BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. juga sangat pesat. Belum lagi pada tahun 2010 kita dihadapkan pada pasar bebas

BAB I PENDAHULUAN. hlm Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2003,

BAB I PENDAHULUAN. Syaiful Bahri Djamarah, Guru & Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta: Rineka Cipta, 2010), hlm 36.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Diantara elemen tersebut adalah instruktur atau pendidik, materi ajar, metode, tujuan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Konteks Penelitian. Era globalisasi yang ditandai dengan persaingan kualitas atau mutu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru Profesional, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2002, hlm. 4 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. tugasnya melalui manajemen pendidikan yang diterapkan. Sebagai pelaksana

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

Pendidikan merupakan unsur yang penting dan utama dalam konteks pembangunan bangsa dan negara. Hakikat

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. siswa. Secara ideal seorang guru semestinya memiliki kemampuan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. 1 Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Nuansa Aulia. 2010), hlm Dadi Permadi, Daeng Arifin, The Smiling Teacher, (Bandung:

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan, perkembangan dan kebutuhan zaman. Di antaranya harus terdapat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Lembaga pendidikan sebagai salah satu bentuk pelayanan publik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Serta kini telah diterapkan kurikulum baru

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Muhammad Khoerudin, 2016

BAB I PENDAHULUAN. merealisir hal tersebut Menteri Agama dan Menteri P dan K. mengeluarkan keputusan bersama untuk melaksanakan pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. diri sendiri dan realita atau kenyataan dari diri sendiri. pengajaran yang menarik dan interaktif, disiplin, jujur dan konsisten.

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dalam menjalankan tugasnya dapat mencapai hasil dan tujuan

II. KAJIAN PUSTAKA. Salah satu unsur penting yang paling menentukan dalam meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah dan Manajemen Kelas, (Bandung : Pustaka Setia, 2010), hlm. 6.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. 1. Pengaruh Kompetensi Pedagogik Guru Pendidikan Agama Islam

Kompetensi Pedagogik Guru Pada Diklat Teknis Fungsional Peningkatan Kompetensi Guru Pertama Mata Pelajaran IPA MTs

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia, yaitu berupa standar nilai kelulusan siswa SMP (Sekolah Menengah

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 36

BAB I PENDAHULUAN. hlm. 74.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang ikut menentukan pertumbuhan ekonomi suatu negara. 1 Salah satu masalah

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dengan eksistensi pendidikan. Jika pendidikan memiliki kualitas tinggi, maka

BAB I PENDAHULUAN. Profesi Guru telah hadir cukup lama di negara Indonesia ini, meskipun

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. tahun 2005 tentang guru dan dosen serta UU RI No 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS, (Bandung: Citra Umbara, 2006), hlm.

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan zaman diabad 21 ini memperlihatkan perubahan yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat penting karena pendidikan salah satu penentu mutu sumber daya

PENGARUH KEMAMPUAN DASAR GURU DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS VIII SMP MUHAMMADIYAH SURUH TAHUN AJARAN 2008/2009

BAB I PENDAHULUAN. adalah bidang pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu aspek terpenting

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan potensi yang dimiliki demi kemajuan suatu bangsa. Salah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

A. LATAR BELAKANG MASALAH

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB V PENUTUP. Berdasarkan seluruh uraian pembahasan skripsi di atas. Kiranya penulis

BAB I PENDAHULUAN. bangsa. Suatu bangsa bisa dikatakan telah maju apabila seluruh warga negaranya

BAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan guru untuk membantu menciptakan kondisi belajar yang optimal. 1

BAB I PENDAHULUAN. Nasional, (Jakarta: CV. Mini Jaya Abadi,2003), hlm Pasal 3 Undang-Undang No.20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat modern yang menuntut spesialisasi dalam masyarakat yang. semakin kompleks. Masalah profesi kependidikan sampai sekarang

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan kompotensi dalam belajar mengajar (KBM) agar peserta

BAB I PENDAHULUAN. Semenjak bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya dan

BAB V KESIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN. sebelumnya, diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. Burhanuddin Salam, Pengantar Pedagogis, PT. Rinneka Cipta, Jakarta, 1997, hlm. 10

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kualitas pelaksanaan pendidikan di sekolah ditentukan oleh berbagai unsur,

BAB I PENDAHULUAN. semua pihak terhadap pendidikan anak-anak, karena anak adalah amanah yang

NASKAH PUBLIKASI. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan

BAB I PENDAHULUAN. 1995, hlm Aris Shoimin, 68 Model Pembelajaran Inovatif dalam Kurikulum 2013, Ar-Ruz Media, Yogyakarta, 2014, hlm. 15.

BAB I PENDAHULUAN. resmi. 1 Guru adalah semua orang yang berwenang dan bertangung jawab terhadap

BAB I PENDAHULUAN. berbagai pihak sebagai alat ampuh untuk melakukan perubahan terhadap

BAB I PENDAHULUAN. baru serta teori baru kedalam kurikulum sekolah. 1 Pendidikan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Tidak seorang pun yang dilahirkan di dunia ini tiba-tiba langsung

BAB I PENDAHULUAN. sangat pesat. Demikian juga piranti pendidikan yang semakin canggih, oleh

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tujuan pendidikan dapat dikatakan membawa anak ke arah

BAB I PENDAHULUAN. melalui pendidikan, baik secara pendidikan formal, non formal maupun

BAB I PENDAHULUAN. dan karakter yang akan ditunjukkan oleh anak-anaknya. Orang tua yang menjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

dengan baik dan tujuan pembelajaran tidak tercapai.

BAB I PENDAHULUAN. Abu Ahmadi dan Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, PT Rineka Cipta, Jakarta, 1991, hlm

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. demikian, PAI memiliki peran strategis untuk menciptakan peserta didik yang

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung berupaya mempengaruhi mengarahkan dan mengembangkan

BAB 1 PENDAHULUAN. Nanang Fatah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, Remaja Rosdakarya, Bandung, 2000, hlm. 5. 2

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Anggis Nusantri, 2014 Kompetensi Guru Seni Budaya Dalam Meingplementasikan Kurikulum 2013

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI (STAIN) ZAWIYAH COT KALA LANGSA 2015 M/ 1435 H

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB I PENDAHULUAN. Konteks Penerapan MBS (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2012), hlm Nanang Fattah, Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan: Dalam

BAB I PENDAHULUAN. ditentukan oleh kualitas pendidikan. Pendidikan merupakan usaha sadar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru ialah orang yang memberikan ilmu pengetahuan kepada peserta didik. 1 Guru merupakan jabatan atau profesi yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru. Kegiatan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak memiliki keahlian sebagai guru, orang pandai pada bidang-bidang tertentu, belum dapat disebut sebagai guru. Profesi menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus, apalagi sebagai guru profesional harus menguasai seluk-beluk pendidikan dan pengajaran dengan berbagai ilmu pengetahuan lainnya yang perlu dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu atau pendidikan pra-jabatan. 2 Kompetensi pedagogik guru agama tidak hanya berorientasi pada peningkatan kualitas dimensi personal dan sosial, tetapi perlu adanya keseimbangan antara orientasi pendidikan agama yang menuntut kesalihan individu dan sosial dengan kesalihan intelektual dan profesional ditandai dengan beberapa karakteristik sebagai berikut : memiliki kepribadian matang dan berkembang, menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi serta wawasan pengembangannya karena seorang guru yang akan menginspirasi siswanya kepada ilmu pengetahuan haruslah menguasai ilmu pengetahuan itu sendiri tidak boleh setengah-setengah, menguasai keterampilan untuk membangkitkan minat peserta didik atau siswa kepada ilmu pengetahuan dan siap untuk mengembangkan profesi yang berkesinambungan agar ilmu dan keahliannya tidak cepat tua (out of date). Sebaliknya masih terdapat guru yang belum menghargai profesinya, dan adanya kelemahan yang terdapat pada guru itu sendiri, yaitu rendahnya tingkat kompetensi profesionalisme mereka, penguasaan guru terhadap materi dan metode pengajaran justeru di bawah standar, serta lemahnya kompetensi pedagogik guru 1 Syaiful Bahri Djamarah, Guru dan Peserta Didik dalam Interaksi Edukatif, (Jakarta : Rineka Cipta, 2000), hlm. 31 2 Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 5 1

2 agama, dalam arti lemahnya semangat dan cara kerja, serta semangat keilmuan guru agama Islam pada pengembangan pendidikan agama Islam di sekolah. 3 Oleh karena itu, sudah saatnya kompetensi guru ditingkatkan, guru harus peka terhadap perubahan-perubahan pembaruan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Dalam hal ini guru harus menjadi pembelajar sepanjang hayat, yang senantiasa menyesuaikanilmu pengetahuan yang dimilikinya dengan perkembangan yang terjadi di masyarakat. Jika tidak, maka akan ketinggalan kereta (zaman), bahkah akan disebut guru ortodok. 4 Antara lain dengan cara mengikuti Diklat (pendidikan dan latihan), seminar, loka karya dan talk shaw yang bersangkutan dengan pendidikan Agama. Uraian di atas menggambarkan keadaan kompetensi pedagogik guru agama yang positif dan tinggi. Sebaliknya terdapat tipe guru yang keadaan etos kerjanya rendah. Hasil penelitian Wiles yang dikutip oleh Sahertian menyebutkan sejumlah tipe guru di sekolah antara lain: guru yang malas, guru yang pudar, guru yang kurang demokrasi dan guru yang suka menentang. 5 Mencapai tujuan pendidikan nasional, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, diperlukan guru yang profesional. Ada kaitan erat antara mutu produk kerja, profesionalisme dan etos kerja. Upaya-upaya untuk meningkatkan mutu produk kerja akan selalu terjalin dengan usaha-usaha untuk meningkatkan semangat profesionalisme dan etos kerja. mutu produk tersebut dapat dilihat dari segi sejauhmana masyarakat merasakan produk-produk yang telah disajikan dan diserahkan di masyarakat sebagai implikasi dan konsekuensi dari etos kerja dan profesionalisme yang dikembangkan oleh seseorang atau kelompok. Implikasi dan konsekuensi kompetensi pedagogik guru agama, akan tampak pada kegiatan dan produk pendidikan agama, baik yang disajikan pada masyarakat sekolah tersebut, 3 Muhaimin, et.all., Paradigma Pendidikan Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm. 112. 4 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan, (Bandung : Remaja Rosdakarya Offset, 2011), +hlm. 28 5 Muhaimin et.all., Op. Cit., hlm. 117

3 yang menyangkut kegiatan kurikuler dan ekstrakurikuler, penciptaan suasana religius yang tumbuh dan berkembang dilingkungan sekolah maupun prestasi belajar yang dicapai oleh peserta didik. Secara sederhana guru ialah pendidik yang mengajar di kelas. 6 Jadi Guru Pendidikan Agama Islam ialah guru yang mengajarkan Pendidikan Agama Islam di kelas. Profil pendidik agama berarti gambaran jelas mengenai nilai-nilai (perilaku) kependidikan yang ditampilkan guru agama Islam dari berbagai pengalamannya selama menjalankan tugas dan profesinya sebagai pendidik atau guru Pendidikan Agama Islam (PAI). Keberhasilan pembelajaran siswa dapat dilihat dari hasil evaluasi hasil belajar atau prestasi belajar siswa. Nilai evaluasi hasil belajar dapat dipakai sebagai barometer untuk memperbaiki dan mengarahkan proses pembelajaran, merupakan ciri dari pendidik professional, dan merupakan kegiatan manajemen. 7 Faktor-faktor yang berpengaruh dengan prestasi belajar siswa berasal dari diri siswa sendiri dan dari luar dirinya. Guru dipandang dari segi siswa, merupakan faktor dari luar diri siswa. Guru Pendidikan Agama Islam yang profesional (harus memiliki kompetensi pedagogik) yang diharapkan mampu menyiapkan dan mencetak bibit-bibit kader bangsa yang memiliki keunggulan komparatif dan keunggulan kompetitif. 8 Atas dasar itulah, kompetensi pedagogik dari guru PAI juga sangat kompleks pula, yang memerlukan kajian secara mendalam. Secara umum dapat dikatakan bahwa kompetensi pedagogik guru PAI dipandang sebagai sumber pengaruh sedangkan prestasi siswa sebagai efek dari berbagai proses, tingkah laku dan kegiatan interaktif. 9 Keberhasilan pembelajaran Pendidikan Agama Islam selalu menjadi prioritas setiap lembaga pendidikan di kabupaten Kendal. Namun dari beberapa UPTD Pendidikan di kabupaten Kendal, UPTD Pendidikan kecamatan Cepiring 6 Ahmad Tafsir, Ilmu Pendidikan dalam Perspektif Islam, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2004), hlm. 85 7 Kunandar, Guru Profesional, (Jakarta : Rajawali Press, 2009), hlm. 277-378 8 Suyono dan Hariyanto, Belajar dan Pembelajaran, Teori dan Konsep Dasar, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2011), hlm. 186-187. 9 Muhaimin et. al., Op. Cit., hlm. 93-94.

4 memiliki keunikan tersendiri dalam konteks flukuasi pembelajaran Pendidikan Agama Islam dibanding di kecamatan lainnya di Kabupaten Kendal. Salah satu yang menjadi sorotan publik adalah perubahan kebijakan karena pergantian pengawas PAI baru yakni bapak Drs. Mat Salim, yang menuntut guru meningkatkan kompetensi dalam proses pembelajaran dan dibidang manajerial bagi seluruh guru Pendidikan Agama Islam di SMP sekecamatan Cepiring. Pergantian pengawas PAI ini menjadi momentum awal yang mengejutkan bagi sebagian besar guru PAI, hal ini disebabkan produk kebijakan lama sebelum pergantian pengawas, guru PAI lebih terkesan santai dan kurang memperhatikan administrasi mengajar seperti RPP yang dibuat diakhir semester, standar penilaian yang kurang direncanakan, dan supervisi pengawas yang jarang sidak langsung ke dalam kelas untuk menyaksikan langsung proses pembelajaran yang dilakukan guru PAI. Faktor-faktor tersebut nampaknya yang menjadi penyebab rendahnya daya saing SMP di wilayah Kecamatan Weleri dengan kecamatan lainnya. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata out put nilai prestasi belajar siswa pada mata pelajaran PAI yang masih berada di level bawah dari seluruh kecamatan di kabupaten Kendal. Pergantian pengawas PAI ini memperoleh respon beragam dari beberapa guru PAI di SMP sekecamatan Cepiring. Terasa setelah tiga bulan terakhir membawa perubahan-perubahan yang jika diamati secara seksama cenderung mengarah kepada pembiasan kedisiplinan dan peningkatan kompentensi pendidik dalam menjalankan tugas-tugasnya di SMP sekecamatan Cepiring. Guru yang profesional dan memiliki semangat tinggi untuk bekerja harus mampu mengaplikasikan kompetensi pedagogiknya dalam proses pembelajaran Pendidikan Agama Islam di kelas/sekolah agar tujuan pembelajaran dapat tercapai yaitu dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didiknya. Atas dasar pemikiran di atas maka diajukan judul Pengaruh persepsi tentang kompetensi Pedagogik Guru PAI Terhadap Prestasi Belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. B. Identifikasi Masalah

5 Identifikasi masalah pada penelitian ini sebagai berikut : 1. Kompetensi pedagogik guru PAI dapat berarti kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Artinya guru menguasai landasan kependidikan, mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat, mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan yang dapat dimanfaatkan dalam proses pembelajaran, menguasai bahan pengajaran, piawai menyusun program pengajaran, kinerja melaksanakan program pengajaran, menilai hasil dan proses pembelajaran yang telah dilaksanakan. 2. Prestasi belajar merupakan tolak ukur untuk mengetahui sejauh mana penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran dari tiap-tiap murid yang telah diajarkan oleh guru, biasanya hal tersebut ditunjukkan dengan nilai-nilai. 3. Mengingat pentingnya kompetensi pedagogik guru PAI dalam rangka meningkatkan kualitas pembelajaran sekaligus meningkatkan prestasi belajar siswa C. Pembatasan Masalah Berdasarkan Identifikasi masalah di atas, agar penilitian ini dapat terarah dan tidak terlalu luas jangkuanya maka diperlukan pembatasan masalah. Adapun penelitian ini di batasi dengan tema kajian pengaruh persepsi tentang kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam Siswa Kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. D. Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini ialah : 1. Bagaimakah persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015?

6 2. Bagaimanakah prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015? 3. Seberapa besar pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik di Kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015? E. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang masalah di atas tujuan penilitian ini untuk mengetahui : 1. Persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam di kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. 2. Prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015 3. Besarnya pengaruh persepsi siswa tentang kompetensi pedagogik guru PAI terhadap prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik di Kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015. F. Manfaat Penelitian Hasil penilitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut : 1. Secara Teoritis diharapkan memberikan sumbangan bagi pengembangan dunia pendidikan pada umumnya dan khususnya dapat meningkatkan kualitas pendidikan. 2. Secara Praktis, a. Bagi peneliti (guru), penelitian ini dapat diperoleh pemahaman tentang arti pentingnya kompetensi pedagogik guru Pendidikan Agama Islam, sehingga diharapkan bagi guru untuk lebih meningkatkan kualitas kerjanya dalam rangka meningkatkan prestasi belajar Pendidikan Agama Islam peserta didik.

7 b. Bagi peserta didik, agar kompetensi belajar Pendidikan Agama Islam siswa dapat meningkat melalui pembelajaran yang diampu oleh guru yang memiliki kompetensi pedagogis. c. Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan mutu pembelajaran khususnya prestasi belajar Pendidikan Agama Islam siswa kelas VIII SMP Negeri 2 Cepiring Kabupaten Kendal Tahun Pelajaran 2014/2015.