Pertemuan ke: 06 ANGGARAN PENDAPATAN BELANJA NEGARA POLITIK KEUANGAN NEGARA (3 SKS) Pengampu: Miftah Adhi Ikhsanto, S.IP, MiOP Amirudin, S.IP, M.Ec.Dev 1 Alamat: Jurusan Politik danpemerintahan Fisipol UGM Jl. Sosio-Justisia, Bulaksumur, Yogyakarta INDONESIA 55281 Telp. 0274-563362 ext: 212 2 Sumber: Nota Keuangan RAPBN 2015 1
DASAR HUKUM PEMERINTAH PUSAT (APBN) UU 17 2003 PEMERINTAH DAERAH (APBD) UU 17 2003, UU 32 & 33 2004, PP 58 2005, PERMENDAGRI 13 2006, PERMENDAGRI 59 2007, PERDA 3 APA ITU APBN? Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) adalah rencana keuangan tahunan pemerintahan negara yang disetujui oleh DPR-RI APBN, perubahan APBN, dan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN setiap tahun ditetapkan dengan undang-undang. Semua penerimaan yang menjadi hak dan pengeluaran yang menjadi kewajiban negara dalam tahun anggaran yang bersangkutan harus dimasukkan dalam APBN 4 2
FUNGSI APBN 1. OTORISASI Dasar utk melaksanakan pendapatan dan belanja pd tahun yg bersangkutan. 2. PERENCANAAN Pedoman bagi manajemen dlm merenc. kegiatan pd thn yg bersangkutan 3. PENGAWASAN Pedoman untuk menilai apakah kegiatan penyelenggaraan pemerintahan sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan 4. ALOKASI Harus diarahkan untuk menciptakan lapangan kerja/mengurangi pengangguran dan pemborosan sumber daya, serta meningkatkan efisiensi dan efektivitas perekonomian 5. DISTRIBUSI 5 kebijakan APBN harus memperhatikan rasa keadilan dan kepatutan 6. STBILISASI Alat utk memelihara & mengupayakan keseimb. fundamental perekonomian negara SIKLUS DAN PROSES PENYUSUNAN APBN 6 3
SIKLUS APBN JULI Jan-Des Nopember JAN-JULI 16 Agst-Okt 7 Tahun Anggaran meliputi masa satu tahun, mulai dari tanggal 1 Januari sampai dengan tanggal 31 Desember. 20 thn 5 thn 1 thn RPJP NASIONAL RENSTRA KL RPJM NASIONAL RENJA KL RKP RKA - KL RAPBN RINCIAN APBN APBN Pemerintah Pusat RPJP DAERAH RPJM RKPD RAPBD DAERAH KUA RENSTRA SKPD RENJA SKPD RKA SKPD APBD PENJABARAN APBD Pemerintah Daerah 8 RENCANA KERJA ANGGARAN 4
9 Pendekatan Tradisional/konvensional Ciri utama pendekatan anggaran tradisional: a. Cara penyusunan anggaran didasarkan atas incrementalism. Hanya menambah atau mengurangi jml Rp pd item-item anggaran yg sdh ada sebelumnya dgn menggunakan data tahun sebelumnya sbg dasar utk menyesuaikan besarnya penambahan atau pengurangan tanpa dilakukan kajian yg mendalam. b. Struktur dan susunan anggaran bersifat line-item. Tidak memungkinkan untuk menghilangkan item-item penerimaan atau pengeluaran yang telah ada dalam struktur anggaran 10 5
Pendekatan Modern: New Public Management 11 Ciri utama pendekatan New Public Management berfokus pada manajemen sektor publik yang berorientasi pada kinerja. Teknik penganggarannya terdiri dari: a. Zero Based Budgeting (ZBB) anggaran diasumsikan mulai dari nol Penentuan didasarkan pada kebutuhan reel saat ini b. Planning, Programing, and Budgeting System (PPBS) Berorientasi pada output dan tujuan Secara ekplisit menjelaskan implikasi terhadap tahun anggaran yad Dilakukan secara sestematik dengan berbagai alternatif program c. Performance budgeting (PB)... 12 Pendekatan New Public Management c. Performance budgeting (PB) Suatu sistem anggaran yang mengutamakan upaya pencapaian hasil kerja atau output dari perencanaan alokasi biaya atau input yang ditetapkan. Indikator PB: Standar analisa belanja (SAB): digunakan untuk menilai kewajaran beban kerja dan biaya setiap program/kegiatan yang dilaksanakan. Tolok ukur kinerja: Tolok ukur kinerja untuk setiap jenis pelayanan dinas/unit kerja ditetapkan dalam bentuk standar pelayanan minimal (SPM) yang ditetapkan masingmasing daerah sebagai cara untuk menjamin dan mendukung kewenangan penyelenggaraan pelayanan sekaligus sebagai akuntabillitas daerah. Standar biaya: adalah harga satuan unit biaya yang berlaku bagi masing-masing daerah. 6
13 14 PENYUSUNAN APBN 1. APBN merupakan wujud pengelolaan keuangan negara yang ditetapkan tiap tahun dengan Undang-Undang 2. APBN disusun sesuai dengan kebutuhan penyelenggaraan pemerintahan negara dan kemampuan dalam menghimpun pendapatan negara. 3. Penyusunan RAPBN berpedoman pada rencana kerja Pemerintah dalam rangka mewujudkan tercapainya tujuan bernegara. 4. Rencana kerja dan anggaran disusun berdasarkan prestasi kerja yang akan dicapai (anggaran berdasarkan prestasi kerja) 7
15 5. Dalam hal anggaran diperkirakan defisit, ditetapkan sumber-sumber pembiayaan untuk menutup defisit tersebut dalam Undang-undang tentang APBN. 6. Defisit anggaran yang dimaksud dibatasi maksimal 3% (tiga persen) dari Produk Domestik Bruto. Jumlah pinjaman dibatasi maksimal 60% (enam puluh persen) dari Produk Domestik Bruto. 7. Dalam hal anggaran surplus, Pemerintah dapat mengajukan rencana penggunaan surplus anggaran kepada DPR. 8. Penggunaan surplus anggaran perlu dipertimbangkan prinsip pertanggungjawaban antargenerasi sehingga penggunaannya diutamakan untuk pengurangan utang, pembentukan dana cadangan, dan peningkatan jaminan sosial. 9. Pemerintah Pusat menyampaikan pokok-pokok kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro tahun anggaran berikutnya kepada Dewan Perwakilan Rakyat selambat-lambatnya bulan Mei tahun berjalan. 10.Pemerintah Pusat dan Dewan Perwakilan Rakyat membahas kerangka ekonomi makro dan pokokpokok kebijakan fiskal yang diajukan oleh Pemerintah Pusat dalam pembicaraan pendahuluan rancangan APBN tahun anggaran berikutnya. 11. Berdasarkan kerangka ekonnomi makro dan pokokpokok kebijakan fiskal, Pemerintah Pusat bersama Dewan Perwakilan Rakyat membahas kebijakan umum dan prioritas anggaran untuk dijadikan acuan bagi setiap kementerian negara/lembaga dalam penyusunan usulan anggaran. 16 Siklus 8
17 PENETAPAN APBN 1. Pemerintah Pusat mengajukan RUU tentang APBN, disertai nota keuangan dan dokumen-dokumen pendukungnya kepada DPR pada bulan Agustus tahun sebelumnya. 2. Pembahasan RUU tentang APBN dilakukan sesuai dengan undang-undang yang mengatur susunan dan kedudukan DPR. 3. DPR dapat mengajukan usul yang mengakibatkan perubahan jumlah penerimaan dan pengeluaran dalam RUU tentang APBN. 4. Pengambilan keputusan oleh DPR mengenai RUU tentang APBN dilakukan selambat-lambatnya 2 (dua) bulan sebelum tahun anggaran yang bersangkutan dilaksanakan. 5. APBN yang disetujui DPR terinci sampai dengan unit organisasi, fungsi, program, kegiatan, dan jenis belanja. 6. Bagaimana bila DPR tidak menyetujui RUU tentang APBN? Pemerintah Pusat dapat melakukan pengeluaran setinggi-tingginya sebesar angka APBN tahun anggaran sebelumnya. 18 Siklus 9
PELAKSANAAN APBN 1. Setelah APBN ditetapkan dengan UU, pelaksanaannya dituangkan dengan Keputusan Presiden. 2. Pemerintah Pusat menyusun Laporan Realisasi Semester Pertama APBN dan prognosis untuk 6 (enam) bulan berikutnya. 3. Laporan tersebut disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya pada akhir Juli tahun anggaran bersangkutan, untuk dibahas bersama antara DPR dan Pemerintah Pusat. 19 Siklus PERUBAHAN APBN Penyesuaian APBN dengan perkembangan dan/atau perubahan keadaan dibahas bersama DPR dengan Pemerintah Pusat dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan atas APBN tahun anggaran yang bersangkutan, apabila terjadi: a. perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam APBN. b. perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal. c. keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran anggaran antarunit organisasi, antarkegiatan, dan antarjenis belanja. d. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran yang berjalan. e. Dalam keadaan darurat Pemerintah dapat melakukan pengeluaran yang belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam rancangan perubahan APBN dan/atau disampaikan dalam Laporan Realisasi Anggaran sebelum tahun anggaran yang Kapan RUU APBNP diajukan? 20 bersangkutan berakhir Siklus 10
PERTANGGUNGJAWABAN APBN 1. Pertanggungjawaban keuangan negara sebagai upaya konkrit mewujudkan transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan negara, disampaikan secara tepat waktu dan disusun mengikuti standar akuntansi pemerintah yang telah diterima secara umum 2. Laporan Keuangan dimaksud setidak-tidaknya meliputi Laporan Realisasi APBN, Neraca, Laporan Arus Kas, dan CLK, yang dilampiri dengan laporan keuangan perusahaan negara dan badan lainnya - Laporan keuangan telah diperiksa BPK 3. Kapan Presiden menyampaikan RUU tentang pertanggungjawaban pelaksanaan APBN kepada DPR? selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir. 21 Siklus AKTOR DAN OTORITAS 22 11
STRUKTUR ORGANISASI PENGELOLA KEUANGAN NEGARA PRESIDEN MENTERI PENGGUNA ANGGARAN MENTERI KEUANGAN BENDAHARAWAN UMUM SATKER Kuasa Pengguna Anggaran SATKER Kuasa Pengguna Anggaran KPPN Kuasa Bendara Umum KPPN Kuasa Bendara Umum 23 24 PRESIDEN 1. Presiden selaku Kepala Pemerintahan memegang kekuasaan pengelolaan keuangan negara sebagai bagian dari kekuasaan pemerintahan 2. dikuasakan kepada Menteri Keuangan, selaku pengelola fiskal dan Wakil Pemerintah dalam kepemilikan kekayaan negara yang dipisahkan 3. dikuasakan kepada menteri/pimpinan lembaga selaku Pengguna Anggaran/Pengguna Barang kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya 4. diserahkan kepada gubernur/bupati/walikota selaku kepala pemerintahan daerah untuk mengelola keuangan daerah dan mewakili pemerintah daerah dalam kepemilikan kekayaan daerah yang dipisahkan 12
Peran dan Tanggung Jawab Menteri Keuangan dan Menteri Teknis Menteri Keuangan sebagai pembantu Presiden dalam bidang keuangan pada hakekatnya adalah Chief Financial Officer (CFO) Pemerintah R.I. Setiap menteri sebagai pembantu Presiden pada hakekatnya adalah Chief Operational Officer (COO) untuk bidang tugas kementerian yang dipimpinnya. 25 Pembagian peran antara menteri teknis dan Menteri Keuangan : Menteri teknis berperan sebagai pengguna anggaran; Menteri Keuangan berperan sebagai bendahara umum negara; Menteri Keuangan bertugas: 26 1. Menyusun kebijakan fiskal dan kerangka ekonomi makro 2. Menyusun rancangan APBN dan rancangan Perubahan APBN 3. Mengesahkan dokumen pelaksanaan anggaran 4. Melakukan perjanjian internasional di bidang keuangan 5. Melaksanakan pemungutan pendapatan negara yang telah ditetapkan dengan undang-undang 6. Melaksanakan fungsi bendahara umum negara 7. Menyusun laporan keuangan yang merupakan pertanggungjawaban pelaksanaan APBN 8. Melaksanakan tugas-tugas lain di bidang pengelolaan fiskal berdasarkan ketentuan undangundang. 13
27 Menteri/pimpinan lembaga sebagai Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang kementerian negara/lembaga bertugas: 1. Menyusun rancangan anggaran kementerian negara/lembaga yang dipimpinnya; 2. Menyusun dokumen pelaksanaan anggaran; 3. Melaksanakan anggaran kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya; 4. Melaksanakan pemungutan penerimaan negara bukan pajak dan menyetorkannya ke Kas Negara; 5. Mengelola piutang dan utang negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya; 6. Mengelola barang milik/kekayaan negara yang menjadi tanggung jawab kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya; 7. Menyusun dan menyampaikan laporan keuangan kementerian negara /lembaga yang dipimpinnya; 8. Melaksanakan tugas-tugas lain yang menjadi tanggung jawabnya berdasarkan ketentuan undang-undang. STRUKTUR APBN 28 14
STUKTUR APBN (FUNGSI) Pelayanan Umum Pertahanan Ketertiban & Keamanan Ekonomi Lingkungan Hidup Perumahan dan Fasilitas Umum Kesehatan Pariwisata Budaya Agama Pendidikan Perlindungan Sosial 29 30 15
31 STUKTUR APBN (JENIS) PENDAPATAN Penerimaan Pajak, Non Pajak, Hibah BELANJA Belanja Pegawai, Belanja Barang, Belanja Modal, Bunga, Subsidi, Hibah, Bantuan Sosial, dan Belanja Lain-lain KESEIMBANGAN PRIMER SURPLUS/DEFISIT PEMBIAYAAN 32 16
33 Sumber: Nota Keuangan RAPBN 2015 DANA PERIMBANGAN transfer dana dari pemerintah pusat kepada pemerintah daerah dalam rangka program desentralisasi yaitu: dana bagi hasil penerimaan, dana alokasi umum dan dana alokasi khusus. 34 17
SUSPEN KESEIMBANGAN Dalam tampilan APBN, dikenal dua istilah defisit anggaran, yaitu : keseimbangan primer, dan keseimbangan umum. Keseimbangan primer adalah total penerimaan dikurangi belanja tidak termasuk pembayaran bunga, sedangkan keseimbangan Umum adalah total penerimaan dikurangi total pengeluaran termasuk pembayaran bunga DANA DEKONSENTRASI Dana yang berasal dari Anggaran K/L (APBN) yang dilaksanakan oleh Gubernur sebagai wakil Pemerintah Pusat. Mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Dekonsentrasi. Tidak termasuk dana yang dialokasikan untuk instansi vertikal pusat di Daerah. Dialokasikan untuk kegiatan Non Fisik. Dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah. 36 18
DANA TUGAS PEMBANTUAN Dana yang berasal dari Anggaran K/L (APBN) yang dilaksanakan oleh Daerah. Mencakup semua penerimaan dan pengeluaran dalam rangka pelaksanaan Tugas Pembantuan. Ditugaskan pelaksanaannya kepada Gubernur/Bupati/Walikota; Dialokasikan untuk kegiatan Fisik; Dilaksanakan oleh Satuan Kerja Perangkat Daerah 37 Alur Belanja APBN ke Daerah Pemerintah Pusat MONEY FOLLOWS FUNCTION AND CAPACITY Daerah Dana Vertikal di Daerah Dana Dekonsentrasi Dana Tgs Pembantuan PNPM, BOS, Jamkesmas Subsidi dan Bantuan Masuk APBD Hibah Mendanai kewenangan Daerah (Desentralisasi) Dana Perimbangan Dana Otsus dan Penyesuaian Pinjaman 38 19
KERANGKA PENDANAAN URUSAN PEMERINTAHAN DALAM KERANGKA KEBIJAKAN FISKAL-NASIONAL Pemerintah Pusat Sebagian Urusan Sumber Pendanaan APBD PAD Pemerintah Daerah SKPD BHP dan BP Kewenangan Pemda : Urusan Wajib (SPM) - Propinsi (16 jenis urusan) - Kab/Kota (16 jenis urusan) Urusan Pilihan Desentralisasi Dekonsentrasi Tugas Pembantuan dari Pusat ke Daerah dan Desa Dana Perimbangan Lain-lain Pendapatan Penerimaan Pembiayaan APBN DAU DAK Dana Darurat Dan Hibah SILPA tahun lalu Dana Cadangan Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan Pusat dan Daerah Pinjaman Daerah 39 Kementerian/ Lembaga Kewenangan Pemerintah: 6 urusan di luar 6 Urusan SIKLUS APBN JAN-JULI 40 20
SIKLUS APBN JAN-JULI 16 Agst-Okt 41 SIKLUS APBN Jan-Des JAN-JULI 16 Agst-Okt 42 21
SIKLUS APBN Jan-Des Nopember JAN-JULI 16 Agst-Okt 43 SIKLUS APBN JULI Jan-Des Nopember JAN-JULI 16 Agst-Okt 44 Alur 22