BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA. Tabel 4.1 Hasil Penghitungan Nilai rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal VO2Max Kelompok Eksperimen

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data yang diperoleh dari hasil tes dan pengukuran masih merupakan skor-skor

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Pengolahan data dalam suatu penelitian merupakan suatu hal yang sangat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen (true experiment),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA. evaluasi akhir pada materi Sistem Persamaan Linear Dua Variabel (SPLDV).

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Hasil analisis perhitungan validitas butir soal ( pbis. Berdasarkan hasil analisis perhitungan validitas butir soal diperoleh data sebagai berikut:

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Waktu dan tempat dalam penelitian akan dilaksanakan pada : Jl. Raya Lembang No. 357 Kab. Bandung Barat.

BAB III METODE PENELITIAN. pelaksanaan penelitian adalah hal yang sangat penting, sebab dalam menggunakan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data servis pre-test dan post-test.hasilnya

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kritis matematika siswa yang terbagi dalam dua kelompok yaitu data kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1.1 Deskripsi Hasil Penelitian Data hasil penelitian diperoleh dari tes kemampuan awal (X 1 ) dan tes

2015 PENGARUH LATIHAN CIRCUIT TRAINING TERHADAP PENURUNAN LEMAK TUBUH DAN PENINGKATAN KEMAMPUAN DAYA TAHAN AEROBIK (VO2 MAX)

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. dihadapi. Menurut Suharsimi Arikunto (1998:3) penelitian eksperimen adalah

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum Peneliti memberikan perlakuan / treatment bimbingan kelompok

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Untuk pengujian validitas tes angket pada penelitian ini dilakukan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian dilakukan di SMP Negeri 11 Kota Jambi. Terdapat 12 kelas paralel

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil tes masih merupakan skor mentah, supaya

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

III. METODOLOGI PENELITIAN. dihadapi. Menurut Arikunto (1998 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. diinginkan. Menurut Arikunto (2006 : 3) penelitian eksperimen adalah suatu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Hasil pengolahan data ini meliputi perhitungan rata-rata, simpangan baku, uji

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilaksanakan di sekolah MTs Negeri I Telaga Biru. Waktu pelaksanaan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (Sebelum Eksperimen)

BAB IV PEMBAHASAN. bab ini diberikan gambaran dan analisis temuan-temuan yang berkaitan dengan

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan dengan sebaik mungkin dari usaha penelitian itu sendiri (Surachmad,

BAB IV PENGOLAHAN DAN ANALISIS DATA. Data hasil penelitian diolah untuk distandarisasikan dengan T-Score karena

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

Kelompok Tes Ketegori Rata-rata Simpangan Baku Pretes 5,38 1,44 Kelompok Postes 7,69 1,25 Eksperimen Hasil Latihan 2,31 0,19 Kelompok Kontrol

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. eksperimen semu, maka dilakukan Pre-Tes atau bisa juga dikatakan tes

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. tentunya disesuaikan dengan permasalahan yang telah dirumuskan pada penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. kemampuan peserta didik kelas X menulis cerpen menggunakan metode latihan terbimbing, (3)

METODE PENELITIAN. yang hidup dan berguna bagi masyarakat, maupun bagi peneliti sendiri.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Berdasarkan hasil penelitian yang di lapangan tepatnya di SDN 1 Bulila tentang

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengukuran diperoleh data kemampuan lompat jauh gaya jongkok

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Hasil Penelitian Variabel X 1.1 (Kelompok Latihan Push

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan langkah-langkah yang direncanakan dan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Lokasi, Populasi, dan Waktu Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Quasi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. penelitian disesuaikan dengan masalah serta tujuan penelitian tersebut. Tujuan penelitian

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. menganalisis, dan menyimpulkan hasil penelitian. Penggunaan metode dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN EFEKTIVITAS PENERAPAN METODE SYNERGETIC

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Tempat dan Waktu Penelitian. Pembangunan Surakarta, untuk pelaksanaan treatment (perlakuan) terhadap latihan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. membantu mengungkapkan suatu permasalahan yang akan dikaji kebenarannya,

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum instrumen soal digunakan dalam penelitian, maka instrumen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

0,5 < r < 0,75 Korelasi Kuat. 0,25 < r < 0,5 Korelasi Cukup. = Koefesien korelasi antara x dan y

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 2 Bandarlampung Kota Bandar

BAB III METODE PENELITIAN. digunakan untuk menentukan cara yang digunakan untuk menjawab pertanyaan

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Penelitian ini dilakukan melalui beberapa tahap:

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Pengolahan data dan Analisis Data

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN TABEL I DATA HASIL PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 3 Terbanggi Besar. Populasi dalam

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Dari hasil pengumpulan data diperoleh X 1 = 36 untuk kelas eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN A.

BAB 4 HASIL PENELITIAN

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISIS DATA

BAB IV ANALISIS STATISTIK HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 4.1 Analisis Dan Uji Statistik Deskriptif Kemampuan Melakukan Passing

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi hasil penelitian Variabel (power otot tungkai Sebelum Eksperimen)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. mean (M), median (Me), Modus (Mo), standar deviasi (St. Dev), dan varians ( ),

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. antara kelas yang menggunakan LKS paperless dan kelas yang menggunakan LKS

BAB IV PEMBAHASAN. bentuk rata-rata atau mean (M), median (Me), modus (Mo), standar deviasi (ST), distribusi

BAB III PROSEDUR PENELITIAN. mencapai suatu tujuan. Menurut Surakhmad (1998: 121) menjelaskan bahwa:

Transkripsi:

BAB IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISIS DATA A. Hasil Pengolahan dan Analisis Data Data yang diperoleh dari hasil penelitian merupakan skor-skor mentah yang perlu diolah dan dianalisis secara statistik agar skor-skor tersebut mempunyai arti dan dapat disimpulkan. Pengolahan dan analisis data dilakukan sesuai dengan langkahlangkah statistika yang dikemukakan dalam BAB III. Data mengenai peningkatan VO2Max diperoleh berdasarkan penelitian yang penulis lakukan. Penulis mengambil data awal sebelum latihan dilakukan, kemudian diambil kembali data akhir setelah melakukan perlakuan/ treatment. Treatment yang penulis berikan yaitu circuit training. Secara umum hasil dari pengolahan dan analisis data tersebut penulis uraikan pada tabel-tabel dibawah ini : Tabel 4.1 Hasil Penghitungan Nilai rata-rata dan Simpangan Baku Tes Awal VO2Max Kelompok Eksperimen NO NAMA VO2Max 1 Aditya 43.9 2 Pahlevi 40.2 3 Ahmad zulfikar 35.8 4 Algi 36.6 5 Mulki 38.5 6 Amril 51.7 7 Bagastya 44.4 8 Riza 41.5 9 Manaf 42.8 10 Rudi nugraha 45.6 Jumlah Σ 421 Rata-rata 42.10 Simpangan baku S 4.73 41

42 Tabel 4.2 Hasil Penghitungan Nilai rata-rata dan Simpangan Baku Tes Akhir VO2Max Kelompok Eksperimen NO NAMA VO2Max 1 Aditya 45.1 2 Pahlevi 44.6 3 Ahmad zulfikar 36.4 4 Algi 42.5 5 Mulki 47.9 6 Amril 52.7 7 Bagastya 45.4 8 Riza 42.5 9 Manaf 44.1 10 Rudi nugraha 46.3 Jumlah Σ 447.5 Rata-rata 44.75 Simpangan baku S 4.16 Tabel 4.3 Nilai Beda Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku dari Hasil Tes Awal dan Tes Akhir VO2Max kelompok Eksperimen NO NAMA Tes Awal Tes Akhir Nilai VO2Max Beda 1 Aditya 43.9 45.1 1.1 2 Pahlevi 40.2 44.6 4.4 3 Ahmad zulfikar 35.8 36.4 0.6 4 Algi 36.6 42.5 6 5 Mulki 38.5 47.9 9.4 6 Amril 51.7 52.7 0.9 7 Bagastya 44.4 45.4 1 8 Riza 41.5 42.5 1 9 Manaf 42.8 44.1 1.3 10 Rudi nugraha 45.6 46.3 0.7 Jumlah 421 447.5 26.4 Rata-rata 42.10 44.75 26.5 Simpangan Baku Beda 2.98

43 Tabel 4.1 menunjukan bahwa rata-rata skor tes awal daya tahan aerobik (VO2Max) kelompok eksperimen sebesar 42.10 dengan skor simpangan baku sebesar 4,73 dan tabel 4.2 menunjukan bahwa rata-rata skor tes akhir daya tahan aerobik (VO2Max) sebesar 44,75 dengan skor simpangan baku sebesar 4,16. Tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai beda dari hasil tes awal dan tes akhir rata-rata beda sebesar 26.5 dengan skor simpangan baku beda sebesar 2.98. Dari hasil tes awal dan tes akhir kita dapat mengetahui sampai sejauh mana perkembangan sampel mengenai kemampuan daya tahan aerobiknya antara sebelum diberikan perlakuan (treatment) dan sesudah diberikan perlakuan (treatment) dan dengan menentukan simpangan baku kita dapat melihat rentang penyebaran skor dan besarnya penyimpangan skor tersebut dari nilai rata-rata yang distandarisasi. Ratarata skor daya tahan aerobik (VO2Max) sebesar 42,10, sedangkan tes akhir menunjukan rata-rata skor daya tahan aerobik (VO2Max) sebesar 44,75. Hal ini menunjukan bahwa ada peningkatan kemampuan daya tahan aerobik (VO2Max) pada sampel setelah diberikan treatment. Tabel 4.4 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan simpangan Baku Tes Awal VO2Max Kelompok Kontrol NO NAMA VO2Max 1 Dendy 38.2 2 Raihan 39.9 3 Abang 34.8 4 M. riza gustiar 38.1 5 Andhika 39.5 6 Eric 43.6 7 Hairul 44.4 8 Ale 39.4 Jumlah 318 Rata-rata 39.74 Simpangan Baku 3.06

44 Tabel 4.5 Hasil Penghitungan Nilai Rata-rata dan simpangan Baku Tes Akhir VO2Max Kelompok Kontrol NO NAMA VO2Max 1 Dendy 38.3 2 Raihan 39.9 3 Abang 34.8 4 M. riza gustiar 38.1 5 Andhika 39.8 6 Eric 43.6 7 Hairul 44.4 8 Ale 39.4 Jumlah 318.2 Rata-rata 39.78 Simpangan Baku 3.05 Tabel 4.6 Nilai Beda Penghitungan Rata-rata dan Simpangan Baku dari Hasil Tes Awal dan Tes Akhir VO2Max kelompok Kontrol NO NAMA Tes Awal Tes Akhir Nilai VO2Max Beda 1 Dendy 38.2 38.3 0.1 2 Raihan 39.9 39.9 0 3 Abang 34.8 34.8 0 4 M. riza gustiar 38.1 38.1 0 5 Andhika 39.5 39.8 0.2 6 Eric 43.6 43.6 0 7 Hairul 44.4 44.4 0 8 Ale 39.4 39.4 0 Jumlah 318 318.2 0.3 Rata-rata Beda 39.74 39.78 0.04 Simpangan Baku Beda 3.06 3.05 0.09

45 Tabel 4.4 menunjukan bahwa rata-rata skor tes awal daya tahan aerobik (VO2Max) kelompok kontrol sebesar 39,74 dengan skor simpangan baku sebesar 3,06 dan tabel 4.5 menunjukan bahwa rata-rata skor tes akhir daya tahan aerobik (VO2Max) sebesar 39.78 dengan skor simpangan baku sebesar 3,05. Tabel 4.3 menunjukan bahwa nilai beda dari hasil tes awal dan tes akhir rata-rata beda sebesar 0,04 dengan skor simpangan baku beda sebesar 0,09. Jadi dari hasil tes awal dan tes akhir kelompok kontrol nila rata-rata skor daya tahan aerobik (VO2Max) sebesar 39,74, sedangkan tes akhir menunjukan rata-rata skor daya tahan aerobik (VO2Max) sebesar 39,78. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada peningkatan VO2Max pada kelompok kontrol karena pda kelompok kontrol tidak diberikan suatu perlakuan/treatment. Dari data tabel yang dipaparkan diatas kita dapat mengetahui perbedaan kemampuan daya tahan aerobik (VO2Max) antara kelompok eksperimen yang diberikan suatu perlakuan/treatment dengan kelompok kontrol yang tidak diberikan suatu perlakuan/treatment. Setelah nilai rata-rata dan simpangan baku dikethui, maka langkah selanjutnya adalah melakukan pengujian normalitas dengan menggunakan pendekatan Uji Liliefors. Uji ini bermaksud untuk mengetahui penyebaran dari distribusi data, apakah menyebar secara normal atau tidak. Berikut hasil perhitungan uji normalitas data dari tes awal dan tes akhir dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.7 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Tes Awal dengan Pendekatan Uji Liliefors Kriteria pengujian uji normalitas liliefors adalah : 1. Hipotesis ditolak apabila > Kesimpulannya adalah sampel berdistribusi tidak normal. Kelompok Kesimpulan Eksperimen 0,130 0,258 Normal Kontrol 0,230 0,258 Normal

46 2. Hipotesis diterima apabila < Kesimpulannya adalah sampel berdistribusi normal. Dari tabel di atas terdapat yang berarti harga mutlak yang paling besar diantara harga mutlak dari seluruh sampel yang ada. Sedangkan yaitu sebagai pembatas untuk menafsirkan normal atau tidaknya seluruh data. Keterangan dari tabel di atas pada tes awal kelompok eksperimen yaitu sebesar 0,130 dengan 0,258. Data tersebut menerangkan bahwa lebih kecil dari sehingga dapat disimpulkan NORMAL. Dan pada tes awal kelompok kontrol yaitu sebesar 0,230 dengan 0,258. Data tersebut menerangkan bahwa lebih kecil dari sehingga dapat disimpulkan NORMAL. Tabel 4.8 Hasil Penghitungan Uji Normalitas Tes Akhir dengan Pendekatan Uji Liliefors Kriteria pengujian uji normalitas liliefors adalah : 1. Hipotesis ditolak apabila > Kesimpulannya adalah sampel berdistribusi tidak normal. 2. Hipotesis diterima apabila < Kesimpulannya adalah sampel berdistribusi normal. Keterangan dari tabel di atas pada tes akhir kelompok eksperimen yaitu sebesar 0,152 dengan 0,258. Data tersebut menerangkan bahwa lebih kecil dari Kelompok Kesimpulan Eksperimen 0,152 0,258 Normal Kontrol 0,250 0,258 Normal sehingga dapat disimpulkan NORMAL dan pada tes akhir kelompok kontrol yaitu sebesar 0,250 dengan 0,258. Data tersebut menerangkan bahwa lebih kecil dari sehingga dapat disimpulkan NORMAL. Setelah diketahui data distribusi normal, langkah selanjutnya melakukan uji homogenitas. Maksud dan tujuan dari Uji Homogenitas ini adalah untuk mengetahui homogen tidaknya data dari dua variansi atau beberapa variansi sampel. Adapun

47 teknik pendekatan statistika yang penulis gunakan untuk Uji Homogenitas ini adalah uji kesamaan dua variansi. Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 4.9 Hasil Pengujian Homogenintas (Uji Kesamaan Dua Varians) Maksud dari uji homogenitas adalah untuk mengetahiu homogen tidaknya data dari dua varians di atas. Varians di sini merupakan ukuran penyebaran suatu sampel. Jadi maksudnya adalah untuk mengetahui homogen tidaknya penyebaran skor tersebut. Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya adalah tolak hipotesis (Hο) jika F > Fα dan terima hipotesis (Hο) jika F < Fα. Batas kritis penolakan dan penerimaan hipotesisnya adalah dk pembilang nya n1-1= 9, dk penyebutnya n2 1=7 dengan α = 0,05 dari daftar distribusi F didapat nilai Fα = 3,29. Berdasarkan hasil pengujian homogenitas dengan menggunakan uji kesamaan dua varians pada tabel di atas diketahui bahwa hasil F tes awal daya tahan arobik (VO2max) sebesar 2,39 dan Fα = 3,29. Oleh karena F (2,39) < Fα (3.29) maka kesimpulannya hipotesis diterima. Begitu juga dengan tes akhir daya tahan arobik (VO2max) F sebesar 1,86 dan Fα = 3,29. Oleh karena F (1,86) < Fα (3.29) maka kesimpulannya hipotesis diterima. Langkah selanjutnya setelah uji homogenitas adalah melakukan pengujian analisis data tes. Pengujian dan analisis ini yntuk mengetahui apakah terdapat peningkatan hasil latihan yang signifikan. Penghitungan dan uji signifikansi peningkatan hasil latihan dilakukan dengan menggunakan uji kesamaan dua rata-rata (skor berpasangan) yaitu uji T. Hasil analisis statistika dapat dilihat pada tabel berikut ini : Kelompok F Fα Kesimpulan Tes Awal 2,39 3,29 Homogen Tes Akhir 1,86 3,29 Homogen Tabel 5.0 Hasil Penghitungan Uji Signifikansi Menggunakan Uji Kesamaan Dua Ratarata (Skor Berpasangan)

48 Kelompok Kesimpulan Eksperimen 2,75 2,26 Signifikan Kontrol 1,29 2,36 Tidak Signifikan Kriteria penerimaan dan penolakan hipotesisnya adalah terima hipotesis jika t (1 1/2ɑ) <t <t (1-1/2ɑ), dk (n-1). Dalam hal lain hipotesis Hο ditolak. Untuk daya tahan aerobik (VO2Max) kelompok eksperimen diperoleh (2,75) dan (2,26) pada taraf kepercayaan atau signifikan α = 0,05 dengan dk (n-1) =9. Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika (1 ¹/2ɑ) <t <t (1 -¹/2ɑ). Dalam hal lain hipotesis Hο ditolak. Dalam hal ini berada pada daerah penolakan Hο, artinya Hο ditolak. Sedangkan untuk daya tahan aerobik (VO2Max) kelompok kontrol diperoleh (1,29) dan (2,26) pada taraf kepercayaan atau signifikan α = 0,05 dengan dk (n-1) =7. Kriteria pengujian adalah terima hipotesis jika (1 ¹/2ɑ) <t <t (1 -¹/2ɑ). Dalam hal lain hipotesis Hο ditolak. Namun dalam hal ini berada pada daerah penerimaan Hο, karena lebih kecil dari pada. Jadi dapat dibuktikan hipotesis dalam penelitian ini yaitu : Metode circuit training memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan kemampuan daya tahan aerobik (VO2Max). B. Diskusi Penemuan Berdasarkan hasil pengolahan data dan analisis data yang diperoleh dari latihan menggunakan metode circuit training menunjukan penemuan-penemuan sebagai berikut: Hasil pengolahan data menunjukan bahwa metode circuit traing memberikan pengaruh yang signifikan terhadap peningkatan daya tahan aerobik (VO2Max). Circuit training menurut Rohmat (2013, hlm. 21) adalah metode latihan dimana beberapa kelompok otot yang berbeda digerakan dengan urutan tertentu, metode ini juga merupakan metode latihan aerobik, seperti yang dijelaskan kembali oleh

49 Rohmat (2013, hlm. 29) bahwa program latihan aerobik : 1) jogging di stadion, 2) lari dijalan, 3) cross country, 4) pace training/tempo training, 5) interval training, dan 6) circuit training. Adanya peningkatan kemampuan daya tahan aerobik (VO2Max) dengan metode circuit training pada sampel dikarenakan metode circuit training ini bekerja terus menerus, melakukan satu bentuk latihan ke bentuk latihan lainnya dengan di selingi lari pada setiap posnya. Sehingga dengan menjalankan metode circuit training, dapat meningkatkan kapasitas aerobik maksimal atau biasa disebut dengan VO2Max. Hal ini deperkuat oleh Rohmat (2013, hlm. 11) yang mengungkapkan bahwa : Latihan circuit training mempunyai sifat kerja yang hampir terus menerus, membuat frekuensi denyut jantung dan konsumsi oksigen berlangsung dalam porsi tinggi, membuat frekuensi denyut jantung dan konsumsi oksigen yang tinggi selama melakukan latihan cenderung meningkat VO2Max. Tingkat kebugaran dapat diukur dari volume anda dalam mengkonsumsi oksigen pada saat latihan. Kapasitas aerobik menunjukan kapasitas maksimal oksigen yang dipergunakan oleh tubuh (VO2Max). Dari hasil diskusi penemuan yang dijelaskan di atas, penulis dapat memberikan gambaran bagi pembina atau pelatih maupun atlet bahwa latihan fisik dengan menggunakan metode circuit training ini mampu meningkatkan kemampuan daya tahan aerobik (VO2Max) karena sifat dari latihan ini bekerja secara terus menerus melakukan satu bentuk latihan ke bentuk latihan lainnya dalam satu rangkaian gerak. Tetapi setiap bentuk latihan haruslah dipilih sesuai dengan otot-otot apa dan unsur fisik apa yang ingin ditingkatkan/dikembangkan sesuai dengan karakteristik cabang olahraga dan pemberian beban latihan yang harus dilakukan sesuai dengan normanorma dan prinsip latihan, agar porsi latihan yang diberikan tidak melebihi kemampuan atlet atau anak didik sehingga menghindari terjadinya cidera dan overtraining. Adapun kendala yang dihadapi pada saat penelitian yaitu: kesulitan pada awal latihan dikarekan kurang paham sampel mengenai gerakan-gerakan yang dilakukan dan jarak tempuh pada saat berlari, sehingga proses latihan tidak sempurna seperti

50 yang diinginkan oleh peneliti. Tetapi seiring dengan berjalannya waktu dan Ridho dari Allah SWT, kendala tersebut dapat diatasi dengan cara memberikan evaluasi setelah latihan dan memberikan pengertian fungsi dan tujuan latihan yang diberikan.