BAMBANG DJAU

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara tidak terencana. Pada observasi awal yang dilakukan secara singkat, Kampung

GAMBARAN UMUM DAERAH PENELITIAN. daerah transit kegiatan perekonomian antara Pulau Sumatera dan Jawa, B. Keadaan Umum Kecamatan Teluk Betung Barat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

II. TINJAUAN PUSTAKA. lukisan atau tulisan (Nursid Sumaatmadja:30). Dikemukakan juga oleh Sumadi (2003:1) dalam

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan Negara berkembang yang terdiri dari 34 Provinsi yang

BAB VI PENUTUP VI.1. Temuan Studi

KARAKTERISTIK PERUMAHAN DI KAWASAN TEPI SUNGAI MAHAKAM KASUS KELURAHAN SELILI KECAMATAN SAMARINDA ILIR KOTA SAMARINDA. Dwi Suci Sri Lestari.

Pola pemukiman berdasarkan kultur penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Kota merupakan salah satu wilayah hunian manusia yang paling kompleks,

DAFTAR ISI. Abstrak... Prakata... Daftar Isi... Daftar Gambar... Daftar Tabel... Daftar Lampiran... Daftar Pustaka...

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Kurangnya keamanan atas kepemilikan tanah; Kurangnya fasilitas-fasilitas dasar;

4. KARAKTERISTIK DESA. Pertemuan 5

BAB I PENDAHULUAN. bermukim pun beragam. Besarnya jumlah kota pesisir di Indonesia merupakan hal

PENATAAN PEMUKIMAN NELAYAN TAMBAK LOROK SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. seluruhnya akibat pengaruh bencana tsunami. Pembangunan permukiman kembali

KAJIAN PERKEMBANGAN KOTA BATANG BERDASARKAN STRUKTUR RUANG KOTA TUGAS AKHIR

4 KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

BAB. I PENDAHULUAN. lift, eskalator maupun lainnya. Di lingkungan masyarakat luar akses banyak sekali

PLPBK RENCANA TINDAK PENATAAN LINGKUNGAN PERMUKIMAN BAB III GAMBARAN UMUM KAWASAN PRIORITAS KELURAHAN BASIRIH BANJARMASIN BARAT

BAB III GAMBARAN WILAYAH PENELITIAN. A. Kelurahan Proyonanggan Utara Batang

BAB I PENDAHULUAN. dengan daerah lainnya berbeda sesuai dengan taraf kemampuan penduduk dan

GAMBARAN SANITASI DASAR PADA MASYARAKAT NELAYAN DI KELURAHAN POHE KECAMATAN HULONTHALANGI KOTA GORONTALO TAHUN 2012

TIPOMORFOLOGI KAWASAN PERMUKIMAN NELAYAN PESISIR PANTAI PELABUHAN BAJOE KAB. BONE

BAB VI KESIMPULAN PENELITIAN DAN REKOMENDASI DESAIN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. berakar pada faktor-faktor geografi dan sejarah nusantara yang selama berabad-abad

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latarbelakang

BAB II GAMBARAN UMUM KELURAHAN NELAYAN INDAH. serta latarbelakang historisnya. Cerita sejarah baru dianggap benar jika pengungkapan

I. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Pariwisata merupakan salah satu sektor pembangunan yang tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. Di dalam Darda (2009) dijelaskan secara rinci bahwa, Indonesia merupakan

BAB I PENDAHULUAN. manusia, mulai dari tempat hidup, hingga sumber mata pencaharian. Pertanian

PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN Kondisi Geografis Daerah Penelitian. Kecamatan Rumbai merupakan salah satu Kecamatan di ibukota

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan jumlah penduduk perkotaan, perubahan sosial ekonomi dan tuntutan

PENGARUH PEMBANGUNAN PERUMAHAN PONDOK RADEN PATAH TERHADAP PERUBAHAN KONDISI DESA SRIWULAN KECAMATAN SAYUNG DEMAK TUGAS AKHIR

IV. KEADAAN UMUM DAERAH PENELITIAN

KAJIAN PERMUKIMAN DI KAWASAN HUTAN BAKAU DESA RATATOTOK TIMUR DAN DESA RATATOTOK MUARA KABUPATEN MINAHASA TENGGARA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Wilayah Kabupaten Kepulauan Yapen sebagian besar berbukit dan

BAB I PENDAHULUAN. ditunjukkan oleh besarnya tingkat pemanfaatan lahan untuk kawasan permukiman,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kemampuan manusia dalam menyesuaikan dirinya terhadap lingkungan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

Bab I Pendahuluan I-1 BAB I PENDAHULUAN I.1 TINJAUAN UMUM

KONDISI UMUM LOKASI PENELITIAN

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

INVENTORY SUMBERDAYA WILAYAH PESISIR KELURAHAN FATUBESI KEC. KOTA LAMA KOTA KUPANG - NUSA TENGGARA TIMUR

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan Negara kepulauan/bahari. Dua pertiga luas wilayah

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. PENDAHULUAN. Medan merupakan suatu permukiman yang berada di daerah pesisir. Sebagian besar

METOPEN ANALISIS LOKASI & POLA RUANG

BAB I PENDAHULUAN. dan melakukan segala aktivitasnnya. Permukiman berada dimanapun di

BAB III METODE PERENCANAAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Latar Belakang Formal Latar Belakang Material

I. PENDAHULUAN. Lingkungan alam yang ditata sedemikian rupa untuk bermukim dinamakan

BAB 1 PENDAHULUAN. informal dan hampir 30% dari pekerja di sektor informal adalah nelayan, dan secara

BAB VI RENCANA UMUM DAN PANDUAN RANCANGAN

STRATEGI NASIONAL RANCANGAN PERATURAN PRESIDEN PERCEPATAN PEMBANGUNAN DAERAH TERTINGGAL TAHUN

STUDI PENENTUAN KAWASAN KONSERVASI KOTA TEGAL MELALUI PENDEKATAN MORFOLOGI KOTA TUGAS AKHIR. Oleh : PRIMA AMALIA L2D

I. PENDAHULUAN Latar Belakang. Mangrove merupakan ekosistem unik dengan fungsi yang unik dalam

KRITERIA DAN TIPOLOGI PERUMAHAN KUMUH DAN PERMUKIMAN KUMUH

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang. Indonesia adalah negara maritim sebagian besar penduduk menggantungkan

IV. GAMBARAN UMUM PENELITIAN. Sejarah Pulau Pahawang berawal dari datangnya Ki Nokoda tahun an yang

BAB I PENDAHULUAN. Sumatera Utara, yang ibukotanya Gunungsitoli. Bersama pulau-pulau lain yang

V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Kota Tanjungpinang merupakan Ibukota Provinsi Kepulauan Riau. Sesuai

BAB I PENDAHULUAN. terkait dengan pertumbuhan kota lainnya adalah unsur penduduk.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Yogyakarta Urban Kampung

BAB III METODE PENELITIAN

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PREFERENSI BERMUKIM BERDASARKAN PERSEPSI PENGHUNI PERUMAHAN FORMAL DI KELURAHAN MOJOSONGO KOTA SURAKARTA

DAFTAR ISI PERNYATAAN... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN... ABSTRAK...

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pendahuluan

Oleh : CUCU HAYATI NRP Dosen Pembimbing Ir. Putu Rudy Setiawan, MSc

PENDAHULUAN Latar Belakang Pengembangan wilayah merupakan program komprehensif dan terintegrasi dari semua kegiatan dengan mempertimbangkan

DAFTAR ISI. Daftar Isi Daftar Tabel Daftar Gambar

KONDISI FISIK WILAYAH

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Perencanaan

PENDEKATAN DAN JENIS PENELITIAN

IDENTIFIKASI CIRI-CIRI PERUMAHAN DI KAWASAN PESISIR KASUS KELURAHAN SAMBULI DAN TODONGGEU KECAMATAN ABELI KOTA KENDARI. Djumiko.

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. LEMBAR PENGESAHAN... ii. CATATAN DOSEN PEMBIMBING... iii. LEMBAR PERNYATAAN... iv. MOTTO... v. KATA PENGANTAR...

Rumah Susun Sewa Di Kawasan Tanah Mas Semarang Penekanan Desain Green Architecture

PERATURAN MENTERI NEGARA PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15/PERMEN/M/2006 TENTANG

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi dan pembangunan yang pesat di Kota Surabaya menyebabkan perubahan

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Pengertian Judul

BAB IV DESKRIPSI DAERAH PENELITIAN. semarang utara yang memiliki luas Ha. Kecamatan ini

IV. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN. Lampung. Secara geografis Kota Bandar Lampung terletak pada sampai

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

INSENTIF PENINGKATAN KEMAMPUAN PENELITI DAN PEREKAYASA KEMENTERIAN RISET DAN TEKNOLOGI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Secara umum tipologi masyarakat dikategorikan menjadi dua,

KONDISI UMUM 4.1. DKI Jakarta

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang penelitian

BAB I PENDAHULUAN. tiga gerakan yaitu gerakan sistem sunda di bagian barat, gerakan sistem pinggiran

IDENTIFIKASI MASALAH PERMUKIMAN PADA KAMPUNG NELAYAN DI SURABAYA

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Penelitian

PENATAAN PERMUKIMAN KAWASAN PESISIR DI KECAMATAN LEKOK KABUPATEN PASURUAN

Transkripsi:

TRANSFORMASI TATANAN PERMUKIMAN TEPI PANTAI KOTA GORONTALO BAMBANG DJAU 3208 203 002 1

Arek LATAR BELAKANG Cerdas, Amanah, Kreatif Secara historis pesisir kota Gorontalo memiliki peranan penting aktivitas pelayaran dan permukiman. penduduknya dikenal lekat dengan budaya tepi airnya. Sebagian masyarakat Kota Gorontalo mempunyai ciri khusus dengan bertempat tinggal di tepi danau, tepi pantai, atau tepi sungai, yang ada di Kelurahan leato utara, leato selatan dan pohe, Kecamatan Kota Selatan Kota Gorontalo. Hal ini karena bentukan pola permukiman berdasarkan Aktivitas masyarakat (Waworoentoe,1989). TRANSFORMASI DI BUKTIKAN OLEH BERTAMBAHNYA LUAS LAHAN TERBANGUN DAN BERUBAH ORIENTASI Doxiadi dalam Adriana : Transformasi morfologi dipengaruhi oleh faktor formal dan informal l. Bagaimana karakter awal tatanan permukiman tepi pantai kota Gorontalo? 2. Bagaimanakah perkembangan dan perubahan tatanan kawasan permukiman di tepi pantai kota Gorontalo hingga sekarang. 3. Apa dan bagaimana faktor informal maupun formal yang mendorong perubahan permukiman di tepi pantai kota Gorontalo. 2

Arek TUJUAN DAN SASARAN Cerdas, Amanah, Kreatif TUJUAN : Mengetahui proses perubahan transformasi permukiman tepi pantai di Kota Gorontalo terkait tata letak, fungsi idan Pembangunan Kawasan. SASARAN : Mengidentifikasi karakter awal tatanan permukiman tepi pantai Kota Gorontalo. Mengungkapkan perubahan yang terjadi pada skala permukiman dan bangunan di permukiman pohe kota selatan Gorontalo Menganalisis Pengaruh Faktor informal (alamiah) dan formal (direncanakan) pada Transformasi Tatanan Kawasan Permukiman Tepi Pantai Kota Gorontalo. 3

Arek KAJIAN PUSTAKA Cerdas, Amanah, Kreatif Morfologi Lingkup Dwelling Groups Transformasi Morfologi Permukiman Tepi Pantai Morfologi Permukiman Tepi Pantai berdasarkan Karakter awal Tepi Pantai Kota Gorontalo Lingkup permukimanan -Pola Permukiman -Aksesibilitas -Kepadatan -Aksesibilitas -Pola Permukiman Lingkup bangunan -Fungsi Bangunan -Orientasi -Tipologi -Orientasi -Tipologi Lingkup Permukiman : Lingkup Bangunan : Transformasi pada : -Pola Permukiman -Fungsi Bangunan - Periode sebelum orde -Aksesibiltas -Orientasi baru -Kepadatan -Tipologi - Periode orde baru - Periode Pasca orde baru Lingkup Permukiman Lingkup Bangunan Topografi Lingkup Permukiman Lingkup Bangunan Pola Askesibiltas Kepadatan Fungsi Orientasi Tipologi Permukiman Faktor Pendorong Terjadinya Transformasi Fisik Alamiah Di rencana kan Pengaruh secara Alamiah Ekonomi Sosio Kultur Demografi Pengaruh Kebijakan

Arek Cerdas, Amanah, Kreatif ITIA N KAH PEN NEL Terjadi Perubahan Lingkup Permukiman dan Bangunan Sejak Tahun 1970 Transformasi Tatanan Permukiman Terjadi Karena Faktor Formal (Kebijakan Pemerintah) dan Faktor Informal Sumber Dt Data Permukiman pada periode 1970 1998 Data sekunder Data wawancara Manfaat 1 Analisis Karakter Awal tatanan Permukiman Tepi Pantai Kota Gorontalo Sumber Data Permukiman pada periode 1999 - sekarang Data sekunder Data wawancara Pengamatan Lapangan Pertanyaan Penelitian : 1 Bagaimana Karakter Awal Morfologi Permukiman Tepi Pantai Kota Gorontalo 2 Bagaimana Perkembangan dan Perubahan Tatanan Permukiman di Tepi Pantai Gorontalo Sejak Tahun 1970an sampai sekarang 3 Faktor apa yang mendorong Terjadinya transformasi lingkup permukiman dan bangunan 2 Analisis proses transformasi itatanan kawasan permukiman di tepi Pantai Kota Gorontalo tahun 1970-sekarang. Tujuan 1 Transformasi morfologi kawasan perumahan permukiman. 2 Perubahan permukiman dalam konteks factor Alamiah 3 Perubahan permukiman dalam konteks faktor direncanakan seperti kebijakan pemerintah 3. Analisis perubahan topografi,ekonomi,sosiokultur, demografi dan kebijakan pemerintah terhadap Transformasi Tatanan Permukiman Tepi Pantai LA ANG Diakronik Reading Diakronik Reading RANGKUMAN HASIL ANALISA Sinkronik Reading KESIMPULAN

Arek METODE ANALISA Cerdas, Amanah, Kreatif Periode awal Tahun 1970an Kondisi fisik lingkup Permukiman Kondisi Fisik Lingkup Bangunan Periode awal Tahun 1970an : Kondisi Topografi Kondisi Sosiokultur Kondisi Ekonomi Kondisi Demografi Kebijakan pemerintah Periode Tahun 1990an Transformasi fisik lingkup Permukiman Transformasi Fisik Lingkup Bangunan Periode Tahun 1990an Perubahan Topografi Perubahan Sosiokultur Perubahan Ekonomi Perubahan Demografi Kebijakan Pemerintah Periode sekarang tahun 2010 Transformasi fisik lingkup Permukiman Transformasi Fisik Lingkup Bangunan Periode sekarang tahun 2010 Perubahan Topografi Perubahan Sosiokultur Perubahan Ekonomi Perubahan Demografi Kebijakan Pemerintah Keterangan : Metode Analisis i Diakronik ik Metode Analisis Sinkronik

Pola individual karena tidak berdekatan dengan bangunan lain dan memiliki ruang luar secara individual POLA PERMUKIMAN Pola Memanjang karena berdekatan dengan bangunan lain dan memiliki ruang luar yang berdekatan Pola membentuk ruang terbuka karena berbagi ruang terbuka antara dua bangunan atau lbih lebih Pola Gabungan karena merupakan gabungan antara pola memanjang dan membentuk ruang terbuka

Arek Cerdas, Amanah, Kreatif TRANSFORMASI POLA PERMUKIMAN Periode 1970 Periode 1998 Periode 2010

Arek AKSESIBILITAS Cerdas, Amanah, Kreatif

Arek FUNGSI BANGUNAN Cerdas, Amanah, Kreatif

Arek ORIENTASI BANGUNAN Cerdas, Amanah, Kreatif

Arek Faktor yang mempengaruhi Cerdas, Amanah, Kreatif TRANSFORMASI POLA PERMUKIMAN Keterangan Perubahan Demografi Topografi Berpengaruh pada Transformasi pola karena beberapa bangunan rumah yang bermunculan pada permukiman kota gorontalo, disebabkan oleh kebutuhan tempat tinggal oleh masyarakat yang semakin bertambah juga Berpengaruh pada Transformasi Pola karena pola gabungan dan mengelompok yang terbentuk sebagian besar mengikuti kondisi topografi Pola Permukiman yang terpengaruh bentuk pantai Pola Permukiman yang terpengaruh bentuk sungai Pola Permukiman yang terpengaruh tanah yang berbukit

Faktor yang mempengaruhi Keterangan Perubahan Ekonomi Tidak berpengaruh karena Sebagian masyarakat yang membuat bangunan baru dan membentuk pola yang lain antara tahun 1970 dan 1998, Tidak mempertimbangkan kondisi ekonomi terutama mata pencaharian. Sosio Kultur perubahan bh sosial mempengaruhi karena perubahan bh pola disebabkan bk karena bertambahnya bangunan yang pemilik antar bangunan masih mempunyai hubungan sosial/keluarga PERIODE SEBELUM ORDE BARU PERIODE ORDE BARU PERIODE PASCA ORDE BARU A B C D E B1 F G B A A2 A1 C B2 D C1 E D1 B1 G B C A H A2 A1 E D D1 C1 B2 D2 Gambar diatas terdiri dari bangunan A E. pola yang terbentuk berupa pola memanjang. Bangunan yang muncul di depannya masih mempunyai hubungan keluarga dengan bangunan sebelumnya. Mis B1 dan B2 merupakan anaknya B seperti pada gambar diatas. Begitu juga dengan A,C dan D. Pada akhirnya bangunan yang awalnya berbentuk memanjang berubah menjadi pola gabungan karena hubungan social dari masing masing pemilik bangunan itu sendiri.

TRANSFORMASI POLA PERMUKIMAN Faktor yang mempengaruhi Kebijakan Pemerintah Keterangan Belum terdapat Laut/teluk Muncul bangunan yang dinding Pembangunan jalan bangunan yang depan mengikuti batas jalan dan pada tahun 1980 berdempetan dengan bangunan membentuk pola lain sehingga membentuk pola memanjang Laut/ teluk memanjang Bentukan Pola permukiman sebelum dibangun jalan berupa individual pada masa sebelum orde baru Perubahan Bentukan Pola permukiman setelah dibangun jalan, berupa pola memanjang pada masa orde baru yaitu antara tahun 1970 sampai tahun 1998

TRANSFORMASI AKSESIBILITAS PERMUKIMAN Faktor yang mempengaruhi Perubahan Demografi Kondisi awal sirkulasi jalan cabang pada salah satu kelompok bangunan di permukiman pohe Keterangan Kondisi sirkulasi setelah bertambah jalan cabang/ lingkungan karena bertambahnya bangunan Bangunan yang bertambah pada masa orde baru Perubahan Ekonomi perubahan komposisi mata pencaharian tidak menyebabkan perubahan aksesibilitas yang terjadi pada lingkup permukiman pohe. Sebaliknya perubahan aksesibilitas memicu adanya perubahan komposisi mata pencaharian pada permukiman tersebut Sosio Kultur Perubahan sosiokultur tidak terjadi secara signifikan, akan tetapi bertambahnya jalan karena bertambahnya bangunan antara beberapa pemilik bangunan yang masih mempunyai hubungan keluarga. Sehingga kondisi sosial mempengaruhi perubahan aksesibilitas.

Faktor yang mempeng aruhi Kebijakan Pemerintah Keterangan Fungsi awal sebagai tambatan perahu sebelum orde baru Pergeseran fungsi tambatan perahu menjadi jalan periode orde baru

TRANSFORMASI KEPADATAN PERMUKIMAN Faktor yang Keterangan mempengaruhi Perubahan Demografi Kondisi Topografi selain karena pendatang, beberapa pemilik bangunan yang bertambah pada kawasan permukiman, masih mempunyai hubungan sosial yang dekat dengan pemilik bangunan yang sudah ada sebelumnya. Sehingga transformasi kepadatan dipengaruhi oleh bertambahnya jumlah penduduk pada kawasan permukiman Sangat berpengaruh karena : Keterbatasan tempat dt datar menyulitkan dalam penambahan bangunan. Jarak 1 30 m Kondisi topografi dengan ketinggian tertentu menyulitkan bangunan bertambah. Jarak antar bangunan 1 25 m Kondisi topografi yang landai tidak menyulitkan dalam penambahan bangunan. jarak antar bangunan 0,5 20 m kondisi bibir pantai yang datar memudahkan untuk penambahan bangunan. Jarak 0,5 10 m

TRANSFORMASI KEPADATAN PERMUKIMAN Faktor yang mempengaruhi Keterangan Perubahan Ekonomi Sosio Kultur bangunan yang bertambah dan memadati kawasan permukiman pohe tidak terjadi karena perubahan komposisi mata pencaharian masyarakat. perubahan sosio kultur yang memicu adanya perubahan pola permukiman yaitu, masyarakat yang masih mempunyai hubungan keluarga. Kebijakan Pemerintah 10 100 m 0,5-30 m

TRANSFORMASI FUNGSI BANGUNAN Faktor yang mempengaruhi Keterangan Perubahan Demografi Kondisi Topografi Ekonomi perubahan komposisi fungsi bangunan yang ditandai dengan pembangunan fasilitas pendidikan dan peribadatan pada permukiman pohe salah satunya disebabkan oleh karena perubahan demografi. Tidak berpengaruh karena terdapat bangunan yang dulunya rumah tinggal dan berubah menjadi perdagangan tidak dipengaruhi oleh kondisi topografi. Bangunan fasilitas lainnya mempunyai pertimbangan ketersediaan lahan dan menempati lokasi yang landai. Tidak berpengaruh karena : perubahan fungsi bangunan menyebabkan perubahan bh komposisi imata pencaharian dari masyarakat ktpermukiman pohe. Sosio Kultur Walaupun terdapat penambahan fasilitas peribadatan pada permukiman pohe hal ini tidak menunjukkan bahwa permukiman tersebut juga terjadi perubahan ditinjau dari segi sosio kultur masyarakat. Penambahan fasiilitas terutama fasilitas pendidikan dan mesjid pada permukiman pohe disebabkan karena kebutuhan masyarakat dan kebijakan pemerintah Kebiajakan Pemerintah Pada tahun 1970 jumlah fasilitas pada permukiman pohe yaitu terdapat pada dua bangunan yaitu mesjid dan kantor kelurahan. Sampai pada periode akhir periode orde baru fasilitas tersebut berkembang menjadi 14 bangunan yang terdiri dari sekolah, mesjid dan kantor kelurahan. Beberapa diantaranya dibangun dan direncanakan oleh pemerintah. Hal ini sesuai juga pada penjelasan sebelumnya bahwa perubahan komposisi fungsi bangunan terutama pada fungsi fasilitas umum disebabkan karena kebijakan pemerintahatau atau faktor yang direncanakan.

TRANSFORMASI TIPOLOGI BANGUNAN Fk Faktor yang mempengaruhi Keterangan Perubahan Demografi Kondisi Topografi bangunan permanen yang bertambah menyebar dan bercampur dengan bangunan non permanen sebelumnya, tidak saling mempengaruhi proses bertambahnya penduduk antara migrasi dan juga keturunan. Sehingga dalam hal ini faktor perubahan demografi pada permukiman pohe tidak mempengaruhi perubahan komposisi tipologi bangunan kondisi topografi tidak menjadi pertimbangan utama dalam menentukan tipologi bangunan. Hal ini seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa bangunan permanen yang bermunculan dan merubah komposisi tipologi bangunan terdapat pada lokasi yang menyebar dan bercampur dengan bangunan semi permanen dan tidak permanen yang sudah ada sebelumnya Perubahan Ekonomi Pertimbangan Ekonomi Menjadi Penting karena : Masyarakat yang mempunyai mata pencaharian selain nelayan mulai mendirikan bangunan permanen. Sebagian nelayan dan buruh kapal lain diantaranya mulai merekonstruksi atau memperbaiki bangunan miliknya menjadi permanen dan ada juga yang mempertahankannya bangunan tersebut tanpa ada perbaikan atau rekonstruksi Sosio Kultur Pada masa sebelum orde baru, tipologi Bangunan dapat membedakan strata sosial. Akan tetapi tidak memepengaruhi perubahan komposisi tipologi bangunan pada periode orde baru. Kebijakan pemerintah Sejak adanya kebijakan pemerintah untuk melakukan pemabangunan fisik (repelita I) berdampak pada perubahan tipologi permukiman baik pada skala kota Gorontalo maupun pada permukiman pohe, perbaikan jalan dan pembangunan jembatan tahun 1980 an, berdampak pada kondisi perekonomian masyarakat pada kawasan tersebut. Akibatnya tipologi semakin beragam, banyak bangunan permanen yang bermunculan.

TRANSFORMASI ORIENTASI BANGUNAN Faktor yang mempengaruhi Keterangan Perubahan Bb Beberapa bangunan yang awalnya mempunyai orientasi ijl jalan setapak kberubah b Demografi menjadi berorientasi jalan aspal karena dibangun jalan didepannya. Akan tetapi bangunan lain juga mengalami transfromasi orientasi bangunan karena munculnya bangunan baru didepannya Bangunan yang masih berorientasi ke laut karena tidak terdapat bangunan yang dibangun tepat berada didepan bangunan tersebut Bangunan yang semuanya berorientasi ke laut Bertambah banguna karena bertambahnya komposisi penduduk Bangunan yang tidak lagi berorientasi ke laut karena sudah terdapat bangunan yang muncul tepat didepan

TRANSFORMASI ORIENTASI BANGUNAN Faktor yang mempengaruhi Kondisi Topografi Keterangan munculnya bangunan pada masa orde baru dimudahkan oleh kondisi topografi pada bibir pantai yang landai. Sebaliknya pada lokasi dengan ketinggian tertentu arah orientasi pada bangunan yang berkembang tidak selalu menghadap laut Kondisi Topografi yang landai menyebabkan orientasi bangunan yang muncul menghadap jalan Orientasi bangunan mesjid yang tidak dipengaruhi oleh kondisi topografi. Kondisi Topografi pada pinggir pantai yang rendah memudahkan bangunan untuk berorientasi ke laut dan orientasi membelakangi laut.

TRANSFORMASI ORIENTASI BANGUNAN Faktor yang mempengaruhi Keterangan Perubahan Ekonomi Orientasi iyang berubah b hdikarenakan k adanya kebijakan k pembangunan jalan dan jembatan yang menghubungkan antara pusat kota dan permukiman pohe pada periode ini. Sehingga perubahan komposisi mata pencaharian sebagai bagian dari perubahan kondisi ekonomi tidak serta merta merubah orientasi bangunan. Kondisi Sosio Kultur Kebijakan Pemerintah bangunan mesjid yang selalu berorientasi ke kiblat. Sedangkan bangunan rumah tinggal mempunyai orientasi yang menyesuaikan dengan kondisi topografi dan aksesibilitas yang sudah dibangun sebeumnya. Akan tetapi terdapat beberapa bangunan yang menghalangi bangunan lain yang masih mempunyai hubungan sosial mempengaruhi perubahan orientasi pada bangunan sebelumnya sebagian besar bangunan yang awalnya menghadap laut dan kemudian berubah menjadi bangunan yang berorientasi ke darat disebabkan karena adanya pembangunan jalan, baik jalan aspal maupun jalan paving serta bertambahnya bangunan yang berlokasi tepat didepan bangunan yang sudah lebih dulu ada. Hal ini menunjukkan bahwa adanya kebijakan pemerintah dalam perbaikan infrastruktur sangat mempengaruhi perubahan orientasi bangunan yang ada dipermukiman pohe

KESIMPULAN Pada lingkup bangunan apabila ditinjau berdasarkan aspek fungsi bangunan terjadi perubahan komposisi fungsi bangunan rumah tinggal yang semakin berkurang diakibatkan bertambahnya b fungi perdagangan dan jasa. Berdasarkan aspek tipologi i bangunan komposisi bangunan non permanen semakin berkurang karena munculnya bangunan permanen. Sedangkan pada aspek orientasi bangunan menunjukkan bangunan yang berorientasi kelaut sesuai karakter awal tatanan permukiman menjadi berkurang karena munculnya bangunan lain yang menghalangi orientasi bangunan awal. Kebijakan pemerintah sebagai faktor pendorong sangat dominan mempengaruhi transformasi tatanan yang terjadi di permukiman pohe. Perubahan demografi, Sosial, dan kondisi topografi menjadi faktor pendorong yang tidak kalah penting mempengaruhi transformasi tatanan di Permukiman Pohe. Sehingga pemerintah dalam hal ini sebagai pengambil keputusan pembangunan diharapkan memiliki wawasan dan pengetahuan th untuk tk merencanakan suatu kawasan dengan memperhatikan karakter pola fisik spasial. Konsistensi antara peraturan dan pelaksanaan di lapangan juga perlu diperhatikan sehingga terhindar dari pengembangan lahan yang ilegal dan informal akibat pertumbuhan penduduk yang terus meningkat.