VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK

dokumen-dokumen yang mirip
PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN Febriyanti Diah Puspita Sari*, Pri Iswati Utami*

BAB III ALAT, BAHAN, DAN CARA KERJA. Alat kromatografi kinerja tinggi (Shimadzu, LC-10AD VP) yang

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi

BAB III METODE PENELITIAN. formula menggunakan HPLC Hitachi D-7000 dilaksanakan di Laboratorium

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Kimia Instrumen Jurusan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III BAHAN DAN CARA KERJA. Laboratorium Bioavailabilitas dan Bioekivalensi, Departemen Farmasi,

BAB III METODE PENELITIAN

SIMULTANEOUS DETERMINATION OF PARACETAMOL AND IBUPROFENE MIXTURES BY HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pembuatan larutan induk standar fenobarbital dan diazepam

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

Validasi metode merupakan proses yang dilakukan

KETOPROFEN, PENETAPAN KADARNYA DALAM SEDIAAN GEL DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBEL. Fajrin Noviyanto, Tjiptasurasa, Pri Iswati Utami

PENGEMBANGAN METODE PENENTUAN KADAR VALSARTAN DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. a. Pemilihan komposisi fase gerak untuk analisis levofloksasin secara KCKT

PENGEMBANGAN METODE PENETAPAN KADAR GLIBENKLAMID DALAM PLASMA DARAH MANUSIA SECARA IN VITRO MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

Analisis Fenobarbital..., Tyas Setyaningsih, FMIPA UI, 2008

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Fase gerak : dapar fosfat ph 3,5 : asetonitril (80:20) : panjang gelombang 195 nm

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR METFORMIN HCl DALAM TABLET FLOATING SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Merck, kemudian larutan DHA (oil) yang termetilasi dengan kadar akhir

Lampiran 1. Gambar Alat KCKT dan Syringe 50 µl. Alat KCKT. Syringe 50 µl. Universitas Sumatera Utara

PENETAPAN KADAR PARASETAMOL, KAFEIN DAN ASETOSAL DALAM SEDIAAN ORAL SECARA SIMULTAN DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 3. Bahan baku dengan mutu pro analisis yang berasal dari Merck (kloroform,

PENETAPAN KADAR CEFADROXIL DALAM SEDIAAN KAPSUL DENGAN NAMA DAGANG DAN GENERIK SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Lampiran. Dapar fosfat ph. Universitas Sumatera Utara

BAB III METODE PERCOBAAN

KARYA TULIS ILMIAH. Disusun oleh CHANDRA SAPUTRA PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Penelitian Fakultas Farmasi USU

ADLN - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA RINGKASAN

Perbandingan fase gerak Larutan kalium dihidrogen posfat 0,05 M-metanol (60:40) dengan laju alir 1 ml/menit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE ANALISIS SUKROSA UNTUK MENENTUKAN KEASLIAN MADU PERDAGANGAN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

VALIDASI METODE ANALISIS UNTUK PENETAPAN KADAR TABLET ASAM MEFENAMAT SECARA SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET

RINGKASAN. Kata kunci : Optimasi; Fase Gerak; Campuran dalam Sirup; HPLC

PENETAPAN KADAR IBUPROFEN DALAM TABLET SERTA APLIKASINYA PADA PLASMA TIKUS JANTAN WISTAR SECARA IN VITRO DENGAN METODE KCKT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Kata kunci : deksametason, jamu pegal linu, KCKT

VALIDASI PENETAPAN KADAR BESI DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS

ANALISIS ASAM RETINOAT DALAM SEDIAAN KRIM PEMUTIH YANG DIJUAL BEBAS DI WILAYAH PURWOKERTO ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Laboratorium Kimia Farmasi Analisis Kuantitatif

BAB 3. BAHAN dan METODE. Alat yang digunakan dalam pengujian adalah : 1. KCKT. 5. Erlenmeyer 250 ml. 6. Labu ukur 10 ml, 20 ml, 1000 ml

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Spektrum Derivatif Metil Paraben dan Propil Paraben

BAB III METODE PENGUJIAN. Industri PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Plant Medan yang beralamat di Jl.

III. BAHAN DAN METODE

VALIDASI METODE ANALISIS METOPROLOL DALAM URIN SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT)

BAB IV PROSEDUR KERJA

BAB I PENDAHULUAN. menghambat enzim HMG-CoA reduktase. HMG-CoA merupakan pembentuk

Spektrum serapan derivat kedua deksklorfeniramin 20 mcg/ml

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Tanah Balai Penelitian

PHARMACY, Vol.06 No. 03 Desember 2009 ISSN

STUDI DEGRADASI SEDIAAN INFUS CIPROFLOKSASIN MENGGUNAKAN HIGH PERFORMANCE LIQUID CHROMATOGRAPHY

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR NISTATIN MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN SALEP SKRIPSI

VALIDITAS PENETAPAN KADAR TEMBAGA DALAM SEDIAAN TABLET MULTIVITAMIN DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRA VIOLET VISIBEL

III. METODE PENELITIAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI

PHARMACY, Vol.06 No. 02 Agustus 2009 ISSN

BAB I PENDAHUUAN PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

VALIDASI METODE PENETAPAN KADAR KLORAMFENIKOL MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI DAN APLIKASINYA DALAM SEDIAAN TETES MATA SKRIPSI

VALIDASI METODE ANALISIS SENYAWA CEFOTAXIME DENGAN STANDAR INTERNAL CEFADROXIL SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI ABSTRAK

PEMERIKSAAN KADAR PIRAZINAMIDA DALAM PLASMA DARAH PASIEN TB MENGGUNAKAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: KHAIRUSSAADAH NIM

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

No Nama RT Area k Asym N (USP)

PERBANDINGAN METODE PENETAPAN KADAR SIMETIDIN MENGGUNAKAN SPEKTROFOTOMETRI UV DAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

PENGARUH PERENDAMAN TERHADAP KADAR AKRILAMIDA DALAM KENTANG GORENG SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI SKRIPSI OLEH: ZULHAMIDAH NIM

VALIDASI METODE ANALISIS REBAMIPID DALAM PLASMA IN VITRO SECARA KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI- ULTRAVIOLET

PHARMACONJurnal Ilmiah Farmasi UNSRAT Vol. 4 No. 4 NOVEMBER 2015 ISSN

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

OPTIMASI DAN VALIDASI METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI (KCKT) PADA PENETAPAN KADAR FLUKONAZOL DALAM SEDIAAN KAPSUL

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian deskriptif.

UJI PRESISI DAN PROFIL DISOLUSI TABLET LOSARTAN INOVATOR DAN COPY PRODUCT DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI ULTRAVIOLET-VISIBLE

III. METODOLOGI PERCOBAAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 sampai Juni 2015 di

LAPORAN PRAKTIKUM ANALISA VITAMIN C METODE HPLC HIGH PERFORMANCE LIQUID CROMATOGRAPHY

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Linieritas metode analisis kalsium dalam tanah dengan AAS ditentukan

ANALISIS SECARA SIMULTAN PARACETAMOL DAN IBUPROFEN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Perbandingan fase gerak metanol-air (50:50)

VALIDASI METODE IDENTIFIKASI DAN PENETAPAN KADAR TADALAFIL DALAM PERMEN KARET CINTA DENGAN METODE KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

Lampiran 1. Sampel Pulna Forte Tablet

YANTI TANUWIJAYA PENGEMBANGAN METODE ANALISIS ANTIOKSIDAN BHA, BHT, DAN TBHQ DALAM MIE INSTAN DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI

PHARMACY, Vol.08 No. 03 Desember 2011 ISSN

Validasi metode analisa penetapan kadar.(nining Sugihartini, dkk) 111

Lampiran 1. Gambar alat KCKT dan syringe 100 µl

Lampiran 1. Krim Klorfeson dan Chloramfecort-H

EVALUASI KANDUNGAN VITAMIN C DALAM MADU RANDU DAN MADU KELENGKENG DARI PETERNAK LEBAH DAN MADU PERDAGANGAN DI KOTA SEMARANG

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan alat KCKT. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium

HASIL DAN PEMBAHASAN. Perhitungan Kadar Kadar residu antibiotik golongan tetrasiklin dihitung dengan rumus:

BAB 6 RINGKASAN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

PHARMACY, Vol.07 No. 02 Agustus 2010 ISSN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pemilihan Kondisi Optimum Kromatografi Gas untuk Analisis

IWANA PUTRI OKTAVIA

Transkripsi:

VALIDASI METODE ANALISIS TABLET LOSARTAN MERK B YANG DITAMBAH PLASMA MANUSIA DENGAN KROMATOGRAFI CAIR KINERJA TINGGI FASE TERBALIK Ika Yuni Astuti *, Wiranti Sri Rahayu, Dian Pratiwi Fakultas Farmasi Universitas Muhammadiyah Purwokerto, Jl. Raya Dukuhwaluh, PO Box 202, Purwokerto 53182 ABSTRAK Losartan merupakan obat antihipertensi yang diwajibkan oleh BPOM untuk diteliti bioekivalensinya. Metode analisis yang valid dibutuhkan untuk pengujian bioekivalensi. Sebagai langkah awal dilakukan penelitian metode analisis losartan dengan menggunakan plasma darah secara in vitro. Metode yang dipilih adalah kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) sistem isokratik dengan fase terbalik dengan detektor multiplayerchip sumber cahaya ultra violet pada panjang gelombang 220 nm dengan menggunakan metode adisi. Pemisahan dengan menggunakan kolom C-18 fase terbalik dan fase gerak menggunakan asetonitril 60 % dan dapar fosfat 0,015 M 40 % (sampai ph 2,4 dengan ditambah asam ortho fosfat). Hasil penelitian menunjukkan metode tersebut linear (r = 0,998 pada konsentrasi antara 5-30 μg/ml). Batas kuantitasi = 6,082 μg/ml, batas deteksi = 1,825 μg/ml. Uji presisi menunjukkan koevisien variasi 2,244 dan uji akurasi menunjukkan % perolehan kembali masing-masing = 85,639 %; 94,569 %; dan 103,278 %. Sedangkan % perolehan kembali kadar losartan dalam tablet B masing-masing adalah 95,479 %; 96,038 %; dan 99,783 %. Kata kunci: losartan; validasi metode; KCKT. Abstract Losartan is an antihypertensive drug that should be studied for its bioequivalence. A valid method is needed to bioequivalence study. For this purpose, the method of losartan determination in human plasma was studied. The chosen method was High Performance Liquid Chromatography (HPLC) using an isocratic elution on reversed phase HPLC with multiplayerchip detection at a single wavelength Uv (220 nm) with the addition standard method. Separation was achieved on a C-18 reversed phase column and the mobile phase consisted of 60 % acetonitrile and 40 % phosphate buffer (adjusted to ph 2. 4 with ortho phosphoric acid). The result showed that the method was linear (r = 0,998 over the range 5 30 μg/ml). The lower limit of quantitation was 6.082 µg/m whereas the limit of detection was 1.825 µg/ml. The precision study showed that coefficient of variation was 2.244 and the acuracy studies showed % recoveries were 1

85.639; 94.569; and 103.278 %. The determination of % recoveries losartan concentration from the tablet were 95,479; 96,038; and 99,783 % respectively. Keywords: Losartan; Validation method; HPLC. Pendahuluan Salah satu obat yang diwajibkan untuk diselidiki bioekivalensinya adalah losartan. Losartan merupakan obat golongan antihipertensi yang mempunyai kerja terapetik sebagai angiotensin II reseptor blocker yang bekerja sistemik sehingga harus dilakukan uji bioavaibilitas agar memenuhi standar efikasi, keamanan, dan standar mutu yang dibutuhkan (Badan POM, 2004). Sebelum dilakukan analisis secara in vivo maka terlebih dahulu dilakukan analisis dengan menggunakan sampel darah secara in vitro sebagai langkah awal untuk mengetahui validitas metode yang digunakan. Validasi metode penetapan kadar losartan dengan metode KCKT perlu dilakukan karena metode analisis losartan belum tercantum dalam Farmakope Indonesia Edisi III. Dalam analisis dengan menggunakan cairan biologi perlu dicermati adanya metabolit dari obat induk, yang mempunyai struktur kimia yang mirip dengan obat induk sehingga sukar membedakannya. Maka, diperlukan metode yang akurat, selektivitas tinggi sampai tingkat bagian per juta (bpj), dan gangguan yang sesedikit mungkin dari zat pengganggu. Salah satu cara yang banyak digunakan adalah kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT) karena selain mampu mendeteksi dan menetapkan kadar, juga mampu melakukan pemisahan (Hadjar, 2007). Dalam prosedur validasi terdapat beberapa parameter yang dievaluasi antara lain akurasi, presisi, selektivitas, batas deteksi (limit of detection), kelinearan batas deteksi, kelinearan. Dari hasil analisis selanjutnya diolah untuk memperoleh nilai rataan, standar deviasi, persen standar deviasi relatif, dan perolehan kembali. Kriteria penerimaan untuk persen standar deviasi relatif adalah 2,0 %(Snyder et al, 1997). 2

Metode Penelitian Bahan: tablet Losartan paten merk B; Losartan baku pembanding dari PT. Kalbe Farma; asam ortho fosfat pro analisis (Merck ); asetonitril pro HPLC (Merck ); Membran filter 0,40-0,45 µm; metanol pro analisis (Bratachem); aquabidestilata (Otsuka ), dan plasma manusia diambil di klinik UMP. Alat: seperangkat alat kromatografi KCKT (Shimadzu LC- 10); ultrasonic batch (Bronson 1510); pompa vakum; vakum filter 0,45 µm; mikrosiringe 100 µm; kolom sim-pack C- 18; detektor uv 220 nm; alat-alat gelas yang dipakai dalam laboratorium Kimia Analisis, neraca analitik ( Shimadzu A Y 220), ph meter (methrom 774). Cara Kerja 1. Pembuatan Berbagai Larutan a. Fase gerak campuran asam fosfat 0,015 M: asetonitril (40:60 v/v): 4 ml asam fosfat 0,015 M dicampur dengan asetonitril 6 ml kemudian disaring dengan filter berukuran 0,45 µm, cek ph 2,4. b. Larutan stok losartan baku: Losartan ditimbang sesuai perhitungan kadar, kemudian dilarutkan dalam sejumlah tertentu fase gerak yang telah dibuat untuk mendapatkan konsentrasi 100 µg/ml. c. Pembuatan plasma: Darah keseluruhan yang telah diberi antikoagulan dimasukkan kedalam tabung sentrifuge dan divortek 30 detik, kemudian disentrifuge selama 15 menit. Supernatan diambil, dimasukkan ke tabung sentrifuge. Setiap 1 ml supernatan ditambah 5 ml asam trikloroasetat 10 %, lalu divortek selama 15 menit, dan diambil supernatannya untuk analisis sampel plasma. d. Pembuatan blangko: Sampel plasma diambil 0,5 ml dimasukkan ke dalam tabung mikro kemudian ditambah asetonitril 1 ml, divortex selama 1 menit, disentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 14.000 rpm. e. Pembuatan larutan losartan baku dalam plasma: Larutan stok losartan baku diencerkan dengan fase gerak hingga didapat konsentrasi 5,0; 10,0; 15,0; 20,0; 25,0; 30 µg/ml untuk pembuatan kurva baku, dan 20 µg/ml, 60 µg/ml, dan 100 µg/ml untuk penentuan presisi dan akurasi. Kemudian, sebanyak 0,5 ml masingmasing konsentrasi tersebut 3

ditambahkan ke dalam 0,5 ml sampel plasma dalam tabung mikro, ditambah asetonitril 1 ml, dan diperlakukan sama seperti blangko. f. Pembuatan larutan losartan sampel dalam plasma: Sepuluh tablet yang memenuhi persyaratan keseragaman bobot tablet digerus hingga halus dan homogen. Serbuk yang setara dengan 10 mg losartan ditimbang seksama, dilarutkan dalam 100 ml fase gerak. Larutan disonikasi dan disaring dengan saringan berpori 0,45 µm. Selanjutnya, diencerkan dengan fase gerak sampai didapatkan konsentrasi 5,0; 15,0; dan 25,0 µg/ml. Sebanyak 0,5 ml masingmasing konsentrasi tersebut ditambahkan ke dalam 0,5 ml sampel plasma dalam tabung mikro, ditambah asetonitril 1 ml, dan diperlakukan sama seperti blangko. 2. Penentuan Kondisi Analisis Optimum Kondisi analisis optimum dibuat berdasarkan percobaan yang telah dilakukan, yaitu: Spesifikasi Kolom : sim-pack C-18 Detektor : UV 220 nm Fase gerak : asam fosfat 0,015 M: asetonitril (40:60%) Laju alir : 1 ml/menit Volume injeksi : 20 µl 3. Validasi Metode Analisis a. Pembuatan kurva baku: larutan blangko, larutan losartan baku dalam plasma dengan konsentrasi 5,0; 10,0; 15,0; 20,0; 25,0; 30,0 µg/ml masingmasing disuntikkan ke KCKT sesuai dengan kondisi yang telah ditetapkan. Waktu retensi dan luas area ditentukan, dilakukan pengulangan sebanyak 6 kali. Dari data tersebut kemudian dicari linearitasnya. b. Penentuan batas deteksi dan batas kuantitasi: Batas deteksi dan kuantitasi dari metode penetapan kadar losartan dengan metode KCKT dapat dihitung secara statistik melalui garis linear dari kurva kalibrasi. Nilai pengukuran akan sama dengan nilai b pada garis linear Y = ax + b. c. Penentuan selektivitas: waktu retensi analit sampel (losartan) dari kromatogram dibandingkan dengan waktu retensi baku eksternal. Pada kromatogram tidak boleh ada gangguan yang dapat dilihat dari kromatogram larutan blangko. 4

d. Uji presisi: Larutan baku losartan 15,0 µg/ml dalam plasma disuntikkan sebanyak 20 μl ke KCKT, dicatat luas area dan waktu retensi, diulang sebanyak 6 kali. Kemudian dihitung persentase koefisien variasinya. Penyiapan sampel untuk penetapan kadar, kemudian diperlakukan sama seperti blangko dan di injeksikan ke KCKT sebanyak 20 µl dan dicatat hasil yang diperoleh. Analisis sampel dilakukan dengan pembuatan larutan konsentrasi 20; 60; dan 100 µg/ml masing-masing sebanyak 6 replikasi. e. Uji akurasi: Uji ini dilakukan dengan metode adisi. Ketepatan dihitung dengan menghitung persentase recovery dari selisih plasma yang ditambah dengan plasma blangko, dan ditentukan persen kesalahannya. Uji recovery dilakukan dengan menggunakan tiga konsentrasi baku losartan dalam plasma yaitu 20; 60; 100 µg/ml yang sebelumnya telah dibuat. Masing-masing disuntikkan ke alat KCKT sebanyak 20 µl. Selisih kadar sampel dan blangko digunakan untuk menentukan recovery. yaitu dengan rumus sebagai berikut: % recovery = C 2 -C 1 / C* X 100 % Keterangan: C 1 = kadar blangko C 2 = kadar sampel C* = kadar sebenarnya f. Penetapan Kadar Tablet Losartan: Larutan losartan sampel dalam plasma dengan konsentrasi 5,0; 15,0; dan 25,0 µg/ml yang sebelumnya sudah disiapkan, masing-masing disuntikkan ke alat KCKT sebanyak 20 µl, kemudian ditentukan % recovery dengan cara yang sama seperti di atas. Hasil dan Pembahasan Kondisi yang digunakan pada analisis losartan dalam plasma adalah dengan menggunakan fase gerak asam fosfat 0,015 M: asetonitril (40:60 %) dan pelarut yang digunakan adalah fase gerak. Detektor yang digunakan adalah detektor UV pada panjang gelombang 210 nm, laju alir 1 ml/menit dan volume injeksi 20 µl Penentuan waktu retensi losartan dalam fase gerak pada kondisi terpilih adalah sebagai berikut. 5

PHARMACY,, Vol.06 No. 01 Agustus 2011 ISSN 1693-3591 Gambar 1. Kromatogram blangko Gambar 2. Kromatogram baku konsentrasi 15 µg/ml 6

PHARMACY, Vol.06 No. 01 Agustus 2011 ISSN 1693-3591 Gambar 3. Kromatogram sampel konsentrasi 15 µg/ml Validasi Metode Analisis Losartan dalam Plasma a. Linearitas (Linearity) Persamaan garis yang diperoleh dari perhitungan statistik regresi linear adalah y = 83003,549 x + 55192,733 dengan koefisien korelasi 0,998. Harga (r) bisa diterima karena (r) tabel < (r) hitung yaitu 0,811 < 0,998 sehingga memenuhi uji linearitas. (y X 10 5 ) 30 L u a s 25 20 15 10 5 0 5 10 15 20 25 Konsentrasi losartan standar ( µg/ml) 3 0 Gambar 4 Kurva hubungan konsentrasi losartan (μg/ml) dan luas area 7

b. Batas Deteksi (Limit of Detection: LOD) dan Batas Kuantitasi (Limit of Quantity: LOQ) mampu memberikan hasil yang akurat karena memberikan % recovery yang dapat diterima (80% - 120%). Berdasarkan perhitungan statistik terhadap kurva baku, didapatkan nilai LOD = 1,825 µg/ml dan nilai LOQ = 6,082 µg/ml. c. Ketelitian (precision) Dari hasil perhitungan didapatkan nilai standar deviasi (SD) = 0,011, dan koevisien variasi = 2,244 %. Sedangkan untuk nilai ketelitian alat sebesar 99,977 %. Pada ketentuan, kriteria seksama diberikan jika metode memberikan koefisien variasi (KV) konsentrasi analit pada tingkat satu per sejuta (ppm) 3 %. Dengan demikian maka uji ketelitian analisis losartan dalam plasma memenuhi kriteria uji presisi. d. Ketepatan (Accuracy) Nilai perolehan kembali untuk konsentrasi 5 μg/ml adalah 85,639 %, untuk konsentrasi 15 μg/ml adalah 94,562 %, dan untuk konsentrasi 25 μg/ml adalah 103,278 %. Hal ini menunjukkan bahwa metode analisis penetapan kadar losartan yang ditambah plasma darah secara KCKT ini f. Penetapan Kadar Losartan dalam Plasma secara In Vitro Dari hasil uji keseragaman bobot diperoleh penyimpangan bobot rataratanya sebesar 1,129 %. Dari hasil tersebut dapat dikatakan keseragaman bobotnya baik dan dapat digunakan untuk analisis penetapan kadar tablet losartan. Pada penetapan kadar losartan dalam plasma secara in vitro, nilai perolehan kembali pada konsentrasi 5 µg/m adalah 95,479%, pada konsentrasi 15 µg/ml 96,038%, dan pada konsentrasi 25% adalah 99,783 %. Hasil rata-rata % kadar diperoleh kadar yang baik karena dari masing-masing konsentrasi penyimpangannya tidak lebih dari 20 % dari batas yang ditetapkan. 8

Kesimpulan Metode analisis tablet losartan dalam cairan biologis secara in vitro dengan metode KCKT fase terbalik ini valid karena hasil uji linearitas, uji Snyder, L.R, Joseph, K., & Josephl, G. 1997. Practical HPLC Method Development Second Edition. New York USA: John and Wiley & Sons. selektivitas, LOD, LOQ, uji presisi, dan uji akurasi memenuhi syarat yang telah ditetapkan. Hasil penetapan kadar losartan tablet merk B dalam plasma secara in vitro menggunakan metode ini juga memenuhi persyaratan perolehan kembali yang ditentukan yaitu antara 80-120 %. Daftar Pustaka Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. 2004. Pedoman Uji Bioekivalensi. Jakarta: Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia. Hlm. 1-4. Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 1979. Farmakope Indonesia Ed. III. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia. Hadjar, M.M.I. 2007. Teknik analisis Obat dalam Cairan Biologis dengan GLC dan HPLC. Yogyakarta: Fakultas Farmasi Universitas Gajah Mada. 9