Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN. Makna Pemberdayaan 5/24/2017. Penyebab Ketidakberdayaan. Pemberdayaan (empowerment) Power/daya.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KERANGKA TEORITIK

TINJAUAN PUSTAKA. Ditinjau secara segi etimologi, kata strategi berasal dari Yunani yaitu Strategos

DIMENSI DAN INDIKATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

MEMACU PENINGKATAN PRODUKSI PADI DENGAN MENGINTENSIFKAN PENDAMPINGAN

1.1. Latar Belakang Perlunya Pembaruan Kebijakan Pembangunan Air Minum dan Penyehatan Lingkungan

Kerangka Kerja Pengembangan Masyarakat (Community Development) 1

PROFESIONALISME DAN PERAN PENYULUH PERIKANAN DALAM PEMBANGUNAN PELAKU UTAMA PERIKANAN YANG BERDAYA

Pemberdayaan Pasien. Dr. Budi Wahyuni, MM,MA PKBI-DIY

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

SEMINAR NASIONAL Dinamika Pembangunan Pertanian dan Pedesaan: Mencari Alternatif Arah Pengembangan Ekonomi Rakyat.

BAB I PENDAHULUAN. dan merupakan motor penggerak yang memberikan dasar bagi peningkatan

BAB VI STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang tengah dihadapi oleh dunia adalah kemiskinan.

KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI RI APRIL 2014

I. PENDAHULUAN. daerah, masalah pertumbuhan ekonomi masih menjadi perhatian yang penting. Hal ini

ASESMEN MANDIRI. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) FORM APL-02

PANDUAN BANTUAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT TAHUN ANGGARAN 2017

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II PENDEKATAN TEORITIS. mengkaji program-program yang berbasis masyarakat untuk meningkatkan

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI SELATAN PERATURAN DAERAH PROVINSI SULAWESI SELATAN NOMOR 3 TAHUN 2012

PEMBANGUNAN MASYARAKAT (D) R. Ahmad Romadhoni Surya Putra, S.Pt., M.Sc., Ph.D. Laboratorium Komunikasi dan Pembangunan Masyarakat

Brief Note. Edisi 19, Mobilisasi Sosial Sebagai Mekanisme Mengatasi Kemiskinan

BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN KEBIJAKAN

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

Definisi tersebut dapat di perluas di tingkat nasional dan atau regional.

Prinsip-Prinsip Pengembangan Masyarakat

P E N D A H U L U A N

BAB I PENDAHULUAN. Kepadatan penduduk di Kabupaten Garut telah mencapai 2,4 juta jiwa

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS. Kerangka Berpikir

MELIHAT POTENSI EKONOMI BAWEAN pada acara

Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) PENYAJIAN VISI, MISI, TUJUAN, DAN SASARAN

mereka bekerja di proyek pertambangan migas tersebut.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PELATIHAN PENDAMPING SOSIAL DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN FASILITASIPROGRAM KELOMPOK USAHA BERSAMA DI BBPPKS REGIONAL II BANDUNG

Engineering Sustainability (Rekayasa Berkelanjutan) Joko Sedyono Teknik Mesin Universitas Muhammadiyah Surakarta 2015

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kebutuhannya sesuai dengan kehidupan yang layak. Kemiskinan

SALINAN SKKNI FPM. SKEMA SERTIFIKASI : Fasilitator Pemberdayaan Masyarakat ( FPM ) STANDAR KOMPETENSI KERJA FASILITATOR PEMBERDAYAAN MASYARAKAT

PENDAHULUAN. Latar Belakang

PEMBAHASAN Gambaran Model Konseptual Keperawatan Menurut Imogene M. King

MENINGKATKAN PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN 1

VISI MISI KABUPATEN KUDUS TAHUN

INSTRUKSI PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 14 TAHUN 1999 TENTANG PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

Konsep Penataan Kota berbasis Berkelanjutan: Belajar di Eropa WIDIASTUTI

PROGRAM DALAM MENGATASI KETIMPANGAN TINGKAT PERKEMBANGAN KUBE

CAPAIAN KINERJA INDIKATOR INDIKATOR DAMPAK (IMPACT)

Organizational Theory & Design

METODE KAJIAN. Tipe Dan Aras Kajian. Tipe Kajian

GENDER, PEMBANGUNAN DAN KEPEMIMPINAN

PEDOMAN PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

BAB III VISI, MISI, DAN ARAH PEMBANGUNAN DAERAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PRINSIP PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN. Materi ke 2

PENGEMBANGAN MASYARAKAT PEMBANGUNAN MELALUI PENDAMPINGAN SOSIAL DALAM KONSEP PEMBERDAYAAN DI BIDANG EKONOMI

Infografis Kemakmuran Hijau v5.2 PRINT.pdf PROYEK KEMAKMURAN HIJAU

BAB I PENDAHULUAN. Kesepakatan global yang dituangkan dalam Millenium Development Goals

MENUJU TEBO SEJAHTERA (MTS): AMAN, HARMONIS DAN MERATA

CONTRACT FARMING SEBAGAI SUMBER PERTUMBUHAN BARU DALAM BIDANG PETERNAKAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Kabupaten Tasikmalaya 10 Mei 2011

Rio Deklarasi Politik Determinan Sosial Kesehatan Rio de Janeiro, Brasil, 21 Oktober 2011.

PENDAHULUAN Latar Belakang

Pengembangan Budaya memiliki empat Konteks: 2. Melestarikan dan menghargai budaya

nasib makhluk di muka bumi dan generasi berikutnya.

PENDAHULUAN Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. merupakan konsekuensi logis untuk menjaga kesinambungan pengelolaan sumber

Perkspektif ekonomi dalam pengelolaan sumber daya alam. Pertemuan ke 4

VIII. EVALUASI PROGRAM PENANGGULANGAN KEMISKINAN

BAB I PENDAHULUAN. kalangan. Persoalan ini selain menyangkut sebagian besar (±75%) masyarakat

115 Universitas Indonesia

BAB II KAJIAN TEORI. Menurut keputusan menteri kesehatan No. 193/ MenKes/ SK/ X/2004 tentang

Pengelolaan Kawasan Pesisir Berkelanjutan. 16-Sep-11. Syawaludin A. Harahap 1

INPRES 14/1999, PENGELOLAAN PROGRAM AKSI KEPENDUDUKAN DI INDONESIA

USULAN PENDEKATAN DAN METODOLOGI RENCANA KERJA DAN JADWAL KEGIATAN CALON TENAGA AHLI PEMASARAN PARTISIPATIF

untuk mengatasi kesulitan-kesulitan yang tidak dapat dipecahkan di sekolah tersebut. Pada dasarnya pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling di

SILABUS. MATA KULIAH : Pengorganisasian dan Pengembangan Masyarakat KELAS : SKS : 2 SKS ( 1T ; 1P ) : D IV Kebidanan

I. PENDAHULUAN. Pemberlakuan otonomi daerah pada dasarnya menuntut Pemerintah Daerah untuk

PEMBANGUNAN DAN PERUBAHAN SOSIAL

TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

METODE SOCIAL GROUP WORK

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS

BAB V VISI, MISI, TUJUAN DAN SASARAN

BAB 4 STRATEGI SEKTOR SANITASI KABUPATEN GUNUNGKIDUL

Pengertian. Kelompok merupakan kumpulan individu yang saling berinteraksi dan mempunyai tujuan bersama. (Aziz.A, 2007)

Disarikan dari Ashur, dan Berbagai Sumber Yang Relevan

I. PENDAHULUAN. Pertanian merupakan sektor unggulan dalam perekonomian Indonesia, hal ini

MENINJAU KEMBALI WACANA COMMUNITY DEVELOPMENT

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB IV DAMPAK SOSIAL EKONOMI KEMISKINAN

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN

Laki-laki, Perempuan, dan Kelompok Masyarakat Rentan dalam Pengelolaan Sumberdaya Alam

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Oka Nazulah Saleh, 2013

TUJUAN DAN RUANG LINGKUP MSDM HENDRA WIJAYANTO

RENCANA PEMBELAJARAN SEMESTER (RPS)

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori Pemberdayaan Masyarakat

BAB II PENGATURAN PEMERINTAH DESA DALAM MENDIRIKAN BADAN USAHAMILIK DESA. A. Pengertian, Tujuan dan Fungsi Badan Usaha Milik Desa

MANAJEMEN & LINGKUNGAN ORGANISASI

Transkripsi:

Pengertian Pemberdayaan PEMBERDAYAAN Minggu ke 12 Pemberdayaan (empowerment) Power/daya Mampu Mempunyai kuasa membuat orang lain melakukan segala sesuatu yang diinginkan pemilik kekuasaan Makna Pemberdayaan Sasaran Pemberdayaan PROSES Serangakaian kegiatan untuk memperkuat kekuasaan atau keberdayaan kelompok lemah dalam masyarakat, termasuk individu-individu yang mengalami kemiskinan. TUJUAN Keadaan atau hasil yang ingin dicapai oleh sebuah perubahan sosial, yakni masyarakat miskin yang berdaya, memiliki kekuasaan atau mempunyai pengetahuan dan kemampuan dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, baik yang bersifat fisik, ekonomi, maupun sosial. Kelompok rentan dan lemah sehingga mereka memiliki kekuatan atau kemampuan dalam: a. Memenuhi kebutuhan dasar shg mereka bebas (freedom) dari bukan saja mengemukakan pendapat tetapi juga bebas dari kelaparan, kebodohan, dan kesakitan. b. Menjangkau sumber-sumber daya produktif yg memungkinkan mereka dapat meningkatkan pendapatannya dan memperoleh barang dan jasa yg diperlukan. c. Berpartisipasi dalam proses pembangunan dan keputusan yang mempengaruhi mereka. Penyebab Ketidakberdayaan Kategori kelompok lemah atau rentan: 1. Kelompok lemah scr struktural, baik lemah secara kelas, gender maupun etnis. 2. Kelompok lemah secara khusus, seperti manula, anak2 dan remaja, penyandang cacat, masyarakat terasing. 3. Kelompok lemah secara personal, yakni mereka yang mengalami masalah pribadi dan/ atau keluarga. Ketiadaan jaminan ekonomi, Ketiadaan pengalaman dalam arena politik, Ketiadaan terhadap informasi Ketiadaan dukungan finansial, Ketiadaan pelatihan, Ketegangan fisik maupun emosional. Penilaian diri yang negatif Interaksi negatif terhadap orang lain Norma sosial yang menghambat 1

Indikator Pemberdayaan (Schuler, Hashemi, dan Riley) 1. Kebebasan mobilitas secara personal 2. Kemampuan membeli komoditas kecil secara mandiri 3. Kemampuan membeli komoditas besar 4. Terlibat dalam pembuatan keputusan rumah tangga 5. Kebebasan relatif dari dominasi keluarga 6. Kesadaran hukum dan politik 7. Keterlibatan dalam kampanye atau protes/ demo terhadap suatu hal yg menyimpang. 8. Jaminan ekonomi dan kontribusi pada keluarga. Indikator Pemberdayaan Dimensi Indikator Individu : pengembangan potensi dan ketrampilan Kelompok/ Organisasi: Partisipasi dalam pembangunan Sistem: Kemandirian dalam masyarakat Kepemilikan aset Kekuatan fisik Tidak terisolasi Penguasaan ketrampilan Keberfungsian lembaga usaha Perencanaan dan pengambilan keputusan Pelaksanaan dan pengawasan keputusan bersama Pemanfaatan hasil pembangunan Pengurangan ketergantungan pada bantuan luar. Strategi Pemberdayaan Masyarakat Pemberdayaan Melalui 3 Aras 1. Aras mikro Dilakukan secara individu melalui bimbingan, konseling, stress management, crisis intervention Tujuan : membantu klien menjalankan tugas kehidupannya 2. Aras mezzo Dilakukan terhadap sekelompok klien melalui kelompok sebagai media intervensi, biasanya dengan pendidikan dan pelatihan serta dinamika kelompok sehingga meningkatkan klien memecahkan masalah 3. Aras makro Sasaran perubahan diarahkan pada sistem lingkungan yang lebih luas Strategi pendekatan dengan perumusan kebijakan, perencanaan sosial, kampanye, aksi sosial, lobbying, pengorganisasian masyarakat, dan manajemen konflik Agar memiliki kompetensi untuk memahami situasi mereka sendiri dan menentukan strategi yang tepat untuk bertindak Pendekatan Pemberdayaan 1. Pemungkinan Menciptakan suasana atau iklim yang memungkinkan masyarakat berkembang 2. Penguatan memperkuat pengetahuan dan kemampuan yang dimiliki masyarakat 3. Perlindungan melindungi masyarakat, terutama kelompok-kelompok lemah 4. Penyokongan memberikan bimbingan dan dukungan 5. Pemeliharaan memelihara kondisi yang kondusif Kegiatan pemberdayaan melalui pendampingan sosial 1. Motivasi 2. Peningkatan kesadaran dan pelatihan kemampuan 3. Manajemen diri 4. Mobilisasi sumber 5. Pembangunan dan pengembangan jaringan 2

Pengertian Pendampingan Sosial PENDAMPINGAN SOSIAL Minggu ke 13 merupakan satu strategi yang sangat menentukan keberhasilan program pemberdayaan masyarakat interaksi dinamis antara kelompok miskin dan pekerja sosial untuk secara bersama-sama menghadapi beragam tantangan seperti: 1) Merancang program perbaikan kehidupan sosial ekonomi 2) Memobilisasi sumber daya setempat. 3) Memecahkan masalah sosial. 4) Menciptakan atau membuka akses bagi pemenuhan kebutuhan. 5) Menjalin kerjasama dengan berbagai pihak yang relevan dengan konteks pemberdayaan masyarakat. Bidang Tugas 1. Pemungkinan atau Fasilitasi pemberian motivasi dan kesempatan bagi masyarakat Tugas terkait a.l: menjadi model (contoh), melakukan mediasi dan negosiasi, membangun konsensus bersama dan melakukan manajemen sumber 2. Penguatan pendidikan dan pelatihan guna memperkuat kapasitas masyarakat, agen yang memberi masukan positif dan direktif serta bertukar gagasan dengan yang didampinginya Tugas a.l: membangkitkan kesadaran masyarakat, menyampaikan informasi, melakukan konfrontasi dan melakukan pelatihan bagi masyarakat. 3. Perlindungan interaksi antara pendamping dengan lembaga eksternal Pendampingan sosial mencari sumber-sumber, melakukan pembelaan, menggunakan media, meningkatkan hubungan masyarakat dan membangun jaringan kerja 4. Pendukungan dituntut tidak hanya mempu menjadi manajer perubahan yang mengorganisasi kelompok, melainkan pula mampu melaksanakan tugas-tugas teknis sesuai dengan berbagai ketrampilan dasar, seperti analisis sosial, mengelola dinamika kelompok, menjalin relasi, bernegosiasi dan mencari dan mengatur sumber dana 3

Peran Pekerja Sosial 1. Fasilitator tanggung jawab untuk membantu klien menjadi mampu menangani tekanan situasional atau transisional Strategi khusus fasilitasi 1. Pemberian harapan 2. Pengurangan penolakan dan ambivalensi 3. Pengakuan dan pengaturan perasaan2 4. Mengidentifikasi dan pendorongan kekuatan2 personal dan asset2 social 5. Pemisahan masalah mjd beberapa bagian shg lebih mudah dipecahkan 6. Pemeliharaan fokus pada tujuan dan cara2 pencapaiannya (Barker, 1987) 2. Broker Broker dlm kerangka PM bergerak pada pasar jaringan pelayanan sosial Tiga prinsip utama peranan broker: 1) Mampu mengidentifikasi dan melokalisir sumbersumber kemasyarakatan yang tepat. 2) Mampu menghubungkan konsumen atau klien dengan sumber secara konsisten. 3) Mampu mengevaluasi efektivitas sumber dalam kaitannya dengan kebutuhan-kebutuhan klien 3. Mediator diperlukan terutama pada saat terdapat perbedaan yang sangat mencolok dan mengarah pada konflik antara berbagai pihak dapat memerankan sbg fungsi pihak kekuatan ketiga untuk menjembatani antara anggota kelompok dan sistem lingkungan yg menghambatnya. 4. Pembelaan Peran pembela dalam pendampingan sosial Keterbukaan Perwakilan luas Keadilan Pengurangan permusuhan Informasi akurat dan dapat dipercaya Pendukungan/ partisipasi Kepekaan Empati 5. Pelindung bertindak berdasarkan kepentingan korban, calon korban, dan populasi yang beresiko lainnya Tugas-tugas/peran pelindung meliputi: 1) Menentukan siapa klien pekerja sosial yang paling utama. 2) Menjamin bahwa tindakan dilakukan sesuai dengan proses perlindungan. 3) Berkomunikasi dengan semua pihak yang terpengaruh oleh tindakan sesuai dengan tanggung jawab etis, legal dan rasional praktek pekerjaan sosial. PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN (sustainable development) Minggu ke 14 4

Ilustrasi Pengertian Pembangunan yang memenuhi kebutuhan masa kini tanpa mengurangi kemampuan generasi mendatang untuk memenuhi kebutuhan mereka sendiri Komponen Pokok Kebutuhan, khususnya kebutuhan esensial, kaum miskin sedunia yang harus diberi prioritas utama Keterbatasan, yang bersumber pada kondisi teknologi dan organisasi sosial terhadap kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebututuhan kini dan hari depan Syarat 1. Menempatkan suatu kegiatan dan proyek pembangunan pada lokasi yang secara ekologis, benar. 2. Penafsiran sumberdaya terbarukan (renewable resources) tidak boleh melebihi potensi lestarinya serta upaya mencari pengganti bagi sumberdaya tak terbarukan (non-renewable resources). 3. Pembuangan limbah industri maupun rumah tangga tidak boleh melebihi kapasitas asimilasinya. 4. Perubahan fungsi ekologis tidak boleh melebihi kapasitas daya dukung lingkungan (carying capacity). Skema Lingkungan hidup, yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk manusia dan perilakunya, yang mempengaruhi alam itu sendiri, kelangsungan perikehidupan, dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lain Carying capacity, yaitu berdasarkan biomas tumbuhan dan hewan yang dapat dikumpulkan dan ditangkap per satuan luas dan waktu di daerah itu. Sumber daya alam terbatas, menyangkut kuantitas, kualitas, ruang, dan waktu SDA vs manusia, aktivitas manusia yang sangat mempengarui keberadaan sumberdaya dan lingkungan disekitarnya. 5

Prinsip 1. Intergenerational and intragenerational equity; generasi sekarang seharusnya tidak meninggalkan degradasi lingkungan bagi generasi berikutnya dan menghendaki adanya keadilan tanpa mengurangi kesempatan generasi sekarang untuk mencapai tujuan 2. Integration of economy and enviroment; menghargai hubungan yang harmonis antara ekonomi dan lingkungan alam. 3. Dealing cautiously with risk uncertainity and irreversiblity; mengadopsi pendekatan pencegahan dan antisipasi terhadap dampak potensial pembangunan. 4. Conservation of biologycal diversity; memelihara berbagai bentuk kehidupan dan kesatuan ekologis. 5. Recognation of the global dimension; dampak dari kebijakan nasional maupun lokal tidak dapat dibatasi secara spasial dan temporal. 6