I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu

dokumen-dokumen yang mirip
I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) memiliki peran penting

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor yang penting dalam kehidupan. Negara

I. PENDAHULUAN. yang telah di persiapkan sebelumnya untuk mencapai tujuan. Dalam

I. PENDAHULUAN. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. dengan aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu bentuk perwujudan kebudayaan manusia yang

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan Sekolah Menengah Atas (SMA). Matematika perlu. diberikan kepada semua siswa mulai dari sekolah dasar untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Gejala umum yang terjadi pada peserta didik saat ini adalah malas berpikir

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor penunjang yang sangat penting bagi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan adalah salah satu upaya dalam meningkatkan sumber daya manusia dan

I. PENDAHULUAN. informasi, ide, keterampilan, nilai, dan cara berpikir. Proses pembelajaran. siswa yang pasif dalam mengikuti pembelajaran.

I. PENDAHULUAN. Proses belajar mengajar merupakan proses kegiatan interaksi antara dua unsur

I. PENDAHULUAN. Pengetahuan IPA yang sering disebut sebagai produk dari sains, merupakan

I. PENDAHULUAN. depan yang lebih baik. Melalui pendidikan seseorang dapat dipandang terhormat,

benar-benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, siswa perlu

I. PENDAHULUAN. akan mati. Karena pentingnya komunikasi maka hampir 99% manusia. menghabiskan aktivitasnya dengan komunikasi.

I. PENDAHULUAN. sehari-hari. Namun dengan kondisi kehidupan yang berubah dengan sangat

I. PENDAHULUAN. kehidupan. Setyawati (2013:1) menyatakan bahwa peningkatan kualitas

PENGARUH PROBLEM BASED LEARNING TERHADAP AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA. *Corresponding author, telp: ,

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau. antisipasi kepentingan masa depan (Trianto, 2009:1).

I. PENDAHULUAN. semakin berkembang, Hal ini menuntut setiap individu untuk dapat. kemampuan memperoleh, memilih dan mengolah informasi.

I. PENDAHULUAN. Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK) merupakan gambaran majunya. peradaban suatu bangsa. Perkembangan IPTEK sekarang ini merambah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan pengalaman peneliti mengajar mata pelajaran fisika di. kelas VIII salah satu SMP negeri di Bandung Utara pada semester

Kelebihan model PBL menurut Pannen, Mustafa, Sekarwinahayu (2005:65) yaitu: fokus pada

I. PENDAHULUAN. mempelajari fenomena alam dan segala sesuatu yang terjadi di alam. IPA

I. PENDAHULUAN. setiap saat semua orang atau kelompok melakukan interaksi. Bila tak ada komunikasi

I. PENDAHULUAN. demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang. memungkinkannya untuk berfungsi secara menyeluruh dalam kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan saat ini tidak hanya sebatas proses pembelajaran dan

I. PENDAHULUAN. sumber daya alam yang melimpah. Sumber daya manusia yang bermutu. lagi dalam rangka meningkatkan mutu sumber daya manusia bangsa

I. PENDAHULUAN. Kemampuan berpikir kreatif merupakan salah satu kompetensi penting sebagai

I. PENDAHULUAN. berbangsa, dan bernegara di Indonesia tidak terlepas dari pengaruh perubahan

I. PENDAHULUAN. Istilah pendidikan mengandung fungsi yang luas dari pemelihara dan

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) merupakan ilmu yang berkaitan dengan cara

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang penting dalam kehidupan manusia dan. dilaksanakan semenjak adanya manusia, hakikat pendidikan merupakan

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan kunci utama dalam kehidupan suatu bangsa, karena

I.PENDAHULUAN. produk, proses dan sikap. Produk IPA berupa fakta, konsep, prinsip,

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

I. PENDAHULUAN. inovatif. Menyadari bagaimana cara memikirkan pemecahan permasalahan

I. PENDAHULUAN. Biologi sebagai salah satu mata pelajaran dalam rumpun IPA memerlukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Guna memahami apa itu kemampuan pemecahan masalah matematis dan pembelajaran

I. PENDAHULUAN. kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

I. PENDAHULUAN. telah diintegrasikan ke dalam kurikulum pendidikan. Hal ini secara eksplisit telah

BAB I PENDAHULUAN. yang penting dalam pengembangan kemampuan berfikir kreatif, kritis, serta

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) sesungguhnya merupakan cara memperoleh

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran sains (IPA) merupakan salah satu proses pendidikan yang. mencari tahu dan berbuat sehingga dapat membantu siswa untuk

1 PENDAHULUAN. memfasilitasi, dan meningkatkan proses serta hasil belajar siswa. Hasil

I. PENDAHULUAN. dinamis dan sarat perkembangan. Oleh karena itu, perubahan atau perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu mata pelajaran sains yang diberikan pada jenjang pendidikan

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran biologi pada Sekolah Menengah Atas berdasarkan Standar

I. PENDAHULUAN. rendah hingga makhluk hidup tingkat tinggi. Biologi tidak hanya terdiri atas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

I. PENDAHULUAN. keaktifan siswa dalam proses kegiatan pembelajaran dan menuntut kreativitas

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. pada semua tingkat perlu terus-menerus dilakukan sebagai antisipasi

I. PENDAHULUAN. artinya, tujuan kegiatan adalah perubahan tingkah laku, baik yang. segenap aspek organisme atau pribadi. Kegiatan pembelajaran seperti

PENINGKATAN AKTIVITAS BELAJAR MELALUI MODEL PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI LINGKARAN SISWA KELAS VIII

I. PENDAHULUAN. interaksi antara guru dan siswa (Johnson dan Smith di dalam Lie, 2004: 5).

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

I. PENDAHULUAN. bertujuan agar guru menjadi lebih profesional dalam melaksanakan tugasnya

I. PENDAHULUAN. erat kaitannya dengan kehidupan sehari-hari, oleh karena itu pembelajaran harus

PENINGKATAN KECAKAPAN AKADEMIK SISWA SMA DALAM PEMBELAJARAN FISIKA MELALUI PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INKUIRI TERBIMBING

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. kegiatan pendidikan yang memadai, maka seorang peserta didik dapat

I. PENDAHULUAN. Pembelajaran adalah upaya membelajarkan siswa untuk belajar. Kegiatan

I. PENDAHULUAN. mengatur dan menyelesaikan tugas-tugas yang mempengaruhi kehidupannya

I. PENDAHULUAN. belajar mengajar di sekolah. Oleh karena itu kompetensi guru dalam

BAB I PENDAHULUAN. umum, yaitu gabungan antara fisika, kimia, dan biologi yang terpadu. Materi

I. PENDAHULUAN. Fisika adalah ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan penemuan dan

BAB I PENDAHULUAN. Islam sebagai agama yang paling sempurna dengan Al-Quran sebagai. pedoman pokok ajarannya, menegaskan kepada umatnya agar

I. PENDAHULUAN. diri setiap individu siswa. Mudah masuknya segala informasi, membuat siswa

perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, (Kemdikbud, 2012:17). PENDAHULUAN

I. PENDAHULUAN. dan terkontrol (khususnya datang dari sekolah), sehingga dia dapat. memperoleh atau mengalami perkembangan kemampuan sosial dan

IMPLIKASI MODEL PROBLEM BASED LEARNING

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu. tersebut membutuhkan pemikiran yang kritis, sistematis, logis,

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar dan

I. PENDAHULUAN. permasalahannya dekat dengan kehidupan sehari-hari. Konsep dan prinsip

I. PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin mendorong upayaupaya

I. PENDAHULUAN. Proses pembelajaran di sekolah saat ini sangat menekankan pada konsep teoritis

I. PENDAHULUAN. mencapai tujuan tertentu (Sanjaya, 2008:26). Menurut Amri dan Ahmadi. (2010:89) bahwa dalam kegiatan pembelajaran guru harus memahami

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan perbaikan mutu pendidikan agar mencapai tujuan tersebut.

PENGGUNAAN METODE PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PENGARUHNYA TERHADAP KEMAMPUAN BERPIKIR KREATIF SISWA DI SMP NEGERI 4 KUNINGAN

I. PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dampak globalisasi saat ini sangat berpengaruh bagi perkembangan IPTEK dan

BAB I PENDAHULUAN. didalamnya terdapat beberapa komponen yang dapat mempengaruhi hasil

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN PROBLEM BASED

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pembelajaran adalah suatu proses yang tidak hanya sekedar menyerap

I. PENDAHULUAN. menguasai informasi dan pengetahuan. Dengan demikian diperlukan suatu

I. PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif. luas kedepan untuk mencapai suatu cita-cita yang diharapkan dan mampu

I. PENDAHULUAN. Keseluruhan dalam proses pendidikan di sekolah, pembelajaran merupakan

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. Sains merupakan pengetahuan yang tersusun secara sistematis, yang

BAB I. PENDAHULUAN. GBHN dan UU No.20/2003 tentang sistem pendidikan nasional. Dalam UU No. 20/2003

1) Yanin Karuniasih; 2) Drs. Sudarno Herlambang, M.Si; 3) Drs. Yusuf suharto ABSTRAK: Kata kunci:

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan yang penting dalam mempersiapkan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG Muhammad Gilang Ramadhan,2013

I. PENDAHULUAN. tugas dan kewajiban guru. Oleh karena itu, seorang guru memerlukan strategi

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) menuntut perubahan. berlangsung sesuai dengan tujuan yang diharapkan (Trianto, 2007:3).

I. PENDAHULUAN. yang kuat antara tingkat pendidikan dengan perkembangan bangsa. Pendidikan yang mampu memfasilitasi perkembangan bangsa adalah

Transkripsi:

1 I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Mata pelajaran Biologi memiliki peran penting dalam peningkatan mutu pendidikan, khususnya di dalam menghasilkan peserta didik yang berkualitas, yaitu manusia Indonesia yang mampu berpikir kritis, kreatif, logis dan berinisiatif (BSNP, 2006:iv). Selain itu, tuntutan pembelajaran Biologi telah dirumuskan dalam Standar Kompetensi Lulusan (SKL) mata pelajaran Biologi untuk sekolah menengah atas (SMA/MA) yakni standar kelulusan peserta didik diharapkan mampu merumuskan masalah, mengajukan dan menguji hipotesis, mengumpulkan, mengolah, menafsirkan dan menyajikan data secara sistematis. Lebih lanjut salah satu tujuan mata pelajaran Biologi berdasarkan Standar Isi (SI) ialah agar peserta didik memiliki kemampuan untuk dapat memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis dan dapat bekerja sama dengan orang lain (BSNP, 2006:451). Dari uraian tersebut jelas menunjukan bahwa pembelajaran Biologi tidak hanya terfokus pada penanaman konsep tetapi juga untuk menciptakan aktivitas belajar siswa yang aktif menunjang berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah, yaitu merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan

2 sampai menyajikan data secara sistematis, dan menumbuhkan sikap ilmiah, yaitu dapat bekerja sama dengan orang lain. Sedangkan fakta yang ditemukan di SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah pada Desember 2013 menunjukkan bahwa masih ada aktivitas pembelajaran Biologi yang rendah dan tidak menunjang berkembangnya kemampuan merumuskan masalah, mengajukan hipotesis, mengumpulkan sampai menyajikan data secara sistematis, dan dapat bekerja sama dengan orang lain. Hal tersebut tampak dalam proses pembelajaran, siswa tidak dituntut aktif untuk mencari sendiri permasalahan-permasalahan yang berhubungan dengan materi yang diberikan karena selama ini proses pembelajaran masih berlangsung dengan ceramah, proses belajar mengajar berjalan searah, guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa hanya menyimak dan mendengarkan informasi yang diberikan oleh guru. Selama ini guru kurang mengorientasikan siswa pada masalah, mengorganisasikan siswa untuk belajar, membantu penyelidikan mandiri ataupun kelompok, mengembangkan dan menyajikan hasil karya, kemudian kurang memperhatikan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah, sehingga keterampilan memecahkan masalah yang seharusnya dimiliki oleh siswa tidak berkembang. Rendahnya aktivitas belajar siswa dalam membangun pengetahuannya sendiri mengakibatkan kemampuan siswa dalam memecahkan masalah kurang berkembang dan tidak tergali secara optimal. Hal tersebut tentu akan berpengaruh juga terhadap hasil belajar siswa. Kenyataan tersebut diperkuat

3 dengan perolehan hasil rata-rata nilai ulangan harian Biologi SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2012/2013 siswa kelas X pada materi pokok lingkungan masih di bawah KKM yaitu 68 sedangkan KKM yang ditetapkan SMA Negeri 1 Trimurjo yakni 75, dengan persentase siswa yang tuntas belajar pada materi tersebut adalah 57,4%. Berdasarkan uraian tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran yang sesuai dan diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar IPA Biologi siswa SMA, salah satunya yaitu dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah atau Problem Based Learning (PBL). Savin dan Baden (dalam Whitcombe, 2013:41) menyatakan bahwa pembelajaran Berbasis Masalah atau PBL merupakan suatu pendekatan pendidikan yang menggunakan masalah atau pemicu untuk merangsang siswa belajar. PBL melibatkan siswa bekerja kooperatif dalam kelompok. Karakteristik utama dari PBL adalah siswa fokus pada penyelesaian masalah. Lebih lanjut Ward dan Stepien (dalam Ngalimun, 2014:89) menyatakan bahwa pembelajaran berbasis masalah PBL merupakan salah satu model pembelajaran inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. PBL adalah suatu model pembelajaran yang melibatkan siswa untuk memecahkan suatu masalah melalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga siswa dapat mempelajari pengetahuan yang berhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligus memiliki keterampilan untuk memecahkan masalah. Selain itu, data yang diperoleh dari penelitian Medriati (2013:8) menunjukkan bahwa model PBL memiliki pengaruh terhadap peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa dalam pembelajaran fisika pada konsep Cahaya di kelas VIII 6 SMP Negeri 14 Kota Bengkulu.

4 Dari uraian tersebut dapat diketahui bahwa secara keseluruhan model pembelajaran berbasis masalah atau PBL dinilai dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Oleh karena itu, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul Penggunaan model Pembelajaran Berbasis Masalah atau PBL untuk meningkatkan aktivitas belajar dan hasil belajar siswa pada materi pokok Keterkaitan Kegiatan Manusia dengan Pencemaran dan Pelestarian Lingkungan Kelas X Semester Genap SMA Negeri 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : 1. Apakah penggunaan model PBL berpengaruh dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok lingkungan? 2. Apakah penggunaan model PBL berpengaruh signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok lingkungan? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah yang telah dikemukakan maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Pengaruh penggunaan model PBL dalam meningkatkan aktivitas belajar siswa pada meteri pokok lingkungan. 2. Pengaruh penggunaan model PBL dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada meteri pokok lingkungan.

5 D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Bagi peneliti, dapat memberikan wawasan dan pengalaman bagi peneliti sebagai calon guru mata pelajaran Biologi yang profesional, terutama dalam merancang dan menerapkan model pembelajaran PBL dalam proses pembelajaran. 2. Bagi guru, dapat memberikan informasi mengenai efektivitas model PBL sebagai alternatif model pembelajaran Biologi. 3. Bagi siswa, dapat memberikan pengalaman belajar yang berbeda sehingga diharapkan mampu membangkitkan aktifitas dan hasil belajar siswa. 4. Bagi sekolah, dapat dijadikan masukan dalam usaha meningkatkan mutu proses dan hasil belajar dalam mata pelajaran Biologi. E. Ruang Lingkup Penelitian Untuk menghindari tanggapan yang berbeda terhadap masalah yang akan dibahas maka peneliti membatasi masalah sebagai berikut: 1. Subyek penelitian ini adalah siswa kelas X SMA N 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah mata pelajaran Biologi tahun pelajaran 2013/2014. 2. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei semester genap di SMA N 1 Trimurjo Kabupaten Lampung Tengah Tahun Pelajaran 2013/2014. 3. Model PBL yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari langkahlangkah berikut: (1) orientasi siswa pada masalah; (2) mengorganisasi siswa untuk belajar; (3) membimbing penyelidikan individual/kelompok; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya; (5) menganalisis dan

6 mengevaluasi proses pemecahan masalah (dimodifikasi dari Arends, dalam Ngalimun, 2014:95). 4. Aktivitas belajar siswa yang diamati dalam penelitian ini adalah prilaku yang relevan dengan kegiatan pembelajaran, yaitu (1) membuat rumusan masalah berdasarkan permasalahan yang ada pada LKS, (2) berkerja sama dalam menyelesaikan masalah, (3) mengumpulkan informasi dari berbagai sumber, (4) mempresentasikan hasil diskusi kelompok, (5) mengajukan pertanyaan. Aktivitas belajar tersebut dinilai menggunakan penilaian kinerja atau performance assesment. 5. Hasil belajar siswa yang dimaksud berupa ranah kognitif diukur dari hasil prestes dan postes yang ditinjau berdasarkan perbandingan N-gain. 6. Kompetensi Dasar yang diteliti adalah KD 4.2 Keterkaitan Kegiatan Manusia denganmasalah Perusakan atau Pencemaran Lingkungandan Pelestarian Lingkungan pada mata pelajaran Biologi SMA Kelas X. F. Kerangka Pikir Banyak model pembelajaran yang telah dikembangkan dalam dunia pendidikan saat ini. Salah satunya yaitu model Pembelajaran Berbasis Masalah atau PBL. Model Pembelajaran ini memungkinkan untuk dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran karena pada PBL siswa dituntut aktif untuk memecahkan permasalahan. Adapun langkah-langkah PBL dimulai dengan (1) mengorientasikan siswa pada masalah, hal ini sangat penting untuk memberikan arahan dan motivasi agar siswa dapat berpartisipasi dalam aktivitas pembelajaran yang akan dilakukan; (2) mengorganisasikan siswa untuk belajar. Hal ini penting dalam

7 melatih aktivitas kerjasama, sharing atau berkomunikasi dalam rangka menghasilkan pemecahkan masalah; (3) membantu penyelidikan mandiri ataupun kelompok. Kegiatan penyelidikan menuntut siswa aktif dalam kegiatan pengumpulan data yang bertujuan agar siswa mengumpulkan cukup informasi untuk menciptakan dan membangun ide mereka sendiri, berhipotesis yang mana akan mendorong siswa menyampaikan semua ide-idenya dan berfikir tentang kualitas hipotesis dan solusi yang mereka buat, dan kemudian memberikan hasil pemecahan masalah; (4) mengembangkan dan menyajikan hasil karya serta memamerkannya. Hal ini sekaligus melatih keterampilan siswa dalam menuangkan hasil kerja dalam bentuk fisik. (5) memperhatikan analisis dan evaluasi proses pemecahan masalah. Langkah ini dimaksudkan untuk membantu siswa menganalisis, mengevaluasi proses mereka sendiri dan keterampilan penyelidikan dan intelektual yang mereka gunakan. Siswa diharapkan merekonstruksi pemikiran dan aktivitas yang telah dilakukan selama proses kegiatan belajarnya. Dari uraian tersebut, model pembelajaran berbasis masalah diharapkan dapat meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa. Penelitian ini menggunakan satu variabel bebas dan dua variabel terikat, sebagai variabel bebasnya adalah penggunaan PBL (X) sedangkan variabel terikatnya adalah aktivitas belajar siswa (Y 1 ) dan hasil belajar siswa (Y 2 ). Secara ringkas hubungan antara kedua variabel tersebut digambarkan dalam diagram berikut:

8 X Y 1 Y 2 Keterangan: X : Penggunaan model pembelajaran PBL Y 1 : Aktivitas belajar siswa Y 2 : Hasil belajar siswa Gambar 1. Hubungan antara variabel bebas dan variabel terikat G. Hipotesis Hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. H 0 = Penggunaan model pembelajaran PBL tidak berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok lingkungan. H 1 = Penggunaan model pembelajaran PBL berpengaruh secara signifikan dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada materi pokok lingkungan. 2. Penggunaan model pembelajaran PBL dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa pada materi pokok lingkungan.