Bab III AKUNTABILITAS KINERJA Akuntabilitas Kinerja dalam format Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LAKIP) Pemerintah Provinsi Jawa Timur tidak terlepas dari rangkaian mekanisme fungsi perencanaan yang sudah berjalan mulai dari Perencanaan Strategis (Renstra) dan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) ataupun Rencana Kinerja Tahunan (RKT), dan Penetapan Kinerja (PK) Pemerintah Provinsi Jawa Timur, pun tidak terlepas dari pelaksanaan pembangunan itu sendiri sebagai fungsi Actuating dari berbagai piranti perencanaan yang sudah dibuat tersebut, hingga kemudian sampailah pada saat pertanggung jawaban pelaksanaan pembangunan yang mengerahkan seluruh sumber daya manajemen pendukungnya. Pertanggungjawaban kinerja pelaksanaan pembangunan sifatnya terukur, terdapat standar pengukuran antara yang diukur dengan piranti pengukurannya. Pertanggung jawaban pengukuran yang diukur adalah kegiatan, program, dan sasaran, yang prosesnya adalah sejauh mana kegiatan, program, dan sasaran dilaksanakan tidak salah arah dengan berbagai piranti perencanaan yang telah dibuat. 3.1 Pengukuran Kinerja Pengukuran kinerja digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan Visi dan Misi Badan Lingkungan Propinsi Jawa Timur. Pengukuran dimaksud merupakan hasil dari suatu penilaian yang sistematik dan didasarkan pada kelompok indikator kenerja kegiatan yang berupa indikator-indikator masukan, keluaran, hasil, manfaat dan dampak. Penilaian tersebut tidak terlepas dari proses yang merupakan kegiatan mengolah masukan menjadi keluaran atau penilaian dalam proses penyusunan LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 29
kebijakan/program/kegiatan yang dianggap penting dan berpengaruh terhadap pencapaian sasaran dan tujuan yang dilakukan untuk menilai apakah kebijakan yang telah ditempuh selama tahun 2013 dapat mendukung tercapainya tujuan dan sasaran badan dan pada akhirnya memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pencapaian tujuan dan pembangunan Provinsi sebagaimana telah diamanatkan dalam RPJMD. Adapun pengukuran Kinerja dilakukan dengan cara membandingkan target setiap Indokator Kinerja Sasaran dengan realisasinya. Setelah dilakukan penghitungan akan diketahui selisih atau celah Kinerja (performance gap. Selanjutnya berdasarkan selisih Kinerja tersebut dilakukan evaluasi guna mendapatkan strategi yang tepat untuk peningkatan Kinerja dimasa yang akan datang (performance improvement). Dalam memberikan penilaian tingkat capaian Kinerja setiap sasaran, menggunakan skala pengukuran 4 (empat) katagori sebagai berikut : Tabel 3.0 Skala Pengukuran Capaian Sasaran Kinerja Tahun 2013 No. Persentase capaian Kategori capaian 1 Lebih dari 100 % Sangat Baik 2 75 % sampai 100 % Baik 3 55 % sampai 75 % Cukup 4 Kurang dari 55 % Kurang Pengukuran kinerja dilakukan dengan cara membandingkan antara target dengan realisasi masing - masing indikator sasaran. Tingkat capaian kinerja masing - masing indikator disajikan pada tabel pengukuran kinerja sasaran strategis tahun 2013. Pengukuran kinerja ini digunakan sebagai dasar untuk menilai keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan program atau kegiatan pada tahun LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 30
2013 sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan visi dan misi Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur. Adapun Tabel Pengukuran Kinerja disajikan sebagai berikut : Tabel 3.1 Pengukuran Kinerja Sasaran Strategis Tahun 2013 Sasaran Strategis Indikator Kinerja Tahun. 2012 Meningkatnya Kualitas dan Fungsi Lingkungan melalui pengendalian sumber-sumber pencemar 1. % penurunan beban pencemaran parameter kunci BOD DAS Brantas Target Th. 2013 4,33 Mg/Ltr 18 % (0.922) (mg/lt) Dari tahun 2010 Realisasi Th. 2013 29% atau sebesar 3.60 mg/ltr mengalami penurunan sebesar (1.52) (mg/lt) Capaian Th. 2013 =164.86 % Meningkatnya Partisipasi dan Peran Serta Masyarakat didalam Pengelolaan Lingkungan Hidup II % penurunan beban pencemaran parameter kunci COD DAS Brantas III Prosentase ketaatan industri ditinjau dari perizinan dokumen lingkungan (AMDAL, UKL- UPPL, SPPL, DPl dll) I Jumlah desa / kelurahan yang masuk dalam kriteria desa / kelurahan yang bersih dan lestari (berseri) 13,64 Mg/Ltr 18 % (3.22) (mg/l) - 75% atau sebanyak 189 perusahaan 38 desa / kelurahan 39,1% atau sebesar 10.92 mg/ltr mengalami penurunan sebesar (7.02) (mg/lt) 84% atau 212 dari 253 perusahaan = 218 % 112% 38 80 210% LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 31
II III Jumlah sekolah peduli dan berbudaya (Adiwiyata) Prosentase penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat yang sesuai dengan kewenangan 73 sekolah 100 % 100 % dari 53 (pengaduan) 75 73 97,33% 100% 53 (pengaduan) 100% IV Jumlah Kabupaten / kota yang mendapatkan penghargaan ADIPURA 38 Kab. / Kota 38 37 97,4% Sumber : BLH Prov. Jatim 3.2 EVALUASI DAN ANALISIS CAPAIAN KINERJA Evaluasi kinerja dilakukan terhadap pencapaian setiap indikator kinerja kegiatan untuk memberikan penjelasan lebih lanjut tentang hal-hal yang mendukung keberhasilan atau kegagalan dalam pelaksanaan suatu program atau kegiatan dengan membandingkan prosentase capaian Indikator Kinerja Utama pada tahun 2013 dengan tahun sebelumnya. Evaluasi bertujuan agar diketahui pencapaian realisasi, kemajuan dan kendala yang dijumpai dalam rangka pencapaian misi, agar dapat dinilai dan dipelajari guna perbaikan pelaksanaan program atau kegiatan di masa yang akan datang. Pengukuran kinerja Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2013 menggunakan metode yang diatur dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor : 29 tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan Penetapan Kinerja dan pelaporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah. LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 32
Hasil pengukuran kinerja beserta evaluasi setiap tujuan dan sasaran Badan Lingkungan Hidup Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2013 disajikan sebagai berikut : Tabel 3.2 Sasaran Strategis Tahun 2013 Sasaran : Meningkatnya Kualitas dan Fungsi Lingkungan melalui pengendalian sumber-sumber pencemar serta Pengelolaan Sumber Daya Alam yang Berwawasan Lingkungan Sumber : BLH Prov. Jatim Keberhasilan dari sasaran strategis ini diukur melalui 3 (tiga) indicator kinerja, yaitu: 1. - % penurunan beban pencemaran parameter kunci BOD DAS Brantas; - % penurunan beban pencemaran parameter kunci COD DAS Brantas; 2. Prosentase peningkatan kompetensi penilai dokumen AMDAL 3. Prosentase ketaatan usaha/kegiatan dalam pengelolaan limbah B3 di kabupaten/ kota seluruh Jawa Timur Sedangkan upaya yang dilakukan untuk merealisasikannya didukung oleh 5 (lima) program kegiatan, yaitu: 1. Program pengendalian pencemaran dan perusakan lingkungan hidup 2. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 3. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam 4. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 5. Program Pengembangan Kapasitas Pengelolaan SDA dan Lingkungan Hidup. Adapun capaian indicator kinerja, target dan realisasinya tahun 2013 selengkapnya dapat dijelaskan dibawah ini: LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 33
a) Persentase (%) Penurunan Beban Pencemaran Parameter Kunci BOD dan COD DAS Brantas Tabel 3.3 Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja Indikator Kinerja Target Tahun 2013 Realisasi (Tahun) 2010 2011 2012 2013 Capaian Th. 2013 % penurunan beban pencemaran parameter kunci BOD DAS Brantas 18 % (0.922) (mg/lt) 5,12 (mg/lt) 13,8 % (mg/ lt) 15,4% (0.79) (mg/lt) 29,% (1.52) (mg/lt) 164.86 % % penurunan beban pencemaran parameter kunci COD DAS Brantas Sumber : hasil analisa 18 % (3.22) (mg/l) 17,94 (mg/lt) 13,9 % 15,4 5 (mg/ lt) 23,9% 13,64 (4.3) (mg/lt) 39,1% 10.92 (7.02) (mg/lt) 218 % Berdasarkan data hasil pengujian kualitas air DAS Brantas yang dilaksanakan oleh Perum Jasa Tirta (PJT) I Malang, BBWS Sungai Brantas, Dinas PU Pengairan dan BLH Provinsi Jawa Timur pada ruas DAS Brantas Hulu, Tengah dan Hilir pada tahun 2010, 2011, 2012 dan 2013 telah disepakati bahwa hasil analisa kualitas air badan air (ABA) pada titik pantau terlengkap dipergunakan sebagai acuan perhitungan rata-rata kualitas air. Adapun perhitungan rata-rata air kualitas air rata-rata tahunan sebagai standart kinerja yang digunakan adalah parameter BOD dan COD sebagai parameter kunci yang dihitung berdasarkan titik pantau sebagai berikut: 1. Segmen Brantas Hulu Lokasi waduk lodoyo Jembatan Pandem di Kab. Blitar, Malang, Kota Malang dan Kota Batu; LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 34
2. Segmen Brantas Tengah Lokasi Jembatan Ngujang Jembatan Padangan di Kab. Tulungagung, Nganjuk, Jombang, Kota Kediri dan Kota Mojokerto. 3. Segmen Brantas Hilir Lokasi Jembatan Canggu Jagir di Kabupaten Mojokerto, Gresik dan Kota Surabaya. Sesuai hasil perhitungan rata-rata kondisi kualitas air DAS Brantas yang telah disepakati bersama berdasarkan kondisi dan pertimbangan musim penghujan, kemarau, lokasi titik pantau, maka yang paling relevan. Analisa yang dilakukan oleh oleh Perum Jasa Tirta I Malang, BBWS Sungai Brantas, Dinas PU Pengairan dan BLH Provinsi Jawa Timur pada ruas DAS Brantas Hulu, Tengah dan Hilir pada tahun 2010 2011, 2012 dan 2013 menunjukkan bahwa konsentrasi BOD Kali Brantas pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 1.52 mg/lt dari tahun 2010 atau sebesar 29 % dari target yang telah ditentukan yaitu sebesar 18 %. Sedangkan konsentrasi COD pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 7.02 mg/ltr dari tahun 2010 atau sebesar 39,13 % dari target sebesar 18 %. b) Prosentase Ketaatan Industri Ditinjau Dari Perizinan Dokumen Lingkungan (AMDAL, UKL-UPPL, SPPL, DPL, dll) Tabel 3.4 Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja Indikator Kinerja Prosentase ketaatan industri ditinjau dari perizinan dokumen lingkungan (AMDAL, UKL-UPPL, SPPL, DPL, dll) Target Tahun 2013 Realisasi (Tahun) 2010 2011 2012 2013 Capaian Th. 2013 75% - - - 84% 112% LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 35
Salah satu yang bisa dijadikan Indikator mengukur tingkat ketaatan usaha/kegiatan adalah ketaatan mereka ditinjau dari lengkapnya perijinan dokumen lingkungan diantaranya : dokumen AMDAL, UK UPPL, SPPL, DPL dan lain lain. Pada tahun 2013 ini sebanyak 84% perusahaan atau sebanyak 212 dari 253 perusahan yang berhasil memenuhi kelengkapan dokumen AMDAL, UK UPPL, SPPL, DPL. Dengann demikian capaian kinerja terhadap pemenuhan kelengkapan dokumen AMDAL, UK UPPL, SPPL, DPL usaha/kegiatan pada tahun 2013 ini adalah sebesar 112%. c) Jumlah desa / kelurahan yang masuk dalam kriteria desa / kelurahan yang bersih dan lestari (berseri) Tabel 3.5 Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja Indikator Kinerja Jumlah desa / kelurahan yang masuk dalam kriteria desa / kelurahan yang bersih dan lestari (berseri) Target Tahun 2013 Realisasi (Tahun) 2010 2011 2012 2013 Capaia n Th. 2013 38 - - 32 80 210% Salah satu model pemberdayaan masyarakat dan aparatur desa/kelurahan agar bersedia serta mampu menjadi pioner untuk menumbuh kembangkan potensi desa/kelurahan sehingga masyarakatnya berperilaku ramah lingkungan, agar mampu mewujudkan desa/kelurahan yang bersih, sehat, lestari dan asri melalui Program Desa BERSERI. Oleh karena itu dalam pengembangannya diperlukan langkah-langkah pendekatan insentif (rangsangan) dan desentif (pemberdayaan), yaitu pembinaan, fasilitasi LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 36
dan pembentukan kader lingkungan dengan pendampingan/pendekatan secara intensif. Program BERSERI (Bersih dan Lestari) merupakan salah satu program Pemerintah Provinsi Jawa Timur melalui Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur adalah dalam rangka mendorong terciptanya pengetahuan dan kesadaran warga masyarakat Desa/Kelurahan dalam upaya pelestarian lingkungan hidup, sehingga dapat terwujud desa/kelurahan yang bersih, sehat, lestari dan asri. Pada tahun 2011 program pembinaan Desa/kelurahan berseri ini dicanagkan oleh Bapak Gubernur Jawa Timur, pada tahun 2012 Desa/kelurahan yang mendapatkan penghargaan sebagai desa/kelurahan berseri sebanyak 32 desa/keluarahan berseri, sedangkan Pada tahun 2013 jumlah desa/kelurahan yang memperoleh penghargaan desa/kelurahan berseri mengalami peningkatan yang sangat signifikan yaitu sebanyak 80 desa/kelurahan, dari target 38 desa/kelurahan. Sehingga capaian kinerja adalah sebesar 210%. dengan perincian sebagai berikut : 1. Penghargaan BERSERI Kategori Pratama sebanyak 45 Desa/Kelurahan. 2. Penghargaan BERSERI Kategori Madya sebanyak 25 Desa/Kelurahan. 3. Penghargaan BERSERI Kategori Mandiri sebanyak 10 Desa/kelurahan. (data terlampir) Seiring semakin meningkatnya Desa/Kelurahan yang memperoleh penghargaan Program BERSERI menggambarkan bahwa tingkat kepedulian dan partisipasi masyarakat di Desa/kelurahan didalam pengelolalaan lingkungan hidup sekitarnya semakin meningkat, sehingga untuk hidup bersih dan sehat sudah menjadi kebiasaan hidup mereka sehari-hari, dengan demikian kemungkinan untuk membuang sampah padat dan limbah domestik kedalam badan air/sungai semakin kecil, serta kesadaran untuk menjaga DAS juga LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 37
semakin meningkat sehingga kualitas air sungai/kali diseluruh Jawa Timur semakin tahun akan semakin membaik. d) Prosentase Ketaatan Usaha/Kegiatan Ditinjau Dari Pengendalian Pencemaran Udara Tabel 3.6 Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja Indikator Kinerja Jumlah sekolah peduli dan berbudaya (Adiwiyata) Target Tahun 2013 Realisasi (Tahun) 2010 2011 2012 2013 Capaian Th. 2013 75 19 28 56 73 97,33% Tujuan Program Adiwiyata adalah menciptakan kondisi yang baik, sekolah untuk menjadi tempat pembelajaran dan penyadaran warga sekolah, sehingga kemudian hari warga sekolah tersebut dapat turut bertanggung jawab dalam upaya-upaya penyelamatan lingkungan hidup dan pembangunan berkelanjutan. Pada tahun 2010 jumlah sekolah ADIWIYATA di jawa timur adalah sebanyak 30 sekolah, pada tahun 2011 mengalami peningkatan menjadi 28 sekolah, pada tahun 2012 kembali mengalami peningkatan menjadi 56 buah sekolah sedangkan pada tahun 2013 mengalami peningkatan yang cukup siginifikan menjadi 73 sekelah yang memperoleh predikat sekolah ADIWIYATA tingkat Nasional atau sekitar 97,33 % capaian kinerjanya. LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 38
e) Prosentase Ketaatan Usaha/Kegiatan Ditinjau Dari Pengelolaan Limbah B3 Tabel 3.7 Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja Prosentase penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat yang sesuai dengan kewenangan Indikator Kinerja Prosentase penanganan tindak lanjut pengaduan masyarakat yang sesuai dengan kewenangan Target Tahun 2013 100 % 100% 8 Realisasi (Tahun) 2010 2011 2012 2013 100% 21 100% 41 100% 53 Capaian Th. 2013 100% Sumber : BLH Prov. Jatim Pengaduan masyarakat berdasarkan kewenangan akibat adanya dugaan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup Tahun 2013. Kabupaten/ Kota sebanyak 15 kasus Kabupaten/kota yang diambil alih oleh Provinsi sebanyak 26 kasus Provinsi sebanyak 4 kasus Bukan Kasus Lingkungan sebanyak 4 kasus Pelayanan Tindak Lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/ atau perusakan lingkungan hidup Tahun 2013. Kabupaten/ Kota sebanyak 15 kasus yang selesai ditindak lanjuti Kabupaten/kota yang diambil alih oleh Provinsi dari 26 kasus yang masuk selesai ditindaklanjuti sebanyak 15 kasus dan masih tersisa 11 kasusu yang masih dalam proses penyelesaian. Provinsi dari 8 kasusu yang masuk sebanyak 6 kasus selesai ditangani, 2 kasus dalam proses penyelesaian. Bukan kasus lingkungan sebanyak 4 kasusu yang masuk seluruhnya sudah selesai ditindaklanjuti. LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 39
Pengaduan masyarakat terkait masalah Lingkungan Hidup adalah penyampaian informasi terjadinya pencemaran dan atau perusakan lingkungan hidup dari usaha dan/atau kegiatan. Penanganan Pengaduan Lingkungan di Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur sesuai dengan Peraturan Menteri Lingkungan Hidup no.09 Tahun 2010 tentang tata cara pengaduan dan penanganan akibat dugaan pencemaran dan/ atau peruskaan Lingkungan Hidup. Meliputi kegiatan penerimaan, penelaahan, verifikasi pengaduan, pengajuan rekomendasi tindak lanjut verifikasi dan penyampaian perkembangan dan hasil penanganan pengaduan kepada pengadu dan yang diadukan. Sehingga semakin banyak pengaduan yang masuk bias menngambarkan bahwa permasalahan lingkungan yang terjadi juga meningkat. Pada tahun 2010 pengaduan kasus terkait permasalahan lingkungan yang masuk dan merupakan wewenang Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur sebanyak 8 (delapan) pengaduan. Dari 8 (delapan) pengaduan yang masuk seluruhnya telah ditidaklanjuti oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur atau sebesar 100%. Sedangkan pada tahun 2011 pengaduan kasus terkait permasalahan lingkungan yang masuk dan merupakan wewenang Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur sebanyak 21 pengaduan. Dari 21 pengaduan yang masuk seluruhnya telah ditidaklanjuti oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur atau sebesar 100%. Pada tahun 2012 pengaduan kasus terkait permasalahan lingkungan yang masuk dan merupakan wewenang Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur sebanyak 41 pengaduan. Dari 41 pengaduan yang masuk seluruhnya telah ditidaklanjuti oleh Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur atau sebesar 100%. Sedangkan pada Tahun 2013 pengaduan kasus terkait permasalahan lingkungan yang masuk ke Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur sebanyak 53 (Lima Puluh Tiga) pengaduan. Berdasarkan penelaahan untuk mengklasifikasi jenis pengaduan dan kewenangan pengaduan, sebanyak 30 (tiga puluh) pengaduan merupakan kewenangan Kabupaten/ Kota, sebanyak 52 (lima puluh LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 40
dua) merupakan kewenangan Kabupaten/kota yang diambil alih oleh Provinsi dan 16 (enam belas) pengaduan kewenangan Provinsi yang sudah ditindak lanjuti. Pelimpahan pengaduan ke Kabupaten / Kota disampaikan melalui surat Kepala Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur kepada Bupati/ Walikota. Selanjutnya diharapkan ditindak lanjuti Kabupaten/ Kota dalam waktu 10 (sepuluh) hari, apabila setelah 10 (sepuluh) hari tidak ada tanggapan atas tindak lanjut maka diambil alih Provinsi. Dari 30 (tiga puluh) pengaduan yang telah dilimpahkan ke Kabupaten/ Kota, seluruhnya telah ditindak lanjuti oleh Kabupaten/ Kota. Pengaduan Lingkungan dapat disampaikan melalui surat, telepon atau layanan SMS Center 081 235555123. f) Prosentase Ketaatan Usaha/Kegiatan Ditinjau Dari Pengelolaan Limbah B3 Tabel 3.7 Pengukuran Kinerja Indikator Kinerja Jumlah Kabupaten / kota yang mendapatkan penghargaan ADIPURA Indikator Kinerja Jumlah Kabupaten / kota yang mendapatkan penghargaan ADIPURA Target Tahun 2013 Realisasi (Tahun) 2010 2011 2012 2013 Capaian Th. 2013 38 33 14 35 37 97.4% Program Adipura dikembangkan untuk mendorong Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam mewujudkan kota bersih dan teduh dengan menerapkan prinsip-prinsi good governance. Program Adipura mengedepankan budaya bersih, teduh, indah dan sehat dengan prinsip keberlanjutan yang meliputi menerapkan prinsip menejemen, penguatan komitmen pimpinan daerah dan peningkatan partisipasi masyarakat serta dunia usaha. LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 41
Kriteria penilaian program Adipura meliputi fisik perkotaan (Perumahan, sarana kota, sarana transportasi, sarana kebersihan dan lain-lain) dan penilaian non fisik (institusi, manajemen, partisipasi). Pada tahun 2010 Kabupaten /kota yang memperoleh penghargaan ADIPURA sebanyak 33 Kabupaten/Kota, pada Tahun 2011 Provinsi Jawa Timur perolehan penghargaan ADIPURA ini mengalami penurunan menjadi 14 Kabupaten/kota, pada tahun 2012 kembali mengalami peningkatan dengan mendapatkan 35 penghargaan. dan pada tahun 2013 ini provinsi Jawa Timur memperoleh penghargaan sebanyak 37 buah dengan rincian penghargaan Adipura kencana sebanyak 4 Kabupaten/Kota, adipura sebanyak 22 Kabupaten/Kota, dan yang memperoleh piagam sebanyak 1 Kabupaten/kota. capaian penghargaan ini merupakan perolehan terbanyak diantara Provinsi lainnya di Indonesia. capaian penghargaan ini merupakan perolehan terbanyak diantara Provinsi lainnya di Indonesia 3.3 Capaian Kinerja Indikator Kinerja Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur dibandingkankan dengan Capaian Standart Pelayanan Minimum (SPM) Bidang lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur tahun 2103. Dengan membandingkan capaikan Kinerja Indikator kinerja dengan SPM Bidang lingkungan Hidup Provinsi jawa Timur tahun 2013 diharapkan muncul suatu korelasi antara keduanya, sehingga mampu dijadikan masukan untuk perbaikan terutama dalam rangka pencapaian target. Keduanya merupakan produk yang berbeda namun hasil yang diharapkan dari keduanya adalah untuk perbaikan bidang lingkungan hidup secatra menyeluruh. Untuk itu penting rasanya perbandingan ini untuk dilakuakn. Dalam rangka pencapaian penerapan standar pelayanan minimal bidang lingkungan hidup daerah Provinsi yang terkait dengan LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 42
permasalahan lingkungan hidup di daerah Kabupaten/Kota terutama dalam pelaksanaan kegiatan pembinaan teknis dan pengawasan, jenis pelayanan bidang lingkungan hidup daerah Provinsi lebih ditekankan pada penyampaian informasi antara lain: 1. Informasi status mutu air; 2. Status mutu udara ambien dan 3. Tindak lanjut pengaduan masyarakat akibat adanya dugaan pencemaran dan/atau perusakan lingkungan hidup. Dari ketiga jenis pelayanan dasar SPM Bidang Lingkungan Hidup tahun 2013 yang sama dengan Indikator Kinerja hanya 2 (dua) jenis pelayanan, yaitu ; Informasi status mutu air dan Status mutu udara ambien. Untuk itu didalam pemhasan ini hanya 2 (dua) indicator ini yang akan diperbandingkan. 1) Pelayanan Informasi Status Mutu Air adalah : Data yang dipergunakan untuk menghitung capaian kinerja indicator kinerja dan SPM bidang lingkungan hidup berasal dari sumber yang sama, berasal instansi terkait dan memilki wewenang untuk melakukan pengawasan, yaitu : Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur., Dinas Pengairan Provinsi Jawa Timur, Perusahaan Jasa Tirta dan BBWS Jatim, yang membedakan hanyalah format penulisannya saja. Didalam pencapaian indicator kinerja aik target maupun capaian menggunakan satuan prosentase dengan hasil sebagai berikut. a. Pemantauan kualitas air di wilayah DAS Brantas tahun 2013 dilaksanakan pada 30 lokasi titik pantau selama 12 kali dalam 1 (satu ) tahun. b. Secara umum berdasarkan parameter BOD, COD kualitas air telah mengalami perbaikkan kualitas dengan penurunan BOD dari 4,33 mg/l tahun 2012 menjadi 3,60 mg/l pada tahun 2013, serta penurunan COD dari 13,64 mg/l pada tahun 2012 menjadi 10,92 mg/l. atau (Capaian Kinerja) konsentrasi BOD Kali Brantas pada tahun 2013 LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 43
mengalami penurunan sebesar 1.52 mg/lt dari tahun 2010 atau sebesar 29 % dari target yang telah ditentukan yaitu sebesar 18 %. Sedangkan konsentrasi COD pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 7.02 mg/ltr dari tahun 2010 atau sebesar 39,13 % dari target sebesar 18 %. c. Didalam pelaopran SPM dimasukkan juga mengenai Lokasi pemantauan di wilayah DAS Brantas pada 30 ( tiga puluh) titik pantau masuk kategori cemar berat di karenakan adanya tingginya limbah domestik yang ditunjukkan dari tingginya hasil pengukuran total coli.sementara dipelaporan kinerja indicator kinerja tidak. 2 ) Pelayanan Tindak Lanjut Pengaduan Model pelaporan antara LAKIP dan SPM tidak ada perbedaan. a. Capaian kinerja di bidang Pengelolaan pengaduan masyarakat tahun ini mengalami peningkatan, hal ini dapat dilihat dari meningkatnya jumlah pengaduan yang ditindaklanjuti serta kesadaran masyarakat semakin tinggi terhadap pencemaran lingkungan. b. Dengan meningkatnya pengaduan masyarakat di bidang lingkungan hidup proses yang ditindaklanjuti telah terselesaikan dan memenuhi target 100 %. 3.4 Telaahan Renstra Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI Dan Renstra Provinsi Jawa Timur 3.4.1. Arah Kebijakan dan Sasaran Strategis Kementerian Negara Lingkungan Hidup RI 1. VISI Terwujudnya Kementerian Lingkungan Hidup yang handal dan proaktif, serta berperan dalam pelaksanaan pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau. LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 44
2. MISI 1. Mewujudkan kebijakan pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi, guna mendukung tercapainya pembangunan berkelanjutan, dengan menekankan pada ekonomi hijau; 2. Melakukan koordinasi dan kemitraan dalam rantai nilai proses pembangunan untuk mewujudkan integrasi, sinkronisasi antara ekonomi dan ekologi dalam pembangunan berkelanjutan; 3. Mewujudkan pencegahan kerusakan dan pengendalian pencemaran sumber daya alam dan lingkungan hidup dalam rangka pelestarian fungsi lingkungan hidup; 4. Melaksanakan tatakelola pemerintahan yang baik serta mengembangkan kapasitas kelembagaan dalam pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup secara terintegrasi. 3. TUJUAN DAN SASARAN Tujuan yang ingin dicapai Kementerian Lingkungan Hidup Tahun 2010-2014 sesuai Visi dan Misi tersebut di atas adalah: Terwujudnya pembangunan Indonesia berdasarkan pembangunan berkelanjutan dengan penekanan pada ekonomi hijau (green economy) untuk menahan laju kemerosotan daya tampung, daya dukung, dan kelangkaan sumberdaya alam, serta mengatasi bencana lingkungan. Sasaran dan Lokus Prioritas Secara umum, sasaran pembangunan yang ingin dicapai adalah mewujudkan perbaikan fungsi lingkungan hidup dan pengelolaan sumberdaya alam yang mengarah pada pengarusutamaan prinsip pembangunan berkelanjutan. Sasaran khusus yang hendak dicapai adalah: 1. Terkendalinya pencemaran dan kerusakan lingkungan sungai, danau, pesisir dan laut, serta air tanah; LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 45
2. Terlindunginya kelestarian fungsi lahan, keanekaragaman hayati dan ekosistem hutan; 3. Membaiknya kualitas udara dan pengelolaan sampah serta limbah bahan berbahaya dan beracun (B3); 4. Pengelolaan sumber daya alam dan lingkungan hidup terintegrasi. 5. Sasaran strategis yang ingin dicapai pada tahun 2010-2014, diarahkan pada lokus prioritas sebagai berikut: 6. Daerah Aliran Sungai (DAS), dengan lokus kegiatan utama yaitu Sungai Ciliwung dan Bengawan Solo; 7. Perkotaan, dengan lokus kegiatan mewakili karakteristik Kota Metropolitan, Kota Besar, Kota Sedang, dan Kota Kecil; 8. Ekosistem Pulau, dengan lokus kegiatan utama yaitu Teluk Tomini dan pulau-pulau kecil terluar. 3.3.2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Provinsi Jawa Timur a. Visi Bertitik tolak dari berbagai kondisi pembangunan yang dihadapi Provinsi Jawa Timur 2009-2014, maka dibutuhkan solusi-solusi strategis untuk mengatasinya selama lima tahun mendatang. Untuk itu, pembangunan Jawa Timur 2009-2014 mempunyai landasan visi: Terwujudnya Jawa Timur yang Makmur dan Berakhlak dalam Kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia b. Misi Untuk mewujudkan visi pembangunan Jawa Timur 2009-2014 tersebut, maka misi pembangunan Jawa Timur 2009-2014 adalah : Mewujudkan Makmur bersama Wong Cilik melalui APBD untuk Rakyat c. Strategi, Agenda dan Prioritas Pokok Pembangunan Guna mewujudkan visi, dan menjalankan misi pembangunan daerah Jawa Timur 2009-2014 tersebut dilakukan melalui 4 (empat) LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 46
strategi ; 9 (sembilan) agenda dan 19 prioritas pokok pembangunan sebagai berikut : 4 (empat) Strategi yaitu : 1. Pembangunan berkelanjutan berpusat pada rakyat (people centered development), yang mengedepankan partisipasi rakyat (participatory based development) dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengawasi program pembangunan yang menyangkut hajat hidup mereka sendiri. 2. Keberpihakan kepada masyarakat miskin (pro-poor). 3. Pengarusutamaan gender. 4. Keseimbangan pemerataan pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, terutama melalui, pengembangan agroindustri/ agrobisnis. 9 (sembilan) Agenda adalah : 1. Aksesbilitas dan kualitas pelayanan kesehatan dan pendidikan terutama masyarakat miskin. 2. Perluasan lapangan kerja, efektivitas Taskin, dan memberdayakan ekonomi rakyat terutama wong cilik. 3. Percepatan pertumbuhan ekonomi (berkualitas dan berkelanjutan) melalui pengembangan agroindustri/ agrobisnis serta pembangunan/ penyediaan infrstruktur pertanian dan pedesaan. 4. Pelihara kualitas dan fungsi lingkungan hidup, perbaikan pengelolaan SDA dan penataan ruang. 5. Reformasi birokrasi dan pelayan publik (prima). 6. Kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial 7. Kualitas kehidupan dan peran perempuan serta terjaminnya kesetaraan gender LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 47
8. Kamtibmas, supremasi hukum dan penghormatan HAM 9. Percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur Lapindo Prioritas Pembangunan adalah : 1. Peningkatan aksesbilitas dan kualitas pelayanan pendidikan 2. Peningkatan aksesbilitas dan kualitas pelayanan kesehatan 3. Perluasan lapangan kerja 4. Peningkatan efektivitas penanggulangan kemiskinan 5. Peningkatan kesejahteraan sosial rakyat 6. Revitalisasi pertanian dan pengembangan agroindustri/ agrobisnis 7. Pemberdayaan koperasi, usaha mikro, kecil dan menengah 8. Peningkatan investasi, ekspor non migas dan pariwisata 9. Peningkatan daya saing industri manufaktur 10. Pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur 11. Pemeliharaan kualitas dan fungsi lingkungan hidup, serta perbaikan pengelolaan sumberdaya alam dan penataan ruang 12. Percepatan pelaksanaan reformasi birokrasi dan peningkatan pelayanan publik 13. Peningkatan kualitas kesalehan sosial demi terjaganya harmoni sosial 14. Peningkatan kualitas kehidupan dan peran perempuan di semua bidang dan terjaminnya kesetaraan gender 15. Peningkatan peran pemuda dan pengembangan olahraga 16. Penghormatan, pengakuan dan penegakan hukum dan hak asasi manusia LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 48
17. Peningkatan keamanan dan ketertiban dan penanggulangan kriminalitas Percepatan penanganan rehabilitasi dan rekonstruksi sosial ekonomi dampak lumpur panas Lapindo. 3.4. Akuntabilitas Keuangan Akuntabilitas keuangan merupakan pencapaian kinerja keuangan dari masing-masing indikator keuangan yang telah ditetapkan dalam dokumen perencanaan (Rencana Kinerja Tahunan) tahun 2012. Pengukuran pencapaian kinerja keuangan berdasarkan prosentase rata-rata realisasi anggaran pada masingmasing program dan kegiatan. Adapun jumlah anggaran Badan Lingkungan Hidup Provinsi Jawa Timur tahun 2012 adalah sebesar Rp. 47.767.297.000,- dengan realisasi penyerapan Rp. 43.03.273.089,- atau sebesar 91.91%. Rincian realisasi penyerapan anggaran adalah sebagai berikut : Untuk rekapitulasi serapan APBD BLH Provinsi Jawa Timur Tahun Anggaran 2013 dapat dilihat pada tabel berikut: LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 49
Tabel 3.8 Rekapitulasi Serapan APBD BLH Provinsi Jawa Timur Tahun Anggran 2013 Kode Rekening Uraian Anggaran Serapan S.d % Setelah P.APBD Desember 2013 1 2 3 4 5 8 200 0 0 PENDAPATAN 550.000.000 1.365.350.970 248.25 DAERAH 8 200 0 0 PENDAPATAN 550.000.000 1.365.350.970 248.25 ASLI DAERAH 8 200 0 0 RETRIBUSI 550.000.000 932.255.000 169.50 DAERAH 8 200 0 0 LAIN-LAIN PENDAPATAN ASLI DAERAH YANG SAH 0 433.06.970 00 JUMLAH PENDAPATAN DAERAH 500.000.000 1.365.350.970 248.25 8 200 0 0 BELANJA DAERAH 8 200 0 0 BELANJA TIDAK LANGSUNG 8 200 0 0 BELANJA LANGSUNG 8 200 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran 8 200 1 099 Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 8 200 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 8 200 2 009 Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatrur 47.767.297.000 43.903.273.089 91.91 6.670.297.000 6.385.138.655 95.72 41.097.000.000 37.518.134.434 91.29 3.309.300.000 3.213.376.093 97.16 3.309.300.000 3.213.376.093 97.16 1.030.700.000 992.204.050 96.27 1.030.700.000 992.204.050 96.27 LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 50
Kode Rekening Uraian Anggaran Setelah P.APBD Serapan S.d Desember 2013 % 8 200 7 Program 182.000.000 180.000.000 98.90 Peningkatan Kapasitas Kelembagaan Pemerintah Daerah 8 200 7 98 Penyusunan 182.000.000 180.000.000 98.90 Database SKPD sebagai Penunjang Pusat Data Provinsi Jawa Timur 8 200 9 Program 75.000.000 70.931.500 94.58 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 8 200 9 099 Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik 75.000.000 70.931.500 94.58 8 200 16 Program 19.640.766.900 17.227567.723 87.71 Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup 8 200 16 014 Peningkatan 250.000.000 165.601.250 66.24 Peran Serta Masyarakat 8 200 16 016 Monitoring dan Evaluasi pelaporan 150.000.000 77.384.250 51.59 8 200 16 29 Pengawasan 197.075.000 193.342.900 98.11 Kinerja Pengelolaan Lingkungan Industri Hasil Tembakau 8 200 16 37 Pengembangan dan penerapan berbagai instrumen pengelolaan lingkungan 1.687.440.00 1.607.135.150 95.24 LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 51
Kode Rekening Uraian Anggaran Serapan S.d % Setelah P.APBD Desember 2013 hidup, termasuk tata ruang, kajian dampak lingkungan, dan perijinan 8 200 16 40 Pemantauan 1.994.083.000 1.894.161.850 94.99 Kualitas Udara dan Air Tanah di Perkotaan, Kualitas Air Permukaan, serta Kualitas Air Laut di Kawasan Pesisir 8 200 16 41 Pengawasan 1.816.178.900 1.718.304.373 94.61 Penaatan Baku Mutu Air Limbah, Emisi atau Gas Buang dan Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) 8 200 16 42 Peningkatan 2.84.980.000 253.330.200 88.89 Kelembagaan Laboratorium Lingkungan, serta Fasilitas Pemantauan Udara (Ambient) di Kota-kota Besar 8 200 16 44 Pengembangan Sistem dan Mekanisme Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun), serta Pendirian Fasilitas 592.200.000 549.028.400 92.71 LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 52
Kode Rekening Uraian Anggaran Setelah P.APBD Pengelola Limbah B3 Serapan S.d Desember 2013 % 8 200 16 45 Pengembangan Teknologi yang Berwawasan Lingkungan, termasuk Teknologi Tradisional dalam Pengelolaan Sumber Daya Alam, Pengelolaan Limbah, dan Teknologi Industri yang Ramah Lingkungan 8 200 16 46 Upaya Konservasi Tanah dan Air pada Budidaya Tanaman Tembakau 8 200 16 052 Pelayanan Pengujian Uji Kualitas Lingkungan 8 200 16 53 Peningkatan Kapasitas Sumberdaya Manusia UPT Laboaratorium Uji Kualitas Lingkungan 8 200 16 55 Penerapan Manajemen Limbah Industri hasil tembakau dan standarisasi kualitas bahan 5.133.600.000 4.078.482.400 79.45 850.000.000 747.885.695 87.9 250.000.000 236.515.600 94,61 571.487.500 554.471.600 97.02 2.800.000.000 2.205.416.400 78.76 LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 53
Kode Rekening Uraian Anggaran Setelah P.APBD baku dan baku mutu 8 200 16 56 Pengembangan sarana dan prasarana laboratorium uji kualitas lingkungan 8 200 17 Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam 8 200 17 31 Pengembangan daya dukung dan daya tampung lingkungan 8 200 17 32 Pengelolaan dan Perlindungan Keanekaragaman Hayati dari Ancaman Kepunahan, baik yang Ada di Daratan, maupun di Pesisir dan Laut 8 200 17 33 Pengembangan Kemitraan dengan Perguruan Tinggi, Masyarakat Setempat, Lembaga Swadaya Masyarakat, dan Dunia Usaha dalam Perlindungan dan Pelestarian Serapan S.d Desember 2013 902.925.000 829.551.550 91.87 4.945.380.000 4.463.588.150 90.26 1.151.780.000 1.121.855.050 97.40 901.600.000 868.558.650 96.34 1.700.000.000 1.685.221.650 99,13 % LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 54
Kode Rekening Uraian Anggaran Setelah P.APBD Sumber Daya Alam Serapan S.d Desember 2013 % 8 200 18 Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam 8 200 18 16 Penetapan wilayah prioritas rehabilitasi pertambangan, hutan, lahan, dan kawasan pesisir, serta pulau-pulau kecil 8 200 18 20 Rehabilitasi daerah hulu untuk menjamin pasokan air irigasi pertanian, dan mencegah terjadinya erosi dan sedimentasi di wilayah sungai dan pesisir 8 200 19 Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 8 200 19 19 Peningkatan pelibatan peran masyarakat dalam bidang informasi dan pemantauan 1.801.400.000 1.728.427.145 95.95 956.000.000 912.703.895 95.47 845.400.000 815.723.250 96.49 3.005.000.000 2.821.399.640 93.89 2.005.000.000 1.941.272.300 96.82 LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 55
Kode Rekening Uraian Anggaran Serapan S.d % Setelah P.APBD Desember 2013 kualitas lingkungan hidup 8 200 19 20 Penyebaran dan 1.000.000.000 880.127.340 88.01 Peningkatan Akses Informasi kepada Masyarakat, termasuk Informasi Mitigasi Bencana dan Potensi Sumber Daya Alam dan Lingkungan 8 200 26 Program 7.107.453.100 6.824.342.979 96.02 Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 8 200 26 4 Pengembangan 475.000.000 455.752.400 95.95 peraturan perundangan lingkungan dalam pengendalian perusakan sumberdaya alam dan pencemaran lingkungan hidup 8 200 26 8 Penegakan hukum terpadu dan penyelesaian hukum atas kasus perusakan sumber daya alam dan lingkungan 835.208.100 798.781.800 95.64 LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 56
Kode Rekening Uraian Anggaran Setelah P.APBD hidup Serapan S.d Desember 2013 % 8 200 26 9 Peningkatan 2.000.000.000 1.942.018.880 97.10 pendidikan lingkungan hidup formal dan non formal 8 200 26 10 Pengembangan 1.458.675.000 1.378.135.150 94.48 program Good Environmental Governance (GEG) secara terpadu dengan program good governance lainnya 8 200 26 11 Peningkatan 1.960.000.000 1.915.811.799 97.75 Kapasitas Kelembagaan Pengelola Sumber Daya Alam dan Lingkungan Hidup 8 200 26 14 Pendidikan Kemasyarakatan Produktif melalui Peningkatan Sumber Daya Manusia Pengawas Lingkungan 378.570.000 333.842.950 88.19 JUMLAH BELANJA DAERAH 47.767.297.000 43.903.273.089 95,12 LAKIP BADAN LINGKUNGAN HIDUP PROV. JATIM 2013 57