Panduan Konseling Pasien tentang Genetika Reproduksi Konten pendidikan disediakan oleh
Daftar isi Ikhtisar a 3 Kelainan kromosom 12 37 44 51 54 57 Panduan Konseling ini ditujukan untuk memberikan informasi dasar tentang konseling a kepada penyedia layanan kesehatan dan untuk tujuan pendidikan umum saja. Panduan ini tidak ditujukan untuk menggantikan latihan pengambilan keputusan profesional oleh penyedia layanan kesehatan dalam memberikan layanan profesional. 2 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Ikhtisar a 3 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Sel, kromosom, dan DNA Manusia Nukleus DNA Pasangan basa A T G C Sel Kromosom US National Library of Medicine. Bantu Saya Memahami Genetika: Sel dan DNA. https://ghr.nlm.nih.gov/primer/basics.pdf. Dipublikasikan tanggal 30 Mei 2016. Diakses tanggal 06 Juni 2016. 4 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Sel, kromosom, dan DNA Tubuh manusia terdiri dari triliunan sel. Di dalam inti sel, terdapat struktur yang disebut kromosom. Kromosom tersusun dari gen. Gen adalah unit instruksi individu yang memberi tahu tubuh cara berkembang dan berfungsi. Empat basa dasar DNA (A, T, G, C) adalah elemen yang membangun gen. Urutan basa ini menentukan cara gen mengendalikan tubuh kita. Manusia Nukleus DNA Pasangan basa A T G C US National Library of Medicine. Bantu Saya Memahami Genetika: Sel dan DNA. https://ghr.nlm.nih.gov/primer/basics.pdf. Dipublikasikan tanggal 30 Mei 2016. Diakses tanggal 06 Juni 2016. Sel Kromosom 5 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Kromosom manusia Dari Ibu Dari Ayah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 atau 19 20 21 Autosom 22 X X X Y Wanita Pria 23 Kromosom Seks Gambar diadaptasi dari Gardner RJM, Sutherland GR, Schaffer LG. Kelainan Kromosom dan Konseling Genetika. Edisi ke-4. New York, NY: Oxford University Press; 2012. 6 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Kromosom manusia Manusia umumnya memiliki 23 pasang kromosom (dengan total 46 kromosom). Separuh kromosom berasal dari ibu dan separuhnya berasal dari ayah. 22 pasang kromosom pertama adalah sama, baik pada laki-laki maupun perempuan. Kromosom tersebut dikenal sebagai autosom. Sepasang kromosom terakhir disebut kromosom seks. Perempuan biasanya memiliki dua salinan kromosom X sedangkan lakilaki memiliki satu kromosom X dan Y. Dari Ibu Dari Ayah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 atau 19 20 21 22 Gardner RJM, Sutherland GR, Schaffer LG. Kelainan Kromosom dan Konseling Genetika. Edisi ke-4. New York, NY: Oxford University Press; 2012. Autosom X X X Y Wanita Pria 23 Kromosom Seks 7 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Pembelahan sel dalam sel nutfah primer (meiosis) Sel benih primer Salinan kromosom Meiosis ke-1 Meiosis ke-2 Gamet (sperma/sel telur) 8 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Pembelahan sel dalam sel nutfah primer (meiosis) Gamet (sel kelamin) manusia adalah sperma dan sel telur. Setiap gamet biasanya hanya memiliki satu rangkaian kromosom (total 23). Saat fertilisasi/pembuahan, sperma ayah bergabung dengan sel telur ibu dan membentuk zigot yang kemudian menjadi (dengan 46 kromosom). Sel benih primer Salinan kromosom Meiosis ke-1 Meiosis ke-2 Gardner RJM, Sutherland GR, Schaffer LG. Kelainan Kromosom dan Konseling Genetika. Edisi ke-4. New York, NY: Oxford University Press; 2012. Gamet (sperma/sel telur) 9 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Nondisjungsi kesalahan pembelahan sel Meiosis biasa Non-disjungsi Sperma Sel telur Fertilisasi Trisomi Monosomi 10 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Nondisjungsi kesalahan pembelahan sel Aneuploidi: jumlah kromosom tidak normal Trisomi: tiga salinan kromosom tertentu Monosomi: satu salinan kromosom tertentu Aneuploidi dapat menyebabkan: Implantasi dalam rahim gagal Janin meninggal/keguguran Kelahiran bayi dengan kelainan kromosom (misalnya, trisomi 21, disebut juga sebagai Sindrom Down) Meiosis biasa Non-disjungsi Sperma Sel telur Fertilisasi Gardner RJM, Sutherland GR, Schaffer LG. Abnormalitas Kromosom dan Konseling Genetika. Edisi ke-4. New York, NY: Oxford University Press; 2012. Trisomi Monosomi 11 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Kelainan kromosom 12 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Trisomi 21 (Sindrom Down) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X X 13 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Trisomi 21 (Sindrom Down) Trisomi 21 adalah kelainan kromosom paling umum dalam kelahiran hidup. Trisomi 21 terjadi kurang lebih pada 1 dalam setiap 660 kelahiran hidup. Karakteristik umum trisomi 21: Retardasi mental Masalah jantung Tonus otot kurang atau lemah Fitur wajah khas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jones KL, Jones MC, del Campo M. Smith s Recognizable Patterns of Human Malformation. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013. 19 20 21 22 X X 14 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Trisomi 18 (Sindrom Edwards) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X Y 15 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Trisomi 18 (Sindrom Edwards) Trisomi 18 terjadi kurang lebih pada 1 dalam setiap 3.333 kelahiran hidup. Kelainan kromosom yang serius; harapan hidup biasanya kurang dari 1 tahun. Karakteristik umum trisomi 18: Pertumbuhan janin terhambat Posisi tangan dan/atau kaki tidak normal Retardasi mental dan kelainan tumbuh kembang parah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jones KL, Jones MC, del Campo M. Smith s Recognizable Patterns of Human Malformation. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013. 19 20 21 22 X Y 16 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Trisomi 13 (Sindrom Patau) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X X 17 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Trisomi 13 (Sindrom Patau) Trisomi 13 terjadi kurang lebih pada 1 dalam setiap 5.000 kelahiran hidup. Kelainan kromosom yang serius; harapan hidup biasanya kurang dari 1 tahun. Karakteristik umum trisomi 13: Kelainan jantung, otak, dan ginjal Pembelahan bibir dan/atau langit-langit tidak sempurna (sumbing) Retardasi mental dan kelainan tumbuh kembang parah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jones KL, Jones MC, del Campo M. Smith s Recognizable Patterns of Human Malformation. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013. 19 20 21 22 X X 18 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Monosomi X (Sindrom Turner) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X 19 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Monosomi X (Sindrom Turner) Monosomi X terjadi dalam 1-1,5% kehamilan. Namun, sebagian besar (~99%) tidak bertahan hingga akhir kehamilan. Monosomi X terjadi kurang lebih pada 1 dalam setiap 2.000 bayi perempuan lahir hidup Karakteristik umum monosomi X: Kelainan jantung Postur tubuh lebih pendek dari rata-rata Keterlambatan pubertas Infertilitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Hook EB, Warburton D. Hum Genet. 2014;133(4):417-424. Jones KL, Jones MC, del Campo M. Recognizable Patterns of Human Malformation. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013. 19 20 21 22 X 20 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
47,XXX (Sindrom Triple X) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X X X 21 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
47,XXX (Sindrom Triple X) 47,XXX terjadi kurang lebih pada 1 dari setiap 1.000 bayi perempuan lahir hidup. Banyak perempuan yang memiliki 47,XXX tidak memiliki karakteristik yang terlihat. Karakteristik variabel 47,XXX: Postur tubuh lebih tinggi dari rata-rata Kesulitan belajar, berbicara, dan keterlambatan berbahasa Keterlambatan kemampuan motorik Kesulitan mengontrol emosi dan perilaku 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jones KL, Jones MC, del Campo M. Recognizable Patterns of Human Malformation. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013. 19 20 21 22 X X X 22 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
47,XXY (Sindrom Klinefelter) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X X Y 23 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
47,XXY (Sindrom Klinefelter) Sindrom Klinefelter terjadi kira-kira pada 1 dari 500 bayi laki-laki lahir hidup. Banyak laki-laki yang memiliki 47,XXY tidak menunjukkan karakteristik yang terlihat. Karakteristik variabel Sindrom Klinefelter: Kesulitan berbicara dan/atau belajar Memiliki postur tinggi Testis berukuran kecil Infertilitas 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jones KL, Jones MC, del Campo M. Smith s Recognizable Patterns of Human Malformation. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013. 19 20 21 22 X X Y 24 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
47,XYY (Sindrom Jacobs) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 X Y Y 25 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
47,XYY (Sindrom Jacobs) 47,XYY terjadi kurang lebih pada 1 dalam setiap 840 kelahiran laki-laki yang hidup. Banyak laki-laki yang memiliki 47,XYY tidak menunjukkan karakteristik yang terlihat. Variasi karakteristik 47,XYY: Keterlambatan kemampuan berbicara dan berbahasa Gangguan belajar Gangguan spektrum autisme 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Jones KL, Jones MC, del Campo M. Smith s Recognizable Patterns of Human Malformation. Edisi ke-7. Philadelphia: Elsevier Saunders; 2013. 19 20 21 22 X Y Y 26 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Delesi dan mikrodelesi kromosom Telomer Telomer Telomer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) Telomer Telomer Telomer Telomer Normal Penghapusan Normal Mikrodelesi 27 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Delesi dan mikrodelesi kromosom Delesi dan mikrodelesi disebabkan adanya materi kromosom yang hilang. Mikrodelesi berukuran lebih kecil dibandingkan delesi sehingga tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop. Delesi dan mikrodelesi kromosom dapat menyebabkan retardasi mental, gangguan tumbuh kembang, dan/atau cacat lahir. Telomer Telomer Telomer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) Telomer Telomer Telomer Telomer Gardner RJM, Sutherland GR, Schaffer LG. Kelainan Kromosom dan Konseling Genetika. Edisi ke-4. New York, NY: Oxford University Press; 2012. Normal Penghapusan Normal Mikrodelesi 28 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Duplikasi dan mikroduplikasi kromosom Telomer Telomer Telomer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) Telomer Telomer Telomer Telomer Normal Duplikasi Normal Mikroduplikasi 29 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Duplikasi dan mikroduplikasi kromosom Duplikasi dan mikroduplikasi disebabkan oleh kelebihan materi kromosom. Mikroduplikasi berukuran lebih kecil dibandingkan duplikasi sehingga tidak dapat dilihat menggunakan mikroskop. Duplikasi dan mikroduplikasi kromosom dapat menyebabkan retardasi mental, gangguan tumbuh kembang, dan/atau cacat lahir. Telomer Telomer Telomer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer p arm (lengan pendek) Sentromer q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) q arm (lengan panjang) Gardner RJM, Sutherland GR, Schaffer LG. Kelainan Kromosom dan Konseling Genetika. Edisi ke-4. New York, NY: Oxford University Press; 2012. Telomer Telomer Telomer Telomer Normal Duplikasi Normal Mikroduplikasi 30 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Translokasi kromosom: Resiprok Translokasi seimbang induk pembawa sifat Induk non-pembawa sifat Kemungkinan gamet dari induk pembawa sifat Gamet dari induk non-pembawa sifat Fertilisasi Kemungkinan zigot Non-pembawa sifat Pembawa sifat translokasi seimbang Trisomi parsial + monosomi parsial Trisomi parsial + monosomi parsial 31 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Translokasi kromosom: Resiprok Translokasi resiprok adalah hasil dari dua kromosom yang bertukar segmen. Sekitar 1 dari 500 orang mengalami translokasi resiprok. Sebagian besar orang yang membawa translokasi resiprok tidak menunjukkan karakteristik kelainan apa pun. Pembawa translokasi resiprok dapat berisiko mengalami: Infertilitas Keguguran berulang Bayi dengan cacat lahir dan/atau retardasi mental Translokasi seimbang induk pembawa sifat Induk non-pembawa sifat Kemungkinan gamet dari induk pembawa sifat Gamet dari induk non-pembawa sifat Fertilisasi Kemungkinan zigot Gardner RJM, Sutherland GR, Schaffer LG. Kelainan Kromosom dan Konseling Genetika. Edisi ke-4. New York, NY: Oxford University Press; 2012. Non-pembawa sifat Pembawa sifat translokasi seimbang Trisomi parsial + monosomi parsial Trisomi parsial + monosomi parsial 32 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Translokasi kromosom: Robertsonian Translokasi seimbang Induk pembawa sifat Induk non-pembawa sifat Kemungkinan asal gamet Induk pembawa sifat Gamet dari induk non-pembawa sifat Fertilisasi Kemungkinan zigot Non-pembawa sifat Pembawa sifat translokasi Trisomi Monosomi Trisomi Monosomi 33 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Translokasi kromosom: Robertsonian Translokasi Robertsonian terjadi ketika dua kromosom tertentu (13, 14, 15, 21, 22) bergabung. Sekitar 1 dari 1.000 orang mengalami translokasi Robertsonian. Sebagian besar orang yang membawa translokasi Robertsonian tidak menunjukkan karakteristik yang dapat dilihat. Pembawa translokasi Robertsonian dapat berisiko: Infertilitas Keguguran berulang Bayi dengan cacat lahir dan/atau retardasi mental Translokasi seimbang Induk pembawa sifat Induk non-pembawa sifat Kemungkinan asal gamet Induk pembawa sifat Gamet dari induk non-pembawa sifat Fertilisasi Kemungkinan zigot Gardner RJM, Sutherland GR, Schaffer LG. Kelainan Kromosom dan Konseling Genetika. Edisi ke-4. New York, NY: Oxford University Press; 2012. Non-pembawa sifat Pembawa sifat translokasi Trisomi Monosomi Trisomi Monosomi 34 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Mosaisisme (kesalahan pada pembelahan sel yang menyebabkan perubahan a pada sel) Fertilisasi Embrio Pemisahan sel somatik (mitosis) Mosaik Sel normal Sel dengan perubahan Diadaptasi dari: Campbell IM, Shaw CA, Stankiewicz P, Lupski JR. Mosaikisme somatik: implikasinya terhadap a penyakit dan transmisi. Trends Genet. 2015;31(7):382-392. 35 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Mosaikisme (kesalahan saat pembelahan sel sehingga memunculkan sel dengan perubahan ) Mosaikisme adalah adanya dua baris sel atau lebih dengan susunan a yang berbeda. Ini terjadi karena kesalahan saat pembelahan sel (mitosis). Proporsi setiap baris sel bervariasi. Dampak klinis mosaikisme dapat bervariasi pada setiap individu tergantung pada jumlah dan jenis sel yang mengalami kelainan. Fertilisasi Embrio Pemisahan sel somatik (mitosis) Mosaik Sel normal Sel dengan perubahan U.S. National Library of Medicine. Medical Encyclopedia: Mosaicism/Ensiklopedia Medis: Mosaikisme. https://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001317.htm Diperbarui tanggal 3 Mei 2016. Diakses tanggal 03 Juni 2016. 36 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
37 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Turunan dominan autosomal Induk mutasi normal Terpengaruh Tidak terpengaruh Turunan Terpengaruh (50%) Tidak terpengaruh (50%) 38 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Turunan dominan autosomal Dengan turunan dominan autosomal, diperlukan dua salinan gen yang bermutasi untuk memunculkan kelainan. Orang tua yang mengalami kelainan memiliki risiko reproduktif berikut pada setiap kehamilan: 50% peluang memiliki janin yang mengalami kelainan 50% peluang memiliki janin yang tidak mengalami kelainan (tidak terpengaruh) Baik laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama Induk mutasi normal Terpengaruh Tidak terpengaruh Turunan US National Library of Medicine. Help Me Understand Genetics: Inheriting Genetic Conditions. https://ghr.nlm.nih.gov/primer/inheritance.pdf. Dipublikasikan tanggal 6 Juni 2016. Diakses tanggal 7 Juni 2016. Terpengaruh (50%) Tidak terpengaruh (50%) 39 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Turunan resesif autosomal Induk mutasi mutasi normal normal Pembawa sifat Pembawa sifat Turunan Terpengaruh (25%) Pembawa sifat (50%) Non-pembawa sifat yang tak terpengaruh (25%) 40 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Turunan resesif autosomal Dengan turunan resesif autosomal, diperlukan dua salinan gen yang bermutasi untuk menyebabkan kelainan. Individu yang hanya memiliki satu salinan gen yang bermutasi disebut pembawa dan umumnya tidak mengalami kelainan. Jika kedua orang tua adalah pembawa kelainan yang sama, mereka memiliki risiko reproduktif berikut pada setiap kehamilan: 25% peluang memiliki janin yang mengalami kelainan 50% peluang memiliki janin pembawa kelainan 25% peluang memiliki janin tanpa kelainan dan bukan pembawa (bukan pembawa dan tidak mengalami kelainan) Baik laki-laki maupun perempuan memiliki risiko yang sama Induk Turunan mutasi normal Pembawa sifat mutasi normal Pembawa sifat US National Library of Medicine. Help Me Understand Genetics: Inheriting Genetic Conditions. https://ghr.nlm.nih.gov/primer/inheritance.pdf. Dipublikasikan tanggal 6 Juni 2016. Diakses tanggal 7 Juni 2016. Terpengaruh (25%) Pembawa sifat (50%) Non-pembawa sifat yang tak terpengaruh (25%) 41 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Turunan resesif terpaut kromosom X Induk mutasi X Y X X normal Tidak terpengaruh Pembawa sifat Turunan X Y X X X X X Y Tidak terpengaruh (25%) Non-pembawa sifat yang tak terpengaruh (25%) Pembawa sifat (25%) Terpengaruh (25%) 42 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Turunan resesif terpaut kromosom X terpaut kromosom X melibatkan mutasi gen yang terjadi pada kromosom X. Laki-laki yang mengalami mutasi gen pada kromosom X terpengaruh kondisi ini. Perempuan yang mengalami mutasi gen pada salah satu dari dua kromosom X disebut pembawa sifat. Perempuan pembawa sifat biasanya tidak terpengaruh; namun beberapa dari mereka dapat menunjukkan ciri-ciri kelainan tersebut. Perempuan yang membawa kelainan resesif terpaut kromosom X memilik risiko reproduksi berikut di tiap kehamilannya: 25% peluang memiliki anak laki-laki yang tidak mengalami kelainan Induk 25% peluang memiliki anak perempuan yang bukan pembawa kelainan 25% peluang memiliki anak perempuan pembawa kelainan 25% peluang memiliki anak laki-laki yang mengalami kelainan Turunan Tidak terpengaruh Pembawa sifat US National Library of Medicine. Panduan Anda untuk memahami kelainan : Dengan cara apa saja kelainan diwariskan? https://ghr.nlm.nih.gov/primer/inheritance/ inheritancepatterns. Dipublikasikan tanggal 31 Mei 2016. Diakses tanggal 03 Juni 2016. Tidak terpengaruh (25%) mutasi normal X Y X X X Y X X X X X Y Non-pembawa sifat yang tak terpengaruh (25%) Pembawa sifat (25%) Terpengaruh (25%) 43 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
44 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Fertilisasi in vitro (IVF) Rahim Indung telur 1 Stimulasi ovarium dan pengambilan sel telur 3 Transfer 2 Fertilisasi 45 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Fertilisasi in vitro (IVF) Ada 3 langkah utama pada siklus IVF: 1. Stimulasi ovarium dan pengambilan sel telur 2. Pembuahan sperma dan sel telur dipertemukan di laboratorium untuk membentuk 3. Embrio dipindahkan ke rahim atau dibekukan untuk digunakan di masa mendatang Rahim Indung telur 1 Stimulasi ovarium dan pengambilan sel telur 3 Transfer 2 Fertilisasi 46 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Persentase dengan kelainan kromosom (aneuploidi) meningkat seiring bertambahnya usia ibu 90 % Embrio dengan Aneuploidi 80 70 60 50 40 30 20 10 0 <35 35-37 38-40 41-42 >42 Usia Maternal Harton GL, dkk. Fertil Steril. 2013;100(6):1695-1703. 47 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Persentase dengan kelainan kromosom (aneuploidi) meningkat seiring bertambahnya usia ibu Embrio dengan aneuploidi dapat terjadi pada wanita di segala usia, namun risikonya meningkat seiring bertambahnya usia ibu. Risiko yang terkait dengan aneuploidi: Kegagalan implantasi Keguguran Bayi memiliki cacat lahir/retardasi mental 90 % Embrio dengan Aneuploidi 80 70 60 50 40 30 20 10 Harton GL, dkk. Fertil Steril. 2013;100(6):1695-1703. Scott RT Jr., dkk. Fertil Steril. 2012;97(4):870-875. 0 <35 35-37 38-40 41-42 >42 Usia Maternal Harton GL, et al. Fertil Steril. 2013;100(6):1695-1703. 48 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Tahap Tahap 2 sel Tahap 8 sel (tahap pembelahan) Blastosis (lebih dari 100 sel) Massa sel internal Lapisan luar (Trofoblas) Fertilisasi Hari 2 Hari 3 Hari 5 49 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Tahap Setelah pengambilan sel telur, pembuahan dilakukan di laboratorium. Pembagian sel terjadi beberapa hari setelah pembuahan. Pada hari ke 5, blastosis terbentuk dengan lapisan luar dan kumpulan sel di bagian dalam. Tahap 2 sel Tahap 8 sel (tahap pembelahan) Blastosis (lebih dari 100 sel) Massa sel internal Lapisan luar (Trofoblas) Fertilisasi Hari 2 Hari 3 Hari 5 Harton GL, dkk. Fertil Steril. 2013;100(6):1695-1703. 50 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
51 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Embrio yang tidak berisiko memiliki aneuploidi Embrio yang berisiko memiliki aneuploidi 1 2 3 Biopsi Embrio Skrining Kromosom Transfer Embrio 52 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Proses PGS: 1. Biopsi Embrio: Satu sel atau lebih dari setiap diambil untuk pemeriksaan 2. Kromosom: Sel yang dibiopsi diperiksa untuk menemukan adanya aneuploidi (kromosom terlalu banyak atau terlalu sedikit) 3. Transfer Embrio: Embrio yang tidak mengalami aneuploidi dapat ditransfer ke rahim atau dibekukan untuk digunakan di masa mendatang Kemungkinan kelebihan: Meningkatkan rasio implantasi, kehamilan, dan bayi lahir hidup Mengurangi rasio keguguran Pemilihan yang paling sehat untuk transfer tunggal Kekurangan: PGS hanya memeriksa kemungkinan adanya aneuploidi PGS tidak memeriksa kelainan lainnya PGS tidak 100% akurat Embrio yang tidak berisiko memiliki aneuploidi Embrio yang berisiko memiliki aneuploidi Forman EJ, dkk. Fertil Steril. 2013;100(1):100-107. Scott RT Jr, dkk. Fertil Steril. 2013;100(3):697-703. Harton GL, dkk. Fertil Steril. 2013;100(6):1695-1703. Dahdouh EM, dkk. J Obstet Gynaecol Can. 2015;37(5):451-63. 1 2 3 Biopsi Embrio Skrining Kromosom Transfer Embrio 53 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
54 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Embrio kemungkinan tidak terpengaruh Embrio kemungkinan terpengaruh 1 2 3 Biopsi Embrio Pengujian Genetik Transfer Embrio 55 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Proses PGD: 1. Biopsi Embrio: Satu sel atau lebih dari setiap diambil untuk diuji 2. Pengujian Genetik: Sel yang dibiopsi diuji untuk menemukan dugaan pewarisan gen kelainan 3. Transfer Embrio: Embrio yang tidak mengalami kelainan dapat ditransfer ke rahim atau dibekukan untuk digunakan di masa mendatang Kelebihan: Mengurangi risiko bayi memiliki kelainan bawaan Kekurangan: PGD tidak dapat menguji semua kelainan kromosom yang mungkin terjadi PGD tidak 100% akurat Embrio kemungkinan tidak terpengaruh Embrio kemungkinan terpengaruh 1 2 3 Biopsi Embrio Pengujian Genetik Transfer Embrio Practice Committee of Society for Assisted Reproductive Technology; Practice Committee of American Society for Reproductive Medicine. Fertil Steril. 2008;90(5 Suppl):S136-143. Dahdouh EM, dkk. J Obstet Gynaecol Can. 2015;37(5):451-463. 56 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
prenatal dan opsi 57 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
* Pasien telah mengikuti konseling dan memilih uji pranatal TIDAK YA Skrining serum Skrining cfdna Diagnostik Usia kehamilan 10 0/7 minggu - 22 6/7 minggu Usia kehamilan 10 minggu sampai persalinan CVS/Amniosentesis CVS: usia kehamilan 10-13 minggu Amniosentesis: biasanya usia kehamilan 15-20 minggu YA Apakah hasilnya positif untuk kondisi kromosom? Apakah hasilnya positif untuk kondisi kromosom? YA Tawarkan konseling lebih lanjut dan uji kepada TIDAK TIDAK pasien dan penyedia untuk membahas langkah berikutnya pasien dan penyedia untuk membahas langkah berikutnya pasien dan penyedia untuk membahas langkah berikutnya Buletin Praktik ACOG Pengujian Diagnostik Prenatal untuk Kelainan Genetik. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e108 e122. Buletin Praktik ACOG Aneuploidi pada Janin. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e123 e137. *Khusus AS, dapat berbeda-beda di tiap negara. 58 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
* aneuploidi prenatal memeriksa risiko kehamilan dengan janin yang memiliki kelainan kromosom tertentu. Jika hasil pemeriksaan positif, konseling dan pengujian lebih lanjut harus diberikan Pengujian dapat memberikan informasi definitif tentang: Kelainan kromosom Kelainan tertentu Pasien telah mengikuti konseling dan memilih uji pranatal TIDAK YA Skrining serum Skrining cfdna Diagnostik Usia kehamilan 10 0/7 minggu - 22 6/7 minggu Usia kehamilan 10 minggu sampai persalinan CVS/Amniosentesis CVS: usia kehamilan 10-13 minggu Amniosentesis: biasanya usia kehamilan 15-20 minggu Buletin Praktik ACOG Pengujian Diagnostik Prenatal untuk Kelainan Genetik. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e108 e122. Buletin Praktik ACOG Aneuploidi pada Janin. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e123 e137. *Khusus AS, dapat berbeda-beda di tiap negara. YA Apakah hasilnya positif untuk kondisi kromosom? TIDAK pasien dan penyedia untuk membahas langkah berikutnya Apakah hasilnya positif untuk kondisi kromosom? TIDAK pasien dan penyedia untuk membahas langkah berikutnya YA Tawarkan konseling lebih lanjut dan uji kepada pasien dan penyedia untuk membahas langkah berikutnya 59 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
cell-free DNA (cfdna) Kehamilan yang tak terpengaruh Kehamilan yang terpengaruh CCCTTAGCGCTTTAACGTACGTAAAACCCTT AACGTACGTAAAAACGGGGTCAAAGGTTCCC GACTTAAAATCGGAATCGATGCCCAAACTT AATCGATGCCCAAACGGGGTCAAAGTTCCC cfdna Maternal cfdna Janin 1 2 3 Pengambilan darah ibu dan isolasi cfdna Pengurutan cfdna Analisis melalui penghitungan 60 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
cell-free DNA (cfdna) Proses pemeriksaan cfdna: 1. Darah diambil dari lengan ibu hamil pada usia kehamilan 10 minggu atau lebih. cfdna dipisahkan dari darah ibu di laboratorium. 2. cfdna diuraikan guna menentukan kromosom asal 3. cfdna yang diuraikan dihitung untuk mendeteksi kelainan kromosom Kelebihan: Tingkat deteksi tinggi untuk kelainan yang diuji Tingkat positif palsu sangat rendah Pasien yang memerlukan pengujian lanjutan lebih sedikit dibanding pemeriksaan serum Kekurangan: Tidak (dapat terjadi hasil positif palsu atau negatif palsu) Dalam beberapa kasus, hasil dapat menunjukkan kelainan pada ibu, bukan pada janin cfdna Maternal cfdna Janin CCCTTAGCGCTTTAACGTACGTAAAACCCTT AACGTACGTAAAAACGGGGTCAAAGGTTCCC GACTTAAAATCGGAATCGATGCCCAAACTT AATCGATGCCCAAACGGGGTCAAAGTTCCC Kehamilan yang tak terpengaruh Kehamilan yang terpengaruh Gil MM, dkk. USG Obstetri Ginekologi. 2015;45(3):249-266. Buletin Praktik ACOG Aneuploidi pada Janin. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e123 e137. 1 2 3 Pengurutan cfdna Pengambilan darah ibu dan isolasi cfdna Analisis melalui penghitungan 61 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Klasifikasi hasil pemeriksaan cfdna Hasil cfdna negatif Hasil cfdna positif Benar-benar negatif Benar-benar positif Positif palsu dan negatif palsu 62 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Klasifikasi hasil pemeriksaan cfdna Hasil positif asli: hasil positif, dan janin memiliki kelainan Hasil positif palsu: hasil positif, namun janin tidak memiliki kelainan Hasil negatif asli: hasil negatif, dan janin tidak memiliki kelainan Hasil negatif palsu: hasil negatif, namun janin memiliki kelainan Hasil cfdna negatif Hasil cfdna positif Benar-benar negatif Benar-benar positif Positif palsu dan negatif palsu 63 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
cfdna: Hasil negatif Hasil cfdna negatif Janin yang memiliki kondisi tersebut (negatif palsu) 64 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
cfdna: Hasil negatif Peluang janin tidak mengalami kelainan tersebut lebih besar dari 99%. Hasil negatif palsu jarang terjadi Hasil hanya berlaku untuk kelainan kromosom yang diuji. Sebaiknya jangan menawarkan uji pemeriksaan aneuploidi tambahan karena dapat meningkatkan kemungkinan hasil positif palsu. Hasil cfdna negatif Buletin Praktik ACOG Aneuploidi pada Janin. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e123 e137. Gil MM, dkk. USG Obstetri Ginekologi. 2015;45(3):249-266. Janin yang memiliki kondisi tersebut (negatif palsu) 65 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
cfdna: Hasil positif Tidak ada faktor risiko tambahan Terdapat faktor risiko tambahan Semua hasil cfdna positif Janin yang memiliki kondisi tersebut 66 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
cfdna: Hasil positif Hasil positif menandakan bahwa janin berpeluang besar mengalami kelainan kromosom. Peluang keseluruhan untuk kelainan tersebut bergantung pada gabungan hasil cfdna dan faktor risiko tambahan lainnya, termasuk: Usia ibu Hasil USG Hasil pemeriksaan kreatinin darah (serum) Riwayat kelainan kromosom pada keluarga Konseling dan pengujian lebih lanjut harus diberikan. Tidak ada faktor risiko tambahan Semua hasil cfdna positif Terdapat faktor risiko tambahan Janin yang memiliki kondisi tersebut Buletin Praktik ACOG Aneuploidi pada Janin. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e123 e137. 67 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Pengujian : penyampelan vilus korionik (CVS) Plasenta USG Plasenta USG Vili korionik Vili korionik CVS Transervikal CVS Transabdominal 68 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Pengujian : penyampelan vilus korionik (CVS) Dapat menentukan, dengan tingkat keakuratan yang tinggi, apakah terdapat kelainan kromosom atau tidak. Pengujian tambahan dapat dilakukan jika terdapat indikasi Melibatkan pengujian pada sel yang diambil dari plasenta. Umumnya dilakukan saat usia kehamilan 10-13 minggu Berisiko keguguran. Plasenta USG Plasenta USG Vili korionik Vili korionik CVS Transervikal CVS Transabdominal Buletin Praktik ACOG Pengujian Diagnostik Prenatal untuk Kelainan Genetik. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e108 e122. 69 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Pengujian : Amniosentesis USG Air ketuban Dinding rahim 70 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Pengujian : Amniosentesis Dapat menentukan, dengan tingkat keakuratan yang tinggi, apakah terdapat kelainan kromosom atau tidak. Pengujian tambahan dapat dilakukan jika terdapat indikasi Melibatkan pengujian sel pada janin yang diambil dari cairan di sekitar janin (cairan amnion). Umumnya dilakukan saat usia kehamilan 15-20 minggu Berisiko keguguran. USG Air ketuban Dinding rahim Buletin Praktik ACOG Pengujian Diagnostik Prenatal untuk Kelainan Genetik. Obstetri Ginekologi. 2016;127:e108 e122. 71 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Jenis mosaikisme kromosom janin Sel normal Sel dengan kromosom tak normal Mosaisisme yang disamaratakan Mosaisisme plasenta terbatas Mosaisisme janin Kalousek DK. Pediatr Pathol. 1990;10(1-2):69-77. Kalousek DK. Pediatr Pathol. 1990;10(1-2):69-77. 72 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Jenis mosaikisme kromosom janin Mosaikisme umum: adanya dua baris sel atau lebih yang memiliki perbedaan kromosom baik pada plasenta maupun janin. Dapat menyebabkan hasil cfdna positif palsu atau negatif palsu Mosaikisme plasenta terbatas: adanya dua baris sel atau lebih yang memiliki perbedaan kromosom pada plasenta, namun tidak pada janin. Dapat menyebabkan hasil cfdna positif palsu Mosaikisme janin: adanya dua baris sel atau lebih yang memiliki perbedaan kromosom pada janin, namun tidak pada plasenta. Sel normal Sel dengan kromosom tak normal Dapat menyebabkan hasil cfdna negatif palsu Mosaisisme yang disamaratakan Mosaisisme plasenta terbatas Mosaisisme janin Grati FR. J Clin Med. 2014;3(3):809-837. Van Opstal D, dkk. PLoS One. 2016;11(1):e0146794. Kalousek DK. Pediatr Pathol. 1990;10(1-2):69-77. 73 TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom
Panduan Konseling ini ditujukan untuk memberikan informasi dasar tentang konseling a kepada penyedia layanan kesehatan dan untuk tujuan pendidikan umum saja. Panduan ini tidak ditujukan untuk menggantikan latihan pengambilan keputusan profesional oleh penyedia layanan kesehatan dalam memberikan layanan profesional. 2016 Illumina, Inc. Semua hak dilindungi undang-undang. No. Pub. 1576-2016-031-A-IND TOC Ikhtisar a Kelainan kromosom