BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

dokumen-dokumen yang mirip
PENINGKATAN MUTU DIKALANGAN GURU SD GUGUS DIPONEGORO KECAMATAN UNGARAN BARAT DENGAN KEMAMPUAN PENYUSUNAN PROPOSAL PTK MELALUI WORKSHOP

PROBLEM KENAIKAN PANGKAT GURU Oleh : Istamaji, S.I.Kom (Analis Kepegawaian Pertama Kantor Kementerian Agama Kab. Way Kanan)

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah baik yang diselenggarakan pemerintah maupun masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. negara menjadi lebih baik. Untuk mencapai pendidikan yang berkualitas

Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dan Keterkaitannya dengan PUBLIKASI ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. penghargaan atas dasar prestasi dan kinerjanya. dengan meningkatkan profesionalisme dalam melakukan pekerjaan sebagai guru.

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

PEMBINAAN TEKNIS TIM PENILAI PRANATA KOMPUTER - ADMINISTRASI

Keterkaitan PUBLIKASI ILMIAH Dengan PKB

BAB 1 PENDAHULUAN. Pemerintah kota Malang mengharapkan supaya semua pegawai negeri tak

JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

BAB I PENDAHULUAN. suatu bangsa dan merupakan wahana dalam menerjemahkan pesan-pesan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Tempat dan Subjek Penelitian

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

MENJADI GURU UTAMA DENGAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Oleh : Dra. Nuraeni T, M.H BAB I. PENDAHULUAN

PENINGKATAN KUALITAS PENDIDIKAN BERBASIS POTENSI LOKAL MELALUI KEBIJAKAN LEADER CLASS DI DAERAH CILACAP. Oleh : Ma rifani Fitri Arisa

BAB I PENDAHULUAN. kemampuan profesional secara maksimal. Hal ini disebabkan karena guru

BAB I PENDAHULUAN. Guru merupakan ujung tombak pendidikan. Sebagai pendidik, guru

BAB I PENDAHULUAN. cukup mendasar, terutama setelah diberlakukannya Undang-Undang Republik

BUPATI GARUT PERATURAN BUPATI GARUT NOMOR 730 TAHUN 2012 TENTANG MEKANISME PENGANGKATAN DAN PENUGASAN PENGAWAS SATUAN PENDIDIKAN

RUANG LINGKUP MATERI DAN ALOKASI WAKTU

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. tantangan menuju profesionalisme. Oleh Rahmatiah

BAB I PENDAHULUAN. Undang - Undang Sisdiknas No.20 tahun 2003 menyatakan bahwa. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) sebagai suatu upaya pembinaan yang

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang terpenting dalam kehidupan, ini berarti bahwa setiap

WALIKOTA TANGERANG SELATAN

BAB I PENDAHULUAN. fungsinya secara profesional terus-menerus mencapai tujuan sesuai dengan. dari Musyawarah Guru Mata Pelajaran (Depdiknas, 2008: 4).

UNDANG UNDANG UU NO 16 TAHUN 2001 UU NO 28 TAHUN 2004 UU NO 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL UU NO 14 TAHUN 2005

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan belajar mengajar akan berjalan dengan efektif apabila satuan

KENAIKAN JABATAN/PANGKAT GURU. Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan Kabupaten Banyumas 2017

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN. dosen diatur dalam Undang-Undang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan. pembelajaran yang digunakan sebagai perangkat dasar kemudian

PELATIHAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS UNTUK MENINGKATKAN PROFESIONALISME GURU SD DI KECAMATAN BULELENG

STRATEGI PENCAPAIAN ANGKA KREDIT WIDYAISWARA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Penelitian Hasanah Ratna Dewi, 2015

BERITA DAERAH KOTA BEKASI

Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) DINAS PENDIDIKAN KOTA PROBOLINGGO Tahun

KEMENHAN. Dosen. Tetap. Gaji. Tunjangan.

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR: 21 TAHUN 2010 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDAHULUAN Latar Belakang

PEMERINTAH KOTA TANJUNGPINANG PERATURAN DAERAH KOTA TANJUNGPINANG NOMOR TAHUN 2009

dr. UNTUNG SUSENO SUTARJO, M.Kes Kepala Badan PPSDM Kesehatan, Kemenkes RI

KONTRIBUSI PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KINERJA KOMITE SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MANAJEMEN BERBASIS SEKOLAH (MBS)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan di Indonesia masih belum selesai dengan problematika sarana dan

PENILAIAN KINERJA GURU KELAS/MATA PELAJARAN Berdasarkan PERMENNEGPAN dan RB Nomor: 16 Tahun 2009

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERPIKIR A.

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

INPASSING PANGKAT DOSEN BUKAN PEGAWAI NEGERI SIPIL BIRO SUMBER DAYA MANUSIA KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

T E S I S. Oleh : SUTADI NIM : Q Program Studi : Magister Manajemen Pendidikan Konsentrasi : Sistem Pendidikan

PERATURAN WALIKOTA TASIKMALAYA. NOMOR : 10 TAHUN 2005 LAMPIRAN : 2 (dua) berkas TENTANG

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Undang-Undang No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen dan. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

Jumlah Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 3 Kompetensi. Dari 3 Kompetensi Kepribadian dijabarkan ke dalam 18 Indikator:

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BANYUMAS NOMOR 22 TAHUN 2016 TENTANG

PERATURAN MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 16 TAHUN 2009 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL GURU DAN ANGKA KREDITNYA

EVALUASI PENDIDIKAN DAN KINERJA GURU PAI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

Pedagogik Kepribadian Profesional Sosial

PENDAHULUAN. Tujuan dan Keuntungan. Dasar Hukum Jabatan Fungsional Pranata Komputer

2015, No Mengingat : c. bahwa penyesuaian substansi peraturan sebagaimana dimaksud pada huruf b ditetapkan dengan Peraturan Kepala Lembaga Admi

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Pengertian peranan menurut Soejono Soekanto (2002;234) adalah sebagai berikut:

MENJADI SEORANG GURU PROFESIONAL

PERAN KEPALA SEKOLAH DALAM MANAJEMEN PEMBELAJARAN DI SD NEGERI BENDUNGAN GAJAHMUNGKUR SEMARANG TESIS

WALIKOTA BANJAR PERATURAN WALIKOTA BANJAR NOMOR 25 TAHUN 2011 TENTANG KENAIKAN PANGKAT PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KOTA BANJAR

JENJANG JABATAN, PANGKAT, GOLONGAN DAN JUMLAH ANGKA KREDIT YANG HARUS DIPENUHI

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan hasil pembahasan dapat disimpulkan beberapa hal berikut: 1. Penyebab Sebagian Besar

LATIHAN PUBLIKASI ILMIAH. 15 Maret 2018 Ditjen GTK Kemdikbud

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

SERTIFIKASI GURU MELALUI PENDIDIKAN PROFESI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2015

~ 1 ~ PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR TENTANG PERUBAHAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 74 TAHUN 2008 TENTANG GURU

DASAR DAN TEKNIK PENETAPAN KUOTA PESERTA SERTIFIKASI GURU DALAM JABATAN TAHUN 2009

2017, No tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 45, Tambahan Lembaran Negara Republik Indone

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan pendidikan yang bermutu dan berkualitas.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN GUBERNUR KALIMANTAN SELATAN NOMOR 0100 TAHUN 2017

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Guru merupakan penentu keberhasilan pendidikan melalui kinerjanya

GUBERNUR JAWA TIMUR GUBERNUR JAWA TIMUR,

PENYUSUNAN SKP DOSEN DISAMPAIKAN OLEH AHMAD RAFIQI TANTAWI

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BUPATI KOTABARU PROVINSI KALIMANTAN SELATAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN KOTABARU NOMOR 15 TAHUN 2016 TENTANG PENDIRIAN SATUAN PENDIDIKAN NONFORMAL

PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang :

Bab 1. Angka kredit. dalam kegiatan pengembangan profesi guru. bab 1 1

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN DILEMA ATAU TANTANGAN. Oleh Rahmatiah

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA,

BAB IV ANALISIS UPAYA PENINGKATAN KOMPETENSI GURU PENDIDIKAN AGAMA ISLAM DI SD NEGERI 03 MOJO KECAMATAN ULUJAMI KABUPATEN PEMALANG

BUPATI PURBALINGGA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI PURBALINGGA NOMOR 79 TAHUN 2015 TENTANG

BUPATI BLORA PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI BLORA NOMOR 25 TAHUN 2016 TENTANG

WALIKOTA PADANG PERATURAN WALIKOTA PADANG NOMOR 31 TAHUN 2013 TENTANG PENGAWAS SEKOLAH DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA WALIKOTA PADANG,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

IDEALISME KUALIFIKASI PENDIDIK DAN TANTANGANNYA

Setyanta Nugraha Ketua Tim Penyusun Jabatan Fungsional Analis APBN Sekretariat Jenderal DPR RI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

3. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan Lembaran Negara

STRATEGI PENGELOLAAN KKG DALAM MENINGKATKAN KOMPETENSI GURU DI GUGUS AHMAD YANI KECAMATAN BERGAS KABUPATEN SEMARANG

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Peraturan pemerintah nomer 74 tahun 2008 tentang guru pasal 1 menyebutkan guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Saat ini pendidikan berfokus menjadi desentralistik yang awalnya sentralistik. Pemberlakuan otonomi daerah sebagai wujud dari undang-undang no. 32 tahun 2004 tentang pemerintahan daerah. Sebagian besar kewenangan pusat dilimpahkan kepada pemerintah daerah begitupun permasalahan pendidikan. Diharapkan pemerintah daerah bersama masyarakat terpacu untuk mengembangkan dirinya mengetahui kelebihan serta kekurangan dan dapat bersaing dengan daerah lain dalam upaya peningkatan pendidikan. Sekolah berhak untuk mengembangkan serta mengelola sekolahnya sehingga menjadi lebih mandiri. Dengan lebih mandiri sekolah mampu berdaya guna mengembangkan program-program tertentu yang 1

lebih sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan yang dimiliki. Dengan kemampuan dan kewenangan untuk mengurus dirinya sendiri sekolah lebih berkembang dalam mengelola serta memanfaatkan sumber daya sekolah secara maksimal. Dewasa ini upaya peningkatan mutu pendidikan terus dilakukan oleh berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran betapa pentingnya peranan pendidikan dalam pengembangan sumber daya manusia dan pengembangan watak bangsa (Nation Character Building) untuk kemajuan masyarakat dan bangsa. Harkat dan martabat suatu bangsa sangat ditentukan oleh kualitas pendidikannya. Dalam konteks bangsa Indonesia, peningkatan mutu pendidikan merupakan sasaran pembangunan di bidang pendidikan nasional dan merupakan bagian integral dari upaya peningkatan kualitas manusia Indonesia secara menyeluruh (E. Mulyasa, 2005:31). Mutu pendidkan menjadi tanggungjawab pihak pemerintah, sekolah dan masyarakat. Keterlibatan masyarakat dalam pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan sangat penting. Baiknya kerjasama antar sekolah dengan masyarakat sangat penting tidak hanya dengan orang tua siswa dengan organisasi masyarakat, organisasi profesi, usaha dan industri untuk 2

mendukung proses pembelajaran. Tujuan pendidikan perlu dioptimalkan bersama masyarakat yang madani. Seiring dengan era otonomi dan proses demokrasi serta asas desentralisasi, pengembangan kualitas menuntut partisipasi dan pemberdayaan seluruh komponen pendidikan dan penerapan konsep pendidikan sebagai suatu sistem. Peningkatan mutu pendidikan dalam kerangka otonomi daerah merubah arah dan paradikma penyelenggaraan yang dulunya dengan pola sentralisasi ke arah pendidikan yang desentralisasi (H.A.R. Tilaar, 2004:31). Menurut Sudarwan Danim dan Suparno (2009) idealnya seorang kepala sekolah harus memiliki kemampuan manajemen dan kemampuan memimpin. Manajemen dipandang sebagai ilmu seni untuk menyelesaikan kegiatan secara cepat dan tepat dalam menyelesaikan tugas suatu organisasi sedangkan kepemimpinan muncul jika ada upaya mempengaruhi seseorang individu atau kelompok untuk melakukan suatu perubahan. Sedangkan menurut Setya Wahyuni seorang guru perlu dibekali dengan peran berbagai pengetahuan dan keterampilan serta sikap dalam bidang pedagogik maupun bidang pengembangan akademik. Fungsi dan peran guru secara mendalam harus terlibat dalam kegiatan menjelaskan, mendefinisikan, membuktikan, dan mengklasifikasi. Tugasnya sebagai pendidik bukan 3

hanya mentransfer pengetahuan, keterampilan, dan sikap, tetapi mempersiapkan generasi yang lebih baik di masa depan. Oleh karena itu guru harus memiliki kompetensi dalam membimbing siswa siap menghadapi kehidupan yang nyata (the real life) dan bahkan mampu memberikan teladan yang baik. Menurut Onisimus Amtu (2011) setiap bidang memiliki pandangan manajemen yang berbeda bergantung dengan tujuan dan pencapaian akhir. Kemampuan kepala sekolah dalam mengolah dan mengatur setiap komponen sekolah sangat berpengaruh bagi kesuksesan pendidikan dan pembelajaran menurut Mulyasa (2012). Peraturan pemerintah nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 62 ayat 1 berbunyi Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi, biaya operasi, dan biaya personal. Sedangkan pada ayat ke 4 berisi tentang penjelasan mengenai biaya operasi. Biaya operasi salah satunya adalah gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada gaji. Permasalahannya adalah peraturan baru mengenai kenaikan pangkat guru adalah mengenai pembuatan PTK. Permenpan RB no 16 tahun 2009 tentang jabatan fungsional guru menuntut guru bekerja ekstra karena guru wajib membuat karya tulis ilmiah, jurnal ilmiah, dan pembuatan buku pelajaran. Guru yang hendak naik pangkat harus mengumpulkan angka kredit dari 4

publikasi ilmiah atau karya inovatif sebagai berikut: untuk naik pangkat dari III/b ke III/c 4 angka kredit dari sub publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif dan paling sedikit tiga angka kredit dari sub unsur pengembangan diri, III/c ke III/d 6 angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 3 angka kredit dari sub unsur pengembangan diri. III/d ke IV/a sebanyak 8 angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri. Sementara itu, guru yang naik pangkat dari IV/a ke IV/b angka kredit yang dipersyaratkan untuk kenaikan pangkat, paling sedikit 12 angka kredit dari sub unsur publikasi ilmiah dan/atau karya inovatif, dan paling sedikit 4 (empat) angka kredit dari sub unsur pengembangan diri. Berarti harus mengumpulkan minimal satu PTK dalam satu semester. Menulis PTK atau karya ilmiah merupakan masalah bagi sebagian besar guru di Gugus Diponegoro Ungaran Barat. Guru-guru di Gugus Diponegoro mengalami kesulitan membuat PTK. Dinas Pendidikan dan Kebudayaan tingkat Kabupaten Semarang menghendaki pengumpulan PTK. Sedangkan guru-guru mengalami kesulitan dalam pembuatan PTK tersebut sehingga banyak yang mengalami penundaan dalam 5

kenaikan pangkat dan permasalahan proses pembelajaran di kelas tidak terpecahkan. Di Kecamatan Ungaran Barat khususnya Gugus Diponegoro terdapat 9 sekolah dasar. Gugus Diponegoro terdiri dari SD N Langensari 1, SD N Langensari 2, SD N Langensari 3, SD N Langensari 4, SD N Candirejo 01, SD N Candirejo 02, SD N Gogik 01, MI Gogik, SD I Gintungan. Dalam Proses kenaikan pangkat guru dituntut membuat PTK. Selain kenaikan pangkat guru juga dituntut membuat PTK untuk membantu menyelesaikan permasalahan di kelas. Sebanyak 90 guru di SD Gugus Diponegoro 60 adalah guru PNS sisanya adalah berasal dari SD Swasta. Sebanyak 83% orang kesulitan menyusun proposal PTK dan sebanyak 17% orang pernah menyusun proposal PTK dalam masa perkuliahan S1. Guru mengalami kesulitan dan kendala dalam pembuatan PTK. Disamping belum pernah membuat saat perkuliahan juga belum pernah mendapat pelatihan mengenai pembuatan proposal PTK. 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang dapat dikemukakan dalam penelitian ini adalah apakah workshop dapat meningkatkan kemampuan menyusun proposal Penelitian Tindakan Kelas dikalangan guru Sekolah Dasar di Gugus Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. 6

1.3 Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis Peningkatan Kemampuan Menyusun Penelitian Tindakan Kelas melalui Workshop dikalangan guru Sekolah Dasar di Gugus Diponegoro Kecamatan Ungaran Barat Kabupaten Semarang. 1.4 Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat membawa manfaat baik secara teoretis maupun praktis. 1. Manfaat Teoretis Penelitian ini diharapkan akan menghasilkan guru yang berkompeten sehingga mampu memenuhi kebutuhan akan pendidikan di masyarakat. Tuntutan pencapaian hasil kinerja melalui pembuatan proposal PTK dapat meningkatkan kompetensi guru sehingga mampu memajukan diri dan memecahkan segala persoalan di sekolah maupun dikelas sehingga kenaikan pangkat guru tidak terhambat. Mulyasa (2004: 136) 2. Manfaat Praktis 1) Bagi Guru Gugus Diponegoro Ungaran Barat Sebagai suatu pemecahan terhadap permasalahan kenaikan pangkat yang selama ini terhambat. Menjadi literatur guru untuk berusaha meningkatkan kompetensinya melalui pembuatan 7

PTK. Mengetahui cara seorang manajer kelas dalam proses pembelajaran sehingga mampu memecahkan persoalan dalam ruang lingkup kerja. 2) Bagi Kepala Sekolah di Gugus Diponegoro Sebagai pedoman peningkatan standar keprofesionalan guru yang baik sehingga mampu mengoptimalkan kinerja diri sehingga mampu menemukan solusi permasalahan. 3) Bagi Ketua KKG dan Ketua Gugus Diponegoro Sebagai referensi dan masukan bagi panitia KKG maupaun anggota Gugus Diponegoro bahwa hasil penelitian ini mampu mendorong peningkatan pada kegiatan kerja guru selanjutnya. 4) Bagi Pengawas SD di Gugus Diponegoro Sebagai bahan evaluasi mengenai kemampuan guru dalam penyusunan Proposal PTK sehingga mampu memecahkan persoalan yang selama ini menyulitkan guru dalam mengembangkan kinerja maupaun kenaikan pangkat bagi guru PNS. 8