ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA

dokumen-dokumen yang mirip
KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN MASYARAKAT DESA SOMOPURO KECAMATAN GIRIMARTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK KALIMAT IMPERATIF OLEH GURU DALAM KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR DI MTS MUHAMMADIYAH 4 TAWANGHARJO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA PADA PERCAKAPAN SISWA KELAS IX SMP NEGERI 3 GEYER

JENIS KALIMAT IMPERATIF PADA TUTURAN GURU BAHASA INDONESIA DALAM PROSES KEGIATAN PEMBELAJARAN DI SMK N 1 SAWIT KABUPATEN BOYOLALI

REALISASI TINDAK TUTUR DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI ANAK GURU DI TK PERTIWI 4 SIDOHARJO NASKAH PUBLIKASI

DESKRISPI KALIMAT IMPERATIF DALAM BAHASA LISAN USTADZ MAULANA DENGAN TEMA BERSEDEKAH PADA ORANG TUA DAN DI BALIK SEBUAH MUSIBAH DI YOUTUBE

Realisasi Tuturan dalam Wacana Pembuka Proses Belajar- Mengajar di Kalangan Guru Bahasa Indonesia yang Berlatar Belakang Budaya Jawa

REALISASI KESANTUNAN BERBAHASA ANTARA SANTRI DENGAN USTAD DALAM KEGIATAN TAMAN PENDIDIKAN ALQUR AN ALAZHAR PULUHAN JATINOM KLATEN

ANALISIS PENANDA HUBUNGAN KONJUNGSI SUBORDINATIF PADA KARANGAN SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 1 SAMBI

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA NOVEL PERAHU KERTAS KARYA DEWI LESTARI ARTIKEL PUBLIKASI. Guna Mencapai Derajat S-1

Jurnal Ilmiah. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

DESKRIPSI PENGGUNAAN JENIS KALIMAT PADA SISWA SDN BALEPANJANG 1 KABUPATEN WONOGIRI (KAJIAN SINTAKSIS)

ANALISIS KALIMAT PERINTAH PADA CERITA ANAK DALAM SURAT KABAR SOLOPOS EDISI OKTOBER-DESEMBER 2012

ANALISIS KESANTUNAN IMPERATIF DALAM TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AT TAUBAH: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI. Untuk memenuhi sebagian persyaratan

ANALISIS BENTUK TINDAK TUTUR PADA NOVEL REMBULAN TENGGELAM DI WAJAHMU KARYA TERE-LIYE. Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR KOMISIF PADA WACANA KAMPANYE TERBUKA DI KALANGAN BAKAL CALON KEPALA DESA DI KARANGANYAR NASKAH PUBLIKASI

TINDAK TUTUR DALAM DIALOG DRAMA KISAH CINTA 40 MENIT KARYA DIDI ARSANDI

Bentuk Tuturan Imperatif Bahasa Indonesia dalam Interaksi Guru-Siswa di SMP Negeri 1 Sumenep

REALISASI BENTUK TINDAK TUTUR DIREKTIF MENYURUH DAN MENASIHATI GURU-MURID DI KALANGAN ANDIK TK DI KECAMATAN SRAGEN WETAN. Naskah Publikasi Ilmiah

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINATIF DALAM DAKWAH DI RADIO NASKAH PUBLIKASI

REALISASI TINDAK TUTUR REPRESENTATIF DAN DIREKTIF GURU DAN ANAK DIDIK DI TK 02 JATIWARNO, KECAMATAN JATIPURO, KABUPATEN KARANGANNYAR NASKAH PUBLIKASI

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAT AL-LAIL

ANALISIS KESALAHAN BERBAHASA BIDANG MORFOLOGI PADA KARANGAN NARASI SISWA KELAS VII MADRASAH TSANAWIYAH MUHAMMADIYAH 1 WELERI TAHUN AJARAN 2013/2014

BENTUK DAN POSISI TINDAK PERSUASIF DALAM WACANA SPANDUK DI LINGKUNGAN PEMERINTAHAN KOTA SURAKARTA: KAJIAN PRAGMATIK NASKAH PUBLIKASI

I. PENDAHULUAN. Manusia umumnya mempunyai bidang keahlian untuk menunjang kelangsungan

BAB II KONSEP, LANDASAN TEORI, DAN TINJAUAN PUSTAKA. bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal-hal lain (Alwi, 2003:588).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Adat istiadat merupakan suatu hal yang sangat melekat dalam kehidupan

Oleh: Endah Yuli Kurniawati FakultasKeguruandanIlmuPendidikan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Manusia sebagai makhluk sosial diharuskan saling berkomunikasi dan

ASPEK GRAMATIKAL KONJUNGSI KOORDINATIF DAN SUBORDINAIF DALAM KARANGAN ARGUMENTATIF SISWA X TKJB SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA NASKAH PUBLIKASI

ANALISIS RAGAM KALIMAT DAN HUBUNGAN MAKNA ANTARKLAUSA DALAM KALIMAT MAJEMUK PADA TERJEMAHAN ALQURAN SURAT AR-RUM

TINDAK TUTUR PERLOKUSI PADA PERCAKAPAN PARA TOKOH OPERA VAN JAVA DI TRANS7. Naskah Publikasi Ilmiah

BAB I PENDAHULUAN. lingkungan sekitar, sosial budaya, dan juga pemakaian bahasa. Levinson

MAKNA REFERENSIAL PADA NAMA LAUNDRY DI KELURAHAN GONILAN, KECAMATAN KARTASURA, KABUPATEN SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Wujud pragmatik imperatif dipilih sebagai topik kajian penelitian ini karena di dalam kajian dapat

KESANTUNAN TUTURAN IMPERATIF DALAM KOMUNIKASI ANTARA PENJUAL HANDPHONE DENGAN PEMBELI DI MATAHARI SINGOSAREN

Naskah Publikasi Untuk memenuhi sebagian persyaratan Guna mencapai derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. dan situasi tidak resmi akan memberikan kesan menghormati terhadap keadaan sekitar.

WUJUD PRAGMATIK IMPERATIF DALAM BUKU AJAR BAHASA INDONESIA 2 SMA KELAS XI KARANGAN SRI SUTARNI DAN SUKARDI

3.1 Pendekatan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan pendayagunaan konteks dalam

ANALISIS WACANA PERSUASIF DALAM SPANDUK YANG TERDAPAT DI WILAYAH KABUPATEN WONOGIRI

BAB I PENDAHULUAN. secara lisan mengkaji tentang proses penyampaian dan penerimaan. informasi. Melalui bahasa kita dapat menyampaikan pendapat atau

III. METODE PENELITIAN. dalam proses pembelajaran olahraga pada siswa kelas XI SMA Negeri 2

RAGAM DAN STRUKTUR FUNGSIONAL KALIMAT PADA TERJEMAHAN AL-QURAN SURAH LUQMAN

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. dengan usia pada tiap-tiap tingkatnya. Siswa usia TK diajarkan mengenal

I. PENDAHULUAN. satu potensi mereka yang berkembang ialah kemampuan berbahasanya. Anak dapat

ANALISIS DAN KOREKSI KESALAHAN PENALARAN PADA PENGGUNAAN BAHASA PAPAN PERINGATAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA SKRIPSI

TINJAUAN PRAGMATIK TINDAK TUTUR DIREKTIF DALAM SCRIP ADA APA DENGAN CINTA? KARYA RUDI SOEDJARWO

I. PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk sosial, yaitu makhluk yang tidak dapat hidup sendiri

BAB I PENDAHULUAN. memiliki pengetahuan, nilai, sikap, dan kemampuan terhadap empat

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan dalam kehidupan sehari-hari dibedakan menjadi dua sarana,

Oktorita Kissanti Rahayu

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM BAHASA BATAK TOBA

ANALISIS CAMPUR KODE DALAM TABLOID SOCCER EDISI DESEMBER Naskah Publikasi

TINDAK TUTUR EKSPRESIF DALAM SLOGAN DI WILAYAH KOTA SURAKARTA. Naskah Publikasi

IMPLIKATUR PERCAKAPAN PADA WACANA PEMBUKA RAPAT DINAS DI TINGKAT KELURAHAN BERLATAR BELAKANG BUDAYA JAWA NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa Indonesia bukan tentang ilmu bahasa atau ilmu sastra, melainkan peningkatan

Campur Kode pada Tuturan Siswa dalam Proses Pembelajaran Bahasa Jawa Kelas XI di SMK Batik Sakti 1 Kebumen

KESANTUNAN MENOLAK DALAM INTERAKSI DI KALANGAN MAHASISWA DI SURAKARTA

III. METODE PENELITIAN

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat disimpulkan hasil penelitian sebagai

BAB I PENDAHULUAN. bahasa tulis salah satu fungsinya adalah untuk berkomunikasi. Bahasa tulis dapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi sehari-hari yang digunakan oleh manusia.

BAB I PENDAHULUAN. Cara pengungkapan maksud dan tujuan berbeda-beda dalam peristiwa

Hemat Energi. Belajar Apa di Pelajaran 8? Menjelaskan isi drama dan memerankan drama melalui kegiatan mendengarkan

BAB I PENDAHULUAN. tulisan atau bisa disebut dengan bahasa tulis.

TINDAK TUTUR ILOKUSI DIREKTIF PADA TUTURAN KHOTBAH SALAT JUMAT DI LINGKUNGAN MASJID KOTA SUKOHARJO

ANALISIS TINDAK TUTUR PEDAGANG DI STASIUN BALAPAN SOLO NASKAH PUBLIKASI

Merupakan salah satu bentuk konstruksi sintaksis yang tertinggi. Secara tradisional: suatu rangkaian kata yang mengandung pengertian dan pikiran yang

KESANTUNAN IMPERATIF DALAM PIDATO M. ANIS MATTA: ANALISIS PRAGMATIK SKRIPSI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENYIMAK ISI CERITA STORY TELLING MELALUI MEDIA BONEKA PADA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA SISWA KELAS I SD N WATUBONANG 01

ANALISIS JENIS DAN LATAR BELAKANG PENGGUNAAN DIKSI PADA KARANGAN SISWA KELAS VIIIC SMP MUHAMMADIYAH 10 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. dalam interaksi dirinya dengan lingkungannya. Hasil dari interaksi yang dilakukan

PENGGUNAAN BAHASA JAWA PADA ANAK USIA 8 DAN 9 TAHUN DI DESA LUNDONG KECAMATAN KUTOWINANGUN KABUPATEN KEBUMEN

ANALISIS KETERANGAN ASPEK PADA CERPEN SURAT KABAR SOLOPOS EDISI BULAN DESEMBER 2012 (TINJAUAN SINTAKSIS) NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kartun sebagai bentuk komunikasi grafis yang menggunakan

RAGAM KALIMAT DALAM NOVEL SAMAN KARYA AYU UTAMI

TINDAK TUTUR ILOKUSI DALAM DIALOG NASKAH DRAMA NYARIS

BAB I PENDAHULUAN. pokok di dalam pragmatik. Tindak tutur merupakan dasar bagi analisis topik-topik

Artikel Publikasi KESANTUNAN DIREKTIF MEMINTA DALAM INTERAKSI NONFORMAL DI KALANGAN MAHASISWA PERGURUAN TINGGI SWASTA SE-RAYON SURAKARTA

ANALISIS KESALAHAN PENGGUNAAN EYD PADA MAJALAH DINDING SISWA DI SMK BATIK 1 SURAKARTA JURNAL ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. bermasyarakat agar terjalin suatu kehidupan yang nyaman. komunitas selalu terlibat dalam pemakaian bahasa, baik dia bertindak

BAB I PENDAHULUAN. digunakan adalah bahasa, baik bahasa lisan maupun bahasa tulis. Manusia sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. pertimbangan akal budi, tidak berdasarkan insting. dan sopan-santun non verbal. Sopan-santun verbal adalah sopan santun

TINDAK KESANTUNAN KOMISIF PADA IKLAN KENDARAAN BERMOTOR DI WILAYAH SURAKARTA. Naskah Publikasi

TUTURAN EKSPRESIF PADA PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA DI BEBERAPA SD NEGERI KECAMATAN KARANGMALANG KABUPATEN SRAGEN TAHUN PELAJARAN 2011/2012

BAB I PENDAHULUAN. Suku Batak terdiri dari lima bagian yaitu; Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa pada prinsipnya merupakan alat untuk berkomunikasi dan alat

ANALISIS TINDAK TUTUR DIREKTIF ANTARA GURU MURID. DI MTs SUNAN KALIJAGA KECAMATAN BULUKERTO KABUPATEN WONOGIRI NASKAH PUBLIKASI

BENTUK PENGACUAN EKSOFORA PADA BAGIAN LATAR BELAKANG SKRIPSI JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI PERGURUAN TINGGI UMS, UNS DAN UNIVET

III. METODE PENELITIAN. mengandung implikatur dalam kegiatan belajar mengajar Bahasa Indonesia di

TINDAK TUTUR DIREKTIF GURU BAHASA INDONESIA TERHADAP SISWA KELAS VII A SMP NEGERI 6 SUNGAI PENUH DALAM PROSES PEMBELAJARAN TAHUN AJARAN 2016/2017

TINDAK TUTUR EKSPRESIF PADA INTERAKSI PEMBELAJARAN GURU DAN SISWA KELAS 1 SD TAHUN AJARAN 2011/2012

BENTUK DAN STRATEGI PENOLAKAN DI KALANGAN MASYARAKAT BERBUDAYA JAWA DI SOLO DALAM KONTEKS NONRESMI NASKAH PUBLIKASI

PENERAPAN PRINSIP KESANTUNAN BERBAHASA DALAM PERCAKAPAN FILM SANG PEMIMPI

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia. Diajukan oleh: RIZKA RAHMA PRADANA A

Transkripsi:

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah RENA FIESTY ANDRIANI A 310 090 061 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2013

ANALISIS PENGGUNAAN KALIMAT PERINTAH GURU DALAM PROSES KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR DI SD NEGERI 09 PANGGANG, KABUPATEN JEPARA ABSTRAK Rena Fiesty Andriani, A.310090061, Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Surakarta, 2013, 61 halaman. Penelitian ini bertujuan mengetahui wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara dan mendeskripsikan klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif bersifat deskriptif yang berupa kalimat-kalimat lisan yang memunculkan kalimat perintah ketika guru melakukan proses belajar mengajar di kelas. Analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode padan referensial. Hasil analisis wujud kalimat perintah guru dalam proses belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara antara lain meliputi: 1. wujud kalimat perintah biasa yang menyatakan tuturan perintah guru memerintah siswa dengan sederhana dengan mengharapkan suatu respon, 2. wujud kalimat perintah permintaan yang menyatakan guru memerintah siswa dengan cara meminta, 3. wujud kalimat perintah ijin yang menyatakan tuturan guru memperkenankan siswa berbuat sesuatu, 4. wujud kalimat perintah ajakan yang menyatakan ajakan guru kepada siswa, 5. wujud kalimat perintah syarat yang menyatakan guru memerintah siswa dengan suatu syarat yang diinginkan guru, dan 6. wujud kalimat perintah larangan yang menyatakan tuturan perintah guru melarang siswa. Klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara ditemukan: 1. penggunaan kata coba, tolong, dan silahkan pada kalimat perintah permintaan, 2. kalimat perintah ijin di awal kalimat menggunakan kata ya dan ambillah, 3. penggunaan kata ayo pada kalimat perintah ajakan, dan 4. terdapat bentuk ingkar jangan pada kalimat perintah larangan. Kata Kunci: Kalimat Perintah, Tuturan Guru, Kegiatan Belajar-Mengajar. 1

A. PENDAHULUAN Bertutur mengembangkan kemampuan berkomunikasi secara lisan. Pengembangan kemampuan dalam bertutur berupa kombinasi tertentu dari panca indera yang menyampaikan suatu pesan terhadap lawan tutur. Penutur dalam penyampaian pesan sesuai dengan konteks situasi ketika bertutur. Tuturan membentuk suatu budaya yang secara tidak langsung terbiasa dan terlatih bertutur dengan lawan tutur sesuai dengan konteks situasi tutur di mana, kapan, dan dengan siapa berbicara. Konteks situasi ini berhubungan secara langsung dan mempengaruhi penerimaan pesan terhadap lawan tutur. Menurut Suwito (dalam Markhamah, dkk., 2010:3) Bertutur sebaikbaiknya dilakukan dengan suara yang cukup keras, saling menatap pandangan terhadap lawan tutur, dan berusaha saling mendekatkan diri. Pendapat tersebut memperjelas bahwa bertutur menggunakan konteks situasi tutur dalam berbahasa. Penutur dalam berbahasa menggunakan tuturan secara jelas, runtut dan mudah dipahami. Bertutur dalam konteks situasi ini dikatakan mempunyai suatu identitas bertutur sendiri dan bahasa mengikuti keadaan itu. Tuturan secara sederhana dinyatakan dalam bahasa berupa kalimatkalimat. Setiap kalimat perintah bermacam-macam wujud dan klasifikasinya. Suatu kalimat yang berhubungan dengan memerintah dikatakan sebagai kalimat perintah. Wujud dan kasifikasi kalimat perintah guna mengetahui maksud penutur ketika memerintah lawan tuturnya. Kalimat perintah terdapat sarana penghalus dan jenis-jenisnya. Sarana penghalus dan jenis kalimat perintah membedakan penggunaan wujud kalimat perintah dan klasifikasinya. Pada penelitian ini guru sebagai subjeknya. Penggunaan kalimat perintah guru terjadi ketika proses kegiatan belajar-mengajar. Penelitian ini memfokuskan pada penggunaan kalimat perintah guru pada jenjang SD yang di ambil dari kelas bawah. Cara penggunaan kalimat perintah guru SD berbeda dengan cara penggunaan pada jenjang SMP, SMA/SMK maupun Perguruan Tinggi. Salah satu peranan guru sebagai motivator siswanya. Perlakuan guru terhadap siswa SD yakni memberi dorongan dengan menggunakan kalimat 2

perintah dalam mengaktifkan siswanya, serta memberi pembelajaran mengenai penggunaan kalimat perintah yang baik. Berbeda dengan guru SMP ataupun SMA, guru SD merupakan guru kelas. Guru SD sebagai pemeran utama sekaligus penentu suasana belajar-mengajar di kelas. Anak-anak yang melakukan kegiatan fisik, seperti menggambar, menulis, olahraga disebut aktif. Orang yang menyelesaikan suatu juga aktif. Aktif artinya, baik itu giat secara lahiriah atau giat dalam arti batinnya atau rukhaniyahnya. Banyak kegagalan belajar disebabkan karena kurangnya anak mengalami sesuatu. Kekurangan keaktifan berarti kurang intensifnya (mendalamnya) siswa mengalami interaksi belajar-mengajar itu. Aktifnya siswa bukan berarti pasifnya guru, keduanya aktif dan bekerjasama menggarap materi (bahan) tertentu. Bersama-sama mengolah bahan (Sadulloh, dkk., 2007:121). Dari pernyataan di atas guru berperan dalam mengaktifkan siswa dengan melakukan suatu perintah. Tuturan guru dalam menggunakan kalimat perintah di SD berupa kallimat perintah secara sederhana yang dipahami oleh siswa. Siswa SD mempunyai karakter berbeda dengan siswa SMP, SMA/SMK maupun Perguruan Tinggi. Siswa SD memiliki wawasan dan sikap percaya diri yang rendah dibanding dengan siswa tingkatan yang tinggi. Anak-anak usia SD mempunyai kemampuan yang berbeda dari siswa satuan pendidikan lainnya. Siswa ketika proses kegiatan belajar-mengajar kurang aktif membuatnya merasa tidak mendapatkan dorongan dari pihak guru dan malas melakukan kegiatan. Interaksi antara guru dan siswa bersama-sama membangun suasana belajar-mengajar di kelas menjadi baik. Berdasarkan uraian di atas, peneliti terdorong melakukan penelitian dengan judul Analisis Penggunaan Kalimat Perintah Guru dalam Proses Kegiatan Belajar-Mengajar di SD Negeri 09 Panggang, Kabupaten Jepara. Rumusan masalah penelitian ini adalah bagaimana wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara?, bagaimana klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara? 3

Adapun tujuan dalam penelitian ini adalah mampu mengetahui wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara dan mampu mendeskripsikan klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara. Penelitian ini memberi manfaat baik secara teoretis maupun praktis, manfaat penelitian ini adalah (1) manfaat Teoretis yaitu: (a) bahwa hasil penelitian ini digunakan sebagai pembinaan bahasa Indonesia kepada masyarakat Indonesia dan memudahkan anggota masyarakat dalam membina, menjalin relasi, komunikasi, dan interaksi dengan sesamanya, (b) memahami wujud kalimat perintah dan klasifikasinya yang digunakan sebagai perencanaan, pembinaan dan pengembangan bahasa dalam penggunaan kalimat perintah, (c) sebagai salah satu referensi bagi pengajaran bahasa Indonesia para siswa pada jenjang pendidikan dasar dan menengah, serta kepada mahasiswa di Perguruan Tinggi. (2) Manfaat Praktisnya yaitu: (a) bagi guru, pelaksanaan proses pembelajaran tentang wujud penggunaan kalimat perintah dan klasifikasinya dalam bahasa Indonesia efektif dan sebagai bahan informasi meningkatkan kegiatan mengajar guru dalam proses kegiatanbelajar mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara, (b) bagi siswa, meningkatkan motivasi siswa belajar menggunakan kalimat perintah yang baik dalam bahasa Indonesia, (c) bagi calon peneliti, sebagai latihan menulis dalam membuat karya ilmiah. B. METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara yang terletak di Jln. Mangunsarkoro No. 16 Jepara. Waktu penelitian dilaksanakan tanggal 07 Januari 2013. Jenis penelitian ini merupakan penelitian bersifat analisis kualitatif. Strategi penelitian ini menggunakan deskriptif kualitatif, dalam penelitian ini menghasilkan data deskriptif berupa kalimat-kalimat lisan yang memunculkan kalimat perintah ketika guru melakukan proses belajar-mengajar di kelas. 4

Subjek penelitian ini adalah seorang guru di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara. Guru tersebut bernama Nur Faidah, S.Pd. Objek penelitian dalam penelitian ini adalah kalimat perintah. Pada penelitian ini meneliti kelas II, karena termasuk kelas bawah memiliki tingkat penggunaan kalimat perintah yang tinggi. Penelitian dilakukan ketika guru mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia. Data yang digunakan penelitian ini adalah tuturan kalimat perintah pada guru. Sumber data dalam penelitian ini tuturan guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara. Pengumpulan data digunakan metode simak yaitu menyimak tuturan guru pada saat proses belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang Jepara. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak penyadapan. Dalam arti, peneliti dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa seseorang atau beberapa orang yang menjadi informan (Mahsun, 2007:92). Teknik lanjutannya yaitu simak bebas libat cakap (SLBC), maksudnya peneliti berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya. Pada teknik simak bebas libat cakap peneliti sama sekali tidak berperan, peneliti menyimak dialog yang terjadi antarinformannya (Mahsun, 2007:93). Penelitian ini menggunakan teknik triangulasi teori. Menurut Lincoln dan Guba (dalam Moleong, 2012:331) menjelaskan bahwa fakta tidak dapat diperiksa derajat kepercayaannya dengan satu atau lebih teori. Hal ini sejalan dengan pendapat Patton (dalam Moleong, 2012:331) menyatakan bahwa hal itu dapat dilaksanakan dan hal tersebut dinamakan penjelas banding (rival explanation). Analisis data penelitian ini menggunakan metode padan referensial, yaitu metode yang alat penentunya di luar, terlepas, dan tidak menjadi bagian dari bahasa (langue) yang bersangkutan. Kalimat yang menunjuk pada atau menyatakan perintah disebut kalimat perintah ialah kalimat yang menyatakan tindakan tertentu, maka orang yang bersangkutan berada dalam jalur kerja 5

metode padan dengan alat penentu referen bahasa. Alat penentu referen bahasa ialah kenyataan yang ditunjuk oleh bahasa atau referent bahasa (Sudaryanto, 1993:13). C. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Subbab ini merupakan hasil deskripsi dan pembahasan mengenai wujud kalimat perintah serta klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara. 1. Wujud Kalimat Perintah Guru dalam Proses Kegiatan Belajar-Mengajar di SD Negeri 09 Panggang, Kabupaten Jepara Wujud kalimat perintah dibedakan ke dalam kelompok menurut klasifikasi kalimat perintah biasa, kalimat perintah permintaan, kalimat perintah ijin, kalimat perintah ajakan, kalimat perintah syarat, dan kalimat perintah larangan. Kalimat Perintah (1) Ayo kalau sudah buku bahasa Indonesianya dikeluarkan, halaman 104! (2) Dilihat bukunya! (3) Dibuka buku paket! (4) Coba duduk di tempatnya masingmasing! (5) Gak usah jalanjalan nggeh! (6) Tentang Pohon kutukan, Coba didengarkan! (7) Nah, sekarang coba sebutkan tokohtokoh dalam cerita itu! (8) Nah, sekarang buat kelompok, Tabel 1.1 Wujud Kalimat Perintah Biasa Permin- Taan Ijin Ajakan Syarat Larang- An - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - Sumber Nur Faidah, S.Pd.; Kelas II SD; Mata Pelajaran Bahasa Indonesia; 07/01/ 2013. 6

memerankan sebuah - dongeng yang sudah kalian simak! (9) Ndak usah takut! - - - - - (10) Ndak usah malu! - - - - - (11) Santai saja! (12) Kudune anteng, seng rapi! (13) Sementara ini duduk di kursi saja! (14) Yang menjadi Pangeran Arya cobalah duduk di kursi ini! (15) Berjalanlah ke - - - - - sana! (16) Nada dibaca bukumu! (17) Itu dibaca yang keras! (18) Sekarang bermain peran, coba yang lain berjejer di sini semua! (19) Jidan coba ke sini! (20) Maju ke sini! (21) Tolong tabibnya nanti! (22) Pohonnya perankan nanti! (23) Mundur ke belakang! (24) Tabib ke arah sini, silahkan berjalan menuju ke istana! (25) Lakukanlah seperti yang ada di istana! (26) Terus hormat sama rajanya! - - - - - (27) Raja yang tegas, gak usah guyaguyu! - - - - - (28) Pohonnya tolong di depan istana sini! (29) Kalau ditebang ambruk kowe! - - - - - (30) Ya silahkan kembali ke tempatmu! 7

(31) Silahkan kembali ke tempatnya, asalnya! (32) Ya sudah, sekarang silahkan duduk kembali! (33) Ya sudah dilepas! (34) Tepuk tangan untuk teman yang maju! (35) Sekarang tugas kalian, dibuka halaman 106! (36) Ambil buku tulis! (37) Ambil buku tulis, pensilnya disiapkan! (38) Diberi nama dan nomor absen masing-masing! (39) Di buku, ditulis tanggal 07-01-2013! (40) Ditulis Bahasa - - - - - - - - - - - - - - - Indonesia! (41) Semua buka buku tulis! (42) Tulis nama, nomor absen, nanti dikumpulkan, dinilai Bu guru! (43) Ya, ditunggu cepet! (44) Kamu tulis yang pertama, jawab pertanyaan! (45) Tulislah dulu, baru nomor 1! (46) Nah, ditulis ini! (47) Nanti dinilai Bu guru, semuanya nulis! - - - - - - - - - - - - - - - - - - - - (48) Kasih nomor dan absen! (49) Ya, ini ditulis! - - - - - (50) Kamu jawab, titik-titiknya diisi! (51) Tugas di rumah, ceritakan kembali dongeng yang tadi Anda dengar dengan - - - - - 8

bahasamu sendiri! (52) Ayo yang sudah dikumpulkan, dinilai Bu guru! - - - - - 2. Klasifikasi Kalimat Perintah Guru dalam Proses Kegiatan Belajar- Mengajar Di SD Negeri 09 Panggang, Kabupaten Jepara Berikut ini klasifikasi data yang merupakan analisis deskripsi dari wujud kalimat perintah. a. Kalimat Perintah Biasa Data (2) Dilihat bukunya! Data (2) berwujud kalimat perintah biasa. Data (2) termasuk kalimat perintah bersifat memerintah secara sederhana yang bertujuan mengharapkan respon. Data perintah biasa (2) menyatakan sebuah tuturan perintah guru memerintah semua siswa melihat buku paket bahasa Indonesia, kemudian semua siswa melihat buku paketnya. Data (3) Dibuka bukumu! Data (3) berwujud kalimat perintah biasa. Data (3) termasuk kalimat perintah bersifat memerintah secara sederhana yang bertujuan mengharapkan respon. Data perintah biasa (3) menyatakan guru memerintah seorang siswa membuka buku ketika proses belajarmengajar mata pelajaran bahasa Indonesia, kemudian siswa tersebut membuka bukunya. b. Kalimat Perintah Permintaan Data (4) Coba duduk di tempatnya masing-masing! Data (4) berwujud kalimat perintah permintaan. Kata coba pada data (4) merupakan wujud dari kalimat perintah permintaan. Data perintah permintaan (4) menyatakan sebuah tuturan perintah guru meminta siswa duduk di tempatnya masing-masing. 9

Data (6) Tentang Pohon khutukan, Coba didengarkan! Data (6) berwujud kalimat perintah permintaan. Kata coba pada data (6) merupakan wujud dari kalimat perintah permintaan. Data perintah permintaan (6) menyatakan sebuah tuturan perintah guru meminta siswa mendengarkan guru membacakan cerita yang berjudul Pohon Kutukan. c. Kalimat Perintah Ijin Data (33) Ya sudah dilepas! Data (33) berwujud kalimat perintah ijin. Kata ya pada data (33) di awal kalimat menyatakan suatu persetujuan (ijin). Data perintah permintaan (33) menyatakan sebuah tuturan perintah guru mengijinkan siswa melepas kostum dongeng yang dipakainya. Data (36) Ambillah buku tulisnya! Data (36) berwujud kalimat perintah ijin. Data (36) merupakan kalimat yang memperkenankan seseorang berbuat sesuatu. Terdapat partikel lah pada kata ambillah sebagai penghalus isinya. Kata ambillah pada data (36) di awal kalimat menyatakan suatu persetujuan (ijin). Data perintah permintaan (36) menyatakan sebuah tuturan guru mengijinkan semua siswa mengambil buku tulis. d. Kalimat Perintah Ajakan Data (1) Ayo kalau sudah buku bahasa Indonesianya dikeluarkan, halaman 104! Data (1) berwujud kalimat perintah ajakan. Kata ayo diawal kalimat merupakan kata yang yang menyatakan suatu ajakan penutur kepada lawan tutur. Data (1) menyatakan sebuah tuturan perintah guru mengajak siswa kembali mengeluarkan buku paket bahasa Indonesia halaman 104. 10

Data (52) Ayo yang sudah dikumpulkan dinilai Bu guru! Data (52) berwujud kalimat perintah ajakan. Data (52) merupakan kalimat perintah yang mempunyai maksud mengajak lawan tutur melakukan sesuatu. Kata ayo diawal kalimat merupakan kata yang yang menyatakan suatu ajakan penutur kepada lawan tutur. Pada data (52) menyatakan tuturan guru mengajak siswa yang sudah selesai mengerjakan untuk mengumpulkan hasil pekerjaannya dan dinilai Bu guru. e. Kalimat Perintah Syarat Data (8) Nah, sekarang buat kelompok, memerankan sebuah dongeng yang sudah kalian simak! Data (8) berwujud kalimat perintah syarat. Data (8) semacam kalimat yang mengandung syarat terpenuhinya sesuatu hal. Data perintah syarat (8) menyatakan sebuah tuturan perintah guru memerintah siswa memerankan sebuah dongeng yang telah disimaknya dengan syarat membuat kelompok. Data (29) Kalau ditebang ambruk kowe! Data (29) berwujud kalimat perintah syarat. Data (29) semacam kalimat yang mengandung syarat terpenuhinya sesuatu hal. Data perintah syarat (29) menyatakan sebuah tuturan perintah guru memerintah seorang siswa yang berperan sebagai pohon jatuh, dengan syarat siswa tersebut jatuh ketika guru pura-pura menebangnya. f. Kalimat Perintah Larangan Data (5) Gak usah jalan-jalan nggeh! Data (5) berwujud kalimat perintah larangan. Kata gak merupakan kata tidak baku yang berarti jangan (bentuk ingkar). Data perintah larangan (5) mengemukakan sebuah tuturan perintah guru melarang siswa berjalan-jalan di dalam kelas. 11

Data (9) Ndak usah takut! Data (9) berwujud kalimat perintah larangan. Data (9) semacam perintah yang mencegah berbuat sesuatu. Kata ndak merupakan kata tidak baku yang berarti jangan (bentuk ingkar). Data perintah larangan (9) mengemukakan sebuah tuturan perintah guru melarang siswa tidak usah takut dalam memerankan tokoh dongeng. Hasil analisis wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara antara lain meliputi: 1. wujud kalimat perintah biasa yang menyatakan tuturan perintah guru memerintah siswa dengan sederhana dengan mengharapkan suatu respon, 2. wujud kalimat perintah permintaan yang menyatakan guru memerintah siswa dengan cara meminta, 3. wujud kalimat perintah ijin yang menyatakan tuturan guru memperkenankan siswa berbuat sesuatu, 4. wujud kalimat perintah ajakan yang menyatakan ajakan guru kepada siswa, 5. wujud kalimat perintah syarat yang menyatakan guru memerintah siswa dengan suatu syarat yang diinginkan guru, dan 6. wujud kalimat perintah larangan menyatakan tuturan perintah guru melarang siswa. Klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara ditemukan: 1. penggunaan kata coba, tolong, dan silahkan pada kalimat perintah permintaan, 2. kalimat perintah ijin di awal kalimat menggunakan kata ya dan ambillah, 3. penggunaan kata ayo pada kalimat perintah ajakan, dan 4. terdapat bentuk ingkar jangan pada kalimat perintah larangan. C. Temuan Studi yang Dihubungkan dengan Kajian Teori Pada temuan studi dalam penelitian ini dihubungkan dengan kajian teori yang merupakan teori-teori yang berhubungan dengan variabel penelitian. Berikut ini merupakan beberapa temuan studi yang dihubungkan dengan kajian teori. 12

Hasil temuan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Wahyu Lailul Fadli (2012) yang berjudul Kesantunan Tuturan Imperatif dalam Komunikasi antara Penjual Handphone dengan Pembeli di Matahari Singosaren ditemukan: 1. kalimat imperatif biasa, 2. kalimat imperatif permintaan, 3. kalimat imperatif pemberian ijin, 4. kalimat imperatif ajakan, dan 5. kalimat imperatif suruhan. Pada penelitian ini ditemukan: 1. kalimat perintah biasa. 2. kalimat perintah permintaan, 3. kalimat perintah ijin, 4. kalimat perintah larangan, 5. kalimat perintah syarat, 6. wujud kalimat perintah ajakan. Persamaan hasil temuan antara penelitian Wahyu Lailul Fadli (2012) dengan penelitian ini adalah terdapat kalimat imperatif atau perintah biasa, permintaan, ijin, dan ajakan. Perbedaannya, penelitian Wahyu Lailul Fadli (2012) tidak ditemukan kalimat imperatif atau perintah syarat, dan larangan. Hasil temuan penelitian ini dibandingkan dengan penelitian Sunardi (2012) yang berjudul Tindak Tutur Kesantunan Bentuk Imperatif di Situs Jejaring Sosial Facebook (Kajian Pragmatik: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Purworejo) ditemukan 15 wujud kalimat perintah, yaitu: 1. pemberian motivasi, 2. permintaan, 3. maksud protes, 4. mengharapkan, 5. pemberitahuan, 6. imbauan, 7. ajakan, 8. keresahan, 9. larangan, 10. peringatan, 11. ucapan selamat, 12. mengeluh, 13. sindiran, dan 14. perintah. Pada penelitian ini ditemukan: 1. kalimat perintah biasa. 2. kalimat perintah permintaan, 3. kalimat perintah ijin, 4. kalimat perintah larangan, 5. kalimat perintah syarat, 6. wujud kalimat perintah ajakan. Persamaan hasil temuan antara penelitian Sunardi (2012) dengan penelitian ini adalah terdapat kalimat imperatif atau perintah permintaan, ajakan dan larangan. Perbedaannya, penelitian Sunardi (2012) tidak ditemukan kalimat imperatif atau perintah ijin dan syarat. 13

D. SIMPULAN Berdasarkan deskripsi hasil dan pembahasan penelitian penggunaan kalimat perintah guru yang dilakukan di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara disimpulkan bahwa: 1. Wujud kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara antara lain meliputi: a. wujud kalimat perintah biasa yang menyatakan tuturan perintah guru memerintah siswa dengan sederhana dengan mengharapkan suatu respon, b. wujud kalimat perintah permintaan yang menyatakan guru memerintah siswa dengan cara meminta, c. wujud kalimat perintah ijin yang menyatakan tuturan guru memperkenankan siswa berbuat sesuatu, d. wujud kalimat perintah ajakan yang menyatakan ajakan guru kepada siswa, e. wujud kalimat perintah syarat yang menyatakan guru memerintah siswa dengan suatu syarat yang diinginkan guru, dan f. wujud kalimat perintah larangan yang menyatakan tuturan perintah guru melarang siswa. 2. Klasifikasi kalimat perintah guru dalam proses kegiatan belajar-mengajar di SD Negeri 09 Panggang, kabupaten Jepara ditemukan: a. penggunaan kata coba, tolong, dan silahkan pada kalimat perintah permintaan, 2. kalimat perintah ijin di awal kalimat menggunakan kata ya dan ambillah, 3. penggunaan kata ayo pada kalimat perintah ajakan, dan 4. terdapat bentuk ingkar jangan pada kalimat perintah larangan. E. DAFTAR PUSTAKA Fadli, Wahyu Lailul. 2012. Kesantunan Tuturan Imperatif dalam Komunikasi antara Penjual Handphone dengan Pembeli di Matahari Singosaren. Skripsi. Surakarta: Universitas Muhammadiyah Surakarta. Mahsun. 2007. Metode Penelitian Bahasa Tahapan Strategi, Metode, dan Tekniknya. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Markhamah, dkk. 2010. Sintaksis 2 Keselarasan Fungsi, Kategori & Peran dalam Klausa. Surakarta: Muhammadiyah University Press. Moleong, Lexy J. 2012. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosda. 14

Sudaryanto. 1993. Metode dan Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta Wacana University Press. Sunardi. 2012. Tindak Tutur Kesantunan Bentuk Imperatif di Situs Jejaring Sosial Facebook (Kajian Pragmatik: Studi Kasus di SMA Negeri 1 Purworejo). Tesis. Surakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta. 15