FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain.

dokumen-dokumen yang mirip
FILSAFAT MANUSIA LANDASAN KOMUNIKASI MANUSIA & BAHASA. Ahmad Sabir, M. Phil. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

Modul ke: Materi Penutup. Fakultas PSIKOLOGI. Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

FILSAFAT MANUSIA. Historisitas Manusia. Firman Alamsyah, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEMATIAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Filsafat Manusia. Sosialitas Manusia. Cathrin, M.Phil. Modul ke: 03Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA INTELEKTUAL (PENGETAHUAN) Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

FILSAFAT MANUSIA MANUSIA MENGAKUI DIRI DAN YANG LAIN SEBAGAI SUBSTANSI DAN SUBJEK OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

Filsafat Kematian Heidegger

BAB I PENDAHULUAN. kegelapan muncul temuan lampu sebagai penerang. Di saat manusia kepanasan

FILSAFAT MANUSIA. Person dan Individu Manusia dan Review Materi Kuliah I s/d VI. Firman Alamsyah AB, MA. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA KEHENDAK & KEBEBASAN. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA JIWA DAN BADAN. Firman Alamsyah, MA. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI

FILSAFAT MANUSIA. Intelek dan kehendak manusia. Masyhar Zainuddin. Modul ke: Fakultas Fakultas. Program Studi Pendidikan Psikologi

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Modul ke: Kematian. 11Fakultas PSIKOLOGI. Shely Cathrin, M.Phil. Program Studi Psikologi

Areté Volume 02 Nomor 02 September 2013 RESENSI BUKU 2. Simon Untara 1

FILSAFAT MANUSIA. Hostoritas Manusia OLEH; MASYHAR, MA. Modul ke: Fakultas Fakultas Psikologi. Program Studi Program Studi.

Deskripsi Mata Kuliah

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

Kehendak dan Kebebasan

KONSEP DASEIN MENURUT MARTIN HEIDEGGER DAN IMPLIKASINYA TERHADAP PEMIKIRAN ISLAM

Diterjemahkan oleh K.J. Veeger, (Jakarta: Gramedia, 1998), hlm Zainal, Abidin, Filsafat Manusia, (Jakarta: Rosda Karya, 2003), hlm.

DAFTAR PUSTAKA. Companion to Heidegger, Blackwell Publishing, USA Blackwell Publishing, United Kingdom Hidup, Kanisius, Yogyakarta 2003.

MEMBANGUN ILMU PENGETAHUAN DENGAN KECERDASAN EMOSI DAN SPIRITUAL

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dalam bidang teknologi adalah mampu membuat mobil dan motor

FILSAFAT UNTUK PSIKOLOGI

RELEVANSI FILSAFAT MANUSIA DALAM KEHIDUPAN. Oleh Dr. Raja Oloan Tumanggor

RUANG KAJIAN HAKIKAT HIDUP MANUSIA DALAM KONSEP RUANG DAN WAKTU MENURUT FILSAFAT EKSISTENSIALISME HEIDEGGER. Oleh : Fadhillah.

Filsafat Manusia (PERKULIAHAN)

FILSAFAT ILMU DAN PENGERTIAN LOGIKA. Dr. H. SyahrialSyarbaini, MA. Psikologi Modul ke: 12Fakultas PSIKOLOGI.

PANCASILA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT. Nurohma, S.IP, M.Si. Modul ke: Fakultas FASILKOM. Program Studi Sistem Informasi.

Nama Mata Kuliah. Pengetahuan dan kebenaran. Masyhar, MA. Fakultas Psikologi. Modul ke: Fakultas. Program Studi Program Studi.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

HERMENEUTIKA HEIDEGGER DAN RELEVANSINYA TERHADAP KAJIAN AL-QUR AN

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA. INTUISI dan AFEKTIFITAS. Ahmad Sabir, M. Phil. Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi PSIKOLOGI.

Peranan Filsafat Bahasa Dalam Pengembangan Ilmu Bahasa

Etika dan Filsafat. Komunikasi

ASAS DEMOKRASI LIBERAL DAN KEMAJUAN AMERIKA: SEBUAH TINJAUAN FILSAFAT PRAGMATISME AMERIKA (Charles Peirce, John Dewey dan William James)

BAB VI PENUTUP. mempunyai objek kajian sebagaimana dijelaskan Wolff dibagi menjadi 3

BAB I PENDAHULUAN. diri. Sebagai person manusia memiliki keunikan yang membedakan dengan yang

V. PENUTUP. A. Kesimpulan. Setelah melewati proses penciptaan yang cukup panjang, beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. Melihat dan mengalami fenomena kehidupan konkrit manusia di jaman

FILSAFAT ILMU DAN METODE FILSAFAT. H. SyahrialSyarbaini, MA. Modul ke: 04Fakultas PSIKOLOGI. Program Studi Psikologi

HAKEKAT DAN MAKNA TEKNOLOGI BAGI KEBERADAAN MANUSIA DALAM PERSPEKTIF HEIDEGGER

Pancasila sebagai Sistem Filsafat

RESPONS - DESEMBER 2009

PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. merdeka? Sejauh mana kebebasan manusia itu? Pertanyaan-pertanyaan yang

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

BAB 1 PENDAHULUAN. Eksistensialisme religius..., Hafizh Zaskuri, FIB UI, Universitas Indonesia

BAB VI PENUTUP. A. Kesimpulan. Adapun kesimpulan tersebut terdapat dalam poin-poin berikut:

PERANAN FILSAFAT BAHASA DALAM PENGEMBANGAN ILMU BAHASA

SEJARAH PERKEMBANGAN ILMU PADA MASA MODERN

ALIRAN FILSAFAT EKSISTENSIALISME

BAB I PENDAHULUAN. manusia sebagai persona pertama-tama karena ke-diri-annya (self). Artinya, self

Rancang Bangun Metode Penelitian Fenomenologi. Oleh: Prof. Dr. Unti Ludigdo, Ak., CA. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Brawijaya

BAB I PENDAHULUAN. Manusia dalam kehidupannya selalu menjalin relasi dengan orang lain. Ia

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

The Elements of Philosophy of Science and Its Christian Response (Realism-Anti-Realism Debate) Rudi Zalukhu, M.Th

FILSAFAT PENGANTAR TERMINOLOGI

PERSPEKTIF FILSAFAT PENDIDIKAN TERHADAP PSIKOLOGI PENDIDIKAN HUMANISTIK

MAKNA PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT DAN DASAR ILMU

Filsafat Umum. Pengantar ke Alam Filsafat 2. Arie Suciyana S., S.Si., M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi. Program Studi Psikologi

Nama Mata Kuliah. Modul ke: Filsafat Manusia. Fakultas Fakultas Psikologi. Masyhar MA. Program Studi Program Studi.

HERMENEUTIKA FUNDAMENTAL: Memahami Fenomenologi Sebagai Orientasi Hermeneutika

PRAGMATISME (1) Pragmatisme:

ETIKA DAN FILSAFAT KOMUNIKASI

MANUSIA DAN HISTORISITASNYA MENURUT MARTIN HEIDEGGER. Oleh: Sindung Tjahyadi 1

BAB IV. PENUTUP. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,

Filsafat eksistensialisme

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya setiap manusia memiliki kebutuhan-kebutuhan dalam

ETIKA & FILSAFAT KOMUNIKASI

BAB I PENDAHULUAN. metafisika pada puncaknya. Kemudian pada pasca-pencerahan (sekitar abad ke-

Satuan Acara Perkuliahan (SAP)

Pengetahuan dan Kebenaran

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang Masalah. Dalam kehidupan sehari-hari, pada dasarnya manusia mempunyai rasa saling

BAB I PENGERTIAN FILSAFAT INDONESIA PRA MODERN

Estetika Desain. Oleh: Wisnu Adisukma. Seni ternyata tidak selalu identik dengan keindahan. Argumen

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. a. Latar Belakang Permasalahan

Sek Se i k las tentang te filsafat Hendri Koeswara

KODE ETIK PSIKOLOGI. Teori Etika, Etika Deskriptif dan Etika Normatif. Mistety Oktaviana, M.Psi., Psikolog. Modul ke: Fakultas PSIKOLOGI


BAB I PENDAHULUAN. Setiap makhluk hidup maupun benda (objek) yang ada di dunia ini

EPISTIMOLOGI, ONTOLOGI, DAN AKSIOLOGI PENGETAHUAN FILSAFAT

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu mengenai bagaimana seharusnya proses berlangsungnya pelaksanaan konsep

BAB I. PENDAHULUAN. Universitas Indonesia. Estetika sebagai..., Wahyu Akomadin, FIB UI,2009

PENDIDIKAN DAN KEHIDUPAN SOSIAL BUDAYA MASYARAKAT

REFLEKSI TINGKAH LAKU BERBAHASA MASYARAKAT DALAM PERSPEKTIF BUDAYA 1. Oleh: Sulis Triyono 2

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian mengenai representasi materialisme pada program Take Me Out

BAB II KAJIAN TEORI. dikenal sebagai seorang raja Kediri yang hebat, tetapi juga dikenal dengan

PANCASILA SEBAGAI SISTEM FILSAFAT

Joseph Schelling oleh: Lilis Widyaningrum

PARADIGMA PENELITIAN KUALITATIF. By: Nur Atnan, S.IP., M.Sc.

Transkripsi:

Modul ke: FILSAFAT MANUSIA Sosialitas Manusia; Pandangan-pandangan mengenai Korelasi Manusia dengan yang-lain. Fakultas PSIKOLOGI Firman Alamsyah, MA Program Studi PSIKOLOGI http://www.mercubuana.ac.id

Sosialitas Manusia Sosialitas manusia merupakan salah satu struktur yang tidak dapat tidak ada pada kodrat manusia. Kenyataan bahwa adanya manusia, atau keberadaan manusia ditandai dengan kebersamaannya dengan yang-lain adalah sebuah kenyataan manusia yang tak dapat dibantah lagi, bahwa manusia sudah bersosialisasi sejak mula ia hadir di dunia (dilahirkan).

Ciri-ciri Sosialitas Manusia Menurut Sudiarja dalam bukunya Filsafat Sosial, ciri-ciri sosialitas manusia itu; - Pertama, sosialitas manusia mempunyai dimensi yang sangat luas. Manusia tidak dapat disebut sebagai manusia selain berkat kehidupan sosialnya, kebersamaannya dengan yang lain. Sosialitas merupakan ciri hakiki yang tak teringkari, bukan ciri yang ditambahkan pada manusia atau kondisi yang ditentukan dari luar, melainkan sesuatu yang melekat pada dirinya sejak lahirnya. - Kedua, sosialitas yang terkait dengan kodrat manusia mengarah pada kemanusiaan yang lebih luas, penuh dan lebih sempurna. Sosialitas manusia adalah sosialitas yang terbuka, yang prospektif, yang dapat berkembang ke arah yang baik, sejauh manusia menyadari prospek dan bertanggungjawab atasnya. - Ketiga, hubungan sosial yang terjadi diantara manusia (masyarakat) dsebabkan oleh dua hal, yakni saling berkebutuhan, dan ikatan primitif yang primordial.

Refleksi Metafisis Sosialitas Manusia; Kondisi Aku Aku di-ada-kan oleh Yang Lain - Aku tidak Lepas dari Yang Lain - Aku diartikan oleh Yang Lain - Aku diadakan oleh Yang Lain Kesimpulan: 100 % saya baru menjadi Aku karena Yang Lain, ketertentuan-ku seluruhnya tergantung pengakuanku terhadap Yang Lain dan pengakuan mereka terhadap Aku.

Refleksi Metafisis Sosialitas Manusia; Kondisi Yang-lain Aku meng-ada-kan Yang Lain - Yang Lain Itu Duniaku (Contoh; kawanku, rumahku dll) - Yang Lain menerima arti dari Aku (Dunia Objektif, Ilmu Pengetahuan, Pengalaman sehari-hari, Yang lain itu proyeksiku). - Aku mengadakan Yang Lain (hubungan afektif, ilmu pengetahuan, tanpa aku tidak ada yg lain). Kesimpulan: Yang Lain selalu telah ada untuk aku, memiliki arti/nilai untuk Aku, menerima itu dari aku.

Korelasi Aku & Yang-lain Hubungan timbal balik (tidak lepas, saling memberi arti, saling mengadakan) Saling mengukur (keseimbangan, yang lain seluruhnya, relasi sekunder) Absolut dan Relatif (saling memuat, substansi terbuka, identik dan disting, di dalam dan di luar, aku dan fungsiku, sosialitas bukan kekurangan)

Kesimpulan Refleksi Metafisis Sosialitas Manusia Aku dan Yang Lain (entah manusia entah bukan): substansi berdikari, berhubungan timbal balik, saling memberi arti dan nilai, saling mengadakan. Aku dan Yang Lain sama-sama merupakan keseluruhan pusatpusat yang otonom di dalam korelasi dan berkorelasi di dalam otonomi. Atau secara radikal: yang identik di dalam distingsi dan distingsi dalam identitas. Nb; Distingsi artinya dua atau lebih hal yang berbeda dengan kualitas yang sama tidak besar sebelah, berbanding atau bertolak belakang

Ragam Pandangan Filsafat tentang Aku & Yang Lain Tendensi Monistis: tidak mengakui substasi lain (monisme mutlak), Yang Lain itu aspek/cara/saat/taraf dalam substansi mutlak (Monisme Lunak). Sensisme-Empirisme-Positivisme: Tidak dapat pertanggungjawabkan substansi-substansi, maka mereka mengingkari substansi lain. Filsuf yang lalaikan sisi yang lain: adanya dunia luar diterima tapi tidak diketahui hakikatnya (Kant), hanya selidiki fenomena yang saya sadari namun dibuat abstraksi dari adanya yang riil, tidak selidiki hubungan ril yang tepat (Husserl). Pluralisme: Akui adanya Yang Lain, namun Aku dan Yang Lain tidak berhubungan langsung secara efektif. Eksistensialisme; Aku dan yang-lain saling memberi arti dan nilai, dan saling menciptakan.

Refleksi Filsuf Heidegger Tentang Sosialitas Manusia Ciri dasar manusia bagi Heidegger adalah bahwa manusia Ada-di-dalamdunia (in-der-welt-sein). Dunia yang dimaksud bukan bumi atau alam semesta saja, tapi juga dari sudut pandang Manusia bahwa dunia adalah suatu tempat untuk dimukimi (bewohnt). Manusialah yang mampu menduniakan tempat ia berada, misalnya; dunia pelajar, dunia anak-anak, dunia Filsafat dll. Sedang kata dalam pada ada-di-dalam-dunia, bukan maksudnya terletak pada suatu tempat, melainkan entity sebagai sebuah keseluruhan atau keterlibatan dalam mana ia dilemparkan. Ada-di-dalamdunia juga berarti mengandaikan hubungan manusia dengan adaan-adaan lain. Dunia manusia adalah juga dunia bersama (mitwelt). Ada-dalam adalah juga Ada-dengan yang lainnya. Hal itu adalah Ada-dalam-dunia-bersamamanusia lain yang juga berarti bersama-ada-disana (mit dasein).

Konteks Sosial Manusia Versi Heidegger Ada tiga macam adaan-adaan yang selalu berhubungan dengan manusia dengan cara berada yang berbeda-beda satu sama lain maupun dengan manusia sendiri. 1. Hubungan manusia dengan Alat-alat (zuhandenes). 2. Hubungan manusia dengan benda-benda yang bukan alat (vorhandenes) 3. Dan hubungan manusia dengan manusia lain (mit-dasein). Yang pertama merupakan alat-alat dari produk cultural (zuhandenes), sedang yang kedua adalah benda-benda alamiah yang tergeletak begitu saja (vorhandenes) dan terakhir manusia lain diluar aku.

Posisi Alat-alat (Zuhandenes) Perspektif Heidegger Zuhandenes (Alat-alat) secara harafiah berarti siap-untuktangan. Ada alat-alat ini menurut Heidegger berstruktur supaya atau untuk (um-zu) bagi manusia, sesuatu yang kehilangan cirinya sebagai untuk sesuatu atau netral terhadap keterlibatan kita akan kehilangan ada-nya sebagai zuhandenes, pena yang tidak terpakai karena tintanya sudah habis misalnya. Keterlibatan praktis manusia dengan alat-alat ini disebut mengurus (besorgen). Pandangan yang menyeluruh dan artikulasi atas seluruh system acuan itu disebut melihat sekeliling (umsicht), jika ada gangguan, misalnya penanya macet atau kursinya basah, maka seluruh system acuan yang diandaikannya begitu saja akan tersingkap dan disadari.

Posisi Bukan Alat-alat (Vorhandenes) Perspektif Heidegger Posisi Bukan alat-alat (Voerhandenes) bertolak belakang dengan alat-alat (zuhandenes), adanya tersedia begitu saja dihadapan ataupun tidak dihadapan manusia. Strukturnya tersedia begitu saja bagi manusia dengan tanpa minat untuk menanganinya.

Posisi Manusia Lain (Mit-Dasein) Perspektif Heidegger mitdasein secara harfiah dalam bahasa Jerman berarti bersama-ada-disana, dalam hal ini manusia berhubungan dengan manusia lain atau orang lain. Kontak dengan mitdasein terjadi lewat besorgen (dalam mengurus zuhandenes dan vorhandenes), cara dan karakter ada-nya berbeda dengan adaan lainnya, ia tidak diurus atau ditangani melainkan mendapat pemeliharaan atau perhatian (fursorgen).

Sosialitas Manusia Sebagai Ada-di-dalam-Dunia

Hubungan Aku & Yang Lain Perspektif Heidegger Manusia Lain Demi Sesuatu Kemungkinan ada-nya Manusia Manusia Lain Towards-wich (works) Alat-alat Alat-alat Dunia adalah totalitas fungsi-fungsi dan tugas-tugas dalam sosialitas manusia Polt, Heidegger; An Introduction, 1999

Daftar Pustaka Baker, Anton, 2000, Antropologi Metafisik, Yogyakarta: Kanisius Gahral, Adian, Donny,.2002, Martin Heidegger; Seri Tokoh Filsafat, Teraju: Jakarta. Hardiman, F, Budi,. 2003, Heidegger dan Mistik Keseharian, Suatu Pengantar Menuju Sein und Zeit, Kepustakaan Populer Gramedia: Jakarta. Heidegger, Martin, 1962,. Being and Time (terj. John Macquarrie & Edward Robinson), Harper & Row Publishers: New York Polt, Richard, 1999, Heidegger: an Introduction, Cornell University Press: New York. Richardson, William J, S.J, 1974, Heidegger: Through Phenomenology to Thought, Martinus Nijhoff, The Hague: Netherlands.

Terima Kasih Firman Alamsyah, MA