TINJAUAN PUSTAKA. Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI

2.4 Pemilihan Metode Peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Produksi jagung merupakan hasil bercocok tanam, dimana dilakukan penanaman bibit

Kata kunci: beban GI, perkiraan, regresi linier berganda

Pembahasan Materi #7

BAB 2 LANDASAN TEORI. datang dengan waktu yang relatif lama (assaury, 1991). Secara teoritis peramalan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. 2.1 Produk Domestik Regional Bruto

BAB III PERAMALAN 3.1 Landasan Teori Peramalan

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. yang akan datang. Ramalan adalah situasi dan kondisi yang diperkirakan akan terjadi

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegiatan untuk memperkirakan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS

PERAMALAN (FORECASTING) #2

METODE KUANTITATIF, MENGGUNAKAN BERBAGAI MODEL MATEMATIS YANG MENGGUNAKAN DATA HISTORIES DAN ATAU VARIABLE-VARIABEL KAUSAL UNTUK MERAMALKAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III PERAMALAN. Praktikum Sistem Produksi ATA 2014/2015

BAB 2 LANDASAN TEORITIS

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

Bab IV. Pembahasan dan Hasil Penelitian

METODE PENELITIAN. pelanggan rumah tangga, bisnis, sosial, dan industri pada tahun-tahun yang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB III TINJAUAN PUSTAKA

Manajemen Operasional. PERAMALAN (Forecasting)

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Semua barang dan jasa sebagai hasil dari kegiatan-kegiatan ekonomi yang beroperasi

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Seperti diketahui PDRB adalah penjumlahan dari seluruh Nilai Tambah Bruto (NTB)

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (forecasting) adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksi apa. situasi dan kondisi di masa yang akan datang.

BAB III METODE PEMULUSAN EKSPONENSIAL HOLT-WINTER DAN METODE DEKOMPOSISI KLASIK

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

PERAMALAN (FORECASTING)

BAB II LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regressison analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun persamaan

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan adalah kegiatan mengestimasi apa yang akan terjadi pada masa yang akan datang.

Peramalan Deret Waktu Menggunakan S-Curve dan Quadratic Trend Model

BAB II. REGRESI LINIER SEDERHANA

Team project 2017 Dony Pratidana S. Hum Bima Agus Setyawan S. IIP

REGRESI LINIER. b. Variabel tak bebas atau variabel respon -> variabel yang terjadi karena variabel bebas. Dapat dinyatakan dengan Y.

BAB IV ANALISIS HASIL PENGOLAHAN DATA

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. Sistem informasi terdiri dari input, proses, dan output, seperti yang terlihat pada

BAB IX ANALISIS REGRESI

STATISTIKA 2 IT

BAB 3 PENGOLAHAN DATA

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Peramalan adalah kegiatan memperkirakan atau memprediksikan apa yang akan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Atina Ahdika. Universitas Islam Indonesia 2015

BAB 2 TINJAUAN TEORITIS. Adanya waktu tenggang (lead time) merupakan alasan utama bagi perencanaan dan

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 2 LANDASAN TEORI. Peramalan (Forecasting) adalah suatu kegitan yang memperkirakan apa yang akan

BAB III LANDASAN TEORI

Matakuliah : Ekonomi Produksi Peternakan Tahun : Oleh. Suhardi, S.Pt.,MP

MATERI 3 PER E AM A AL A AN

BAB 3 METODE PENELITIAN

TIME SERIES. Deret berkala dan Peramalan

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 3 PRAKIRAAAN dan PERAMALAN PRODUKSI. Dalam Manajemen Operasional, mengapa perlu ada peramalan produksi?

III. METODE PENELITIAN

PERAMALAN (FORECASTING) #2

BAB 2 LANDASAN TEORI. Analisis regresi (regression analysis) merupakan suatu teknik untuk membangun

BAB 1 PENDAHULUAN. banyak diterapkan pada berbagai bidang sebagai dasar bagi pengambilan

Peramalan (Forecasting)

EMA302 Manajemen Operasional

PERAMALAN (Forecasting)

BAB III LANDASAN TEORI

BAB 2 TINJAUAN TEORI. akan datang. Sedangkan ramalan adalah suatu situasi atau kondisi yang diperkirakan

BAB 2 KONSEP DAN DEFENISI

BAB. 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

Regresi Linier. Metode Numerik POLITEKNIK ELEKTRONIKA NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN TEKNIK INFORMATIKA DAN KOMPUTER PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

BAB III LANGKAH PEMECAHAN MASALAH

VALIDASI HASIL PROYEKSI PENDUDUK TAHUN 2010 TERHADAP SENSUS PENDUDUK 2010 MENGGUNAKAN MAD DAN MSE

KEANDALAN PERAMALAN. Disajikan oleh: Bernardus Budi Hartono. Teknik Informatika [Gasal ] FTI - Universitas Stikubank Semarang

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kebijakan pemerintah dapat diambil secara tepat apabila berdasar pada informasi

BAB 3 LANGKAH PEMECAHAN MASALAH. Seiring dengan meningkatknya pangsa pasar, permintaan konsumen juga menjadi

SI403 Riset Operasi Suryo Widiantoro, MMSI, M.Com(IS)

BAB II LANDASAN TEORI. Peramalan adalah proses perkiraan (pengukuran) besarnya atau jumlah

PENERAPAN LEAST SQUARE METHOD UNTUK PERAMALAN PENJUALAN DI HIJABSTORY BANDUNG

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

PRISMA FISIKA, Vol. III, No. 3 (2015), Hal ISSN :

BAB I Pendahuluan. 1. Mengetahui pengertian penelitian metode regresi. 2. Mengetahui contoh pengolahan data menggunakan metode regresi.

BAB 2 LANDASAN TEORI. diperkirakan akan terjadi pada masa yang akan datang. Ramalan tersebut dapat

BAB 2 LANDASAN TEORI

BAB II LANDASAN TEORI. saling berhubungan membentuk suatu kesatuan atau organisasi atau suatu jaringan

BAB 2 LANDASAN TEORI

Dwi Puspitasari 1, Mustika Mentari 2, Wildan Ridho Faldiansyah 3

BAB V ANALISA HASIL. Pada bab sebelumnya telah dilakukan pengolahan data-data yang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Prediksi Prediksi pada dasarnya merupakan dugaan atau prediksi mengenai terjadinya suatu kejadian atau peristiwa di waktu yang akan datang. Prediksi bisa bersifat kualitatif (tidak berbentuk angka) maupun kuantitatif (berbentuk angka). Prediksi kualitatif sulit dilakukan untuk memperoleh hasil yang baik karena variabelnya sangat relatif sifatnya. Prediksi kuantitatif dibagi dua yaitu: prediksi tunggal (point prediction) dan prediksi selang (interval prediction). Prediksi tunggal terdiri dari satu nilai, sedangkan prediksi selang terdiri dari beberapa nilai, berupa suatu selang (interval) yang dibatasi oleh nilai batas bawah (prediksi batas bawah) dan batas atas (prediksi tinggi) [1]. Secara garis besar pembuatan ramalan kebutuhan tenaga elektrik dibagi dalam tiga tahap [2], yaitu: a) Pengumpulan dan penyiapan data. b) Pengolahan dan analisa data. c) Penentuan metoda dan pembuatan model. Prediksi berfungsi untuk membuat suatu rencana kebutuhan (demand) yang harus dibuat yang dinyatakan dalam kuantitas (jumlah) sebagai fungsi dari waktu. Prediksi dilakukan dalam jangka panjang (long term). Prediksi yang berkaitan dengan pernyatan (1) what will be demanded, (2) how many, dan (3)

6 when it should be supplied? Prediksi sangat diperlukan dengan melakukan perbandingan antara kebutuhan yang diramalkan dengan yang sebenarnya. 2.2 Metode Prediksi Metode prediksi merupakan cara memperkirakan apa yang akan terjadi di masa mendatang, baik secara sistematis maupun pragmatis atas dasar data yang relevan pada masa yang lalu, sehingga dengan demikian teknik prediksi diharapkan dapat memberikan keakuratan yang lebih besar. Metode/teknik prediksi memberikan cara pengerjaan yang teratur dan terarah, dengan demikian dapat dimungkinkan pengguna teknik-teknik penganalisisan yang tepat dapat memberikan tingkat kepercayaan atau keyakinan yang lebih besar, karena dapat diuji dan dibuktikan penyimpanagan atau deviasi yang terjadi secara ilmiah. Secara umum teknik atau metode prediksi dapat dibagi menjadi dua kategori, yang masing-masing kategori terdiri dari beberapa model, yaitu [3]: 1. Metode kualitatif Metode kualitatif adalah metode yang didasarkan atas data kualitatif pada masa lalu. Hasil prediksi yang dibuat sangat bergantung pada orang yang menyusunnya. Hal ini penting karena hasil prediksi tersebut ditentukan berdasarkan pemikiran yang instuisi, pendapat dan pengetahuan serta pengalaman penyusunnya.

7 2. Metode kuantitatif Metode kuantitatif adalah metode yang didasarkan atas data kuantitatif masa lalu. Hasil prediksi yang dibuat sangat bergantung pada metode yang dipergunakan dalam prediksi tersebut. Baik tidaknya metode yang digunakan tergantung dengan perbedaan atau penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang terjadi. Semakin kecil penyimpangan antara hasil ramalan dengan kenyataan yang akan terjadi maka semakin baik pula metode yang digunakan. 2.3 Metode Prediksi Regresi Metode prediksi regresi dibedakan menjadi dua: regesi linier, dan regresi non linier. 2.3.1. Regresi Linier Regresi linier m e r u p a k a n b e n t u k h u b u n g a n di m an a v a r i a b e l b e b a s X maupun variabel tergantung Y sebagai faktor yang berpangkat satu. Regresi linier ini dibedakan menjadi [4]: 1). Regresi linier sederhana dengan bentuk fungsi: Y = a + bx,.... (1) 2). Regresi linier berganda d e n g a n bentuk fungsi: Y = b0 + b1x1 +... + bpxp...... (2) Dari kedua fungsi di atas 1) dan 2); masing-masing berbentuk garis lurus (linier sederhana) dan bidang datar (linier berganda).

8 2.3.2. Regresi Non Linier Regresi non linier ialah bentuk hubungan atau fungsi di mana variabel bebas X dan atau variabel tak bebas Y dapat berfungsi sebagai faktor atau variabel dengan pangkat tertentu. Selain itu, variabel bebas X dan atau variabel tak bebas Y dapat berfungsi sebagai penyebut (fungsi pecahan), maupun variabel X dan atau variabel Y dapat berfungsi sebagai pangkat fungsi eksponen = fungsi perpangkatan. Regresi non linier dibedakan menjadi [4]: 1. Regresi Polinomial Regresi polinomial ialah regresi dengan sebuah variabel bebas sebagai faktor dengan pangkat terurut. Bentuk-bentuk fungsinya adalah sebagai berikut [4]. Y = a + bx + cx 2 (fungsi kuadratik).(3) Y = a + bx + cx 2 + bx 3 (fungsi kubik) Y = a + bx + cx 2 + dx 3 + ex 4 (fungsi kuartik), Y = a + bx + cx 2 + dx 3 + ex 4 + fx 5 (fungsi kuinik), dan seterusnya. Selain bentuk fungsi di atas, ada suatu bentuk lain dari fungsi kuadratik, yaitu dengan persamaan: Y = a + bx + c X. Bentuk ini dapat ditulis menjadi: Y = a + bx + cx (1/2), Sehingga, modifikasi dari fungsi kubik adalah: Y = a + bx + cx (1/2) + dx (3/2), atau Y = a + b X + cx + d X3. Dari contoh-contoh tersebut di atas perhatikan pangkat dari variabel bebas X.

9 2.Regresi hiperbola (fungsi resiprokal). Regresi hiperbola (fungsi resiprokal). Pada regresi hiperbola, di mana variabel bebas X atau variabel tak bebas Y, dapat berfungsi sebagai penyebut sehingga regresi ini disebut regresi dengan fungsi pecahan atau fungsi resiprok. Regresi ini mempunyai bentuk fungsi seperti [4]: 1/Y = a + bx atau.... (4) Y = a + b/x. Selain itu, ada bentuk campuran seperti: 1/Y = a + bx + cx 2, dan masih banyak lagi bentuk-bentuk lainnya. 3.Regresi fungsi perpangkatan atau geometrik Regresi fungsi perpangkatan atau geometrik. Pada regresi ini mempunyai bentuk fungsi yang berbeda dengan fungsi polinomial maupun fungsi eksponensial. Regresi ini mempunyai bentuk fungsi [4]: Y = a + B x..... (5) 4.Regresi Eksponensial Regresi e k s p o n e n s i al Regresi e k s p o n e n s i a l ialah regresi dimana variabel bebas X berfungsi sebagai pangkat atau eksponen.bentuk fungsi regresi ini adalah [4] : Y = a e bx atau.... (6) Y = a 10 bx. Modifikasi dari bentuk di atas adalah: 1/Y = a + be cx, ini disebut kurva logistik atau "tipe umum dari model pertumbuhan".

10 Modifikasinya juga seperti: Y = e (a + b/x), disebut dengan transformasi logaritmik resiprokal, yang umum disebut dengan model Gompertz. 5.Regresi Logaritmik Regresi logaritmik Bentuk fungsi dari regresi adalah: di mana variabel bebas Y berfungsi sebagai pangkat (eksponen) dan variabel bebas X mempunyai bentuk perpangkatan [4]. Model regresi ini adalah: e Y = a + b X atau dapat di tulis menjadi:....(7) Y = ln a + b ln X (merupakan trasformasi linier) 6.Regresi fungsi geometri. Regresi fungsi geometri bentuk dari fungsi ini adalah berupa bentuk regresi linier berganda di mana dalam fungsi ini terdapat fungsi trigonometri.bentuk yang paling sederhana dari fungsi ini adalah [4]: Y = a + b sin dx + c cos dx. Bentuk fungsi ini disebut kurva Faurier. Selain itu, ada lagi bentuk-bentuk yang lebih kompleks seperti: Y = a + b sin X + c cos X + d sin 2 X + e cos 2 X + ; dan seterusnya.

11 2.3 Jangka Waktu Prediksi Prediksi kebutuhan energi listrik dapat dikelompokkan menurut jangka waktunya menjadi tiga kelompok, yaitu [5]: 2.3.1 Prediksi jangka panjang Prediksi jangka panjang merupakan prediksi untuk jangka waktu diatas satu tahun. Dalam prediksi jangka panjang masalah-maslah makro ekonomi (Pendapatan Domestik Regional Bruto atau PDRB) merupakan masalah ekstern perusahaan listrik merupakan faktor utama yang menentukan arah prediksi kebutuhan energi. 2.3.2 Prediksi jangka menengah Prediksi jangka menengah merupakan prediksi untuk jangka waktu dari satu bulan sampai dengan satu tahun. Dalam prediksi beban jangka menengah faktor-faktor manajerial perusahaan merupakan faktor utama yang menentukan. Masalah-masalah manajerial misalnya kemampuan teknis memperluas jaringan distribusi, kemmapuan teknis menyelesaikan proyek pembangkit listrik baru serta juga kemampuan teknis menyelesaikan proyek saluran transmisi. 2.3.3 Prediksi jangka pendek Prediksi jangka pendek adalah prediksi untuk jangka waktu beberapa jam sampai satu minggu (7x24 jam = 168 jam).

12 2.4 Konsumen Energi Listrik Dengan meninjau secara umum pendekatan yang digunakan dalam menghitung kebutuhan energi, maka pemakai (konsumen) listrik dikelompokkan menjadi empat konsumen yaitu [2]: 1. Konsumen Rumah Tangga, 2. Konsumen Bisnis, 3. Konsumen Publik, 4. Konsumen lndustri. Algoritma perhitungan dari pendekatan yang digunakan untuk menyusun prediksi kebutuhan energi pada masing-masing konsumen. 2.5 Ukuran Akurasi Prediksi Prediksi adalah hasil taksiran kita akan suatu nilai di masa yang akan datang. Karena masih berupa taksiran, maka besar kemungkinan terjadinya kesalahan pada prediksi tersebut. Besarnya kesalahan pada waktu ke-i (ei) dinyatakan sebagai selisih antara data aktual pada waktu ke-i dengan hasil ramalannya pada waktu ke-i, yang secara matematis dapat ditulis [3]: e i = X i F i (8) dimana : e i = kesalahan (residual) pada waktu ke-i X i = data aktual pada waktu ke-i F i = nilai hasil prediksi pada waktu ke-i Model-model prediksi yang dilakukan kemudian divalidasi menggunakan sejumlah indikator. Indikator-indikator yang umum digunakan adalah rata-rata

13 penyimpangan absolut (Mean Absolute Deviation), rata-rata kuadrat terkecil (Mean Square Error), rata-rata persentase kesalahan absolut (Mean Absolute Percentage Error), validasi prediksi (Tracking Signal), dan pengujian kestabilan (Moving Range). 2.5.1 Mean Absolute Deviation (MAD) Metode untuk mengevaluasi metode prediksi menggunakan jumlah dari kesalahan-kesalahan yang absolut. MAD mengukur ketepatan ramalan dengan merata-rata kesalahan dugaan (nilai absolut masing-masing kesalahan). MAD berguna ketika mengukur kesalahan ramalan dalam unit yang sama sebagai deret asli. Nilai MAD dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebegai berikut [3] : MAD =.....(9) 2.5.2 Mean Square Error (MSE) Mean Squared Error (MSE) adalah metode lain untuk mengevaluasi metode prediksi. Masing-masing kesalahan atau sisa dikuadratkan. Kemudian dijumlahkan dan ditambahkan dengan jumlah observasi. Pendekatan ini mengatur kesalahan prediksi yang besar karena kesalahan-kesalahan itu dikuadratkan. Metode itu menghasilkan kesalahan-kesalahan sedang yang kemungkinan lebih baik untuk kesalahan kecil, tetapi kadang menghasilkan perbedaan yang besar [3]. MSE = =..... (10)

14 2.5.3 Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) dihitung dengan menggunakan kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk periode itu. Kemudian, merata-rata kesalahan persentase absolut tersebut. Pendekatan ini berguna ketika ukuran atau besar variabel ramalan itu penting dalam mengevaluasi ketepatan ramalan. MAPE mengindikasi seberapa besar kesalahan dalam meramal yang dibandingkan dengan nilai nyata [3]. MAPE =.. (11) 2.5.4 Tracking Signal Validasi prediksi dilakukan dengan Tracking Signal. Tracking Signal adalah suatu ukuran bagaimana baiknya suatu prediksi memperkirakan nilai-nilai aktual. Nilai Tracking Signal dapat dihitung dengan (running sum of the prediction errors atau RSFE) dibagi dengan Mean Absolute Deviation (MAD) persamaan sebegai berikut [3]: Tracking Signal =....(12) 2.6 Uji Model Untuk menguji model yang akan digunakan apakah ada hubungan dengan parameter yang digunakan maka dilakukan beberapa tes, yaitu:

15 Pertama, uji Test Koefisien Penentu (R 2 ), pengetesan ini untuk mengetahui tepat tidaknya varibel yang mempengaruhi besarnya variabel yang diramalkan adalah waktu. Kedua, Test Significance (T.Test) atau F test yaitu pengetesan untuk mengetahui apakah benar persamaan regresi itu adalah linier [3]. Tabel 1. Keeratan hubungan antara parameter (koefisien korelasi) Besar r yx Keterangan 0,00 < 0,20 Hubungan sangat lemah (diabaikan, dianggap tidak ada) 0,20 < 0,40 0,40 < 0,70 0,70 < 0,90 0,90 1,00 Hubungan rendah atau lemah Hubungan sedang atau cukup Hubungan kuat Hubungan sangat kuat 2.6.1 Pengujian model dengan koefisien penentu (R 2 ). Test rumusan yang digunakan adalah [4]: R 2 = 1 Dimana, 2 2 e... (13) y 2 e = y 2 b 2 2 ( x ) 2 y = Y 2 n ( Y ) 2 2 x = X 2 n ( X ) 2

16 2.6.2 Test Significance Tujuan test ini menguji dan meneliti apakah regresi yang digunakan dalam menyususn ramalan adalah benar linier, dimana data yang diteliti tepat berada disekitar garis linier. 1. F. Test Tujuannya adalah untuk mengetahui apakah nilai prediksi dari a dan b dapat bervariasi karena pengaruh sampling. Persamaan F. Test adalah sebagai berikut [4]: F = ( Y Y ) k 1 2 ( Y Y ) n k Dimana: k = jumlah variabel (dalam regresi sederhana = 2) n = jumlah tahun 2... (14) Hasil F rasio kemudian kita bandingkan dengan F tabel apabila F rasio >F tabel, maka secara statistik koefisien b adalah significance berbeda dengan nol (0), Demikian pula sebaliknya jika F rasio <F tabel