PEMBUKTIAN KEBERADAAN KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR PADA SURAT KABAR JAWA POS CLEKIT

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. massa sangat beragam dan memiliki kekhasan yang berbeda-beda. Salah satu. rubrik yang ada di dalam media Jawa Pos adalah Clekit.

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT VERSI KOALISI OPOSISI SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. mendeskripsikan apa-apa yang berlaku saat ini. Didalamnya terdapat upaya

BAB I PENDAHULUAN. dapat dipandang sebagai faktor yang menentukan proses-proses perubahan.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dikarenakan peneliti berusaha menguraikan makna teks dan gambar dalam

BAB III. Metode Penelitian. Universitas Frankfurt Jerman yang digawangi oleh kalangan neo-marxis Jerman.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dengan pendekatan kualitatif, yaitu dengan menjelaskan atau menganalisis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Cocacola Versi Live Positively disini peneliti

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan merupakan jenis penelitian deskriptif, dimana

BAB I PENDAHULUAN. kepada peraturan dan norma-norma yang berlaku di masyarakat. Dalam kehidupan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. produksi dan strukstur sosial. Pandangan kritis melihat masyarakat sebagai suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Menurut Tamburaka (2013: 47) dalam buku yang berjudul Agenda Setting

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini bersifat interpretatif dengan menggunakan pendekatan kualitatif.

BAB I PENDAHULUAN. Iklan pada hakikatnya adalah aktivitas menjual pesan (selling message) dengan

BAB I PENDAHULUAN. perangkat lunak yang memungkinkan individu maupun komunitas untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN\ sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti. 1. Penelitian deskriptif yang ditujukan untuk: 2

ALFIAN NUR ANALISIS SEMIOTIKA FOTO HEADLINE PADA HARIAN PAGI RADAR BANDUNG

NIM : D2C S1 Ilmu Komunikasi Fisip Undip. Semiotika

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pemilu 2014 merupakan kali ketiga rakyat Indonesia memilih

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan pendekatan

BAB I PENDAHULUAN. Film adalah suatu media komunikasi massa yang sangat penting untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Tipe penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah jenis penelitian deskriptif.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa sebagai media komunikasi telah dijadikan instrumen untuk

BAB I PENDAHULUAN. sebuah karya kreatif yang bisa bebas berekspresi dan bereksplorasi seperti halnya

13Ilmu. semiotika. Sri Wahyuning Astuti, S.Psi. M,Ikom. Analisis semiotik, pisau analis semiotik, metode semiotika, semiotika dan komunikasi

BAB I PENDAHULUAN. ditegaskan oleh Astrid (1982:120) bahwa, Semenjak peluncuran satelit

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. seperangkat pengetahuan tentang langkah-langkah sistematis dan logis tentang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Persoalan budaya selalu menarik untuk diulas. Selain terkait tindakan,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Film sebagai salah satu atribut media massa dan menjadi sarana

BAB 1 PENDAHULUAN. film memiliki realitas yang kuat salah satunya menceritakan tentang realitas

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PEMAKNAAN KARIKATUR COVER MAJALAH TEMPO YANG BERJUDUL BAHASYIM SALABIM SKRIPSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Konteks Penelitian. Kota berasal dari kata urban yang mengandung pengertian kekotaan dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diutarakan oleh Dedy N Hidayat, sebagai berikut:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan paradigma konstruktivis.

PEMAKNAAN COVER MAJALAH TEMPO. (Studi Semiotik Pemaknaan Redenominasi Pada Cover Majalah TEMPO Edisi 9 15 Agustus 2010) SKRIPSI.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. diinginkan. Melalui paradigma seorang peneliti akan memiliki cara pandang yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Informasi yang disajikan oleh media massa dimanfaatkan oleh

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. terstruktur/rekonstruksi pada iklan Wardah Kosmetik versi Exclusive Series,

BAB I PENDAHULUAN. iklan dalam menyampaikan informasi mengenai produknya. Umumnya,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. memberikan informasi. Sebagai media penerbitan berkala, isi surat kabar tidak. melengkapi isi dari surat kabar tersebut.

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Pandangan konstruktivis memelihat realitas sebagai hasil konstruksi

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan pendekatan paradigma

KRITIK SOSIAL DAN POLITIK KARIKATUR CLEKIT PADA SURAT KABAR JAWA POS

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat saling berinteraksi. Manusia sebagai animal symbolicium,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. tentang langkah-langkah yang sistematis dan logis tentang pencarian data yang

BAB I PENDAHULUAN. berasal dari kata Italia caricare yang berarti memberi muatan atau melebihlebihkan.

BAB I PENDAHULUAN. Kartun sebagai media komunikasi merupakan suatu gambar interpretatif. diciptakan dapat mudah dikenal dan dimengerti secara cepat.

BAB I PENDAHULUAN. menjadi faktor determinan dalam kehidupan sosial, ekonomi dan budaya bangsa Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Politik menurut Aristoteles yang dikutip dalam Arifin (2011: 1) adalah

BAB I PENDAHULUAN. menyertakan emosinya saat melihat isi berita yang dimuat oleh surat kabar.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. yang dianggap telah mapan dan dominan di dalam komunitas ilmiah. 55 Sedangkan

!$ 3.2 Sifat dan Jenis Penelitian Metodologi yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan analisis semiotika dari Char

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian pada film animasi Barbie The Princess And The Popstar ini

BAB I PENDAHULUAN. Surat kabar merupakan media massa cetak yang menyampaikan informasinya dengan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. 1 Disadur dari

BAB I PENDAHULUAN. Media massa dinilai mempunyai peranan yang besar dalam. menyampaikan aspirasi rakyat kepada pemerintah.

BAB III METODE PENELITIAN. yang hasil temuannya tidak berdasar pada hitung hitungan angka stastitik. 1

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. (komunikator) mampu membuat pemakna pesan berpola tingkah dan berpikir seperti

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. pendukung sehingga akan terlihat dengan jelas makna dari iklan tersebut.

BAB III METODE PENELITIAN. membahas konsep teoritik berbagai kelebihan dan kelemahannya. 19 Dan jenis

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia. Sejak manusia mulai mengenal sistem perdagangan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. lagi pendekatan yang mencoba berebut nafas yaitu pendekatan Post

BAB III METODE PENELITIAN. menyeluruh dan dengan cara deksripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada

BAB I PENDAHULUAN. juga sebagai alat komunikator yang efektif. Film dengan kemampuan daya

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam persaingan saat ini, produsen dengan segala cara berusaha untuk

BAB III METODE PENELITIAN. dilakukan oleh seseorang untuk mendapatkan data atau pun informasi untuk. syair lagu Insya Allah (Maherzain Feat Fadly).

PEMAKNAAN KARIKATUR EDITORIAL CLEKIT LPI VS PSSI DI HARIAN JAWA POS

BAB I PENDAHULUAN. I.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

PEMBUKTIAN KEBERADAAN KRITIK SOSIAL DALAM KARIKATUR PADA SURAT KABAR JAWA POS CLEKIT St. Victor Marulitua L. Tobing (1) (1) Dosen Universitas Dr. Soetomo Surabaya, Email: vict.tobing@gmail.com ABSTRAK Ancaman yang sangat berbahaya pada saat terakhir ini di negara kita adalah maraknya penyakit sosial yaitu Korupsi. Beberapa pelaku korupsi yang berhasil lari ke luar negeri merasa aman-aman saja. Masyarakat sudah tidak heran lagi dengan keberadaan koruptor yang bertahun-tahun tinggal di luar negeri dan merasa aman dan terlindungi di salah satu negara tertentu. Sudah bukan hal baru lagi bahwa para Koruptor membelajakan hasil kejahatan korupsinya ke salah satu negara, hingga perekonomian di negara tersebut terus maju dan berkembang. Media cetak seperti surat kabar memiliki ciri khas dibanding dengan media massa yang lain. Media cetak seperti surat kabar tidak hanya penyampai informasi utama dalam fungsinya, tetapi juga memiliki suatu karakteristik yang menarik yang perlu diperhatikan untuk memberi analisa kritis yang dapat memotivasi pembaca untuk lebih mengmbangkan pola pikir masyarakat pembaca semakin kritis dan selektif dalam menyikapi berita yang ada di media massa. Karikatur pada surat kabar bukan hanya sekedar melengkapi dan hiburan, tapi juga dapat memberi informasi dan tambahan pengetahuan bagi masyarakat. Karikatur dapat membangun masyarakat melalui pesan sosial yang dikemas secara kreatif dengan pendekatan simbolis. Tujuan penelitian ini untuk memastikan bahwa makna karikatur terhadap berita mengenai kasus korupsi sebagaimana terdapat dalam gambar karikatur clekit di harian Jawa Pos khususnya edisi Juni 2011. Karikatur clekit yang terbit di Jawa Pos edisi 7 Juni 2011 tentang keberadaan Mister A dan misterinya, sedangkan Karikatur clekit yang terbit di Jawa Pos edisi 9 Juni 2011 adalah sudut pandang seorang sosok yang bijak. Kata kunci :karikatur, simbol, indeks, media massa PENDAHULUAN Respon media massa khususnya media cetak seperti koran terhadap kasus korupsi yang tengah terjadi di Indonesia, salah satunya diungkap melalui karikatur yang memiliki fungsi tidak hanya sekedar melengkapi keberadaan isi dari sebuah surat kabar apalagi sekedar hiburan yang disajikan bersama dengan berita-berita utama yang lain. Hal ini terjadi oleh karena pesan melalui media cetak diungkapkan dengan huruf-huruf mati, yang baru menimbulkan makna apabila khalayak berperan secara aktif. Peran media cetak seperti surat kabar tidak hanya berperan sebagai pencarian informasi yang utama dalam fungsinya, tetapi bisa juga memiliki karakteristik yang menarik yang perlu diperhatikan untuk memberikan analisis kritis yang dpat menumbuhkan motivasi, mendorong serta dapat mengembangkan pola pikir bagi masyarakat agar semakin kritis dan selektif ketika menyikapi berita-berita yang ada dalam media. Sementara itu, kaarikatur pada surat kabar bukan hanya sebagai pelengkap yang sekedar memberi hiburan selain berita-berita utama yang disajikan di surat kabar, tetapi juga memberi informasi dan tambahan pengetahuan 79

bagi masyarakat khusunya para pembaca. Pesan sosial biasanya dikemas secara kreatif menggunakan pendekatan simbolis. Karya visual yang menggunakan sedikit kata-kata akan merangsang pembaca untuk terbuka untuk melahirkan makna yang luas bagi pembaca. Meski tidak semua pembaca mampu menginterpretasikan dengan tepat yang sesungguhnya masih terikat dalam kontruksi realitas yang dibentuk oleh media tersebut. Mampukah pembaca membaca segala kritik yang sengaja ditampilkan oleh media? Benarkah media menggunakan karikatur sebagai sarana menyampaikan kritiknya terhadap permasalahan yang dibuatnya? Disinlah kajian menarik untuk menjawabnya. Adakah makna kritik sosial mengenai maraknya kasus korupsi di negara kita yang dikonstruksikan dalam karikatur clekit Jawa Pos Edisi Juni 2011? Dengan karikatur clekit Jawa Pos Edisi Juni 2011 akan dibuktikan makna tandatanda dan simbol terhadap berita kasus korupsi yang terdapat dalam gambar karikatur clekit Jawa Pos Edisi Juni 2011. Diharapkan tulisan ini dapat menjadi acuan dan inspirasi, khususnya perkembangan studi lmu komunikasi mengenai pemaknaan simbol-simbol yang terdapat dalam karikatur dengan menggunakan analisis semiotik. Kerangka dasar teori dalam setiap kegiatan komunikasi minimal diperlukan tiga komponen, yaitu source (komunikaor), message (pesan), destination (komunikan) (Willbur Schramm). Dua mahzab utama dalam studi komunikasi yaitu pertama proses penyampaian pesan dengan menggunakan tanda-tanda atau lambang-lambang sebagai media atau transmisi pesan. Kedua komunikasi merupakan produksi dan pertukaran makna-makna. Pesan sebagai tanda-tanda melalui interaksi dengan penerima (receiver) akan menghasilkan makna. Pengirim (sender) sebagai pentransmisi pesan menjadi kurang penting dan penekanan beralih pada teks dan bagaimana membacanya (Fiske, 1990). Membaca adalah proses menemukan makna yang terjadi ketika pembaca berinteraksi dengan teks yang membawa pada aspek pengalaman sosial budaya pembaca ketika memahami kode dan tanda yang membentuk teks. Makna akan terjadi apabila komunikator dan komunikan memiliki makna yang sama. Karikatur tentang maraknya kasus korupsi yang dimuat di media massa dalam hal ini surat kabar Jawa Pos disajikan sebagai bentuk komunikasi visual yang mengandung muatan pesan dari karikaturis kepada pembaca agar dapat menangkap dan mengetahui makna yang terkandung dalam gambar karikatur.hal dasar tentang semiotik, makna elemen pembentuk makna dalam berlangsungnya komunikasi, seperti tanda, signifikasi, ikon, denotasi, serta konotasi dapat menuntun kita untuk mencari makna dari suatu fonomena komunikasi yang terjadi di sekitar kita, faktor budaya dimana tanda-tanda itu itu berada perlu dipertimbangkan. Karikatur di media massa tidak terlepas dari sifat keaktualan, karena di dalamnya mengikuti wacana publik yang berkembang saat itu. Konstruksi realitas tertentu yang disampaikan dalam bentuk visual merupakan waacana yang dimunculkan dalam karikatur. Media massa memiliki kewenangan penuh dalam mengkonstruksi realitas maupun fenomena-fenomena sosial di masyarakat, agar dapat lebih mudah memberikan pengaruh dalam pembentukan opini publik. Salah satunya dalam bentuk karikatur karena pada.umumnya orang lebih interest melalui media gambar yang terkesan lucu. Opini terhadap realitas yang ada selalu beragam menurut ideologi wartawan dan kepentingan-kepentingan yang ada dalam tubuh media massa itu sendiri, karena setiap media massa memiliki karakter, latar belakang, serta tujuan yang berbeda-beda.karikatur dalam Encyclopedie International didefinisikan sebagai sebuah satire dalam bentuk gambar atau patung, sedangkan dalam Encyclopdie 80

Britaninica adalah sebagai gambaran seseorang, suatu tipe, atau suatu kegiatan dalam keadaan terdistorsi. Dari sifatnya karikatur dibagi menjadi tiga macam yaitu karikatur orang-pribadi, karikatur sosial, dan karikatur politik. Karikaturis memiliki kebebasan mengemukakan tema-nya dengan gaya satiris humor yang khas, selama tidak vulgar atau amoral atau mengetengahkan cacat fisik manusia dan tidak pula kotor atau jorok adalah merupakan kode etik yang jarang diketahui orang atau bahkan karikaturis itu sendiri. Karikatur yang baik adalah karikatur yang paling hemat kata, bahkan kalau bisa tanpa kata sama sekali, karena karikatur adalah bukan poster. Karikatur biasanya hanya mengungkap esensi pesan yang harus disampaikan dan menuangkannya ke dalam gambar sederhana tanpa detail dengan menggunakan simbol-simbol serta karakter yang mudah dikenal dan dimengerti dengan cepat. Sebagai salah satu bentuk komunikasi untuk menciptakan reaksi terhadap suatu peristiwa tertentu, karikatur berfungsi sebagai media dalam menyampaikan pesan terhadap berbagai masalah yang sedang terjadi dalam masyarakat untuk digali atau dicari sisi faktanya. Sebagaimana teori Charles Sanders Pierce berdasar obyeknya membagi tanda atas ikon, indeks. Dan simbol. Dimana ikon hubungan antara tanda dan obyek atau acuan yang bersifat kemiripan, indeks yaitu tanda adanya hubungan alamiah antara tanda dan petanda yang bersifat kausal atau hubungan sebab akibat atau tanda yang langsung mengacu pada kenyataan, dan simbol adalah tanda yang menunjukkan bentukalamiah antara penanda dan petandanya. METODE PENELITIAN Metode kualitatif dimana jenis penilitan yang temuan-temuannya tidak diperoleh melalui prosedur statistik atau bentuk hitungan lainnya, jenis penelitian yang menggabarkan apa adanya tentang suatu variabel, gejala, atau keadaan (Rakhmat, 2001;24). Metode kualitatif-interpretatif yaitu memfokuskan pada tanda dan teks sebagai obyek kajian, serta bagaimana peneliti menafsirkan dan memahami kode dibalik tanda dan teks yang ada. Pendekatan dengan dasar penafsiran atau interpretatif berdasarkan konteks atau atar belakang sosial sesuai tanda-tanda yang digunakan dengan memfokuskan pada pemaparan simbol, pesan, serta makna dalam gambar karikatur mengenai korupsi di surat kabar Jawa Pos edisi Juni 2011. Interpretasi adalah hasil ari sebuah perspektif atau sudut pandang tertentu, hingga paradigma interpretatif merupakan kajian yang menghasilkan sesuatu sesuai dengan interpretasi dan penafsiran dari seoang peneliti. Obyek penelitian ini berupa gambar karikatur karya ilustrasi dari Wahyu Kokkang yang dimuat dalam kolom opini Clekit surat kabar Jawa Pos edisi Juni 2011. Tema yang diangkat adalah penanganan kasus korupsi yang terkesan lambat dengan mengamati karikatur Clekit tanggal 7 Juni 2011 dan karikatur clekit tanggal 9 Juni 2011. Adapun yang dianalisis yakni gambar karikatur sebagai hasil karya seni rupa yang sarat dengan tanda serta makna. Dengan pendekatan analisis pierce yaitu Ground, Object dan interpretant. Teknik analisis dipergunakan analisis semiotik mengacu pada pendekatan Peirice. Telaah simbolik (hermeneutik) digunakan untuk mengkaji makna tanda dalam ;teks tersebut, dan untuk mempertajam interpretasi makna serta menjaga validitas kajian diperlukan data yang berfungsi sebagai penguat penafsir (Sobur, 2003;136). Dengan mengacu pada metode yang digunakan Tommy Christomy yaitu (1) mendeskripsikan jalinan tanda dalam gambar karikatur melalui pola : gestur, komposisi ruang, dan hubungan antar obyek. (2) gambar tampil sebagai tanda, karena ada kedekatan antara gambar dan obyknya dengan mengamati pola : proporsition, indexial, type(legysgin). (3) pengamatan 81

aspek bahasa yang tercantum di bawah ilustrasi gambar (4) deskripsi aspek bahasa dengan mempertimbangkan sign, object, dan interpretant. Tanda dan simbol yang terdapat di dalamnya adalah hal yang dianggap mampu mewakili gambaran situasi yang sedang terjadi dalam masyarakat saat ini. Penelitian ini menekankan pada keberadaan simbol-simbol dari karikatur kasus korupsi yang merupakan wahana kritik. Respon manusia terhadap simbol dalam pengertian makna berdasarkan pandangannya. Sebagaimana pendekatan semiotik Charles Sanders Pierce, Gambar karikatur editorial Jawa Pos 7 Juni 2011, diperoleh hasil pengamatan sebagai berikut: Ikon Mister A Indeks Tangan kebelakang, Asal Njeplak, Asal Korup, Asal Bohong, Asal Lupa, Asal Lebay, Asal Bunyi, Asal Sombong, Asal Ngawur dan Asal Comment Simbol Topeng mata gelap Triangle of meaning sebagaimana analisa semiotik Charles Sanders Pierce tentang Gambar karikatur editorial Jawa Pos 7 Juni 2011 dapat dipaparkan sebagai berikut Tanda (Sign) Obyek (Object) Interpretan (Interpretant) Setiap bentuk pemaknaan yang dapat ditimbulkan oleh gambar karikatur ini, baik konotatif maupun bersifat denotatif. Seluruh badan gambar, mulai jenis gambar karikatur, bentuk gambar dan bentuk penyajian gambar Gambar karikatur akan dijadikan korpus, yaitu gambar Mister A secara keseluruhan dengan menggunakan hubungan tanda dengan acuan tanda dalam model kategori tanda yang dimiliki Pierce. Indeks dalam karikatur Jawa Pos edisi Selasa, Selasa 7 Juni 2011 : 1. Tangan kebelakang 2. Dada membusung dengan sorot mata tajam menantang 3. Tulisan Saya Mister A, 4. Tulisan Asal Njeplak, Asal Korup, Asal Bohong, Asal Lupa, Asal Lebay, Asal Bunyi, Asal Sombong, Asal Ngawur dan Asal Comment Ikon dalam karikatur Jawa Pos edisi Selasa, Selasa 7 Juni 2011 : Mister A sekarang masih misteri jati dirinya beserta kontroversi yang disandangnya. Mister A menyembunyikan sesuatu yang dalam hal ini berhubungan dengan korupsi. Indeks dalam karikatur Jawa Pos edisi Selasa, Selasa 7 Juni 2011 : 1. Tangan dibelakang diartikan ada yang disembunyikan dan tidak mau memperlihatkan apa yang ada di tangannya 2. Tubuh membusung dengan sorot mata tajam menantang diartikan ada rasa percaya diri bahwa dia tidak dapat ditemukan dan dia menantang semuanya yang melihat untuk memberitahukan jati dirinya. 3. Tulisan Sayalah Mister A menunjukkan jati dirinya yang sedang dicari-cari banyak orang saat karikatur tersebut diterbitkan, titik-titik setelah huruf A dapat diartikan dengan banyak nama atau hal yang diawali dari huruf A dan seterusnya 4. Tulisan Asal Njeplak, Asal Korup, Asal Bohong, Asal Lupa, Asal Lebay, Asal Bunyi, Asal Sombong, Asal Ngawur dan Asal Comment 82

merupakan perbuatan-perbuatan kurang baik atau buruk yang kesemuanya diawali huruf A Simbol dalam karikatur Jawa Pos edisi Selasa, Selasa 7 Juni 2011 : topeng mata gelap yang sesungguhnya dia ingin menunjukkan bahwa dia seorang yang berbuat buruk seperti mencuri. KESIMPULAN Sebagaimana pemaparan diatas bahwa Mister A menyembunyikansesuatu yang dalam hal ini berhubungan dengan korupsi. Satu keyakinan dalam diri Mister A bahwa dia tidak dapat ditemukan, dia juga menantang semuanya yang melihat untuk memberitahukan jati dirinya meski dia sadar bahwa dirinya adalah sosok yang sedang dicari-cari. Sedangkan ditubuhnya banyak sekali tulisan-tulisan yang kesemuanya menunjukkan perbuatan-perbuatannya yang kurang baik merupakan gambaran tentang dirinya yang sering berlaku buruk seperti maling atau perbuatan yang cenderung melawan hukum. Dengan menggunakan analisis semiotika yang dianggap tepat untuk menganalisis meneliti kedalaman makna simbol karikatur, ini dikarenakan ilmu semiotika merupakan ilmu yang mempelajari tentang tanda atau bisa dibilang sebagai analisis semiotika. Karikatur adlah salah satu karya media visual untuk merekam, mengabadikan bahkan menceritakan suatu peristiwa. Harapan untuk mampu melihat kejadian sebenarnya yang sedang terjadi dimasyarakat sekitar kita dapat teraktualisasi melalui rekaman peristiwa karya visual media. Dan dapat disimpulkan bahwa karikatur yang dimuat di harian Jawa Pos edisi 7 Juni 2011 benar-benar mengandung unsur kritik sosial sebagaimana diuraikan dalam analisis semiotika diatas. Denga berdasarkan pada paparan analisis semiotika didapatkan unsur ktritik sosial dalam karikatu Clekit. Ada harapan bagi peneliti berikutnya untuk dapat dikembangkan sehingga dapat memberikan masukan bagi perkembangan pemahaman karikatur. DAFTAR PUSTAKA Tinarbuko Sumbo, 2008, Semiotika Komunikasi Visual, edisi revisi Yogyakarta. Jala Sutra Xasa Dera, Yudas. 2010 Pemaknaan Karikatur Editorial Clekit Versi Koalisi Oposisi Skripsi. Surabaya : Fakultas Ilmu Komunikasi dan Politik Universitas Pembangunan Nasional. Sudibyo, Agus. 2001. Politik Media dan Pertarungan Wacana. Yoyakarta LKIS Gonnick, Larry. 2007, Kartoon non Komunikasi. Jakarta Kepustakaan Gramedia Populer Little John, Stephen, W. 2009. Teori Komunikasi (Theories of Human Communication). Jakarta. Salemba Humanika. Sachari, Agus. 2005. Pengantar Metodologi Budaya Rupa. Jakarta. Erlangga. 83