PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH

dokumen-dokumen yang mirip
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS VIII 4 SMPN 11 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X MIPA2 SMA BABUSSALAM PEKANBARU

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI MIA 1 SMA NEGERI 8 PEKANBARU

Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS XI IPA 1 MAN 1 PEKANBARU MELALUI PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 6E

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS X MIA 2 MAN 2 MODEL PEKANBARU MELALUI PENERAPAN DISCOVERY LEARNING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

PENERAPAN PROJECT BASED LEARNING (PjBL) UNTUK MENIGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII4 SMP BABUSSALAM PEKANBARU

Monica Eka Yulianda 1, Atma Murni 2, Jalinus 3 Contact :

Key Word : Students Math Achievement, Realistic Mathematics Education, Cooperative Learning Model of STAD, Classroom Action Research.

Fatma Kumala 1, Sehatta Saragih 2, Nahor Murani Hutapea 3 No. Hp.

IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICAL OF PROBLEM SOLVING SKILLS OF STUDENTS CLASS VIII1 SMP BHAYANGKARI PEKANBARU

Oleh: Lusi Lismayeni Drs.Sakur Dra.Jalinus Pendidikan Matematika, Universitas Riau

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

PENERAPAN MODEL LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 8 SMA NEGERI 2 SIAK HULU

Oleh: Asih Pressilia Resy Armis Zuhri D ABSTRACT

Maya Anggraini 1, Putri Yuanita 2, Atma Murni 3 No.

PENERAPAN PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE 5E (LC 5E) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 1 SMA NEGERI 2 KUANTAN HILIR

PENERAPAN DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII B SMP BEER SEBA PEKANBARU

Wirma Niasari *), Susda Heleni, Titi Solfitri **) Keyword : Cooperative Learning, Two Stay Two Stray, Learning Achievement

Program Studi Pendidikan Matematika

Mivafarlian et al., Penerapan Metode Diskusi Berbantuan Garis Bilangan. 1

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Lucia Helen Dewi Ariani * ), Japet Ginting,Yenita Roza ** ) ( )

Tatik Lestari, Syofni, Kartini No Hp :

PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X 6 FARMASI SMKF IKASARI PEKANBARU

Oleh: Riza Pratiwi Sehatta Saragih Titi Solfitri ABSTRACT

Ermiwati*) Putri Yuanita**) Syofni **) Key word : Cooperative Learning, Think Pair Square, Learning Achievement

THE APLICATION OF THE INQUIRY LEARNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT OF STUDENTS OF CLASS VII A SMPIT AZ-ZUHRA PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN OTENTIK UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VIII 4 SMP NEGERI 17 PEKANBARU

PENERAPAN PEMBELAJARAN DISCOVERY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMAHAMAN MATEMATIS PESERTA DIDIK KELAS X MIA 3 SMA NEGERI 4 PEKANBARU

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

Riwa Giyantra *) Armis, Putri Yuanita **) Kampus UR Jl. Bina Widya Km. 12,5 Simpang Baru, Pekanbaru

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF THINK PAIR SQUARE UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII 4 SMP Negeri 5 PEKANBARU

Sudarmono 1, Rini Dian Anggraini 2, Sehatta Saragih 3 No.

Departement of Mathematics Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education University of Riau

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE DENGAN KARTU SOAL DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SDN 7 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2014/2015

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP AN NAMIROH PEKANBARU

Keywords: Mathematics Learning Outcomes, Cooperative Learning, Numbered Heads, Classroom Action Research.

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TSTS UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PESERTA DIDIK KELAS VIII.2 SMPN 3 BANGKINANG

Ratih Surya Pratiwi, Titi Solfitri, Sakur No. HP

Penerapan Model Pembelajaran Inquiry Untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep Matematis Siswa SMP Negeri 1 Bonai Darussalam

APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE THINK PAIR SQUARE (TPS) TO IMPROVE MATHEMATICS ACHIEVEMENT GRADE X AP 1 SMK PGRI PEKANBARU

Oleh: Windi Prastiwi Japet Ginting Sakur ABSTRACT

Puput Wiyanto, Zuhri D, Susda Heleni No Hp :

Indah Purnama *) Kartini dan Susda Heleni **) Progam Studi Pendidikan Matematika FKIP UR HP :

Rika Aprilia 1, Yenita Roza 2, Rini Dian Anggraini 3 No.

Darmawati*), Titi Solfitri **), Yenita Roza**) Key word: Cooperative Learning, STAD, Learning Achievement

Dwi Astuti 1, Titi Solfitri 2, Susda Heleni 3 Kontak :

Rahmawati et al., Metode Problem Solving...

Aryanita 1 * Syofni ** Sehatta Saragih ***

Nur Rahmi, Suhermi, Atma Murni Program Studi Pendidikan Matematika FKIP Universitas Riau

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA MENGGUNAKAN PENDEKATAN BRAIN BASED LEARNING DI SDN 20 KURAO PAGANG

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization (TAI) Untuk Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR FISIKA MENGGUNAKAN MODEL INKUIRI DI SMP

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

Desi Suryaningsih et al., Penerapan Model Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan...

Lestaria Meri, Atma Murni, Syofni No Hp :

Faculty of Teacher Training and Education Mathematic and Sains Education Major Mathematic Education Study Program Riau University

Anita Lidya Hastuti Nauli*) Armis**) Titi Solfitri ***)

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN SEARCH SOLVE CREATE SHARE (SSCS) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII-2 SMP NEGERI 13 PEKANBARU

THE EFFECT OF IMPLEMENTATION PROBLEM BASED LEARNING TOWARD OF STUDENT S MATHEMATICAL OF X GRADE AT SMK MUHAMMADIYAH 2 PEKANBARU

Penggunaan Media Tiruan Untuk Meningkatkan Keterampilan dan Pemahaman Siswa Friska Eris Novitasari,Titin Kartini Abstrak:

Kata Kunci: metode inkuiri, kemampuan berpikir kritis, hasil belajar, kegiatan ekonomi

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SDN 112 PEKANBARU

Prakoso et al., Peningkatan Keterampilan Pemecahan Masalah dan Hasil Belajar IPA Biologi...ister

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING LEARNING UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENGHITUNG PECAHAN CAMPURAN PADA SISWA SEKOLAH DASAR

Budiarti 1 Zuhri.D 2 Sehatta Saragih 3 Jl. HR. Soebrantas Km 12,5 Pekanbaru Telp. (0761)

Vadhillah Rivha Vicry, H. Zuhri D, Suhermi No Hp

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR FAKTOR DAN KELIPATAN BILANGAN MELALUI METODE CTL

Oleh: Dewi Sri Yuliati 1, Zuhri D 2, Sehatta Saragih 3

Noni Vera Helvida*, Putri Yuanita**, Syarifah Nur Siregar**)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS VII-C SMP NEGERI 3 LINGSAR PADA MATERI SEGIEMPAT MELALUI MODEL DISCOVERY LEARNING

Pendahuluan. Yunita et al., Penerapan Metode Resitasi untuk Meningkatkan Aktivitas...

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE DALAM PEMBELAJARAN KOOPERATIF UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS IX D SMP NEGERI 10 TAPUNG

Abstract: This research is based on the low of students math achievement at

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA MELALUI PENDEKATAN CBSA PADA PESERTA DIDIK KELAS V.A SDN 18 LEMBAH MELINTANG Arjuni 1)

THE EFFECT OF KANCING GEMERINCING AS A TECHNIQUE IN COOPERATIVE LEARNING (STAD) TOWARD STUDENTS OF X GRADE AT SMK KESEHATAN PRO-SKILL INDONESIA

Oleh: Mutiara Rizky Ilzanorha Syofni Titi Solfitri ABSTRACT

Filosofita Osi Rani 1, Susda Heleni 2, Jalinus 3 No.

Hannaning dkk : Penerapan pembelajaran Berbasis Inkuiri untuk Meningkatkan Kemampuan

Akbar et al., Peningkatan Minat dan Hasil Belajar...

IMPLEMENTATION PROBLEM SOLVING LEARNING METHOD TO INCREASE STUDY RESULT OF IPS IV CLASS STUDENTS IN SDN 163 PEKANBARU

PENERAPAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 5 PEKANBARU

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Matematika. Oleh SRIANANINGSIH NIM.

Oleh: Tiaranita Dekriati * ) Japet Ginting ** ) Sakur *** ) ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. di sekolah. Mata pelajaran matematika memiliki tujuan umum yaitu memberikan

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA SISWA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH I PATUK PADA POKOK BAHASAN PELUANG JURNAL SKRIPSI

Jurnal Pendidikan Akuntansi Indonesia, Vol. XII, No. 1, Tahun 2014 Shinta Agustina Siregar & Sukanti 1-13

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Two Stay Two Stray

PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL TERHADAP KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIK PESERTA DIDIK

Transkripsi:

1 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH Hanifah Amatullah, Sehatta Saragih, Atma Murni Email: hanifahamatullah57@yahoo.co.id, ssehatta@yahoo.com, murni_atma@yahoo.co.id No. Hp: 085273884811 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstract: This research is a class action research that aims to improve the learning process and to improve the student s mathematical problem solving ability by applying Problem Based Learning (PBL). The subjects of this research are the student of class X 2 Senior High School 1 Tanah merah at first semester of academic years 2015/2016, which amounts to 29 students. This research consists of two cycles, each cycle consists of four stages: planning, implementation, observation, and reflection. Data collected through observation and student s mathematical problem solving ability test. Data analysis is done by observation data analysis and student s mathematical problem solving ability data analysis. The action is successful if the scores of teacher s activities and student s activities increase in every meeting, improve the student s mathematical problem solving ability every cycle and improve the classical s mathematical problem solving ability. The result of observation show teacher and students activities are improve better than before in every meeting. Based on data analisys of student s mathematical problem solving ability test show the average N-gain of student s mathematical problem solving ability in first cycle has improve 0,26, its mean the student s mathematical problem solving ability in low classification and in second cycle the average N-gain of student s mathematical problem solving ability has improve 0,39, its mean the student s mathematical problem solving ability in medium classification. The average score of classical s mathematical problem solving ability has improve 31,46 in first cycle than beginning test and the average score of classical s mathematical problem solving ability has improve 6,15 in second cycle than first cycle. The result of this research showed that Problem Based Learning improve the learning process and increase the the student s mathematical problem solving ability of class X 2 Senior High School 1 Tanah merah at first semester of academic years 2015/2016. Keywords: Student s mathematical problem solving ability, Problem Based Learning

2 PENERAPAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIS SISWA KELAS X 2 SMA NEGERI 1 TANAH MERAH Hanifah Amatullah, Sehatta Saragih, Atma Murni Email: hanifahamatullah57@yahoo.co.id, ssehatta@yahoo.com, murni_atma@yahoo.co.id No. Hp: 085273884811 Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis (KPMM) siswa dengan menerapkan Problem Based Learning (PBL). Subjek pada penelitian ini adalah siswa Kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah Merah semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016, yang berjumlah 29 orang. Penelitian ini terdiri dari dua siklus, yang setiap siklus terdiri dari empat tahap berupa perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pengumpulan data dilakukan melalui pengamatan dan tes. Analisis data dilakukan dengan analisis hasil pengamatan dan analisis KPMM siswa. Tindakan dikatakan berhasil jika terjadi perbaikan proses pembelajaran pada setiap pertemuan, terjadi peningkatan KPMM siswa dan KPMM secara klasikal. Hasil penelitian menunjukkan aktivitas guru dan siswa telah terlaksana dengan baik dan mengalami peningkatan pada setiap pertemuan. Berdasarkan analisis data KPMM diperoleh rerata N-gain KPMM siswa secara keseluruhan pada siklus pertama adalah 0,26, yang meningkatan dengan klasifikasi rendah dan pada siklus kedua rerata N-gain KPMM siswa secara keseluruhan adalah 0,39 yang meningkatan dengan klasifikasi sedang. Rerata nilai KPMM siswa secara klasikal pada tes awal mengalami peningkatan sebesar 31,46 pada siklus I dan dari siklus I meningkat sebesar 6,15 pada siklus II. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Problem Based Learning dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan Kemampuan Pemecahan masalah Matematis siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah Merah pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Kata Kunci : Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis, Problem Based Learning

3 PENDAHULUAN Kemajuan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) tidaklah terlepas dari perubahan yang ada dalam pendidikan. Kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) pada jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA) dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi dasar ilmu pengetahuan dan teknologi, membudayakan berpikir ilmiah secara kritis, kreatif dan mandiri (BSNP, 2006). Kemampuan berpikir yang demikian dapat dikembangkan melalui belajar matematika. Matematika merupakan ilmu yang mendasari perkembangan teknologi modern, mempunyai peran penting dalam berbagai disiplin dan memajukan daya pikir manusia. Matematika membekali siswa untuk mempunyai kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis serta kemampuan bekerja sama. Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti dan kompetitif (BSNP, 2006). Oleh sebab itu, pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua siswa dimulai dari SD. Dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) mata pelajaran matematika memiliki tujuan agar siswa mempunyai kemampuan: (1) memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan antara konsep dan mengaplikasikan konsep atau algoritma secara luwes, akurat, efisien, dan tepat dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun bukti atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika; (3) memecahkan masalah yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model dan menafsirkan solusi yang diperoleh; (4) mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah (Permendiknas No.22 Tahun 2006). Dari tujuan pembelajaran matematika tersebut, dapat dilihat bahwa Standar Kompetensi dalam pembelajaran matematika salah satunya adalah pemecahan masalah matematika yang meliputi kemampuan memahami masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model, dan menafsirkan solusi yang diperoleh. Dengan demikian kemampuan pemecahan masalah merupakan salah satu fokus tujuan dalam pembelajaran matematika. Berdasarkan data yang diperoleh dari tes awal KPMM pada Kompetensi Dasar 6.4 Memecahkan masalah yang berkaitan dengan barisan dan deret, pada aspek kemampuan mengidentifikasi masalah yaitu menuliskan hal yang diketahui dan ditanya dari masalah, hanya 5 orang siswa yang mencapai skor maksimum untuk soal 1 dan 8 orang siswa yang mencapai skor maksimum untuk soal 2 dari jumlah siswa 29 orang. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan mengidentifikasi masalah siswa belum optimal. Untuk aspek kemampuan merencanakan penyelesaian masalah yaitu menuliskan rumus matematika, kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana dan kemampuan menafsirkan solusinya yaitu menuliskan kesimpulan dari masalah tidak ada siswa yang mencapai skor maksimum. Hal ini menunjukkan bahwa KPMM siswa masih rendah. Pada tes awal KPMM terlihat bahwa siswa tidak melaksanakan langkahlangkah yang sistematis dalam penyelesaian pemecahan masalah.

4 Menurut Nana Sudjana (2010), ketercapaian tujuan pembelajaran matematika dapat dilihat dari hasil belajar matematika. Hasil belajar antara lain dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan efektif tidaknya proses pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti melakukan pengamatan langsung terhadap proses pembelajaran di kelas, wawancara terhadap guru matematika dan siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah Merah. Berdasarkan hasil pengamatan dan wawancara yang dilakukan peneliti menyimpulkan bahwa masalah yang terjadi adalah guru jarang memberikan siswa soal-soal berbentuk pemecahan masalah, sehingga siswa tidak terbiasa dengan soal berbentuk masalah. Soal pemecahan masalah dikerjakan tidak berdasarkan langkah-langkah dalam pemecahan masalah akibatnya siswa enggan untuk mencoba jika dihadapkan dengan soal berbentuk masalah dan memilih menunggu jawaban dari teman yang memiliki kemampuan akademis lebih tinggi. Guru telah berusaha melakukan perbaikan-perbaikan berupa variasi proses kegiatan pembelajaran agar KPMM siswa lebih baik, antara lain: 1) guru memberikan minimal satu soal pemecahan masalah pada setiap proses pembelajaran tetapi hal tersebut masih kurang melatih siswa untuk membangun kemampuan pemecahan masalah matematisnya. Soal pemecahan masalah diberikan pada akhir pembelajaran sehingga siswa sulit untuk berkonsentrasi dalam menyelesaikan soal. Waktu pembelajaran yang sudah habis padahal soal pemecahan masalah belum dibahas bersama-sama sehingga siswa tidak tahu penyelesaian soal yang benar; 2) guru mengupayakan dilaksanakannya diskusi dengan memberikan kesempatan siswa berdiskusi dengan teman sebangku. Diskusi ini diharapkan agar setiap siswa dapat menyelesaikan soal pemecahan masalah matematis. Akan tetapi, mereka lebih memilih mengobrol sehingga diskusi menjadi tidak efektif. Salah satu cara yang dapat dilakukan guru untuk menumbuhkembangkan KPMM siswa adalah menerapkan model pembelajaran yang menekankan pemecahan masalah dalam proses pembelajaran. Model pembelajaran yang dapat diterapkan adalah model Problem Based Learning (PBL). Dalam model PBL, siswa dibimbing mengikuti langkah-langkah pemecahan masalah secara sistematis menurut Polya (dalam Sumarmo, 2013) sehingga memberikan dampak terhadap KPMM. Adapun langkah-langkah yang dimaksud yaitu: 1) kegiatan memahami masalah; 2) kegiatan merencanakan atau merancang strategi pemecahan masalah; 3) kegiatan melaksanakan perhitungan 4) kegiatan memeriksa kembali kebenaran hasil atau solusinya. Siswa didorong menyelesaikan masalah secara sistematis sehingga siswa terlatih untuk menyelesaikan permasalahan matematika yang tidak rutin. Problem Based Learning dalam penelitian ini akan diterapkan pada materi persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel. Pemilihan kedua materi ini dengan pertimbangan beberapa hal yaitu pada penelitian ini menerapkan model PBL untuk meningkatkan KPMM siswa sehingga materi yang cocok adalah materi yang memuat Kompetensi Dasar (KD) pemecahan masalah. Pada materi persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel terdapat KD menyelesaikan masalah matematis, selain itu banyak permasalahan nyata terkait materi persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel dengan tingkat kesulitan yang bisa disesuaikan dengan kemampuan siswa. Berdasarkan uraian di atas, dapat dirumuskan masalah pada penelitian ini adalah apakah melalui penerapan Problem Based Learning (PBL) dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan KPMM siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah

5 Merah pada materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel. METODE PENELITIAN Bentuk penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK) kolaboratif. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap PTK yang pelaksanaannya terdiri dari dua siklus. Siklus pertama terdiri dari dua pertemuan dan satu kali pelaksanaan pre-test I dan satu kali post-test I. Siklus kedua terdiri dari lima pertemuan dan satu kali pelaksanaan pre-test II dan satu kali post-test II. Menurut Suharsimi Arikunto (2012) setiap siklus dalam PTK melalui empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, pengamatan, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah Merah sebanyak 29 orang siswa yang terdiri dari 12 orang siswa laki-laki dan 17 orang siswa perempuan dengan tingkat kemampuan heterogen. Instrumen penelitian terdiri dari perangkat pembelajaran dan instrumen pengumpulan data. Perangkat pembelajaran terdiri atas silabus, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa (LKS). Instrumen Pengumpul Data terdiri atas lembar pengamatan serta tes KPMM. Teknik pengumpulan data pada penelitian ini yaitu teknik observasi dan teknik tes. Teknik observasi dilakukan dengan mengamati aktivitas guru dan siswa. Teknik analisis data pada penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Analisis Data Hasil Pengamatan Analisis data aktivitas guru dan siswa didasarkan dari hasil lembar pengamatan. Setelah melakukan pengamatan pada pertemuan 1 dan 2) pada siklus I, pengamat dan peneliti mendiskusikan hasil pengamatan masing-masing pertemuan tersebut dan menganalisisnya dengan melihat kesesuaian tindakan yang dilaksanakan dengan langkah-langkah penerapan PBL sehingga akan tampak kekurangan-kekurangan yang dilakukan oleh guru pada siklus pertama. Jika masih ada kelemahan atau tindakan yang belum sesuai dengan langkah-langkah PBL maka perlu direncanakan tindakan baru sebagai usaha perbaikan pada pelaksanaan pembelajaran selanjutnya pada siklus kedua. Data tentang aktivitas guru dan siswa juga dianalisis dengan reduksi data, papara data dan penyimpulan. Pelaksanaan tindakan dikatakan sesuai dengan perencanaan jika pelaksanaan tindakan pada saat proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan langkah-langkah pada pembelajaran PBL. 2. Analisis Data Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Hasil pre-test dan post-test I serta pre-test dan post-test II dievaluasi dengan menggunakan pemberian skor (rubrik) terhadap setiap butir soal yang diteskan. Pedoman penskoran yang digunakan mengacu pada pedoman penskoran yang disusun dalam Desi Ratnasari (2014) yang telah dimodifikasi sesuai dengan aspek memecahkan masalah pada tujuan mata pelajaran matematika dalam KTSP yaitu sebagai berikut.

6 Tabel 1. Pedoman pemberian skor soal Pemecahan Masalah No Aspek yang diukur Skor Keterangan 1 Kemampuan mengidentifikasi masalah. (menulis yang 0 Jika salah menuliskan hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal. Jika tidak menuliskan hal yang diketahui, ditanyakan dari soal. diketahui dan ditanyakan dari soal 1 Jika menuliskan salah satu saja hal yang diketahui atau ditanyakan dari soal. matematika) 2 Jika menuliskan hal yang diketahui dan ditanyakan dari soal tetapi salah satunya salah. 3 Jika benar menuliskan hal yang diketahui dan ditanyakan dari 2 Kemampuan merencanakan penyelesaian masalah. (Menuliskan sketsa/ gambar/ model/ rumus/ algoritma untuk memecahkan masalah 3 Kemampuan menyelesaikan masalah sesuai rencana. (Menyelesaikan masalah dari soal matematika dengan benar, lengkap, sistematis) 4 Kemampuan menafsirkan solusinya soal. 0 Jika tidak menuliskan sketsa/ gambar/ model/ rumus/ algoritma. 1 Jika salah menuliskan sketsa/ gambar/ model/ rumus/ algoritma 2 Jika kurang tepat menuliskan sketsa/ gambar/ model/ rumus/ algoritma 3 Jika benar menuliskan sketsa/ gambar/ model/ rumus/ algoritma 0 Jika tidak menuliskan penyelesaian masalah dari soal. 1 Jika salah menuliskan penyelesaian masalah dari soal. 2 Jika sistematis dalam menuliskan penyelesaian masalah dari soal tetapi tidak benar solusinya. 3 Jika benar menuliskan penyelesaian soal tetapi tidak lengkap/ sistematis. 4 Jika benar, lengkap, dan sistematis menuliskan penyelesaian masalah dari soal. 0 Jika tidak menuliskan kesimpulan 1 Jika salah menuliskan kesimpulan 2 Jika menuliskan kesimpulan dengan benar Setelah dievalusi, hasil pre-test dan post-test dianalisis secara kuantitatif untuk mengetahui tingkat KPMM siswa. Menurut Meltzer (2002) untuk menentukan peningkatan KPMM digunakan rumus N-gain ternormalisasi Hake, yaitu sebagai berikut. (ݐݏ ݐ ݎݎ ݏ) (ݐݏ ݐ ݐݏݎ ݏ) = (ݐݏ ݐ ݎݎ ݏ) ( ݏ ݎ ݏ) Dalam penelitian ini skor pre-test I adalah skor sebelum dilakukan tindakan pada siklus I dan skor post-test I adalah skor setelah dilakukan tindakan pada siklus I. Skor pre-test II adalah skor sebelum dilakukan tindakan pada siklus II dan skor post-test II adalah skor setelah dilakukan tindakan pada siklus II. Hasil perhitungan rata-rata N- gain KPMM, kemudian diinterpretasi dengan menggunakan klasifikasi dari Rostina Sundayana (2004) yang dimodifikasi dari klasifikasi menurut Hake sesuai Tabel 2 berikut. Tabel 2. Klasifikasi N-gain menurut Rostina Sundayana Nilai N-gain (g) 1,00 g < 0,00 g = 0,00 0,00 < g < 0,30 0,30 g < 0,70 0,70 g 1,00 Klasifikasi terjadi penurunan tidak terjadi peningkatan rendah sedang tinggi

7 3. Kriteria Keberhasilan Tindakan Wina Sanjaya (2011) mengatakan bahwa PTK dikatakan berhasil mana kala masalah yang dikaji semakin mengerucut atau melalui tindakan setiap siklus masalah semakin terpecahkan, sedangkan dilihat dari aspek hasil belajar yang diperoleh siswa semakin besar artinya, hasil belajar dari siklus ke siklus semakin meningkat. a) Terjadinya Perbaikan Proses Pembelajaran Proses pembelajaran dikatakan mengalami perbaikan jika pada setiap pertemuannya kelemahan-kelemahan yang terlihat semakin berkurang. b) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Siswa Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa dikatakan meningkat jika hasil perhitungan rata-rata N-gain KPMM siswa pada siklus I lebih dari 0 (Nol) dan hasil perhitungan rata-rata N-gain KPMM siswa pada siklus II lebih dari 0 (Nol). c) Peningkatan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis Secara Klasikal Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa secara klasikal dikatakan meningkat jika nilai rata-rata KPMM siswa pada siklus I lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pada tes awal KPMM dan nilai rata-rata KPMM siswa pada siklus II lebih tinggi dibandingkan nilai rata-rata pada siklus I. HASIL DAN PEMBAHASAN Selama proses penelitian terdapat beberapa kendala, hal ini tidak lepas dari kekurangan peneliti dalam proses pembelajaran, diantaranya pada siklus pertama proses pembelajaran yang diinginkan dalam penelitian ini belum tercapai secara optimal. Kekurangan-kekurangan pada siklus pertama diantaranya seperti alokasi waktu pelaksanaan tidak sesuai dengan waktu perencanaan, pada saat kegiatan diskusi kelompok masih ada siswa yang bekerja secara individu, ada siswa yang hanya menyalin jawaban LKS teman sekelompoknya, peneliti tidak memberikan tes formatif pada pertemuan pertama, peneliti tidak memberikan PR pada pertemuan kedua, kurangnya pemahaman siswa terhadap makna langkah-langkah pembelajaran yang dilaksanakan pada saat mengerjakan LKS dan kurangnya dorongan peneliti kepada siswa untuk mengerjakan LKS dengan serius. Kekurangan-kekurangan ini menjadi bahan perbaikan bagi peneliti untuk melaksanakan proses pembelajaran pada siklus kedua. Melihat KPMM siswa terhadap proses pembelajaran berdasarkan hasil post-test I, peneliti menekankan kembali bagaimana pentingnya tiap langkah yang dilalui saat menyelesaikan masalah yang diberikan pada LKS. Proses pembelajaran pada siklus kedua mengalami perbaikan dari proses pembelajaran pada siklus pertama karena siswa sudah terbiasa dengan PBL. Pada proses pembelajaran siklus kedua langkah-langkah PBL telah terlaksana dengan baik sesuai rencana. Berdasarkan analisis data KPMM siswa, diperoleh informasi bahwa dengan penerapan PBL, KPMM pada setiap klasifikasi N-gain KPMM siswa memperoleh peningkatan pada siklus pertama dan kedua. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rerata N-Gain KPMM siswa pada setiap klasifikasi pada Tabel 3 berikut.

8 Tabel 3. Peningkatan pada setiap klasifikasi N-gain KPMM siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah Merah pada materi persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel. Kategori Siklus I (24) Siklus II (60) Rerata skor pretest I Rerata skor postest I Rerata N-gain Rerata skor pretest II Rerata skor postest II Rerata N-gain Tinggi - - - 16,33 44,50 0,65 Sedang - - - 14,44 31,33 0,37 Rendah 7,81 12,00 0,26 4,40 13,80 0,17 Tidak terjadi peningkatan 0,00 0,00 0,00 - - - Terjadi penurunan - - - - - - Jumlah 7,81 12,00 0,26 35,18 89,63 1,18 Rata-rata 7,81 12,00 0,26 11,73 29,88 0,39 Rerata N-gain KPMM siswa secara keseluruhan pada siklus pertama adalah 0,26. Hal ini berarti KPMM siswa meningkat dengan klasifikasi rendah. Pada siklus kedua rerata N-gain KPMM siswa secara keseluruhan adalah 0,39. Hal ini berarti KPMM siswa meningkat dengan klasifikasi sedang. Hal ini menunjukkan KPMM siswa dengan penerapan PBL secara signifikan mengalami peningkatan. Berdasarkan analisis data KPMM siswa secara klasikal di kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah sebelum dan sesudah penerapan model PBL pada materi persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel dapat dilihat pada Tabel 4 berikut. Tabel 4 Peningkatan KPMM secara klasikal kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah Merah pada materi persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel. Tes awal Postest I Postest II Rerata skor KPMM siswa 3,55 11,10 31,45 Rerata Nilai siswa 14,80 46,26 52,41 Berdasarkan data pada Tabel 4, diperoleh informasi bahwa dengan penerapan PBL, KPMM siswa memperoleh peningkatan pada tes awal, siklus I dan siklus II. Hal ini dapat dilihat dari peningkatan rerata nilai KPMM siswa secara kasikal. Rerata nilai KPMM siswa secara klasikal pada tes awal mengalami peningkatan sebesar 31,46 pada siklus I. Rerata nilai KPMM siswa secara klasikal pada siklus I meningkat sebesar 6,15 pada siklus II. Hal ini berarti KPMM siswa secara klasikal meningkat. Berdasarkan analisis aktivitas guru dan siswa dan analisis KPMM siswa dapat disimpulkan bahwa hipotesis tindakan yang diajukan dapat diterima kebenarannya. Dengan diterapkan model PBL pada pembelajaran matematika maka proses pembelajaran lebih baik dan KPMM siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah Merah semester ganjil tahun ajaran 2015/2016 pada materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel meningkat.

9 SIMPULAN DAN REKOMENDASI Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah peneliti lakukan dapat disimpulkan bahwa penerapan model Problem Based Learning (PBL) dapat memperbaiki proses pembelajaran dan meningkatkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematis siswa kelas X 2 SMA Negeri 1 Tanah Merah semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016 pada materi pokok persamaan dan fungsi kuadrat dan sistem persamaan linear dua dan tiga variabel. Rekomendasi Melalui penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan saran-saran yang berhubungan dengan penerapan model PBL dalam pembelajaran matematika. 1. Problem Based Learning dapat dijadikan salah satu alternatif model pembelajaran yang dapat digunakan dalam pembelajaran matematika guna memperkenalkan siswa dengan matematika melalui masalah-masalah dalam kehidupan sehari-hari. 2. Pada model pembelajaran ini, siswa dituntut untuk dapat memecahkan masalahmasalah kontekstual yang diberikan, hanya saja ini membutuhkan waktu yang lama terutama bagi siswa yang memiliki kemampuan rendah, untuk itu bagi guru atau peneliti yang ingin menerapkan model PBL harus dapat mengarahkan siswa dengan baik selama melaksanakan proses pembelajaran. 3. Dalam menyediakan sarana pembelajaran berupa LKS, sebaiknya guru menampilkan masalah yang lebih mudah dipahami dan menarik sesuai dengan kehidupan sehari-hari siswa. DAFTAR PUSTAKA BSNP, 2006, Permendiknas No. 22 Tahun 2006, Depdiknas : Jakarta. Muslich, M. 2010. Melaksanakan PTK itu Mudah. Bumi Aksara. Jakarta. Ratnasari, Desi. 2014. Pengaruh Model Pembelajaran Generatif terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Siswa. UIN Syarif Hidayatullah. Jakarta. (Online). https://www.google.com/url (diakses pada 10 Maret 2015). Rostina Sundayana. 2014. Statistika Penelitian Pendidikan. Alfabeta. Bandung Sanjaya, Wina. 2011. Penelitian Tindakan Kelas. Kencana. Jakarta. Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supandi. 2008. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta. Sumarmo, Utari. 2013. Berpikir dan Disposisi Matematika serta Pembelajarannya. Universitas Pendidikan Indonesia. Bandung.