PENDAHULUAN. meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik. menjadi ekor domba pada tahun 2010.

dokumen-dokumen yang mirip
L a j u P e r t u m b u h a n D o m b a L o k a l 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk yang secara turun-temurun dikembangkan masyarakat di

KAJIAN KEPUSTAKAAN. (Integrated Taxonomic Information System) adalah sebagai berikut :

I PENDAHULUAN. Salah satu sumber daya genetik asli Indonesia adalah domba Garut, domba

KAJIAN KEPUSTAKAAN. berkuku genap dan termasuk sub-famili Caprinae dari famili Bovidae. Semua

PENDAHULUAN. prolifik (dapat beranak lebih dari satu ekor dalam satu siklus kelahiran) dan

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 1. Hasil Analisis Ukuran Tubuh Domba. Ukuran Tubuh Minimal Maksimal Rata-rata Standar Koefisien

PENDAHULUAN. Populasi domba terbesar terdapat di Kabupaten Garut yang termasuk salah

PENDAHULUAN. potensi besar dalam memenuhi kebutuhan protein hewani bagi manusia, dan

KAJIAN PUSTAKA. (Ovis amon) yang berasal dari Asia Tenggara, serta Urial (Ovis vignei) yang

Pada kondisi padang penggembalaan yang baik, kenaikan berat badan domba bisa mencapai antara 0,9-1,3 kg seminggu per ekor. Padang penggembalaan yang

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal Domba Ekor Tipis

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Bangsa domba secara umum diklasifikasikan berdasarkan hal-hal tertentu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. peternakan adalah ternak kambing. Kambing merupakan ternak serba guna yang

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. Sumber Daya Genetik Ternak dari Jawa Barat, yaitu dari daerah Cibuluh,

PENDAHULUAN. terbang tinggi, ukuran relatif kecil dan berkaki pendek. Puyuh merupakan burung liar

PENDAHULUAN. Saat ini kebutuhan manusia pada protein hewani semakin. meningkat, yang dapat dilihat dari semakin banyaknya permintaan akan

BAB I PENDAHULUAN. Latar Belakang. tahun seiring meningkatnya pendapatan dan kesadaran masyarakat akan

PERFORMA TURUNAN DOMBA EKOR GEMUK PALU PRASAPIH DALAM UPAYA KONSERVASI PLASMA NUTFAH SULAWESI TENGAH. Yohan Rusiyantono, Awaludin dan Rusdin ABSTRAK

IV PEMBAHASAN. yang terletak di kota Bekasi yang berdiri sejak tahun RPH kota Bekasi

PENDAHULUAN. Domba merupakan ternak ruminansia kecil dan termasuk komoditas. Kelompok Ternak Palasidin sebagai Villa Breeding Center yang

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Lokal Indonesia Domba Ekor Tipis

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Indonesia masih sangat jarang. Secara umum, ada beberapa rumpun domba yang

I PENDAHULUAN. sebagai alternatif sumber protein hewanidi masyarakat baik sebagai penghasil telur

TINJAUAN PUSTAKA Kurban Ketentuan Hewan Kurban

TINJAUAN PUSTAKA. yang berasal dari pulau Bali. Asal usul sapi Bali ini adalah banteng ( Bos

HASIL DAN PEMBAHASAN. dan pengembangan perbibitan ternak domba di Jawa Barat. Eksistensi UPTD

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. selain ayam adalah itik. Itik memiliki potensi yang besar untuk dikembangkan,

TINJAUAN PUSTAKA. masyarakat Indonesia. Domba merupakan ternak ruminansia kecil yang

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. karena karakteristiknya, seperti tingkat pertumbuhan cepat dan kualitas daging cukup

Identifikasi Bobot Potong dan Persentase Karkas Domba Priangan Jantan Yearling dan Mutton. Abstrak

TINJAUAN PUSTAKA Asal Usul dan Klasifikasi Domba Bangsa Domba di Indonesia

TINJAUAN KEPUSTAKAAN. merupakan ruminansia yang berasal dari Asia dan pertama kali di domestikasi

TINJAUAN PUSTAKA Sejarah dan Karakteristik Domba Lokal di Indonesia

TINJAUAN PUSTAKA. Domba

HASIL DAN PEMBAHASAN. mengevaluasi performa dan produktivitas ternak. Ukuran-ukuran tubuh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Ettawa (asal india) dengan Kambing Kacang yang telah terjadi beberapa

Gambar 3. Peta Satelit dan Denah Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea ( 5 Agustus 2011)

HASIL DAN PEMBAHASAN. koordinat 107º31-107º54 Bujur Timur dan 6º11-6º49 Lintang Selatan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Kacang, kambing Peranakan Etawa (PE) dan kambing Kejobong

I PENDAHULUAN. terhadap pembangunan perekonomian Indonesia. Kebutuhan protein hewani dari

PENDAHULUAN. Puyuh petelur Jepang (Coturnix coturnix japonica) merupakan penyedia telur

TINJAUAN PUSTAKA. Pemeliharaan Sapi Pedet

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 359/Kpts/PK.040/6/2015 TENTANG PENETAPAN RUMPUN KAMBING SABURAI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PENDAHULUAN. Domba mempunyai arti penting bagi kehidupan dan kesejahteraan

TINJAUAN PUSTAKA Klasifikasi Domba Domba Garut

KAJIAN KEPUSTAKAAN. terdiri atas dua sub spesies yaitu kerbau liar dan kerbau domestik. Kerbau

II. TINJAUAN PUSTAKA. Perusahaan penetasan final stock ayam petelur selalu mendapatkan hasil samping

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Sapi Bali (Bos sondaicus) merupakan salah satu bangsa sapi lokal asli

VIII. PRODUKTIVITAS TERNAK BABI DI INDONESIA

TINJAUAN PUSTAKA. menurut Pane (1991) meliputi bobot badan kg, panjang badan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manusia. Ternak babi bila diklasifikasikan termasuk ke dalam kelas Mamalia, ordo

KAJIAN KEPUSTAKAAN. relatif lebih kecil dibanding sapi potong lainnya diduga muncul setelah jenis sapi

PENDAHULUAN. Daging unggas adalah salah jenis produk peternakan yang cukup disukai. Harga yang relatif terjangkau membuat masyarakat atau

HASIL DAN PEMBAHASAN Kondisi Hewan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kambing Boer berasal dari Afrika Selatan dan telah menjadi ternak yang terregistrasi

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Susilorini, dkk (2010) sapi Bali memiliki taksonomi

I. TINJAUAN PUSTAKA. hingga diperoleh ayam yang paling cepat tumbuh disebut ayam ras pedaging,

TINJAUAN PUSTAKA. Klasifikasi Sapi. Sapi Bali

PENDAHULUAN. yaitu ekor menjadi ekor (BPS, 2016). Peningkatan

PENDAHULUAN. dan dikenal sebagai ayam petarung. Ayam Bangkok mempunyai kelebihan pada

KARAKTERISASI MORFOLOGI DOMBA ADU

HASIL DAN PEMBAHASAN. Karkas domba Lokal Sumatera (Tabel 9) mempunyai koefisien

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. kambing Kacang dengan kambing Ettawa. Kambing Jawarandu merupakan hasil

Evaluasi Indeks Kumulatif Salako Pada Domba Lokal Betina Dewasa Di Desa Neglasari Kecamatan Darangdan Kabupaten Purwakarta

TINJAUAN PUSTAKA Domba Lokal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sebagai hasil domestikasi (penjinakan) dari banteng liar. Sebagian ahli yakin

TUMBUH KEMBANG TUBUH TERNAK

HASIL DAN PEMBAHASAN. Rancabolang, Bandung. Tempat pemotongan milik Bapak Saepudin ini

TINJAUAN PUSTAKA. Tabel 1. Standar Performa Mingguan Ayam Broiler CP 707

I PENDAHULUAN. pengembangannya harus benar-benar diperhatikan dan ditingkatkan. Seiring

Sifat-Sifat Kuantitatif Domba Ekor Tipis Dwicki Octarianda Audisi

Bibit kerbau Bagian 3 : Sumbawa

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 4. Rataan, Simpangan Baku dan Koefisien Keragaman pada Domba Ekor Gemuk dan Domba Ekor Tipis pada Kelompok Umur I 0.

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh pertama kali di domestikasi di Amerika Serikat pada tahun 1980 dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan kambing tipe dwiguna yaitu sebagai penghasil daging dan susu (tipe

PENDAHULUAN. Daging ayam merupakan daging yang paling banyak dikonsumsi masyarakat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Domba Ekor Gemuk. Domba Lokal memiliki bobot badan antara kg pada

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Sapi potong merupakan salah satu komoditas ternak yang potensial dan

KAJIAN KEPUSTAKAAN. kuda Pony dengan tinggi pundak kurang dari 140 cm. dianggap sebagai keturunan kuda-kuda Mongol (Przewalski) dan kuda Arab.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dengan populasi yang cukup tinggi. Kambing Kacang mempunyai ukuran tubuh

PENDAHULUAN. Indonesia pada tahun 2014 telah mencapai 12,692,213 ekor atau meningkat. sebesar 1,11 persen dibandingkan dengan tahun 2012.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. species dari Anas plitirinchos yang telah mengalami penjinakan atau domestikasi

TINJAUAN PUSTAKA. perkembangan di Inggris dan Amerika Serikat, itik ini menjadi popular. Itik peking

HASIL DAN PEMBAHASAN

PENDAHULUAN. terutama telurnya. Telur puyuh sangat disukai karena selain bentuknya yang

TINJAUAN PUSTAKA Kabupaten Kaur, Bengkulu. Gambar 1. Peta Kabupaten Kaur

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2389/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN DOMBA SAPUDI DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PERTANIAN,

METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Unit Pendidikan Penelitian Peternakan Jonggol (UP3J) mulai bulan Juli hingga November 2009.

KEPUTUSAN MENTERI PERTANIAN NOMOR 2841/Kpts/LB.430/8/2012 TENTANG PENETAPAN RUMPUN SAPI PERANAKAN ONGOLE DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

HUBUNGAN ANTARA BOBOT POTONG DENGAN YIELD GRADE DOMBA (Ovis aries) GARUT JANTAN YEARLING

TINJAUAN PUSTAKA Sapi Perah Sapi Friesian Holstein (FH) Produktivitas Sapi Perah

KAJIAN KEPUSTAKAAN. Puyuh adalah spesies atau subspecies dari genus Coturnix yang tersebar di

HASIL DAN PEMBAHASAN

Karakteristik Sifat Kualitatif Domba Di Ex Upt Pir Nak Barumun Kecamatan Aek Nabara Barumun Kabupaten Padanglawas. Aisyah Nurmi

Bibit sapi potong Bagian 1: Brahman Indonesia

Bibit sapi potong Bagian 7 : Sumba Ongole

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 1. Pengaruh perlakuan terhadap Konsumsi Bahan Kering dan Konsumsi Protein Ransum

BAB I PENDAHULUAN. konsumsi protein hewani, khususnya daging sapi meningkat juga.

TINJAUAN PUSTAKA Klasifkasi Kambing

Transkripsi:

I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Domba merupakan ternak yang keberadaannya cukup penting dalam dunia peternakan, karena kemampuannya untuk menghasilkan daging sebagai protein hewani bagi masyarakat. Populasi dan konsumsi daging domba yang semakin meningkat dari tahun ke tahun diperlihatkan dengan data Badan Pusat Statistik (2009) yang menyatakan bahwa populasi domba di Indonesia berkisar 9.514.000 ekor pada tahun 2007, sebesar 10.199.000 ekor pada tahun 2009 dan meningkat menjadi 10.392.000 ekor domba pada tahun 2010. Indonesia merupakan negara yang cukup banyak memiliki jenis domba yang tersebar di beberapa wilayah, antara lain domba ekor tipis, domba garut, domba donggala, domba ekor gemuk. Cukup banyaknya jenis domba yang ada di Indonesia menandakan tingginya potensi untuk peningkatan produksi daging dengan tujuan peningkatan konsumsi protein hewani di masyarakat. Untuk mencapai tujuan tersebut diperlukan adanya usaha peningkatan yang lebih maksimal dalam hal budidaya dan mutu genetik dari domba. Salah satu bangsa ternak domba yang sangat potensial untuk dikembangkan adalah domba lokal yang berada di Kampung Nenggeng, Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. Pertumbuhan adalah ciri dari suatu makhluk hidup. Pada ternak domba lokal yang dimanfaatkan sebagai domba pedaging, pertambahan panjang badan dan tinggi pundak menjadi perhatian utama untuk kuantitas dan kualitas daging. Panjang badan dan tinggi pundak dapat dijadikan penilaian dalam menentukan performa dari suatu ternak. Semakin panjang tubuh ternak maka akan semakin

2 banyak bagian dari tubuh ternak tersebut yang dapat diisi oleh bagian perototan atau perdagingan. Ada banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan, salah satunya adalah jenis kelamin. Berdasarkan pada temuan dilapangan didapatkan bahwa domba yang berjenis kelamin jantan cenderung akan lebih cepat pertumbuhannya dibandingkan dengan domba berjenis kelamin betina. Hal tersebut terjadi karena adanya perbedaan sistem hormonal. Laju pertumbuhan dapat memperlihatkan periode pertumbuhan cepat dan periode pertumbuhan lambat dilihat dari selisih pertambahan bobot badan dari tiap waktu pengukuran. Oleh karena itu, dengan mengetahui laju pertumbuhan akan membantu manajemen pemeliharaan dan menentukan waktu panen yang tepat. Berdasarkan pada latar belakang tersebut, identifikasi terhadap laju pertumbuhan domba lokal perlu dilakukan guna menambah informasi mengenai pertumbuhan panjang badan dan tinggi pundak pada domba tersebut. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan pada uraian latar belakang dapat diidentifikasi suatu permasalahan yaitu bagaimana persamaan laju pertumbuhan domba lokal jantan dan domba lokal betina yang ditinjau dari panjang badan dan tinggi pundak pada domba yang berada di peternakan domba di Kampung Nenggeng, Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 1.3. Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud dan tujuan dari penelitian yang akan dilakukan ini adalah mengetahui dan mempelajari persamaan dari laju pertumbuhan domba lokal jantan dan domba lokal betina yang ditinjau dari panjang badan dan tinggi pundak

3 pada domba yang berada di peternakan domba di Kampung Nenggeng, Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat. 1.4. Kegunaan Penelitian Adapun kegunaan dari penelitian ini adalah sebagai metode yang dapat digunakan oleh petani peternak di pedesaan untuk memudahkan dalam penaksiran bobot badan ternak tanpa menggunakan alat berupa timbangan dan juga sebagai bahan pertimbangan atau bahan rekomendasi bagi instansi pemerintahan, perguruan tinggi dan pemulia dalam perancangan program pemuliaan dan perancangan kebijakan dalam hal peningkatan mutu bibit ternak dan peningkatan populasi serta produktivitas ternak domba lokal di masa yang akan datang. 1.5. Kerangka Pemikiran Domba lokal memiliki ukuran tubuh yang relatif kecil, lambat dewasa, hasil karkas relatif sedikit, warna bulu tidak seragam, dari bercak putih, coklat, hitam atau warna polos putih dan hitam (Sudarmono dan Sugeng, 2008; Tiesnamurti, 1992). Bobot badan dewasa dapat mencapai 30-40 kg pada jantan dan 20-25 kg pada betina dengan persentase karkas 44-49% (Tiesnamurti, 1992). Hewan dikatakan tumbuh apabila ada penambahan panjang atau lebar dalam ukuran tubuhnya. Ukuran tubuh domba bertambah dari waktu ke waktu hingga mencapai titik puncak pertumbuhan, yaitu pada saat pertambahan ukuran tubuh domba sangat cepat. Pertambahan ukuran tubuh besar peranannya terhadap pertumbuhan, semakin cepat pertambahan ukuran tubuh semakin cepat juga pertumbuhan. Pertumbuhan merupakan suatu proses biologis pada suatu organisme, pertumbuhan dapat berupa pertambahan sel, pembesaran sel, atau integrasi dengan bahan yang berasal dari lingkungan (Brody, 1945). Pertambahan

4 dan pembesaran sel biasa dilihat dari ukuran panjang dan lebar tubuh, yang nantinya dapat dilihat juga melalui bobot badan. Pertambahan dan pembesaran sel akan ditunjukan dengan kenaikan bobot badan, disertai dengan perubahan ukuran dan komposisi tubuh sebagai perkembangan (Gatenby, 1991). Perubahan ukuran meliputi perubahan bobot hidup dan komposisi tubuh termasuk pola perubahan pada komponen-komponen tubuh seperti otot, lemak, tulang, dan organ dalam serta komponen kimia terutama air, lemak, protein, dan abu (Soeparno, 1994). Bagian-bagian tubuh tumbuh secara berturut-turut dimulai dari bagian kepala menyebar keseluruh tubuh dan bagian tubuh lainnya dimulai dari bagian ujung kaki belakang menyebar keatas. Kedua bagian tersebut pada dasarnya bertemu pada bagian tengah dari tubuh. Pola tumbuh kembang ini dikenal dengan hukum tumbuh kembang anteroposterior dan centripetaly (Hammond, 1932). Domba mengalami proses pertumbuhan yang pada awalnya berlangsung lambat kemudian semakin lama meningkat lebih cepat sampai domba berumur 3-4 bulan. Namun, pertumbuhan tersebut akhirnya kembali lambat pada saat domba mendekati kedewasaan tubuh (Sudarmono dan Sugeng, 2008). Umumnya pertumbuhan ditunjukan melalui kenaikan bobot badan dan pertambahan panjang ukuran bagian tubuh yang diukur secara berulang setiap hari, minggu, bulan, atau satuan waktu lainnya. Pertumbuhan tidak hanya dipengaruhi oleh faktor genetik saja, ada beberapa hal lain yang berpengaruh besar terhadap pertumbuhan pada domba. Faktor-faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan domba antara lain tingkat pakan, genetik, jenis kelamin, kesehatan, dan manajemen (Gatenby, 1991). Faktor lingkungan seperti iklim, pakan, pencegahan atau pemberantasan penyakit serta tata laksana akan menentukan tingkat pertumbuhan dalam pencapaian

5 dewasa. Seleksi jenis kelamin jantan dan betina harus dipisahkan, sedangkan yang lainnya dijadikan sebagai faktor koreksi (Maynard dan Loosli, 1979). Pertambahan ukuran panjang badan dan tinggi pundak sangat penting terhadap kelanjutan pertumbuhan tubuh dan juga peranannya penting untuk kepentingan seleksi pada ternak. Semakin panjang dan lebar ukuran panjang badan dan tinggi pundak, semakin banyak daerah yang dapat diisi oleh daging atau perototan sebagai media pengikat tulang sehingga akan berpengaruh terhadap bobot badan ternak. Ukuran tubuh tubuh dapat digunakan untuk menaksir bobot badan dan karkas, serta memberi gambaran bentuk tubuh ternak sebagai ciri khas suatu bangsa tertentu (Diwyanto, 1982). Pengukuran ukuran linier permukaan tubuh ternak sebagai sifat kuantitatif dapat digunakan dalam seleksi (Mulliadi, 1996). Panjang badan dan tinggi pundak memiliki hubungan yang positif dengan bobot badan, dimana semakin besar angka panjang badan dan tinggi pundak maka akan semakin berat bobot badan pada domba. Tinggi pundak, lingkar dada dan panjang badan memiliki korelasi positif dengan bobot badan pada domba ekor gemuk (Doho, 1994). Lingkar dada dan panjang badan berkorelasi positif dengan bobot badan domba silangan Lokal Garut jantan pada kelompok Cikadu dengan elastisitas sebesar 0,89 dan 0,70 (Hanibal, 2008). Oleh sebab itu dengan diketahuinya korelasi antara panjang badan dan tinggi pundak pada Domba Lokal yang ada di peternakan Desa Nanggeng Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat akan memperkuat teori pengaruh ukuran-ukuran tubuh terhadap bobot badan.

6 1.6. Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Juni 2016 sampai dengan Agustus 2016, berlokasi di Kampung Nenggeng, Desa Neglasari, Kecamatan Darangdan, Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat.