STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN KEBIDANAN D4 STIKES RESKI

dokumen-dokumen yang mirip
MODEL PEMBELAJARAN SIMULASI SOSIAL. MAKALAH UNTUK MEMENUHI TUGAS MATAKULIAH MODEL MODEL PEMBELAJARAN Yang dibina oleh Bapak Dedi Kuswandi, Dr. M.

2/22/2012 METODE PEMBELAJARAN

BAB II PEMBELAJARAN BERBICARA DAN METODE ROLE PLAYING (BERMAIN PERAN) Para ahli mengemukakan pendapatnya mengenai pengertian berbicara di

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan bangsa Indonesia untuk menciptakan manusia yang berilmu, cerdas dan terampil di lingkungan masyarakat.

II. TINJAUAN PUSTAKA. Salah satu alternatif pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Matematika. Disusun Oleh :

prinsip-prinsip kegiatan belajar-mengajar

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS. baik dari segi kognitif, psikomotorik maupun afektif.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Matematika terdiri dari berbagai konsep yang tersusun secara hierarkis, sehingga

Model Pengajaran Kesadaran Taktis dan Penguasaan Keterampilan. Proses pengajaran melalui pendekatan taktis memanfaatkan bentuk-bentuk permainan

BAB I PENDAHULUAN. Memecahkan masalah merupakan pekerjaan rutin manusia, sebab. dalam kehidupan sehari-hari sering dihadapkan pada masalah.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan dapat dikatakan sebagai salah satu kebutuhan manusia yang

TERMOTIVASI UNTUK MENGELUARKAN IDE-IDENYA DAN MENGUJINYA SERTA MENULARKAN DAN MENGEMBANGKAN POTENSI DIRINYA SECARA MAKSIMAL.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mencakup segala situasi hidup yang memengaruhi pertumbuhan seseorang

BAB III ANALISIS. Komunitas belajar dalam Tugas Akhir ini dapat didefinisikan melalui beberapa referensi yang telah dibahas pada Bab II.

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan sehari-hari. Atas dasar pemikiran tersebut, pendidikan karakter. dengan metode serta pembelajaran yang aktif.

2014 PENERAPAN PENDEKATAN COLLABORATIVE PROBLEM SOLVING DALAMPEMBELAJARAN MATEMATIKA UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUANKONEKSI MATEMATIS SISWA SMP

SOENARJO-ALI MASCHAN MUSA (SALAM): Sebuah Desa yang Teratur

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DAN PEMBELAJARAN COOPERATIF DALAM PEMBELAJARAN APRESIASI KARYA SASTRA. Hesti Setya Harini*

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Efektivitas pembelajaran di sekolah merupakan indikator penting yang

MEMBANGUN KERJASAMA TIM (Team Building)

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan. Untuk menciptakan manusia yang berkualitas tentunya tidak lepas

BAB I PENDAHULUAN. menjadi warga negara yang baik. Hal ini sejalan dalam Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan PP 19 Tahun 2005 Pasal 20 dinyatakan bahwa: Perencanaan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

PENGEMBANGAN KEGIATAN PEMBELAJARAN MAPEl PAI. Oleh Dr. Marzuki FIS -UNY

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB I PENDAHULUAN. yang mendasari perkembangan sains dan teknologi, mempunyai peran

BAB I PENDAHULUAN. salah satu faktor hakiki yang membedakan manusia dari makhluk lainnya.

Reni Rasyita Sari Program Studi Pendidikan Sosiologi Antropologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.

BAB I PENDAHULUAN. dan peluang yang memadai untuk belajar dan mempelajari hal hal yang di

PEMBELAJARAN KOOPERATIF

Strategi dan Seni dalam NEGOSIASI. Lucky B Pangau,SSos MM HP : Lucky B Pangau.

BAB 1 PENDAHULUAN. Mata pelajaran bahasa Indonesia merupakan mata pelajaran yang selalu ada di

Kata Kunci : Model Interaktif dan Pembelajaran IPS

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia dalam kehidupannya tidak pernah berhenti untuk belajar baik

METODOLOGI PEMBELAJARAN INOVATIF. blog: Pendidikan Ilmu Komputer Universitas Pendidikan Indonesia

SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai. Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Matematika. Diajukan Oleh: DIDIK PAMIRSA AJI A

1 Universitas Indonesia

STANDAR PROSES PROGRAM S1 PGSD IKATAN DINAS BERASRAMA UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Penemuan (Discovery Learning) tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para pengajar dalam

BAB I PENDAHULUAN. semakin berkembang sehingga mendorong diperolehnya temuan-temuan baru

TEKNIK-TEKNIK PSIKOEDUKASI

BAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :

BAB I PENDAHULUAN. perangkat media pembelajaran, dan lain-lain. Melalui usaha ini diharapkan proses

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting dalam menciptakan manusia yang bertakwa

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1) dikemukakan bahwa kurikulum untuk jenis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

(Penelitian PTK Pada Siswa Kelas VIII SMP Negeri 1 Nogosari) SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dapat diartikan sebagai produk interaksi berkelanjutan antara

BAB 1 PENDAHULUAN. bahwa komunikasi atau speech acts dipergunakan secara sistematis untuk

BAB II KAJIAN TEORI Pengertian Belajar menurut Teori Konstruktivisme

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan lebih efektif, dinamis, efisien, dan positif yang ditandai

BAB I PENDAHULUAN. rendahnya kualitas pendidikan baik pendidikan formal, informal maupun

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN-SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan sasarannya. Sutikno (2005: 29) mengemukakan bahwa pembelajaran efektif

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan proses untuk membantu manusia dalam

TINJAUAN PUSTAKA. pemahaman dapat dimaksudkan sebagai proses, cara, atau perbuatan memahami.

BAB I PENDAHULUAN. masalah menurut Abdullah dalam J. Tombokan Runtukahu (2000: 307).

BAB II METODE SIMULASI DAN PEMAHAMAN SISWA. atau berbuat seolah-olah. Dan juga simulation yang berarti tiruan atau

Penelitian penting bagi upaya perbaikan pembelajaran dan pengembangan ilmu. Guru bertanggung jawab dalam mengembangkan keterampilan pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. untuk membudayakan manusia (Dhiu, 2012:24). Subjek sentral dalam dunia pendidikan

II. KAJIAN PUSTAKA. 2.1 Teori Yang Melandasi Model Pembelajaran Make A Match

PENDIDIKAN KESEHATAN MASYARAKAT

LISA TRINA ARLYM, SST., M.Keb

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan kualitas sumber daya manusia. Penyelenggaraan. pendidikan diharapkan mampu mencetak manusia yang berkualitas yang

BAB I PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang terus-menerus, bahkan dewasa

Peningkatan Kemampuan Bercerita Melalui Media Gambar Siswa Kelas II SD Negeri Bariri

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat diambil beberapa kesimpulan yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. pesat. Manusia dituntut memiliki keterampilan berpikir kritis, sistematis,

Metode Metode Instruksional Dina Amelia/

Vol. 1 No. 1 Th. Jan-Des 2016 ISSN: Meningkatkan Motivasi Belajar Matematika Siswa Menggunakan Metode Problem Solving

Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. V SDN 02 Jatiharjo, Jatipuro, Karanganyar. 1. Nilai ulangan Formatif banyak yang kurang memenuhi KKM.

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menjadi mandiri. Secara umum dapat dikatakan bahwa pendidikan

BAB II LANDASAN TEORI. 1. Konsep Pembelajaran Berbasis Masalah. a. Masalah, Pedagogi, dan Permbelajaran Berbasis Masalah. 2) Masalah dan Pedagogi

BAB I PENDAHULUAN. belajar yang dicapai siswa dapat memenuhi kriteria pencapaian tujuan yang

SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Pada Program Studi Pendidikan Biologi FKIP UNP Kediri

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan berbagai pihak yang terkait secara bersama-sama dan bersinergi

V. SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN. Berdasarkan hasil konstruksi dan uji hipotesis penelitian dapat disimpulkan bahwa

II. TINJAUAN PUSTAKA. dapat menuju kearah yang lebih baik. Hal ini sesuai dengan pendapat Slameto

BAB I PENDAHULUAN. suatu sistem pendidikan nasional, dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN INOVATIF. Dr. Syamsurizal

Transkripsi:

STRATEGI-STRATEGI YG MEMADUKAN MEDIA PEMBELAJARAN MODEL PERMAINAN DAN SIMULASI MODEL KOOPERATIF MODEL PENEMUAN & PENYELESAIAN MASALAH PENDIDIKAN KEBIDANAN D4 STIKES RESKI

PERMAINAN Suatu pendekatan mengajar yang menggunakan permainan sebgai peralatan mengjar. Tujuannya adalah untuk menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, meningkatkan motivasi dan mengembangkan taktik dan strategi berpikir serta pemerolehan keterampilan. KELEBIHAN Meningkatkan keterlibatan peserta didik Dapat disesuai dengan tujuan belajar Menjangkau beragam suasana: seluruh kelas atau kegiatan individu Menarik perhatian peserta didik pada topik-topik yang spesifik. KEKURANGAN Memancing suasana kompetisi jika tidak diarahkan dapat menimbulkan konflik Menyulitkan bagi peserta didik yang lamban dan tidak terbiasa Memerlukan biaya yang banyak untuk beberapa permaian Dapat menimbulkan niat yang salah arah: tujuan untuk menang sehingga mengurangi esensi belajar.

SIMULASI Cara penyajian pengalaman belajar dengan menggunakan situasi tiruan untuk memahami tentang konsep, prinsip, atau keterampilan tertentu. Simulasi dapat digunakan sebagai metode mengajar dengan asumsi tidak semua proses pembelajaran dapat dilakukan secara langsung pada objek yang sebenarnya. KELEBIHAN Dapat dijadikan sebagai bekal bagi siswa dalam menghadapi situasi yang sebenarnya kelak Mengembangkan kreativitas siswa memupuk keberanian dan percaya diri siswa Memperkaya pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diperlukan dalam menghadapi berbagai situasi sosial yang problematis dapat meningkatkan gairah siswa dalam proses permbelajaran. KEKURANGAN Pengalaman yang diperoleh melalui simulasi tidak selalu tepat dan sesuai dengan kenyataan di lapangan Pengelolaan yang kurang baik, sering simulasi dijadikan sebagai alat hiburan, sehingga tujuan pembelajaran menjadi terabaikan Faktor psikologis seperti rasa malu dan takut sering memengaruhi siswa dalam melakukan simulasi.

Jenis Simulasi Sosidrama: Menyelesaikan masalah sosial: Kenakln Rmj Psikodrama: bermain peran ttg masalah psikologis: Diri Bermain peran: menciptakan peristiwa aktual, sejarah, Peer teaching: teman sejawat Simulasi game: berkompetisi untuk meraih sesuatu Langkah-langkah LANGKAH PERSIAPAN: menetapkan topik & tujuan, memberikan gambaran masalah, menetapkan pemain, kesempatan bertanya PELAKSANAAN SIMULASI: memainkan peran, siswa mengikuti dgn penuh perhatian, guru membantu siswa yg sulit, dihentikan pada saat puncak. MENUTUP : mendiskusikan, menyimpulkan.

MODEL KOOPERATIF Strategi pengelompokkan di mana para siswa bekerja sama untuk saling mendapat keuntungan dari potensi belajar anggota lainnya. Prinsip-prinsip Peran anggota kelompok sebagai bagian dari keseluruhan tim Keterlibatan interaktif di antara anggota kelompok Akuntabilitas individual dan kelompok Anggota yang memiliki keterampilan antara personal dan kepemimpinan Kemampuan memahami belajar personal dan fungsi kelompok.

MODEL KOOPERATIF KELEBIHAN Manfaat Belajar dari beragam kemampuan Dapat bersifat formal atau informal berdasarkan kebutuhan belajar Kesempatan belajar dengan keragaman dapat berlaku dalam jangka panjang Seluruh area konten dapat disertakan dalam belajar kelompok. KEKURANGAN Keterbatasan ukuran kelompok: harus dalam kelompok kecil Berpotensi berlebihan digunakan sehingga efektivitasnya menjadi berkurang Keterbatan anggota kelompok jika hanya dilihat berdasarkan kemampuan yang sama yang dikelompokkan sama.

MODEL PENEMUAN Menggunakan pendekatan induktif atau penyelidikan untuk belajar; strategi ini menyajikan masalah untuk diselesaikan melalui percobaan dan kesalahan (Trial and Error). Prinsip-prinsip Tidak selalu lebih baik membiarkan mereka sendiri untuk menemukan tanpa arahan dan pembinaan yang jelas. Perlu ada panduan sistematis yang dapat merngarahkan penemuan peserta didik Mengintegrasikan model perancah (scaffolding) yakni membangun pengetahuan berdasarkan pengetahuan sebelumnya Yakinkan bahwa peserta didik telah mengetahui pengetahuan dan keterampilan sebelumnya untuk dapat mengarahkan pada pengetahuan dan keterampilan baru.

MODEL PENEMUAN KELEBIHAN Keterlibatan siswa pada semua jenjang pengetahuan Dapat menggunakan langkahlngkah dan prosedur sebelumnya untuk mendapat pengetahuan baru KEKURANGAN Memakan waktu lama baik di dalam kelas maupun di luar ruang kelas Perencanaan melibatkan seluruh komponen masalah yang mungkin terjadi pada siswa Peserta didik dapat mengendalikan proses pembelajaran yang dilakukan sendiri Dapat mengakibatkan salah pengertian tentang suatu konten yang dipelajari.

PROBLEM SOLVING Metode pemecahan masalah bukan hanya sekadar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir, sebab dalam problem solving dapat menggunakan metode-metode lainnya dimulai dengan mencari data sampai kepada menarik kesimpulan LANGKAH-LANGKAH: Ada masalah yang jelas untuk dipecahkan. Masalah ini harus tumbuh dari siswa sesuai dengan taraf kemampuannya Mencari data atau keterangan yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut Menetapkan jawaban sementara dari masalah tersebut Menguji kebenaran jawaban sementara tersebut Menarik kesimpulan

MODEL PROBLEM SOLVING KELEBIHAN Peserta didik terlibat secara aktif dalam pengalaman belajar dunia nyata Hubungan antara pengetahuan dan keterampilan menjadi semakin jelas Tingkat kerumitan masalah bisa dikendalikan, dapat memperkenalkan lebih banyak isu KEKURANGAN Sulit menciptakan masalah yang betul-betul berkualitas Membutuhkan lebih banyak kontrol tentang usia dan pengalaman siswa Memakan waktu lama untuk penyelesaian masalah Harus menanyakan ulang kepada siswa tentang apa yang telah dilakukan dan diselesaikan.

MODEL PERMAINAN MODEL SIMULASI MODEL KOOPERATIF MODEL PENEMUAN PENYELESAIAN MASALAH

KLP IV: