Model-Model Pengukuran dalam Pemodelan Persamaan Struktural

dokumen-dokumen yang mirip
PENGUJIAN KESETARAAN PRESISI DAN SKALA UKUR BUTIR-BUTIR PADA SKALA PSIKOLOGI

Aplikasi Pemodelan Persamaan Struktural dalam Pengujian Model Pengukuran Psikologi 1

PENGUJIAN KESETARAAN PRESISI DAN SKALA UKUR BUTIR-BUTIR PADA SKALA PSIKOLOGI

Citra Tubuh dan Kasus Konstruk Pengukuran yang Bersifat Multidimensi

Contoh Analisis Melalui AMOS Ketika Mediator & Moderator dalam Satu Model

Psikometri. Reliabilitas 1

Confirmatory Factor Analysis

Psikometri Reliabilitas 2

Dasar-dasar Metode Penelitian

Arti Interaksi pada Analisis Varians

Menghitung Koesien Alpha Berstrata

Aplikasi Analisis Kovarian dalam Psikologi Eksperimen

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES. Saifuddin Azwar Universitas Gadjah Mada

PEMODELAN RESPONS MENIPU PADA SKALA PSIKOLOGI

TEKNIK PENGUMPULAN DATA. Metode Penelitian Psikologi 1 Unita Werdi Rahajeng unita.lecture.ub.ac.id

STRATEGI PEMILIHAN BUTIR ALTERNATIF PADA TES ADAPTIF UNTUK MENINGKATKAN KEAMANAN TES

EFEK SELEKSI AITEM BERDASAR DAYA DISKRIMINASI TERHADAP RELIABILITAS SKOR TES

Psikometri. Aplikasi uji Reliabilitas dan. Validitas

Berkenalan dengan Analisis Mediasi : Regresi dengan Melibatkan Variabel Mediator (Bagian Pertama)

Ketepatan model tes dapat dibuktikan secara empirik berdasarkan data Setiap model tes tidak akan pernah mencerminkan keadaan data secara sempurna,

BAB VI ANALISIS FAKTOR-FAKTOR PENENTU KEPUTUSAN HUTANG

Partial Credit Model (PCM) dalam Penskoran Politomi pada Teori Respon Butir

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini mengungkapkan tentang pengaruh pelayanan Koperasi dan

ANALISA VALIDITAS DAN RELIABILITAS TES KESABARAN VERSI KEDUA PADA MAHASISWA

TEKNIK PENGUMPULAN DATA. Metode Penelitian Psikologi 1 Unita Werdi Rahajeng unita.lecture.ub.ac.id

Pengantar Psikodianostik

RELIABILITAS ORDINAL PADA METODE TEST-RETEST

P EDAGOGIA : Jurnal Ilmu Pendidikan

IDENTIFIKASI VARIABEL DOMINAN YANG BERPENGARUH TERHADAPINDEKS PEMBANGUNAN GENDER

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

PERBEDAAN KETEPATAN ESTIMASI TINGKAT KESUKARAN BUTIR TES PILIHAN GANDA PADA PENSKORAN KOREKSI DAN KONVENSIONAL DENGAN PENERAPAN MODEL RASCH

Reliabilitas & Konfidensi. Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM

BAB III METODE PENELITIAN

PERFORMANCE ASSESSMENT DALAM PEMBELAJARAN MUSIK *) ABSTRAK

ANALISIS BUTIR SOAL DENGAN ANBUSO Oleh: Ali Muhson

Asri Nur Mutiara / Pembimbing : Dr. Ati Harmoni, Ssi., MM

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian, yaitu sesuatu yang merupakan inti dari problematika penelitian. Dalam


BAB I PENDAHULUAN. dengan pesat, khususnya di bidang industri. Hal ini terbukti dengan semakin

BAB III METODE PENELITIAN. Tahap Awal. 1. Studi Literatur 2. Pengumpulan Data Awal (Observasi dan Wawancara) 3. Identifikasi dan Analisis Masalah

HASIL DAN PEMBAHASAN. Tabel 2. Statistik skor mahasiswa UAS TPB IPB mata kuliah Fisika

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian analitik observasuonel dengan

Magister Manajemen Univ. Muhammadiyah Yogyakarta

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

RELIABILITAS DAN VALIDITAS KONSTRUK SKALA KONSEP DIRI UNTUK MAHASISWA INDONESIA

METODE PARTIAL LEAST SQUARES UNTUK MENGATASI MULTIKOLINEARITAS PADA MODEL REGRESI LINEAR BERGANDA

PSIKOMETRI. Oleh: Prof. Dr. I Wayan Koyan, M.Pd. Pascasarjana Undiksha Singaraja

Bab 3. Metode Penelitian

Kata kunci: Relationship Quality, Service Quality, Loyalty, Structural Equation Modeling (SEM).

MODUL PRAKTIKUM KONSTRUKSI ALAT UKUR PSIKOLOGI. Overview dan RKPS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

KOMPARASI KETEPATAN ESTIMASI KOEFISIEN RELIABILITAS TES UJIAN NASIONAL KIMIA PROVINSI JAMBI TAHUN AJARAN 2014/2015

A. Sekilas tentang Pemodelan Multilevel

BAB 3 Metode Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. A. Desain Penelitian. menggunakan teknik korelasional. Penelitian dengan teknik ini merupakan

BAB III METODE PENELITIAN. yaitu sifat-sifat, ciri-ciri, atau hal-hal yang dimiliki oleh suatu elemen. Sedangkan

Praktek Model Persamaan Struktural (SEM) Melalui Program Amos

BAB IV METODE PENELITIAN

Fakultas Psikologi UGM. Wahyu Widhiarso [UJI LINIERITAS HUBUNGAN] Manuskrip tidak dipublikasikan, Tahun 2010

BAB III METODE PENELITIAN

RENCANA PROGRAM & KEGIATAN PEMBELAJARAN SEMESTER (RPKPS)

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel Penelitian. Variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

24/02/2011. Psikologi Klinis. Dr. Sofia Retnowati. Measurement issues. Measurements Source of variation Classification Health measurements

EFEK PEMUSATAN DATA TERHADAP PARAMETER ITEM BERBASIS CLASICAL TEST THEORY (CTT)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif

Ketidaktepatan Penggunaan Validitas Butir dan Koefisien Reliabilitas dalam Penelitian Pendidikan dan Psikologi

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian kuantitatif melalui analisis regresi linier berganda. Menurut. menguji hipotesis yang akan ditetapkan.

ESTIMASI RELIABILITAS PENGUKURAN DALAM PENDEKAT AN MODEL PERSAMAAN STRUKTURAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. verifikatif. Menurut Fathoni (2006:96-97) menyatakan bahwa :

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi noneksperimental

Pengembangan Skala Psikologi : Lima Kategori Respons ataukah Empat Kategori Respons?

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. 4.1 Karakteristik Responden Penelitian. Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui penyebaran kuesioner

BAB III METODE PENELITIAN. permasalahan yang akan diteliti. Penelitian yang akan dilakukan yaitu jenis

BAB 3 METODE PENELITIAN Variabel Penelitian, Definisi Operasional, dan Hipotesis

3. METODE PENELITIAN 3.1. Penentuan Waktu dan Lokasi 3.2. Jenis Penelitian 3.3. Teknik Pengambilan Sampel

Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas. tedi last 10/16

BAB III METODE PENELITIAN

Artikel untuk Critical Appraisal:

Oleh : Muhammad Amin Paris, S.Pd., M.Si (Dosen Fak. Tarbiyah IAIN Antasari Banjarmasin) Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II LANDASAN TEORI

BAB III METODE PENELITIAN. Bab ini bertujuan untuk memberikan suatu dasar yang valid dan reliabel untuk

PENERAPAN REGRESI LINIER MULTIVARIAT PADA DISTRIBUSI UJIAN NASIONAL 2014 (Pada Studi Kasus Nilai Ujian Nasional 2014 SMP Negeri 1 Sayung)

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN. dengan menggunakan jenis penelitian eksplanatif dan metode penelitian kuantitatif.

BAB III METODE PENELITIAN. dengan rancangan penelitian cross sectional untuk menentukan

BAB 3 METODE PENELITIAN

Analisis Butir/Item Uji Validitas Uji Reliabilitas. tedi last 10/16

KONSISTENSI PARAMETER TES. Rustam (Universitas Terbuka) Abstrak

BAB III METODE PENELITIAN

Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi XVIII Program Studi MMT-ITS, Surabaya 27 Juli 2013

KUESIONER. 2. Berapa usia anda? a tahun c tahun b tahun d. > 26 tahun

BAB III METODE PENELITIAN. eksperimental design atau sering juga dikenal dengan istilah quasi eksperimen,

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. metode pengambilan sampel yang digunakan adalah non-probability sampling dan

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi dalam penelitian ini adalah di Kabupaten Purbalingga, Jawa

BAB I PENDAHULUAN. bersifat tetap ( bukan

BAB III METODE PENELITIAN

Transkripsi:

Model-Model Pengukuran dalam Pemodelan Persamaan Struktural Wahyu Widhiarso Fakultas Psikologi UGM wahyu_psy@ugm.ac.id February 19, 2011 1 Pengantar Dalam literatur psikologi telah dikenal empat model pengukuran yang masing-masing mengasumsikan setara tidaknya presisi butir pengukuran, kesamaan skala dan sesatan varians pengukuran. Keempat model tersebut adalah model pengukuran paralel, kesetaraan nilai tau, kesetaraan nilai tau esensial dan konjenerik [4]. Kesamaan presisi atau ketepatan pengukuran ditunjukkan oleh kesamaan rerata skor sedangkan kesamaan skala ditunjukkan dengan kesamaan nilai varians [5]. Berbagai penelitian menemukan bahwa asumsi kesamaan atau kesetaraan kapasitas ukur tersebut tidak mudah untuk dipenuhi [4]. Jika asumsi ini tidak dipenuhi maka koefisien reliabilitas yang dihasilkan berada pada nilai di batas estimasi terendah (underestimate). Dalam butir pengukuran depresi melalui Inventori Depresi dari [3] misalnya, butir yang menanyakan gejala bunuh diri dan butir yang menanyakan kurangnya nafsu makan memiliki presisi ukur yang berbeda dalam mengukur depresi. Butir pertama memiliki lebih target yang lebih memusat dibanding dengan butir kedua. Hal ini dapat menyebabkan rerata dan varians skor dari kedua butir ini berbeda. Contoh lainnya adalah pengukuran kualitas hidup melalui Skala SF-36 dari [6]yang sering dipakai dalam mengukur kualitas hidup. Butir yang menanyakan keberfungsian badaniah memiliki kapasitas ukur yang berbeda dengan keberfungsian sosial dalam mengukur kualitas hidup individu. Ketidaksetaraan kapasitas ukur butir-butir dalam psikologi diakibatkan oleh beberapa hal. Salah satunya adalah skala psikologi dikembangkan dari teori mengenai atribut yang hendak diukur yang kebanyakan tidak menyertakan secara mendetail operasionalisasi konsep teoritik di dalamnya menjadi indikator perilaku [2]. Para pengembang skala sendiri yang banyak berperan dalam mengoperasionalisasikan konsep teoritik tersebut menjadi indikator perilaku yang nantinya akan diturunkan menjadi butir dalam skala psikologi. Kedua, tidak ada kaidah yang baku dalam menurunkan indikator menjadi kalimat pernyataan [1]. Dengan tidak adanya kaidah baku penulisan butir, maka perilaku memukul sebagai indikator perilaku agresi dapat diturunkan menjadi butir Saya akan memukul menghina saya atau butir Saya akan memukuli orang yang menghina saya, sampai ia minta maaf. Jelas sekali bahwa meski sama-sama memukul namun kedua butir memiliki presisi ukur perilaku agresi yang berbeda. 2 Model Pengukuran Model Pengukuran Konjenerik Model konjenerik (congeneric) memiliki asumsi yang lebih moderat, karena memperbolehkan skala, presisi pengukuran dan varians sesatan pengukuran boleh berbeda (Graham, 2006). Untuk menganalisis dengan menggunakan model ini kita membebaskan nilai bobot faktor dan eror pengukuran memiliki nilai yang berbeda. Analisis melalui AMOS misalnya, dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan. 1

Gambar 1. Model Pengukuran Konjenerik Sebelum dianalisis Gambar 2. Model Pengukuran Konjenerik Setelah dianalisis Model Pengukuran Tau Equivalent Model kesetaraan nilai tau (tau-equivalent) mengasumsikan bahwa skala dan presisi pengukuran oleh ukur butir adalah sama akan tetapi varians sesatannya boleh berbeda. Model kesetaraan nilai tau esensial (essentially tau-equivalent) mengasumsikan bahwa pengukuran oleh item harus dalam skala sama, akan tetapi memiliki presisi dan varians sesatan yang berbeda. Untuk menganalisis dengan menggunakan model ini kita membebaskan nilai parameter bobot faktor memiliki nilai yang berbeda akan tetapi memberikan nilai eror pengukuran yang sama. Analisis melalui AMOS misalnya, dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan memberikan huruf yang sama pada bobot faktor. Gambar 3. Model Pengukuran Kesetaraan Tau Sebelum dianalisis 2

Gambar 4. Model Pengukuran Kesetaraan Tau Setelah dianalisis (standardized) Model Pengukuran Paralel Model paralel adalah model yang paling ketat dengan mengasumsikan bahwa skala dan presisi pengukuran oleh butir serta varians sesatan pengukuran (error measurement) adalah sama. Untuk menganalisis dengan menggunakan model ini kita membebaskan nilai bobot faktor dan nilai eror pengukuran memiliki nilai yang sama. Analisis melalui AMOS misalnya, dilakukan dengan cara yang biasa dilakukan memberikan huruf yang sama pada parameter bobot faktor dan huruf yang lain pada varians eror. Gambar 5. Model Pengukuran Kesetaraan Tau Sebelum dianalisis Gambar 6. Model Pengukuran Kesetaraan Tau Setelah dianalisis (standardized) Model Eklektik Model eklektik adalah model yang dibangun berdasarkan sumber-sumber tertentu. Kita sesuaikan model kita dengan data kita secara optimal. Untuk menganalisis dengan menggunakan model ini kita aplikasikan model konjenerik terlebih dahulu, hasil dari analisis kemudian kita terapkan pada model pengukuran yang akan kita kembangkan. 3

Gambar 7. Model Pengukuran Konjenerik Setelah dianalisis (unstandardized) Gambar hasil analisis di atas adalah gambar untuk nilai bobot yang tidak terstandarisasi. Dari analisis di atas kita lihat ternyata nilai eror faktor ekstrovert (e1) dan constientiousness (e2) adalah setara (20.84 mendekati 23.59), sedangkan bobot faktor ekstrovert dan agreeableness adalah setara (1.00 hampir setara dengan 1.05). Hasil ini kita terapkan pada gambar model kita yang baru. Gambar 5. Model Pengukuran Eklektik Sebelum dianalisis Gambar 6. Model Pengukuran Eklektik Setelah dianalisis (standardized) Gambar 6 menunjukkan bahwa model pengukuran eklektik memiliki ketepatan model lebih tinggi dibanding dengan model-model lainnya. Nilai Chi-Square serta RMSEA nya paling kecil dibanding dengan model lainnya dan nilai GFI nya lebih tinggi dibanding dengan model lainnya. 4

References [1] David Colton and Robert W. Covert. Designing and Constructing Instruments for Social Research and Evaluation. Jossey-Bass, San Francisco, 2007. [2] Robert F. DeVellis. Scale Development: Theory and Applications Second Edition (Applied Social Research Methods). Sage Publications, Inc, Thousand Oaks, CA, 2003. [3] M. Kovacs. The Children s Depression Inventory: A self rated depression scale for school-aged youngsters, 1983. [4] J. F. Lucke. The  and the  of Congeneric Test Theory: An Extension of Reliability and Internal Consistency to Heterogeneous Tests, January 2005. [5] T Raykov. Estimation of congeneric scale reliability using covariance structure analysis with nonlinear constraints. The British journal of mathematical and statistical psychology, 54(Pt 2):315 23, November 2001. [6] John E. Ware, Jr., and Cathy Donald Sherbourne. The MOS 36-Item Short-Form Health Survey (SF-36): I. Conceptual Framework and Item Selection. Medical Care, 30(6):473 483, 1992. 5