MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN :

dokumen-dokumen yang mirip
MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

1. PENDAHULUAN. berkemampuan rendah.

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA. Ardiyanti 1), Haninda Bharata 2), Tina Yunarti 2)

PROFIL KEMAMPUAN PENALARAN SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH ARITMETIKA SOSIAL

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

DESKRIPSI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI KUBUS DAN BALOK DI KELAS VIII SMP NEGERI 7 GORONTALO JURNAL OLEH

TAHAP PERKEMBANGAN KOGNITIF MATEMATIKA SISWA SMP KELAS VII BERDASARKAN TEORI PIAGET DITINJAU DARI PERBEDAAN JENIS KELAMIN

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA BERDASARKAN NEWMAN S ERROR ANALYSIS PADA SISWA KELAS VIII SMPN 27 PADANG

Jurnal Pendidikan Matematika STKIP PGRI Sidoarjo Vol.2, No.1, Maret 2014 ISSN:

TESIS. Disusun untuk memenuhi sebagian persyaratan mencapai derajat Magister Progran Studi Pendidikan Matematika. Oleh: Linda Sunarya NIM.

PROFIL SISWA MEMAHAMI KONSEP BARISAN DAN DERET BERDASARKAN TAHAP BELAJAR DIENES DI KELAS IX-C SMP NURIS JEMBER

PROSES BERPIKIR DENGAN KECERDASAN LINGUISTIK DAN KECERDASAN LOGIS- MATEMATIS

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Doni Dwi Palupi 1, Titik Sugiarti 2, Dian kurniati 3

Perbandingan Kemampuan Bernalar Fisika Siswa Laki-laki dan Perempuan SMA melalui Pendekatan Learning By Questioning

Analisis Kesalahan dalam Menyelesaikan Soal Materi Luas Permukaan serta Volume Prisma Siswa Kelas VIII Semester Genap SMP Negeri 1 Barru

BAB III METODE PENELITIAN. penalaran adaptif siswa dalam menyelesaikan soal cerita matematika materi

PUBLIKASI ILMIAH AFRINA NUR BAITI A

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PROFIL BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X-IPA 3 MAN 2 JEMBER BERDASARKAN GENDER

PEMAHAMAN KONSEP PERBANDINGAN SISWA SMP BERKEMAMPUAN MATEMATIKA RENDAH

Titi Solfitri 1, Yenita Roza 2. Program Studi Pendidikan Matematika ABSTRACT

Unesa Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2, No. 2, pp May 2013

ANALISIS MODEL PEMBELAJARAN PEER LESSON DAN TTW DITINJAU DARI KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIS

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika (JIPF) Vol. 05 No. 01, Pebruari 2016, ISSN:

Error Analysis Based On Categories Of Error According To Watson In Solving Fractional Multiplication And Division Students Grade V SDN Tegal Gede 01

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan suatu ilmu dasar yang memegang peranan penting

UNESA Journal of Chemical Education ISSN: Vol. 2 No.2 pp May 2013

PENINGKATAN KEDISIPLINAN DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NUMBERED HEAD TOGETHER

KEEFEKTIFAN METODE SILIH TANYA MODEL KOMPETISI BIASA JENIS 1 ANTAR MAHASISWA PADA MATERI RUANG VEKTOR MATAKULIAH ALJABAR LINEAR ELEMENTER SEMESTER V

BAB V PEMBAHASAN. tentang kemampuan berpikir kreatif siswa berdasarkan gender kelas VII C MTs Darul

I. PENDAHULUAN. Matematika merupakan pengetahuan yang bersifat universal dan mempunyai

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL- SOAL OPERASI HITUNG BILANGAN PECAHAN PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 2 TOROH

KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA SISWA MAN 2 JEMBER YANG MEMILIKI GAYA BELAJAR VISUAL

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

IDENTIFIKASI TINGKAT KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF (TKBK) SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL OPEN ENDED PADA MATERI SEGIEMPAT DI KELAS VIII SMP

ANALISIS KEMAMPUAN KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA DALAM MEMAHAMI MATERI BANGUN DATAR SEGIEMPAT DI KELAS VII SMP NEGERI 7 PADANG

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 1 No.5 Tahun 2016 ISSN :

BAB I PENDAHULUAN. dalam mempercepat penguasaan ilmu teknologi. 1. matematika merupakan sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan cara

Jurnal Inovasi Pendidikan Fisika. Vol 02 No 01 Tahun 2013, 20-25

DESKRIPSI KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 10 GORONTALO PADA MATERI ALJABAR

ANALISIS TINGKAT KESULITAN SOAL PEMECAHAN MASALAH DALAM BUKU SISWA PELAJARAN MATEMATIKA SMP KELAS VII KURIKULUM 2013

Miftahul Ayu et al., Pembentukan Karakter Konsisten dan Teliti Siswa SMP...

PENERAPAN MODEL MEANS ENDS ANALYSIS (MEA) UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITAMATA PELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA SEKOLAH DASAR

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PROSES BERPIKIR REFLEKTIF SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL MATEMATIKA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA AVRIABEL.

Analisis Kualitas Pembelajaran Guru Matematika dengan Menggunakan Model EKOP di SMK Teknologi Tri Tunggal 45 Makassar

ANALISIS KESALAHAN SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL GARIS SINGGUNG LINGKARAN BERDASARKAN ANALISIS NEWMAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 1 KEC.

IDENTIFIKASI KREATIVITAS SISWA DITINJAU DARI PERBEDAAN KEPRIBADIAN DAN KEMAMPUAN PADA MATERI BILANGAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN GUIDED INQUIRY UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN BERPIKIR RASIONAL SISWA KELAS VIII-F SMP NEGERI 5 SURAKARTA TAHUN AJARAN

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 2 Tahun 2014

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

ANALISIS KESULITAN BELAJAR SISWA PADA MATERI OPERASI ALJABAR BAGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 3 SALATIGA

PENERAPAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL DALAM PENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SD NEGERI 2 KRACAK

I. PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan penting dalam meningkatkan dan mengembangkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA PECAHAN DENGAN METODE PROBLEM SOLVING LEARNING (PSL)

Keywords : The Level of Student's Performance, Critical Thinking, and Performance Task

PENERAPAN METODE INKUIRI DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SEKOLAH DASAR

KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN GENDER PADA MATERI BANGUN DATAR

PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

ANALISIS KESALAHAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) DAN SCAFFOLDING- NYA BERDASARKAN ANALISIS KESALAHAN NEWMAN

MELATIHKAN KETERAMPILAN PROSES SAINS MELALUI IMPLEMENTASI MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI PADA MATERI LAJU REAKSI KELAS XI SMA NEGERI 1 GRESIK

Arif Priyanto et al., Analisis Kesalahan Siswa dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika...

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI MELALUI IMPLEMENTASI

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MODEL DISCOVERY LEARNING UNTUK MELATIH KEMAMPUAN KOMUNIKASI MATEMATIKA TULIS SISWA DI KELAS VIII

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

ANALYSIS OF STUDENT REASONING ABILITY BY FLAT SHAPE FOR PROBLEM SOLVING ABILITY ON MATERIAL PLANEON STUDENTS OF PGSD SLAMET RIYADI UNIVERSITY

Profil Pemecahan Masalah Matematika Siswa Ditinjau dari Gaya Kognitif Reflektif dan Impulsif

Eko Wahyu Andrechiana Supriyadi 1, Suharto 2, Hobri 3

: ADITYA ARI MUSTOHA K

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYELESAIKAN SOAL CERITA SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) MELALUI STRATEGI PROBLEM SOLVING

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS III SEKOLAH DASAR NEGERI 003 KOTO PERAMBAHAN

JURNAL ANALISIS KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH PADA MATERI BANGUN RUANG SISI LENGKUNG BERBENTUK SOAL CERITA DITINJAU DARI GENDER

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN :

UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA SISWA KELAS VIIIA SMP NEGERI 2 KASIHAN BANTUL

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DIVISION (STAD)

PENALARAN MATEMATIKA SISWA SMP DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER SKRIPSI MARIA R. GRANSIANA

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STAD DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA PADA SISWA KELAS V SEKOLAH DASAR

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH BERDASARKAN PERBEDAAN JENIS KELAMIN ( ABILITY OF PROBLEM SOLVING FROM DIFERENCES OF SEX )

JURNAL. Diajukan Sebagai Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH DWI CAHYANI NIM :

Pembelajaran Konsep Limit Fungsi dengan Strategi Elaborasi Bagi Mahasiswa Matematika FKIP UM Mataram

DESKRIPSI KEMAMPUAN SPASIAL SISWA SMP DITINJAU BERDASARKAN PERBEDAAN GENDER DAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

ARTIKEL PENELITIAN. Oleh RANTI EFRIZAL NPM

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING SEARCH, SOLVE, CREATE, AND SHARE PADA MATERI ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 22 SURABAYA

KEMAMPUAN BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA MATEMATIKA (THE THINKING ABILITY OF STUDENTS IN SOLVING MATHEMATICS STORY PROBLEMS)

المفتوح العضوية المفتوح العضوية

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

Dwi Ratnasari Dewi SMP Negeri 11 Madiun

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 3 No 3 Tahun 2014

PENGGUNAAN MODEL THINK TALK WRITE

ANALISIS KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DALAM MEMECAHKAN MASALAH DIVERGEN SUB POKOK BAHASAN SEGITIGA DAN SEGIEMPAT BERDASARKAN KEMAMPUAN MATEMATIKA

Keywords: Creative Problem Solving, process skill, Natural Science

Kata kunci: komunikasi matematis, perbedaan gender, faktor penyebab

ANALISIS KESALAHAN DALAM MENYELESAIKAN SOAL LUAS PERMUKAAN SERTA VOLUME BANGUN RUANG SISI DATAR DI SMP

Transkripsi:

MATHEdunesa Jurnal Ilmiah Pendidikan Matematika Volume 2 No.5 Tahun 2016 ISSN : 2301-9085 IDENTIFIKASI PROSES BERPIKIR SISWA DALAM MENYELESAIKAN SOAL CERITA PADA MATERI OPERASI ALJABAR DI KELAS VIII SMP NEGERI 2 MADIUN DITINJAU DARI PERBEDAAN GENDER Ayu Oktavianti Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : ayuoktavianti@mhs.unesa.ac.id Masriyah Pendidikan Matematika, FMIPA, Universitas Negeri Surabaya, e-mail : masriyah@unesa.ac.id Abstrak Matematika berperan penting dalam menata proses berpikir manusia dan mempercepat penguasaan ilmu teknologi, karena matematika sebagai sarana berpikir. Matematika harus dipandang sebagai proses berpikir. Proses berpikir adalah proses yang terdiri atas penerimaan informasi, pengolahan, penyimpulan dan pemanggilan kembali informasi itu dari ingatan siswa. Proses berpikir siswa dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu proses berpikir tipe predikatif dan proses berpikir tipe fungsional. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kualitatif yang bertujuan untuk mendeskripsikan proses berpikir tipe predikatif dan proses berpikir tipe fungsional siswa yang ditinjau dari perbedaan gender. Subjek penelitian ini adalah empat siswa yang sudah mendapatkan materi operasi aljabar yang terdiri dari dua siswa dengan proses berpikir tipe predikatif dan dua siswa dengan proses berpikir tipe fungsional. Masing-masing tipe proses berpikir terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan. Hasil penelitian menunjukkan: 1. Proses berpikir siswa laki-laki dan perempuan tipe predikatif yaitu siswa mampu melihat hubungan antara konsep pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari, menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan bahasanya sendiri, menuliskan langkah-langkah penyelesaian soal cerita secara terperinci, menuliskan kesimpulan di akhir jawabannya dan tanpa menggambarkan soal. 2. Proses berpikir siswa laki-laki dan perempuan tipe fungsional yaitu siswa mampu melihat hubungan antara konsep pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari dan menggunakan rumus, tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan, tidak menuliskan langkahlangkah penyelesaian soal cerita secara terperinci dan hanya menuliskan langsung terhadap apa yang ditanyakan saja, tidak menuliskan kesimpulan di akhir jawaban, dan soal tanpa menggambarkan soal. Kata kunci: Proses berpikir, Tipe Predikatif, Tipe Fungsional, Gender. Abstract Mathematics was an important role in managing the human thinking process and accelerate the mastery of science and technology, because the mathematics as a means of thinking. Mathematics should be viewed as a thinking process. The thinking process is a process that consists of receiving information, processing, inference and recalling information from student s memory. The thinking of students are grouped into two parts, namely thinking processes of predicative and functional types. This research was a qualitative descriptive study aimed to describe thinking processes of predicative type and thinking processes of functional types of students in terms of gender differences in the material algebra operations. The research subjects were four students already got the material algebra operations by taking two students in thinking processes of predicative type and the two students in thinking processes of functional types. Each type of thinking process consists of the male student and one female student. The results were: 1. The thinking process of male and female sudents predicative types that students were able to see the relationship between the concepts in question with another concept that has been studied, wrote what they known and asked in their own language, wrote down the steps to resolve the matter of the story in detail, wrote a conclusion at the end of the answer and they were able to resolve all the questions without illustrates the matter. 2. The thinking process of male and female functional types that students were able to see the relationship between the concept of the matter with other concepts that have been learned and using the formula, did not write what they known and asked, did not write down steps to resolve the matter of the story in detail and just write directly against what was asked, did not write a conclusion in the end of the answer, and solved problems without illustrates the matter. Keywords: Thinking Process, Predicative Type, Functional Type, Gender. 1

PENDAHULUAN Matematika berperan penting dalam menata proses berpikir manusia untuk memperoleh hasil yang dapat dipertanggungjawabkan, di mana logika matematika memiliki fungsi penting. Secara sederhana matematika dapat dipandang sebagai sarana atau alat yang tepat untuk persoalan manusia, karena dengan penggunaan simbol-simbol matematika proses berpikir menjadi efisien dan akurat. Sehingga, matematika menjadi salah satu pelajaran wajib yang diajarkan pada setiap jenjang pendidikan formal mulai dari SD, SMP, SMA bahkan perguruan tinggi. Selama ini pelajaran matematika menjadi salah satu pelajaran yang ditakuti dan dihindari oleh banyak siswa. Matematika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dengan banyak rumus dan logika yang membingungkan. Anggapan negatif ini terbentuk dari persepsi yang berkembang di masyarakat. Masyarakat beranggapan bahwa matematika merupakan ilmu yang kering, abstrak, teoritis, penuh dengan lambang-lambang dan rumus yang sulit dan membingungkan. Hal ini muncul karena adanya pengalaman kurang menyenangkan ketika belajar matematika di sekolah. Akibatnya pelajaran matematika tidak dipandang secara objektif lagi. Terlepas dari persepsi negatif tentang matematika, matematika merupakan salah satu ilmu dasar yang memegang peranan penting dalam mempercepat penguasaan ilmu teknologi karena matematika sebagai sarana berpikir untuk menumbuhkembangkan cara berpikir logis, sistematis, dan kritis. Jika matematika dianggap sebagai sarana berpikir, maka matematika bukanlah hanya dipandang sebagai produk yang harus ditransfer ke pikiran anak. Matematika harus dipandang sebagai proses berpikir itu sendiri. Sehingga biarkan anak melakukan proses berpikir untuk menghasilkan produk pemikiran matematika itu sendiri. Artinya setiap individu harus mengonstruksi sendiri pengetahuan dalam pikirannya dan cara mengonstruksi setiap individu berbeda dari individu yang satu dengan individu yang lain. Menurut Solso dkk (2008:405), berpikir adalah proses umum untuk menentukan sebuah isu dalam pikiran. Seseorang akan berpikir jika dihadapkan pada sebuah permasalahan. Sependapat dengan Solso, Baharuddin (2009:119) mengatakan tugas pokok dari berpikir adalah memecahkan masalah. Dalam menentukan penyelesaian dari sebuah masalah tersebut, seseorang akan melalui proses. Sebelum mengambil keputusan dari informasi atau permasalahan yang diperoleh, seseorang akan menggabungkan pengetahuan lama yang telah dimiliki dengan informasi yang baru didapat, sehingga mengubah pengetahuan seseorang mengenai situasi yang sedang dihadapi untuk mendapatkan kesimpulan. Proses pengolahan informasi tersebut berkaitan dengan proses berpikir seseorang. Proses berpikir adalah proses yang terdiri atas penerimaan informasi (dari luar atau dari dalam diri siswa), pengolahan, penyimpulan dan pemanggilan kembali informasi itu dari ingatan siswa. Proses dalam penyelesaian sebuah masalah akan berbeda-beda antar individu. Perbedaan tersebut bisa berdasarkan tingkat kemampuan intelektualnya maupun perbedaan jenis kelamin. Fredmen (Hatip,2008:4) mengemukakan bahwa anak laki-laki lebih unggul daripada anak perempuan dalam bidang aljabar, geometri dan penalaran. Hal ini menyatakan bahwa terdapat perbedaan dalam proses berpikir individu ditinjau dari perbedaan gender. Berdasarkan hasil Trends in Mathematics and Science Study (TIMSS) yang diikuti siswa kelas VIII Indonesia tahun 2011 dalam harian kompas, menunjukkan penurunan prestasi siswa Indonesia dalam bidang sains dan matematika. Khususnya dalam bidang Matematika, Indonesia berada di urutan ke-38 dengan skor 386 dari 42 negara yang siswanya dites. Skor Indonesia ini turun 11 poin dari penilaian tahun 2007. Hal ini terjadi karena pembelajaran matematika di Indonesia memang masih menekankan menghapal rumus-rumus dan menghitung. Untuk itu seorang guru perlu merancang suatu strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa, agar siswa dapat memahami pelajaran dengan baik. Salah satu karakteristik yang perlu guru ketahui untuk merancang suatu pembelajaran yaitu dengan diketahuinya proses berpikir siswa. Sehingga dibutuhkan informasi yang akurat terutama mengenai bagaimana sebenarnya siswa berpikir, bagaimana pengetahuan yang dimiliki sebelumnya dan strategi apa yang digunakan dalam soal. Salah satu cara yang dapat digunakan untuk mengetahui informasi tersebut adalah dengan mengungkap proses berpikir siswa. Menurut Schwank (dalam Hatip, 2008:38-39), proses berpikir siswa dikelompokkan menjadi dua bagian yaitu proses berpikir tipe predikatif dan proses berpikir tipe fungsional. Proses berpikir tipe predikatif yaitu proses berpikir cenderung melihat hubungan antar dua konsep atau lebih dalam pengambilan keputusan. Ciri khas tipe berpikir predikatif yaitu siswa mampu melihat keterkaitan konsep satu dengan konsep lainnya yang berhubungan dengan soal. Saat mengerjakan soal, siswa dengan proses berpikir tipe predikatif akan mengerjakannya secara terperinci tahap demi tahap dan mampu menghubungkan dengan konsep lain yang sesuai dengan soal yang dihadapi dan mampu menuliskan 2

kesimpulan dari soal yang diberikan. Sedangkan proses berpikir tipe fungsional yaitu lebih menitikberatkan mata rantai dan cara melaksanakan keputusan. Ciri khas tipe berpikir fungsional yaitu siswa hanya menitikberatkan pada rumus yang berhubungan dengan soal. Saat mengerjakan soal, siswa dengan proses berpikir tipe fungsional akan terfokus pada satu rumus saja yang diketahuinya berdasarkan soal yang dikerjakan, dan siswa akan cenderung ingin memperoleh jawaban akhir namun tidak menuliskan kesimpulan dari hasil pekerjaannya. Berdasarkan penelitian tentang proses berpikir yang telah dilakukan oleh Kusumawati (2014), siswa laki-laki cenderung menggunakan proses berpikir fungsional dan siswa perempuan cenderung menggunakan proses berpikir predikatif dalam soal cerita membuktikan dua segitiga yang kongruen. Berdasarkan uraian di atas peneliti akan melakukan penelitian sejenis untuk mengetahui proses berpikir siswa. Materi pelajaran yang digunakan dalam penelitian adalah materi operasi aljabar yaitu tentang penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Operasi aljabar merupakan materi yang memerlukan penanaman konsep yang akan berkesinambungan dengan materi lainnya. Siswa tidak bisa hanya sekedar menghafal konsep, tetapi harus memahami konsep dengan benar. Materi ini dipilih karena banyak sekali penerapan konsep operasi aljabar dalam kehidupan sehari-hari yang menarik untuk dikaji tetapi tidak disadari oleh siswa maupun guru. Untuk memperoleh informasi dan data tentang proses berpikir siswa dalam soal penerapan operasi aljabar dalam kehidupan sehari-hari, perlu diadakan penelitian sehingga diperoleh data yang akurat. Hasil penelitian tersebut dapat digunakan sebagai acuan bagi guru matematika untuk mengajarkan penerapan operasi aljabar dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan uraian di atas, peneliti melakukan penelitian yang berjudul Identifikasi Proses Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Pada Materi Operasi Aljabar Di Kelas VIII SMP Negeri 2 Madiun Ditinjau Dari Perbedaan Gender. Tujuan penelitian ini yaitu untuk mendeskripsikan proses berpikir siswa laki-laki dan siswa perempuan dalam soal cerita operasi aljabar di kelas VIII SMP Negeri 2 Madiun berdasarkan tipe proses berpikir predikatif dan fungsional. METODE Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan pada semester genap tahun ajaran 2015/2016 di kelas VIII-B SMP Negeri 2 Madiun. Subjek penelitian ini adalah empat siswa yang sudah mendapatkan materi operasi aljabar yang terdiri dari dua siswa dengan proses berpikir tipe predikatif dan dua siswa dengan proses berpikir tipe fungsional. Masing-masing tipe proses berpikir terdiri dari satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan dengan kemampuan yang sama, yaitu memiliki selisih skor tes 5 Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai 1. Tes tulis Teknik pengumpulan data dengan tes tulis ini digunakan untuk mengidentifikasi proses berpikir siswa dan mengelompokkan berdasarkan tipe proses berpikirnya serta untuk memilih empat subjek penelitian. Tes tulis yang diberikan berupa 3 soal tes uraian matematika untuk mengidentifikasi proses berpikir siswa. Skor dari tes tulis tersebut digunakan untuk memilih empat subjek penelitian. 2. Wawancara Berdasarkan hasil skor tes tulis maka diperoleh empat subjek penelitian. Subjek penelitian kemudian diwawancarai dengan direkam dan hasilnya dicatat dalam bentuk transkrip. Wawancara dilakukan untuk memperoleh data proses berpikir siswa dalam soal cerita. Jenis wawancara yang digunakan yaitu wawancara terstruktur. Wawancara terstruktur adalah wawancara yang dilakukkan dengan menggunakan pedoman wawancara yang telah disusun secara sistematis dan lengkap untuk pengumpulan data (Widoyoko, 2012:42). 3. Triangulasi Teknik pengumpulan data ini diartikan sebagai teknik pengumpulan data yang bersifat menggabungkan dari berbagai teknik pengumpulan data dan sumber data yang telah ada. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi teknik. Menurut Sugiyono (2013:330) triangulasi teknik yaitu pengumpulan data dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda-beda untuk mendapatkan data dari sumber yang sama. Teknik pengumpulan data yang digunakan yaitu wawancara mendalam dan tes tulis untuk sumber data yang sama secara serempak. Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai 1. Hasil tes soal uraian Hasil tes digunakan untuk mengidentifikasi proses berpikir siswa kemudian mengelompokkan siswa berdasarkan tipe proses berpikirnya sebagai a) Siswa memiliki proses berpikir tipe predikatif jika memenuhi minimal tiga dari lima indikator proses berpikir tipe predikatif. 3

b) Siswa memiliki proses berpikir tipe fungsional jika memenuhi minimal tiga dari lima indikator proses berpikir tipe fungsional. c) Jika tidak memenuhi salah satu dari kriteria di atas maka proses berpikir siswa tidak dapat dikelompokkan. Selanjutnya berdasarkan skor hasil tes dipilih empat subjek penelitian yaitu satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan dari kelompok siswa dengan proses berpikir tipe predikatif, serta satu siswa lakilaki dan satu siswa perempuan dari kelompok siswa dengan proses berpikir tipe fungsional. Untuk memilih empat subjek penelitian peneliti melakukan langkah-langkah a) Memberi skor hasil tes berdasarkan pedoman penyekoran. b) Mengelompokkan siswa berdasarkan tipe proses berpikirnya. c) Mengelompokkan skor antara siswa laki-laki dan siswa perempuan yang memiliki selisih skor 5 pada tiap tipe proses berpikir. d) Memilih satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan yang memiliki selisih skor 5 pada tiap tipe proses berpikir. Siswa laki-laki dan siswa perempuan yang memiliki selisih skor hasil tes 5 diasumsikan memiliki kemampuan matematika yang sama pula. 2. Hasil wawancara Analisis hasil wawancara digunakan untuk mendiskripsikan proses berpikir subjek dalam soal cerita. Peneliti menggunakan triangulasi teknik yaitu dengan membandingkan hasil wawancara proses berpikir subjek dengan hasil tes soal uraian matematika untuk mengidentifikasi proses berpikir siswa, melalui tahapan a) Mereduksi data Data hasil wawancara di lapangan dianalisis mengacu pada proses penajaman, menggolongkan dan membuang yang tidak perlu dan mengorganisasikan data mentah yang diperoleh dari lapangan. Kemudian hasil wawancara dituliskan dalam bentuk transkrip wawancara. b) Menyajikan data Penyajian data meliputi pengklasifikasian dan identifikasi data yaitu menuliskan kumpulan data yang terorganisir dan terkategori sehingga memungkinkan untuk menarik kesimpulan dari data tersebut. c) Menarik kesimpulan Berdasarkan penyajian data selanjutnya dapat ditarik kesimpulan tentang kriteria proses berpikir siswa sebagai berikut: (1). Proses berpikir tipe predikatif jika subjek minimal memenuhi tiga indikator dari lima indikator proses berpikir tipe predikatif. (2). Proses berpikir tipe berpikir fungsional jika subjek minimal memenuhi tiga indikator dari lima indikator proses berpikir tipe fungsional. (3). Jika subjek tidak memenuhi salah satu dari dua kriteria di atas, maka proses berpikir subjek tidak dapat dikelompokkan. Berdasarkan ketiga kriteria di atas, maka proses berpikir subjek dalam soal cerita dapat dikelompokkan sebagai (1). Subjek dikatakan memiliki proses berpikir tipe predikatif jika subjek lebih banyak menggunakan proses berpikir predikatif daripada proses berpikir fungsional. (2). Subjek dikatakan memiliki proses berpikir tipe fungsional jika subjek lebih banyak menggunakan proses berpikir fungsional daripada proses berpikir predikatif. (3). Jika subjek tidak memenuhi salah satu dari dua kriteria di atas, maka proses berpikir subjek tidak dapat dikelompokkan. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengambilan data penelitian dilaksanakan di SMP Negeri 2 Madiun pada tanggal 18 sampai 20 Januari 2016 selama tiga hari. Data Hasil Analisis Tes Soal Uraian Matematika Tes soal uraian matematika terdiri dari 3 soal cerita tentang operasi aljabar yang harus dikerjakan dalam waktu 60 menit oleh siswa kelas VIII B. Setelah tes, dilakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran dan mengelompokkan siswa berdasarkan tipe proses berpikirnya. Berikut hasil tes soal uraian matematika. Tabel 1. Hasil Tes Soal Uraian Matematika No. Jenis Kelamin Tipe proses berpikir tiap soal P/ F Skor Tes 1 2 3 1 Laki-laki F F F Fungsional 58 2 Laki-laki P F P Predikatif 69 3 Perempuan P F P Predikatif 60 4 Perempuan F F F Fungsional 69 5 Laki-laki F P P Predikatif 65 6 Perempuan P F F Fungsional 65 7 Perempuan F P P Predikatif 75 8 Laki-laki F F F Fungsional 80 4

No. Jenis Kelamin Tipe proses berpikir tiap soal P/ F Skor Tes 1 2 3 9 Laki-laki F F F Fungsional 92 10 Perempuan P F F Fungsional 20 11 Perempuan P P P Predikatif 55 12 Laki-laki P F P Predikatif 80 13 Laki-laki F F F Fungsional 51 14 Laki-laki F F F Fungsional 55 15 Laki-laki P P P Predikatif 89 16 Laki-laki F F F Fungsional 77 17 Laki-laki F F P Fungsional 85 18 Laki-laki F F F Fungsional 95 19 Perempuan P P P Predikatif 55 20 Perempuan P P P Predikatif 55 21 Perempuan P P P Predikatif 59 22 Perempuan P F P Predikatif 55 23 Perempuan P F P Predikatif 50 24 Perempuan P P P Predikatif 86 25 Perempuan F F F Fungsional 98 Berdasarkan Tabel 1 maka siswa dapat dikelompokkan berdasarkan tipe proses berpikir sebagai Tabel 2. Siswa dengan Proses Tipe Predikatif Siswa Laki-laki Siswa Perempuan 2 69 3 60 5 65 7 75 12 80 11 55 15 89 19 55 20 55 21 59 22 55 23 50 24 86 Tabel 3. Siswa dengan Proses Tipe Fungsional Siswa Laki-laki Siswa Perempuan 1 58 4 69 8 80 6 65 9 92 10 20 13 51 25 98 14 55 16 77 Siswa Laki-laki Siswa Perempuan 17 85 18 95 Berdasarkan hasil tes soal uraian matematika tersebut dari 25 siswa kelas VIII B, diperoleh 13 siswa memiliki proses berpikir tipe predikatif dan 12 berpikir tipe fungsional. Kelompok siswa dengan proses berpikir tipe predikatif terdiri dari 4 siswa laki-laki dan 9 siswa perempuan, sedangkan kelompok siswa dengan proses berpikir fungsional terdiri dari 8 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Subjek penelitian yang diambil yaitu satu siswa laki-laki dan satu siswa perempuan dengan selisih skor tes 5 pada tiap proses berpikir tipe predikatif dan fungsional untuk diwawancarai. Berdasarkan skor tes soal uraian matematika, maka subjek penelitian yang terpilih sebagai Tabel 4. Siswa yang Menjadi Subjek Penelitian Jenis Kelamin No. Selisih Skor Kode Skor Tes Subjek Tes SPL 3 Laki-laki 15 89 Predikatif Perempuan 24 86 SPP Fungsional Laki-laki 18 95 SFL 3 Perempuan 25 98 SFP Data Hasil Analisis Tes dan Wawancara Subjek Penelitian Untuk mengidentifikasi proses berpikir subjek dalam soal cerita, maka perlu diperhatikan hasil pekerjaan subjek dalam soal cerita tersebut. Proses Subjek Laki-laki Tipe Predikatif (SPL) Berdasarkan hasil analisis dari ketiga soal cerita yang dikerjakan oleh SPL, maka dapat disimpulkan bahwa subjek laki-laki dengan proses berpikir tipe predikatif mampu soal cerita sebagai (1). Subjek mampu melihat hubungan antara konsep materi pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari untuk soal tersebut. (2). Subjek menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan bahasanya sendiri. (3). Subjek menuliskan langkah-langkah dalam soal cerita secara terperinci. 5

(4). Subjek soal dengan dan menuliskan kesimpulan di akhir jawabannya. (5). Subjek mampu soal tanpa menggambarkan soal tersebut. Proses Subjek Perempuan Tipe Predikatif (SPP) Berdasarkan hasil analisis dari ketiga soal cerita yang dikerjakan oleh SPP, maka dapat disimpulkan bahwa subjek perempuan dengan proses berpikir tipe predikatif mampu soal cerita sebagai (1). Subjek mampu melihat hubungan antara konsep materi pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari untuk soal tersebut. (2). Subjek menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan dengan bahasanya sendiri. (3). Subjek menuliskan langkah-langkah dalam soal cerita secara terperinci. (4). Subjek soal dengan dan menuliskan kesimpulan di akhir jawabannya. (5). Subjek mampu soal tanpa menggambarkan soal tersebut. Proses Subjek Laki-laki Tipe Fungsional (SFL) Berdasarkan hasil analisis dari ketiga soal cerita yang dikerjakan oleh SFL, maka dapat disimpulkan bahwa subjek laki-laki dengan proses berpikir tipe fungsional mampu soal cerita sebagai (1). Subjek mampu melihat hubungan antara konsep materi pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari untuk soal tersebut. (2). Subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan namun sudah memahami dan mengetahui maksud soal (3). Subjek tidak menuliskan langkah-langkah pemecahan masalah dalam soal cerita secara terperinci walaupun mengetahuinya dan hanya menuliskan apa yang ditanyakan saja. (4). Subjek soal dengan benar namun tidak menuliskan kesimpulan di akhir jawaban. (5). Subjek mampu soal tanpa menggambarkan karena soal tersebut sudah jelas. Proses Tipe Fungsional Subjek Perempuan (SFP) Berdasarkan hasil analisis dari ketiga soal cerita yang dikerjakan oleh SFP, maka dapat disimpulkan bahwa subjek perempuan dengan proses berpikir tipe fungsional mampu soal cerita sebagai (1). Subjek mampu melihat hubungan antara konsep materi pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari untuk soal tersebut. (2). Subjek tidak menuliskan apa yang diketahui dan ditanyakan namun sudah memahami dan mengetahui maksud soal. (3). Subjek menuliskan langkah-langkah pemecahan masalah dalam soal cerita secara terperinci tetapi hanya menuliskan apa yang ditanyakan saja sehingga hanya cenderung ingin cepat memperoleh hasil. (4). Subjek soal dengan benar namun tidak menuliskan kesimpulan di akhir jawaban agar pekerjaannya lebih cepat selesai. (5). Subjek mampu soal tanpa menggambarkan karena soal tersebut sudah jelas. PENUTUP Simpulan Berdasarkan analisis data dan pembahasan, dapat disimpulakan sebagai berikut Tabel 5. Proses Siswa Laki-Laki Predikatif 1. Siswa mampu melihat hubungan antara konsep materi pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari dan menjabarkan konsep soal tersebut. Gender Perempuan 1. Siswa mampu melihat hubungan antara untuk konsep materi pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari dan menjabarkan konsep untuk soal tersebut. 2. Siswa menuliskan 2. Siswa apa yang menuliskan apa diketahui dan yang diketahui ditanyakan dengan bahasanya sendiri. dan ditanyakan dengan bahasanya sendiri. 3. Siswa menuliskan 3. Siswa langkah-langkah dalam soal cerita secara menuliskan langkah-langkah dalam terperinci. soal cerita secara 4. Siswa terperinci. 4. Siswa 6

Gender Laki-Laki Perempuan soal dengan dan menuliskan soal dengan dan menuliskan kesimpulan di kesimpulan di akhir jawabannya agar lebih jelas sesuai permintaan soal. akhir jawabannya agar lebih jelas sesuai permintaan soal. 5. Siswa mampu dua soal tanpa menggambarkan soal tersebut karena sudah jelas, namun satu soal masih memerlukan gambar untuk mempermudah pengerjaannya. Fungsional 1. Siswa mampu melihat hubungan antara konsep materi pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari untuk soal tersebut dengan menggunakan rumus. 5. Siswa mampu dua soal tanpa menggambarkan soal tersebut karena sudah jelas, namun satu soal masih memerlukan gambar untuk mempermudah pengerjaannya. 1. Siswa mampu melihat hubungan antara konsep materi pada soal dengan konsep lain yang sudah dipelajari untuk soal dengan menggunakan rumus. tersebut 2. Siswa tidak 3. Siswa tidak menuliskan apa menuliskan apa yang diketahui yang diketahui dan ditanyakan dan ditanyakan namun sudah namun sudah memahami dan memahami dan mengetahui maksud soal mengetahui maksud soal dan karena dapat dapat menjelaskan menjelaskan dengan dengan lancar menggunakan dengan bahasanya sendiri. bahasanya sendiri. 3. Siswa tidak 3. Siswa menuliskan menuliskan langkah-langkah pemecahan langkah-langkah pemecahan masalah dalam soal cerita secara terperinci walaupun mengetahuinya dan hanya menuliskan masalah dalam soal cerita secara terperinci tetapi hanya menuliskan apa yang ditanyakan saja sehingga Saran Gender Laki-Laki Perempuan langsung terhadap hanya cenderung apa yang ingin cepat ditanyakan saja. memperoleh hasil. 4. Siswa 4. Siswa soal dengan benar soal dengan namun tidak benar namun menuliskan tidak kesimpulan di menuliskan akhir jawaban kesimpulan di karena cenderung akhir jawaban ingin cepat agar selesai. pekerjaannya lebih cepat selesai. 5. Siswa mampu 5. Siswa mampu soal tanpa soal tanpa menggambarkan menggambarkan karena soal karena soal tersebut sudah tersebut sudah jelas. jelas. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti mengemukakan beberapa saran sebagai 1. Guru Setelah penelitian ini guru mengetahui perbedaan antara proses berpikir siswa bertipe predikatif dan fungsional, diharapkan guru mampu merancang pembelajaran tentang operasi aljabar ini sesuai dengan proses berpikir siswa. Guru mampu untuk menanamkan konsep suatu materi, sehingga siswa tidak cenderung menitikberatkan pada rumus saja dalam sebuah soal. 2. Peneliti lain Dari hasil penelitian ini diketahui ada perbedaan pada proses berpikir tipe predikatif dan fungsional antara siswa laki-laki dan perempuan. Untuk mengetahui lebih jelas perbedaan yang lainnya, bagi pembaca yang ingin melakukan penelitian sejenis, dapat mengulangi tes wawancara beberapa kali dengan soal yang berbeda. Sehingga perbedaan proses berpikir antara siswa laki-laki dan perempuan lebih jelas. DAFTAR PUSTAKA Anonim. 2015. Kumpulan Contoh Latihan Soal Cerita Matematika Mengenai Aljabar, (Online) http://www.rumusmatematikadasar.com/2015/ 02/5-contoh-soal-cerita-aljabarmatematika.html (diakses, 18 Desember 2015). 7

As ari, Abdur Rahman, dkk. 2014. Matematika untuk SMP/MTs Kelas VIII Semester 1. Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan. Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang Astuti, Dwi Reni. 2011. Identifikasi Proses Siswa SMP Dalam Memecahkan Masalah Pada Sub Bab Materi Pokok Luas Permukaan dan Volume Balok Ditinjau Berdasarkan Perbedaan Gender. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Jurusan Matematika Unesa. Baharuddin. 2009. Psikologi Pendidikan Refleksi Teoretis Terhadap Fenomena. Jogjakarta: Ar-Ruzz Frestylina, Nikita. 2011.Proses Siswa Dalam Menyelesaikan Soal Cerita Matematika Dilihat Dari Kemampuan Matematika Pada Materi Luas Permukaan Dan Volume Balok. Skripsi: Tidak dipublikasikan. Jurusan Matematikka Unesa. Hatip, Ahmad. 2008. Proses Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal-Soal Faktorisasi Suku Aljabar Ditinjau Dari Kemampuan Matematika Dan Perbedaan Gender. Tesis tidak dipublikasikan. Surabaya: Program Pascasarjana Unesa. Kamus Besar Bahasa Indonesia Online. http://kbbi.web.id/pikir (diakses, 21 November 2015) Kusumawati, Indah. 2014. Identifikasi Proses Siswa SMP Dalam Menyelesaikan Soal Pembuktian Dua Segitiga yang Kongruen Ditinjau Berdasarkan Gender. Skripsi Tidak Dipublikasikan. Surabaya: Jurusan Matematika Unesa. Napitupulu, Ester Lince. 14 Desember 2012. Prestasi Sains Dan Matematika Indonesia Menurun, Kompas, (online). http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09 005434/Prestasi.Sains.dan.Matematika.Indones ia.menurun (diakses, 8 Januari 2016) Santrock, John. W. 2007. Perkembangan Anak edisi kesebelas. Jakarta: Erlangga.. 2010. Psikologi Pendidikan edisi kedua. Jakarta: Kencana Siswono. 2010. Penelitian Pendidikan Matematika. Surabaya: Unesa University Press Solso Robert.L dkk.2008. Psikologi Kognitif edisi ke 8. (Alih bahasa Mikael Rahardanto dan Kristanto Batuadji). Jakarta: Erlangga. Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D). Bandung: Alfabeta. Sujanto, Agus. 2006. Psikologi Umum. Jakarta: Bumi Aksara Widoyoko, Eko Putro. 2012. Teknik Penyusunan Instrumen Penelitian. Yogyakarta: Pustaka Pelajar 8