BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Alpukat merupakan tumbuhan yang kini banyak dibudidayakan di negaranegara

dokumen-dokumen yang mirip
TINJAUAN PUSTAKA. empat di dunia. Ubi jalar merupakan salah satu sumber karbohidrat dan memiliki

PEMBUATAN TEPUNG JAGUNG

II. TINJAUAN PUSTAKA A. TEPUNG BERAS B. TEPUNG BERAS KETAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara bagian tropis yang kaya akan sumber daya

II. TINJAUAN PUSTAKA. Sumping merupakan makanan tradisional yang berasal dari Bali, pada di

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat yang

LAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA PANGAN KARBOHIDRAT II UJI MOORE. Diajukan Untuk Memenuhi Persyaratan Praktikum Biokimia Pangan

PRODUKSI GULA CAIR DARI PATI SAGU SULAWESI TENGGARA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Selatan. Buah naga sudah banyak di budidayakan di Negara Asia, salah satunya di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menyebut tanaman jali dengan sebutan hanjali, hanjaeli, jali,-jali, jali, maupun jelai.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara tropis yang kaya akan buah-buahan. Iklim

I. PENDAHULUAN. Jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) merupakan salah satu jenis sayuran sehat

I PENDAHULUAN. Bab ini menguraikan mengenai : (1.1.) Latar Belakang, (1.2.) Identifikasi

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar (Ipomoea batatas L) merupakan salah satu hasil pertanian yang

Nova Nurfauziawati Kelompok 11A V. HASIL PENGAMATAN. Tabel 1. Kontak dengan peralatan pengolahan besi. Sampel Warna Tekstur Warna Tekstur

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar merupakan jenis umbi-umbian yang dapat digunakan sebagai pengganti

PENGERINGAN PENDAHULUAN PRINSIP DAN TUJUAN PENGOLAHAN SECARA PENGERINGAN FAKTOR-FAKTOR PENGERINGAN PERLAKUAN SEBELUM DAN SETELAH PENGERINGAN

II. TINJAUAN PUSTAKA. dan banyak tumbuh di Indonesia, diantaranya di Pulau Jawa, Madura, Sulawesi,

1 I PENDAHULUAN. Identifikasi Masalah, (1.3) Maksud dan tujuan Penelitian, (1.4) Manfaat

BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

I PENDAHULUAN. Pada pendahuluan menjelaskan mengenai (1) Latar Belakang, (2)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana Mill merupakan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Durian (Durio zibethinus Murr.) adalah salah satu buah yang sangat popular

I PENDAHULUAN. selain sebagai sumber karbohidrat jagung juga merupakan sumber protein yang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Standar Nasional Indonesia mendefinisikan tepung terigu sebagai

I. PENDAHULUAN. kayu yang memiliki nilai gizi tinggi dan dapat dimanfaaatkan untuk berbagai jenis

PENGARUH KONSENTRASI NATRIUM METABISULFIT (Na2S2O5) DAN LAMA PERENDAMAN TERHADAP KARAKTERISTIK TEPUNG KECAMBAH KEDELAI

I. PENDAHULUAN. tidak rata karena mata tunas dan warna daging dari putih hingga kuning

I. PENDAHULUAN. Produk pangan fungsional (fungtional food) pada beberapa tahun ini telah

II. TINJAUAN PUSTAKA. A. Kue Bolu. Kue bolu merupakan produk bakery yang terbuat dari terigu, gula,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

02/12/2010. Presented by: Muhammad Cahyadi, S.Pt., M.Biotech. 30/11/2010 mcahyadi.staff.uns.ac.id. Kemanisan

II. TINJAUAN PUSTAKA. tapioka menjadi adonan yang kemudian dibentuk menjadi bola-bola seukuran bola

BAB I PENDAHULUAN. seperti Indonesia. Salah satu genus umbi-umbian yaitu genus Dioscorea atau

sebesar 15 persen (Badan Pusat Statistik, 2015).

Pengeringan Untuk Pengawetan

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB I PENDAHULUAN. Orde Baru bersamaan dengan dibentuknya Bulog (Badan Urusan Logistik) pada

TINJAUAN PUSTAKA. A. Deskripsi dan Kedudukan Taksonomi Kluwih (Artocarpus communis)

KARBOHIDRAT. Karbohidrat berasal dari kata karbon (C) dan hidrat atau air (H 2 O). Rumus umum karborhidrat dikenal : (CH 2 O)n

TANAMAN PENGHASIL PATI

BAB I PENDAHULUAN. Pati merupakan polisakarida yang terdiri atas unit-unit glukosa anhidrat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar adalah salah satu komoditas pertanian yang bergizi tinggi, berumur

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pembuatan Ikan Tongkol (Euthynnus affinis) Asap. Pengolahan ikan tongkol (Euthynnus affinis) asap diawali dengan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBANDINGAN TEPUNG SINGKONG DENGAN TEPUNG TALAS DAN KONSENTRASI SERBUK TEH HIJAU TERHADAP KARAKTERISTIK COOKIES (KUE KERING) BERBASIS UMBI- UMBIAN

KARBOHIDRAT DALAM BAHAN MAKANAN

II. TINJAUAN PUSTAKA A. UBI JALAR

I. PENDAHULUAN. dan dikenal dengan nama latin Cucurbita moschata (Prasbini et al., 2013). Labu

I. PENDAHULUAN. daratan Malaya. Belimbing wuluh (Averrhoa bilimbi Linn.) banyak ditemui

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sumber genetik tanaman jagung berasal dari benua Amerika. Konon

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

TINJAUAN PUSTAKA. Daging ayam juga merupakan bahan pangan kaya akan gizi yang sangat. diperlukan manusia. Daging ayam dalam bentuk segar relatif

I PENDAHULUAN. (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu. dan termasuk ke dalam famili Solanacea. Buahnya merupakan sumber vitamin

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Lemak dan minyak adalah golongan dari lipida (latin yaitu lipos yang

I PENDAHULUAN. kandungan gizi yang cukup baik. Suryana (2004) melaporkan data statistik

HASIL DAN PEMBAHASAN. Penelitian Tahap Pertama. Tabel 6. Komposisi Kimia TDTLA Pedaging

IV HASIL DAN PEMBAHASAN

I. PENDAHULUAN. Ubi jalar mengandung karbohidrat sebanyak 27,9 g yang dapat menghasilkan

PENDAHULUAN. Latar Belakang. Ubi jalar (Ipomea batatas L.) di Indonesia belum dianggap sebagai

Prinsip-prinsip Penanganan dan Pengolahan Bahan Agroindustri

Penggolongan minyak. Minyak mineral Minyak yang bisa dimakan Minyak atsiri

HASIL DAN PEMBAHASAN

Bakteri memerlukan Aw relatif tinggi untuk pertumbuhan > 0,90

BAB I PENDAHULUAN. kolagen alami hewan yang terdapat pada kulit, tulang, tulang rawan, dan

I PENDAHULUAN. Pemikiran, (6) Hipotesis Penelitian, dan (7) Tempat dan Waktu Penelitian.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk mie yang dikeringkan hingga mencapai kadar air sekitar 8-10% (Mulyadi

TINJAUAN PUSTAKA. berat kering beras adalah pati. Pati beras terbentuk oleh dua komponen yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kacang koro pedang mempunyai kandungan karbohidrat (66,1%) dan

I. PENDAHULUAN. Pemanfaatan ubi jalar ungu sebagai alternatif makanan pokok memerlukan

BAB I PENDAHULUAN. perikanan yang sangat besar. Oleh karena itu sangat disayangkan bila. sumber protein hewani, tingkat konsumsi akan ikan yang tinggi

Proses Pembuatan Madu

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. batok sabut kelapa (lunggabongo). Sebelum dilakukan pengasapan terlebih dahulu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

LAMPIRAN B1 E2 A3 E3 B3

I PENDAHULUAN. diantaranya adalah umbi-umbian. Pemanfaatan umbi-umbian di Indonesia belum


Lampiran 1. Uji Post Hoc One Way Anova Rendemen Kelolosan Tepung Bengkuang "Lokal 1" dan "Lokal 2 dengan Berbagai Perlakuan Pretreatment

I. PENDAHULUAN. Pangan fungsional adalah pangan yang kandungan komponen aktifnya dapat

BABI PENDAHULUAN. Pisang merupakan salah satu tanaman hortikultura yang penting di dunia

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

4. HASIL DAN PEMBAHASAN

I PENDAHULUAN. hampir di seluruh wilayah di Indonesia. Kelapa termasuk dalam famili Palmae,

BAB II LANDASAN TEORI

I. PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan mengenai: (1) Latar Belakang, (2) Identifikasi

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. maka perlu untuk segera dilakukan diversifikasi pangan. Upaya ini dilakukan

2 TINJAUAN PUSTAKA. Gambar 1 Ikan Selais (O. hypophthalmus). Sumber : Fishbase (2011)

POLISAKARIDA. Shinta Rosalia Dewi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

5.1 Total Bakteri Probiotik

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. proses produksi baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan dan

I PENDAHULUAN. mempunyai nilai ekonomi tinggi sehingga pohon ini sering disebut pohon

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. populer di kalangan masyarakat. Berdasarkan (SNI ), saus sambal

I PENDAHULUAN. (2) Identifikasi Masalah, (3) Maksud dan Tujuan Penelitian, (4) Manfaat

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

II KAJIAN KEPUSTAKAAN. merupakan problema sampai saat ini. Di musim kemarau hijauan makanan ternak

Transkripsi:

4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Alpukat Alpukat merupakan tumbuhan yang kini banyak dibudidayakan di negaranegara tropis. Buah alpukat sangat dikenal dan digemari karena memiliki kandungan gizi yang tinggi. Tumbuhan ini memiliki batang yang dapat mencapai tinggi 20 m dan menghasilkan buah berwarna hijau tua kecoklatan. Pohon alpukat dapat tumbuh dengan baik di dataran rendah, namun akan menghasilkan buah yang lebih memuaskan apabila ditanam pada ketinggian 200-1.000 m di atas permukaan laut (dpl), pada daerah tropik dan subtropik yang memiliki curah hujan tinggi (Yuniarti, 2008). Buah alpukat memiliki daging yang bertekstur lembut dan berwarna kehijauan pada bagian dekat kulit dan berwarna kuning pada bagian yang semakin dekat dengan biji. Buah alpukat mengandung lemak sehat yang dapat meningkatkan kadar kolesterol HDL (High Density Lipoprotein) (Sholhah et al., 2013). Alpukat merupakan jenis tumbuhan dengan biji berkeping dua atau dikotil dengan bentuk bulat seperti bola berdiameter 2,5-3 cm dan berwarna putih kemerahan (Aspan, 2008). Berbeda dengan daging buahnya, biji alpukat sangat jarang dikonsumsi karena pada umumnya masyarakat tidak mengetahui kandungan penting di dalam biji alpukat. Menurut penelitian Marlinda et al., (2012) biji buah alpukat mengandung senyawa alkaloid, tanin, triterpen, dan kuinon. Tanin yang terdapat pada biji alpukat dapat digunakan sebagai astringen 4

5 yang dipercaya mampu mengendapkan protein selaput lendir di permukaan usus halus dan membentuk lapisan yang berfungsi melindungi usus, sehingga dapat menurunkan kadar glukosa darah (Anggraeni, 2006). Selain itu, biji alpukat juga memiliki senyawa penting lainnya, antara lain amilosa dan amilopektin yang merupakan komponen utama dari pati. Komposisi kimia biji buah alpukat dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Komposisi Kimiawi Biji Alpukat Komponen Kandungan (%) Serat kasar 1,2 Kadar air 10,2 Kadar pati 81,0 a) Amilopektin 37,7 b) Amilosa 43,3 Sumber: Winarti dan Purnomo (2006) 2.2 Pati Pati adalah senyawa polisakarida yang terdiri dari monosakarida yang berikatan melalui ikatan glikosida. Pati tersusun paling sedikit oleh tiga komponen utama yaitu amilosa, amilopektin dan material antara (protein dan lemak). Struktur pati terdiri dari butiran-butiran kecil yang disebut granula dan mempunyai bentuk serta ukuran berbeda-beda tergantung dari sumbernya. Granula pati terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas. Fraksi terlarut disebut amilosa dan fraksi yang tidak terlarut disebut amilopektin (Winarno, 2002). Amilosa memiliki rantai yang lurus dan terdiri dari molekulmolekul glukosa berikatan α-(1,4)-d-glukosa. Amilosa memiliki kemampuan untuk membentuk kristal karena struktur rantai polimernya yang sederhana (Taggart, 2004). Struktur amilosa dapat dilihat pada Ilustrasi 1. 5

6 Ilustrasi 1. Struktur Amilosa (Rahmayanti, 2010) Pada dasarnya, struktur amilopektin sama seperti amilosa, yaitu terdiri dari rantai pendek α-(1,4)-d-glukosa dalam jumlah yang besar. Perbedaannya ada pada tingkat percabangan yang tinggi dengan ikatan α-(1,6)-d-glukosa dan bobot molekul yang besar (Rahman, 2007). Struktur amilopektin dapat dilihat pada Ilustrasi 2. Karakteristik pati biji alpukat adalah memiliki warna putih kecoklatan, granula halus, dan kadar patinya sekitar 80%. Hal ini menunjukkan bahwa pati biji alpukat dapat dikatakan melebihi kadar pati jagung yang memiliki kadar pati sekitar 57% dengan ukuran granula 1-7 µm untuk jagung ukuran kecil dan 15-20 µm untuk jagung ukuran besar (Cui, 2005). Pati jagung memiliki warna yang lebih putih jika dibandingkan dengan pati biji alpukat, hal ini disebabkan pati biji alpukat mudah mengalami reaksi pencoklatan akibat reaksi dari enzim polifenolase. 6

7 Ilustrasi 2. Struktur Amilopektin (Rahmayanti, 2010) Ekstraksi pati merupakan suatu proses untuk mendapatkan pati dari suatu tanaman dengan cara memisahkan pati dari komponen lainnya yang terdapat pada tanaman tersebut. Ada beberapa metode dalam ekstraksi pati, antara lain alkaline steeping, wet milling, protein digestion, dan high intensity ultrasound (Drapcho et al., 2008). Metode alkaline steeping merupakan metode dalam ekstraksi pati yang menggunakan senyawa alkali untuk mendispersikan matriks protein sehingga pati yang terbentuk bebas dari protein. Langkah-langkah utama dalam isolasi pati dengan alkaline steeping yaitu perendaman, pengeringan, penghancuran, screening, pencucian, sentrifugasi, dan sedimentasi (Lawal dan Adebowale, 2003). Standar mutu tepung pati yang umum digunakan adalah tepung tapioka. Persyaratan mutu tepung pati ini dibagi menjadi tiga kelas mutu dengan standar yang berbeda. Tabel syarat mutu tepung tapioka dapat dilihat pada Tabel 2. 7

8 Tabel 2. Syarat Mutu Tepung Tapioka Menurut SNI 01-3451-1994 No. Jenis Uji Satuan Persyaratan Mutu I Mutu II Mutu III 1. Kadar Air % Maks. 15.0 Maks. 15.0 Maks. 15.0 2. Kadar Abu % Maks. 0.60 Maks. 0.60 Maks. 0.60 3. Serat dan Benda Asing % Maks. 0.60 Maks. 0.60 Maks. 0.60 4. Derajat Putih (BaSO 4 =100%) % Min. 94.5 Min. 92.0 <92 Volume 5. Derajat Asam NaOH Maks. 3 Maks. 3 Maks. 3 1N/100g 6. Cemaran Logam - Timbal mg/kg Maks. 1.0 Maks. 1.0 Maks. 1.0 - Tembaga mg/kg Maks. 10.0 Maks. 10.0 Maks. 10.0 - Seng mg/kg Maks. 40.0 Maks. 40.0 Maks. 40.0 - Raksa Maks. 0.05 Maks. 0.05 Maks. 0.05 mg/kg - Arsen Maks. 0.5 Maks. 0.5 Maks. 0.5 7. Cemaran Mikroba - Angka Lempeng Total - E.coli - Kapang Koloni/g Koloni/g Koloni/g Maks. 1.0 x 10 6 - Maks. 1.0 x 10 4 Sumber : Dewan Standardisasi Nasional (1994) Maks. 1.0 x 10 6 - Maks. 1.0 x 10 4 Maks. 1.0 x 10 6 - Maks. 1.0 x 10 4 2.3 Reaksi Pencoklatan Reaksi pencoklatan atau browning seringkali terjadi pada bahan pangan baik disengaja maupun yang tidak disengaja untuk berbagai tujuan. Reaksi pencoklatan terbagi menjadi dua jenis, yaitu pencoklatan enzimatis dan nonenzimatis. Pencoklatan enzimatis adalah proses kimia yang terjadi pada bahan pangan oleh enzim polifenol oksidase yang menghasilkan pigmen warna coklat atau melanin. Reaksi ini terjadi pada beberapa buah dan sayuran yang apabila jaringannya memar, dipotong, dikupas, atau karena kondisi yang tidak normal, akan menjadi gelap saat kontak dengan udara karena kandungan substrat senyawa 8

9 fenolik seperti katekin dan turunannya, yaitu tirosin, asam kafeat, asam klorogenat, serta leukoantosianin. Pencoklatan enzimatis terjadi ketika enzim kontak dengan substrat tersebut sehingga substrat tanaman akan dihidroksilasi menjadi 3,4-dihidroksifenilalanin (DOPA) dan dioksidasi menjadi kuinon oleh enzim fenolase (Blackwell, 2012). Beberapa cara penghambatan reaksi browning adalah dengan membilas secara terus menerus dengan air, perendaman bahan dalam air panas atau dikenai uap panas, pembekuan, dehidrasi, iradiasi, penambahan inhibitor, ultrafiltrasi, ultrasonifikasi, tekanan tinggi, dan mengatur ph rendah dengan penambahan asam. 2.4 Asam Sitrat Asam sitrat merupakan asam organik yang berfungsi sebagai inhibitor pada reaksi pencoklatan karena asam sitrat dapat menurunkan ph dan chelatting agent dalam reaksi enzim polifenolase pembentuk melanin (Hutchings, 1994). Asam sitrat dan asam cuka merupakan asam organik lemah, namun karena memiliki rumus molekul yang berbeda maka berbeda pula sifat dari masingmasing asam tersebut. Salah satu perbedaan adalah pada nilai PKa yang dimiliki oleh kedua asam tersebut, asam sitrat memiliki nilai PKa 3,15 sedangkan asam asetat 4,76 (Yulistiani dan Nuryati, 2009). Hal tersebut menunjukkan bahwa keasaman asam sitrat lebih kuat dibandingkan asam asetat, tingkat keasaman ini diduga berpengaruh terhadap kekuatan asam sitrat sebagai pengawet. Asam sitrat terdapat pada berbagai jenis buah dan sayuran, namun ditemukan pada konsentrasi tinggi hingga 8% bobot buah pada jeruk nipis dan jeruk purut. 9

10 2.5 Jeruk Nipis Jeruk nipis atau Citrus aurantifolia adalah buah yang mengandung unsurunsur senyawa kimia antara lain limonen, linali lasetat, gerani lasetat, fellandren, sitral dan asam sitrat (Maghfiroh et al., 2012). Daging buah jeruk nipis berwarna hijau kekuningan dan mengandung banyak sari buah yang beraroma harum dan rasanya sangat asam. Sari buahnya yang sangat asam terdiri dari asam sitrat dengan kadar 7-8% dari berat daging buah, sedangkan ekstrak sari buahnya sekitar 41% dari bobot buah yang sudah matang (Sarwono, 2001). Kandungan nutrien sari jeruk nipis dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Kandungan Nutrien Sari Jeruk Nipis Nutrien Satuan Kadar Protein % 0,77 Lemak % 1,47 Vitamin C mg/100ml 2552,38 Asam Sitrat % 7,60 Sumber: Wahju (2004) 2.6 Karakteristik Tepung Pati Biji Alpukat Beberapa karakteristik tepung pati biji alpukat yang diteliti dalam penelitian ini adalah kadar air, swelling power, derajat putih, dan kadar pati. 2.6.1 Kadar Air Air dalam bahan pangan merupakan komponen penting karena ikut menentukan penerimaan, kesegaran, daya tahan atau keawetan suatu bahan. Kadar air merupakan perbedaan berat bahan sebelum dan sesudah dilakukan pemanasan. 10

11 Semakin tinggi kadar air, maka bahan pangan akan semakin mudah rusak. Hal ini disebabkan kandungan air yang tinggi merupakan medium yang baik untuk tumbuh dan berkembangnya mikroba. Selain itu, kadar air merupakan faktor penting karena dapat mempengaruhi penampakan, tekstur, serta cita rasa produk (Mahmudah, 2008). Hasil analisis komposisi kimia dalam penelitian beberapa tepung pati umbi menunjukkan kadar air berkisar antara 8% untuk tepung pati ganyong, suweg, dan ubi kelapa, sedangkan kadar air tepung pati gembili hanya 4% (Richana dan Sunarti, 2004). 2.6.2 Swelling Power Swelling power merupakan kekuatan tepung untuk mengembang. Swelling power atau daya kembang pati dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain, perbandingan amilosa-amilopektin, panjang rantai dan distribusi berat molekul (Moningka, 1996). Pada saat pati tergelatinisasi, granula granula pati mengembang secara maksimal. Proses mengembangnya granula pati ini disebabkan karena banyaknya air yang terserap kedalam tiap granula pati. Granula pati yang mengembang tersebut menyebabkan swelling power menjadi meningkat. Hasil penelitian karakteristik tepung pati ubi jalar diperoleh hasil swelling power sebesar 4,19 g/g (Retnaningtyas dan Putri, 2014). 2.6.3 Warna Warna merupakan suatu indikator mutu bahan pangan berupa kesegaran atau kematangan, baik tidaknya cara pencampuran atau cara pengolahannya (Winarno, 1992). Warna putih terutama dalam hal ini diukur untuk 11

12 mencerminkan kadar polifenol yang ada pada bahan pangan. Derajat putih suatu bahan merupakan kemampuan memantulkan cahaya dari bahan tersebut terhadap cahaya yang mengenai permukaannya (Gilang, 2013). Derajat putih, khususnya pada tepung, dipengaruhi oleh senyawa fenol dan aktivitas enzim polifenol oksidase yang dapat bereaksi dengan oksigen di udara bebas dan menyebabkan pencoklatan enzimatis (Pangesthi, 2009). Hasil penelitian karakteristik tepung pati beberapa umbi menunjukkan derajat putih tepung pati berbahan dasar umbi ganyong sebesar 77%, suweg sebesar 80%, ubi kelapa sebesar 54%, dan gembili sebesar 86%. (Richana dan Sunarti, 2004). 2.6.4 Kadar Pati Salah satu kriteria mutu penting untuk tepung yang digunakan sebagai bahan pangan ataupun non-pangan adalah kadar pati. Kadar pati merupakan banyaknya pati yang terkandung dalam bahan kering yang dinyatakan dalam persen (Manatar et al. 2012). Salah satu faktor yang mempengaruhi kadar pati dari suatu bahan adalah usia panen dari bahan tersebut. Ketika kadar pati dari suatu bahan pangan telah mencapai optimum, maka selanjutnya pati akan terus turun secara perlahan dan mulai terjadi perubahan pati menjadi serat (Wahid et al. 1992). Hidrolisis pati dapat menggunakan larutan asam untuk mempercepat reaksi. Proses hidrolisis pati dengan menggunakan asam ini dipengaruhi oleh ukuran bahan, konsentrasi asam, suhu, waktu, rasio bahan, dan pengadukan. Hasil analisis karakteristik tepung pati ubi jalar menunjukkan hasil kadar pati sebesar 85,92% (Retnaningtyas dan Putri, 2014). 12