belajar dari pengalaman sendiri, mengkontruksikan pengetahuan kemudian memberi makna pada pengetahuan itu. Dengan mengkombinasikan pendekatan saintifik dalam penggunaan media belajar kartu Uno pada proses pembelajaran dapat membawa siswa dalam belajar yang menyenangkan serta menghindari kejenuhan siswa terhadap muatan materi Geografi yang banyak.

8 Seperti diuraikan di atas, kartu Uno sebagai media belajar yang menarik diharapkan dapat meningkatkan pemahaman isi materi Geografi sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Uraian tersebut melatar belakangi peneliti melakukan penelitian tentang Pengembangan Scrabble Ekonomi Sebagai Media Belajar Siswa SMA Kelas X semester ganjil tahun pelajaran 2013/2014. Media pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan minat serta kemauan peserta didik sedemikian rupa sehingga proses belajar terjadi dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran secara efektif (Munadi, 7-8: 2013). Inti dari proses pendidikan di kelas adalah bagaimana para siswa bisa bersemangat, antusias dan berbahagia dalam mengikuti pelajaran di kelas, bukannya terbebani dan menjadikan pelajaran di kelas sebagai momok yang menakutkan. Dengan begitu, peserta didik bisa mendapatkan pengetahuan yang baik, mengikuti pembelajaran dengan nyaman, dan mampu menjadikan pengetahuan tersebut sebagai bagian dari kehidupan peserta didik. Sehingga, konsep edutaiment yang ingin menyinergikan antara pendidikan dengan entertainment (sesuatu yang menyenangkan dan menghibur) patut untuk dijalankan. Pendidikan edutaiment yang menyenangkan biasanya dilakukan dengan humor, permainan ( game), bermain peran ( role play), dan demonstrasi. Media pembelajaran yang dapat digunakan dalam kegiatan belajar mengajar dikelas dan

9 sangat dekat dengan kehidupan manusia sehari-hari yaitu media permainan, yang kaitannya dalam penelitian ini adalah permainan melalui media visual yaitu kartu. Media visual yaitu media yang memegang peran sangat penting dalam proses belajar. Media visual dapat mempelajari pemahaman (misalnya melalui elaborasi struktural dan organisasi), dan memperkuat ingatan. Visual juga dapat menumbuhkan minat siswa dan dapat memberikan hubungan antara isi materi pelajaran dengan dunia nyata. Agar menjadi efektif, visual sebaiknya ditempatkan pada konteks yang bermakna dan siswa harus berinteraksi dengan visual ( image) untuk menyakinkan terjadinya proses informasi. Bentuk visual bisa berupa gambar representasi seperti gambar yang menunjukan bagaimana tampaknya suatu benda. Pola pembelajaran guru dengan media masih tetap memandang guru sebagai Komponen Sistem Instruksional yang utama dengan sumber belajar lain yang dipergunakan sebagai tambahan. Dalam pembelajaran ini guru kelas masih memegang kendali hanya saja tidak semutlak pola pembelajaran tradisional dalam bentuk tatap muka guru-peserta didik, karena guru dibantu oleh sumber lain. Dalam hal ini media yang akan dikembangkan adalah media visual khususnya media kartu. Media kartu merupakan media visual yang dapat dimainkan dengan cara membedakan warna dan angka. Media kartu yang dimaksud adalah alat bantu pengajaran berupa kertas ukuran 10 x 10 cm. (http://rakmadbsk.blogspot.ca/2012/01). Di download 15 Juni 2013. Dalam pengembangan penelitian ini yang akan digunakan adalah media Kartu Uno. Kartu Uno merupakan kartu yang berasal dari Negara Italia. Kata Uno

10 tersebut artinya adalah satu. Permainan Kartu Uno adalah permainan keluarga yang terdiri dari 108 kartu, bisa dimainkan 2 sampai 10 orang. Dimana permainanya dengan cara membedakan warna, gambar dan angka. (http://harinancerah.files.wordpress.com/2011/04). Di download 15 Juni 2013. Seperti yang telah diuraikan di atas, Kartu Uno sebagai media pembelajaran yang menarik diharapkan dapat menarik minat peserta didik untuk lebih memahami pesan-pesan dalam konsep pembelajaran di dalamnya sehingga pemahaman mereka dapat meningkat pula. Adanya media pembelajaran Kartu Uno dalam pembelajaran Geografi SMA diharapkan dapat menumbuhkan minat dan hasil belajar siswa agar menjadi aktif dan memberikan kemudahan kepada guru dalam upaya membelajarkan materi yang ada. Uraian di atas melatar belakangi penulis untuk mencoba melakukan penelitian tentang Pengembangan Pembelajaran Geografi Melalui Media Kartu Uno Di SMA Kristen 1 Metro. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian di atas, dapat diidentifikasi masalah sebagai berikut: 1. Mutu dan hasil pembelajaran Geografi di SMA Kristen 1 Metro masih rendah 2. Guru-guru masih banyak menggunakan metode pembelajaran secara konvensional, yaitu pembelajaran masih terpusat pada guru dan buku cetak. 3. Mata pelajaran Geografi dianggap salah satu pelajaran yang cukup sulit 4. Peserta didik kesulitan memahami isi materi Geografi karena kurang menikmati pembelajaran

11 5. Penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik. 1.3 Pembatasan Masalah Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah seperti yang dipaparkan di atas, jelas bahwa masalah hasil pembelajaran ilmu Geografi dipengaruhi oleh banyak faktor. Mengingat banyaknya masalah yang muncul dan masing-masing masalah memerlukan penelitian tersendiri untuk memecahkannya, maka masalah penelitian ini dibatasi pada Pengembangan Pembelajaran Geografi Melalui Media Kartu Uno Di SMA Kristen 1 Metro dengan dua hal yang difokuskan yaitu: 1. Pengembangan Pembelajaran Geografi Melalui Media Kartu Uno untuk meningkatkan hasil belajar Geografi 2. Efektifitas pembelajaran Geografi dengan menggunakan media Kartu Uno di kelas X (sepuluh) semester ganjil SMA Kristen 1 Metro. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, identifkasi masalah dan pembatasan masalah, maka rumusan masalah penelitian ini adalah masih rendahnya hasil belajar dan kurangnya media pembelajaran Geografi. Atas dasar rumusan tersebut pertanyaan peneliti adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah pengembangan pembelajaran geografi melalui media kartu uno untuk meningkatkan hasil belajar Geografi? 2. Bagaimanakah efektifitas pembelajaran Geografi dengan menggunakan media Kartu Uno di kelas X (sepuluh) semester ganjil SMA Kristen 1 Metro?

12 1.5 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah:: 1. Menghasilkan pengembangan pembelajaran Geografi melalui produk Kartu Uno untuk meningkatkan hasil belajar Geografi. 2. Menganalisis efektifitas pembelajaran Geografi dengan menggunakan media Kartu Uno di kelas X (sepuluh) semester ganjil SMA Kristen 1 Metro. 1.6 Spesifikasi Produk yang Diharapkan Spesifikasi penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan produk yang dikembangkan sesuai pembelajaran IPS Geografi di SMA. Penulis menitik beratkan pada pengembangan serta pemanfaatan media pembelajaran yang menjadikan peningkatan minat dan hasil belajar siswa. Adapun pengembangan dan pemanfaatan media pembelajaran yang penulis susun adalah: Media Kartu Uno dalam Pembelajaran Geografi. 1.7 Pentingnya Pengembangan Berbagai permasalahan yang terjadi dilapangan, seperti siswa menganggap mata pelajaran Geografi cukup sulit, kesulitan menguasai materi pelajaran, rendahnya minat dan hasil belajar siswa, dan penggunaan media pembelajaran yang kurang menarik perlu suatu pemecahan masalah. Salah satu pemecahan masalah yang diharapkan dapat mengatasi permasalahan ini adalah dengan penggunaan media pembelajaran yang menarik. Pengembangan tersebut yaitu pengembangan pembelajaran geografi melalui produk berupa Kartu Uno. Dengan media Kartu

13 Uno dalam pembelajaran Geografi ini dapat menjadi media pembelajaran yang menarik dan menyenangkan bagi siswa. 1.8 Ruang Lingkup Penelitian Ruang lingkup penelitian akan difokuskan pada 2 hal yaitu ruang lingkup ilmu untuk mengetahui kedudukan keilmuan dalam cakupan pendidikan IPS dan ruang lingkup pengembangan media pembelajaran. Ruang lingkup penelitian pengembangan ini berdasrkan keilmuannya adalah mengenai pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial. Menurut Woolver, dalam Pargito (2010:33-34) pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial terdapat 5 (lima) perspektif, tidak saling menguntungkan secara eksklusif melainkan saling melengkapi. Kelima perspektif itu adalah sebagai berikut: 1. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Transmisi Kewarganegaraan. 2. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pendidikan Ilmu-Ilmu Sosial. 3. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Refleksi inquiri. 4. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengembangan Pribadi. 5. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengambilan Keputusan yang Rasional dan aksi Sosial. Pembelajaran Geografi dengan menggunakan media Kartu Uno menelaah beberapa 3 perspektif yaitu Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Refleksi Inquiri, Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengembangan Pribadi dan Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai Pengambilan Keputusan yang Rasional dan aksi Sosial. Ilmu Pengetahuan Sosial sebagai refleksi inquiri dalam pengembangan media Kartu Uno pada pembelajaran Geografi adalah sebagai proses untuk mengkonstruksi

14 pemahaman peserta didik dalam berfikir dan menelaah konsep-konsep secara mendalam. Dalam proses Pengembangan Pribadi setelah menggunakan media Kartu Uno dalam pembelajaran Geografi menuntut guru dan peserta didik mengeksplorasikan kemampuan berfikir dan bertindak untuk meningkatkan hasil pembelajaran terhadap diri pribadinya, seperti rasa tanggung jawab dan toleransi terhadap peserta didik. Perspektif selanjutnya, guru dan peserta didik akan mendapatkan suatu keterampilan dan mahir dalam pengambilan keputusan yang rasional sesuai dengan tujuan pembelajaran IPS. Selanjutnya, dari latar belakang yang telah dijabarkan pada latar belakang ini. Maka fokus ruang lingkup pengembangan media pembelajaran ini adalah pengembangan pembelajaran geografi melalui media Kartu Uno di SMA Kristen 1 Metro dan hasil belajar Geografi siswa. 1.9 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi baik bagi peserta didik, guru, sekolah dan bagi pihak-pihak yang berkepentingan dengan penelitian ini: 1. Bagi peserta didik, dapat meningkatkan aktivitas dan kreativitas peserta didik dalam belajar di kelas sehingga hasil belajar pun meningkat. Sehingga peserta didik memperoleh pengalaman belajar secara langsung dengan media pembelajaran yang diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan mengenai ilmu Geografi. 2. Bagi guru, dapat memiliki gambaran tentang pembelajaran ilmu Geografi yang efektif, dapat mengidentifikasikan permasalahan yang timbul di kelas,

15 mencari solusi pemecahannya dan dapat dipergunakan untuk menyusun program peningkatan efektivitas. 3. Bagi sekolah, diharapkan dapat bermanfaat bagi lulusan yang dihasilkan, sehingga menjadi lebih bermutu dan meningkatkan kualitas sekolah. 1.10 Definisi Istilah Penafsiran beberapa istilah dalam pengembangan ini sebagai berikut. 1. Kartu uno yaitu alat bantu pengembangan pembelajaran berupa kertas ukuran 5.5x 8.5 cm terdiri dari 108 kartu. Permainan kartu uno adalah permainan kartu keluaga yang dimainkan 2-10 orang, dengan cara permainannya dengan membedakan warna, gambar dan angka. 2. Media pembelajaran adalah alat bantu dalam pengembangan proses belajar mengajar yang dapat dipergunakan untuk merangsang pikiran, perasaan, perhatian dan kemampuan atau ketrampilan pebelajar sehingga dapat mendorong terjadinya proses belajar.