BAB II TINJAUAN PUSTAKA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan model utama untuk meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Proses belajar mengajar atau proses pengajaran merupakan suatu kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Oemar Hamalik (2001: 27) mengemukakan pengertian belajar adalah suatu proses

BAB V PEMBAHASAN. Fiqih dengan melalui penerapan model pembelajaraan kooperatif tipe picture and

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. perlu dilakukan usaha atau tindakan untuk mengukur hasil belajar siswa. Hamalik

yang berbeda satu sama lain, memiliki keunikan masing-masing yang tidak sama dengan orang lain. Oleh karena itu pembelajaran hendaknya memperhatikan

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS TINDAKAN. Menurut Gagne (dalam Slameto, 2007:43) lima kategori hasil belajar yaitu

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. membentuk sikap serta ketrampilan yang berguna baginya dalam menyikapi

adalah proses beregu (berkelompok) di mana anggota-anggotanya mendukung dan saling mengandalkan untuk mencapai suatu hasil

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II Kajian Pustaka

BAB II HASIL BELAJAR SISWA DAN METODE PEMBELAJARAN RESITASI. 1. Pengertian Metode Pembelajaran Resitasi

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

Pedagogik Jurnal Pendidikan, Oktober 2013, Volume 8 Nomor 2, ( )

BAB II KAJIAN TEORITIS DAN HIPOTESIS. Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-pengertian,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DESKRIPSI FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI HASIL BELAJAR OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT PADA SISWA DI SDN 3 TAPA KECAMATAN TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Anterior Jurnal, Volume 13 Nomor 1, Desember 2013, Hal dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan terdiri dari akademik dan non akademik. Pendidikan. matematika merupakan salah satu pendidikan akademik.

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Pengertian Belajar. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, secara etimologis belajar

Build the world with studying..

BAB II KAJIAN PUSTAKA. ada di sekitar individu. Menurut Sudjana dalam Rusman. (2011: 1) Belajar

BAB II VARIASI PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

BAB II MODEL PEMBELAJARAN COURSE REVIEW HORAY DAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN GEOGRAFI MATERI KONSEP KONSEP GEOGRAFI

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORI

BAB I PENDAHULUAN. menentukan keberhasilan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM), yang meliputi: guru,

BAB II KAJIAN TEORI. A. Kerangka Teoretis. 1. Hasil Belajar. a. Pengertian Hasil Belajar

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

I. PENDAHULUAN. makhluk individu dan makhluk sosial, sehingga siswa dapat hidup secara

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II LANDASAN TEORITIS. Para ahli psikologi banyak mengemukakan tentang pengertian belajar,

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG MASALAH. Matematika merupakan salah satu ilmu yang memiliki peranan penting

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORETIS DAN HIPOTESIS TINDAKAN. akumulasi dari berbagai faktor dimulai dari faktor awal proses sampai denga hasil.

BAB II TINJAUAN TEORITIS

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam sistem pembelajaran. Ketiga dimensi tersebut saling berkaitan satu

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN TES Untuk dapat memperoleh alat penilaian (tes) yang memenuhi persyaratan, setiap penyusun tes hendaknya dapat mengikuti

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULAN 1.1. Latar Belakang Penelitian Dedi Supriadi, 2014

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktif dan pendekatan keterampilan proses, guru berperan sebagai fasilitator dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan sarana bagi manusia untuk mampu

II. TINJAUAN PUSTAKA. Inggris science technology society (STS), yaitu, suatu usaha untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Marilah kita kaji sejenak arti kata belajar menurut Wikipedia Bahasa

BAB II KAJIAN TEORI. suatu maksud atau tujuan tertentu. Maka strategi identik dengan teknik, siasat

II. TINJAUAN PUSTAKA. ingin terus belajar. Hal tersebut didukung oleh pendapat Sardiman (2007 : 76)

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan pendidikan tertentu. Dan diungkapkan pula dalam pasal 1 ayat 1

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

7. Tes simulasi merupakan salah satu bentuk dari teknik penilaian: a. lisan b. praktik/kinerja c. penugasan d. portofolio e.

Dievaluasi. 1. Dilihat Dari Fungsinya. 2. Dilihat Dari Waktu. 3. Dilihat Dari Titik Berat Penilaian. 4. Dilihat Dari Alat Evaluasi

I. PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang. Negara Republik Indonesia tahun 1945 berfungsi mengembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Tujuannya untuk mengetahui kekurangan yang terjadi agar kegiatan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan salah satu faktor yang sangat penting bagi kehidupan

BAB II LANDASAN TEORI. Metode pembelajaran adalah suatu teknik penyajian yang dipilih dan

BAB II KAJIAN TEORI. Dalam proses belajar mengajar, hasil belajar yang diharapkan harus dirumuskan

BAB I PENDAHULUAN. tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan

BAB II KAJIAN TEORI. menyerupai hasil belajar kognitif. Keterampilan adalah kemampuan untuk

Kebijakan Assessment dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

LEMBAR PERSETUJUAN ARTIKEL

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar IPA Dengan Metode Kerja Kelompok Siswa Kelas VI SDN Omu

REVITALISASI COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA. Oleh: N U R D I N

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN TEORI. dengan lingkungannya dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF SNOWBALL THROWING UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS

BAB II KAJIAN TEORI DAN KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. institusi pendidikan melalui tujuan institusional. Tujuan institusional ini

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. mengembangkan seluruh aspek pribadi siswa secara utuh. Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1 Ayat (1) yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Sebagai tindakan, maka belajar hanya dialami oleh siswa sendiri. siswa

BAB II KAJIAN TEORETIS. 2.1 Hakekat Kemampuan Siswa Mengubah Pecahan Biasa Menjadi Pecahan Desimal Pengertian Pecahan Biasa dan Pecahan Desimal

BAB I PENDAHULUAN. fisik, psikis dan emosinya dalam suatu lingkungan sosial yang senantiasa

BAB II KAJIAN TEORI. strategi pembelajaran itu adalah harus menguasai teknik-teknik penyajian

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran IPA Kelas IV SDN Lariang Melalui Metode Demonstrasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Arti make a match adalah mencari pasangan kartu yang merupakan jawaban

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif adalah salah satu bentuk pembelajaran yang

Transkripsi:

8 BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Hasil Belajar 1. Pengertian Hasil Belajar Hasil belajar seringkali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan. Untuk mengaktualisasikan hasil belajar tersebut diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Pengukuran demikian dimungkinkan karena pengukuran merupakan kegiatan ilmiah yang dapat diterapkan pada berbagai bidang termasuk pendidikan. Hasil belajar dapat dijelaskan dengan memahami dua kata yang membentuknya, yaitu hasil dan belajar. Menurut Purwanto (2011:44) pengertian hasil (product) menunjuk pada suatu perolehan akibat dilakukannya suatu aktivitas atau proses yang mengakibatkanberubahnya input secara fungsional. Tujuan pengajaran adalah tujuan yang menggambarkan pengetahuan, keterampilan dan sikap yang harus dimiliki oleh siswa sebagai akibat dari hasil pengajaran yang dinyatakan dalam bentuk tingkah laku (behavior) yang dapat diamati dan diukur. Perubahan perilaku akibat kegiatan belajar mengakibatkan siswa memiliki penguasaan terhadap materi pengajaran yang disampaikan dalam kegiatan belajar mengajar untuk mencapai tujuan pengajaran. Dengan memperhatikan berbagai teori di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah perubahan perilaku

9 mahasiswa akibat belajar. Perubahan perilaku disebabkan karena dia mencapai penguasaan atas sejumlah bahan yang diberikan dalam proses belajar mengajar. Pencapaian itu didasarkan atas tujuan pengajaran yang telah ditetapkan. Hasil itu dapat berupa perubahan dalam aspek kognitif, afektif maupun psikomotorik. Menurut Iskandar (2009:126) hasil belajar adalah suatu akibat dari proses belajar dengan menggunakan alat pengukuran, yaitu berupa tes yang disusun secara terencana, baik, tes tertulis, tes lisan maupun tes perbuatan. Hasil belajar dapat dikaitkan dengan terjadinya perubahan kepandaian, kecakapan, atau kemampuan seseorang dimana proses kepandaian itu terjadi tahap demi tahap. Hasil belajar diwujudkan dalam lima kemampuan yaitu kemampuan intelektual, strategi kognitif, informasi verbal, kemampuan motorik dan sikap (Sudjana,1988:45). Terdapat tiga dimensi hasil belajar, yaitu dimensi kognitif, dimensi afektif dan dimensi psikomotorik. Dimensi kognitif adalah kemampuan yang berhubungan dengan berpikir mengetahui dan masalah seperti pengetahuan komprehensif, aplikatif, sintetis, analisis dan pengetahuan evaluatif. Dimensi efektif adalah kemampuan yang berhubungan dengan sikap, nilai, minat dan apresiasi. Sedangkan dimensi psikomotorik adalah kemampuan yang berhubungan dengan ketrampilan motorik (Bloom dalam Sudjana,1988:46). Darsono (2000:110) menguraikan lebih jauh bahwa hasil belajar siswa adalah perubahan-perubahan yang berhubungan dengan pengetahuan/kognitif. Keterampilan/ psikomotor, dan nilai sikap/ afekif sebagai akibat interaksi aktif dengan lingkungan.

10 Berdasarkan pendapat tersebut di atas dapat dipahami bahwa hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki siswa setelah menerima pengalaman belajar berupa tingkah laku siswa yang meliputi aspek kognitif, psikomotorik, dan afektif setelah mereka memperoleh pengalaman belajar. Cara dan kemampuan siswa untuk mencapai tujuan belajar berbeda-beda, masingmasing siswa bersifat unik, artinya kondisi fisik, mental dan sosial mereka berbeda satu sama lain. Perbedaan ini menyebabkan hasil belajar mereka tidak sama. Sutadi (1996: 62) mengemukakan bahwa untuk mengetahui sejauh mana siswa mencapai tujuan belajarnya, guru tidak hanya melihat sepintas karena tidak akan diperoleh gambaran yang obyektif, untuk itu diperlukan kegiatan evaluasi yang lebih menyeluruh, berkesinambungan dan obyektif. Hasil belajar merupakan perubahan perilaku secara menyeluruh bukan hanya pada satu aspek saja tetapi terpadu secara utuh. Hasil belajar akan selalu berkaitan dengan kegiatan evaluasi pembelajaran sehingga diperlukan adanya teknik dan prosedur evaluasi belajar yang dapat menialai secara afektif proses dan hasil belajar. Hasil belajar siswa akan dapat ditingkatkan dengan baik dan maksimal apabila kegiatan pembelajaran dikembangkan dengan prinsip-prinsip belajar yang tepat. 2. Ciri- ciri Hasil Belajar Menurut Dimyati dan Mudjiono (2002) membagi beberapa ciri-ciri hasil belajar sebagai berikut. a. Hasil belajar memiliki kapasitas berupa pengetahuan, kebiasaan, keterampilan sikap dan cita-cita

11 b. Adanya perubahan mental dan perubahan jasmani c. Memiliki dampak pengajaran dan pengiring. 3. Jenis-jenis Hasil Belajar Bloom (dalam Sudjana, 2011: 23-31) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, ranah afektif dan ranah psikomotoris. a. Ranah kognitif Ranah ini berkenaan dengan hasil belajar intelektual yang terdiri dari enam aspek, yakni: 1) Pengetahuan (knowledge) Tipe hasil pengetahuan termasuk kognitif tingkat rendah. Namun, tipe hasil belajar ini menjadi prasyarat bagi tipe hasil belajar yang berikutnya. Hal ini berlaku bagi semua bidang studi pelajaran. Misalnya hafal suatu rumus akan menyebabkan paham bagaimana mengguankan rumus tersebut; hafal kata-kata akan memudahkan dalam membuat kalimat. 2) Pemahaman Pemahaman dapat dilihat dari kemampuan individu dalam menjelaskan sesuatu masalah atau pertanyaan. 3) Aplikasi Aplikasi adalah penggunaan abstraksi pada situasi kongkret atau situasi khusus. Abstraksi tersebut mungkin berupa ide, teori, atau petunjuk teknis.

12 Menerapkan abstraksi ke dalam situasi baru disebut aplikasi. Mengulang-ulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. 4) Analisis Analisis adalah usaha memilih suatu integritas menjadi unsur-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hierarkinya dan atau susunannya. Analisis merupakan kecakapan yang kompleks, yang memanfaatkan kecakapan dari ketiga tipe sebelumnya. 5) Sintesis Penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke dalam bentuk menyeluruh disebut sintesis. Berpikir sintesis adalah berpikir divergen dimana menyatukan unsur-unsur menjadi integritas. 6) Evaluasi Evaluasi adalah pemberian keputusan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara kerja, pemecahan metode, dll. b. Ranah afekif Ranah afektif berkenaan dengan sikap dan nilai. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam berbagai tingkah laku seperti perhatiaannya terhadap pelajaran, disiplin, motivasi belajar, menghargai guru, kebiasaan belajar, dan hubungan sosial. b. Ranah psikomotoris

13 Hasil belajar psikomotoris tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Gogne membagi hasil belajar dalam 5 kategori, yaitu (dalam Enina Diron, 2011): a) Informasi verbal. Informasi verbal adalah kesanggupan untuk mengungkapkan pengetahuan dalam bentukbahasa, baik lisan maupun tulis. Pemilikan informasi verbal memugkinkan individu berperan dalam kehidupan. b) Keterampilan intelektual. Keterampilan intelektual adalah kecakapan yang berfungsi untuk berhubungan dengan lingkungan hidup serta mempresentasikan konsep dan lambang keterampilan intelektual sendiri dari diskriminasi jamak, konsep konkret dan terdefinisi,dan prinsip c) Strategi kognitif. Strategi kognitif adalah kemampuan menyalurkan dan mengarahkan aktivitas kognitifnya sendiri. Kemampuan ini meliputi penggunaan konsep dan kaidah dalam memecahkan masalah d) Sikap. Sikap Adalah kemampuan menerima atau menolak obyek berdasarkan penilaian terhadap obyek tersebut e) Keterampilan motorik. Keterampilan motorik adalah kemampuan melakukan rangkaian tegas jasmani dalam urusan dankoordinasi, sehingga berwujud otomatisme gerak jasmani. 4. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar Menurut Sudjana (2002:22) ada dua faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Kedua faktor tersebut adalah

14 a. Faktor-faktor yang bersumber dari dalam diri siswa. Faktor ini dapat diklasifikasikan menjadi dua, yaitu faktor biologis dan faktor psikologis. Yang dapat dikategorikan faktor biologis antara lain usia kematangan, dan kesehatan. Sedangkan yang dapat dikatagorikan sebagai faktor psikologis adalah kelelahan, suasana hati, motivasi, minat dan kebiasaan belajar. b. Faktor-faktor yang bersumber dari luar diri siswa. Dapat diklasifikasikan menjadi dua yakni faktor manusia dan faktor non manusia seperti alam, benda, hewan, dan lingkungan fisik. Menurut Purwanto (2011:106-107) faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar. Untuk memahami kegiatan yang disebut belajar, perlu dilakukan analisis untuk menemukan persoalan-persoalan apa yang terlibat di dalam kegiatan belajar itu. Faktor lain yang dapat mempengaruhi proses dan hasil belajar pada setiap orang dapat di ikhtisarkan sebagai berikut : Faktor: a. Luar yaitu : (a) lingkungan (b) instrumental 1) Lingkungan yaitu : alam dan sosial. 2) Instrumental yaitu : kurikulum/bahan pelajaran, guru/pengajar, sarana dan fasilitas, dan administrasi/manajemen. b. Dalam yaitu : (a) fisiologi (b) psikologi 1) Fisiologi yaitu : kondisi fisik dan kondisi panca indra. 2) Psikologi yaitu : bakat, minat, kecerdasan, motifasi, dan kemampuan kognitif.

15 5. Tujuan Pendidikan dan Hasil Belajar Menurut Purwanto (2011:46) tujuan pendidikan direncanakan untuk dapat dicapai dalam proses belajar mengajar. Hasil belajar merupakan pencapaian tujuan pendidikan bersifat ideal, sedang hasil belajar bersifat aktual. Hasil belajar merupakan realisasi tercapainya tujuan pendidikan, sehingga hasil belajar yang diukur sangat berkurang kepada tujuan pendidikannya. Hasil belajar perlu dievaluasi. Menurut Purwanto (2011:47) Evaluasi dimaksudkan sebagai cermin untuk melihat kembali apakah tujuan yang ditetapkan telah tercapai dan apakah proses belajar mengajar telah berlangsung efektif untuk memperoleh hasil belajar. 6. Domain Hasil Belajar Belajar menimbulkan perubahan perilaku dan pembelajaran adalah usaha mengadakan perubahan perilaku dengan mengusahakan terjadinya proses belajar dalam diri siswa. Perubahan dalam kepribadian ditunjukan oleh adanya perubahan perilaku akibat belajar. Menurut Purwanto (2011: 48-49) domain hasil belajar adalah perilakuperilaku kejiwaan yang akan diubah dalam proses pendidikan. Perilaku kejiwaan itu dibagi dalam tiga domain: kognitif, afektif dan psikomotorik. Potensi perilaku untuk diubah, pengubahan perilaku dan hasil perubahan perilaku dapat di gambarkan sebagai berikut:

16 INPUT PROSES HASIL Siswa: 1. Kognitif 2. Afektif 3. Psikomotorik Potensi perilaku yang dapat diubah Proses belajar mengajar Usaha mengubah perilaku Siswa: 1. kognitif 2. afektif 3. psikomotori k Perilaku yang telah berubah: 1. Efek pengajaran 2. Efek pengiring Setiap siswa mempunyai potensi untuk dididik. Potensi itu merupakan perilaku yang dapat diwujudkan menjadi kemampuan nyata. Potensi jiwa yang dapat diubah melalui pendidikan meliputi domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Pendidikan atau pembelajaran adalah usaha untuk mengubah potensi perilaku kejiwaan agar mewujud menjadi kemampuan. Hasil belajar adalah perwujudan kemampuan akibat perubahan perilaku yang dilakukan oleh usaha pendidikan. Kemampuan menyangkut domain kognitif, afektif dan psikomotorik. Hasil belajar atau perubahan perilaku yang menimbulkan kemampuan dapat berupa hasil utama pengajaran (instructional affect) maupun hasil sampingan pengiring (nurturant affect). Hasil utama pengajaran adalah kemampuan hasil belajar yang memang direncanakan untuk diwujudkan dalam kurikulum dan tujuan pembelajaran. Sedangkan hasil pengiring adalah hasil belajar yang dicapai namun tidak direncanakan untuk dicapai. Misalnya setelah mengikuti pelajaran siswa menyukai pelajaran PPKn yang semula tidak disukai karena siswa senang dengan cara mengajar guru.

17 7. Taksonomi Hasil Belajar Menurut Purwanto (2011: 50-53) mengatakan bahwa taksonomi Hasil Belajar menjadi 3 yaitu: a. Kognitif Hasil belajar kognitif adalah perubahan perilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi. Proses belajar yang melibatkan kognisi eliputi kegiatan sejak dari penerimaan stimulus eksternal oleh sensori, penyimpanan dan pengolahan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali informasi ketika diperlukan untuk menyelesaikan masalah. Oleh karena belajar melibatkan otak maka perubahan perilaku akibatnya juga terjadi dalam otak berupa kemampuan tertentu oleh otak untuk menyeleseikan masalah. Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal. Kemampuan yang menimbulkan perubahan perilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa tingkat atau jenjang. b. Afektif Taksonomi hasil belajar afektif ada lima tingkat yaitu penerimaan, partisipasi, penilaian, organisasi dan internalisasi. Hasil belajar disusun secara hirarkhis mulai dari tingkat yang paling rendah dan sederhana hingga yang paling tinggi dan kompleks. Penerimaan (receiving) atau menaruh perhatian (attending) adalah kesediaan menerima rangsangan dengan memberikan perhatian kepada rangsangan yang datang kepadanya. Partisipasi atau merespon (responding) adalah kesediaan memberikan respon dengan berpartisipasi. Pada tingkat ini siswa

18 tidak hanya memberikan perhatian kepada rangsangan tapi juga berpartisipasi dalam kegiatan untuk menerima rangsangan. Penilaian atau penentuan sikap (valuing) adalah kesediaan untuk menentukan pilihan sebuah nilai dari rangsangan tersebut. Organsai adalah kesediaan mengorganisasikan nilai-nilai yang dipilihnya untuk menjadi pedoman yang mantap dalam perilaku. Internalisasi nilai atau karakterisasi (characterization) adalah menjadikan nilainilai yang diorganisasikan untuk tidak hanya menjadi pedoman perilaku tetapi juga menjadi bagian dari pribadi dalam perilaku sehari-hari. c. Psikomotorik Beberapa ahli mengklasifikasikan dan menyusun hirarkhi hasil belajar psikomotorik. Hasil belajar disusun dalam urutan mulai dari yang paling rendah dan sederhana sampai yang paling tinggi dan kompleks. Hasil belajar tingkat yang lebih tinggi hanya dapat dicapai apabila siswa telah menguasai hasil belajar yang lebih rendah. Hasil belajar psikomotorik dapat di klasifikasikan menjadi enam: gerakan refleks, gerakan fundamental dasar, kemampuan perseptual, kemampuan fisis, gerakan keterampilan, dan komunikasi tanpa kata. Persepsi (perception) adalah kemampuan hasil belajar psikomotorik yang paling rendah. Persepsi adalah kemampuan membedakan sesuatu gejala dengan gejala lain. Kesipan (set) adalah kemampuan menempatkan diri untuk memulai suatu gerakan. Misalnya kesiapan menempatkan diri sebelum lari,menari,mengetik,memperagakan sholat, mendemonstrasikan penggunaan termometer dan sebagainya. Gerakan terbimbing (guided response) adalah

19 kemampuan melakukan gerakan meniru model yang dicontohkan. Gerakan terbiasa (mechanism) adalah kemampuan melakukan gerakan tanpa ada model contoh. Kemampuan dicapai karena latihan beruang-ulang sehingga menjadi kebiasaan. Gerakan kompleks (adaptation) adalah kemampuan melakukan serangkaian gerakan dengan cara, urutan dan irama yang tepat. Kreativitas (origination) adalah kemampuan menciptakan gerakan-gerakan baru yang tidak ada sebelumnya atau mengombinasikan gerakan-gerakan yang ada menjadi kombinasi gerakan baru yang orisinal.

20 8. Tes Hasil Belajar a. Pengertian Tes Hasil Belajar Menurut Purwanto (2011:66)Tes hasil belajar (THB) merupakan tes penguasaan, karena tes ini mengukur penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan oleh guru atau dipelajari oleh siswa. Tes diujikan setelah siswa memperoleh sejumlah materi sebelumnya dan pengujian dilakukan untuk mengetahui penguasaan siswa atas materi tersebut. Mengajar adalah mengorganisasikan fasilitas dan lingkungan yang memungkinkan siswa belajar. Mengajar dilakukan untuk mengusahakan perubahan perilaku yang diinginkan sesuai dengan tujuan pembelajaran. Fasilitas dan lingkungan yang disediakan dalam pembelajaran membuat siswa belajar. Belajar adalah usaha siswa menimbulkan perubahan perilaku dalam dirinya sesuai dengan tujuan pembelajaran. Kegiatan mengajar dan belajar menimbulkan perubahan perilaku tertentu dalam berbagai ranah kejiwaan siswa. Perubahan perilaku sesuai dengan tujuan pembelajaran yang terjadi akibat proses belajar dan mengajar merupakan hasil belajar. THB dilakukan untuk mengukur hasil belajar yakni sejauh mana perubahan perilaku yang diinginkan dalam tujuan pembelajaran telah dapat dicapai oleh para siswa. Dalam mengukur hasil belajar, siswa didorong untuk menunjukan penampilan maksimalnya. Dari penampilan maksimal yang ditunjukan dalam jawaban atas THB dapat diketahui penguasaan siswa terhadap materi yang diajarkan dan dipelajari.

21 b. Macam Tes Hasil Belajar THB dapat dikelompokan ke dalam beberapa kategori. Menurut peranan fungsionalnya dalam pembelajaran, THB dapat dibagi menjadi empat macam yaitu tes formatif, tes sumatif, tes diagnostik dan tes penempatan (Purwanto, 2011: 67-70): 1) Tes Formatif Kata formatif berasal dari kata dalam bahasa inggris o form yang berarti membentuk. Tes formatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk mengetahui sejauh mana siswa telah terbentuk setelah mengikuti proses belajar mengajar. Setiap program atau pokok bahasan membentuk perilaku tertentu sebagaimana dirumuskan dalam tujuan pembelajarannya. 2) Tes sumatif Kata sumatif berasal dari kata dalam bahasa Inggris yaitu sum yang artinya jumlah atau total. Tes sumatif dimaksudkan sebagai tes yang digunakan untuk mengetahui penguasaan siswa atas semua jumlah materi yang disampaikan dalam satuan waktu tertentu seperti catur wulan atau semester. Setelah semua materi selese disampaikan, maka evaluasi dilakukas atas perubahan perilaku yang terbentuk pada siswa setelah memperoleh semua materi pelajaran. 3) Tes diagnostik Evaluasi hasil belajar mempunyai fungsi diagnostik. THB yang digunakan sebagai dasar untuk melakukan evaluasi diagnostik adalah tes diagnostik. Dalam evaluasi diagnostik, THB digunakan untuk mengidentifikasi siswa-

22 siswa yang mengalami masalah dan menelusuri jenis masalah yang dihadapi. Berdasarkan pemahaman mengenai siswa bermasalah dan masalahnya maka guru dapat mengusahakan pemecahan masalah yang tepat sesuai dengan masalahnya. 4) Tes penempatan Tes penempatan (placement test) adalah pengumpulan data THB yang diperlukan untuk menempatkan siswa dalam kelompok siswa sesuai dengan minat dan bakatnya. Pengelompokan dilakukan agar pemberian layanan pembelajaran dapat dilakukan sesuai dengan minat dan bakat siswa. Dalam praktik pembelajaran penempatan merupakan hal yang banyak dilakukan. Misalnya: siswa yang masuk ke sekolah menengah atas memperoleh tes penempatan untuk menempatkan siswa ke dalam kelompok IPS, IPS atau Bahasa. B. Model Pembelajaran Picture and Picture Model pembelajaran Picture and Picture adalah suatu metode belajar yang menggunakan gambar dan dipasangkan / diurutkan menjadi urutan logis (Eko, 2011). Menurut Johnson & Johnson (eko,2012), prinsip dasar dalam model pembelajaran kooperatif picture and picture adalah sebagai berikut: 1. Setiap anggota kelompok (siswa) bertanggung jawab atas segala sesuatu yang dikerjakan dalam kelompoknya. 2. Setiap anggota kelompok (siswa) harus mengetahui bahwa semua anggota kelompok mempunyai tujuan yang sama.

23 3. Setiap anggota kelompok (siswa) harus membagi tugas dan tanggung jawab yang sama di antara anggota kelompoknya. 4. Setiap anggota kelompok (siswa) akan dikenai evaluasi. 5. Setiap anggota kelompok (siswa) berbagi kepemimpinan dan membutuhkan keterampilan untuk belajar bersama selama proses belajarnya. 6. Setiap anggota kelompok (siswa) akan diminta mempertanggungjawabkan secara individual materi yang ditangani dalam kelompok kooperatif. Kelebihan dan kekurangan model pembelajaran Picture and Picture (Muin, 2012) Kelebihan: 1. Guru lebih mengetahui kemampuan masing-masing siswa. 2. Melatih berpikir logis dan sistematis. 3. Membantu siswa belajar berpikir berdasarkan sudut pandang suatu subjek bahasa dengan memberikan kebebasan siswa dalam praktik berpikir. Kekurangan: 1. Memakan banyak waktu 2. Banyak siswa yang pasif. 3. Guru khawatir bahwa akan terjadi kekacauan dikelas. Langkah-langkah dalam Model Pembelajaran Picture and Picture adalah sebagai berikut (Taniredja, dkk., 2011: 100-101): 1. Guru menyampaikan kompetensi yang ingin dicapai 2. Menyajikan materi sebagai pengantar.

24 3. Guru menunjukkan/memperlihatkan gambar-gambar kegiatan berkaitan dengan materi. 4. Guru menunjuk siswa secara bergantian untuk mengurutkan gambargambar secara logis 5. Guru menanyakan alasan/dasar pemikiran urutan gambar tersebut. 6. Dari alasan/urutan gambar tersebut guru memulai menanamkan konsep/materi sesuai dengan kompetensi yang ingin dicapai 7. Kesimpulan/rangkuman. C. Sikap Positif Terhadap Pelaksanaan Demokrasi Praktik-praktik Demokrasi dalam kehidupan sehari-hari (Zamrud Nuri, tt: 11-12) : 1. Praktik demokrasi dalam kehidupan keluarga Adapun arti penting kehidupan demokratis dalam kehidupan keluarga antara lain; a. Meningkatkan rasa kasih sayang di antara sesama angota keluarga. b. Terjalinnya komunikasi yang akrab dan harmonis, sebab semua kehendak/keinginan keluarga dapat disalurkan. c. Meningkatkan rasa tanggung jawab terhadap tugas dan kewajiban masing-masing anggota keluarga, sebab dalam pembagiannya melibatkan semua anggota keluarga. 2. Pentingnya kehidupan demokratis dalam kehidupan sekolah Adapun arti penting kehidupan demokratis dalam kehidupan keluarga antara lain:

25 a. Meningkatkan rasa kasih sayang disesama warga sekolah b. Terjalinnya komunikasi yang akrab dan harmonis, sebab semua kehendak /keinginan keluarga dapat disalurkan c. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan lebih berhasil dan berdaya guna, karena di dalam suasana yang demokratis siswa lebih aktif dan partisipasif tidak memiliki rasa takut terhadap guru. 3. Pentingnya kehidupan demokratis dalam kehidupan masyarakat a. Menghilangkan rasa saling curiga di antara sesama anggota masyarakat b. Meningkatkan terjalinnya kasih sayang diantara sesama anggota masyarakat c. Terjalinnya komunikasi yang akrab dan harmonis diantara sesama anggota masyarakat

26 4. Pentingnya kehidupan demokratis dalam kehidupan kenegaraan Adapun arti penting kehidupan demokratis dalam kehidupan kenegaraan antara lain: a. Terhindarnya tindak kekerasan yang dilakukan oleh pejabat terhadap bawahan atau rakyatnya, karena demokrasi anti terhadap kekerasan b. Terjalinnya komunikasi yang baik, akrab dan harmonis antara pejabat dengan pejabat dan pejabat dengan rakyatnya c. Makin lancarnya penyelenggaraan negara, karena semua pejabat bekerja dengan senang. Sikap Demokratis dalam kehidupan masyarakat (Gesang, Subagyo, dkk.,tt: 23-24) : 1. Di lingkungan keluarga : a. Membiasakan tidak memaksakan kehendak kepada sesama anggota keluarga. b. Membiasakan bermusyawarah dalam mengambil keputusan untuk kepentingan bersama c. Mengembangkan diri agar lebih berguna untuk kepentingan keluarga 2. Di lingkungan sekolah : a. Memilih pengurus kelas dengan jalan musyawarah mufakat dan/voting b. Menyelesaikan masalah bersama setiap warga sekolah dengan mengutamakan kepentingan bersama c. Melaksanakan kegiatan gotong royong dalam rangka menjaga kebersihan sekolah

27 3. Di lingkungan masyarakat : a. Memilih pengurus RT dan RW secara demokratis b. Mengambil keputusan secara musyawarah dalam menentukan bantuan untuk meringankan warga yang terkena musibah c. Melaksanakan kegiatan gotong royong untuk menjaga kebersihan lingkungan 4. Di lingkungan berbangsa dan bernegara : a. Melaksanakan pemilu dengan penuh rasa tanggung jawab b. Menghormati hak-hak asasi manusia c. Melaksanakan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

28 D. KERANGKA PEMIKIRAN Hasil Belajar di SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto hasilnya rendah pada kompetensi dasar sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi, dikarnakan pembelajaran lebih banyak dengan metode ceramah dan pembelajaran yang monoton sehingga siswa kurang tertarik untuk mengikuti pembelajaran. Hal ini terbukti dengan rata-rata nilai ulangannya pada tahun 2009/2010 sebesar 66,3 dengan KKM 71, 2010/2011 sebesar 68,7 dengan KKM 71 dan tahun ajaran 2011/2012 sebesar 71,4 dengan KKM 75. Untuk meningkatkan hasil belajar pada kompetensi dasar sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi peneliti menggunakan model pembelajaran Picture And Picture. Dengan adanya model pembelajaran Picture And Picture diharapkan hasil belajar meningkat pada kompetensi dasar sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi

29 E. Hipotesis Model pembelajaran Picture And Picture dapat meningkatkan hasil belajar kompetensi dasar sikap positif terhadap pelaksanaan demokrasi kelas VIII B SMP Muhammadiyah 3 Purwokerto.