BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. zat atau substasi normal di urin menjadi sangat tinggi konsentrasinya. 1 Penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pembentukan batu ini disebut urolitiasis, dan dapat terbentuk pada ginjal. dan uretra (urethrolithiasis) (Basuki, 2009).

BATU SALURAN KEMIH. Dr. Maimun Syukri, Sp.PD

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit batu saluran kemih (BSK) merupakan penyakit umum yang

BAB I PENDAHULUAN. di dalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras seperti batu yang

BAB I PENDAHULUAN. dan akhirnya bibit penyakit. Apabila ketiga faktor tersebut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. bervariasi dari 2-3 bulan hingga tahun (Price dan Wilson, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sistem perkemihan merupakan salah satu system yang tidak kalah

Batu Saluran Kemih. Harnavi Harun

BAB 1 PENDAHULUAN. tujuan mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, mempertahankan

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. prevalensinya semakin meningkat setiap tahun di negara-negara berkembang

BAB I PENDAHULUAN. Alkohol merupakan substansi yang paling banyak digunakan di dunia dan tidak

BAB I PENDAHULUAN. Ginjal memiliki peranan yang sangat vital sebagai organ tubuh

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. nyeri yang teramat sangat bagi penderitanya. Hal ini disebabkan oleh. dan gaya hidup ( Price & Wilson, 1992).

BAB I PENDAHULUAN. darah yang melalui ginjal, reabsorpsi selektif air, elektrolit dan non elektrolit,

2 Penyakit asam urat diperkirakan terjadi pada 840 orang dari setiap orang. Prevalensi penyakit asam urat di Indonesia terjadi pada usia di ba

BAB I PENDAHULUAN. dari mulai faal ginjal normal sampai tidak berfungsi lagi. Penyakit gagal ginjal

EFEK DIURETIK DAN DAYA LARUT BATU GINJAL DARI EKSTRAK TALI PUTRI (Cassytha filiformis L.)

BAB 1 PENDAHULUAN. Asam urat telah diidentifikasi lebih dari dua abad yang lalu, namun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Hiperurisemia adalah peningkatan kadar asam urat dalam darah, lebih dari

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan pertumbuhan jumlah. penderita gagal ginjal pada tahun 2013 telah meningkat 50% dari tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal kiri letaknya lebih tinggi dari ginjal kanan, berwarna merah keunguan.

BAB I KONSEP DASAR TEORI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian. Hiperurisemia adalah keadaan terjadinya peningkatan kadar asam urat

UKDW BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Lima belas juta orang di dunia setiap tahunnya terkena serangan

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Gagal Ginjal Kronik (GGK) merupakan sindrom klinis yang bersifat

kematian sebesar atau 2,99% dari total kematian di Rumah Sakit (Departemen Kesehatan RI, 2008). Data prevalensi di atas menunjukkan bahwa PGK

HUBUNGAN TINGKAT ASUPAN PROTEIN DENGAN KADAR UREUM DAN KREATININ DARAH PADA PENDERITA GAGAL GINJAL KRONIK DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Gagal ginjal kronik (Chronic Kidney Disease) merupakan salah satu penyakit

BAB I PENDAHULUAN. pada tubuh dapat menimbulkan penyakit yang dikenal dengan. retina mata, ginjal, jantung, serta persendian (Shetty et al., 2011).

Anyang2an adalah rasa ingin buang air kecil lagi, pada saat air seni terakhir keluar terasa sakit. Selama anyang2an bagian bawah perut terasa sakit.

BAB I PENDAHULUAN. Pemeriksaan urine merupakan pemeriksaan yang sering diminati dalam

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Batu ginjal didalam saluran kemih (kalkulus uriner) adalah masa keras

BAB I PENDAHULUAN. jumlahnya semakin meningkat, diperkirakan sekitar 5% atau kira-kira 5 juta pria di

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Gagal ginjal kronik (GGK) adalah suatu sindrom klinis yang

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan sifatnya irreversibel, ditandai dengan kadar ureum dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. atau hipertensi merupakan masalah kesehatan yang serius dan masalah ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. Batu empedu merupakan batu yang terdapat pada kandung empedu atau pada

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran kemih (ISK) merupakan salah satu jenis infeksi yang paling sering

Anyang2an adalah rasa ingin buang air kecil lagi, pada saat air seni terakhir keluar terasa sakit. Selama anyang2an bagian bawah perut terasa sakit.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. keadaan klinis yang ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang irreversibel,

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronik (PGK) atau chronic kidney disease (CKD) adalah

BAB I PENDAHULUAN. menggambarkan kolonisasi kuman penyebab infeksi dalam urin dan. ureter, kandung kemih dan uretra merupakan organ-organ yang

Kasus 1 (SGD 1,2,3) Pertanyaan:

BAB I PENDAHULUAN. secara menahun dan umumnya bersifat irreversibel, ditandai dengan kadar

BAB I PENDAHULUAN. Gagal ginjal kronik merupakan masalah medik, sosial dan ekonomik. yang sedang berkembang yang memiliki sumber-sumber terbatas untuk

I. PENDAHULUAN. keluhan maupun gejala klinis kecuali sudah terjun pada stadium terminal (gagal

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Insiden hipertensi mulai terjadi seiring bertambahnya usia. Pada

BAB I PENDAHULUAN. menyebabkan kerusakan jantung, mata, otak, dan ginjal (WHO, 2009).

BAB 1 PENDAHULUAN. Ginjal merupakan salah satu organ yang memiliki fungsi penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar bagi pasien dan keluarganya, khususnya di negara-negara

I. PENDAHULUAN. mempertahankan homeostasis tubuh. Ginjal menjalankan fungsi yang vital

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pada penelitian ini digunakan sampel 52 orang yang terbagi menjadi 2

BAB I PENDAHULUAN. aliran darah dalam vena mengalami arah aliran retrograde atau aliran balik

PERBEDAAN PENYEBAB GAGAL GINJAL ANTARA USIA TUA DAN MUDA PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL KRONIK STADIUM V YANG MENJALANI HEMODIALISIS DI RSUD

PENYAKIT DEGENERATIF V I L D A A N A V E R I A S, M. G I Z I

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang. Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah suatu proses patofisiologi dengan

BAB 1 PENDAHULUAN. kerap kali dijumpai dalam praktik dokter. Berdasarkan data. epidemiologis tercatat 25-35% wanita dewasa pernah mengalami

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sistem Kesehatan Nasional Indonesia (2011) merupakan suatu

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

PMS semakin berat setelah melahirkan beberapa anak, terutama bila pernah mengalami kehamilan dengan komplikasi seperti toksima.

BAB 1 PENDAHULUAN. kemih. Infeksi saluran kemih dapat terjadi pada pria maupun wanita semua umur,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. banyak pabrik-pabrik yang produk-produk kebutuhan manusia yang. semakin konsumtif. Banyak pabrik yang menggunakan bahan-bahan

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Konstipasi adalah kelainan pada sistem pencernaan yang ditandai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Sirosis hati merupakan stadium akhir dari penyakit. kronis hati yang berkembang secara bertahap (Kuntz, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. Banyak penyebab dari disfungsi ginjal progresif yang berlanjut pada tahap

Tabel 1.1 Keaslian penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit ginjal kronis (PGK) merupakan salah satu masalah kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan

BAB 1 PENDAHULUAN. masyarakat yang dapat dilakukan adalah pengendalian penyakit tidak menular. 2

BAB I PENDAHULUAN. dengan angka kejadian yang masih cukup tinggi. Di Amerika Serikat, UKDW

BAB 1 PENDAHULUAN. sampai bulan sesudah diagnosis (Kurnianda, 2009). kasus baru LMA di seluruh dunia (SEER, 2012).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Amerika Serikat prevalensi tahunan sekitar 10,3%, livetime prevalence mencapai

Pemberian Terapi Ceftriakson terhadap Kadar Kalsium Urin. Administration of Ceftriaxone Therapy against Urine Calcium Levels

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang. Penyakit infeksi masih merupakan penyebab utama. morbiditas dan mortalitas di dunia.

BAB I PENDAHULUAN. lokal di perut bagian kanan bawah (Anderson, 2002). Apendisitis

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Patent duktus arteriosus (PDA) merupakan salah satu penyakit jantung

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan tubuh secara menyeluruh karena ginjal adalah salah satu organ vital

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. nefrologi dengan angka kejadian yang cukup tinggi, etiologi luas, dan sering diawali

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Triple Burden Disease, yaitu suatu keadaan dimana : 2. Peningkatan kasus Penyakit Tidak Menular (PTM), yang merupakan penyakit

Skripsi Ini Disusun untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Ijazah S1 Gizi. Disusun Oleh: Seno Astoko Putro J

Sistem Eksresi> Kelas XI IPA 3 SMA Santa Maria Pekanbaru

BAB 1 : PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Menurut WHO pada tahun 2000 terjadi 52% kematian yang disebabkan oleh

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Sumatera Utara

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

Kanker Prostat. Prostate Cancer / Indonesian Copyright 2017 Hospital Authority. All rights reserved

BAB 1 PENDAHULUAN. menyebabkan kematian (Peraturan Menteri Kesehatan RI, 2013). Lima ratus juta

BAB 1 PENDAHULUAN. terjadinya gangguan pencernaan. Salah satunya dispepsia. Dispepsia adalah

BAB 4 HASIL. 24 Universitas Indonesia. Hubungan kadar..., Krishna Pandu W., FK UI., 2009

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. kreatinin serum pada pasien diabetes melitus tipe 2 telah dilakukan di RS

Transkripsi:

2 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penyakit batu saluran kemih merupakan penyakit yang banyak di derita oleh masyarakat, dan menempati urutan ketiga dari penyakit di bidang urologi disamping infeksi saluran kemih dan pembesaran prostat jinak. Penyakit ini dapat menyerang penduduk di seluruh dunia tidak terkecuali penduduk di Indonesia. Angka kejadian penyakit ini tidak sama di berbagai belahan bumi. Di Amerika serikat dam eropa 5-10% penduduknya satu kali dalam hidupnya pernah menderita penyakit saluran kemih, bahkan pada laki-laki angka ini lebih tinggi yaitu 10-20%. Angka kejadiannya laki-laki dibanding perempuan sebesar 3 dibanding 1, usia terjadinya batu antara 20 tahun sampai 40-50 tahun dimana merupakan usia produktif. Lebih kurang dua pertiga dari pasien batu pada anak adalah batu kandung kemih. Biasanya banyak didapatkan pada umur 2-7 tahun dan kebanyakan pada anak laki-laki. ( Smith, 2000; Sjamsuhidayat R, 1996 ) Batu saluran kemih pada laki-laki 3-4 kali lebih banyak daripada wanita. Hal ini mungkin karena kadar kalsium air kemih sebagai bahan utama pembentuk batu pada wanita lebih rendah daripada laki-laki dan kadar sitrat air kemih sebagai bahan penghambat terjadinya batu (inhibitor) pada wanita lebih tinggi daripada laki-laki.( Kimata, 2012). Batu saluran kemih banyak dijumpai pada orang dewasa antara umur 30-60 tahun dengan rerata umur 42,20 tahun (pria rerata 43,06 dan wanita rerata 40,20 tahun). Umur terbanyak penderita batu di negara-negara Barat 20-50 tahun dan di Indonesia antara 30-60 tahun. Kemungkinan keadaan ini disebabkan adanya perbedaan faktor sosial ekonomi, budaya dan diet. Jenis batu saluran kemih terbanyak adalah jenis kalsium oksalat seperti di Semarang 53,3%, Jakarta 72%. Herring di Amerika Serikat melaporkan batu

3 kalsium oksalat 72%, Kalsium fosfat 8%, Struvit 9%, Urat 7,6% dan sisanya batu campuran. Angka kekambuhan batu saluran kemih dalam satu tahun 15-17%, 4-5 tahun 50%, 10-20 tahun 75% dan 95-100% dalam 20-25 tahun. Apabila batu saluran kemih kambuh maka dapat terjadi peningkatan mortalitas dan peningkatan biaya pengobatan. Manifestasi batu saluran kemih dapat berbentuk rasa sakit yang ringan sampai berat dan komplikasi seperti urosepsis dan gagal ginjal. Batu saluran kemih dapat menimbulkan keadaan darurat bila batu turun dalam sistem kolektivus dan dapat menyebabkan kelainan sebagai kolektivus ginjal atau infeksi dalam sumbatan saluran kemih. Kelainan tersebut menyebabkan nyeri karena dilatasi sistem sumbatan dengan peregangan reseptor sakit dan iritasi lokal dinding ureter atau dinding pelvis ginjal yang disertai edema dan penglepasan mediator sakit. Sekitar 60-70% batu yang turun spontan sering disertai dengan serangan kolik ulangan.(kutuya,2008, Lozanovsky, 2011 ) Salah satu komplikasi batu saluran kemih yaitu terjadinya gangguan fungsi ginjal yang ditandai kenaikan kadar ureum dan kreatinin darah, gangguan tersebut bervariasi dari stadium ringan sampai timbulnya sindroma uremia dan gagal ginjal, bila keadaan sudah stadium lanjut bahkan bisa mengakibatkan kematian. Oleh karena itu besar sekali kemungkinan bahwa masalah batu saluran kemih akan menjadi masalah yang semakin besar di Indonesia, sehubungan dengan perbaikan taraf hidup rakyat dengan adanya Program Perbaikan Gizi oleh Pemerintah. Kejadian batu saluran kemih di Amerika Serikat dilaporkan 0,1-0,3 per tahun dan sekitar 5-10% penduduknya sekali dalam hidupnya pernah menderita penyakit ini, di Eropa Utara 3-6%, sedangkan di Eropa Bagian Selatan di sekitar laut tengah 6-9%. Di Jepang 7% dan di Taiwan 9,8% sedangkan di Indonesia sampai saat ini angka kejadian batu saluran kemih yang sesungguhnya belum diketahui, diperkirakan 170.000 kasus per tahun. Jumlah penderita baru saluran kemih di sub bagian urologi Rumah Sakit DR. Sardjito periode Januari 1994 Desember 2005 yaitu sebesar 1028 pasien, dengan jenis kelamin 694(67%) laki-laki dan 334(32,5%) wanita. Di Jakarta dilaporkan 34,9% kasus urologi adalah batu saluran kemih. Analisis jenis batu saluran kemih di Yogyakarta didapatkan paling banyak batu Kalsium yaitu Kalsium Oksalat

4 (56,3%), Kalsium Fosfat 9,2%, Batu Struvit 12,5%, Batu Urat 5,5% dan sisanya campuran.( Is arifin, 2008; Matlaga, 2003 ) Komposisi batu saluran kemih yang dapat ditemukan adalah asam urat, kalsium, oksalat, magnesium, ammonium, fosfat, sistin, dan xantin. Unsur-unsur tersebut tidak berdiri sendiri, tetapi bergabung membentuk susunan kimia batu campuran. Senyawa kimia tersebut dapat sebagai asam urat, kalsium oksalat, kalsium fosfat, magnesium ammonium fosfat dan sistin. Insiden batu urat dan oksalat akan tinggi pada orang-orang dengan kebiasaan makan sayuran, rempahrempah dan saos. Sedang batu kalsium akan tinggi pada kebiasaan minum susu, es krim, keju, dan makan beberapa jenis buah polongan yang mempunyai kandungan kalsium tinggi. Hiperkalsiuria dapat disebabkan oleh hiperkalsiuria idiopatik, hiperparatiroidisme primer, Intoksikasi vitamin D, Sindrom Cushing, Sindrom alkali susu, asidosis tubuler ginjal, sarkoidosis, imobilisasi, penyakit paget, hipertiroidisme,dan penggunaan obat-obatan jangka panjang. Batu magnesium ammonia fosfat, banyak didapatkan pada infeksi saluran kemih oleh bakteri pemecah urea, seperti proteus, pseudomonas, stafilokokus dan klebsiella. Bakteri pemecah urea menjadi ammonia yang mengakibatkan alkalinisasi urin. Angka kekambuhan juga cukup tinggi, secara umum sekitar 15-17% dalam satu tahun pertama, 50% dalam lima tahun, 75% dalam sepuluh tahun, 95-100% dalam 20-25 tahun. ( Mohkam, 2007 ; Smith, 2000 ; Syed, 2010 ) Pembentukan batu khususnya batu kalsium merupakan proses yang kompleks dan banyak faktor yang tampaknya berkaitan dengannya, namun belum ada satupun faktor yang paling dominan yang diketahui. Salah satunya adalah komsumsi tinggi kadar kalsium dalam makanan yang melebihi batas kelarutan sehingga terbentuk Kristal sebagai inti batu. Adanya batu pada saluran kemih akan menyebabkan komplikasi yang serius apabila tidak segera mendapatkan terapi yang adekuat. Pada umumnya gejala nyeri kolik merupakan keluhan pasien yang mendorong pasien pergi berobat ke dokter atau rumah sakit. Komplikasi yang paling sering adalah berupa infeksi saluran kemih sebagai akibat adanya stasis urin oleh adanya batu sampai

5 terjadinya penurunan fungsi ginjal yang apabila tidak mendapat pertolongan cepat dapat berlanjut sampai gagal ginjal terminal yang memerlukan terapi cuci darah. ( Rienstra, 2007 ; de Moor, 1999 ; kimata, 2012 ) Sekitar 75% kasus dapat diidentifikasi faktor-faktor penyebab yang mendasari terjadinya batu saluran kemih, terutama pada anak-anak, yaitu penyebab metabolik, anomali saluran urogenital dan infeksi. Penyebab metabolik seperti hiperkalsiuria merupakan penyebab utama terjadinya batu saluran kemih, salah satunya akibat komsumsi obat-obatan, walaupun harus dipahami bahwa kejadian batu karena obat merupakan hal yang jarang. ( Jason, 2007; de Moor, 1999; Rienstra, 2007 ) Dengan demikian, para klinisi harus berhati-hati dan waspada akan adanya efek samping Ceftriakson dan harus lebih memerhatikan status hidrasi pasien dan memotivasi untuk mobilisasi selama terapi ceftriakson. Urolitiasis akibat ceftriakson bersifat self limited dan tanpa komplikasi jangka panjang di semua pasien dan penggunaan obat ini dapat dilanjutkan dengan aman. (Kutuya, 2008). B. Rumusan Masalah Apakah pemberian injeksi Ceftriakson intravena berpengaruh terhadap peningkatan kadar kasium dalam urin. C.Tujuan Penelitian Untuk mengetahui perbedaan kadar kalsium urin pada pasien batu saluran kemih sebelum dan sesudah mendapat terapi Injeksi Ceftriakson dan dibandingkan dengan kadar kalsium urin pada pasien urologi bukan kasus batu saluran kemih.

6 D. Manfaat Penelitian Untuk mencegah dan menurunkan risiko batu kalsium saluran kemih akibat dari penggunaan injeksi ceftriakson intravena, melalui pengetahuan tentang efek samping dari obat tersebut. Sebagai tambahan wawasan bagi klinisi untuk lebih berhati-hati dalam penggunaan antibiotika pada pasien yang mempunyai faktor risiko batu saluran kemih, dan bila memungkinkan sebagai dasar penelitian lanjutan. E. Keaslian Penelitian Penelitian tentang pengaruh pemberian terapi Ceftriakson terhadap peningkatan kadar kalsium urin telah dilakukan oleh peneliti baik dari luar maupun dalam negeri, diantaranya : No Penelitian Desain Responden Hasil (judul,sumber) penelitian 1 Takahisa K,dkk di Osaka, Studi Kasus batu Ceftriakson secara Jepang, 2011 tentang : retrospektif saluran signifikan dapat Peningkatan Kalsium urin kemih meningkatkan Ekskresi Yang ekskresi kalsium Disebabkan Oleh dalam urin pada Ceftriaxone anak-anak bahwa Kemungkinan anak-anak yang Berhubungan Dengan dirawat. Urolithiasis 2 Avci Z, dkk di Turki Studi Pasien anak Selama 7 hari normal tahun 2004 tentang : prospektif RS di Turki dengan dosis tinggi Nefrolitiasis Disebabkan ceftriaxone dapat

7 Oleh Terapi Ceftriaxone : mengembangkan Sebuah Studi Prospektif ukuran batu ginjal terhadap 51 Anak tanpa gejala. Insiden keseluruhan nefrolitiasis di penelitian ini adalah 7,8%. 3 Brodjonegoro S, tahun Studi Pasien Terjadi peningkatan 2012 tentang : Korelasi prospektif urologi kadar kalsium dalam Peningkatan Kadar Rumah urin namun belum Kalsium Urin Dengan sakit DR. mencapai kadar Terapi Injeksi Ceftriakson Sardjito hiperkalsiuria. Intravena. Yogyakarta