BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG
|
|
- Sudomo Hermanto
- 7 tahun lalu
- Tontonan:
Transkripsi
1 BAB IV ANALISIS PROBLEMATIKA METODE TANYA JAWAB DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 04 MAJALANGU WATUKUMPUL PEMALANG A. Analisis Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang 1. Analisis kurikulum yang digunakan Kurikulum yang digunakan di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang menggunakan surat Dinas Pendidikan Kabupaten Pemalang yakni kurikulum KTSP sebagai acuan namun ada beberapa kurikulum muatan lokal yang diperbaharui dan dimusyawarahkan bersama komite sekolah sebelum diajarkan kepada peserta didik. Menurut analisis peneliti kurikulum yang diajarkan kepada peserta didik di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang sudah memenuhi apa yang dibutuhkan oleh peserta didik, sehingga tidak perlu ada lagi penambahan kurikulum hal ini dikarenakan jumlah jam pelajaran yang diberikan kepada peserta didik sudah maksimal yakni 8 jam pelajaran setiap harinya atau setara dengan 8 x 35 menit = 6 jam. Hanya saja yang perlu ditambah adalah sarana pendukung pendidikannya saja seperti pengadaan laboratorium komputer dan IPA. 73
2 74 2. Analisis Pengelolaan Kegiatan Pembelajaran Pendidikan Agama Islam a. Analisis pengelolaan peserta didik Menurut analisis peneliti, guru PAI tidak melakukan pengelolaan kelas seperti: mengatur posisi tempat duduk dan memilihkan peserta didik teman semejanya, hal ini dikarenakan menurut guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu hal ini adalah kewenangan guru kelas masing-masing ditambahkan lagi guru PAI tidak mengajar kelas setiap harinya. Menurut peneliti sebaiknya guru PAI juga melakukan pengelolaan peserta didik, seperti mengatur posisi tempat duduk karena hal ini akan berdampak kepada minat belajar siswa untuk mengikuti kegiatan belajar mengajar di kelas. Dengan mengatur tempat duduk setiap pembelajaran PAI dimulai diharapkan siswa lebih senang dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar PAI dan pada akhirnya akan meningkatkan pula perhatian mereka terhadap pembelajaran PAI. Hal inilah yang belum dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu. b. Analisis pengelolaan sumber belajar Menurut analisis peneliti, pengelolaan sumber belajar guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu hanya memanfaatkan dan menggunakan sumber belajar yang sudah ada seperti perpustakaan, masjid yang digunakan untuk praktik sholat dan lingkungan alam ini dikarenakan keterbatasan sarana dan prasarana. Menurut peneliti seharusnya guru PAI juga memanfaatkan sumber belajar lainnya seperti menggunakan
3 75 Lembar Kegiatan Siswa, membuat catatan atau rangkuman, menggunakan metode pembelajaran yang bervariatif seperti metode sosiodrama, metode diskusi, metode tutor sebaya dan lain sebagainya, sehingga pembelajaran tidak monoton dan pada akhirnya membuat peserta didik jenuh dan bosan terhadap kegiatan pembelajaran PAI. Peneliti menilai bahwa guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu belum optimal dalam mengelola sumber belajar yang ada di SD Negeri 04 Majalangu. c. Analisis metode yang digunakan oleh guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Menurut analisis peneliti bahwa metode pembelajaran yang paling banyak digunakan oleh guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu antara lain: metode ceramah, metode tanya jawab, metode resitasi, metode demonstrasi, metode drill/menghafal. Menurut peneliti semua metode ini adalah sudah biasa digunakan di sekolah dasar manapun, peneliti menilai tidak ada yang istimewa dalam penggunaan metode tersebut pada pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu. Seharusnya guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu menggunakan metode pembelajaran disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, sehingga tidak asal mengambil metode saja. Apa yang dilakukan oleh guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu dalam penggunaan metode pembelajaran, menurut peneliti masih jauh dari sempurna, perlu latihan lagi dalam penguasaan metode pembelajaran PAI, karena pada
4 76 kenyataannya hanya metode ceramah dan tanya jawab saja yang paling banyak digunakan, sedangkan metode lain hanya jarang atau sekalisekali saja. d. Analisis evaluasi atau penilaian Menurut analisis peneliti bahwa dalam melakukan kegiatan penilaian mata pelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu dilakukan melalui ulangan harian, ulangan tengah semester (MID semester), ulangan akhir semester (UAS), dan ujian akhir. Dan juga dari pantauan pengamatan yang dilakukan oleh guru mata pelajaran PAI sendiri. Sedangkan untuk bentuk penilaiannya berupa pertanyaan lisan di kelas, pilihan ganda, jawaban singkat atau isian singkat, tes uraian, dan menjodohkan. Sedangkan untuk aspek yang dinilai dalam pelaksanaan pembelajaran PAI yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik. Menurut analisis peneliti bentuk evaluasi atau penilaian pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu sudah umum dilakukan oleh guru PAI di sekolah dasar lainnya, tidak ada yang istimewa dalam evaluasi atau penilaian pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu. Seharusnya guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu juga melakukan evaluasi atau penilaian dalam bentuk unjuk kerja (performance). Salah satu jenis penilaian berbasis kelas adalah penilaian unjuk kerja (performance). Teknik penilaian unjuk kerja merupakan proses penilaian yang dilakukan dengan mengamati kegiatan peserta didik dalam melakukan suatu hal. Teknik ini sangat cocok untuk menilai
5 77 ketercapaian ketuntuasan belajar (kompetensi) yang menuntut peserta didik untuk melakukan tugas atau gerak. Dalam pelaksanannya, penilaian berbasis kelas dapat dilakukan dalam situasi formal maupun informal, di luar maupun di dalam kelas, terintegrasi dengan kegiatan belajar mengajar maupun pada waktu tertentu. Penilaian dengan metode ini akan membuat siswa menggunakan pengetahuan dan keterampilan yang dikuasainya untuk menuntaskan kompetensi yang diharapkan. Itulah gambaran tentang pelaksanaan pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Berdasarkan analisis di atas, maka peneliti dapat menyimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang tidak ada yang istimewa atau biasa-biasa saja sama dengan sekolah dasar lainnya. Peneliti mengharapkan agar guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang lebih banyak mengikuti pelatihan dan seminar pendidikan agar dapat menambah ketrampilan dan kreatifitas guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang dalam kegiatan belajar mengajar.
6 78 B. Analisis Problematika Penggunaan Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang 1. Analisis pengelolaan kelas yang kurang efektif Menurut analisis peneliti, guru PAI di di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang dalam mengajar tidak menerapkan pembelajaran yang bervariatif sehingga siswa cenderung merasa bosan disini siswa juga dibiarkan lama menunggu guru karena telat berangkat dan hal ini bukan terjadi sekali dua kali tetapi dalam setiap pelajaran sehingga siswa menjadi ramai dikelas. Menurut analisis peneliti hal ini dikarenakan guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang kurang mendapatkan pelatihan dan seminar pendidikan. Untuk kedepannya nanti diharapkan guru PAI dapat mengikuti berbagai macam pelatihan dan seminar pendidikan baik yang diadakan oleh dinas pendidikan maupun perguruan tinggi negeri maupun swasta sehingga kemampuan guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang dapat meningkat. 2. Analisis masalah psikologis siswa yang merasa malu untuk menjawab Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu menggunakan metode tanya jawab untuk mengetahui sudah sejauh mana penguasaan materi yang disampaikan oleh guru, akan tetapi dalam penggunaan metode tanya jawab ini guru mengalami kendala karena peserta didik yang ditunjuk oleh guru untuk menjawab pertanyaan oleh
7 79 guru peserta didik merasa malu untuk menjawabnya. Dan setelah guru menyerahkan kepada peserta didik untuk bertanya kepada guru peserta didik juga hanya diam saja. Problem seperti ini menjadi pertanyaan oleh guru PAI apakah peserta didik diam karena sudah paham atau belum mengenai materi yang diajarkan. Keseluruhan problematika metode tanya jawab adalah berasal dari diri siswa yakni problem psikologis ada siswa yang merasa malu untuk menjawab, ada siswa yang ragu-ragu dengan jawabannya dan ada pula siswa yang takut untuk menjawab pertanyaan dari guru dikarenakan siswa takut jika jawabannya salah dan ditertawakan oleh siswa yang lain. Untuk mengatasi hal tersebut menurut analisis peneliti sebaiknya guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang melakukan improvisasi yakni dengan cara memanggil nama siswa yang ingin bertanya atau menjawab dan memuji siswa yang berani bertanya atau menjawab tersebut, dengan demikian siswa akan merasa lebih diperhatikan dan dihargai, sehingga rasa malu, ragu-ragu dan takut pada siswa akan hilang lambat laun. Selain itu guru PAI di di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang juga dapat melakukan pendekatan personal atau pribadi dengan cara menanyakan apa yang terjadi pada peserta didiknya, dengan demikian maka permasalahan pribadi pada peserta didik dapat dipecahkan bersama dengan guru, sehingga akan terjalin keterikatan erat antara guru dan siswa.
8 80 3. Analisis masalah alokasi waktu yang minim Dalam pembelajaran PAI alokasi waktunya maksimal hanya 3 jam pelajaran (35 menit) tiap minggunya, jadi dengan alokasi 3 jam pelajaran ini sangat kurang maksimal, karena jumlah materi yang harus disampaikan juga begitu banyak dan sangat luas kajiannya, kebijakan yang diterapkan inilah menjadi salah satu poblem bagi para guru PAI khususnya. Menurut analisis peneliti, diketahui bahwa guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu menghadapi probelmatika tentang waktu pembelajaran yang sangat minim dalam menerangkan materi pembelajaran PAI bagi siswanya. Hal tersebut memungkinkan para guru PAI tidak mencapai target kurikulum yang telah ditentukan pada setiap program pembelajaran. Masalah psikologis yang dihadapi oleh seorang guru akan menbawa arah kecenderungan dalam penyampaian materi yang bersifat monoton dan asal-asalan dalam mengajar. Akibat dari itulah anak didik pun tidak dapat memperolah pengalaman belajar yang sesuai dengan yang diharapan. Untuk mengatasi problematika alokasi waktu pembelajaran PAI yang minim, guru PAI di di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang dapat mengatasinya dengan cara membuat rangkuman atau resume materi yang akan diajarkan sehingga mempersingkat waktu penyampaian materi. Rangkuman atau resume materi tersebut dapat dibagikan pada saat kegiatan pembelajaran sebelumnya sehingga pada saat kegiatan pembelajaran PAI minggu depannya siswa sudah siap dan pahami dengan materi yang akan
9 81 diajarkan, sehingga guru tidak lagi menghadapi permasalahan dengan alokasi waktu pembelajaran yang minim. Itulah beberapa problematika metode tanya jawab dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang yang peneliti temukan. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa prolematika metode tanya jawab dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang terletak pada diri siswa, sebagian siswa merasa malu, ragu-ragu bahkan takut untuk melakukan tanya jawab pada saat pembelajaran PAI, hal ini dapat diantisipasi dengan cara memanggil nama siswa yang akan bertanya dan menjawab dan memberikan pujian serta nilai tambahan bagi siswa yang berani bertanya atau menjawab pertanyaan dari guru. Dengan demikian siswa lebih termotivasi untuk aktif melakukan metode tanya jawab dalam pembelajaran PAI. C. Analisis Solusi Dalam Memecahkan Problematika Metode Tanya Jawab Dalam Pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. 1. Analisis solusi pengelolaan kelas yang kurang efektif Ada beberapa langkah yang dapat ditempuh untuk mengatasi problematika tersebut yaitu :
10 82 a. Meningkatkan pengelolaan tempat belajar dan peserta didik Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu memang belum melakukan pengelolaan tempat belajar dan peserta didik. Settingan tempat duduk juga perlu ditata sedemikian rupa sehingga dapat menunjang kegiatan pembelajaran. Pada dasarnya ada dua pengaturan tempat duduk, yaitu pengaturan tempat duduk secara kelompok, dan secara individual. Pada tempat duduk untuk belajar secara individual diharapkan peserta didik sedapat-dapatnya tidak memperoleh peluang untuk bekerja sama dengan temannya, sedangkan pada tempat duduk untuk belajar berkelompok, peserta didik dapat dengan leluasa bekerjasama dengan sesama peserta didik lain. Dalam pengaturan tempat duduk hendaknya dipertimbankan pula kondisi fisik masing-masing peserta didik. Peserta didik yang memiliki postur tubuh lebih kecil hendaknya ditempatkan di tempat duduk paling depan, dan peserta didik yang mengalami gangguan pengelihatan maupun pendengaran hendaknya ditempatkan dibagian depan. b. Menerapkan strategi pembelajaran PAI secara tepat Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu akan menerapkan active learning atau sistem belajar aktif di mana peserta didik selain sebagai objek pembelajaran juga sebagai subjek pembelajaran yakni peserta didik senantiasa dituntut untuk aktif dalam pembelajaran tidak hanya menerima penjelasan dari guru semata tetapi juga diharapkan ikut termotivasi dalam menambah ilmu
11 83 pengetahuannya di luar yang diberikan oleh guru, misalnya: dengan menggiatkan untuk aktif membaca buku, memberikan tugas latihan mengerjakan soal, memberikan tugas latihan kerja kelompok dan lain sebagainya. 2. Solusi masalah psikologis siswa yang merasa malu untuk menjawab Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu mensiasati problematika yang dihadapi dalam metode tanya jawab dengan cara memberikan iming-iming atau rangsangan kepada peserta didik yang dapat mnejawab pertanyaan dengan memberikan pujian dan nilai tambah, sehingga peserta diidk lebih termotivasi untuk bertanya maupun menjawab pertanyaan yang guru PAI ajukan. Berbagai usaha yang telah dilakukan oleh guru PAI telah berhasil mengubah beberapa sikap siswa yang pemalu menjadi lebih berani dan menjadi lebih akrab contohnya dengan menggunakan beberapa pendekatan sebagai alternatif untuk mendekati peserta didik agar peserta didik tidak merasa malu atau takut untuk menyampaikan pendapatnya atau menjawab dari pertanyaan yang diberikan oleh guru PAI. Sebaikanya, guru PAI perlu menggunakan pendekatan individu untuk mengetahui isi hati peserta didik. Dan guru PAI juga harus menjalin hubungan yang lebih akrab lagi dengan peserta didik supaya tidak ada jarak yang jauh antara peserta didik dengan guru PAI, hal ini untuk membuktikan bahwa guru PAI meruapakan guru yang disegani dan dihormati karena keteladanan dan kewibawaannya.
12 84 3. Solusi masalah alokasi waktu yang minim Menurut analisis peneliti, guru PAI di SD Negeri 04 Majalangu dapat mensiasati problematika alokasi waktu dalam pembelajaran PAI dengan cara sebagai berikut: a. Memberikan tugas kepada peserta didik (pekerjaan rumah) baik secara individu maupun kelompok, untuk pemberian tugas sebaiknya dalam bentuk pertanyaan-pertanyaan tertulis (soal-soal) ataupun dalam bentuk problem solving yang harus dikerjakan oleh peserta didik. Dari hasil pekerjaan peserta didik akan dibahas untuk pertemuan selanjutnya demikin juga tugas-tugas untuk seterusnya diadakan secara rutin dan terprogram, dengan menerapkan sistem ini peserta didik secara tidak langsung dituntut untuk belajar, sebab jika tidak belajar besar kemungkinan peserta didik akan tidak bisa mengerjakan tugas yang diberikan oleh guru. b. Membuat rangkuman atau ikhtisar materi pelajaran dan juga peserta didik dituntut untuk memiliki lembar kerja siswa (LKS) yang berkaitan dengan mata pelajaran PAI, karena dengan pembuatan rangkuman dan penerapan program LKS yang terarah secara efektif dan efisien. Itulah beberapa solusi dalam memecahkan problematika metode tanya jawab dalam pembelajaran PAI di SD Negeri 04 Majalangu Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Berdasarkan penjelasan di atas, peneliti dapat menyimpulkan bahwa problematika metode tanya jawab dalam
13 85 pembelajaran PAI muncul dari dalam diri siswa dan hal tersebut dapat diatasi dengan peran aktif dari guru PAI.
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN
BAB IV ANALISIS PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN PAI KELAS XI SMK NURUL UMMAH PANINGGARAN Pada bab IV akan membahas tentang analisis Pelaksanaan Program Remedial Pada Mata Pelajaran PAI
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran pada dasarnya adalah interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam situasi pendidikan. Salah satu untuk memperbaiki proses
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Metode pembelajaran memiliki peranan yang sangat penting dalam menentukan berhasil atau tidaknya suatu proses belajar mengajar, karena dengan metode yang tepat,
Lebih terperinciIMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING
IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PELAJARAN BIOLOGI KELAS VII-A SMP NEGERI 1 GESI TAHUN AJARAN 2007/2008 SKRIPSI OLEH : NANIK SISWIDYAWATI X4304016 FAKULTAS
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG
BAB IV ANALISIS TERHADAP PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PAI MATERI SEJARAH ISLAM BERBASIS MULTIMEDIA DI KELAS VII SMPN 36 SEMARANG A. Analisis Terhadap Pembelajaran PAI di SMPN 36 Semarang Perpindahan kurikulum
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pendidikan terutama pendidikan IPA di Indonesia dan negara-negara maju.
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan IPTEK yang begitu cepat dan berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Syerel Nyongkotu, 2015
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan yang baik adalah pendidikan yang dapat menghasilkan peserta didik yang berkualitas, berdaya saing tinggi, dan kreatif. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan
Lebih terperinciHasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery
Hasil belajar biologi siswa ditinjau dari penggunaan berbagai metode mengajar dengan pendekatan discovery terpimpin di SMP Oleh: Mia Yuniati NIM K 4302529 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Salah
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa dalam satuan pembelajaran. Guru sebagai salah satu
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan pendidikan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan.
1 BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Keterampilan berbicara sangat diperlukan untuk berkomunikasi lisan. Akan tetapi, apabila kegiatan berkomunikasi terjadi tanpa diawali keterampilan berbicara
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Adakah kecakapan guru untuk dapat menentukan metode mana yang mudah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pembelajaran dalam sebuah sekolah lambat laun sangatlah bervariasi, itu dikarenakan oleh semakin banyaknya mata pelajaran dan tingkat kesulitannya juga bertambah. Dalam
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Masyarakat pada umumnya masih mempunyai persepsi bahwa sejarah merupakan mata pelajaran yang membosankan. Tidak heran jika sampai sekarang pendidikan sejarah
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK
BAB IV ANALISIS PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN TUTOR SEBAYA PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA KELAS V SDN KARANGMLATI 1 DEMAK A. Analisis Aspek-Aspek yang Diteliti Antara Pembelajaran Tutor Sebaya dan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Meningkatan hasil belajar bagi siswa yang kurang mampu dalam memahami mata pelajaran biologi merupakan penelitian tindakan kelas yang direncanakan pelaksanaannya
Lebih terperinciBAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1Pelaksanaan Tindakan Tindakan yang dilaksanakan sesuai dengan rencana yaitu : a. Membuka pelajaran Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam, mengabsen, mengatur
Lebih terperinciBAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO
BAB V ANALISIS PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) DI SMP RAUDLATUL JANNAH WARU SIDOARJO A. Analisis Penggunaan Media Pembelajaran PAI di SMP Raudlatul Jannah Waru Sidoarjo Melihat
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI
176 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI A. Simpulan Bab ini adalah bagian penutup dari tulisan ini dan berdasarkan temuan hasil analisis data yang diperoleh dari kegiatan studi pendahuluan, uji coba terbatas,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk. atas diantaranya adalah siswa harus memiliki kemampuan dalam
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Berlakunya Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di sekolah berimplikasi pada semua guru yang memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan siswa dalam mencapai
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. siswa dan interaksi antara keduanya, serta didukung oleh berbagai unsurunsur
BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Pembelajaran dikatakan berkualitas apabila pembelajaran melibatkan seluruh komponen utama proses belajar mengajar, yaitu guru, siswa dan interaksi antara keduanya, serta
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kemajuan suatu bangsa adalah mengembangkan ilmu. Diperlukan strategi maupun model pembelajaran yang tepat agar proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu faktor penentu perkembangan individu, masyarakat maupun suatu bangsa. Salah satu langkah untuk meningkatkan kemajuan suatu bangsa
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang
I. PENDAHULUAN Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Dalam kehidupan manusia diperlukan manusia yang lainnya, manusia tidak bisa hidup seorang diri. Komunikasi merupakan jembatan untuk menjalin hubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia sekarang sedang menghadapi tantangan yang hebat. Tuntutan untuk mengembangkan sumber daya manusia melalui pendidikan mutlak harus
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA A. Deskripsi Data Pendidikan karakter dalam pembelajaran Akidah Akhlak kelas rendah di MI Al-Mubarokah, memiliki suatu tujuan yaitu meningkatkan mutu penyelenggaraan dan hasil
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian 4.1.1 Deskripsi Kondisi Prasiklus Gambaran yang dijadikan pangkal menentukan permasalahan upaya peningkatan hasil belajar IPA di kelas V SD menggunakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Hasil belajar merupakan tujuan proses pembelajaran yang terdiri dari 3 ranah yaitu kognitif, afektif, psikomotoris. Ranah kognitif (cognitive) berhubungan dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. dan nilai-nilai. Undang-undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan selalu berlangsung dalam suatu lingkungan, yaitu lingkungan pendidikan. Lingkungan ini mencakup lingkungan fisik, sosial, budaya, politis, keagamaan, intelektual,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. bagi kehidupan siswa sekarang maupun masa yang akan datang. dengan perkembangan zaman. Di SDN Semampir mata pelajaran Bahasa
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia adalah mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan masyarakat, sehingga peajaran Bahasa Indonesia sangat penting bagi kehidupan siswa sekarang
Lebih terperinciJurnal Ilmiah Guru COPE, No. 02/Tahun XVIII/November 2014
PENINGKATAN HASIL BELAJAR PRAKTEK MENGELAS TINGKAT LANJUT DENGAN PROSES LAS BUSUR MANUAL PADA KAMPUH I MENGGUNAKAN METODE TUTOR SEBAYA Agus Heri Prasetya Guru SMK Negeri 5 Surakarta Abstrak Dalam meningkatkan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan mata pelajaran yang berkaitan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis. IPA bukan hanya kumpulan pengetahuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari,
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Geografi merupakan satu dari sekian banyak disiplin ilmu yang dipelajari, oleh siswa dimulai dari jenjang sekolah dasar sampai perguruan tinggi. Pada jenjang
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Sekolah Tempat penelitian ini adalah MI Cepiring yang beralamatkan Desa Cepiring RT 10/RW 04 Cepiring Kabupaten Kendal. Ditinjau dari tenaga pengajarnya,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Kegiatan belajar mengajar pada lembaga pendidikan formal merupakan kegiatan paling pokok dalam keseluruhaan proses pendidikan dan tidak terlepas dari peran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses pembelajaran merupakan inti dari proses pendidikan. Dalam proses belajar mengajar terdapat kesatuan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dengan
Lebih terperinciBAB I. pola pikir siswa tidak dapat maju dan berkembang. pelajaran, sarana prasarana yang menunjang, situasi dan kondisi belajar yang
1 BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Kurang aktifnya siswa dalam proses KBM, dipengaruhi banyak faktor, salah satunya strategi pembelajaran yang kurang menarik bagi siswa. Siswa yang cenderung
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. belajar, sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai. usaha peningkatan mutu pendidikan. Mutu pendidikan dapat dilihat dari
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sekolah merupakan salah satu tempat dimana siswa mendapatkan ilmu secara formal. Sekolah bukan hanya tempat menimba ilmu, tetapi juga sebagai tempat berkumpul,
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014
BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KURIKULUM MUATAN LOKAL DI KELAS V SDN SAPURO 05 PEKALONGAN TAHUN AJARAN 2013/2014 A. Analisis Proses Pembelajaran Muatan Lokal di Kelas V SDN Sapuro 05 Pekalongan Pelaksanaan
Lebih terperinciJurnal Bio-Natural (Jurnal Pendidikan Biologi) Vol. 1, No. 2, September-Februari 2015, hlm 1-32
IMPLEMENTASI PEMBELAJARAN IPA-KIMIA DENGAN MENGGUNAKAN PERCOBAAN SEDERHANA BERBASIS BAHAN ALAM UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS VII SMPN 2 MUARA BATU Juwairiah 1) 1 Prodi Pendidikan Matematika,
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
23 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Kondisi Awal Sebelum pelaksanaan penelitian dengan menggunakan metode demonstrasi, rata-rata hasil belajar IPA semester I kelas III SD Negeri Karangwotan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran, agar peserta didik secara aktif dapat mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya
1 1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Pemerintah telah berusaha meningkatkan mutu pendidikan, diantaranya dengan melakukan perubahan kurikulum pendidikan yaitu dari Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA), Kurikulum
Lebih terperinciRENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 03
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) 03 Nama Sekolah Mata Pelajaran Kelas/ Semester Materi Pokok Standar Kmpetensi Alokasi Waktu : SMK : Matematika : XI/Ganjil : Program Linier : Memecahkan Masalah Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) memiliki peran yang sangat penting dalam kemajuan IPTEK yang begitu cepat dan berpengaruh dalam dunia pendidikan terutama pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Guru memegang peranan penting dalam membentuk watak bangsa dan mengembangkan potensi siswa. Potensi siswa dikembangkan sesuai dengan bakat dan kemampuan yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan suatu usaha untuk membantu pengembangan potensi dan kemampuan subjek didik sehingga bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat pada
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam Undang-Undang RI No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan. Nasional :
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti di dalam kehidupan manusia, karena pendidikan mempunyai peranan penting bagi kelangsungan hidup manusia.
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA
52 BAB IV ANALISIS IMPLEMENTASI KTSP PADA MATA PELAJARAN FIKIH KELAS VII DI MTS MIFTAHUL FALAH DAN PROBLEMATIKANYA SERTA SOLUSINYA A. Analisis Implementasi KTSP Mata pelajaran Fikih 1. Analisis Kurikulum
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang
220 BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Dalam bab ini dikemukakan beberapa simpulan dan rekomendasi yang didasarkan pada analisis temuan-temuan penelitian Studi Tentang Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana penting dalam meningkatkan sumber daya manusia. Dengan pendidikan diharapkan mampu melahirkan suatu generasi masa depan yang berkualitas
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran untuk menambah wawasan di suatu bidang. Kompetensi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kurikulum 2013 merupakan kurikulum yang mencakup kompetensi pengetahuan, keterampilan dan sikap secara terpadu. Penilaian pada kurikulum 2013 menggunakan penilaian autentik.
Lebih terperinciBAB II KAJIAN PUSTAKA
9 BAB II KAJIAN PUSTAKA A. Deskripsi Teori dan Penelitian Relevan 1. Deskripsi Teori a. Belajar Belajar merupakan suatu proses memperoleh pengetahuan dan pengalaman dalam wujud perubahan tingkah laku dan
Lebih terperinciBAB 1 PENDAHULUAN. peserta didik, sehingga yang bersangkutan mampu memiliki dan memecahkan. kehidupan sehari-hari saat ini maupun yang akan datang.
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pendidikan selalu mengalami pembaharuan dalam rangka mencari struktur kurikulum, sistem pendidikan dan metode pembelajaran yang efektif dan efisien. Upaya
Lebih terperinciBAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL
BAB II PERSIAPAN, PELAKSANAAN, DAN ANALISIS HASIL A. PERSIAPAN Sebelum pelaksanaan PPL banyak hal yang perlu dipersiapkan dan dilaksanakan oleh mahasiswa. Beberapa hal yang dilakukan mahasiswa dalam rangka
Lebih terperinciSkripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K
PENAMBAHAN MEDIA BELAJAR PADA KOMPETENSI DASAR KEDUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI SMA N 7 SURAKARTA Skripsi Oleh: Lilis Rahmawati NIM K4303038 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan yang
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Prosedur Penelitian Penelitian tindakan ini dilakukan di SMK Muhammadiyah 1 Klaten Utara. Sebelum melaksanakan penelitian, peneliti melakukan persiapan-persiapan
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN. pendidikan. Guru merupakan kunci utama dalam pelaksanaan Kurikulum, maka
BAB V PEMBAHASAN Salah satu komponen penting dalam pendidikan adalah Kurikulum. Perubahan Kurikulum sekolah dari Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menjadi Kurikulum 2013 dimaksudkan untuk meningkatkan
Lebih terperinciBAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI
BAB IV ANALISIS KETERCAPAIAN STANDAR ISI MATA PELAJARAN AL-QUR AN HADITS DI MI A. Analisis Ketercapaian Standar Isi Mata Pelajaran Al-qur an Hadits Semester II kelas V MI 1. Analisis Ketercapaian Standar
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan
1 I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Perkembangan dunia yang begitu pesat ditandai dengan kemajuan ilmu dan teknologi, pergeseran kekuatan ekonomi dunia serta dimulainya perdagangan antarnegara
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pembelajaran fisika di SMP Muhammadiyah 1 Kalianda guru sudah mencoba memberikan pembelajaran dengan metode yang ditujukan untuk merangsang aktivitas siswa untuk
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling
Meningkatkan Hasil Belajar IPA Khususnya Materi Energi dan Perubahannya Melalui Pembelajaran Quantum Teaching di Kelas V SDN Inpres Matamaling Sri Winarti Durandt, Irwan Said, dan Ratman Mahasiswa Program
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Pendidikan memegang peranan penting terhadap perkembangan bangsa dan negara. Karena pendidikan merupakan tolak ukur maju atau tidaknya suatu bangsa. Agar pendidikan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar merupakan bagian penting lembaga formal, dalam proses tersebut adalah adanya subjek didik dan siswa yang belajar. Keberhasilan dalam suatu pengajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. menyatakan bahwa proses belajar mengajar merupakan upaya yang dilakukan. aspek yang lain yang digunakan untuk mencapai tujuan.
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses belajar mengajar atau pembelajaran merupakan suatu kegiatan melaksanakan kurikulum dalam lembaga pendidikan agar siswa dapat mencapai tujuan yang diharapkan.
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah aktivitas dan usaha manusia untuk meningkatkan kepribadiannya baik jasmani dan rohani dengan suatu hasil atau prestasi. Pendidikan juga berarti
Lebih terperinciBAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan
BAB II LANDASAN TEORI A. Metode Pembelajaran Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan diterapkan seiring dengan pemanfaatan media dan sumber belajar (Prawiradilaga, 2008). Menurut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Perkembangan sains dan teknologi dewasa ini menuntut sumber daya manusia yang berkualitas. Sumber daya manusia yang berkualitas adalah manusia yang
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan menduduki posisi sentral dalam pembangunan. Kualitas sumber daya manusia merupakan aspek yang dominan terhadap kemajuan suatu bangsa. Manusia dituntut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Peningkatan kualitas pada berbagai jenis dan jenjang pendidikan termasuk SD merupakan titik berat dari pembangunan masa kini dan masa mendatang. Banyak hal
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang sesuai dengan kebutuhan. Pendidikan selalu mengalami pembaharuan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sebuah proses dengan metode tertentu sehingga peserta didik memperoleh pengetahuan, pemahaman, dan cara bertingkah laku yang sesuai dengan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) umumnya
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pelaksanaan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) umumnya masih mengalami kendala. Kendala yang dihadapi antara lain: guru belum bisa mengembangkan materi
Lebih terperinciBAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA
BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA A. Deskripsi Data MAN Purwodadi adalah Madrasah Aliyah Negeri yang terletak di kabupaten Grobogan jawa tengah, tepatnya di jalan diponegoro no. 22 Purwodadi. Sekolah tersebut
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata pelajaran pokok yang ada di Sekolah Dasar. Selain merupakan mata pelajaran pokok IPS juga merupakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. yang dilakukan, diarahkan untuk mencapai tujuan tertentu yang telah
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dan siswa. Interaksi yang bernilai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Deskripsi Subjek Penelitian Sekolah Dasar Negeri 3 Batursari Kecamatan Sapuran Kabupaten Wonosobo terletak di Jln. Kuncen Ds Batursari, berdiri sejak tahun 1985,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).
1 I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan paradigma dalam pendidikan dan pembelajaran, khususnya pada jenis dan jenjang pendidikan formal (persekolahan),
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di
I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Berdasarkan observasi dan wawancara dengan guru mata pelajaran kimia di SMAN 2 Pringsewu, diperoleh bahwa nilai rata-rata nilai ulangan harian siswa kelas X pada materi
Lebih terperinciBAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI. gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan
BAB V SIMPULAN DAN REKOMENDASI Pada bagian deskripsi, analisis dan pembahasan telah di paparkan gambaran mengenai Implementasi Muatan Lokal Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dalam Mewujudkan Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Kurikulum 2013 pada tingkat dasar menggunakan pendekatan pembelajaran saintifik dari kelas I sampai dengan kelas VI. Pembelajaran tematik saintifik mengedepankan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Undang-Undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. siswa secara fisik dan emosional dimana siswa diberi tugas untuk kemudian
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dalam dunia pendidikan, pembelajaran yang efektif adalah pembelajaran yang menyediakan kesempatan belajar sendiri atau melakukan aktivitas sendiri (Hamalik, 2001:82).
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. kritis, kreatif dan mampu bersaing menghadapi tantangan di era globalisasi nantinya.
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Guru merupakan pemegang peran utama dalam proses pembelajaran karena guru mempunyai peranan penting dalam keberhasilan siswa menerima dan menguasai pelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. evaluasi. Kesemua unsur-unsur pembelajaran tersebut sangat mempengaruhi
1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pelaksanaan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi antara guru dan siswa atau pembelajar beserta unsur-unsur yang ada di dalamnya. Pembelajaran
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa,
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses Pembelajaran adalah kegiatan yang bernilai edukatif. Nilai edukatif tersebut mewarnai interaksi yang terjadi antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa,
Lebih terperinciBAB III METODE PENELITIAN
BAB III METODE PENELITIAN A. Pendekatan dan Jenis Penelitian Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kuantitatif dan kualitatif. Deskriptif kuantitatif yaitu hasil penelitian yang
Lebih terperinciMeningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Stad Pada Mata Pelajaran IPA di Kelas V SDN 10 Biau Harsono M. Timumun, Muchlis L. Djirimu, Lestari M.P. Alibasyah Mahasiswa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Sistem pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan. Perubahan perubahan itu terjadi karena telah dilakukan berbagai usaha pembaharuan dalam pendidikan,
Lebih terperinciI. PENDAHULUAN. SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin
1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah SMA Negeri 12 Bandar Lampung terletak di jalan H. Endro Suratmin Sukarame Bandar Lampung. Pada SMA 12 ini proses belajar mengajar masih menggunakan metode pembelajaran
Lebih terperinciBAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN. A. Perencanaan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural SDN Percobaan
73 BAB V PEMBAHASAN TEMUAN PENELITIAN A. Perencanaan Kurikulum PAI Berbasis Multikultural SDN Percobaan Palangka Raya Perencanaan berarti memutuskan apa yang akan dilakukan, bagaimana melakukannya, siapa
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Sehingga untuk mengantisipasi kelemahan pembelajaran konvensional, maka
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan pada masa sekarang ini memerlukan adanya pembaruan di bidang strategi pembelajaran dan peningkatan relevansi pendidikan. Strategi pembelajaran dikatakan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dalam pembukaan UUD 1945 dijelaskan bahwa salah satu tujuan dari pembentukan Negara RI adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal ini tentunya menuntut adanya penyelenggaraan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. penting, karena sistem pembelajaran matematika dewasa ini sangat
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Keterampilan pemecahan masalah merupakan hal yang sangat penting, karena sistem pembelajaran matematika dewasa ini sangat menekankan pada pendayagunaan keterampilan
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan sebagai proses pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan salah satu usaha manusia untuk mengembangkan potensi yang dimiliki agar dapat hidup bermasyarakat dan memaknai hidupnya dengan nilai-nilai
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN. A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team
BAB IV HASIL PENELITIAN A. Perencanaan Pelaksanaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Team Assisted Individualization Pada Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam Kelas VII di SMP Negeri 3 Gunung Talang
Lebih terperinciPenerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018
Penerapan LKS Melalui Metode Pemecahan Masalah Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VIII a SMP Negeri 3 Madapangga Tahun Pelajaran 2017/2018 Nehru dan Nurfathurrahmah Abstrak: Pendidikan di Indonesia
Lebih terperinciBAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
35 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Pelaksanaan Tindakan Penelitian ini merupakan jenis Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang dilakukan oleh peneliti yang menggunakan rancangan penelitian model
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Salah satu pelajaran yang diajarkan di SD adalah Ilmu Pengetahun
1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tujuan pendidikan di SD mencakup pembentukan dasar kepribadian siswa sebagai manusia Indonesia seutuhnya sesuai dengan tingkat perkembangan dirinya, pembinaan,
Lebih terperinciBAB I PENDAHULUAN. pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan cara untuk mencerdaskan bangsa yang sesuai dengan pembukaan Undang Undang Dasar 1945 alinea ke 4 serta ingin mencapai tujuan pendidikan
Lebih terperinci