BAB 1 PENDAHULUAN. Selanjutnya pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Kota Jambi merupakan

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman Daftar isi... i Daftar Tabel... iv Daftar Gambar... v

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pemilihan Umum (Pemilu) adalah salah satu cara dalam sistem

BEREBUT DUKUNGAN DI 5 KANTONG SUARA TERBESAR. Lingkaran Survei Indonesia Mei 2014

Head to Head Jokowi-JK Versus Prabowo Hatta Dan Kampanye Negatif. Mei 2014

Efek Jokowi: Peringatan Penting dari Survei Eksperimental

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. politiknya bekerja secara efektif. Prabowo Effect atau ketokohan mantan

13 HARI YANG MENENTUKAN HEAD TO HEAD PRABOWO HATTA VS JOKOWI - JK. Lingkaran Survei Indonesia Juni 2014

BAB III DATA RESPONDEN

Publik Menilai SBY Sebagai Aktor Utama Kemunduran Demokrasi Jika Pilkada oleh DPRD

PASKA MUNASLUB: Golkar Perlu Branding Baru? LSI DENNY JA Analis Survei Nasional, Mei 2016

PENGENALAN PUBLIK TENTANG PARTAI POLITIK: BAGAIMANA KUALITAS PILEG 2014?

KRISIS CAPRES DAN CAWAPRES PARTAI ISLAM : SIAPAKAH PASANGAN CAPRES- CAWAPRES TERKUAT PEMILU 2014? Lingkaran Survei Indonesia Maret 2013

Kajian Pelaporan Awal Dana Kampanye Partai Politik Pemilu 2014: KPU Perlu Tegas Atas Buruk Laporan Dana Kampanye Partai Politik

BAB I PENDAHULUAN. secara langsung sejak sistem otonomi daerah diterapkan. Perubahan mekanisme

BAB I PENDAHULUAN. langsung oleh rakyat. Pemilihan umum adalah proses. partisipasi masyarakat sebanyak-banyaknya dan dilaksanakan

SPLIT VOTING DALAM PEMILIHAN PRESIDEN 2009

REKAPITULASI HASIL VERIFIKASI FAKTUAL PARTAI POLITIK TINGKAT PROVINSI PROVINSI...

STRATEGI MENINGKATKAN KETERWAKILAN PEREMPUAN

BAB I PENDAHULUAN. Pemilihan Umum Kepala Daerah menjadi Cossensus politik Nasional yang

I. PENDAHULUAN. memperoleh dan menambah dukungan suara bagi para kandidat kepala daerah. Partai politik

RILIS SURVEI NASIONAL 24 MARET 6 APRIL 2018

BAB I PENDAHULUAN. kekuasaan, kedaulatan berada pada tangan rakyat. Demokrasi yang kuat,

I. PENDAHULUAN. sangat penting dalam kehidupan bernegara. Pemilihan umum, rakyat berperan

ISU AGAMA KALAHKAN AHOK?

MEDIA SURVEI NASIONAL

Pertarungan Wilayah Strategis Dan Efek Cawapres

SURVEI NASIONAL PEMILIH MUDA: EVALUASI PEMERINTAHAN, CITRA DAN PILIHAN PARPOL DI KALANGAN PEMILIH MUDA JELANG PEMILU 2014

BAB 7 PENUTUP. dalam studi ini berikut argumentasinya. Saya juga akan membingkai temuantemuan

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran perempuan dalam kontestasi politik di Indonesia, baik itu

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN TANAH LAUT. Nomor 11/Kpts/ /III/2014

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. basis agama Islam di Indonesia Perolehan suara PKS pada pemilu tahun 2004

PEMETAAN DAN KAJIAN CEPAT

PEMILIH MENGAMBANG DAN PROSPEK PERUBAHAN KEKUATAN PARTAI POLITIK

PKB 4,5%, PPP 3,4%, PAN 3,3%, NASDEM 3,3%, PERINDO

BAB I PENDAHULUAN. Dunia perpolitikan di Indonesia mengalami perkembangan pesat bila ditinjau dari segi

KOMISI PEMILIHAN UMUM

BAB I PENDAHULUAN. relatif independen dan juga disertai dengan kebebasan pers. Keadaan ini

2014 : PEMERINTAHAN GOLKAR ATAU PEMERINTAHAN PDIP? Lingkaran Survei Indonesia Februari 2014

PEROLEHAN KURSI PARTAI DAN PETA KOALISI CAPRES Lingkaran Survei Indonesia Jumat, 11 April 2014

BAB I PENDAHULUAN. di berbagai media massa baik elektronik maupun cetak semua menyajikan

I. PENDAHULUAN. dalam konteks kehidupan berbangsa dan bernegara. Penelitian tentang pemilihan Kepala Daerah telah menjadi tema menarik dalam

PILKADA OLEH DPRD DINILAI PUBLIK SEBAGAI PENGHIANATAN PARTAI

HASIL JAJAK PENDAPAT PUBLIK SEPUTAR PEMILUKADA DKI JAKARTA 2012

BAB I PENDAHULUAN. dimana adanya pemberian kebebasan seluas-luasnya. untuk berpendapat dan membuat kelompok. Pesatnya

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang digunakan dalam suatu negara. Indonesia adalah salah satu

BAB VI PENUTUP. sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa : Faktor Kemenangan koalisi Suharsono-Halim dalam

BAB I PENDAHULUAN. Daerah, secara otomatis merubah sistem politik di Indonesia. Hal ini dikarenakan

I. PENDAHULUAN. pengaruh yang ditimbulkan oleh media massa (Effendy, 2003: 407).

HARAPAN & ANCAMAN JOKOWI - JK

JK: Tradisi Golkar di Pemerintahan

BAB I PENDAHULUAN. mewakili mereka dalam lembaga negara seperti lembaga legislatif dan eksekutif.

BAB I PENDAHULUAN. daerah (pemilukada) diatur dalam Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2011 tentang

EFEK PENCAPRESAN JOKO WIDODO PADA ELEKTABILITAS PARTAI POLITIK

V. HASIL DAN PEMBAHASAN. Responden dalam penelitian ini adalah masyarakat Kabupaten Way Kanan

BAB I PENDAHULUAN. sekelompok orang yang akan turut serta secara aktif baik dalam kehidupan politik dengan

Rilis Survei PREFERENSI POLITIK MASYARAKAT Menuju Pemilihan Langsung Gubernur/Wakil Gubernur Provinsi Jawa Timur 2018

PT. Universal Broker Indonesia 1 MARKET OUTLOOK MEI: PILPRES. Oleh: Satrio Utomo PT. Universal Broker Indonesia. 26 April 2014

KECENDERUNGAN SIKAP & PERILAKU PEMILIH DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014

TIM PENYUSUN. Pengarah. Design-Layout

INDEKS CAPRES PEMILU 2014 : CAPRES RIIL VERSUS CAPRES WACANA. Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2013

PROSPEK KABINET DAN KOALISI PARPOL

I. PENDAHULUAN. pola perilaku yang berkenaan dengan proses internal individu atau kelompok

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Budiarjo (2008) mengatakan, salah satu perwujudan demokrasi yang menunjukkan

BAB I PENDAHULUAN. Pada Juni 2005, rakyat Indonesia melakukan sebuah proses politik yang

PENDAHULUAN Latar Belakang

KEWAJIBAN PELAPORAN DANA KAMPANYE PESERTA PEMILIHAN UMUM LEGISLATIF 2014

I. PENDAHULUAN. Ada hal yang berbeda pada pelaksanaan pilpres tahun 2014, dimana kita

Publik Cemas dengan Pemerintahan yang Terbelah

MAKIN SURAMNYA PARTAI & CAPRES ISLAM DI PEMILU Lingkaran Survei Indonesia Oktober 2012

MENYIMAK PEMBERITAAN PARTAI POLITIK DI MASA KAMPANYE TERBUKA (16 Maret 1 April 2014)

KOMISI PEMILIHAN UMUM

Hasil Riset Media Monitoring Parpol dan Capres April-Juni 2013

EFEK KAMPANYE DAN EFEK JOKOWI: ELEKTABILITAS PARTAI JELANG PEMILU LEGISLATIF 2014

PREDIKSI PEROLEHAN SUARA PEMILIH PADA PILKADA DKI JAKARTA 2007

HASIL SURVEI NASIONAL PROGRAM PARTAI POLITIK DAN KOMPETENSI CALON PRESIDEN 2014 SURVEI DAN POLING INDONESIA

Pemilu 2014, Partai Islam Bakal 'Keok'

BAB I PENDAHULUAN. dengan kebebasan berpendapat dan kebebasan berserikat, dianggap

STUDI TENTANG PEMILIH GANDA DALAM PEMILU LEGISLATIF 2014 DI KELURAHAN PELABUHAN KOTA SAMARINDA

Kebangkitan Seminggu Terakhir. Head to Head Jokowi-JK vs Prabowo-Hatta

BAB I PENDAHULUAN. dan DPRD sebagai penyalur aspirasi politik rakyat serta anggota DPD. sebagai penyalur aspirasi keanekaragaman daerah sebagaimana

BAB I PENDAHULUAN. serta aspirasi masyarakat. Pemilihan umum (pemilu) sebagai pilar demokrasi di

BAB I PENDAHULUAN. Sejak reformasi, masyarakat berubah menjadi relatif demokratis. Mereka

ENAM REVISI PILKADA USULAN PUBLIK LSI DENNY JA FEBRUARI 2015

HASIL EXIT POLL PEMILU LEGISLATIF Rabu, 9 April 2014

KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL. SALINAN KEPUTUSAN KOMISI PEMILIHAN UMUM KABUPATEN KENDAL NOMOR : 10/Kpts/KPU-Kab /TAHUN 2015 TENTANG

Jokowi Pasca Naiknya BBM. LSI DENNY JA November 2014

Perubahan Politik 2014: Trend Sentimen Pemilih pada Partai Politik

PEMILU NASIONAL DAN PEMILU DAERAH

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan system pemerintahan. Dimana para calon pemimpin. PP NO 6 Tahun 2005 tentang pemilihan, pengesahan

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi memegang peran penting menurut porsinya masing-masing.

Press Release HASIL SURVEI

GAMBARAN UMUM. Bergesernya paradigma penyelenggaraan pemerintahan dari government ke

Poltracking LAPORAN SURVEI NASIONAL MENAKAR PETA POLITIK 2014: PENGARUH FIGUR TERHADAP KONFIGURASI POLITIK 2014 TEMUAN SURVEI NASIONAL JANUARI 2014

LAPORAN SURVEI NASIONAL & MEDIA MONITORING RESAERCH PREDIKSI ELEKTABILITAS PARTAI PADA PEMILU 2014

2015 MODEL REKRUTMEN PARTAI POLITIK PESERTA PEMILU 2014 (STUDI KASUS DEWAN PIMPINAN DAERAH PARTAI NASDEM KOTA BANDUNG)

PERIHAL PERMOHONAN PEMBATALAN KEPUTUSAN KPU NOMOR 411/KPTS/KPU/TAHUN 2014 PERMOHONAN PEMBATALAN KEPUTUSAN KPU NOMOR 412/KPTS/KPU/TAHUN 2014

Analisis Perolehan Suara dalam Pemilu 2014: OLIGARKI POLITIK DIBALIK KETERPILIHAN CALEG PEREMPUAN

BAB VI PENUTUP 1. Kesimpulan

Transkripsi:

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pemilu anggota DPR, DPD dan DPRD tahun 2014 di Kota Jambi telah terlaksana dengan hasil Partai Demokrat keluar sebagai partai yang memperoleh suara dan kursi paling banyak untuk lembaga perwakilan DPRD Kota Jambi. Selanjutnya pada Pemilu Presiden dan Wakil Presiden, Kota Jambi merupakan salah satu dari tiga kabupaten/kota di Provinsi Jambi yang pasangan calon presiden dan wakil presiden Prabowo-Hatta Rajasa memperoleh suara terbanyak. 1 Hasil Pemilu Legislatif (Pileg) tahun 2014 di Kota Jambi menunjukan perubahan pilihan politik warga Kota Jambi terhadap partai politik. Hal ini ditunjukkan dengan perbedaan perolehan suara partai politik pada Pemilu 2009 dan 2014 di Kota Jambi. Partai yang memperoleh suara terbanyak di Kota Jambi Pemilu 2014 adalah Partai Demokrat dan diikuti oleh PDIP. Partai Demokrat pada Pemilu 2009 juga menjadi partai yang perolehan suaranya paling banyak hanya saja perolehan suaranya secara persentase turun dari 30,47% pada Pemilu 2009 menjadi 20,24% pada Pemilu 2014. Sebagai partai dengan perolehan suara terbanyak kedua, PDIP mengalami kenaikan perolehan suara dari Pemilu 2009 sebesar 6,88% yaitu dari 10.06% pada Pemilu 2009 menjadi 16,94% pada Pemilu 2014. Kenaikan paling besar perolehan suara partai politik di Kota Jambi pada pemilu 2014 ada pada Partai Gerindra. Pada Pemilu 2009 Partai Gerindra hanya memperoleh suara sebesar 4,34%, 1 Ada 13 Kabupaten/Kota di Provinsi Jambi, pasangan Prabowo-Hatta menang di 3 Kabupaten/Kota yakni Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten Bungo. Sumber: KPU Provinsi Jambi 2014 1

sementara pada Pemilu 2014 memperoleh suara sebesar 12,24% atau naik sebesar 8,9%. Tabel 1.1. Perbandingan Perolehan Suara Parpol Pada Pemilu 2009 & 2014 NO PARTAI POLITIK Peroleha n Suara PEMILU 2009 PEMILU 2014 Persentase (%) Ranking Rata-Rata Persentase (%) 1 NASDEM 0 0 0 15,716 5.58 7 2 PKB 5,302 2.99 9 15,306 5.43 9 3 PKS 14,828 8.37 5 13,435 4.77 8 4 PDIP 17,837 10.06 4 47,754 16.94 2 5 GOLKAR 21,987 12.41 3 24,315 8.63 4 6 GERINDRA 7,523 4.24 7 34,514 12.24 3 7 DEMOKRAT 53,998 30.47 1 57,057 20.24 1 8 PAN 32,419 18.29 2 26,221 9.30 5 Ranking 9 PPP 6,010 3.39 8 15,270 5.42 10 10 HANURA 11,848 6.68 6 18,155 6.44 6 11 PBB 3,533 1.99 10 7,889 2.80 11 12 PKPI 1,957 1.10 11 6,249 2.22 12 Jumlah 177,243 100 281,881 100 Sumber: KPU Kota Jambi Tahun 2014 Selain partai-partai yang mengalami kenaikan perolehan suara pada Pemilu 2014, juga terdapat partai-partai yang perolehan suaranya menurun. Terdapat 3 (tiga) partai yang perolehan suaranya secara signifikan turun pada Pemilu 2014 yaitu PKS, PAN dan Partai Golkar. PKS pada Pemilu 2009 memperoleh suara 8,37%, sementara pada Pemilu 2014 turun menjadi 4,77%. PAN pada Pemilu 2009 memperoleh 18,29%, sementara pada Pemilu 2014 turun menjadi 9,30%. Partai Golkar pada Pemilu 2009 memperoleh suara 12,41, sementara pada Pemilu 2014 turun menjadi 8,63%. Naik turun perolehan suara partai politik di Kota Jambi diasumsikan dipengaruhi oleh berbagai faktor baik itu secara sosiologis, sosio-psikologis maupun ekonomi. Sebagai ibu kota Provinsi Jambi, Kota Jambi merupakan 2

daerah yang dihuni oleh beragama suku, ras dan agama. Mayoritas penduduk merupakan suku Melayu Jambi, sedangkan suku (suku bangsa) lain yang hidup berdampingan dengan harmonis di Kota Jambi, antara lain: Aceh, Banjar, Batak, Bugis, Flores, Habib (keturunan Arab), keturunan India, Jawa, Padang, Palembang, Papua, Sunda, dan Tionghoa (Hokhian, Techiu, Khek, Hainan). 2 Belum ada data yang pasti terhadap komposisi jumlah suku dan ras di Kota Jambi, tetapi hal yang pasti adalah warga yang tinggal di Kota Jambi terdiri dari berbagai suku bangsa dengan suku melayu sebagai suku mayoritas. Mayoritas penduduk Kota Jambi beragama Islam yaitu sebesar 87% 3 dan mayoritas dari muslim yang ada menganut aliran keagaman Nahdatul Ulama (NU), hanya sebagian kecil yang menganut aliran Muhammadiyah. Banyaknya warga muslim NU di Kota Jambi tidak serta merta menjadikan perolehan suara PKB menjadi signifikan. Padahal PKB secara historis dan ideologis merupakan representasi politik dari kalangan Nahdiyin. Dalam dua kali perhelatan Pemilu 2009 dan 2014 perolehan suara PKB konstan pada ranking 9 (sembilan) meski ada trend kenaikan perolehan suara yaitu pada Pemilu 2014 dari 2,99% pada Pemilu 2009 menjadi 5,43% pada Pemilu 2014. Kondisi sebaliknya justru terjadi pada PAN sebagai partai yang mengartikulasikan kepentingan politik dari kalangan Muhammadiyah, PAN justru memperoleh suara yang jauh lebih tinggi dibandingkan PKB. Pada Pemilu 2009, PAN memperoleh suara sebesar 18,29% dan pada Pemilu 2014 turun menjadi 2 Sumber: Website Pemerintah Kota Jambi: http://jambikota.go.id diakses pada tanggal 25 Januari 2015 3 Kota Jambi Dalam Angka 2014, BPS Kota Jambi 3

9,3%. Meskipun mengalami penurunan perolehan suara, PAN dalam 2 kali Pemilu di Kota Jambi perolehan suaranya tetap berada diatas PKB. Paradoks ini diasumsikan disebabkan karena pengaruh kuatnya tokoh politik lokal (local strongman) yang memiliki sumber kekuasaan dari silsilah keluarga penguasa, sumber daya dan akses politik-birokrasi. Tokoh politik lokal tersebut menguasai ranah kekuasaan politik, ekonomi, birokrasi, swasta dan tokoh masyarakat. Penelitian Syarif Hidayat 4 (2006) mengungkap fenomena local strongman di Jambi yang didominasi oleh figur Zulkifli Nurdin (ZN) dan Zoerman Manaf (ZM). Pada konteks kekinian muncul aktor kuat baru yakni Hasan Basri Agus (HBA) yang merupakan Gubernur Jambi 2010-2015 dan sekaligus Ketua DPW Partai Demokrat Provinsi Jambi. Zulkifli Nurdin merupakan anak dari pengusaha kaya di Jambi yaitu Nurdin Hamzah asal Kabupaten Tanjung Jabung Timur. Zulkifli Nurdin adalah Gubernur Provinsi Jambi 2 (dua) periode dan sekaligus Ketua DPW PAN Provinsi Jambi. Melalui kekuasaannya dipemerintah dan partai pada periode tahun 2000 s/d 2009, ZN berhasil membangun jaringan hegemoni kekuasaanya pada kepala daerah, birokrasi, swasta dan tokoh masyarakat 5. Daya tahan dan kemampuan ZN sebagai orang kuat lokal dipengaruhi oleh : 1) Akses politik; 2) Jaringan politik; 3) Tidak terkonsolidasinya kekuatan reformis; dan 4) Kemampuan beradaptasi dengan sistem baru 6. Menguatnya figur ZN, baik secara eksternal maupun internal, telah melahirkan dependensi figuritas dengan pola patron-klien yang 4 Syarif Hidayat. 2006. Bisnis dan Politik Di Tingkat Lokal. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia. Hal. 106. 5 Terdapat 4 poros kekuasaan ZN yakni Gubernur, Ketua DPRD Provinsi, Wakil Gubernur dan Sekda. Hidayat, Ibid, Hal. 109. 6 Melvin P. Hutabarat. 2012. Fenomena Orang Kuat Lokal Di Indonesia Era Desentralisasi: Studi Kasus Tentang Dinamika Kekuasaan Zulkifli Nurdin Di Jambi. Jakarta: Tesis Magister Ilmu Politik, Universitas Indonesia. Hal. 152-153. 4

menempatkan ZN sebagai patron,sementara kader atau anggota yang lain sebagai client 7. Salah satu aktor yang menjadi jaring kekuasaannya diawal periode adalah Zoerman Manaf. Zoerman Manaf (ZM) adalah putra gubernur pertama Jambi yang menjadi Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi selama 2 periode serta menjabat Ketua DPRD Provinsi Jambi 2005-2009 serta Wakil Ketua DPRD periode 2009-2014 hingga sekarang. Pada periode kedua, hubungan antara ZN dan ZM memburuk dan hal ini berimbas pada pertarungan ditingkat pemilihan kepala daerah kabupaten/kota. Di Kota Jambi, pada Pilkada Kota Jambi tahun 2008, keluarga ZN mengusung Sum Indra sebagai calon wakil walikota yang merupakan keponakan dari ZN, sementara keluarga ZM mendukung M. Nuzul Prakarsa yang merupakan anak dari ZM. Pada Pilkada Provinsi Jambi keluarga ZN dan ZM juga mendukung pasangan yang berbeda. Terpilihnya Hasan Basri Agus (HBA) memunculkan kekuatan politik baru di Provinsi Jambi ditengah pertarungan dua keluarga ZN dan ZM. HBA yang pada awalnya naik menjadi Bupati Kabupaten Sarolangun dengan dukungan politik dan dana dari keluarga ZN, berbalik menjadi rival dari keluarga tersebut. Keluarga ZM mendukung HBA maju pada Pilgub 2010 dan kemudian menjadi calon terpilih. Paska menjadi Gubernur Jambi, HBA membangun kekuatan politiknya dengan menjadi Ketua Umum Partai Demokrat Provinsi Jambi dan mendisain orang-orang dia untuk menjadi bupati/walikota di Provinsi Jambi. 7 Ahmad Subhan. 2006. Pergulatan Dalam Proses Pelembagaan Partai Politik Di Tingkat Lokal (Studi Kasus Pada PAN Provinsi Jambi Tahun 1998-2004). Yogjakarta: Tesis Magister Politik Lokal & Otonomi Daerah, Universitas Gadjah Mada. Hal. 132. 5

Ketiga tokoh politik ini yaitu ZN, ZM dan HBA memiliki kekuatan di partai politik. Adik ZN yaitu Hazrin Nurdin menjadi Ketua DPW PAN Provinsi Jambi sementara keponakannya Sum Indra Ketua DPD PAN Kota Jambi. ZM sendiri merupakan Ketua DPD I Partai Golkar Provinsi Jambi serta sekarang menjabat sebagai Wakil Ketua DPRD Provinsi Jambi, sementara anaknya M. Nuzul Prakarsa menjabat sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kota Jambi dan Ketua KNPI Provinsi Jambi. Sementara itu, HBA selain menjabat sebagai Gubernur Jambi, memiliki orang kepercayaannya yang menduduki tempat strategis seperti Ketua DPRD Provinsi dan Kota Jambi, Bupati Merangin, Wakil Bupati Muaro Jambi serta Bupati Sarolangun. Pendekatan orientasi terhadap tokoh politik, dipengaruhi oleh afeksi terhadap tokoh politik berhubungan dengan sikap partisan (identitas partai). Semakin kuat pemilih mempunyai afeksi terhadap seorang tokoh partai, maka ia semakin cenderung mengidentikkan diri dengan partai tokoh politik yang bersangkutan. Pada skala nasional, mereka yang suka Megawati Soekarno Puteri akan beridentitas PDIP, yang suka Prabowo Subianto akan beridentitas Partai Gerindra, yang suka Amien Rais akan beridentitas PAN, yang suka Surya Paloh akan beridentitas Partai Nasdem dan yang suka dengan SBY akan beridentitas Partai Demokrat 8. Pada konteks lokal, ketiga tokoh politik lokal ini sama-sama memiliki basis massa di Kota Jambi dan Provinsi Jambi. Penurunan suara PAN di Kota Jambi maupun di Provinsi Jambi diasumsikan karena ZN sebagai figur sentral di PAN sudah tidak lagi menjabat sebagai Gubernur dan pindah domisili ke Jakarta. 8 Muhammad Asfar. 2006. Pemilu dan Perilaku Memilih 1955-2004. Surabaya: Pustaka Eureka. Hal. 432. 6

Sementara itu, stabilnya perolehan suara Partai Demokrat di Kota Jambi diasumsikan pengaruh ketokohan HBA dan orang-orang kepercayaannya ditingkat masyarakat. Turunnya perolehan suara Partai Golkar di Kota Jambi karena telah menurunnya hegemoni kekuasaan keluarga ZM ditengah masyarakat karena adik kandungnya yaitu Arifien Manaf tidak lagi menjadi Walikota Jambi. Selain faktor ketokohan politik, konteks masyarakat perkotaan di Kota Jambi ditandai dengan mudah dan cepatnya arus informasi kepada masyarakat. Menjamurnya media massa cetak, elektronik dan jaringan internet, semakin memudahkan warga Kota Jambi untuk mengakses informasi politik. Mudahnya akses informasi berpengaruh terhadap model perilaku masyarakat. Akses informasi politik yang terbuka dalam bentuk media, diskusi, sosialisasi dan kampanye berpengaruh pada persepsi masyarakat terhadap partai politik, tokoh politik dan penilaian terhadap kinerja pemerintah 9. Naiknya perolehan suara PDIP dan Partai Gerindra di Kota Jambi diasumsikan dipengaruhi hasil penilaian masyarakat terhadap kinerja pemerintah SBY-Boediono yaitu dimana PDIP dan Partai Gerindra memposisikan sebagai partai oposisi pemerintahan saat itu. Selain itu juga dipengaruhi oleh persepsi masyarakat terhadap calon presiden dari PDIP dan Partai Gerindra yaitu Joko Widodo dan Prabowo Subianto yang memiliki karakter antitesa dari presiden SBY 10. Pendekatan ini dibangun diatas asumsi bahwa seorang pemilih akan memilih partai atau calon bila dengan memilih calon itu sang pemilih merasakan 9 Saiful Mujani dkk. 2012.Kuasa Rakyat. Jakarta: Mizan Publika. Hal. 386. 10 Pada skala nasional, Mujani menyampaikan bahwa faktor ekonomi atau rational choice menjawab fenomena kemenangan PDIP pada Pemilu 1999, Partai Demokrat pada Pemilu 2009 serta kemenangan SBY pada Pilpres 2004 dan 2009. Mujani, ibid, Hal. 360. 7

hal itu menguntungkan atau memenuhi keinginan pemilih sendiri 11. Pendekatan pilihan rasional dalam perkembangannya dibagi menjadi dua ranah yaitu retrospektif dan prospektif. Retrospektif diartikan bahwa pilihan politik didasarkan pada evaluasi atas kebijakan dan kondisi ekonomi-politik pada masa lalu, sementara prospektif didasarkan pada kebijakan atau program masa depan yang ditawarkan oleh partai atau kandidat 12. Selain variabel-variabel diatas, faktor politik uang (voting buying) diasumsikan mempengaruhi perilaku memilih. Penelitian Ali Nurdin (2014) di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten menyimpulkan jika praktik politik uang terjadi antara lain karena adanya persaingan yang sengit di antara dua kandidat terkuat dan pengawasan pemilu yang sangat lemah. Selain itu sikap masyarakat yang relatif permisif terhadap politik uang dan pengertian politik uang yang masih multitafsir ikut memberi kontribusi mengapa politik uang di Kabupaten Pandeglang. Politik uang cenderung dianggap sebagai hal yang biasa baik oleh kandidat pemilu maupun oleh masyakat pemilih 13. Berdasarkan pengamatan dan informasi yang peneliti peroleh, beberapa individu masyarakat ataupun penyelenggara pemilu ditingkat kelurahan yang ditemui oleh peneliti menyampaikan bahwa politik uang terjadi di Kota Jambi pada Pemilu Legislatif Tahun 2014 yang lalu, hanya saja hal ini tidak dapat dibuktikan secara empiris. Fenomena politik uang akan diteliti seberapa besar pengaruhnya terhadap perilaku memilih masyarakat Kota Jambi. 11 Anthony Down. 1957. Economic Theory of Democracy. New York. 12 Dieter Roth. 2008. Studi Pemilu Empiris: Sumber, Teori-Teori, Instrumen dan Metode. Jakarta: Friedrish-Naumann-Stiftung fur die Freiheit. Hal. 49. 13 Ali Nurdin. 2014. Politik Uang dan Perilaku Memilih Dalam Pemilihan Gubernur Banten 2011 Di Kabupaten Pandeglang. Bandung: Disertasi Ilmu Politik, Universitas Padjadjaran. Hal. 254. 8

Berdasarkan pemikiran di atas, peneliti memilih judul Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Memilih Masyarakat Kota Jambi Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian diatas, maka diambil rumusan masalah sebagai berikut : Faktor-faktor Apa Saja Yang Mempengaruhi Perilaku Memilih Pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014 Di Kota Jambi? 1.3. Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pengaruh faktor sosiodemografi, informasi politik, orientasi tokoh politik, identifikasi kepartaian, ekonomi-politik dan politik uang terhadap perilaku memilih masyarakat Kota Jambi pada Pemilihan Umum Legislatif Tahun 2014? 1.4. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat mendapatkan manfaat secara akademis dan praktis yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat akademis Penelitian tentang perilaku memilih masyarakat Kota Jambi ini diharapkan dapat memberikan masukan bagi perkembangan ilmu politik secara ilmiah, khususnya terhadap teori perilaku memilih (voting behavior). Selanjutnya hasil penelitian ini dapat menjadi bahan bagi penelitian lanjutan terkait partisipasi politik dan perilaku memilih di Kota Jambi maupun daerah-daerah lain. Hal ini tentunya membawa khazanah baru bagi kajian ilmu politik di Provinsi Jambi 9

karena sejauh peneliti ketahui belum ada penelitian tentang perilaku memilih di Jambi. 2. Manfaat Praktis Penelitian ini diharapkan dapat menjelaskan perilaku memilih (voting behavior) dalam pemilu selanjutnya pada tahun 2019 maupun Pemilihan Kepala Daerah di Kota Jambi. Kedepannya secara praktis dapat dimanfaatkan untuk melakukan pemetaan terhadap masyarakat guna kepentingan pemenangan Pemilihan Kepala Daerah baik di Kota Jambi maupun referensi bagi daerahdaerah lain dalam Provinsi Jambi 10