PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT. Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen

Kata Kunci : Penguasaan Kosakata, Media Permainan Tic Tac Toe.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. analitik, yaitu suatu metode penelitian yang tertuju pada pemecahan masalah yang

BAB III METODE PENELITIAN

EFEKTIVITAS PENGGUNAAN FLIP CHART UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA MENGENAI POSSESSIVPRONOMEN. Eva Eloka Verany, Amir, Ending Khoerudin.

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimen semu (quasi experiment). Menurut Suryabrata (2010 : 92) tujuan

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV DESKRIPSI DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. bertujuan untuk mengidentifikasi masalah yang terjadi. Setelah dilakukannya

BAB II MEDIA KARTU BERGAMBAR, KERANGKA BERFIKIR DAN PENELITIAN YANG RELAVAN

PERANAN STRATEGI BELAJAR DALAM PEMBELAJARAN BAHASA ASING. Lersianna Saragih*)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODE PENELITIAN

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR IPA MENGGUNAKAN KOMBINASI MEDIA GRAFIS JENIS BAGAN DAN MEDIA VIDEO. Oleh: Drs. H. Bulkani, M.Pd * dan Edy Franatha**

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pada penelitian ini, metode yang digunakan adalah metode eksperimen

BAB III METODE PENELITIAN. dari tahap perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data sampai pada tahap. pengambilan kesimpulannya (Sutedi, 2009: 53).

ANALISIS UNSUR KALIMAT (SATZGLIEDANALYSE) DAN MENERJEMAHKAN TEKS BERBAHASA JERMAN Pepen Permana*)

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

oleh Cindhy Dwi Meidany

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Analisis Data Hasil Uji Coba Instrumen Penelitian

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU BERGAMBAR DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN PESERTA DIDIK DI SMA NEGERI 1 PAKEM SKRIPSI

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran IPS Kelas III Dengan Menggunakan Media Gambar di SDN I Bolapapu Kecamatan Kulawi

LAMPIRAN 5 RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian merupakan prosedur dan langkah kerja yang digunakan

Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Pada Materi Sumber Daya Alam dan Lingkungan Dengan Menggunakan Media Gambar di Kelas IV SDN Bantuga

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 1 Sribhawono.

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN TEKNIK MAKE A MATCH DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN DI SMA NEGERI 1 PRAMBANAN SLEMAN SKRIPSI

JURNAL PENELITIAN. Oleh. MARTEN MOKO NIM (SDN 6 Suwawa Tengah Kabupaten Bone Bolango)

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. tahun ajaran 2012/2013. Data tersebut berupa pretest (tes awal) dan

PENGARUH MEDIA AUDIOVISUAL TERHADAP KEMAMPUAN MEMAHAMI MAKNA PUISI OLEH SISWA KELAS X SMA SWASTA MEDAN PUTRI MEDAN TAHUN PEMBELAJARAN 2014/2015

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY

EFEKTIVITAS TEKNIK PERMAINAN KARTU UNO DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Nurhasanah, Lucky Herliawan, Irma Permatawati

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 22 Bandarlampung semester genap

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN AKTIF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA PEMAHAMAN SISWA. Tia Hadianti*, Amir, Lersianna H.

PERBEDAAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA

III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Jurnal GeoEco ISSN: Vol. 2, No. 2 (Juli 2016) Hal

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Muhammadiyah 3 Bandarlampung yang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis,

HUBUNGAN MINAT MEMBACA DENGAN KETERAMPILAN MEMAHAMI ISI TEKS BAHASA JERMAN. Widya Astuti, Lucky Herliawan Y.A., Pepen Permana ABSTRAK

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Metode pembelajaran aktif (active learning) yang dimaksud dalam penelitian

Kesalahan Ortografi pada Keterampilan Menulis Bahasa Jerman Siswa Kelas X-9 SMAN 1 Kepanjen

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

METODE PENELITIAN. Bandarlampung Tahun Ajaran 2013/2014 dengan jumlah siswa sebanyak 200

PENGARUH MEDIA BONEKA TANGAN TERHADAP KETERAMPILAN MENYIMAK CERITA KELAS II B SD NEGERI MARGOYASAN

BAB III METODE PENELITIAN

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PERSUASI MENGGUNAKAN MEDIA POSTER PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI 6 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2013/2014

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP Negeri 4

BAB 1 PENDAHULUAN. berbahasa, yakni: keterampilan mendengar, keterampilan berbicara, keterampilan membaca dan keterampilan menulis. Begitu pula ketika

Peningkatan Penguasaan Kosakata Bahasa Jerman melalui Media Gambar Siswa Kelas XI IPA 6 SMA Negeri 1 Makassar

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. A. Hasil Penelitian

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu

EFEKTIVITAS MEDIA PERMAINAN BUCHSTABENDIKTAT DALAM PEMBELAJARAN KOSAKATA BAHASA JERMAN. Milda Anika, Lucky Herliawan Y.A.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

III. METODE PENELITIAN. Penelitian dilaksanakan di MAN 1 Bandar Lampung dengan populasi seluruh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 6 Bandung yang beralamat di Jl. Soekarno-Hatta (Riung Bandung), Jawa Barat.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Isma Mentari, 2015

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. studio d A1 yang mencakup Start auf Deutsch sampai dengan Einheit. 12, dapat disimpulkan sebagai berikut;

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan sebagai penelitian lebih lanjut dari penelitian

SKENARIO PERKULIAHAN MATA KULIAH SPRECHEN I JR 215 / 2 SKS / SEMESTER 1. Disusun Oleh : Dra. Hafdarani. M.Pd. Dra. Lersianna Saragih. M.Pd.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di SMP Negeri 29 Bandar Lampung. Populasi yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pembelajaran Student Teams-Achievement Divisions (STAD) dengan evaluasi tipe

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Bahasa dalam menyusun kalimat menjadi teks bahasa Jerman.

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat untuk dapat berinteraksi dengan manusia yang lain. Bahasa adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. agar terkumpul data serta dapat mencapai tujuan penelitian. Metode yang

DEIKSIS DALAM ROMAN UND SAGTE KEIN EINZIGES WORT KARYA HEINRICH BÖLL: SUATU ANALISIS PRAGMATIK JURNAL. Oleh : Adriani Rasinta Mananohas

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam pembelajaran bahasa, salah satu bahan ajar dasar penting yang

SILABUS MATA PELAJARAN BAHASA JERMAN

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN KARTU KUARTET DALAM PEMBELAJARAN KETERAMPILAN BERBICARA BAHASA JERMAN SISWA KELAS XI MA NEGERI 1 MAKASSAR

Diana Aprisinta Prodi Pendidikan Matematika STKIP PGRI NGAWI ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Jerman merupakan bahasa asing kedua yang diajarkan di SMA setelah

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan metode kuasi eksperimen (quasi experiment) atau sering dikenal

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Data hasil penelitian diperoleh dari hasil sebaran angket kepada siswa,

KEEFEKTIFAN PENGGUNAAN MEDIA KARTU GAMBAR TERHADAP KEMAMPUAN MENULIS PANTUN SISWA KELAS XI. Oleh

BAB III METODE PENELITIAN. dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pada kelas eksperimen

Radio D Teil 1. Deutsch lernen und unterrichten Arbeitsmaterialien. Pelajaran 08 Penyamaran Orang Tak Dikenal Terkuak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODE PENELITIAN. Metode penelitian merupakan cara utama yang digunakan dalam mencapai

BAB IV PEMBAHASAN DAN HASIL PENELITIAN. dari hasil penelitian yang telah dilakukan dalam pembelajaran sakubun dengan

PENGGUNAAN MEDIA ANIMASI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA KOMPETENSI DASAR MENGGUNAKAN ALAT UKUR BERSKALA DI SMK

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah bertujuan mengetahui efektivitas

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. sampai bulan April. Mulai dari tahap persiapan, observasi, eksperimen dan

hitung = 6,71 > t tabel = 2,01 maka hipotesis nihil (H o ditolak, sedangkan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN MELALUI PENGGUNAAN MEDIA AUDIOVISUAL TAYANGAN TELEVISI CERMIN KEHIDUPAN TRANS 7

BAB III METODE PENELITIAN

Nurmiati 1 dan Mantasiah 2 Fakultas Bahasa dan Sastra, Universitas Negeri Makassar ABSTRAK

Erste Wörter. Auf Wiedersehen. Selamat tinggal

BAB III METODE PENELITIAN

II. TINJAUAN PUSTAKA

Transkripsi:

PENGGUNAAN MEDIA GAMBAR BERSERI UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN SISWA DALAM PEMBELAJARAN MATERI UHRZEIT Syaiful Qudsi, Lersianna HS, Pepen Permana Salah satu materi yang dipelajari dalam pembelajaran bahasa Jerman adalah materi Uhrzeit. Pada materi ini siswa sering mengalami kesulitan dalam penggunaan penyebutan waktu resmi dan tidak resmi. Berdasarkan permasalahan tersebut, peneliti menggunakan media gambar berseri sebagai media pembelajaran alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian Quasi Eksperimental Design dengan menggunakan dua kelas sampel. Berdasarkan hasil analisis data, kemampuan siswa kelas eksperimen dalam memahami materi Uhrzeit sebelum menggunakan media gambar berseri berada pada kategori kurang baik dan setelah menggunakan media gambar berseri menjadi baik, sedangkan pada kelas kontrol tetap berada pada kategori cukup. Hal ini berarti terdapat perbedaan yang signifikan antara kemampuan siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol dalam memahami materi pembelajaran Uhrzeit. Dengan kata lain, media gambar berseri efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Kata Kunci : Pembelajaran Materi Uhrzeit, Media Gambar Berseri. Pendahuluan Dalam bahasa Jerman terdapat banyak sekali materi yang harus dipelajari oleh siswa, salah satunya adalah materi Uhrzeit. Materi Uhrzeit merupakan materi dasar dalam pembelajaran bahasa Jerman yang membahas tentang waktu/jam. Dalam materi Uhrzeit terdapat dua cara penyampaian waktu dalam bahasa Jerman, yaitu bentuk resmi (formell) dan tidak resmi (informell). Penyampaian waktu bentuk resmi biasanya digunakan di tempat-tempat tertentu dan dalam acara-acara formal contohnya seperti pada saat rapat, di stasiun kereta dan di bandara. Sedangkan bentuk tidak resmi digunakan dalam percakapan sehari-hari. Dalam mempelajari materi Uhrzeit siswa masih mengalami kesulitan, seperti dalam pengungkapan bentuk resmi (formell) dan tidak resmi (informell). Kesulitan tersebut disebabkan oleh adanya perbedaan cara pengungkapan di antara keduanya. Pada penggunaan bentuk resmi jam disebutkan terlebih dahulu kemudian menit, sedangkan dalam penggunaan bentuk tidak resmi disebutkan *) Penulis adalah mahasiswa Jurusan Pendidikan Bahasa Jerman FPBS Universitas Pendidikan Indonesia

menit terlebih dahulu kemudian jam. Selain itu, siswa juga mengalami kesulitan dalam menentukan preposisi yang tepat ketika menyampaikan waktu secara tidak resmi karena dalam pengungkapan waktu bentuk tidak resmi terdapat preposisi vor (kurang) dan nach (lebih). Selain kedua preposisi tersebut, terdapat istilah lain yang sering digunakan dalam pengungkapan waktu yaitu Viertel dan halb. Viertel berarti lima belas menit atau seperempat jam dan Halb berarti setengah jam atau tiga puluh menit. Kesalahan yang sering terjadi adalah siswa bingung dalam menentukan kapan menggunaan waktu bentuk resmi (formell) dan kapan menggunakan waktu tidak resmi (informell). Berdasakan uraian tersebut, dibutuhkan penggunaan media pembelajaran dalam menyampaikan materi ini agar siswa mudah dalam memahami materi Uhrzeit, salah satunya adalah dengan media gambar. Penggunaan media gambar dapat membantu siswa untuk memusatkan perhatian terhadap materi yang disampaikan. Gambar yang berwarna-warni dapat membuat siswa menjadi lebih semangat dan tertarik untuk belajar. Selain itu, suasana pembelajaran di kelaspun akan menjadi semakin menyenangkan. Dalam hal ini penulis menggunakan media gambar berseri untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran Uhrzeit. Gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya, dan dapat diasumsikan bahwa media gambar berseri mampu meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran bahasa Jerman khsusnya materi Uhrzeit. Berdasarkan paparan di atas, peneliti menggunakan media gambar berseri sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Dalam penelitian ini digunakan dua kelas sampel, satu kelas sebagai kelas eksperimen yang mendapatkan treatment dengan menggunakan media gambar berseri dan satu kelas sebagai kelas yang tidak diberikan treatment dengan menggunakan media gambar berseri. Kelas kontrol berfungsi sebagai kelas pembanding. Tujuan penelitian ini adalah untuk memperoleh gambaran mengenai kemampuan siswa dalam memahami materi Uhrzeit sebelum dan sesudah

menggunakan media gambar berseri dan mengetahui keefektifan media gambar berseri dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Kajian Pustaka 1. Uhrzeit Uhrzeit merupakan salah satu materi dasar dalam pembelajaran bahasa Jerman yang membahas tentang waktu. Dalam Duden Bedeutungswörterbuch (2006: 769) tertulis pengertian Uhrzeit yaitu von einem Zeitmesser, der Uhr angegebene Stunde. Uhrzeit adalah alat pengukur yang digunakan untuk menunjukkan waktu. Lebih lanjut mengenai pengertian Uhrzeit dijelaskan dalam situs wikipedia.org sebagai berikut: Die Uhrzeit ist die Angabe eines Zeitpunkts, ausgedrückt meist in Stunden, Minuten und Sekunden ab Mitternacht eines Tages im Kalendersystem. Sie wird in Abhängigkeit vom Ort heute Zonenzeit der Zeitzone, früher Ortszeit gemessen. Dari pernyataan tersebut dapat dipahami bahwa Uhrzeit merupakan keterangan waktu yang biasanya diungkapkan dalam bentuk jam, menit dan detik mulai tengah malam dalam sistem kalender. Uhrzeit tergantung pada tempat dan zona waktu. Penjelasan lain mengenai Uhrzeit dijelaskan oleh Hoberg (2009: 295) bahwa für die Angabe der Uhrzeit gibt es eine amtliche Form, bei der die 24 Stunden des Tages und die Minuten durchgezählt werden und eine altagssprachliche Ausdruksweise. Untuk menerangkan jam/waktu terdapat bentuk resmi, dimana dalam penggunaannya dihitung 24 jam dalam satu hari dan menitnya. Terdapat dua cara pengungkapan waktu/jam dalam bahasa Jerman seperti yang dikatakan Hoberg (2009: 295) yang menyatakan bahwa die Einteilung der Stunde ist regional unterschiedlich gewichtet, so dass es teilweise zwei

Ausdruckweisen gibt. Pembagian jam berbeda-beda di setiap tempat, sehingga terdapat dua cara pengungkapan. Contoh: Pengungkapan bentuk resmi dan tidak resmi Waktu/jam Resmi Tidak resmi 09.45 neun Uhr fünfundvierzig Viertel vor zehn 07.15 sieben Uhr fünfzehn Viertel nach sieben 08.30 acht Uhr dreiβig halb neun 08.25 acht Uhr fünfundzwanzig fünf vor halb neun 08.35 acht Uhr fünfunddreiβig fünf nach halb neun Dari contoh di atas terlihat perbedaan antara cara pengungkapan jam dalam bentuk resmi dan tidak resmi. Dalam pengungkapan jam dalam bentuk resmi, jam disebutkan terlebih dahulu kemudian diikuti oleh menit tanpa menggunakan preposisi. Sedangkan dalam pengungkapan waktu secara tidak resmi menit disebutkan terlebih dahulu sebelum menyebutkan jam, selain itu dalam pengungkapan waktu secara tidak resmi terdapat dua penggunaan preposisi yaitu vor, nach, selain preposisi tersebut ada istilah lain yang sering dipakai dalam pengungkapan waktu yaitu Viertel dan halb. 2. Media Gambar Berseri a. Pengertian Media Media merupakan salah satu sarana yang digunakan untuk berkomunikasi antar sesama manusia. Criticos dalam Daryanto (2002: 4) mengungkapkan bahwa media merupakan salah satu komponen komunikasi yaitu sebagai pembawa pesan dari komunikator menuju komunikan. Senada dengan Cricitos, Frederking (2008: 14) mengungkapkan bahwa ein Medium ist lediglich ein neutraler übertragungskanal, mit dessen Hilfe sich vorgefertigte Informationspakete wie materielle Güter auf einem Flieβband vom Sender zum Empfänger transportieren lassen. Frederking mengungkapkan bahwa media merupakan saluran

perpindahan netral, dimana dapat digunakan sebagai sarana menyampaikan informasi dari pengirim pesan kepada penerima. Lebih lanjut mengenai pengertian media tertulis dalam Duden Deutches Universal Wörterbuch (2001: 635) sebagai berikut: Medien ist etwas, was eine Verbindung oder Beziehung zwischen mehreren Personen oder Gegenstände herstellt oder ermöglicht. Media merupakan sesuatu yang menghasilkan atau memungkinkan hubungan antara beberapa orang atau benda. Berdasarkan teori-teori di atas diperoleh kesimpulan bahwa media merupakan komponen komunikasi yang membantu dalam proses penyampaian pesan dari komunikator kepada komunikan. Dengan adanya media memungkinkan manusia untuk saling berhubungan satu sama lainnya. a. Pengertian Media Pembelajaran Penggunaan media dalam pembelajaran dapat memudahkan proses belajar mengajar karena siswa akan memiliki pandangan serta pengetahuan yang lebih konkrit dan dapat digunakan sebagai alat pengingat bagi siswa. Dengan adanya media dalam pembelajaran, siswa dapat terpacu untuk belajar. Oleh karena itu, media disebut sebagai alat bantu dalam sistem pengajaran atau pembelajaran seperti yang dijelaskan oleh Sudjana (2010: 1) media pembelajaran merupakan alat bantu mengajar yang digunakan guru dalam melakukan interaksinya dengan siswa agar bahan ajar sampai kepada siswa, sehingga siswa mengetahui tujuan pembelajaran. Lebih lanjut Barsch (2006: 25) mengemukakan definisi media pembelajaran sebagai berikut: Unterrichtsmedien sind reale Gegenstände, die Lernobjekte oder Hilfsmittel sind. Als Lernobjekte ermöglichen sie erfahrungen, die dem Erreichen der Lernziele dienen. Als Hilfsmittel werden sie dazu verwendet, Lernobjekte zugänglich zu machen oder erzeugen. Barsch mengungkapkan bahwa media pembelajaran merupakan benda nyata yang digunakan sebagai objek pembelajaran atau alat bantu pengajaran. Sebagai objek pembelajaran, media memungkinkan untuk mencapai tujuan

pembelajaran. Sebagai alat bantu pengajaran media digunakan untuk melaksanakan dan menghasilkan objek pembelajaran. Definisi lain mengenai pengertian media dipaparkan oleh Gagne dan Briggs dalam Arsyad (2007: 4) sebagai berikut: Media pembelajaran meliputi alat yang secara fisik digunakan untuk menyampaikan isi materi pengajaran, yang terdiri dari antara lain buku, tape recorder, kaset, video camera, video recorder, film, slide (gambar bingkai), foto, gambar, grafik, televisi, dan komputer. Dengan kata lain media adalah komponen sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar. Dari beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran merupakan alat bantu dalam proses kegiatan belajar mengajar baik di dalam maupun di luar kelas. Media pembelajaran digunakan oleh guru untuk memudahkan dalam menyampaikan materi kepada siswa. Selain itu, penggunaan media pembelajaran dapat membuat siswa lebih tertarik untuk memperhatikan materi yang disampaikan oleh guru. b. Media Gambar Berseri Salah satu jenis media yang termasuk ke dalam media gambar adalah gambar berseri. Menurut Daryanto (2002: 41) media gambar seri adalah suatu kesatuan informasi yang dituangkan ke dalam beberapa tahapan atau dibuat berseri dalam satu lembar sehingga dalam satu kesatuan informasi memerlukan beberapa gambar. Menurut Tizen (2008) dalam situs suaraguru.wordpress.com, dijelaskan bahwa gambar berseri merupakan sejumlah gambar yang menggambarkan suasana yang sedang diceritakan dan menunjukkan adanya kesinambungan antara gambar yang satu dengan lainnya, sedangkan gambar lepas merupakan gambar yang menunjukkan situasi ataupun tokoh dalam cerita yang dipilih untuk menggambarkan situasi-situasi tertentu, antara gambar satu dengan lainnya tidak menunjukkan kesinambungan. Sesuai dengan penjelasan di atas, dapat disimpulkan bahwa media gambar berseri adalah media pembelajaran yang digunakan oleh guru yang berupa gambar

datar yang mengandung cerita, dengan urutan tertentu sehingga antara satu gambar dengan gambar yang lain memiliki hubungan cerita dan membentuk satu kesatuan. Media gambar berseri juga merupakan jenis media gambar datar. c. Penerapan Gambar Berseri Dalam Proses Pembelajaran Penggunaan media gambar berseri dalam proses pembelajaran di kelas yaitu pertama-tama siswa dibagi menjadi lima kelompok, satu kelompok terdiri dari empat orang, kemudian guru menyiapkan beberapa gambar yang berkaitan dengan materi Uhrzeit untuk dibagikan kepada masing-masing kelompok. Gambar tersebut merupakan gambar berseri maksudnya ada keterkaitan antara satu gambar dengan gambar yang lainnya. Di setiap gambar tersebut terdapat beberapa kegiatan yang biasa dilakukan sehari-hari, setelah dibagikan pada setiap kelompok, guru menjelaskan tugas apa yang harus dikerjakan oleh siswa dengan gambar berseri yang mereka dapatkan dan memberikan waktu kepada siswa untuk berdiskusi dalam kelompok Metodologi Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode eksperimen semu (quasi eksperiment). Metode eksperimen semu adalah metode penelitian yang bertujuan untuk meneliti hubungan sebab akibat dengan cara menggunakan suatu treatment kepada kelas eksperimen dan membandingkan hasilnya dengan kelas kontrol. Penelitian ini melibatkan dua kelas, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol sebagai kelas pembanding. Kelas eksperimen merupakan kelas yang diberi treatment dengan menggunakan media gambar berseri, sedangkan pada kelas kontrol diberi treatment pembelajaran biasa dengan metode diskusi tanpa menggunakan media gambar berseri. Sebelum treatment terlebih dahulu dilakukan tes awal (pretest) dan setelah treatment kemudian dilakukan tes akhir (posttest), hal ini bertujuan untuk mengetahui perbandingan nilai antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Data yang diperoleh dihitung secara statistik dengan membandingkan hasil pretest dengan hasil posttest.

Data dalam penelitian ini diperoleh dari hasil tes tertulis mengenai pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Tes tersebut diberikan sebanyak dua kali, yaitu pada saat pretest dan posttest. Pretest dilakukan untuk mengetahui pemahaman siswa dalam materi pembelajaran Uhrzeit sebelum mendapatkan treatment (perlakuan), sedangkan posttest dilakukan untuk mengetahui peningkatan pemahaman siswa tentang materi pembelajaran Uhrzeit setelah mendapatkan treatment (perlakuan). Tes ini terdiri dari 20 butir soal yang merupakan bentuk soal isian dan soal menjodohkan. Tes ini diasumsikan telah memenuhi kriteria validitas dan reliabilitas karena soal pretest dan posttest yang diberikan diambil dari bahan ajar bahasa Jerman, yaitu dari buku Jung 1 tanpa mengalami perubahan apapun, dimana buku ini sudah digunakan sebagai bahan ajar bahasa Jerman oleh sebagian besar SMA di Indonesia, terutama di Jawa Barat. Oleh karena itu tidak dilakukan pengujian tes. Penilaian pada tes ini yaitu setiap butir soal bernilai 1 poin dan kemudian dikonversi ke dalam skala 100, sehingga diperoleh nilai maksimal 100. Untuk memudahkan interpretasi digunakan kriteria interpretasi nilai yang diadaptasi dari Nurgiyantoro (2010: 253). Kriteria nilai tersebut dapat dilihat pada tabel berikut ini: Klasifikasi Persentase Nilai Interval PersentaseTingkat Penguasaan Kualifikasi 85 100 Sangat baik 75 84 Baik 60 74 Cukup 40 59 Kurang baik 0 39 Tidak cukup Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil pretest (X) dan posttest (Y). Dari nilai maksimal 100, pada kelas eksperimen nilai rata-rata pretest sebesar 58,91, nilai tersebut berada pada kategori kurang baik, sedangkan dari hasil posttest diperoleh nilai rata-rata sebesar 80, nilai tersebut berada pada kategori baik. Pada kelas kontrol diperoleh

nilai rata-rata pretest sebesar 60,87 dan berada pada kategori cukup, sedangkan dari hasil posttest diperoleh nilai rata-rata sebesar 69,57 dan tetap berada pada kategori cukup. Pada pengujian perbedaan rata-rata nilai pretest (X) dan posttest (Y), nilai kelas eksperimen diperoleh t hitung = 9,44, sedangkan dari daftar distribusi t tabel dengan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk = 22 diperoleh t tabel 1,71. Berdasarkan penghitungan tersebut tampak bahwa t hitung > t tabel. Hal ini menunjukan bahwa hasil pretest dan posttest setelah uji-t berbeda dan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretest dan posttest. Sedangkan berdasarkan hasil penghitungan nilai kelas kontrol diperoleh t hitung = 7,8, pada daftar distribusi t, diperoleh t tabel dengan taraf nyata (α) = 0,05 dan dk = 22 adalah 1,71. Berdasarkan penghitungan tersebut tampak bahwa t hitung > t tabel. Hal ini menunjukan bahwa hasil pretest dan posttest setelah uji-t berbeda dan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretest dan posttest pada kelas kontrol, namun tingkat signifikansi tidak sebesar kelas eksperimen. Pada penghitungan skor gain pada kelas eksperimen diperoleh nilai ratarata skor gain sebesar 21,52, sedangkan pada kelas kontrol diperoleh nilai rata-rata skor gain sebesar 8,26, dengan demikian skor gain pada kelas eksperimen lebih besar daripada kelas kontrol. Pengujian perbedaan rata-rata nilai pretest (X) dan posttest (Y) dilakukan untuk menguji signifikansi perbedaan antara hasil pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, menunjukan bahwa hasil pretest dan posttest setelah uji-t berbeda dan terdapat perbedaan rata-rata yang signifikan antara hasil pretest dan posttest antara kelas kontrol dan kelas eksperimen. Peneliti menggunakan media gambar berseri sebagai media pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Kelas eksperimen mendapatkan treatment dengan menggunakan media gambar berseri dan kelas kontrol tidak diberikan treatment dengan menggunakan media gambar berseri. Kelas eksperimen diberi treatment sebanyak tiga kali dengan menggunakan media gambar berseri. Pada setiap treatment siswa diberi beberapa

gambar berbeda yang berhubungan dengan materi Uhrzeit, seperti gambar seseorang yang sedang melakukan kegiatan pada jam-jam tertentu. Dalam setiap gambar terdapat jam dan sebuah kalimat rumpang. Siswa ditugaskan untuk menuliskan jam dan melengkapi kalimat yang terdapat di bawah gambar tersebut. pada kelas kontrol tidak diberikan treatment yang sama seperti kelas eksperimen yang menggunakan media gambar berseri dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Dari hasil penelitian yang telah diolah melalui uji statistik terhadap data yang dihasilkan dari instrumen penelitian, terbukti bahwa penggunaan media gambar berseri efektif dalam meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Pembuktian hipotesis dapat diterima karena penggunaan media gambar berseri merupakan salah satu media pembelajaran yang baik digunakan dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Hal tersebut dibuktikan dengan adanya perubahan yang signifikan terhadap hasil belajar siswa. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa penggunaan media gambar berseri efektif untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Simpulan dan Saran Setelah dilakukan penelitian mengenai penggunaan media gambar berseri untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit, maka dapat disimpulkan, pertama sebelum diberi treatment dengan menggunakan media gambar berseri nilai rata-rata siswa kelas eksperimen berada pada kategori kurang baik, sedangkan nilai rata-rata siswa kelas kontrol berada pada kategori cukup. Kedua, setelah diberi treatment dengan menggunakan media gambar berseri, nilai rata-rata siswa kelas eksperimen berada pada kategori baik, sedangkan nilai ratarata siswa kelas kontrol berada pada kategori cukup. Ketiga, berdasarkan selisih nilai rata-rata pretest dan posttest menunjukkan bahwa terdapat peningkatan nilai yang signifikan pada kelas eksperimen dan kelas kontrol, namun peningkatan nilai siswa di kelas kontrol tidak sebesar peningkatan nilai siswa di kelas eksperimen. Keempat, melalui penghitungan uji signifikansi atau uji t dua pihak terhadap data posstest kelas eksperimen dan kelas kontrol, diperoleh hasil t hitung lebih besar dari

t tabel. Dengan demikian H 0 ditolak dan H 1 diterima, yang artinya terdapat perbedaan yang signifikan dalam peningkatan pemahaman siswa mengenai pembelajaran materi Uhrzeit pada kelas eksperimen dan kelas kontrol setelah menggunakan media gambar berseri. Untuk meningkatkan pemahaman siswa dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Berdasarkan hasil penelitian yang telah dipaparkan sebelumnya, maka peneliti ingin menyampaikan saran-saran berikut ini, pertama guru bahasa Jerman diharapkan menggunakan media pembelajaran dalam proses belajar mengajar, salah satunya dengan menggunakan gambar berseri sebagai media alternatif dalam pembelajaran materi Uhrzeit. Kedua, siswa sebaiknya sering berlatih dengan mengerjakan latihan latihan soal mengenai materi Uhrzeit yang telah diajarkan sehingga pemahaman siswa terhadap materi Uhrzeit meningkat dan tidak mudah hilang. Ketiga, bagi peneliti selanjutnya yang akan mengkaji bidang yang sama, disarankan untuk menngunakan media lain sebagai media alternatif untuk meningkatkan pemahaman siswa terhadap materi Uhrzeit. *** Daftar Pustaka. (2006). Duden Bedeutungs Wörterbuch. Mannheim: Dudenverlag.. (2001). Duden Deutsches Universal-Wörterbuch. Mannheim. Leipzig. Wien. Zürich: Dudenverlag. (2011). Uhrzeit. [online]. Tersedia: http://de.wikipedia.org/wiki/uhrzeit [18 Desember 2011] Arsyad, Prof. Dr. Azhar, M.A. 2007. Media Pembelajaran. Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada. Barsch, Achim. (2006). Mediendidaktik Deutsch. Paderborn: Verlag Ferdinand Schöningh. Daryanto (2010). Media pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.

Frederking, Volker. (2008). Mediendidaktik Deutsch. Berlin: Erich Schmidt Verlag. Hoberg. (2009). Der kleine Duden - Deutsche Grammatik. Mannheim: Dudenverlag. Nurgiyantoro, Burhan. (2010). Penilaian Pembelajaran Bahasa. Yogyakarta: BPFE Sudjana, N. dan Rivai, A. (2009). Media Pengajaran. Bandung: Sinar Baru Algesindo. Tizen, Ella Farida. (2008). Gambar Berseri sebagai Media Pembelajaran. [online]. Tersedia: http://suaraguru.wordpress.com/2008/10/gambarberseri.html [20 Oktober 2008]