BAB II KAJIAN TEORI Periklanan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II URAIAN TEORITIS

II. LANDASAN TEORI. Menurut Asosiasi Pemasaran Amerika, dalam Kotler, dan Keller ( 2009: 6):

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang dihadapi perusahaan-perusahaan

BAB I PENDAHULUAN. cukup pesat adalah kartu perdana (Starterpark). Banyak produk kartu perdana

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. diketahui dan dikenal (Sabdosih dan Djumillah, 2013). Celebrity endorser sering

BAB II TINJAUAN KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

II. LANDASAN TEORI. 2.1 Arti dan Pentingnya Pemasaran. Pemasaran merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan oleh perusahaan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. berkembang dan mendapatkan laba, serta dapat memberikan kepuasan pada. konsumen jika menginginkan usahanya tetap berjalan.

BAB I PENDAHULUAN UKDW. model bintang iklan untuk mengiklankan produknya. Celebrity Endorser adalah

BAB I PENDAHULUAN. penting daripada daya tariknya. Endorser yang kredibel adalah orang yang. bisa dipercaya dan mempunyai keahlian tertentu.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA. mengenai posisi studi ini dibandingkan penelitian-penelitian terdahulu

BAB I PENDAHULUAN. membentuk brand image yang baik untuk dapat berkompetisi di pasar.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Penelitian saudara Ashari (2011) yang berjudul Pengaruh Desain Kemasan Produk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. kebutuhannya (Schiffman dan Kanuk, 2008). Perilaku konsumen adalah studi. dan kebutuhan mereka (Kotler dan Keller, 2008).

BAB I PENDAHULUAN. pilihan dalam memilih produk yang akan mereka konsumsi. Hal ini menyebabkan. munculnya banyak pesaing di dalam dunia usaha.

CELEBRITY ENDORSEMENT KUKU BIMA ENER-G

BAB 1 PENDAHULUAN. ini, perusahaan dituntut agar semakin gencar mengembangkan strategi pemasarannya

BAB 1 PENDAHULUAN. Seiring dengan berkembangnya jaman, dunia periklanan dan pertelevisian di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENGARUH ATTRACTIVENESS DAN CREDIBILITY BRAND IMAGE FRESHCARE

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Perkembangan perdagangan global, telah membuat semakin banyaknya

BAB I PENDAHULUAN. Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Globalisasi dalam berbagai aspek kehidupan saat ini telah menyebabkan

BAB I PENDAHULUAN. Akhir-akhir ini persaingan dalam dunia bisnis dirasakan semakin ketat

PENGARUH DEAD ENDORSER PADA KEPRIBADIAN MEREK PADA IKLAN KUKU BIMA ENER G DI TELEVISI (Survei pada Konsumen Kuku Bima Ener G di Purworejo)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Persaingan di dunia bisnis saat ini semakin kompleks, dinamis dan

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan, salah satunya adalah strategi pemasaran.

PENGARUH VISIBILITY, CREDIBILITY, ATTRACTION, DAN POWER CELEBRITY ENDORSER TERHADAP BRAND IMAGE WARDAH COSMETICS

BAB II KAJIAN PUSTAKA. promosi dalam marketing mix. Pesan iklan adalah segala bentuk presentasi nonpribadi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Perusahaan dewasa ini dalam kegiatan promosinya dituntut untuk lebih dari sekedar

BAB I PENDAHULUAN. Promosi atau promotion yang dalam dekade terakhir ini sering disebut juga

TINJAUAN PUSTAKA. Pemasaran adalah sebuah kegiatan pokok yang harus dilakukan. perusahaan dalam siklus produk baik barang maupun jasa demi

Marketing Communication Management

BAB I PENDAHULUAN. Perubahan keadaan perekonomian secara global memberikan dampak

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pada era globalisasi saat ini, tingkat persaingan bisnis sangat ketat sehingga

I. PENDAHULUAN. perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa, yang menyebabkan persaingan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sepeda motor nasional di 2012 dengan skenario optimistis naik 5% menjadi 8,7

BAB I PENDAHULUAN. cepat berkembang dan mendorong seleksi alamiah dimana suatu perusahaan yang

BAB I PENDAHULUAN. dan jasa baru untuk memenuhi kebutuhan konsumen (Puspitasari 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat menuntut perusahaan semakin gencar dalam

BAB I PENDAHULUAN. ketat, mengharuskan setiap perusahaan untuk merumuskan strategi yang lebih efektif

BAB I PENDAHULUAN. dan serba tidak pasti menyediakan peluang dan juga tantangan. Seperti

Pen g a r u h P e r i k l a n a n ( A d v e r t i s i n g ) t e r h a d a p P r o s e s K e p u t u s a n P e m b e l i a n K o n s u m e n 1 BAB I

repository.unisba.ac.id BAB I 1.1 Latar Belakang Clothing Company adalah istilah yang digunakan untuk perusahaan yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mulai bergeser dari pengobatan modern menuju ke pengobatan tradisional.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produknya. Intinya adalah promosi merupakan kegiatan yang dapat. produk yang dihasikan perusahaan (Kotler dan Keller, 2009).

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

I. PENDAHULUAN. informed consumer, atau konsumen yang memiliki pengetahuan yang luas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Berkembangnya perdagangan bebas menimbulkan persaingan

BAB I PENDAHULUAN. Banyak upaya yang dilakukan organisasi atau perusahaan untuk. tuntutan dan persaingan dalam menghadapi perkembangan dunia semakin

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. yang sangat penting untuk di perhatikan adalah pemasaran produk.

BAB I PENDAHULUAN. dunia bisnis semakin pesat. Perusahaan dalam menghadapi persaingan bisnis

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan lajunya perkembangan zaman dan kemajuan teknologi, serta

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dan calon konsumen, dan mereka menonjolkan image bahwa merek mereka

BAB I PENDAHULUAN. iklan (celebrity endorser) berperan sebagai orang yang berbicara tentang produk,

BAB I PENDAHULUAN. Menyadari fenomena, pemasaran merupakan suatu kegiatan pokok dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu bagian dari bauran komunikasi pemasaran atau bauran

I. PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi serta perkembangan teknologi di Indonesia. serta menjadi sarana berbelanja. Berbelanja secara online dinilai lebih

PENGARUH KARAKTERISTIK MODEL IKLAN TERHADAP PREFERENSI KONSUMEN DALAM MELAKUKAN KEPUTUSAN PEMBELIAN SABUN MANDI LUX

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. yang memanfaatkan teknologi dan internet. mencapai 63 juta orang ( diakses pada 7 September

BAB I PENDAHULUAN UKDW. mempertahankan konsumen dan memperluas pangsa pasar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. yang terdiri dari Attractivness (daya pikat), Trusthworthiness (tingkat kepercayaan), dan

BAB I PENDAHULUAN 1 BAB 1 PENDAHULUAN. Pada era globalisasi ini, persaingan dalam bisnis yang semakin lama semakin

BAB I PENDAHULUAN. dalam menetapkan strategi yang tepat bagi perusahaan sehingga dapat menarik

BAB I PENDAHULUAN UKDW. memberikan perhatian lebih kepada usaha untuk menciptakan kepuasan

BAB I Pendahuluan 1 BAB I PENDAHULUAN. menjalankan kegiatan usahanya. Era ini ditandai dengan semakin berkembangnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Bauran promosi merupakan kombinasi strategi yang paling baik dari

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan merek suatu produk. Menurut Terence A. Shimp (2003) pemasar harus menyesuaikan endorser dengan karakter produk serta

BAB I PENDAHULUAN. meluasnya berbagai produk dan jasa, menyebabkan persaingan bisnis yang

BAB I PENDAHULUAN. peranan penting dalam mencapai tujuan perusahaan. Pemasaran merupakan

I. PENDAHULUAN. Setiap wanita menganggap rambut sebagai mahkotanya, karena itu rambut

Ester Retnaningtyas, Chatia Hastasari, Dyah Retno Pratiwi. Program Studi Ilmu Komunikasi dan Manajemen Universitas Sahid Surakarta

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dan inovatif dalam menjalankan kegiatan usahanya. Berbagai upaya

I. PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan ekonomi Indonesia yang semakin membaik mendorong

mempengaruhi pembelian impulsif berupa faktor kognitif? 3. Bagaimana faktor celebrity endorser yang terdiri dari kredibilitas, daya tarik,

PENGARUH SELEBRITIS ENDORSER TERHADAP MINAT BELI DAN CITRA MEREK PRODUK SHAMPO CLEAR DI WILAYAH SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Apabila kita melihat sebuah iklan, kita sering melihat orang-orang yang

BAB I PENDAHULUAN. Seiring dengan kemajuan pesat dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknologi,

BAB I PENDAHULUAN. yang dihadapi oleh perusahaan - perusahaan untuk selalu mendapatkan cara terbaik guna

BAB I PENDAHULUAN. membandingkan produk yang satu dengan produk sejenis yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pada masa seperti sekarang ini periklanan memegang peranan yang cukup

BAB I PENDAHULUAN. lebih kreatif dan inovatif dalam menentukan strategi pemasaran yang tepat. Menurut

BAB I PENDAHULUAN. pesaing baru maupun pesaing yang sudah ada yang bergerak dalam bidang

BAB I PENDAHULUAN. mengalami ketertinggalan dalam perkembangan produk-produk fashionnya. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN UKDW. sarana promosi yang cukup efektif untuk meningkatkan brand awareness dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Swastha & Sukotjo (2007:222), Promosi adalah arus informasi

BAB I PENDAHULUAN. sekelilingnya, oleh karena itu manusia membutuhkan komunikasi dimana

BAB I PENDAHULUAN. Setiap perusahaan memiliki daya tarik tersendiri untuk memasarkan

BAB I PENDAHULUAN. pelanggannya. Di dalam kondisi persaingan usaha yang semakin ketat ini, konsumen untuk mengkonsumsi produk mereka (Lasty, 2014).

BAB I PENDAHULUAN. minat konsumen terhadap pembelian kosmetik. Perusahaan Kosmetik Indonesia (Perkosmi), omset industri kosmetik tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

2.1. Periklanan BAB II KAJIAN TEORI Monle Lee dan Carla Johson (2004:3), mengartikan periklanan adalah komunikasi komersil dan nonpersonal tentang sebuah organisasi dan produk-produknya yang ditransmisikan ke suatu khalayak target melalui media bersifat massal seperti televisi, radio, koran, majalah, direct mail (pengeposan langsung), reklame luar ruang, atau kendaraan umum. Terence A.Shimp (2003:357) berpendapat bahwa Periklanan merupakan suatu bentuk komunikasi yang efektif, berkemampuan menjangkau khalayak luas dengan biaya perkontak yang relatif rendah, periklanan memfasilitasi pengenalan (introduction) merek-merek baru, meningkatkan jumlah permintaan merek-merek yang telah ada, dan meningkatkan puncak kesadaran dalam benak konsumen (TOMA- top of mind awareness) untuk merek-merek yang sudah ada dalam produk yang sudah matang. Menurut Philip Kotler (dalam Durianto 2003:3) terdapat beberapa tujuan dari periklanan antara lain sebagai berikut : 1) Iklan untuk memberi informasi (informative) kepada khalayak tentang seluk beluk suatu produk, biasanya dilakukan secara besar-besaran untuk dengan tujuan membentuk permintaan awal. 2) Iklan untuk membujuk (persuasif), dilakukan dalam tahap kompetitif, tujuannya membentuk permintaan selektif merek tertentu. 3) Iklan yang mengingatkan (reminding), yaitu untuk menyegarkan informasi yang pernah diterima masyarakat. Ada beberapa faktor pendukung dalam kegiatan periklanan agar dapat berjalan efektif.penggunaan narasumber sebagai figur penarik perhatian dalam iklan merupakan salah satu cara kreatif untuk menyampaikan pesan (Kotler dan Keller, 2006). Dalam iklan penggunaan narasumber lebih dikenal dengan istilah endorser.endorser adalah icon atau sosok tertentu yang sering juga disebut sebagai direct source (sumber langsung) untuk mengantarkan sebuah pesan dan atau memperagakan sebuah produk atau jasa dalam kegiatan promosi yang bertujuan untuk mendukung efektifitas penyampaian pesan produk (Belch & Belch, 2004:168). Menurut Terence A. Shimp yang diterjemahkan oleh Revyani Sahrial dan Dyah Anikasari (2000:329) ada dua tipe dari seorang endorser yaitu celebrity endorser dan typical person endorser dimana pada dasarnya kedua endorser tersebut memiliki atribut dan

karakteristik yang sama namun dibedakan hanya dalam penggunaan orang pendukung iklannya apakah tokoh terkenal atau tidak terkenal. Tugas utama para endorser adalah menciptakan asosiasi yang baik antara endorser dengan produk yang diiklankan sehingga timbul sikap positif dalam diri konsumen, sehingga iklan dapat menciptakan citra yang baik pula di mata konsumen (Vega,2011) 2.2. Celebrity Endorser Menurut Terence A.Shimp (2003:461), selebriti adalah tokoh (aktor, penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat karena prestasinyadi dalam bidang-bidang yang berbeda dari golongan produk yang didukung. Dewasa ini pemakaian selebritis dalam sebuah iklan telah banyak dilakukan oleh pemasar.selebritis banyak digunakan untuk mengembangkan citra positif produk baru atau mengubah citra produk yang sudah ada, karena untuk melakukan hal ini selebritis mempunyai kekuatan karena mereka menjadi idola banyak orang (Wiryawan dan Pratiwi, 2009).Lebih lanjut Royan (2005:11) mengungkapkan bahwa selebriti juga dapat meningkatkan value merek produk yang diiklankan. Celebrity endorser adalah memanfaatkan seorang artis, entertainer, atlet, dan public figure yang mana banyak diketahui oleh orang banyak untuk keberhasilan dibidangnya masingmasing dari bidang yang didukung (Shimp, 2002:455).Para celebrity endorser diharapkan mampu menjadi juru bicara merek agar cepat melekat di benak konsumen, sehingga konsumen mau membeli merek tersebut.selain itu, selebriti endorser juga bisa digunakan sebagai alat untuk membidik segmentasi pasar. Oleh sebab itu, tidak heran ketika produk yang diiklankan menggunakan banyak selebriti, masing-masing akan mewakili segmen pasar yang dibidik (Royan, 2005:12). Terdapat beberapa peran selebriti sebagai model iklan yang biasa digunakan perusahaan dalam sebuah iklan (Schiffman dan Kanuk dalam Mahestu Noviandra. 2006:65-74).

1. Testimonial, jika secara personal selebriti menggunakan produk tersebut maka pihak dia bisa memberikan kesaksian akan kualitas produk atau merek yang diiklankan tersebut. 2. Endorsement, adakalanya selebriti diminta untuk membintangi iklan produk dimana dia secara pribadi tidak ahli dalam bidang tersebut. 3. Actor, selebriti diminta untuk mempromosikan suatu produk atau merek tertentu terkait dengan peran yang sedang ia bintangi dalam suatu program tayangan tertentu. 4. Spokeperson, selebriti yang mempromosikan produk dalam kurun waktu tertentu masuk dalam kelompok peran spokeperson. Penampilan mereka akan diasosiasikan dengan merek atau produk yang mereka wakili. Penggunaan selebriti sebagai bintang iklan diyakini memiliki daya tarik tersendiri.selain memiliki keuntungan publisitas dan kekuatan memperoleh perhatian dari konsumen, selebriti juga mempunyai kekuatan untuk dijadikan sebagai alat untuk membujuk, merayu dan mempengaruhi konsumen sasaran. Dalam model yang telah dikembangkan oleh Rossiter dan Percy (dalam Royan, 2005:15-19), karakter selebritis akan disesuaikan dengan Communication objective yang hendak dicapai dengan menggunakan model VisCAP. VisCAP itu sendiri terdiri dari 4 unsur yaitu: 1. Visibility Visibility memiliki dimensi seberapa jauh popularitas selebriti. Jika popularitas yang digunakan sebagai acuan maka nantinya akan menimbulkan masalah, terutama bagi selebriti yang menjadi endorser banyak produk 2. Credibility Sementara itu yang menyangkut kredibilitas sang bintang lebih banyak berhubungan dengan dua hal, yaitu keahlian dan objektivitas. Keahlian ini akan bersangkut paut pada

pengetahuan selebriti tentang produk yang diiklankan dan objektivitas merujuk pada kemampuan selebriti untuk memberi keyakinan atau percaya diri pada konsumen suatu produk. 3. Attraction Ada dua hal penting dalam menggunakan selebriti jika dihubungkan dengan daya tarik, pertama adalah tingkat disukai audience (likebility) dan tingkat kesamaan dengan personality yang diinginkan oleh pengguna produk (similitary), di mana keduanya tidak dapat dipisahkan dan harus saling berdampingan. Seperti disukai saja tetapi tidak sama dengan keinginan konsumen tentu saja tidak akan mendorong konsumen untuk membeli. Salah satu jalan agar memiliki kesamaan dengan personality yang diinginkan target pengguna merek, setidaknya selebriti harus mencerminkan personality dari merek yang diiklankan. 4. Power Unsur terakhir dari model tersebut menginformasikan bahwa selebriti yang digunakan dalam iklan harus memiliki kekuatan untuk memerintahkan target audience untuk membeli. 2.3. Minat Beli Menurut Setyawan dan Ihwan (2004), beberapa pengertian mengenai minat dapat dirangkum dalam empat pernyataan, yaitu a) Minat dianggap sebuah perangkap atau perantara antara faktor-faktor motivasional yang mempengaruhi perilaku. b) Minat mengindikasikan seberapa jauh seseorang mempunyai kemampuan untuk mencoba. c) Minat menunjukkan pengukuran kehendak seseorang. d) Minat berhubungan dengan perilaku yang terus-menerus.

Minat beli konsumen adalah sesuatu yang timbul setelah menerima rangsangan dari produk yang dilihatnya, dari sana timbul ketertarikan untuk mencoba produk tersebut sampai pada akhirnya timbul keinginan untuk membeli agar dapat memilikinya (Kotler,2005:205) Schiffman dan Kanuk (2004:25), menjelaskan bahwa pengaruh eksternal, kesadaran akan kebutuhan, pengenalan produk dan evaluasi alternatif adalah hal yang dapat menimbulkan minat beli konsumen. Pengaruh eksternal ini terdiri dari usaha pemasaran dan faktor sosial budaya Menurut Howard dalam Durianto dan Liana (2004:44) minat beli adalah sesuatu yang berhubungan dengan rencana konsumen untuk membeli produk tertentu serta berapa banyak unit produk yang dibutuhkan pada periode tertentu. Jadi, dapat disimpulkan bahwa minat beli diperoleh dari suatu proses belajar dan proses pemikiran yang yang membentuk suatu persepsi. Minat beli ini menciptakan suatu motivasi yang terus terekam dalam benaknya dan menjadi suatu keinginan yang sangat kuat yang pada akhirnya ketika seorang konsumen harus memenuhi kebutuhannya akan mengaktualisasikan apa yang ada didalam benaknya itu. Menurut Ferdinand (2002:129), minat beli dapat diidentifikasi melalui indikator-indikator sebagai berikut: 1. Minat transaksional, yaitu kecenderungan seseorang untuk membeli produk. 2. Minat refrensial, yaitu kecenderungan seseorang untuk mereferensikan produk kepada orang lain.jika di tanya konsumen lain, maka secara otomatis konsumen tersebut akan mencitrakan hal yang positif terhadap konsumen lain, karena konsumen yang memiliki suatu minat secara eksplisit memiliki suatu keinginan dan kepercayaan terhadap suatu barang atau jasa yang digunakan 3. Minat preferensial, yaitu minat yang menggambarkan perilaku seseorang yang memiliki prefrensi utama pada produk tersebut. Preferensi ini hanya dapat diganti jika terjadi sesuatu dengan produk prefrensinya. 4. Minta eksploratif, minat ini menggambarkan perilaku seseorang yang selalu mencari informasi mengenai produk yang diminatinya dan mencari informasi untuk mendukung sifat-sifat positif dari produk tersebut.

2.4. Penelitian Sebelumnya Peneliti Judul Metode Hasil Fajar Lestari (2010): mahasiswa Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Pasundan Bandung Salman Pakaya (2013):Mahasiswa program S1 Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Negeri Gorontalo Pengaruh Celebrity endorser (Raffi Ahmad) Terhadap Keputusan Pembelian Kartu Perdana XL (Suatu Survei Pada Pengguna Kartu XL Di Kelurahan Gegerkalong) Pengaruh Celebrity Endorser Pada Iklan Fresh Care Terhadap Minat Beli Konsumen (Studi Kasus Agnes Monica sebagai Endorser Produk Minyak Angin Fresh Care) Metode Survei Metode survei a.celebrity endorser(rafi Ahmad) yang terdiri dari atribut kredibilitas, daya tarik, dan power secara bersama-sama berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana XL. b. Secara parsial atribut celebrity endorser(rafi Ahmad) yaitu kredibilitas dan daya tarik berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana XL, sedangkan power tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan pembelian kartu perdana XL. c. Kontribusi pengaruh celebrity endorser(rafi Ahmad) yang terdiri dari atribut kredibilitas, daya tarik, dan power secara bersamasama memiliki konstribusi pengaruh terhadap keputusan pembelian kartu perdana XL sebesar 76,7% dan sisanya sebesar 23,3% dipengaruhi oleh faktor-faktor lain yang tidak diteliti. Selebiriti endorser memiliki tingkat hubungan yang kuat dan mempunyai pengaruh positif terhadap minat beli pada produk minyak angin fresh care, yang dibuktikan dengan nilai koefisien korelasi sebesar 0,630 dengan persamaan regresi, dalam perhitungan koefisien determinasi menunjukkan bahwa sebesar 0,397 atau 39,7% variabilitas mengenai

Vega Susantya (2011): mahasiswa Ptogram Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Komunikasi Universitas Kristen Satya Wacana Pengaruh Celebrity endorser, Pesan Iklan dan Citra Merk terhadap Minat Beli Produk Sosis So Nice Metode Survei minat beli terhadap produk minyak angin fresh care dapat dinilai dari selebriti endorser, sedangkan sisanya dipengaruhi varibael lainnya. a.celebrity endorser dan pesan iklan mempunyai pengaruh terhadap Citra Merk pada produk Sosis So Nice sebesar 72,2%. b.celebrity endorser, pesan iklan dan citra merk mempunyai pengaruh terhadap minat beli produk sosis So Nice sebesar 89,4%. c.citra merk tidak bisa diposisikan sebagai variable antara dalam model penelitian pengaruh celebrity endorser dan pesan iklan terhadap minat beli produk Sosis So Nice. Oleh karena itu citra merk menjadi variabel yang posisinya sejajar dengan celebrity endorser dan pesan variabel yang posisinya sejajar dengan celebrity endorser dan pesan iklan dalam mempengaruhi minat beli produk Sosis So Nice. Dalam penelitian ini, penulis akan melakukan penelitian mengenai pengaruh penggunaan celebrity endorser JKT 48 terhadap minta beli kartu provider IM3. Dalam penelitian ini penulis menggunakan model VisCAP yang dikembangkan oleh Rossiter dan Percy. VisCAP merupakan bentuk model untuk melihat karakter yang dimiliki selebrities melalui Visibility,Credibility,Attraction, dan Power yang dapat mempengaruhi minat beli konsumen. Minat beli konsumen dalam penelitian ini akan dilihat melalui 4 indikator antara lain minat eksploratif, minat prefensial, minat refrensial, minat transaksional. Untuk subjek dari penelitian ini, penulis memilih komunitas fans JKT48 yang terdapat di kota Kudus. Pemilihan fans JKT48 di Kudus dikarenakan rata-rata usia fans JKT 48 sesuai dengan target segmentasi dari produk IM3 PLAY yang berkisar antara 13-25 tahun. Dengan

adanya usia yang beragam tentunya akan berdampak pada respon yang di berikan oleh masingmasing anggota komunitas Fans JKT48 terhadap produk dari IM3 PLAY. 2.3. Kerangka Pemikiran Banyaknya perusahaan operator telepon seluler di Indonesia berdampak semakin ketat persaingan bisnis antar perusahaan operator telpon seluler dalam memasarkan produk mereka.mereka dituntut untuk selalu inovatif dan kreatif agar produk yang mereka tawarkan bisa menjadi pilihan masyarakat banyak. Iklan adalah salahsatu cara mereka (perusahaan operator seluler) dalam memasarkan produk mereka. Dalam iklan, penggunaan atau pemilihan selebriti juga memiliki andil sukses tidaknya sebuah produk.hal ini juga diungkapkan oleh Royan (2005:8), seorang selebriti akan sangat berpengaruh apabila memiliki kredibilitas yang didukung faktor keahlian, sifat dapat dipercaya dan adanya kesukaan.kotler (2004:152) juga mengungkapkan bahwa penggunaan selebriti bisaefektif apabila mencerminkan suatu atribut utama suatu produk. Celebrity endorser adalah tokoh (aktor,penghibur, atau atlet) yang dikenal masyarakat didalam bidang-bidang yang berbeda yang dari golongan produk yang didukung (Shimp, 2003:460). Saat ini banyak perusahaan yang menggunakan jasa selebriti untuk mendukung produknya, ini semua dikarenakan selebriti dipandang sebagai individu yang digemari oleh banyak masyarakat dan apapun yang dilakukannya selalu menjadi perhatian masyarakat.lebih umum lagi, para konsumen mungkin meyukai merek hanya karena mereka menyukai selebriti pendukung produk tersebut (Shimp, 2003:457). Pertimbangan lain menggunakan selebritis terkait dengan popularitasnya, fisik yang menarik, kredibilitasnya, profesinya, status kepemilikan terhadap perusahaan tersebut, pemakai merk, nilai-nilai, dan resiko kontroversinya(). Tanpa disadari penggunaan celebrity endorser, akan memberikan dampak terhadap terhadap minat beli masyarakat terhadap suatu produk tertentu. Dengan kata laincelebrity endorserdengan minat beli memiliki suatu hubungan. Hubungan ini disebabkan adanya atributatribut yang melekat dalam diri celebrity endorser yang akan memberikan pengaruh terhadap minat beli konsumen terhadap produk yang mereka dukung (mejadi bintang iklannya). Atributatribut yang melekat dalam diri celebrity endorser antara lain Visibility (Popularitas), Credibility(Kredibilitas), Attraction (daya tarik), Power (kekuatan) (Royan, 2005:15-19).Hubungan tersebut hubungan kausal yaitu hubungan yang bersifat sebab akibat, dimana

tedapat variable independen (Variabel yang mempengaruhi dan variable dependen (variable yang dipengaruhi) (Sugiyono, 2012:64). Berdasarkan uraian kerangka pemikiran diatas, maka dapat digambarkan sebagai sebagai berikut Produk Endorser Celebriti Endorser (X) Visibility (X1) Credibility (X2) Attraction (X3) Power (X4) Minat beli (Y) Minat Eksploratif (Y1) Minat Prefensial (Y2) Minat Referensial( Y3) Minat Transaksiona l (Y4)

2.4. Hipotesa Penelitian Pada penelitian yang menggunakan pendekatan analisis kuantitatif diperlukan suatu prediksi mengenai jawaban terhadap pertanyaan penelitian yang dirumuskan dalam bentuk hipotesis penelitian.hipotesis merupakan jawaban atau dugaan sementara terhadap pertanyaan penelitian.oleh karena itu, perumusan hipotesis sangat berbeda dari perumusan pertanyaan penelitian. Ho : Tidak terdapat pengaruh penggunaan celebrity endorser JKT48 terhadap minat beli kartu provider IM3 Play oleh komunitas fans JKT48 H1 : Terdapat pengaruh penggunaan celebrity endorser JKT48 terhadap minat beli kartu provider IM3 Play dalam komunitas fans JKT48