METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Alat dan Bahan Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti

dokumen-dokumen yang mirip
3 MATERI DAN METODE 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Nyamuk Uji 3.3 Metode Penelitian

HASIL DAN PEMBAHASAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian daya tolak ekstrak daun pandan wangi (P. amaryllifolius) terhadap

III. METODE PENELITIAN. Penelitian penentuan daya tolak ekstrak daun sirih (Piper bettle L.) terhadap

BAHAN DAN METODE Lokasi Pengambilan Sampel

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL ). Perlakuan yang diberikan

HASIL DAN PEMBAHASAN Perilaku Kawin

BAHAN DAN METODE. Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi ekstrak daun

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian eksperimental dengan

STATUS KERENTANAN NYAMUK Aedes aegypti TERHADAP INSEKTISIDA MALATION 5% DI KOTA SURABAYA. Suwito 1 ABSTRAK

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium dengan

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Zoologi Jurusan Biologi Fakultas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (BALITTAS) Karangploso Malang pada bulan Maret sampai Mei 2014.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan konsentrasi

III. METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Syaratnya adalah hanya ada

III. METODE PENELITIAN. Rancangan penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Materi Hewan Percobaan Bahan dan Peralatan

BAB III METODA PENELITIAN. pengaruh ekstrak daun pepaya (Carica papaya) dalam menghambat proses

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014 bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN. rancangan penelitian RAL (Rancangan Acak Lengkap), dengan 7 perlakuan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan September - Oktober 2014 di

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan menggunakan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Biocontrol, Divisi Research and

III. METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized design yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

TABEL HIDUP NYAMUK VEKTOR MALARIA Anopheles subpictus Grassi DI LABORATORIUM.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini termasuk jenis penelitian eksperimental laboratorik dengan

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November Proses ekstraksi

METODE PENELITIAN. Penelitian evaluasi ketahanan beberapa aksesi bunga matahari (Halianthus

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Penelitian Bahan dan Alat

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Penyakit DBD adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus dengue

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode eksperimental laboratorium. dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) atau completely randomized

BAHAN DAN METODE. Gambar 1 Persiapan tanaman uji, tanaman G. pictum (kiri) dan tanaman A. gangetica (kanan)

Perilaku Bertelur Nyamuk Aedes aegypti pada Media Air Tercemar

MATERI DAN METODE. Materi

III. METODE PENELITIAN. Desain Penelitian pada penelitian ini adalah eksperimental dengan

BAB III METODE PENELITIAN

I. MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari-Mei 2014 di Laboratorium. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau.

BAB III METODE PERCOBAAN. Kelompok (RAK) Faktorial dengan 2 faktor perlakuan, yaitu perlakuan jenis

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Tempat dan Waktu. Bahan dan Alat

BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Hama Jurusan Proteksi Tanaman

4 HASIL DAN PEMBAHASAN

BAHAN DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian Metode Penelitian Pengamatan Tempat Perindukan Aedes

BAB III METODE PENELITIAN. Laboratorium Entomologi Balai Penelitian Tanaman Tembakau dan Serat (BALITTAS) Karangploso,

BAHAN DAN METODE. Lokasi dan Waktu Penelitian

UJI EFEKTIFITAS EKSTRAK DAUN PANDAN WANGI (Pandanus amarylifolius) SEBAGAI LARVASIDA TERHADAP LARVA Aedes aegypti

Penyiapan Mesin Tetas

BAB III METODE PENELITIAN. faktorial yang terdiri dari dua faktor dengan 4 kali ulangan. Faktor pertama adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen, karena

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Teknik Pemijahan ikan lele sangkuriang dilakukan yaitu dengan memelihara induk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. 3.1 Waktu dan tempat Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Agustus 2009 di Balai Budidaya Air Tawar (BBAT) Jambi.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Pengaruh Indeks Bentuk Telur terhadap Daya Tetas dan

MATERI DAN METODE. Lokasi dan Waktu. Materi

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian eksperimen karena

BAB III METODE PENELITIAN

KEMAMPUAN REPRODUKSI NYAMUK Aedes aegypti BERDASARKAN KEBERADAAN NYAMUK JANTAN PORMAN HERAWATI PURBA

Cara Ternak Jangkrik

III. BAIIAN DAN METODE

Bagaimanakah Perilaku Nyamuk Demam berdarah?

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Jenis Penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif.

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan dan Alat Metode Penelitian Perbanyakan B. tabaci dan M. persicae

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan bulan Desember 2016 Januari Lokasi

BAB III METODE PENELITIAN T 2 T 3 T 4. : observasi pada perlakuan air rendaman cabai merah segar 10%

III. METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Induk 3.3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan latar belakang masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian,

METODE PENELITIAN. Waktu dan Tempat. Materi

BAB III BAHAN DAN METODE

BAB III METODE PENELITIAN. jumlah tempat perindukan nyamuk yang mempengaruhi populasi larva Aedes

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada1 Maret--12 April 2013 bertempat di Peternakan

Tujuan Penelitian. Manfaat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Entomologi BALITKABI-Malang pada bulan

METODOLOGI PENELITIAN. eksperimental dengan Rancangan Acak Terkontrol. Desain ini melibatkan 5

BAB III METODE PENELITIAN. penelitan the post test only control group design. 1) Larva Aedes aegypti L. sehat yang telah mencapai instar III

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

6. KEBUTUHAN SATUAN PANAS UNTUK FASE PERKEMBANGAN PADA NYAMUK Aedes aegypti (Diptera: Culicidae) DAN PERIODE INKUBASI EKSTRINSIK VIRUS DENGUE

HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 17. Kandang Pemeliharaan A. atlas

JENIS DAN KARAKTER JANGKRIK Jangkrik di Indonesia tercatat ada 123 jenis yang tersebar di pelosok daerah. Namun hanya dua jenis saja yang umum dibudid

BAHAN DAN METODE. Faktor II (lama penyinaran) : T 0 = 15 menit T 1 = 25 menit T 2 = 35 menit

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai dengan November 2012 di

Transkripsi:

14 METODE PENELITIAN Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama tujuh bulan mulai dari bulan Juli 2011 hingga Februari 2012, penelitian dilakukan di Insektarium Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan - Institut Pertanian Bogor. Alat dan Bahan Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah ovitrap yang terbuat dari gelas plastik bervolume 250 ml, gelas plastik kecil bervolume 50 ml, kertas saring, kandang nyamuk ukuran 40 x 40 x 40 cm 3, kantong plastik ukuran 10x7 cm, kapas, botol kecil, nampan, kaca pembesar dan hand counter. Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah telur Aedes aegypti, nyamuk Aedes aegypti, pelet sebagai pakan larva, air gula dan marmut. Pengadaan dan Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti Pemeliharaan Nyamuk Aedes aegypti (Rearing) Pemeliharaan nyamuk diawali dengan memelihara telur yang didapat dari nyamuk Aedes aegypti di Insektarium Bagian Parasitologi dan Entomologi Kesehatan, Departemen Ilmu Penyakit Hewan dan Kesehatan Masyarakat Veteriner, Fakultas Kedokteran Hewan - IPB. Telur yang telah diperoleh, disimpan dan ditetaskan di nampan yang telah berisi air. Telur tersebut akan menetas menjadi larva setelah 2-3 hari. Larva diberi pakan berupa pelet sekali sehari sebanyak 5 sampai 6 butir. Pergantian air dilakukan apabila nampan telah terlihat kotor karena sisa-sisa pakan. Nampan yang berisi larva ditutup dengan menggunakan kain kasa untuk menghindari larva dari predator lain dan mencegah nyamuk lain bertelur di nampan. Perubahan larva menjadi pupa membutuhkan waktu 4 sampai 6 hari. Pupa dipisahkan satu persatu dan dimasukkan ke dalam gelas plastik kecil bervolume 50 ml. Gelas tersebut kemudian ditutup dengan penutup yang telah diberi lubang agar udara masuk. Pupa dipisahkan satu persatu dengan tujuan

15 mengidentifikasikan jenis kelamin nyamuk dan mencegah terjadinya proses perkawinan sebelum dilakukan perlakuan. Pupa akan menjadi nyamuk dewasa pada hari ke 7. Nyamuk dewasa inilah yang akan digunakan dalam penelitian. Perkawinan Pupa yang telah dipisahkan dimasukkan ke dalam gelas plastik kecil bervolume 50 ml, dan setelah menetas menjadi nyamuk dewasa kemudian diseleksi dan dipilih 20 betina dan 10 jantan untuk dimasukkan ke dalam kandang. Penelitian ini menggunakan 5 buah kandang, masing-masing kandang dianggap sebagai satu ulangan (Gambar 9). Setelah semua pupa berubah menjadi nyamuk dewasa, nyamuk tersebut dilepaskan di dalam kandang. Gambar 9 Kandang nyamuk dewasa Kertas saring yang telah diberi garis-garis kotak diletakkan di dalam kandang sebagai tempat penyimpanan telur. Kertas saring tersebut direkatkan pada gelas plastik bervolume 250 ml yang telah diisi seperempat bagian air dari gelas tersebut. Selain itu, di dalam kandang diletakkan pula botol kecil yang berisi air gula dan ditutup dengan kapas karena kapas mampu menyerap air yang digunakan sebagai pakan untuk nyamuk jantan. Pakan nyamuk jantan dan betina berbeda. Pakan nyamuk jantan berupa air gula, sedangkan untuk nyamuk betina diberikan darah marmut. Pemberian darah

16 marmut tersebut dilakukan dengan cara memasukkan marmut ke dalam kandang jepit dan diletakkan di dalam kandang nyamuk. Bagian belakang tubuh marmut dicukur untuk mempermudah nyamuk menghisap darah. Pemberian pakan tersebut berlangsung selama 30 menit atau hingga nyamuk tidak menghisap darah marmut lagi. Pemberian darah ini dilakukan 4 hari sekali disesuaikan dengan siklus gonotrofik. Pengamatan Telur Nyamuk Aedes aegypti meletakkan telurnya pada kertas saring yang berada di dalam kandang. Telur yang berada dikertas saring diambil dan dikeringkan, kemudian dilakukan penghitungan di bawah kaca pembesar untuk mempermudah dan agar tidak terjadi kesalahan dalam penghitungan. Setelah dilakukan penghitungan, telur-telur ini disimpan di dalam plastik ukuran 10x7 cm, dan diberi catatan berupa tanggal atau waktu menurut lama penyimpanan. Telur yang dihasilkan pada siklus gonotrofik 1 disimpan untuk jangka waktu terlama yaitu 180 hari atau 6 bulan, sedangkan telur yang berasal dari siklus gonotrofik terakhir yang memiliki lama penyimpanan paling singkat yaitu 0 hari ditetaskan pada akhir penetasan. Pengulangan dilakukan sebanyak lima kali. Waktu simpan telur tersebut yaitu :

Sumber indukan Siklus gonotrofik Lama penyimpanan (hari) 17 20 Betina dan 10 Jantan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 180 150 120 90 60 30 21 14 7 6 5 4 3 2 1 0 Penetasan telur Penetasan telur dilakukan sesuai dengan lama penyimpanan telur, telur yang dikehendaki ditetaskan di dalam gelas plastik bervolume 250 ml. Gelas tersebut diisi air sebanyak 200 ml dan ditutup dengan kain kasa agar nyamuk lain tidak bertelur di dalamnya. Telur dibiarkan selama 7 hari dengan maksud agar telur dapat menetas secara maksimal karena telur menetas menjadi larva dalam waktu 3 hari pada suhu 30 o C atau 7 hari pada suhu 16 o C (Soegijanto 2006). Penetasan telur nyamuk dilakukan pada kisaran suhu ± 28-30,7 o C dengan rata-rata suhu adalah 28,4 o C, sedangkan kelembaban berkisar antara ± 55-72% dengan rata-rata kelembaban 69% (Lampiran 4). Penetasan telur hanya sampai telur berkembang menjadi larva. Telur yang telah menetas menjadi larva dihitung untuk menentukan daya tetas telur.

18 Analisis Data Data yang diperoleh dari jumlah telur dan daya tetas telur dianalisis dengan menggunakan uji statistik yaitu uji ANOVA one way dan uji lanjut Duncan untuk mengetahui perbedaan secara signifikan atau nyata. Selain menggunakan uji tersebut dilakukan pula uji regresi untuk melihat hubungan antara jumlah telur dengan umur nyamuk terhadap daya tetas.