A. Dasar Pengendalian Posisi Blok diagram kendali posisi kita adalah sebagai berikut

dokumen-dokumen yang mirip
MODUL 2 SISTEM KENDALI KECEPATAN

4. BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISIS. pengujian simulasi open loop juga digunakan untuk mengamati respon motor DC

Module : Sistem Pengaturan Kecepatan Motor DC

BAB 2 LANDASAN TEORI. robotika. Salah satu alasannya adalah arah putaran motor DC, baik searah jarum jam

Bab IV Pengujian dan Analisis

1.1. Definisi dan Pengertian

1. Mahasiswa dapat mengetahui blok diagram sistem. 2. Mahasiswa dapat memodelkan sistem kendali analog

Kendali PID Training Kit ELABO TS 3400 Menggunakan Sensor Posisi

BAB III PERANCANGAN ALAT

KONTROL PROPORSIONAL INTEGRAL DERIVATIF (PID) UNTUK MOTOR DC MENGGUNAKAN PERSONAL COMPUTER

BAB 4 PENGUJIAN DAN ANALISA. 4.1 Pengujian Fungsi Alih Tegangan (Duty Cycle) terhadap Motor

SISTEM KENDALI SUHU DENGAN MENGGUNAKAN. A. Sistem Kendali dengan NI MyRio untuk Mengatur Suhu Ruangan

REZAN NURFADLI EDMUND NIM.

BAB IV ANALISA DAN PENGUJIAN SISTEM

PERCOBAAN 9 RANGKAIAN COMPARATOR OP-AMP

BAB III 1 METODE PENELITIAN

SISTEM KENDALI DIGITAL

RESPON SISTEM DITINJAU DARI PARAMETER KONTROLER PID PADA KONTROL POSISI MOTOR DC

BAB II TEORI. Proses pengaturan atau pengendalian suatu atau beberapa besaran

BAB 2 LANDASAN TEORI

Osiloskop (Gambar 1) merupakan alat ukur dimana bentuk gelombang sinyal listrik yang diukur akan tergambar pada layer tabung sinar katoda.

Kendali Perancangan Kontroler PID dengan Metode Root Locus Mencari PD Kontroler Mencari PI dan PID kontroler...

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT Flow Chart Perancangan dan Pembuatan Alat. Mulai. Tinjauan pustaka

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. selanjutnya perancangan tersebut diimplementasikan ke dalam bentuk yang nyata

REALISASI MODUL KENDALI POSISI DENGAN PID UNTUK MENDUKUNG PRAKTIKUM DASAR SISTEM KONTROL

Implementasi Fuzzy Logic Pada Microcontroller Untuk Kendali Putaran Motor DC

SISTEM PENGATURAN MOTOR DC MENGGUNAKAN PROPOTIONAL IINTEGRAL DEREVATIVE (PID) KONTROLER

PERCOBAAN 3 RANGKAIAN OP AMP

Pengukuran dengan Osiloskop dan Generator Sapu

5/12/2014. Plant PLANT

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB 5. Pengujian Sistem Kontrol dan Analisis

DAFTAR ISI DAFTAR ISI... 1 PENDAHULUAN... 3 PEDOMAN UMUM... 3 PERCOBAAN Teori Dasar Prosedur Percobaan Ringkasan...

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III RANGKAIAN PENGENDALI DAN PROGRAM PENGENDALI SIMULATOR MESIN PEMBEGKOK

PERANCANGAN PENGENDALI POSISI LINIER UNTUK MOTOR DC DENGAN MENGGUNAKAN PID

2. Pengendalian otomat dengan tenaga hydroulic

PERCOBAAN 6 RANGKAIAN PENGUAT KLAS B PUSH-PULL

KENDALI POSISI MENGGUNAKAN FUZZY LOGIC BERBASIS PROGRAMMABLE LOGIC CONTROLLER

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

Tabel 1. Parameter yang digunakan pada proses Heat Exchanger [1]

TUGAS AKHIR RESUME PID. Oleh: Nanda Perdana Putra MN / 2010 Teknik Elektro Industri Teknik Elektro. Fakultas Teknik. Universitas Negeri Padang

PETUNJUK PELAKSANAAN PRAKTIKUM PRAKTIKUM TEKNIK TELEKOMUNIKASI 2 ET 2200

DAFTAR ISI ABSTRAK... DAFTAR ISI...

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA HASIL PENGUJIAN

Bab III. Operational Amplifier

JOBSHEET 6 PENGUAT INSTRUMENTASI

Oleh : Dia Putranto Harmay Dosen Pembimbing : Ir. Witantyo, M.Eng. Sc

SISTEM PENGATURAN POSISI SUDUT PUTAR MOTOR DC PADA MODEL ROTARY PARKING MENGGUNAKAN KONTROLER PID BERBASIS ARDUINO MEGA 2560

MODUL 6 OSILOSKOP DAN FUNGSI GELOMBANG LISTRIK. frekuensi, amplitudo, dan beda fasa dari sinyal tegangan.

BAB III DINAMIKA PROSES

PERCOBAAN I TRANSDUSER TAHANAN UNTUK APLIKASI POSISI LINIER ATAU ANGULAR

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Computer. Parallel Port ICSP. Microcontroller. Motor Driver Encoder. DC Motor. Gambar 3.1: Blok Diagram Perangkat Keras

Simulasi Control System Design dengan Scilab dan Scicos

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA LAB SHEET INSTRUMENTASI

BAB I PENDAHULUAN. menggerakan belt conveyor, pengangkat beban, ataupun sebagai mesin

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

PEMBUATAN SISTEM PENGATURAN PUTARAN MOTOR DC MENGGUNAKAN KONTROL PROPORTIONAL-INTEGRAL-DERIVATIVE (PID) DENGAN MEMANFAATKAN SENSOR KMZ51

Pengukuran Besaran Listrik. Kuliah-2 Sistem Pengukuran

BAB II LANDASAN TEORI. berefisiensi tinggi agar menghasilkan produk dengan kualitas baik dalam jumlah

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: RANCANG BANGUN PENGATURAN MOTOR PENGGERAK PINTU AIR OTOMATIS DENGAN MENGGUNAKAN LEVEL CONTROL

Syahrir Abdussamad, Simulasi Kendalian Flow Control Unit G.U.N.T Tipe 020 dengan Pengendali PID

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA HASIL SIMULASI. III, aspek keseluruhan dimulai dari Bab I hingga Bab III, maka dapat ditarik

Kesalahan Tunak (Steady state error) Dasar Sistem Kontrol, Kuliah 6

SISTEM KENDALI POSISI MOTOR DC Oleh: Ahmad Riyad Firdaus Politeknik Batam

III. METODELOGI PENELITIAN. Tempat dan waktu penelitian yang telah dilakukan pada penelitian ini adalah

Modul Laboratorium Sistem Kendali. Penyusun: Isdawimah,ST.,MT dan Ismujianto,ST.,MT

BAB 1 PENDAHULUAN. pengujian nya, sebagai pengatur kecepatan menghasilkan steady state error yang

PENGENDALIAN KECEPATAN MOTOR DC MENGGUNAKAN SENSOR ENCODER DENGAN KENDALI PI

LAB PTE - 05 (PTEL626) JOBSHEET 8 (ADC-ANALOG TO DIGITAL CONVERTER)

UNIVERSITAS BINA NUSANTARA KONTROL POSISI PADA MOTOR DC DENGAN FPGA

Modeling. A. Dasar Teori

Bab IV PENGOLAHAN DATA DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN KENDALI MOTOR DC. Perancangan kendali motor DC dalam skripsi ini meliputi perancangan motor

PERCOBAAN 2 MULTIFREQUENCY RECEIVER UNIT. Tabel 2.1. Kombinasi 2 Frekuensi pada Metode DTMF

Perancangan Sistim Elektronika Analog

PERANCANGAN TRAINER PID ANALOG UNTUK MENGATUR KECEPATAN PUTARAN MOTOR DC

PENERAPAN ALGORITMA KENDALI PROPORTIONAL INTEGRAL DERIVATIVE PADA SISTEM REAL TIME UNTUK MEMPELAJARI TANGGAPAN TRANSIEN

AN-0012 Jenis-jenis Motor

PERANCANGAN KONTROLER PENGGANTI ELECTRONIC CONTROL UNIT UNTUK MENGATUR POSISI SUDUT FLAP PADA MODEL MINIATUR PESAWAT N-219

Kegiatan 2 : STARTING MOTOR ARUS SEARAH DENGAN MENGGUNAKAN TAHANAN

BAB I PENDAHULUAN. digunakan untuk mengontrol dan bisa diprogram sesuai dengan kebutuhan, yang

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 14 (DAC 0808)

ANALISA SISTEM KENDALI FUZZY PADA CONTINUOUSLY VARIABLE TRANSMISSION (CVT) DENGAN DUA PENGGERAK PUSH BELT UNTUK MENINGKATKAN KINERJA CVT

LAPORAN PRAKTIKUM SISTEM KENDALI. Kontrol Putaran Motor DC. Dosen Pembimbing Ahmad Fahmi

TKC306 - Robotika. Eko Didik Widianto. Sistem Komputer - Universitas Diponegoro

PERCOBAAN 3 MULTIPLEXER/DEMULTIPLEXER UNIT 3.3. PENJELASAN SINGKAT TENTANG MODUL

PERTEMUAN 14 ALAT UKUR OSILOSKOP (LANJUTAN)

ANALISIS PENERAPAN PID CONTROLLER PADA AVR (AUTOMATIC VOLTAGE REGULATOR)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

Modul 04: Op-Amp. Penguat Inverting, Non-Inverting, dan Comparator dengan Histeresis. 1 Alat dan Komponen. 2 Teori Singkat

Bab 2. Landasan Teori

BAB IV ANALISA DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem elektronik terdiri dari dua bagian yaitu: - Pengujian tegangan catu daya - Pengujian kartu AVR USB8535

INSTRUMENTASI INDUSTRI (NEKA421) JOBSHEET 2 (PENGUAT INVERTING)

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI PERANGKAT KERAS

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA RANGKAIAN

MENGAKSES MOTOR SERVO

Transkripsi:

ANALOG SERVO MOTOR DC A. Tujuan praktikum: 1. Memahami prinsip dasar pengendalian posisi dan kecepatan pada motor DC 2. Memahami unjuk kerja pada saat transient dan steady state pada pengendalian kecepatan / posisi motor DC. B. Dasar teori Istilah servomechanism seringkali dipergunakan dalam kaitan segala sesuatu yang berhubungan dengan sistem kendali gerakan. Servo berasal dari kata yunani servus yang artinya budak/pelayan, sedangkan mechanism dapat diartikan sebagai susunan atau aksi yang mana akan suatu hasil didapatkan, aksi ini secara khusus dilakukan secara mekanis. Servomechanism kemudian dapat diartikan sebuah sistem yang dengan mengikuti perintah dan menghasilkan suatu hasil akhir dengan menggunakan suatu mekanisme. Blok diagram panel percobaan kita adalah sebagai berikut: A. Dasar Pengendalian Posisi Blok diagram kendali posisi kita adalah sebagai berikut INPUT POSITION VOLTAGE RELATED TO INPUT POSITION OUTPUT POSITION INPUT POTENSIOMETER + - CONTROLLER POWER AMP, MOTOR, GEARBOX ACTUATING VOLTAGE FEEDBACK POTENSIOMETER VOLTAGE RELATED TO OUTPUT POSITION Laboratorium IK TE UGM 1

Input posisi adalah posisi fisik yang diberikan oleh dial input yang kemudian di konversi ke tegangan dengan menggunakan potensiometer. Prinsip dasar pengendalian posisi adalah sebagai berikut: Ketika input dan output mempunyai tegangan yang sama, maka akan menghasilkan actuating voltage sama dengan nol. Sebaliknya, ketika tegangan input tidak sama dengan tegangan output maka, actuating voltage akan terjadi, actuating signal ini akan dikalikan dengan proportional gain controller dan kemudian akan masuk ke pre-amplifier. Motor kemudian akan merespon actuating signal ini dengan memutar output disk motor (output potensiometer) mendekati posisi input disk motor (input potensiometer). Ketika output disk bergerak mendekati set point input disk, tegangan actuating signal akan berkurang sampai akhirnya menjadi nol ketika posisi output disk sama dengan input disk. Motor kemudian berhenti pada posisi error sama dengan nol. B. Dasar Pengendalian Kecepatan Blok diagram kendali kecepatan kita adalah sebagai berikut INPUT VELOCITY VOLTAGE RELATED TO INPUT VELOCITY OUTPUT VELOCITY INPUT POTENSIOMETER + - CONTROLLER POWER AMP, MOTOR, GEARBOX ACTUATING VOLTAGE TACHOGENERATOR VOLTAGE RELATED TO OUTPUT VELOCITY Prinsip pengendalian sama dengan kendali posisi, tetapi sekarang kita menggunakan tachogenerator sebagai velocity feedback. Tachogenerator adalah tranduser yang mengubah besaran kecepatan menjadi tegangan. Actuating signal sebanding dengan error yang dihasilkan antara tegangan potensiometer input dengan tegangan yang dihasilkan oleh tachonerator. Laboratorium IK TE UGM 2

C. Percobaan A. KENDALI KECEPATAN Percobaan 1. Steady state open loop performance Prosedur: Hubungkan Pre-amplifier ke servo amplifier (dengan menghubungkan soket S ke Z, dan soket Q ke W). Set compensation switch ke out dan saklar manual step pada posisi off. Jika motor berputar, atur pre-amplifier set zero, sehingga motor berhenti berputar. Rangkai panel percobaan mengikuti gambar berikut Putar P2 penuh searah jarum jam (P2=100). Putar amplifier feedback berlawanan arah jam penuh. Untuk sementara lepaskan hubungan antara B dengan E, jika motor terlihat berputar, maka atur error amplifier set zero sehingga motor berhenti berputar. Hubungkan kembali B dengan E, putar potensiometer sebesar 140 o pada arah searah jarum jam. Gunakan Voltmeter untuk mengukur tegangan tachogenerator dengan mengukur tegangan antara soket O dengan ground. Hitung kecepatan motor dengan menggunakan cara: Hitung waktu yang digunakan oleh Output Potensiometer untuk berputar selama 10 kali. Hitung kecepatan putar output shaft (Output potensiometer) serta kecepatan motor dengan menggunakan rumusan: Laboratorium IK TE UGM 3

Output shaft speed = 600 t rotation/min, dengan t = waktu yang dibutuhkan oleh output shaft/potensio untuk berputar 10 kali. Kecepatan motor = 30 x Output shaft speed. Untuk bermacam bagai posisi brake magnetis (suatu magnet dibelakang piringan motor yang berputar), lengkapi isi tabel 1 pada lembar pengamatan. Percobaan 2: Open Loop Transient Response Prosedur: Masih menggunakan susunan seperti panel percobaan sebelumnya, sekarang gunakan osiloskop untuk melihat melihat tachogenerator. Bebaskan motor dari brake magnetis. Cabut kabel yang menghubungkan B ke E, dan set Manual Step Input, dan switch saklarnya ke posisi paling atas. Jika motor berputar, ubah error amplifier agar motor berhentti berputar. Putar posisi manual step kearah searah jarum jam maksimal. Set manual step switch ke posisi off. Set osiloskop setting dengan menggunakan TIME/DIV: 50ms/div, dan VOLTS/DIV : 0.5V/div, tempatkan posisi trace osiloskop pada bagian bawah layar osiloskop. Ubah saklar switch keatas untuk memberikan input step pada motor, amati diosiloskop gambar transient yang dihasilkan. Gambar transient response ini pada lembar pengamatan Percobaan 2: Steady State Closed Loop Response Cabut semua koneksi kecuali yang menghubungkan antara pre-amplifier dengan servo amplifier. Check apakah compensation switch adalah out dan tidak ada tahanan brake pada disk. Jika motor berputar, atur pre-amplifier agar motor berhenti berputar. Hubungkan P ke U, dan K ke L. Laboratorium IK TE UGM 4

Pastikan Manual Step Switch off, dan putar P2 searah jarum jam maksimal, dan check amplifier feedback selector berada pada posisi berlawanan arah jarum jam maksimal. Jika motor terlihat berputar, maka atur error amplifier agar motor berhenti berputar. Hubungkan A ke G, B ke E, C ke H dan D ke N. Set P1 = 30. Sistem ini akan terlihat seperti gambar, yang merupakan system closed loop dengan tegangan tachogenerator sebagai feedbacknya dari kecepatan motor. Jika P2 pada posisi 10 maka gainnya maksimum. Putar input potensio sebesar 140 o. Set P2 = 30, kemudian ukur tegangan tachogenerator dan kecepatan motor untuk berbagai posisi brake (Isi tabel 2). Bila sudah melengkapi table 2, maka putar P1 maksimal kearah jarum jam. Dan isi tabel 3. Pertanyaan: 1. Gambar grafik yang menggambarkan kecepatan motor (sumbu Y), dan posisi brake (sumbu X) dari ketiga tabel diatas dalam satu grafik. Dari gambar grafik tersebut apakah kesimpulan yang dapat disimpulkan. Percobaan 4: Closed Loop Transient Performance Prosedur: Masih menggunakan panel percobaan yang sebelumnya, cabut koneksi kabel antara B dan E. Siapakan osiloskop dengan setting timebase 50 ms/div, tempatkan trace osiloskop pada posisi dibawah. Putar manual step maksimum searah jarum jam Set P2=30, dan P1= 30 kemudian naikkkan keatas switch manual step (memberikan masukan step pada servo DC) dan amati kurva transient yang terjadi pada osiloskop. (gambar hasilnya, beri pengamatan lebih pada overshootnya dan rise timenya) Laboratorium IK TE UGM 5

Ubah nilai P1 menjadi 100 (maksimum gain), dan beri masukan step lagi dengan menaikkan keatas switch manual step, kemudian amati lagi kurva transient yang terjadi. (gambar hasilnya, gambar hasilnya, beri pengamatan lebih pada overshootnya dan rise timenya) Pertanyaan: 1. Dari pengamatan kedua kurva diatas, apa yang dapat anda simpulkan dari pengamatan terhadap tanggapan kurva transient diatas. B. Kendali Posisi Percobaan 5: Dasar pengendalian posisi Prosedur: Set compensation switch menjadi in. Posisi manual step switch off. Hubungkan pre-amplifier ke servo amplifier, pastikan motor tidak berputar (jika berputar ubah set zero pre-amplifier agar motor berhenti). Pastikan motor tidak berada dalam keadaan bebas (brake magnetis diangkat). Set P1=100 Putar amplifier feedback selector kearah berlawanan arah jarum jam maksimal. Hubungkan K ke N, dan N ke T. Motor kemungkinan akan berputar, jika motor atur error amplifier set zero sehingga motor berhenti berputar. Set P1=0. Tempatkan input potensio pada posisi 0o, kemudian hubungkan B ke E, dan M ke R. Setting panel percobaan sudah selesai. Amati keluaran sistem (M) dengan menggunakan osiloskop, dengan menghubungkan probe osiloskop ke M, set Osiloskop 1 V/Div. dan 0.2 ms/div. Set P1=5, ubah-ubah dial input potensio, jangan melebihi 140 o, amati bentuk transient sistem yang terjadi (overshoot, rise time, dsb, dan gambarkan pada laporan sementara anda). Laboratorium IK TE UGM 6

Set P1=50, ubah-ubah dial input potensio, jangan melebihi 140 o, amati bentuk transient sistem yang terjadi (overshoot, rise time, dsb dan gambarkan pada laporan sementara anda). Set P1=100, ubah-ubah dial input potensio, jangan melebihi 140 o, amati bentuk transient sistem yang terjadi (overshoot, rise time, dsb, dan gambarkan pada laporan sementara anda). Pertanyaan: 1. Apa fungsi dari P1, dan jelaskan mengapa untuk nilai P1 akan memberikan dampak transient performance yang berbeda pula. 2. Apakah ada trade off (tukar menukar) keuntungan dan kerugian antara nilai P1 yang berbeda, dengan transient performance sistem. Percobaan 6: Kendali posisi dengan tambahan umpan balik kecepatan. Prosedur: Lepas semua koneksi yang ada. Set compensation switch menjadi in. Hubungkan pre-amplier dengan servo motor, atur set zero pre-amplifier agar motor berhenti berputar. Putar amplifier feedback kearah berlawanan jarum jam maksimal. Hubungkan K dengan L, serta P dengan U, set P2=100. Jika motor berputar, atur set zero error amplifier agar motor berhenti berputar. Kemudian Set P2=50. Hubungkan D dengan N, H dengan C, serta R dengan M. Kendali posisi + velocity feedback sudah anda selesai lakukan. Amati dengan osliloskop bentuk gelompang keluaran dengan menghubungkan probe osiloskop ke R. Set P1=5, ubah-ubah dial input potensio, jangan melebihi 140 o, amati bentuk transient sistem yang terjadi (overshoot, rise time, dsb, dan gambarkan pada laporan sementara anda). Set P1=50, ubah-ubah dial input potensio, jangan melebihi 140 o, amati bentuk transient sistem yang terjadi (overshoot, rise time, dsb dan gambarkan pada laporan sementara anda). Laboratorium IK TE UGM 7

Set P1=100, ubah-ubah dial input potensio, jangan melebihi 140 o, amati bentuk transient sistem yang terjadi (overshoot, rise time, dsb, dan gambarkan pada laporan sementara anda). Pertanyaan: 1. Jelaskan mengapa velocity feedback dapat mempengaruhi kinerja transient performance kendali posisi. Laboratorium IK TE UGM 8

LEMBAR PENGAMATAN Tabel 1. Steady State Open loop Performance (Velocity Control). Posisi Brake Tegangan Tachogenerator (V) Kecepatan motor (r/min) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Gambar Transient Open Loop Performance (Velocity Control) Laboratorium IK TE UGM 9

Tabel 2. Steady State Closed loop Performance Low gain (Kendali Kecepatan). Posisi Brake Tegangan Tachogenerator (V) Kecepatan motor (r/min) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Tabel 4. Steady State Closed loop Performance High Gain (Kendali Kecepatan). Posisi Brake Tegangan Tachogenerator (V) Kecepatan motor (r/min) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 Laboratorium IK TE UGM 10

Gambar Transient Closed Loop Performance (Kendali Posisi) P1 = 5 P1= 50 P1=100 Laboratorium IK TE UGM 11

Gambar Transient Closed Loop Performance (Kendali Posisi ditambah dengan Velocity Feedback) P1 = 5 P1= 50 P1=100 Laboratorium IK TE UGM 12