STUDI PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN TES

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR DENGAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE NHT DENGAN GI (Studi Pada SMA NEGERI 14 BandarLampung)

I. PENDAHULUAN. mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003

HASIL BELAJAR IPS MODEL NHT DAN GI DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

BAB I PENDAHULUAN. kecerdasan, pengendalian diri dan keterampilan untuk membuat dirinya berguna di

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MODEL PEMBELAJARAN NHT DAN GI DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

III. METODE PENELITIAN. Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL TS DAN SD DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED INSTRUCTION DAN MAKE A MATCH. (Artikel Skripsi) Oleh. Muji Aprilia Fitriani

AKTIVITAS BELAJAR IPS TERPADU MENGGUNAKAN MODEL TC DAN MAM MEMPERHATIKAN MINAT BELAJAR

METODE PENELITIAN. penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada

PERBANDINGAN BERPIKIR KRITIS ANTARA PBL DAN DL DAN HUBUNGAN DENGAN HASIL BELAJAR

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION TERHADAP HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI SISWA KELAS X DI SMA NEGERI 2 BATANGHARI

I. PENDAHULUAN. Kondisi pendidikan di Indonesia saat ini semakin hari kualitasnya makin

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Kata Kunci : Model Problem Based Learning, Model Pembelajaran Langsung, Hasil Belajar Kognitif

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR SISWA YANG PEMBELAJARANNYA MENGGUNAKAN MODEL CS DAN MM

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL PS DAN PP DENGAN MEMPERHATIKAN KEMAMPUAN AWAL

EFEKTIVITAS KETERAMPILAN BERPIKIR KREATIF MENGGUNAKAN PROBLEM POSING DAN PROBLEM SOLVING MEMPERHATIKAN EQ

HASIL BELAJAR ANTARA MODEL PJBL DAN DL

I. PENDAHULUAN. perkembangan. Perubahan atau perkembangan pendidikan adalah hal yang memang

PENGARUH PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION

Ikeu Dwi Astuti*) Purwati Kuswarini Suprapto*)

PERBANDINGAN MODEL PEMBELAJARAN CM, MAM DENGAN MEMPERHATIKAN BENTUK SOAL TERHADAP HASIL BELAJAR

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI MODEL KOOPERATIF SCAFFOLDING DAN PBI MEMPERHATIKAN CARA BERPIKIR. (Artikel Skripsi)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION ¹ ) Oleh. M. Fajar Maulana 2), Pargito 3), Darsono 4)

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA KELAS X DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN THINK PAIR SHARE DI SMA NEGERI PURWODADI

PENGARUH PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

PERBEDAAN HASIL BELAJAR SISWA ANTARA PEMBELAJARAN CONCEPT SENTENCE DAN KONVENSIONAL (JURNAL) Oleh : Evi Mivtahul Khoirullah

G. Lian Y. Nababan. NIM ABSTRAK. antara hasil belajar siswa menggunakan model konvensional dengan model

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

ABSTRACT. Keywords: Influence, Problem Based Learning, IPS Text

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MENGGUNAKAN MODEL ST DAN TS DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BERPRESTASI

Cici Wijayanti*) Purwati Kuswarini Suprapto*) Faculty of Educational Science and Teacher s Training Siliwangi University ABSTRACT

STUDI KOMPARATIF HASIL BELAJAR MELALUI MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM SOLVING DAN PROBLEM POSING

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MELALUI PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW

ARTIKEL PENELITIAN OLEH: HELMI SUSANTI

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN ADVANCE ORGANIZER TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK BESARAN DAN SATUAN

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia dalam sebuah Negara. dikembangkan dalam semua aspek kehidupan. Karena itu negara harus

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran yang lebih efektif dan

METODOLOGI PENELITIAN. yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel-variabel lain yang dapat

Monif Maulana 1), Nur Arina Hidayati 2) 1 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, UAD

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

PENGARUH PENGGUNAAN MODEL ACTIVE KNOWLEDGE SHARING TERHADAP HASIL BELAJAR DITINJAU DARI MINAT BELAJAR SISWA SMA N 2 KARANGANYAR

EFEKTIVITAS STRATEGI PEMBELAJARAN MURDER TERHADAP PARTISIPASI DAN KEMAMPUAN BERPIKIR ANALITIS SISWA SMA NEGERI 1 GOMBONG PADA MATA PELAJARAN BIOLOGI

HASIL BELAJAR IPS TERPADU MODEL PBL DAN PJBL DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENERAPAN METODE PEMBELAJARAN LISTENING TEAM

PENGARUH MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP HASIL BELAJAR IPA MATERI GAYA

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR AKUNTANSI ANTARA PBL DAN MAM DENGAN MEMPERHATIKAN MOTIVASI BELAJAR

Fitria Sakinah dan Purwanto Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR MELALUI NHT DAN MM DENGAN MEMPERHATIKAN AQ SISWA

I. PENDAHULUAN. Bagian ini akan dibahas beberapa hal yang berkaitan dengan latar belakang

OLEH: SITI FATIMAH NIM. E1M

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DISERTAI METODE DEMONSTRASI DALAM PEMBELAJARAN IPA-FISIKA DI SMP

Cooperative Learning Model Group Investigation And Learning Together Type, Students Achievement, Ecosystem.

Siti Fitriani*, Asmadi M. Noer**, Sri Haryati *** Program Studi Pendidikan Kimia FKIP Universitas Riau

SKRIPSI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan Pendidikan Matematika OLEH :

BAB I PENDAHULUAN. problema pendidikan yang dihadapinya. Pendidikan harus menyentuh potensi

Anisa Nabilasari, Purwati Kuswarini Suprapto, Diana Hernawati

HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA MENGGUNAKAN MODEL TEAMS ASSISTED INDIVIDUALIZATION DAN MODEL TEAMS GAMES TOURNAMENT 1. Oleh

Perbedaan Hasil Belajar Siswa yang Proses Pembelajarannya Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Student Teams Achievement Divisions

STUDI PERBANDINGAN HASIL BELAJAR ILMU PENGETAHUAN SOSIAL DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE YANG BERBEDA 1. Oleh

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN LEARNING CYCLE BERBASIS EKSPERIMEN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI POKOK ZAT DAN WUJUDNYA

BAB I PENDAHULUAN. perubahan. Pada era globalisasi, dituntut suatu mutu lulusan yang disiapkan

PERBEDAAN MORALITAS SISWA YANG MENGGUNAKAN METODE SIMULASI DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN KECERDASAN INTRAPERSONAL DAN INTERPERSONAL

ABSTRACT. Key Words: Student Learning Outcomes, Cooperative Learning, NHT, STAD. ABSTRAK

PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE THINK PAIR SHARE

Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Complex Instruction Terhadap Hasil Belajar IPS

Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Talk Write Pada Konsep Ekosistem di Kelas VII SMP Negeri 3 Cibalong Kabupaten Tasikmalaya JURNAL

I. PENDAHULUAN. tujuan tertentu yang hendak dicapai. Proses itu merupakan tindakan konkrit

PERBEDAAN HASIL BELAJAR ANTARA PENGGUNAAN NHT DAN ST DENGAN MEMPERHATIKAN SIKAP SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA JURNAL

Oleh : Muhammad Mughni Izzatur Rochman, Universitas Negeri Yogyakarta,

Iramaya Fridayanti Sinaga dan Nurdin Siregar Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Medan ABSTRAK

ANALISIS KOMPARATIF PEMBELAJARAN PROBING PROMPTING DAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR 1) Oleh

PERBANDINGAN MORALITAS SISWA MODEL VCT DAN STAD MEMPERHATIKAN SIKAP TERHADAP PELAJARAN IPS 1) Oleh

Ismawati, Maria Erna, dan Miharty Program Studi Pendidikan Kimia Jurusan PMIPA FKIP Universitas Riau

Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Team Assisted Individualization terhadap Minat Belajar Biologi Siswa pada Materi Pteridophyta di SMAN 39 Jakarta

KETERAMPILAN SOSIAL MELALUI MODEL TIME TOKEN ARENDS DAN JIGSAW PADA PELAJARAN IPS

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION

Keywords: Comparison, Complex Explanatory Text, Model of Learning Examples Non Examples, Model of Learning Picture and Picture, Learning Motivation

III. METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

PENGARUH STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF INDEX CARD MATCH TERHADAP HASIL BELAJAR IPS KELAS V SD ARTIKEL PENELITIAN OLEH U. SISWANTO NIM F

EFEKTIFITAS PRESTASI BELAJAR EKONOMI MELALUI PEMBELAJARAN DEEP DIALOG DAN CERAMAH

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Ismarti 1, Raja Rizca Gusfyana 1. Indonesia Abstrak

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE LEARNING TOGETHER DISERTAI MEDIA CARD SORT DALAM PEMBELAJARAN FISIKA DI SMA

EFEKTIVITAS MODEL PEMBELAJARAN PBL DAN TPS DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN BERPIKIR KRITIS SISWA

VETRI YANTI ZAINAL STKIP PGRI

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF STUDENT TEAM ACHIEVEMENT DEVISION (STAD) DISERTAI METODE EKSPERIMEN PADA PEMBELAJARAN IPA DI SMP

PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA SISWA YANG MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE JIGSAW DENGAN DISCOVERY-INQUIRY DI SMA

PENGARUH MODEL COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA MATERI EKOSISTEM DI SMA NURUL AMALIYAH TANJUNG MORAWA

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR PADA BIDANG STUDI IPS MATERI BENUA AFRIKA DENGAN PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TIPE GROUP INVESTIGATION

PENGARUH MODEL PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION (GI) TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KRITIS SISWA KELAS X SMA NEGERI 1 MEJAYAN KABUPATEN MADIUN

PENGARUH METODE PEMBELAJARAN LEARNING CELL TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP KENAMPAKAN ALAM

MENINGKATKAN PARTISIPASI DAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS V DALAM PEMBELAJARAN PKn DENGAN MODEL GROUP INVESTIGATION DI SDN 05 PADANG PASIR KOTA PADANG

Perbedaan Hasil Belajar Fisika melalui Penerapan Metode Problem Solving dan Metode Konvensional di SMP Negeri Kota Bengkulu Tahun Ajaran 2011/2012

Transkripsi:

STUDI PERBANDINGAN METODE PEMBELAJARAN GROUP INVESTIGATION DAN PROBLEM SOLVING DENGAN MEMPERHATIKAN TES Angga Praditya, Eddy Purnomo dan Yon Rizal Pendidikan Ekonomi PIPS FKIP Unila Jl. Prof. Dr. Sumantri Brojonegoro Abstract Results of further observations known that there are many teachers who have not applied learning method that can explore and developan active student involvement in the learning process. Teaching and learning process is centered on the teacher where delivery of contentmore dominated by the teacher. Teachers active control, while the students act passively so that the learning process is less involved role of students both physically and mentally. Learning process listed above make the most of students are less enthusiastic about learning. This condition is indicated by the number of students who ask fewer, less daring toexpress their opinions, and feel quite accept material that has been presented by the teacher. In addition, there are many teachers who use the direct method, ie the teacher explained, students pay attention, and noted that the subject matter, resulting in a lack ofactivity in the learning process. Hasil observasi lebih lanjut diketahui bahwa masih banyak guru yang belum menerapkan metode pembelajaran yang dapat menggali serta mengembangkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar masih berpusat pada guru di mana penyampaian materi lebih banyak didominasi oleh guru. Guru memegang kendali aktif, sementara siswa bersikap pasif sehingga proses pembelajaran kurang melibatkan peran siswa baik secara fisik maupun mental. Proses pembelajaran demikian membuat sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam belajar. Kondisi ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang bertanya sedikit, kurang berani untuk mengungkapkan pendapat, dan merasa cukup menerima materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, masih banyak guru yang menggunakan metode langsung, yaitu guru menjelaskan, siswa memperhatikan, dan mencatat materi pelajaran sehingga, mengakibatkan kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Kata kunci: motode pembelajaran, gi, problem solving

PENDAHULUAN Pendidikan memegang peranan yang sangat penting dalam meningkatkan mutu Sumber Daya Manusia (SDM). Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Peningkatan kualitas SDM merupakan suatu keharusan bagi bangsa Indonesia untuk menghadapi persaingan global. Sebagaimana diketahui, pada era globalisasi menuntut kesiapan setiap bangsa untuk saling bersaing secara bebas. Oleh karena itu, sudah semestinya pembangunan sektor pendidikan menjadi prioritas utama yang harus dilakukan oleh pemerintah. Berdasarkan hal itu pemerintah terus berupaya mewujudkan kualitas pendidikan melalui perubahan kurikulum yang dapat menggali potensi peserta didik serta menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang siap menghadapi perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Kurikulum yang saat ini diterapkan adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sebagai hasil pembaharuan dari Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) menghendaki bahwa suatu pembelajaran pada dasarnya tidak hanya mempelajari tentang konsep, teori, dan fakta tetapi juga aplikasi dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, materi pembelajaran tidak hanya tersusun atas hal-hal sederhana yang bersifat hafalan dan pemahaman, tetapi juga tersusun atas materi yang kompleks yang memerlukan aplikasi, analisis, dan sintesis. Untuk itu guru harus bijaksana dalam menentukan suatu metode yang sesuai yang dapat menciptakan situasi dan kondisi kelas yang kondusif agar proses belajar mengajar dapat berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Gurumerupakan bagian dari sistem sekolah yang sangat penting dalam mengelola dan melaksanakan proses pembelajaran secara efektif sehingga tujuan yang telah diterapkan dapat tercapai. Kompetensi guru dalam mengajar sangatlah berpengaruh terhadap hasil belajar. Guru harus mampu mengkombinasikan metode-metodepembelajaran yang tepat dan sesuai dengan materi pelajaran yang akan disampaikan pada setiap pertemuan, sehingga terjalin interaksi dua arah yang melibatkan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar antara siswa dengan guru. Mata pelajaran ekonomi adalah mata pelajaran yang dipelajari di SMA, yang merupakan bagian dari rumpun mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), mata pelajaran ini mulai dipelajari di kelas X IPS. Fungsi mata pelajaran ekonomi pada Sekolah Menengah Atas adalah mengembangkan pengetahuan tentang ilmu ekonomi sebagai lanjutan dari jenjang pendidikan dasar. SMA Negeri 1 Pulaupanggung merupakan salah satu sekolah menengah atas di Kabupaten Tanggamus yang memiliki dua jurusan ilmu yaitu Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Salah satu kompetensi dari Ilmu Sosial yang diberikan di Sekolah Menengah Atas adalah Ekonomi, yang diberikan di kelas X,XI, dan XII Ilmu Sosial. Ekonomi merupakan mata pelajaran inti

sehingga siswa dituntut memiliki hasil belajar yang tinggi agar mampu bersaing untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan selanjutnya. Hasil observasi lebih lanjut diketahui bahwa masih banyak guru yang belum menerapkan metode pembelajaran yang dapat menggali serta mengembangkan keterlibatan siswa secara aktif dalam proses belajar mengajar. Proses belajar mengajar masih berpusat pada guru (teacher centered) di mana penyampaian materi lebih banyak didominasi oleh guru. Guru memegang kendali aktif, sementara siswa bersikap pasif sehingga proses pembelajaran kurang melibatkan peran siswa baik secara fisik maupun mental. Proses pembelajaran demikian membuat sebagian besar siswa kurang bersemangat dalam belajar. Kondisi ini ditunjukkan dengan jumlah siswa yang bertanya sedikit, kurang berani untuk mengungkapkan pendapat, dan merasa cukup menerima materi yang telah disampaikan oleh guru. Selain itu, masih banyak guru yang menggunakan metode langsung, yaitu guru menjelaskan, siswa memperhatikan, dan mencatat materi pelajaran sehingga, mengakibatkan kurangnya aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Untuk mengatasi hal itu, guru perlu menerapkan metode pembelajaran yang dapat melibatkan siswa secara aktif dalam pembelajaran. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang ditetapkan di SMA Negeri 1 Pulaupanggung adalah sebesar 68. Berdasarkan data yang ada pada tabel di atas, terlihat bahwa hasil belajar ekonomi yang diperoleh siswa pada uji blok semester genap masih kurang optimal. Ini terlihat dari jumlah siswa yang memperoleh nilai 68 atau yang memenuhi kriteria ketuntasan minimal hanya 53 siswa atau 41,1 %, sedangkan yang memperoleh nilai < 68 adalah 76 siswa atau 58,9 %. Menurut Djamarah dalam Mahfud (2010:6), apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 60% dikuasai siswa maka presentase keberhasilan siswa pada mata pelajaran tersebut tergolong rendah. Tabel 1 juga dapat memperlihatkan bahwa ke empat kelas tersebut mempunyai kemampuan akademik yang relatif sama. Sebagai upaya untuk meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran yang kemudian berdampak pada pencapaian hasil belajar ekonomi yang lebih baik adalah dengan menggunakan metode pembelajaran cooperative learning (metode pembelajaran kooperatif). Metode pembelajaran kooperatif merupakan suatu metode pembelajaran dimana siswa dikelompokkan ke dalam kelompok-kelompok kecil untuk memecahkan suatu masalah, menyelesaikan suatu tugas untuk mencapai tujuan bersama. Untuk mencapai tujuan tersebut, siswa dalam kelompok kooperatif saling membantu sehingga menjadikan siswa lebih aktif dalam belajar. Pembelajarangroup investigation merupakan salah satu bentuk pembelajaran kooperatif yang menekankan pada partisipasi dan aktivitas siswa untuk mencari sendiri materi (informasi) pelajaran yang akan dipelajari melalui bahan-bahan yang tersedia, misalnya dari buku pelajaran atau siswa dapat mencari melalui internet. Siswa dilibatkan sejak perencanaan, baik dalam menentukan topik maupun cara untuk mempelajarinya melalui investigasi. Tipe ini menuntut para siswa untuk memiliki kemampuan yang baik dalam berkomunikasi maupun

dalam keterampilan proses kelompok. Model Group Investigation dapat melatih siswa untuk menumbuhkan kemampuan berfikir mandiri.keterlibatan siswa secara aktif dapat terlihat mulai dari tahap pertama sampai tahap akhir pembelajaran. Dalam metode Group Investigation terdapat tiga konsep utama, yaitu: penelitian atau enquiri, pengetahuan atau knowledge, dan dinamika kelompok atau the dynamic of the learning group, (Udin S. Winaputra, 2001:75). Penelitian di sini adalah proses dinamika siswa memberikan respon terhadap masalah dan memecahkan masalah tersebut. Pengetahuan adalah pengalaman belajar yang diperoleh siswa baik secara langsung maupun tidak langsung. Sedangkan dinamika kelompok menunjukkan suasana yang menggambarkan sekelompok saling berinteraksi yang melibatkan berbagai ide dan pendapat serta saling bertukar pengalaman melaui proses saling beragumentasi. Pembelajaran Problem Solving adalah suatu cara mengajar dengan menghadapkan siswa kepada suatu masalah agar dipecahkan atau diselesaikan. Metode ini menuntut kemampuan kita untuk melihat sebab akibat, mengobservasi problem, mencari hubungan antara berbagai data yang terkumpul kemudian menarik kesimpulan yang merupakan hasil pemecahan masalah.metode Problem Solving (metode pemecahan masalah) bukan hanya sekedar metode mengajar tetapi juga merupakan suatu metode berpikir. Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa metode pembelajaran Problem Solving adalah suatu metode atau cara penyajian pelajaran dengan cara siswa dihadapkan pada suatu masalah yang harus dipecahkan atau diselesaikan, baik secara individual atau secara kelompok untuk menemukan jawaban berdasarkan pengetahuan, pemahaman, keterampilan yang telah dimiliki sebelumnnya dengan menggunakan langkah-langkah sampai pada suatu jawab. Melalui kedua metode tersebut diharapkan dapat melibatkan siswa secara aktif dalam proses pembelajaran sehingga dapat mencapai indikator dari kompetensi dasar serta hasil belajar siswa dapat memenuhi Kriteria Ketuntasan Minial (KKM) yang ditetapkan sekolah. Sesuai dengan karakteristik mata pelajaran ekonomi yang menuntut penguasaan materi, maka penelitian tertarik menjadikannya variable bentuk tes sebagai variable moderator. Bentuk tes sangat berpengaruh terhadap hasil belajar, tidak dapat dipungkiri bahwa tes akan menimbulkan suasana khusus yang mengakibatkan hal-hal yang tidak sama antara orang yang satu dengan yang lainnya. Bentuk tes ada berbagai macam, yaitu diantaranya tes uraian dan tes objektif.tes objektif adalah tes yang disusun sedemikian rupa dan telah disediakan alternatif jawabannya. Tes ini terdiri dariberbagai macam bentuk, antara lain: Tes Betul-Salah (TrueFalse), Tes Pilihan Ganda (Multiple Choice), Tes Menjodohkan (Matching), Tes Analisa Hubungan (Relationship Analysis). Peneliti menerapkan dua bentuk tes objektif yaitu tes objektif pilihan ganda dan tes analisis hubungan. Bertitik tolak pada latar belakang masalah tersebut, penulis tertarik untuk mengambil judul Studi Perbandingan Hasil Belajar Ekonomi Siswa Melalui

Metode Pembelajaran Tipe Group Investigation dan Tipe Problem Solving Dengan Memperhatikan Bentuk Tes. (Studi Pada Siswa Kelas X SMA Negeri 1 Pulau panggung Tahun Pelajaran 2012/2013) Tujuan penelitian ini adalah : 1. Mengetahui keefektifan hasil belajar ekonomi pada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran tipe Group Investigation dan metode kooperatif tipe Problem Solving. 2. Mengetahui keefektifan hasil belajar ekonomi yang di tes menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan analisis hubungan. 3. Mengetahui interaksi antara metode pembelajaran dengan bentuk soal pada mata pelajaran ekonomi. 4. Mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites dengan bentuk soal pilihan ganda pada siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe GI dan siswa yang diajarkan menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. 5. mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomiyang dites dengan bentuk soal analisis hubungan pada siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GIdan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving. 6. mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe GI. 7. mengetahui keefektifan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. METODE PENELITIAN Berdasarkan tingkat eksplanasinya penelitian ini tergolong penelitian deskriptif, penelitian korelasi, dan pendekatan eksperimen.penelitian komparatif adalah penelitian yang membandingkan keberadaan suatu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda (Sugiyono, 2008:57). Sedangkan penelitian eksperimen yaitu suatu penelitian yang digunakan untuk mencari pengaruh perlakuan tertentu terhadap yang lain dalam kondisi yang terkendalikan, variabel-variabel lain yang dapat mempengaruhi proses eksperimen dapat dikontrol secara ketat (Sugiyono, 2008: 107). Menurut Arikunto (2007: 2007) penelitian eksperimen merupakan penelitian yang dimaksukan untuk mengetahui ada tidaknya akibat dari sesuatu yang dikenakan pada subjek selidik. Metode eksperimen akan tepat digunakan apabila evaluator ingin mencarijawaban terhadap pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan efektivitas program (Sudjana, 2006:124). Metode eksperimen yang digunakan adalah metode eksperimen semu (quasi experiment design). Penelitian kuasi eksperimen dapat diartikan sebagai

penelitian yang mendekati eksperimen atau eksperimen semu. Bentuk penelitian ini banyak digunakan di bidang ilmu pendidikan atau penelitian lain dengan subjek yang diteliti adalah manusia (Sukardi, 2003:16). Populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas SMA Negeri 1Pulaupanggung. Berdasarkan data yang didapat diketahui bahwa dalam penelitian ini jumlah populasi yang akan diteliti sebanyak 129 siswa. Jadi, besarnya sampel dalam penelitian adalah ini 64 siswa.dengan menggunakan rumus Cluster Random Sampling.Dari hasil pengundian diperoleh kelas X1 sebagai kelas eksperimen yang menggunakan model Group Investigation, dan kelas X2 sebagai kelas kontrol yang menggunakan model Problem Solving.. Hipotesis dalam penelitian ini dirumuskan sebagai berikut. Berdasarkan kerangka pikir dan landasan teori di atas, rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah: 1. Ada perbedaan rata-rata hasil balajar Ekonomi siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan siswa yang pembelajaranya menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving. 2. Ada perbedaan rata-rata hasil belajar Ekonomi antara siswa yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan siswa yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan. 3. Ada interaksi antara model pembelajaran dengan bentuk soal pada mata pelajaran Ekonomi. 4. Rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes pilihan ganda. 5. Rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes analisis hubungan 6. Rata-rata hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe GI. 7. Rata-rata hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving HASIL PENELITIAN Hasil Pengujian Hipotesis Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan hasil belajar ekonomi siswa melalui metode pembelajaran kooperatif tipe group investigation dan problem solving dengan memperhatikan bentuk tes tahun pelajaran 2012/2013.

1. Hipotesis Pertama 1. H0:tidak ada perbedaan hasil balajar Ekonomi siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan siswa yang pembelajaranya menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving. 2. Ha:ada perbedaan hasil balajar Ekonomi siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI dan siswa yang pembelajaranya menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving. Pengujian hipotesis dengan menggunakan rumus Analisis Varian Dua Jalan, maka hipotesis pertama Fhitung 17,349 > Ftabel 4,419, berdasarkan kriteria pengujian dapat ditarik kesimpulan, karena Fhitung>Ftabel maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata belajar Ekonomi antara siswa yang pemeblajaranya menggunakan model pembelajaran tipe GI dan siswa yang pembelajaranya menggunakan model pembelajaran tipe Problem solving. 2. Hipotesis Kedua 1. H0:tidak ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan siswa yang dites dengan bentuk soal analisis hubungan. 2. Ha:ada perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan siswa yang dites dengan bentuk soal analisis hubungan. Hipotesis ke-2 menggunakan Analisis t-test diperoleh Thitung 6,299 > Ttabel 2,037 berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian dapat disimpulkan ada perbedaan rata-rata hasil belajar Ekonomi antara siswa yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan siswa yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan. 3. Hipotesis Ketiga 1. Ho : tidak ada interaksi antara model pembelajaran kooperatif dengan bentuk soal tes pada mata pelajaran Ekonomi. 2. H1 : ada interaksi antara model pembelajaran dengan bentuk tes pada mata pelajaran ekonomi. Hipotesis ke-3 menggunakan T-test Dua Sampel Independent diperoleh Thitung 4,078 > Ttabel 2,037 berarti Ho ditolak dan Ha diterima dengan demikian dapat disimpulkan tidak terdapat interaksi antar model pembelajaran dengan bentuk soal.

4. Hipotesis Keempat 1. Ho : hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe GI lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan metode kooperatif tipe Problem Solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes pilihan ganda. 2. Ha : hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan metode pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan metode kooperatif tipe Problem Solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes pilihan ganda. Kemudian untuk hipotesis ke-4 menggunakan rumus T-test Dua Sampel Independen diperoleh Thitung 6,039 > Ttabel 2,037 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes pilihan ganda. 5. Hipotesis Kelima 1. Ho : hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes analisis hubungan. 2. Ha : hasil belajar ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem Solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes analisis hubungan. Hipotesis ke-5 menggunakan rumus T-test Dua Sampel Independen diperoleh Thitung 8,333 > Ttabel 2,037 maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar Ekonomi siswa yang pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang diajarkan menggunakan model kooperatif tipe Problem solving jika hasil belajarnya diukur menggunakan tes analisis hubungan. 6. Hipotesis Keenam 1. Ho : hasil belajar ekonomi yang di tes menggunakan soal pilihan ganda lebih rendah dibandingkan dengan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe GI. 2. Ha : hasil belajar ekonomi yang di tes menggunakan soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe GI.

Kemudian untuk hipotesis ke-6 menggunakan rumus Analisis Varian dua Jalan diperoleh Fhitung 45,289 > Ftabel 4,419maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe GI. 7. Hipotesis Ketujuh 1. Ho : hasil belajar ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. 2. Ha : hasil belajar ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih rendah dibandingkan dengan siswa yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe Problem Solving. Hipotesis ke-7 menggunakan rumus Analisis Varian dua Jalan diperoleh Fhitung 22,991 > Ftabel 4,419maka Ho ditolak dan Ha diterima sehingga dapat disimpulkan rata-rata hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar Ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe Problem solving. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pengujian hipotesis, maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut. 1. Terdapat perbedaan hasil belajar ekonomi antara siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe GI dengan siswa yang pembelajarannya menggunakan model kooperatif tipe problem solving tanpa memperhatikan bentuk soal. Hal ini ditunjukkan dari nilai rata-rata hasil belajar siswa yang pembelajaranya dengan model pembelajaran kooperatif tipe GI secara keseluruhan 74,375 lebih tinggi dibandingkan dengan tipe problem solving yang rata-rata keseluruhanya sebesar 72,578. 2. Hasil belajar ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk soal analisis hubungan. Hal itu terlihat dari hasil rata-rata siswa yang di tes dengan bentuk tes pilihan ganda sebesar 74,375 sedangkan untuk tes analisis hubungan 72.578 dan dibuktikan pula pada pengujian hipotesis ke-2 menggunakan T-test Dua Sampel Independent diperoleh Thitung 6,299 > Ttabel 2,037 berarti Ho ditolak dan Ha diterima. Dengan demikian dapat disimpulkan hasil belajar ekonomi yang di tes menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan bentuk soal analisis hubungan. 3. Terdapat interaksi antara model pembelajaran dengan kemampuan awal siswa. Hal ini terbukti dari pengujian hipotesis ke-3 menggunakan T-test Dua Sampel

Independent diperoleh Thitung 4,078 > Ttabel 2,037 berarti hipotesis Ho ditolak dan Ha diterima. 4. Hasil belajar ekonomi antara siswa yang belajar dengan pembelajaran metode kooperatif tipe GI lebih tinggi dibandingkan dengan tipe problem solving jika menggunakan bentuk soal tes pilihan ganda. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata belajar siswa yang belajar dengan pembelajaran metode kooperatif tipe GI sebesar 74,375 sedangkan rata-rata hasil belajar menggunakan bentuk soal yang sama pada kelas problem solving sebesar 72,578. 5. Hasil belajar ekonomi antara siswa yang belajar dengan pembelajaran metode kooperatif tipe GI lebih rendah dibandingkan dengan tipe problem solving jika menggunakan bentuk soal tes analisis hubungan. Hal ini ditunjukkan dari rata-rata hasil belajar Ekonomi dengan menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran GI sebesar 67.578 sedangkan pada kelas problem solving sebesar 74.609. 6. Hasil belajar ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih tinggi dibandingkan dengan hasil belajar ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe GI. Hal itu terlihat dari perolehan hasil belajar rata-rata menggunakan bentuk soal pilihan ganda pada kelas GI sebesar 74,375 sedangkan rata-rata hasil belajar menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada kelas yang sama sebesar 67,578. 7. Hasil belajar ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal pilihan ganda lebih rendah dibandingkan dengan hasil belajar ekonomi yang dites menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada pembelajaran kooperatif tipe problem solving. Hal itu terlihat dari perolehan hasil belajar rata-rata menggunakan bentuk soal pilihan ganda pada kelas problem solving sebesar 72,578 sedangkan rata-rata hasil belajar menggunakan bentuk soal analisis hubungan pada kelas yang sama sebesar 74,609. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut. 1. Untuk mencapai tujuan khusus pembelajaran, sebaiknya guru dapat memilih model pembelajaran yang sesuai dengan mata pelajaran ekonomi, seperti menggunakan pembelajaran kooperatif yang merupakan metode pembelajaran yang dapat menumbuhkan sikap dapat bekerja sama, gotong royong, berbagi dan meningkatkan nilai-nilai sosial dalam diri siswa. Sebagai alternatif dalam pembelajaran ekonomi dapat menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe GI, karena dapat menumbuhkan antusias siswa dan tanggung jawab dalam memahami keseluruhan materi sehingga siswa lebih aktif dan hasil belajar pun akan meningkat. Penggunaan model pembelajaran berkelompok GI akan berdampak lebih baik daripada menggunakan model pembelajaran problem solving ataupun ceramah. 2. Penggunaan bentuk soal akan mempengaruhi hasil belajar siswa sehingga hendaknya untuk materi yang dirasa sulit dan memiliki cakupan yang luas

disarankan menggunakan bentuk soal pilihan ganda dan untuk materi yang sebaliknya disarankan menggunakan bentuk soal analisis hubungan. 3. Kepada peneliti yang berminat untuk mengembangkan hasil penelitian ini disarankan agar memperhatikan variabel yang lain yang mungkin mempengaruhi penggunaan metode pembelajaran ini yaitu misalnya waktu yang tersedia, gaya belajar, motivasi, dan minat belajar siswa. DAFTAR PUSTAKA Arikunto, Suharsimi. 2007. Pengelolaan Kelas dan Siswa Pendekatan Praktek. Rineka Cipta : Jakarta Mahfud. 2010. Dasar-dasar Evaluasi Pembelajaran. Bumi Aksara. Jakarta. 307 hlmn Sudjana. 2006. Metode Statistik. Tarsito. Bandung. Sugiyono.2008. Metode Penelitian Pendidikan. Alfa Beta. Bandung. 456 hlmn Sukardi. 2003. Metodologi Penelitian Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Udin S, Winaputra.2001. Metode Penelitian Group Investigation. Alfa Beta. Bandung. 456 hlmn