PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) JENIS-JENIS PHK

dokumen-dokumen yang mirip
Hubungan Industrial. Perselisihan Kerja; Bentuk-Bentuk Konflik; dan Demo Serikat Pekerja. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

Hubungan Industrial. Perjanjian Kerja; Peraturan Perusahaan; Perjanjian Kerja Bersama (PKB) Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

Pasal 150 UUK KUHP (Kitab Undang-Undang Hukum Perdata)

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA.

BAB l PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Salah satu aspek penyebab putusnya hubungan kerja adalah pengunduran

RINGKASAN PERATURAN KETENAGAKERJAAN UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 Oleh: Irham Todi Prasojo, S.H.

NIKODEMUS MARINGAN / D

KONSEP KETENAGAKERJAAN dan KONSEP HUBUNGAN INDUSTRIAL. Rizky Dwi Pradana, M.Si

STIE DEWANTARA Aspek Ketenagakerjaan Dalam Bisnis

UNDANG-UNDANG NO. 13 TH 2003

Meminimalkan Konflik dalam PHK

SUB POKOK BAHASAN PENGERTIAN ALASAN-ALASAN PEMBERHENTIAN PROSES PEMBERHENTIAN PASAL 153, UU PERBURUHAN NO

BAB I PENDAHULUAN. pertentangan tersebut menimbulkan perebutan hak, pembelaan atau perlawanan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Dari hasil pengamatan dan analisis mengenai Sistem Pemutusan

Pemutusan Hubungan Kerja

BAB II PERLINDUNGAN HAK-HAK PEKERJA KONTRAK YANG DI PHK DARI PERUSAHAAN

PERATURAN - PERATURAN PENTING DALAM UU KETENAGAKERJAAN NO 13 TAHUN 2003

BAB I PENDAHULUAN. yang dibuat sendiri maupun berkerja pada orang lain atau perusahaan. Pekerjaan

Tata Cara Pelaksanaan Pemutusan Hubungan Kerja/PHK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan Pasal 1 Angka 4 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang

PEMBERHENTIAN KARYAWAN (Pemutusan Hubungan Kerja) PERTEMUAN 14

Jenis-Jenis Perundingan, Perundingan Kolektif, Peran Serikat Pekerja, Pengusaha dan Pemerintah Dalam Perundingan dan Pengadilan Hubungan

perjanjian kerja waktu tertentu yakni terkait masalah masa waktu perjanjian yang

The Presenting MSDM PemutusanHub ungan Kerja (PHK)

Perselisihan dan Pemutusan. hubungan kerja. berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan BAB 4

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (1)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Pengertian Manajemen dan Manajemen Sumber Daya Manusia. Manajemen berperan dalam mengkombinasikan faktor-faktor

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (2)

FAKULTAS ILMU ADMINSTRASI PROGRAM STUDI ILMU ADMINSTRASI BISNIS UNIVERSITAS BRAWIJAYA

Prosiding Ilmu Hukum ISSN: X

MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA,

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP PEKERJA DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pekerjaan. Pada dasarnya, memiliki pekerjaan merupakan hak yang

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (Termination of Employment Relationship) Amalia, MT

BAB III EKSEKUSI HAK JAMINAN DAN HAK-HAK TENAGA KERJA PADA PERUSAHAAN PAILIT

PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP HAK PEKERJA/BURUH YANG MENGUNDURKAN DIRI ATAS KEMAUAN SENDIRI Taufiq Yulianto, SH

UNDANG-UNDANG KETENAGAKERJAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. beragam seperti buruh, pekerja, karyawan, pegawai, tenaga kerja, dan lain-lain.

Makalah Ketenagakerjaan Sengketa Hubungan Industrial (Hukum Perikatan) BAB I PENDAHULUAN

PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA DEDE PURWANDI ( ) KEVIN ALLEN (2B217842) LISNA APRILIANTI ( ) RIZKY AKBAR ( )

STANDARISASI PEMUTUSAN

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG HUBUNGAN INDUSTRIAL, PERSELISIHAN HUBUNGAN INDUSTRIAL, DAN PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

Implementasi UU 13/2003 terhadap Pemutusan Hubungan Kerja Disebabkan Perusahaan Dinyatakan Pailit

BAB III LANDASAN TEORI. A. Pengertian Perjanjian Kerja Waktu Tertentu. syarat-syarat kerja, hak dan kewajiban para pihak. 2 Perjanjian kerja wajib

Lex Administratum, Vol. IV/No. 1/Jan/2016. Kata kunci: jamsostek, pemutusan hubungan kerja

BAB II LANDASAN TEORI Tinjauan Umum Tentang Ketenagakerjaan. berbeda antara pendapat yang satu dengan pendapat lainnya. 1

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS. A. Pelindungan Hukum Terhadap Pekerja Yang Mengalami Pemutusan. Undang Dasar Alinea pertama yaitu:

ETIKA BISNIS. Smno.tnh.fpub2013

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Dan Rumusan Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pertama disebutkan dalam ketentuan Pasal 1601a KUHPerdata, mengenai

BAB I PENDAHULUAN. Kehidupan manusia merupakan proses dari kelangsungan hidup yang. uang yang digunakan untuk memenuhi tuntutan hidup mereka akan

Oleh: Marhendi, SH., MH. Dosen Fakultas Hukum Untag Cirebon

c. bahwa unluk itu perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri.

BAB I PENDAHULUAN. Hubungan kerja yang dianut di Indonesia adalah sistem hubungan industrial yang

Perselisihan Hubungan Industrial

Alasan 08/01/2015. Disajikan oleh: Nur Hasanah, SE, MSc. Undangundang. Keinginan karyawan. Keinginan perusahaan. Kontrak kerja berakhir

Peran Serikat Pekerja Dalam Dinamika

BAB II TINJAUAN PUSTAKA Tinjauan Umum tentang Hukum Ketenagakerjaan. Menurut Undang - Undang Nomor 13 Tahun 2003 Pasal 1 ayat (1) Tentang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. selalu berkebutuhan dan selalu memiliki keinginan untuk dapat memenuhi

Jam Kerja, Cuti dan Upah. Lusiani Julia Program Officer ILO Jakarta April 2017

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Lex et Societatis, Vol. III/No. 9/Okt/2015

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan dan buruh sebagai tenaga kerja yang menyokong terbentuknya

Pada dasarnya, tujuan utama hukum ketenagakerjaan MAKNA PHK BAGI PEKERJA

CONTOH SURAT PERJANJIAN KERJA KONTRAK

ANALISIS YURIDIS PASAL 167 AYAT (1) MENGENAI USIA DAN HAK PENSIUN PEKERJA DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

DEFINISI DAN TUJUAN HUBUNGAN INDUSTRIAL

Lex Privatum, Vol. IV/No. 7/Ags/2016

CONTOH SURAT PERJANJIAN KARYAWAN DAN PERUSAHAAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Manajemen berasal dari kata To Manage yang berarti mengatur,

BAB I. PENDAHULUAN. hukum perburuhan sama dengan hukum ketenagakerjaan. Ada beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu syarat keberhasilan pembangunan nasional kita adalah kualitas

MODEL ANTISIPASI BIAYA PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) SEBAGAI IMPLEMENTASI UNDANG UNDANG KETENAGAKERJAAN

perlu ditetapkan dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia;

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

Anda Stakeholders? Yuk, Pelajari Seluk- Beluk Penyelesaian Sengketa di Pengadilan Hubungan Industrial

Undang-undang No 13 tahun 2003 POKOK-POKOK KETENTUAN NORMATIF HUBUNGAN INDUSTRIAL KETENAGAKERJAAN DAN SERIKAT PEKERJA

PERJANJIAN KERJA, PERATURAN PERUSAHAAN DAN PERJANJIAN KERJA BERSAMA/PERBURUHAN

SURAT PERJANJIAN KERJA

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG KETENAGAKERJAAN DAN PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (PKWT)

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 170 Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 tentang ketenagakerjaan.

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia merupakan Negara yang sedang giat-giatnya membangun

Christian Daniel Hermes Dosen Fakultas Hukum USI

BAB 2 TINJAUAN YURIDIS PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU DALAM UNDANG-UNDANG NOMOR 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

LABOUR LAW di Rumkit. By: L. Ratna Kartika wulan

PERLINDUNGAN,PENGUPAHAN DAN KESEJAHTERAAN

HUKUM PERBURUHAN (PERTEMUAN IV) PERJANJIAN KERJA. copyright by Elok Hikmawati

Dr. Alimatus Sahrah, M.Si, MM FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS MERCU BUANA YOGYAKARTA

PHK BOY BUCHORI ALKHOMENI HASIBUAN DITINJAU MENURUT UNDANG-UNDANG NO. 13 TAHUN 2003 TENTANG KETENAGAKERJAAN

BAB I PENDAHULUAN. suatu Negara, karena semakin banyak pekerja yang sejahtera maka serta merta

PANDANGAN KARYAWAN TENTANG HAK BEKERJA: SEBUAH STUDI DESKRIPTIF DI KALANGAN KARYAWAN DI PERGURUAN TINGGI

BAB III PENUTUP. dapat diperoleh kesimpulan bahwa : bekerja selama 12 (dua belas). ini berhak untuk mendapatkan cuti tahunan.

Lex Privatum, Vol.II/No. 1/Jan-Mar/2014

Hubungan Industrial. Proses Penentuan Upah, Dewan Pengupahan dan Kebutuhan Hidup Layak. Rizky Dwi Pradana, M.Si. Modul ke: Fakultas Psikologi

Lex Administratum, Vol. V/No. 9/Nov/2017

BAB I PENDAHULUAN. pekerja, perusahaan tidak akan dapat berjalan sebagaimana mestinya dalam

BAB II PROSEDUR PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) DALAM PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN. A. Alasan Terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja

MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA. KEPUTUSAN MENTERI TENAGA KERJA REPUBLIK INDONESIA Nomor : Kep / Men / 2000 TENTANG

Transkripsi:

Modul ke: Hubungan Industrial PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA (PHK) JENIS-JENIS PHK dan PENYELESAIAN PHK Fakultas Psikologi Program Studi Psikologi www.mercubuana.ac.id Rizky Dwi Pradana, SHI., M.Si

Sub Bahasan 1. Definisi Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) 2. Jenis-Jenis PHK 3. Penyelesaian PHK

A. Definisi PHK Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah hal yang paling ditakuti oleh pekerja akan tetapi sangat lazim dan sering ditemui di Indonesia. Apa pun penyebab berakhirnya hubungan kerja antara perusahaan dan karyawannya disebut dengan PHK. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja dan perusahaan/majikan.

Hal ini dapat terjadi karena pengunduran diri, pemberhentian oleh perusahaan atau habis kontrak. Dalam Pasal 1 Ayat 25 UU Ketenagakerjaan menerangkan bahwa yang dimaksud dengan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) adalah pengakhiran hubungan kerja karena suatu hal tertentu yang mengakibatkan berakhirnya hak dan kewajiban antara pekerja/buruh dan pengusaha.

KUHPerdata juga memberikan sejumlah ketentuan tambahan berkaitan dengan pemutusan hubungan kerja. Menurut ketentuan Pasal 1603 g KUHPerdata, jika hubungan kerja diadakan untuk waktu yang tidak tentu atau sampai dinyatakan putus, tiap pihak berhak memutuskannya dengan pemberitahuan pemutusan hubungan kerja. Hal serupa berlaku dalam hal perjanjian untuk waktu tertentu, dalam hal pemberitahuan dipersyaratkan.

Kendati begitu, baik KUHPerdata maupun UUK menambahkan sejumlah syarat tertentu sebelum pemberitahuan demikian dapat diberikan.

Menurut pasal 61 Undang Undang No. 13 tahun 2003 mengenai tenaga kerja, perjanjian kerja dapat berakhir apabila : pekerja meninggal dunia jangka waktu kontak kerja telah berakhir adanya putusan pengadilan atau penetapan lembaga penyelesaian perselisihan hubungan industrial yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap adanya keadaan atau kejadian tertentu yang dicantumkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan, atau perjanjian kerja bersama yang dapat menyebabkan berakhirnya hubungan kerja.

Jadi, pihak yang mengakhiri perjanjian kerja sebelum jangka waktu yang ditentukan, wajib membayar ganti rugi kepada pihak lainnya sebesar upah pekerja/buruh sampai batas waktu berakhirnya jangka waktu perjanjian kerja.

Perusahaan dapat melakukan PHK apabila pekerja melakukan pelanggaran terhadap perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama (PKB). Akan tetapi sebelum mem-phk, perusahaan wajib memberikan surat peringatan secara 3 kali berturut-turut. Perusahaan juga dapat menentukan sanksi yang layak tergantung jenis pelanggaran, dan untuk pelanggaran tertentu, perusahaan bisa mengeluarkan SP 3 secara langsung atau langsung memecat.

Semua hal ini diatur dalam perjanjian kerja, peraturan perusahan masing-masing. Karena setiap perusahaan mempunyai peraturan yang berbeda-beda.

Selain karena kesalahan pekerja, pemecatan mungkin dilakukan karena alasan lain. Misalnya bila perusahaan memutuskan melakukan efisiensi, penggabungan atau peleburan, dalam keadaan merugi/pailit. PHK akan terjadi karena keadaan diluar kuasa perusahaan. Bagi pekerja yang diphk, alasan PHK berperan besar dalam menentukan apakah pekerja tersebut berhak atau tidak berhak atas uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak.

Peraturan mengenai uang pesangon, uang penghargaan dan uang penggantian hak diatur dalam pasal 156, pasal 160 sampai pasal 169 UU No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan.

Atas dasar apa, perusahaan dapat melakukan Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)? Menurut UU No. 13 tahun 2003 mengenai Ketenagakerjaan, pihak perusahaan dapat saja melakukan PHK dalam berbagai kondisi seperti di bawah ini: 1. pengunduran diri secarabaik-baik atas kemauan sendiri; 2. pengunduran diri secara tertulis atas kemauan sendiri karena berakhirnya hubungan kerja; 3. penguduran diri karena mencapai usia pensiun; 4. pekerja melakukan kesalahan berat; 5. pekerja ditahan pihak yang berwajib; 6. perusahaan mengalami kerugian; 7. pekerja mangkir terus-menerus; 8. pekerja meninggal dunia; 9. pekerja melakukan pelanggaran; 10.perubahan status, penggabungan, pelemburan atau perubahan kepemilikan; 11.pemutusan hubungan kerja karena alasan efisiensi.

Untuk mengundurkan diri, pekerja harus memenuhi syarat : 1. Pekerja wajib mengajukan permohonan selambatnya 30 hari sebelumnya 2. Pekerja tidak memiliki ikatan dinas 3. Pekerja tetap melaksanakan kewajiban sampai mengundurkan diri.

Pekerja yang mengajukan pengunduran diri hanya berhak atas kompensasi uang pisah, uang penggantian hak cuti dan kesehatan dan biaya pengembalian ke kota asal penerimaan. Akan tetapi Undang Undang tidak mengatur hak apa saja yg diterima pekerja yang mengundurkan diri, semua itu diatur sendiri oleh perusahaan dalam perjanjian kerja, peraturan perusahaan atau perjanjian kerja bersama.

Pekerja yang berhenti karena kemauan sendiri tidak mendapat uang pesangon ataupun uang penghargaan, beda halnya dengan pekerja yang diphk. Pekerja mungkin mendapatkan uang kompensasi lebih bila diatur lain lewat perjanjian kerja.

Uang penggantian hak yang seharusnya diterima berdasarkan pasal 156 UU No.13/2003 : Cuti tahunan yang belum diambil dan belum gugur; Biaya atau ongkos pulang untuk pekerja/buruh dan keluarganya ke tempat dimana pekerja/buruh diterima bekerja; Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan ditetapkan 15% dari uang pesangon dan atau uang penghargaan masa kerja bagi yang memenuhi syarat; Hal-hal lain yang ditetapkan dalam perjanjian kerja, peraturan perusanaan atau perjanjian kerja bersama.

Komponen upah yang digunakan sebagai dasar perhitungan uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, dan uang pengganti hak yang seharusnya diterima yang tertunda, terdiri atas : upah pokok segala macam bentuk tunjangan yang bersifat tetap yang diberikan kepada pekerja dan keluarganya, termasuk harga pembelian dari catu yang diberikan kepada pekerja/buruh secara cuma-cuma, yang apabila catu harus dibayar pekerja dengan subsidi, maka sebagai upah dianggap selisih antara harga pembelian dengan harga yang harus dibayar oleh pekerja.

B. Jenis-Jenis PHK Jenis-Jenis PHK setidaknya meliputi sebagai berikut : 1. penguduran diri secara baik-baik; 2. penguduran diri mengikuti prosedur 30 hari sebelum tanggal penguduran diri; 3. berakhirnya kontrak kerja waktu tertentu untuk pertama kali; 4. pekerja mencapai usia pensiun normal; 5. pekerja meninggal dunia; 6. pekerja melakukan kesalahan berat; 7. pekerja melakukan kesalahan ringan; 8. perubahan status, penggabungan, peleburan & pekerja tidak bersedia;

9. perubahan status, penggabungan, peleburan & pengusaha tidak bersedia; 10. perusahaan tutup karena merugi; 11. perusahaan melakukan efiesiensi; 12. perusahaan pailit; 13. pekerja mangkir terus-menerus; 14. pekerja sakit berkepanjangan dan cacat akibat kecelakaan kerja; 15. pekerja ditahan oleh pihak berwajib.

C. Penyelesaian PHK Berikut ini merupakan jenis penyelesaian sengketa perselisihan hubungan industrial yang menurut penulis dapat dikelompokkan menjadi 2 (dua) yaitu : proses penyelesaian melalui jalur litigasi dan non-litigasi. Penyelesaian non-litigasi (di luar pengadilan) 1. Penyelesaian melalui KOMNAS HAM; 2. Penyelesaian melalui Bipartit; 3. Penyelesaian melalui Mediasi; 4. Penyelesaian melalui Konsiliator; 5. Penyelesaian melalui Arbitrase. Dan Penyelesaian litigasi (pengadilan)

Sementara itu, Pasal 57 UU Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU No. 2 Tahun 2004), menerangkan bahwa hukum acara yang berlaku pada Pengadilan Hubungan Industrial adalah hukum acara perdata yang berlaku pada Pengadilan dalam lingkungan Peradilan Umum, kecuali diatur secara khusus dalam undang-undang ini.

Daftar Pustaka Undang-Undang Nomor 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan. Sri Haryani, Hubungan Industrial Di Indonesia, Yogyakarta: AMP YKPN, 2002. Imam soepomo, Pengantar Hukum Perburuhan, Jakarta: Djambatan, 2003. Lalu Husni, SH., M.Hum., Pengantar Hukum Ketenagakerjaan Indonesia (edisi revisi), Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2007. Sutinah, Konflik Industrial : Suatu Kajian Kritis Terhadap Konflik Industrial, Jurnal Universitas Airlangga Surabaya, 2008. Gunarto, SH, SE, Akt, M.Hum., Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, tanpa tahun. Drs. Agus Guntur PM, MM., Hubungan Industrial, Jakarta : STEKPI, 2010 Agusmidah dkk, Bab-Bab Tentang Hukum Perburuhan Indonesia, Denpasar : Pustaka Larasan, Jakarta : Universitas Indonesia, Universitas Leiden, Universitas Groningen, 2012. Pemutusan Hubungan Kerja (PHK), http://www.gajimu.com/main/pekerjaanyanglayak/kontrak-kerja/pemutusan-hubungan-kerja diakses pada 30 Mei 2016. Mulyadi, SH., Tata Cara Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial, http://www.nasution.co.id/2012/07/800x600-normal-0-false-false-falseen.html#.vvi67nj97ix diakses pada 28 Maret 2016.

Terima Kasih Rizky Dwi Pradana, M.Si