2015 PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tita Nurhayati, 2013

2015 PENGARUH LATIHAN ANGKLUNG TERHADAP PENGETAHUAN TANGGA NADA DIATONIS ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (PP No. 72 Tahun 1991). Klasifikasi yang digunakan di Indonesia saat ini dengan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. dan mengembangkan kemampuan anak didiknya. Aktivitas kegiatan seorang

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan mereka dapat menggenggam dunia. mental. Semua orang berhak mendapatkan pendidikan yang layak serta sama,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 PENGAJARAN TOILETTRAINING PADA SISWA TUNAGRAHITA RINGAN DI SPLB-C YPLB CIPAGANTI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

2015 PENGUATAN MANAJEMEN WIRAUSAHA OLEH KADER PKK DALAM MEMBERDAYAKAN MASYARAKAT

2015 UPAYA GURU D ALAM MENGEMBANGKAN KETERAMPILAN VOKASIONAL BAGI ANAK TUNAGRAHITA RINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Intensi Merokok

I. PENDAHULUAN. Anak tunagrahita merupakan bagian dari anak berkebutuhan khusus, anak

2015 METODE SOSIODRAMA UNTUK MENINGKATKAN INTERKASI SOSIAL ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLBN-A CITEUREUP

BAB I PENDAHULUAN. dan berkembang secara normal terutama anak, namun itu semua tidak didapatkan

BAB I PENDAHULUAN. dalam fungsi motorik, afektif maupun kognitifnya. Orang-orang yang fungsi. kesulitan dalam menyelesaikan tugas-tugasnya.

Tunagrahita sebagai kelainan yang meliputi fungsi intelektual umum di bawah rata-rata (Subaverage),

BAB I. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. (Activity Daily Living/ADL) (Effendi,2008). tidak lepas dari bimbingan dan perhatian yang diberikan oleh keluarga,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan di Indonesia merupakan suatu hal yang wajib ditempuh oleh semua warga negara.

BAB I PENDAHULUAN. khusus. Soemantri menyatakan bahwa istilah tunagrahita digunakan untuk

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. anak yang mempunyai kemampuan intelektual di bawah rata rata. Tuna

PERBEDAAN KEMATANGAN SOSIAL ANAK DITINJAU DARI KEIKUTSERTAAN PENDIDIKAN PRASEKOLAH (PLAYGROUP)

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KEMANDIRIAN ACTIVITY OF DAILY LIVING ANAK LOW VISION SEKOLAH DASAR KELAS IV DI SLB NEGERI A KOTA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Iding Tarsidi, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Demikian pula perbaikan terhadap hasil kerja semakin besar jika. besarnya dana yang digunakan untuk membiayai pegawai dalam

BAB I PENDAHULUAN. terhadap pendidikan terutama wajib belajar sembilan tahun yang telah lama

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Hana Haniefah Latiefah, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I. sosialnya sehingga mereka dapat hidup dalam lingkungan sekitarnya. Melalui

BAB I PENDAHULUAN. yang diciptakan oleh Tuhan yang memiliki kekurangsempurnaan baik dalam segi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. memperoleh pendidikan yang seluas-luasnya. Penyelenggaraan pendidikan di

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tubuh manusia mengalami berbagai perubahan dari waktu kewaktu

BAB I PENDAHULUAN. Peraturan Mentri Pendidikan Nasional RI nomor 22 dan 23 tahun 2006.

BAB I PENDAHULUAN. Ai Nuraeni, 2014 Pembelajaran PAI Untuk Siswa Tunarungu Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah hak asasi setiap warga negara. Oleh karena itu, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Putri Shalsa Novita, 2013

I. PENDAHULUAN. Pada hakekatnya setiap manusia membutuhkan orang lain. Naluri untuk hidup bersama orang

I. PENDAHULUAN. selalu berhubungan dengan tema tema kemanusiaan, artinya pendidikan

2015 STUD I D ESKRIPTIF PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PEND IDIKAN JASMANI D I SLB-A CITEREUP

BAB I PENDAHULUAN. yang secara ilmiah disebut sebagai berkebutuhan khusus, masih

2015 PEMBELAJARAN TARI MELALUI STIMULUS GERAK BURUNG UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN KINESTETIK PADA ANAK TUNAGRAHITA SEDANG DI SLB YPLAB LEMBANG

BAB I PENDAHULUAN. pesat dan mendapat perhatian yang luar biasa terutama di negara-negara maju,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. anak mencapai tujuan yang diinginkan. Penerapan pola asuh yang tepat

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Moh Dendy FB,2015

BAB I PENDAHULUAN. retardasi mental atau keterbelakangan mental. Sekitar 48 kepala keluarga,

BAB I PENDAHULUAN. dan pengembangan potensi ilmiah yang ada pada diri manusia secara. terjadi. Dalam rangka pembangunan manusia Indonesia seutuhnya,

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi seperti sekarang ini akan membawa dampak diberbagai bidang

BAB I PENDAHULUAN. mencapai tujuan dalam pembangunan. Salah satu cara untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki perbedaan

JURUSAN KEPERAWATAN FAKULTAS ILMU-ILMU KESEHATAN DAN KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO PERSETUJUAN PEMBIMBING JURNAL

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Setiap anak diharapkan tumbuh dan berkembang secara sehat, baik fisik,

BAB I PENDAHULUAN. secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual,

2015 UPAYA ORANG TUA DALAM MEMBANTU PERKEMBANGAN SOSIAL EMOSIONAL ANAK PRASEKOLAH

: UTARI RAHADIAN SETIYOWATI K

BAB I PENDAHULUAN. Anak tunagrahita kategori ringan membutuhkan pendidikan sebagaimana anak

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Gilang Angga Gumelar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. budi pekerti, sikap, serta kecerdasan saja, melainkan juga meliputi kualitas

2015 INTERAKSI SOSIAL KELUARGA YANG SELURUH ANGGOTANYA TUNARUNGU

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Suhartoyo, 2014

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. hak-hak serta kewajibannya (Abdulsyani, 2007:92) lain, hal ini sangat mempengaruhi peranannya dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. periode yang berurutan, mulai dari periode prenatal hingga lanjut usia atau lansia

2016 MENINGKATKAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PAD A ANAK TUNAGRAHITA SED ANG MELALUI METOD E D RILL D I SLB C SUMBERSARI BAND UNG

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULAN A. Latar belakang Penelitian Lina Rahmawati,2013

BAB I PENDAHULUAN. untuk dapat saling mengisi dan saling membantu satu dengan yang lain.

BAB I PENDAHULUAN. Sesuai dengan hakikatnya, bahasa dimiliki oleh manusia saja. Tuhan memberi

BAB I PENDAHULUAN. memaksa manusia untuk berkomunikasi. Komunikasi juga merupakan hal

2014 PEMBELAJARAN SENI GRAFIS TEKNIK SABLON UNTUK ANAK TUNAGRAHITA RINGAN DI SLB ASYIFA BANDUNG

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan jasmani adaptif merupakan luasan dari kata pendidikan jasmani

BAB I PENDAHULUAN. orang tua. Anak bisa menjadi pengikat cinta kasih yang kuat bagi kedua orang

PEMBINAAN KARAKTER KEWARGANEGARAAN MELALUI PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN

BAB I PENDAHULUAN. rata-rata dengan ditandai oleh keterbatasan intelegensi dan ketidakcakapan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Rina Agustiana, 2013

2015 PENGARUH METODE DRILL TERHADAP PENINGKATAN KETERAMPILAN MEMAKAI SEPATU BERTALI PADA ANAK TUNAGRAHITA RINGAN KELAS 3 SDLB DI SLB C YPLB MAJALENGKA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. mempengaruhi terhadap aspek-aspek kejiwaan anak, seperti perhatian, emosi, minat,

2013 GAMBARAN SIKAP MAHASISWA D-III KEPERAWATAN UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA DALAM MENGIKUTI PROSES BELAJAR BAHASA JEPANG

BAB I PENDAHULUAN. Anak membutuhkan bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhannya dalam

BAB I PENDAHULUAN. diberikan oleh orang dewasa untuk mencapai kedewasaan. Henderson dalam. perkembangan individu yang berlangsung sepanjang hayat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Yuyun Yuniarsih, 2014 Perilaku sosial remaja tunadaksa yang menggunakan jejaring sosial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Remaja adalah periode transisi dari masa awal anak-anak hingga masa awal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Erma Setiasih, 2013

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan bagi setiap individu telah diatur di dalam Undang-Undang

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Manusia adalah mahluk yang dilahirkan paling sempurna. Manusia memiliki kemampuan kognitif untuk memproses informasi yang diperoleh dari lingkungan sekelilingnya melalui indra yang dimilikinya, membuat persepsi terhadap apa-apa yang dilihat atau dirabanya, serta berfikir untuk memutuskan aksi apa yang hendak dilakukan untuk mengatasi keadaan yang dihadapinya. Manusia secara hakiki merupakan mahluk sosial yang tidak terlepas dari interaksi dengan lingkungan tempat manusia itu berada. Hal ini terjadi karena adanya kepekaan sosial yang dimiliki manusia artinya manusia tidak hanya sebagai mahluk sosial tetapi juga mahluk yang memiliki kemampuan untuk menyesuaikan tingkah lakunya dengan perilaku orang lain dari hasil persepsi yang telah dilakukannya. Dalam melakukan interaksi sosial, manusia terlebih dahulu mempunyai persepsi sosial terhadap orang yang ada di lingkungannya. Persepsi sosial sering diartikan sebagai proses mempersepsi objek- objek disini adalah penelaah seseorang terhadap seseorang yang akan menjadi rekan interaksi dalm hubungan itu. Seperti yang diungkapkan oleh Baron dan Byrne (2003, hlm. 38), menjelaskan bahwa persepsi sosial adalah suatu proses yang kita gunakan untuk mencoba mengetahui dan memahami orang lain, dalam kerangka memperoleh gambaran menyeluruh tentang intensi, kepribadian, dan motif-motif yang melingkupi diri orang lain tersebut. Keterbatasan informasi yang dimiliki seseorang tentang objek persepsi akan menimbulkan kesalahan persepsi yang diperolehnya. Seperti halnya informasi mengenai tunagrahita, masyarakat dipedesaan belum memahami apa ketunagrahitaan tersebut, sehingga persepsi yang diperolehnya mengenai tunagrahita keliru yang mengakibatkan seseorang mempersepsikan tunagrahita itu bebeda dengan orang- orang pada umumnya. Pandangan masyarakat mengenai tunagrahita adalah tunagrahita dianggap sebagi seorang yang tidak bisa melakukan apa-apa dan tidak berguna, bahkan jika

2 perlu dihilangkan dengan berbagai cara seperti diasingkan, dikurung, bahkan sampai dibuang. Oleh karena itu anak tunagrahita disebut sebagai orang yang aneh, idiot dan lain sebaginya. Tunagrahita dalam aktivitas sehari-harinya mempunyai permasalahan sebagai dampak dari ketunagrahitaan yang dimilikinya. Seperti, kesulitan dalam menunjukan emosinya pada orang lain melalui kata- kata, karena pembendaharaan kata yang dimiliki anak tunagrahita sangatlah terbatas. Akibatnya orang tidak dapat membaca perasaan yang ingin diungkapkan oleh anak tunagrahita. Karena hal tersebut lingkungan sosial banyak yang tidak mengerti apa yang ingin diungkapkan anak tunagrahita, sehingga persepsi sosial yang diterimanya tersebut mempengaruhi mereka untuk membatasi dirinya dalam berinteraksi dengan anak tungrahita. Istilah tunagrahita terasa asing ditelinga masyarakat, tunagrahita merupakan sebuah istilah bagi mereka yang mengalami gangguan mental ataupun keterbelakangan khususnya dalam hal kecerdasan. Masyarakat sering memberikan sebutan - sebutan lain bagi anak tunagrahita, seperti cacat mental, mental subnormal, bodoh, idiot, tolol, terbelakang mental dan masih banyak sebutan lainnya. Sebutan- sebutan tersebut diberikan karena kurang pahamnya masyarakat mengenai tunagrahita. Orang orang saat dihadapkan dengan istilah tunagrahita akan bertanyatanya apa itu tunagrahita, seperti apa itu tunagrahita, bagaimana kemampuan tunagrahita dan lain sebaginya. Hal ini mungkin terjadi dengan masyarakat di Kp. Pasantren Tengah Rt.01 Rw.02, dimana dikampung tersebut terdapat anak tunagrahita. Tunagrahita tersebut berinisial UF, UF merupakan tunagrahita ringan yang dilahirkan dari keluarga sederhana dengan tingkat pendidikan kedua orang tuanya hanya sampai sekolah dasar (SD). UF merupakan anak ketiga dari lima bersaudara, orang tua UF tidak mengerti dengan kondisi yang dialami oleh putrinya. Kerena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki oleh orang tua UF mengenai ketunagrahitaan, informasi yang diterima oleh masyarakat yang tinggal bersama UF menjadi tidak jelas, yang menyebabkan persepsi yang diungkapkan masyarakat menjadi berbeda-beda sesuai dengan informasi yang didapatkannya saat berinteraksi dengan UF.

3 Penelitian yang dilakukan penulis bertujuan untuk mengetahui bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap tunagrahita yang tinggal disekitar lingkungannya, apakah masyarakat mencoba mencari tahu apa itu tungarhita sehingga masyarakat mampu menjalin sebuah interakasi dengan tunagrahita dan mampu menerima mereka sebagai bagian dari warga masyarkat yang memiliki hak yang sama dalam setiap kegiatan kemasyarakatan. Berdasarkan alasan itu peneliti merasa terpanggil dan tertarik mengadakan penelitian ini dengan judul Persepsi Sosial Masyarakat Terhadap Kemampuan Tunagrahita. B. Fokus Masalah Cibiuk merupakan nama salah satu desa/ kelurahan yang terdapat dalam wilayah kabupaten Garut, dimana di desa ini terdapat anak tunagrahita yang menjadi subyek penelitian. Namun untuk membatasi wilayah yang akan diteliti, penelitian ini akan dilakukan di Kp. Pasantren Tengah Rt. 01 Rw. 02 Fokus masalah pada penelitian ini adalah Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita. Selanjutnya fokus masalah tersebut disusun kedalam bentuk pertanyaan penelitian sebagai berikut: 1. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagrahita dalam kegiatan sehari- hari/ ADL (activity daily living)? 2. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan beradaptasi tunagrahita dengan lingkungannya? 3. Bagaimana persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan komunikasi tunagrahita? 4. Bagaimana penerimaan masyarakat terhadap anak tunagrahita? C. Tujuan Penelitian Dari penelitian yang dilakukan, penelitian ini memiliki tujuan secara umum dan tujuan secara khusus.

4 1. Tujuan Secara Umum Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran tentang persepsi sosial masyarakat terhadap kemampuan tunagarhita yang ada dilingkungannya serta faktor penyebab ketunagrahitaan. 2. Tujuan Secara Khusus Tujuan khusus dari penelitian ini adalah : a. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan ADL (activity daily living), ditinjau dari aspek pemeliharaan diri dan perawatan diri. b. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan adaptasi tunagrahita terhadap lingkungannya, ditinjau dari aspek sosial dan emosional. c. Mendeskripsikan persepsi sosial masyarakat mengenai kemampuan komunikasi tunagrahita ditinjau dari aspek sosial dan emosional. d. Mendeskripsikan bagaimana penerimaan masyarakat terhadap tunagrahita ditinjau dari aspek interaksi sosial. D. Manfaat Penelitian Bila tujuan penelitian telah tercapai, maka hasil penelitian ini akan memiliki manfaat baik manfaat teoritis maupun manfaat praktis. 1. Manfaat Teoritis Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kajian dan informasi terhadap pengetahuan mengenai persepsi sosial masyarakat terhadap tunagrahita yang ada di lingkungannya, dan penerimaan masyarakat terhadap tunagrahita. 2. Manfaat Praktis Secara praktis diharapkan hasil penelitian ini memberikan sumbangan pemikiran dan bahan evaluasi bagi pihak- pihak yang mengerti dan mengetahui apa yang dimaksud dengan tunagrahita supaya mereka mau untuk berbagi kepada masyarakat yang dilingkungannya terdapat anak berkebutuhan khusus supaya tidak memberikan sebuah persepsi yang negatif, sehingga anak tersebut dapat ikut berpartisipasi dalam kehidupan masyarakat serta diberikan kesmpatan untuk menjalin hubungan sosial yang berarti.

5 E. Struktur Organisasi Skripsi Adapun sisitematika penulisan hasil penelitian ini antara lain : BAB I PENDAHULUAN, berisi latar belakang masalah, fokus masalah, tujuan penelitian dan struktur organisasi skripsi. BAB II PERSEPSI SOSIAL MASYARAKAT TERHADAP KEMAMPUAN TUNAGRAHITA, berisi deskripsi teori mengenai Persepsi Masyarakat, teori mengenai Masyarakat dan teori mengenai Tunagrahita. BAB III METODE PENELITIAN, berisi mengenai Tempat Penelitian, Metode Penelitian, Subyek Penelitian, Prosedur Penelitian, Teknik Pengumpulan Data Dan Instrumen Penelitian, Pengujian Keabsahan Data, Analisis Data. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN, berisi mengenai Deskripsi Hasil Penelitian, Pembahasan. BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI, berisi mengenai Kesimpulan dan Rekomendasi.