ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN GAUN BERUKURAN L YANG DIBUAT MENGGUNAKAN POLA MEYNEKE DAN POLA SO-EN

dokumen-dokumen yang mirip
MODIFIKASI POLA PADA TEKNIK PEMBUATAN BUSANA WANITA PAS BADAN

PENYESUAIAN POLA DASAR SISTEM DANCKAERTS PADA WANITA BERTUBUH GEMUK PENDEK

MEMBUAT POLA BUSANA TINGKAT DASAR

TINGKAT KESULITAN PEMBUATAN GAUN PAS BADAN

BAHAN PERKULIAHAN KONTRUKSI POLA BUSANA (Prodi Pendidikan Tata Busana) Disusun Oleh : Dra. Marlina, M.Si Mila Karmila, S.Pd, M.Ds

APLIKASI POLA DASAR PAKAIAN SISTEM CHARMANT dan DANKAERTZ PADA BERBAGAI BENTUK TUBUH WANITA

KESESUAIAN POLA DASAR LUCIA MORS DE CASTRO PADA BENTUK TUBUH WANITA IDEAL RIRI AGUSTI

Kata Kunci: Keterampilan, Menjahit, Nilai, Konstruksi Busana

ANALISIS PERBEDAAN FITTING FACTOR ANTARA POLA SONNY DAN POLA PRAKTIS PADA JAS WANITA

ANALISIS POLA BUSANA Oleh: As-as Setiawati

KESESUAIAN POLA CELANA SISTEM CHARMANT PADA WANITA DEWASA DENGAN BENTUK PANGGUL S. Program Studi Pendidikan Kesejahteraan Keluarga

Gambar 3.1 Busana Thailand Berbentuk Celemek Panggul, Kaftan atau Tunika

MODUL KURSUS MENJAHIT TINGKAT DASAR

MEMILIH POLA BUSANA TIM FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SURABAYA DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

SEMINAR NASIONAL IDENTIFIKASI KEMAMPUAN MEMBUAT POLA BUSANA WANITA PADA MAHASISWA JURUSAN PKK FT UNM

ULANGAN HARIAN MAN YOGYAKARTA III TAHUN PELAJARAN 2014/2015. : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

LEMBARAN TUGAS, JOBSHEET DAN PANDUAN EVALUASI BELAJAR PRAKTIK KONSTRUKSI POLA BUSANA. Oleh: Dra. Haswita Syafri, M.Pd

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA

SATUAN ACARA PERKULIAHAN ANALISIS MODEL BUSANA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) : Prakarya dan Kewirausahaan Kerajinan Tekstil

Anneke Endang K Pembimbing PKK, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Surabaya

MODUL DRAPING PERSIAPAN PEMBUATAN POLA DRAPING. Disusun oleh : Dra. Astuti, M.Pd NIP

Ebook 1. Dewasa (Model 1)

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Kesimpulan, dan saran disusun berdasarkan seluruh kegiatan penelitian

Fashion and Fashion Education Journal

Teknik Draping KATA PENGANTAR

PANDUAN MENJAHIT MODEL-001

PANDUAN MENJAHIT MODEL-012

2015 PENGEMBANGAN MULTIMEDIA INTERAKTIF PEMBUATAN POLA DASAR BUSANA WANITA

DAFTAR ISI. onsep Dasar Pattern Making embuat Pola Dasar Rok untuk Kain Jadi Hasil Belajar Pattern Making... 40

GamiS/Koko No.JST/TB/01 Revisi : Agustus 2014

B. Indikator a. Identifikasi dan penggambaran aneka bentuk garis leher dan kerah b. Identifikasi dan Penggambaran macam-macam bentuk lengan dan rok

PANDUAN MENJAHIT MODEL-004

BAB II KAJIAN TEORI. untuk mencapai kinerja akademik yang memuaskan. Namun dari. kenyataan sehari-hari tampak jelas bahwa siswa itu memiliki perbedaan

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 67-73

ANALISIS PATTERN MAKING KEBAYA SISTEM CHUNG HWA UNTUK TUBUH BAGIAN ATAS BESAR. Rosita Carolina dan Mei Indah Jayanti *) ABSTRACT

PEMILIHAN KONSTRUKSI POLA CULOTTE PADA BAHAN KATUN

100 SOAL TES PRESTASI BELAJAR

PENGARUH PERBEDAAN JENIS BAHAN TEKSTIL LACE DAN BELEDU TERHADAP HASIL FITTING KEBAYA MENGGUNAKAN POLA SISTEM DRESSMAKING

e-journal. Volume 06 Nomor 03 Tahun 2017, Edisi Yudisium Periode Agustus 2017, Hal 74-78

MODUL PLPG TATA BUSANA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET BUSANA PRIA. 1. Kompetensi Mampu membuat Jaket

JOB-SHEET. A. Kompetensi: diharapkan mahasiswa dapat membuat bebe anak perempuan sesuai dengan disain

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses kegiatan yang disengaja atas input

PENGARUH UKURAN PANJANG LAJUR TERHADAP HASIL JADI RUFFLE

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pendidikan. Menurut Hasibuan (dalam Sagala, 2007), pendidikan

PERBEDAAN HASIL PEMBUATAN CELANA PANJANG WANITA YANG MENGGUNAKAN POLA SISTEM SOEKARNO DAN SISTEM PRAKTIS DENGAN UKURAN S, M, L

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Dwi Ambarwati, 2013

ANALISIS HASIL JAHITAN PANTALON DENGAN TEKNIK KONSTRUKSI POLA DI ATAS KAIN PADA WANITA BERTUBUH GEMUK PENDEK DI TANJUNG TAILOR MEDAN

PERBANDINGAN HASIL JADI VEST DENGAN KERAH SETALI ANTARA JENIS KETEBALAN LINING TAFFETA

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BUSANA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

MODUL III BU 461*) Adibusana

PERBANDINGAN HASIL PEMBUATAN LENGAN DRAPERI MENGGUNAKAN POLA SISTEM DRAPING DAN SISTEM PRAKTIS

PERSEPSI SISWI KELAS X TATA BUSANA TENTANG KOMPETENSI MEMBUAT POLA TEKNIK KONSTRUKSI DI SMKN 3 SUNGAI PENUH JULITA HARMAIDA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan manusia dan memiliki peran yang besar didalam kegiatan bisnis,

PEMBUATAN APLIKASI POLA DASAR PAKAIAN WANITA METODE SO-EN

PEMETAAN BORDIR PADA BUSANA WANITA DITINJAU DARI DESAIN, TEKNIK DAN TERAPAN BORDIR PADA UKM BORDIR DI SIDOARJO

DAFTAR ISI. LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR... i UCAPAN TERIMA KASIH... ii ABSTRAK... iii DAFTAR ISI... iv DAFTAR GAMBAR... vi DAFTAR TABEL...

PENGARUH MEDIA PEMBELAJARAN MODUL TERHADAP PENCAPAIAN KOMPETENSI PRAKTIK MEMBUAT POLA DASAR SECARA DRAPING

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2012

BAB 1 PENDAHULUAN. kemajuan yang lebih baik. Melalui pendidikan manusia dapat menemukan halhal

BAB III DATA DAN ANALISA PERANCANGAN

1. Buka program Modaris 2. Pilih File, aktifkan New. 3. Isi kotak dialog New model name: POLA ROK POLA BADAN

Ukur langsung di Workshop RJH * konfirmasi dahulu sebelum kunjungan

Efektivitas Penggunaan Pola Kombinasi Dalam Pembuatan Busana Pesta Siswa Tata Busana SMK Syafi i Akrom Pekalongan

MEMBUAT POLA DASAR SISTEM DRAPING

PETUNJUK TEKNIS LOMBA KEWIRAUSAHAAN SMK LOMBA EKONOMI KREATIF PEMBUATAN BUSANA CASUAL REMAJA TAHUN 2016

MODEL KERAH JAS, KERAH SETALI, KERAH FRILLS DAN JABOT SERTA CARA MEMBUAT POLANYA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

ANALISIS POLA DASAR ROK DAN PANTALON WANITA SERTA CARA MEMPERBAIKI POLA Oleh : As-as Setiawati

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA SILABI KONSTRUKSI POLA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

DAFTAR ISI ABSTRAK... KATA PENGANTAR... UCAPAN TERIMAKASIH... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR BAGAN... DAFTAR GAMBAR...

Berbagai Model Lengan Dan cara Membuat Polanya. Oleh : As-as Setiawati

PENGURANGAN PANJANG BAHU PADA PEMBUATAN LENGAN PHILIPINE BERBAHAN KAIN TAFFETA

FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA JOB SHEET TAILORING. 1. Kompetensi Mampu membuat stelan jas wanita

ANALISIS PEMBUATAN BUSTIER SISTEM CHUNG HWA UNTUK BUSANA KEBAYA. Armaini Rambe, Program Studi Tata Busana Jurusan PKK FT Unimed

UJIAN SEKOLAH SMP/MTs TAHUN PELAJARAN Hari/Tanggal (60 menit) P - 01

TEKNIK MENJAHIT MENGHITUNG HARGA JUAL

Jurnal Penelitian Tindakan dan Pendidikan 3(1)

MODUL V. 1. Mata Kuliah : BU 461*) Adibusana 2. Pertemuan ke : 9 dan Pokok Materi : Busana Eksklusif Model Pas Badan

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan setiap manusia, tidak ada seorangpun yang dapat hidup secara

BAB I PENDAHULUAN. Semi Tailoring merupakan salah satu teknik menjahit dimana

PENINGKATAN HASIL BELAJAR MEMBUAT MACAM-MACAM POLA GAUN DENGAN MODEL PEMBELAJARAN TEAM ASSISTED INDIVIDUALIZATION (TAI) DI SMK PGRI BATANG

PERBEDAAN HASIL KETEPATAN UKURAN BLUS LURIK ANTARA YANG MENGGUNAKAN TEKNIK RELAXING DAN TOLERANSI UKURAN

APPLICATION FRII AT FASHION NIGHT INSPIRATION SRIKANDI By: Yolanda Jatmika

KONSTRUKSI POLA BUSANA (BU 231)

SILABUS MATERI PEMBELAJARAN

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN 01

MODUL KONSTRUKSI POLA BUSANA WANFA

PENGARUH TINGGI KERUCUT TERHADAP HASIL JADI KERUCUT PADA CAPE

EVALUASI PROGRAM PERKULIAHAN KONSTRUKSI POLA BUSANA DI JURUSAN PTBB FT UNY

PERBEDAAN HASIL PEMBUATAN GAUN PESTA MENGGUNAKAN POLA DRAPING DENGAN POLA KONSTRUKSI BERBASIS KOMPUTER

Disampaikan pada Acara PKK Ibu-ibu Desa Trihanggo Sleman Yogyakarta Tahun 2004

PEMBUATAN BUSANA KERJA MODEL BLAZER

BAB IV KONSEP PERANCANGAN

LABORATORIUM TATA BUSANA JURUSAN PKK FPTK UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA JL Dr Setiabudhi no 27 Telp BANDUNG 40154

ARTIKEL Program Penerapan IPTEKS PELATIHAN PEMBUATAN BUSANA MODE BUSTIE PADA USAHA MODISTE DI KABUPATEN SLEMAN DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA

Penyusun: ANTI ASTA VIANI. Editor TIM KONSULTAN FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Transkripsi:

ANALISIS TINGKAT KENYAMANAN GAUN BERUKURAN L YANG DIBUAT MENGGUNAKAN POLA MEYNEKE DAN POLA SO-EN Laely Rachmania Nur Endah Purwaningsih Agus Sunandar Jurusan Teknologi Industri Fakultas Teknik Universitas Negeri Malang e-mail: elythok@ymail.com Abstract: the comfort in wearing clothes can be seen from two criteria, they are size precision and fitting factor precision on the wearer s body. The precision of fitting factor is a location or spot on clothes that determines the properness of certain pattern system, for the wearing body. The Meyneke pattern is generally used for fit-to-body clothes because it has cobnut on waist and shoulder, while the SoEn pattern is one of the types of flat construction pattern which has sufficiently wide cobnut on the waist. It is suitable for fat woman and to make coat. The purpose of this study is to know which pattern has a better comfort level without comparing the both patterns. This study is a descriptive study with the object was the comfort level of the fitting factor, while the subject was the Meyneke and the So-En pattern in the making of L-sized gown. The methods employed were observation and documentation method. Based on the validation of three panelists, the comfort level on the usage of Meyneke pattern is 83.3% said it was comfortable, 10% said it was not really comfortable, 6.6% said it was not comfortable. While on the So-En, 50% of the respondent said it was comfortable, 26.7% said it was not really comfortable, and 23.4% said it was not comfortable. Abstrak: Kenyamanan dalam berbusana dapat dilihat pada dua (2) kriteria yaitu, ketepatan ukuran dan ketepatan titi-titik pas pada tubuh pemakai. Ketepatan titik-titik pas ( fitting factor ) adalah suatu lokasi atau titik pada pakaian yang menentukan sesuai atau tidaknya sistem pola tertentu, untuk bentuk tubuh yang mempergunakannya. Pola Meyneke umumnya digunakan untuk busana pas badan karena memiliki kupnat pada bagian pinggang dan bahu, sedangkan Pola SoEn merupakan salah satu jenis pola konstruksi datar yang memiliki lipit kupnat di pinggang yang cukup lebar, cocok untuk wanita gemuk dan membuat mantel. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui pola manakah yang memiliki tingkat kenyamanan yang lebih baik tanpa bermaksud untuk membandingkan dari kedua pola tersebut. Penelitian ini termasuk jenis penelitian deskriptif, dan objeknya adalah tingkat kenyamanan pada titik-titik pas, sedangkan subjeknya pola Meyneke dan pola So-En pada pembuatan gaun berukuran L. Metode yang digunakan adalah metode observasi dan metode dokumentasi. Berdasarkan hasil validasi dari 3 panelis, tingkat kenyamanan pada penggunaan pola Meyneke tingkatan nyaman mencapai 83,3%, kurang nyaman 10%, dan tidak nyaman 6,6%. Sedangkan pola So-En 50% nyaman, kurang nyaman 26,7% dan tidak nyaman 23,4%. Kata kunci: Tingkat Kenyamanan, Pola Meyneke, Pola So-En Perkembangan busana dapat diikuti oleh semua orang termasuk para designer dalam merancang pakaian wanita. Busana akan terlihat sempurna bila mode pakaian yang di jadikan acuan sesuai dengan tubuh si pemakai karena, setiap wanita ingin terlihat fashionable artinya mengerti bentuk tubuh, kesempatan, warna, tekstur serta tata rias. Dilihat dari faktor pola busana, 37

38 Jurnal TIBBS (Teknologi Industri Boga dan Busana) Vol. 1 No. 1 Maret 2012 :37-43 berkaiatan pada konstruksi dan pecah pola busana yang berpengaruh terhadap jatuhnya busana pada badan pemakai apabila kurang tepat sehingga akan berpengaruh pada tingkat kenyamanan pemakai, seperti terjadinya kerut atau bergelembung, letak kupnat yang tidak sesuai, dan masih banyak yang lainnya. Baik tidaknya busana yang dikenakan di badan sangat dipengaruhi oleh kebenaran dan ketepatan pola. Dengan pola pakaian yang berkualitas akan menghasilkan busana yang enak dipakai, indah dipandang dan bernilai tinggi, sehingga akan tercipta suatu kepuasan bagi si pemakai sebelum membuat pola perlu adanya kegiatan mengukur bagian-bagian tubuh sesuai dengan busana yang akan dipakai. Tanpa pola pembuatan busana tidak akan terwujut dengan baik, maka dari itu jelaslah bahwa pola memegang peranan penting di dalam membuat busana bagaimanapun baiknya desain pakaian. Untuk mendapatkan hasil pakaian yang menunjukkan bagian-bagian keistimewaan wanita, perlu dibuat pola (Muliawan:1992: 1). Dalam membuat pola dasar Ada dua teknik dasar, yaitu: Teknik Konstruksi Padat (blocks atau Pola Draping) dan Teknik Konstruksi Datar (flat pattern-drafting) cara pembuatannya menggunakan media datar dengan perhitungan matematis, teknik ini menghasilkan berbagai macam bentuk pola dasar yang diberi nama berdasarkan nama penemunya, misalnya: Danckaerts, Cuppens Geurs, Meyneke, Dressmaking, dan So-En dan masing-masing sistem memilliki ke-khasan tersendiri. Pola adalah salah satu jenis pola konstruksi datar yang berasal dari Jepang dari Bunka Fashion College (Wikipedia), merupakan pola yang cukup sederhana dalam proses pembuatannya namun diperlukan ketelitian pada setiap prosesnya hanya memerlukan tiga ukuran tubuh. Pola So-En memiliki kupnat pada pinggang muka dan pinggang belakang, tetapi ukuran kupnatnya cukup lebar, ciri ini memberi keuntungan untuk wanita bertubuh besar. Pola Meyneke ditemukan oleh J.H.C. Meyneke, memiliki kupnat pada pinggang dan bahu, Pola ini biasa digunakan untuk busana pas badan seperti lingeri, kebaya, dan gaun. Lebar kupnat dapat menyesuaikan dengan besarnya payudara. Cara pengambilan ukuran lebih lengkap dan detail karena menggunakan ukuran control atau ukuran uji. Tubuh seorang wanita memiliki bentuk yang berbeda-beda yang menjadikan ciri khas seseorang, walaupun memiliki ukuran badan yang sama besar tetapi memiliki bentuk yang berbeda.ukuran S untuk orang dewasa yang badannya kecil dan L untuk orang dewasa yang badannya sedang tetapi badanya tegap dan badanya gemuk (Wancik: 2006:64). Orang bertubuh besar perlu mendapat perhatian yang serius sebelum membuat busana agar dapat menutupi kekurangan dan menonjolkan kelebihan yang dimiliki sehingga menghasilkan busana yang serasi dan nyaman, terutama pada pembuatan gaun yang lebih menonjolkan keindahan bentuk tubuh seseorang termasuk wanita yang memiliki tubuh gemuk. Kenyamanan dalam berbusana dapat dilihat pada dua kriteria yaitu, 1) ketepatan ukuran yang dimaksud adalah saat busana yang dipakai tidak longgar atau sempit, pas datar mengikuti lekuk tubuh dengan tepat. pakaian yang sempit memungkinkan kancing terlepas, jahitan putus dan dalam segi kesehatan mengenakan pakaian yang sempit dapat menimbulkan sesak di dada atau gangguan kesehatan yang lain. Sedangkan pakaian yang terlalu longgar dapat mengurangi ruang gerak pemakai dalam bekerja atau saat akan melakukan sesuatu hal, seperti terinjak atau tersangkut selain itu letak kampuh pakaian tidak terletak pada tempatnya. Ketepatan dalam ukuran berkaitan pada saat mengambil ukuran tubuh, yakni menentukan posisi titik dan garis tubuh serta menganalisa posisi titik dan garis tubuh, selain itu kemampuan dalam menentukan kebenaran garis-garis pola, seperti garis lingkar kerung lengan, garis lekuk leher, bahu, sisi badan, panjang rok, bentuk lengan, kerah haruslah luwes dan memiliki sikap cermat dan teliti dalam melakukan pengecekan ulang ukuran. 2) ketepatan titik-titik pas pada tubuh (fitting factor) adalah suatu lokasi atau titik pada pakaian yang menentukan sesuai atau tidaknya sistim pola tertentu, untuk bentuk tubuh yang memper-gunakannya, Prahastuti,dkk (2000:19). Gaun adalah busana wanita Eropa yang dipakai pada kesempatan tertentu pakaian wanita (model eropa) yang dipakai pada waktu tertentu (Wancik:2006:69). Merupakan salah satu jenis busana yang memiliki ciri bagian atas dan bawah menyatu dengan atau tanpa garis potongan pada pinggang, dan mengikuti bentuk tubuh pemakai sehingga menunjukkan sisi kewanitaan agar terlihat lebih anggun dan elegan, bahan yang digunakan untuk gaun pada umumnya ialah bahan yang melangsai atau

Laely Rachmania, Analisis Tingkat Kenyamanan Gaun Berukuran L 39 dapat membentuk tubuh. Gaun dikatakan nyaman tidak hanya ukuran yang tepat tetapi, gaun tersebut memiliki kedudukan titik pas yang tepat pula. Tujuan dari penelitian ini adalah peneliti ingin mengetahui tentang bagaimana tingkat kenyamanan pada pembuatan gaun untuk wanita bertubuh besar antara Pola So-En dan Pola Meyneke. METODE Berdasarkan tujuan penelitian, jenis penelitian ini termasuk kedalam penelitian deskriptif tujuan utamanya, yaitu menggambarkan secara sistematis fakta dan karakteristik objek dan subjek yang diteliti secara tepat (Hartoto:2009). Objek penelitian ini adalah tingkat kenyamanan pada gaun dilihat pada titik-titik pas sedangkan subyeknya adalah pola busana konstruksi dengan sistim yang berbeda yaitu, pola Meyneke dan pola So-En. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendeskripsikan hasil analisa tingkat kenyamanan pada masing-masing gaun yang dibuat menggunakan dua sistim pola dasar yang berbeda yakni antara Pola Meyneke dengan Pola So-En pada wanita berukuran L, pola manakah yang mempunyai tingkat kenyamanan yang lebih baik namun tidak bermaksud untuk membandingkan kedua pola tersebut. Desain penelitian merupakan suatu proses dalam perencanaan dan pelaksanaan bertujuan untuk menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar agar menghindari kesalahan secara keseluruhan dimulai dari perencanaan, persiapan dan pelaporan hasil. Metode penelitian adalah teknik atau cara yang dilakukan untuk mengumpulkan data, dalam penelitian ini menggunakan metode observasi (penga-matan) dan dokumentasi. Aspek observasi dirinci dan ditelaah dengan alat berupa tabel pengamatan yang berisi daftar tingkat kenyaman gaun yang diukur dengan memberi tanda cek ( ) yang memiliki nilai (skor). Penilaian ini dilakukan pada saat pengepasan atau fitting oleh model terhadap tampilan keseluruhan kenyamanan gaun. Instrument pada penelitian ini berupa table pengamatan terhadap tingkat Kenya-manan terdiri dari sepuluh kedudukan titik-titik pas pada gaun yang di uji kedudukan titik-titik pas diantaranya terletak pada; kedudukan lingkar leher, kedudukan garis bahu, lingkar badan, garis sisi, letak kupnat, panjang punggung, kedudukan lingkar pinggang, kedudukan lingkar panggul dan kedudukan panjang gaun. Setelah data terkumpul kemudian data dianalisis menggunakan rumus persentase: P=F/N x 100% HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil Berdasarkan hasil validasi dari ketiga panelis dapat dilihat pada tabel 1. Setelah data dikumpulkan kemudian dari data tersebut dihitung berdasarkan tingkatan nyaman (nyaman, kurang nyaman dan tidak nyaman). Dapat dilihat pada tabel 2 dan tabel 3. Setelah data terkumpul, kemudian dibagi berdasarkan tingkatan nyaman (nyaman, kurang nyaman dan tidak nyaman), dapat dilihat pada tabel 4. Pembahasan Pola Meyneke Garis kerung leher adalah tempat untuk menjahit kerah. Garis ini terletak datar sekeliling pangkal leher. Dikatakan tepat atau nyaman bila tidak terdapat tarikan-tarikan kain disekeliling leher. Ketiga panelis menyatakan kedudukan kerung leher nyaman, pas datar pada sekeliling leher dengan persentase 100%. Kedudukan garis bahu yang diukur dari leher sampai pita lengan atas. Masing-masing panelis memberikan nilai yang berbeda-beda, jumlah persentase 66,7%. Kedudukan letak bahu dikatakan tepat bila garis bahu terletak mendatar mulai dari ujung garis bahu hingga ke pangkal leher menuju ke titik ujung bahu diatas lengan kembali. Garis bahu tidak boleh tertarik ke atas maupun ke bawah. Kedudukan garis bahu pada pola Meyneke kurang nyaman karena pola Meyneke bagian muka lebih tinggi dari pada bagian belakang, sehingga bahu bagian muka tertarik ke belakang dan hasilnya kedudukan garis bahu miring ke belakang. Kedudukan lingkar dikatakan tepat bila bagian lebar muka yaitu, garis mendatar yang terletak 4 cm di bawah lekuk leher muka, arah tenun benang terletak mendatar. Hasil dari ketida panelis setelah dihitung mencapai 100%.

40 Jurnal TIBBS (Teknologi Industri Boga dan Busana) Vol. 1 No. 1 Maret 2012 :37-43 Tabel 1. Rekapitulasi Hasil Per lis Pola Meyneke No Kriteria Kedudukan Titik Pas 1 Kedudukan kerung leher 2 Kedudukan garis bahu 3 Kedudukan lingkar badan 4 Kedudukan kerung lengan 5 Kedudukan lipit kupnat 6 Kedudukan garis sisi 7 Kedudukan panjang punggung 8 Kedudukan lingkar pinggang 9 Kedudukan lingkar panggul 10 Kedudukan panjang gaun lis 1 lis 2 lis 3 2 3 1 6 1 1 3 5 3 2 3 8 2 3 3 8 26 27 28 81 Tabel 2. Tingkat Kenyamanan Gaun Pola Meyneke No Nilai N (3) KN (2) TN (1) % 1 3 0 0 9 100 2 1 1 1 6 66.7 3 3 0 0 9 100 4 1 0 2 5 77.8 5 3 0 0 9 100 6 2 1 0 8 88.7 7 3 0 0 9 100 8 3 0 0 9 100 9 3 0 0 9 100 10 2 1 0 8 88.7 25 3 2 81 % 83.3 10 6.6 Tabel 3. Rekapitulasi Hasil Per lis Pola So-En kriteria No Kedudukan Titik Pas 1 Kedudukan kerung leher 2 Kedudukan garis bahu 3 Kedudukan lingkar badan 4 Kedudukan kerung lengan 5 Kedudukan lipit kupnat 6 Kedudukan garis sisi 7 Kedudukan panjang punggung 8 Kedudukan lingkar pinggang 9 Kedudukan lingkar panggul 10 Kedudukan panjang gaun lis 1 lis 2 lis 3 1 3 3 7 1 3 3 7 3 2 3 8 1 1 3 5 2 2 3 7 3 2 1 6 3 3 1 7 2 2 2 6 1 3 2 6 20 24 24 68 Tabel 4. Kenyamanan Pola So-En No. Nilai N (3) KN(2) TN (1) % 1 2 0 1 7 77.8 2 2 0 1 7 77.8 3 2 1 0 8 88.7 4 1 0 2 5 55.5 5 3 0 0 9 100 6 1 2 0 7 77.8 7 1 1 1 6 66.6 8 2 0 1 7 77.8 9 0 3 0 6 66.6 10 1 1 1 6 66.6 15 8 7 68 % 50 26.7 23.4 Kedudukan kerung lengan, dua panelis menyatakan nyaman, dan satu panelis menyatakan tidak nyaman, dengan persentase 77,8%. Pada pola Meyneke lipit bahu ditutup sehingga memberikan ruang pada daerah sekeliling lebar muka, oleh karena itu pada kedudukan kerung lengan bergelembung.

Laely Rachmania, Analisis Tingkat Kenyamanan Gaun Berukuran L 41 Kedudukan letak kupnat dari ketiga panelis menyatakan nyaman (skor 3), total persentase 100%. Dikatakan tepat bila lipit-lipit kup terletak kurang lebih 2,5 cm sebelum puncak dada dengan arah menuju puncak dada dapat mengikuti lekuk badan dengan luwes. Kedudukan garis sisi dua panelis menyatakan nyaman dan lainnya menyatakan kurang nyaman. Persentase dari jumlah ketiga panelis adalah 88,7%. Kedudukan panjang punggung tepat bila garis tengah punggung lurus pada bagian tengah badan mulai dari tulang leher hingga ke bawah lurus sampai pada pita pinggang. Ketiga panelis menyatakan nyaman dengan persentase 100%. Lingkar pinggang ketiga panelis menyatakan nyaman, pas datar tepat pada garis pinggang dengan persentase 100%. Lingkar panggul mencapai persentase 100% karena ketiga panelis menyatakan nyaman, pas pada garis panggul, dan membentuk lekuk panggul dengan sempurna. Panjang gaun dua panelis meyatakan nyaman dan satu panelis menyatakan kurang nyaman (88,7%). Panjang gaun nyaman bila pas rata sekeliling lingkar bawah gaun dari ukuran panjang gaun, kurang nyaman apabila pada bagian depan atau belakang lingkar bawah gaun tidak rata. Pola So-En Dari ketiga panelis, dua panelis menyatakan kedudukan kerung leher nyaman, pas datar pada sekeliling leher. Kedudukan garis leher pada Pola So-En kurang nyaman dan hasilnya hanya mencapai 77,8%. Karena satu panelis menyatakan tidak nyaman, hasilnya bergelombang tidak pas datar. Kedudukan garis bahu, dua panelis menyatakan nyaman dan satu panelis menyatakan tidak nyaman. Hasilnya terdapat tarikan yang tidak diinginkan, kedudukan garis bahu pas bila terletak datar mulai dari ujung garis bahu ke pangkal leher menuju titik ujung bahu di atas lengan tertinggi. Garis bahu tidak boleh tertarik ke atas maupun ke bawah dengan persentase 77,8%. Kedudukan lingkar badan dikatakan tepat bila bagian lebar muka yaitu, garis mendatar yang terletak 4cm di bawah lekuk leher muka, arah tenun benang terletak mendatar, longgar sempitnya diperiksa pada bagian titik dada, yaitu tidak tertekan dan tidak pula bergelombang. Dua panelis menyatakan nyaman dan satu panelis menyatakan kurang nyaman dengan persentase mencapai 88,7%. Kedudukan kerung lengan, dua panelis menyatakan tidak nyaman, dan satu panelis menyatakan nyaman, kerung lengan hasilnya longgar dan bergelombang. Persentase hanya 55,5 % karena hasilnya longgar dan bergelombang. Kedudukan letak kupnat dari ketiga panelis menyatakan nyaman (skor 3), dengan persentase 100%. Dikatakan tepat bila lipit-lipit kup terletak kurang lebih 2,5cm sebelum puncak dada dengan arah menuju puncak dada dapat mengikuti lekuk badan dengan luwes. Kedudukan garis sisi satu panelis menyatakan nyaman dan dua panelis menyatakan kurang nyaman, disebabkan karena pada Pola So-En pada garis sisi muka lebih miring melewati garis sisi bagian muka, memungkinkan terjadinya ketidak tepatan pada kedudukan garis sisi. Prahastuti menyatakan, Sisi badan dikatakan tepat bila garis sisi badan terletak lurus dari ketiak hingga ke pinggang. Tidak terdapat tarikan ke atas maupun ke bawah. Persentase dari jumlah ketiga panelis adalah 77,8%. Kedudukan Panjang punggung hasilnya bergelombang pada area punggung, ketiga panelis memberikan penilaian berbeda-beda (nyaman, kurang nyaman dan tidak nyaman) hasilnya mencapai 66,6%. Lingkar pinggang dua panelis menya-takan nyaman dan satu panelis tidak nyaman, lingkar pinggang tepat bila, pas datar tepat pada garis pinggang tidak nyaman apabila posisi garis pinggang berada di atas atau di bawah garis pinggang dengan persentase 77,8%. Pada Pola So-En garis pinggang pada bagian sisi terletak di atas garis pinggang asli sehingga mempengaruhi kedudukan garis pinggang yang tidak tepat. Lingkar panggul mencapai persentase 66,6% karena ketiga panelis menyatakan kurang nyaman karena, kedudukannya pas datar namun terlalu longgar pas pada garis panggul. Hasil dari Pola So-En pada bagian panggul gaun longgar kurang membentuk panggul dengan sempurna. Panjang gaun masing-masing panelis menilai nyaman, kurang nyaman dan tidak nyaman, persentase mencapai 66,6%. Panjang gaun nyaman bila pas rata sekeliling lingkar bawah gaun dari ukuran panjang gaun, kurang nyaman apabila pada bagian depan atau

42 Jurnal TIBBS (Teknologi Industri Boga dan Busana) Vol. 1 No. 1 Maret 2012 :37-43 belakang lingkar bawah gaun tidak rata tidak nyaman jika keliling lingkar bawah dari panjang gaun tidak rata. Hasil dari kedudukan panjang gaun Pola So-En tidak rata bagian muka lebih panjang dari bagian belakang gaun. Tingkat Kenyamanan Pola Meyneke memiliki tingkat Kenyamanan yang lebih tinggi pada pembuatan gaun untuk wanita bertubuh gemuk, kedudukan titiktitik pas lebih nyaman. Pada gambar 5.3 dapat dilihat, pola So-En memiliki tingkat kenyamanan 50% atau setengah dari sepuluh kategori pada pembuatan gaun wanita bertubuh gemuk. Pada pola Meyneke dari tiga panelis yang menjawab nyaman dengan jumlah persentase mencapai 100%, karena hasilnya pas datar pada kedudukan titik pas kerung leher, lingkar badan, letak kupnat, panjang punggung, lingkar pinggang dan lingkar panggul. Ini dikarenakan pola Meyneke memiliki ukuran yang lebih lengkap dan memiliki dua posisi kupnat. 100 80 60 40 20 0 83,3 Nyaman 50 Kurang Ny... 26,7 23,4 10 6,6 Tidak Nyaman MEYNEKE SOE-EN Column1 Gambar 1. Diagram Tingkat Kenyamanan Gaun yang Dibuat Menggunakan Pola Meyneke dan Pola SO-EN Pola So-En tiga panelis yang menjawab nyaman hanya pada kedudukan letak kupnat. Dikarenakan wanita yang bertubuh gemuk meiliki lingkar panggul yang besar pula sehingga pada saat pembuatan pola, pada posisi lingkar pinggang memiliki kupnat yang lebih lebar, dapat menyesuaikan dengan garis panggul. Pola So-En memiliki nilai kurang nyaman pada kedudukan lingkar badan, panjang punggung, panjang gaun dan garis sisi. Panjang gaun tidak rata pada bagian muka karena pola badan muka Pola So-En lebih panjang sehingga mempengaruhi pada panjang gaun, pada garis sisi dirasa kurang nyaman disebabkan pada pola dasar So-En bagian sisi badan lebih miring dari pada pola dasar sistem lainnya. SIMPULAN Pola Meyneke memiliki tingkat Kenyamanan sebesar 83,3%, pada kedudukan titik-titik pas lingkar badan, lingkar pinggang, lingkar panggul, panjang punggung dan letak kupnat. Pola Meyneke memiliki tingkatan kurang nyaman 10%, pada kedudukan garis bahu, garis sisi dan panjang gaun. Tingkatan tidak nyaman 6,6% pada garis bahu, dan kerung lengan hasilnya longgar dan bergelombang. Pola So-En memiliki tingkat kenyamanan sebesar 50% dari sepuluh kriteria yang dinilai. Tingkatan kurang nyaman sebesar 26,7%, pada kedudukan lingkar badan, kedudukan panjang sisi, panjang punggung, lingkar panggul dan panjang gaun. Tidak nyaman 23,4%. Pada kedudukan titik-titik pas kerung leher, garis bahu, kerung lengan, panjang punggung dan lingkar pinggang. Pola So-En memiliki tingkatan tidak nyaman pada titik kerung leher bergelombang, garis bahu tertarik kebelakang, kerung lengan bergelombang dan satu panelis memilih lingkar pinggang longgar (Pola So-En). Ukuran yang dipergunakan pada Pola So-En hanya tiga (3), oleh karena itu ketepatan dan ketelitian pada saat pengambilan ukuran. Untuk memperhatikan bagian tengah muka pada Pola So-En yang lebih panjang dari pada bagian sisi badan karena akan mempengaruhi hasil jadi panjang gaun agar hasilnya tidak lebih panjang bagian tengah muka. Sebaiknya pada bagian sisi pola So-En bagian badan depan dibuat tidak terlalu miring agar kedudukan garis sisi lebih nyaman. Kedudukan kerung leher pada Pola So-En perlu mendapat perhatian (diberi curian) pada bentuk leher V karena, hasilnya bergelombang. Karena Pola So-En tidak memiliki ukuran panjang sisi, saat penilaian panelis terlihat bahwa pada kedudukan lingkar badan lebih tinggi dari kedudukan yang seharusnya. Begitu juga pada kedudukan lingkar pinggang pada bagian sisi yang kurang tepat (hasilnya lebih naik dari pada kedudukan asli). Untuk memperhatikan ukuran kontrol (ukuran uji) secara tepat untuk menghindari ketidak tepatan pada kedudukan garis bahu untuk Pola Meyneke. Pada Pola Meyneke

Laely Rachmania, Analisis Tingkat Kenyamanan Gaun Berukuran L 43 memiliki tingkatan tidak nyaman pada kerung lengan hasilnya longgar dan bergelombang pada desain gaun tanpa lengan, oleh karena itu perlunya perhatian khusus pada posisi kerung lengan. Agar lebih memperhatikan garis sisi dan panjang gaun. Penelitian ini perlu dikembangkan lebih lanjut dengan mencoba sistem pola dasar yang lainnya maupun kedalaman penelitian. DAFTAR RUJUKAN Muliawan, Porrie. 1992. Konstruksi Pola Busana Wanita. Jakarta: BPK Gunung Mulia. Wikipedia Bahasa Indonesia. Pola. (http. www.wikipedia.org/wiki/pola_(menjahit_ sejarah.).(online) diakses tanggal 20 Agustus 2011. Wancik, M.H. 2006. Buku II: Bina Busana: Pelajaran Menjahit Pakaian Wanita. Jakarta: Gramedia.