LAPORAN HASIL DISKUSI SIDANG KOMISI III PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL Rembuk Nasional Pendidikan dan Kebudayaan Sawangan, 26 s.d 28 Februari 2012 Direktorat Jenderal Pendidikan Menengah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
TIM KOMISI 3 PERCEPATAN PELAKSANAAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL Ketua Komisi : Direktur Jenderal Pendidikan Menengah Sekretaris : Kabid Dikmen Dinas Pendidikan Provinsi Jateng Koordinator Perumus : Sekretaris Ditjen Dikmen Tim Perumus : 1. Staf Ahli Menteri Bidang Organisasi dan Manajemen 2. Direktur Pembinaan SMA, Ditjen Dikmen 3. Direktur Pembinaan SMK, Ditjen Dikmen 4. Direktur Pembinaan PK dan LK Pendidikan Menengah, Ditjen Dikmen 5. Direktur PTK Pendidikan Tinggi, Ditjen Dikti 6. Kepala Biro Perencanaan dan Kerjasama Luar Negeri 7. Inspektur Wilayah II, Itjen 2
ANGGOTA KOMISI III NO PESERTA JUMLAH 1 Tim Perumus 10 2 Atase Pendidikan KBRI 5 3 Rektor Universitas 10 4 Kepala Dinas Pendidikan Provinsi,Kab/Kota 152 5 Kepala LPMP dan P4TK 10 6 Direktur SEAMEO 3 7 Direktur Politeknik 2 8 Ketua Sekolah Tinggi/Badan/Majelis 5 9 Ketua Umum PB PGRI dan Sekretaris Ikatan Guru Indonesia (IGI) 10 Tim Substansi 5 TOTAL 204 2 3
OUTLINE 1 Penyamaan Persepsi/Pengertian 2 Sasaran Implementasi 3 Pendekatan dan Strategi Implementasi 4 Hasil Pembahasan Sidang Komisi III - Permasalahan - Strategi Peningkatan Kinerja - Implementasi 4
1 PENYEPAKATAN PERSEPSI/PENGERTIAN 5
Wajib Belajar: Diamanatkan oleh Undang-Undang Wajib diikuti oleh semua penduduk usia sekolah Dibiayai sepenuhnya oleh pemerintah Sanksi bagi yang tidak mengikuti Pendidikan Menengah Universal: Difasilitasi oleh pemerintah untuk menampung semua penduduk usia sekolah Pembiayaan ditanggung bersama oleh pemerintah, pemerintah daerah dan masyarakat Sanksi relatif longgar bagi yang tidak mengikuti 6
2 SASARAN IMPLEMENTASI 7
Sasaran Implementasi Dikmen Universal 1 2 3 4 5 Mutu yang terjaga, tidak berkurang karena adanya penambahan daya tampung Perimbangan SMA SMK sesuai potensi dan kebutuhan daerah Pemerataan distribusi layanan pendidikan menengah untuk menjangkau yang tidak terjangkau Peningkatan kebekerjaan (employability) lulusan (khususnya SMK) Pencapaian target APK di tingkat nasional, provinsi dan kabupaten/kota secara bertahap. 8
3 PENDEKATAN DAN STRATEGI IMPLEMENTASI 9
Strategi Pencapaian Pendidikan Menengah Universal Sist. Pembelajaran Manajemen dan kultur sekolah Penyediaan Distribusi Peralatan Pendidikan Kualifikasi Asrama Guru dan Siswa Sertifikasi Rehab Ruang Kelas Pelatihan Ruang Belajar lainnya Karir dan Kesejahteraan Unit Sekolah Baru (USB) dan Ruang Kelas Baru (RKB) Penghargaan dan Perlindungan Peserta Didik Satuan Pendidikan Kurikulum + Pendidikan Karakter Bahan Pembelajaran (termasuk yang berbasis TIK) Kewirausahaan Penyelarasan Sistem Evaluasi Pendidikan Menengah Universal BOS SM Bantuan Biaya Pendidikan Beasiswa BOP Paket C Pengembangan Bakat dan Minat Pendidik dan Tenaga Kependidikan 10
Pendekatan Penyusunan Strategi & Implementasi (Berbagi) Sumberdaya Pendidikan Menengah (Integrasi) Proses (Sentuhan) TIK 11
4 HASIL PEMBAHASAN SIDANG KOMISI III IDENTIFIKASI PERMASALAHAN, STRATEGI PENINGKATAN KINERJA DAN IMPLEMENTASI PERCEPATAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL 12
TOPIK: PERCEPATAN PENDIDIKAN MENENGAH UNIVERSAL 1. Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SM 2. Bantuan Khusus Murid 3. Peningkatan Sarana Prasarana (Lab, Rehab, USB, RKB, dll) 4. Penyediaan PTK Dikmen 5. Sistem Pembelajaran (Relevansi Pendidikan) 6. Proporsi SMA:SMK SUB TOPIK: 13
Sub Topik : Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SM (1) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA REKOMENDASI (OUTPUT) 1. Ketidak akuratan data Perlu pendataan berbasis satuan pendidikan, peserta didik dan PTK pada tingkat pendidikan menengah. 2. APBN untuk alokasi BOS- SM belum mencukupi Perlu sinergi pembiayaan antara pemerintah pusat, provinsi dan kab/kota serta masyarakat Sistem Pendataan Sekolah Menengah Terpadu berbasis TIK dan berkorelasi dengan transaksi. Tersedianya Alokasi Pembiayaan pada APBN dan APBD (Prov/Kab/Kota) dan dukungan masyarakat 3 Kondisi geografis dikhawatirkan menghambat dalam distribusi bantuan untuk daerah kepulauan dan terpencil, dst) Perlu dispensasi mekanisme dan prosedur penyaluran dana bantuan bagi daerah kepulauan dan terpencil. Dispensasi kebijakan penyaluran dana bagi sekolah menengah yang berada di daerah kepulauan dan terpencil 14
Sub Topik : Bantuan Operasional Sekolah (BOS) SM (2) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA REKOMENDASI (OUTPUT) 4. Besaran Unit cost BOS yang sama tidak mencerminkan pembiayaan yang berkeadilan (Equitable Financing) 5 Penyediaan BOS bisa dipersepsikan sebagai pendidikan gratis sehingga mematikan partisipasi masyarakat Diperlukan pengkajian terhadap biaya operasional sekolah pada setiap wilayah, karena setiap wilayah memiliki tingkat kemahalan yang berbeda. Setiap kab/kota perlu menetapkan standar besaran biaya operasional pendidikan sesuai karakteristik masingmasing daerah Semua pemangku kepentingan melakukan sosialisasi kepada masyarakat bahwa pendidikan menengah universal tidak berarti pendidikan gratis Indeks Unit Cost Per Siswa per tahun berdasar wilayah dan karakteristik satuan pendidikan Terciptanya skema pembiayaan yang sinergis antara APBN dan APBD untuk mencukupi kebutuhan Terpeliharanya sinergi pembiayaan antara Pemerintah, swasta dan masyarakat 15
Sub Topik : Bantuan Siswa Miskin (1) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA REKOMENDASI (OUTPUT) 1. Ketidakakuratan data penerima BSM. 2. Penyaluran BSM kurang tepat sasaran. Perlu pendataan profil individu peserta didik yang berasal dari keluarga kurang mampu (miskin) pada tingkat satuan pendidikan. Perlu kebijakan ramah sosial dalam bentuk afirmasi tambahan untuk mendukung pelaksanaan program BSM: a. Kebijakan penerimaan siswa baru, sekolah harus memastikan menerima sebagian siswa dari keluarga miskin, dan membebaskannya dari segala bentuk pungutan/sumbangan/iuran dan sejenisnya. b. Sekolah wajib proaktif merekrut lulusan SMP sederajat yang berasal dari keluarga miskin c. Pemerintah, pemerintah daerah, dan sekolah memastikan seluruh lapisan masyarakat memperoleh informasi tentang program BSM Pendataan yang berbasis individu peserta didik, khusunya yang berasal dari keluarga kurang mampu per sekolah. Siswa kurang mampu/ miskin Sekolah Menengah (SM) menerima BSM yang disinergikan dengan dukungan dari pemerintah daerah 16
Sub Topik : Bantuan Siswa Miskin (2) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA REKOMENDASI (OUTPUT) 3 Penyaluran BSM tidak tepat waktu 4 Hambatan geografis dalam distribusi bantuan untuk daerah kepulauan dan terpencil, dst. 5 Alokasi APBN belum memadai untuk memenuhi pembiayaan minimum 30% murid SMK dan 20% murid SMA dari keluarga termiskin. Kepala Dinas Provinsi/Kab/Kota memastikan semua pengelola program mentaati jadwal penyaluran yang sudah ditetapkan Perlu dispensasi mekanisme dan prosedur penyaluran dana bantuan bagi daerah kepulauan dan terpencil. Perlu Persiapan penyaluran dengan matang. Perlu sinergi pembiayaan antara pemerintah pusat, provinsi dan kab/kota. Tersalurnya dana BSM tepat waktu Dispensasi kebijakan penyaluran dana BSM bagi siswa yang berada di daerah kepulauan dan terpencil. Persiapan data lebih awal. Pemenuhan pembiayaan minimum 30% murid SMK dan 20% murid SMA keluarga termiskin melalui APBN dan APBD 17
Sub Topik : Peningkatan Sarana Prasarana (Lab, Rehab, USB, RKB, dll) (1) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA 1 Ketersediaan lahan dan Sertifikat tanah menjadi hambatan pembangunan USB. Pemerintah Kab/Kota berkewajiban menyediakan lahan yang bersertifikat untuk pembangunan USB selambatlambatnya pada T-1. REKOMENDASI (OUTPUT) Peta kebutuhan pendidikan menengah di kab/kota seluruh Indonesia 2 Keterbatasan lahan untuk penambahan ruang sarana dan prasarana terutama di daerah perkotaan 3 Masih minimnya sarana dan prasarana penunjang untuk pengembangan seluruh potensi siswa Penyiapan desain bangunan Sekolah Menengah bertingkat Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang melalui APBN dan APBD. Desain bangunan bertingkat yang diberlakukan secara nasional untuk daerah perkotaan Standar sarana dan parsarana penunjang sekolah menegah terpetakan pemenuhannya. 18
Sub Topik : Peningkatan Sarana Prasarana (Lab, Rehab, USB, RKB, dll) (2) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA 5 Informasi tentang bantuan sarana prasarana melalui APBN belum menjangkau seluruh sekolah negeri dan swasta. Pemerintah, pemerintah daerah, dan sekolah memastikan seluruh lapisan masyarakat memperoleh informasi tentang bantuan sarana prasarana REKOMENDASI (OUTPUT) Seluruh sekolah negeri dan swasta mengetahui adanya program bantuan sarana prasarana 6 Layanan Pendidikan Menengah belum sepenuhnya menjangkau penduduk yang tinggal di daerah yang tidak terjangkau. Perlu adanya Program khusus untuk menyediakan layanan pendidikan menengah di daerah yang belum terjangkau. Tersedianya layanan khusus pendidikan menengah. 19
Sub Topik : Penyediaan PTK Dikmen NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA 1 Penyediaan Guru Produktif bagi SMK masih Kurang 2 Distribusi Guru Dikmen yang belum merata 1. Alih keahlian guru adaptif menjadi guru produktif. 2. Pemberdayaan peran serta Dewan Industri sebagai partner peningkatan guru produktif. 3. Kerja sama dengan LPTK atau PT dalam penyediaan guru produktif. 4. Adanya program magang guru. Memastikan Implementasi SKB 5 Menteri dapat berjalan dengan baik. Pemetaan kebutuhan guru produktif SMK. REKOMENDASI (OUTPUT) 1. Program Alih Fungsi Guru. 2. Sistem pemesanan awal terhadap lulusan LPTK/PT yang mau menjadi Guru Produktif. Rencana aksi distribusi Guru Dikmen Secara Merata berbasis kebutuhan wilayah. 3 Pemetaan Kualifikasi dan Kompetensi PTK Dikmen belum tersusun. Penyusunan Peta Kualifikasi dan Kompetensi PTK Dikmen. Tercapainya Kualifikasi dan Kompetensi PTK Dikmen secara individual, per wilayah dan jenis pendidikan. 20
Sub Topik : Sistem Pembelajaran (Relevansi Pendidikan) (1) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA 1 Belum semua lulusan SMK dapat bekerja pada tahun kelulusan. a. Mengembangkan SMK 3+1 yang menjembatani antara kompetensi lulusan dengan kebutuhan dunia kerja dan atau kemampuan berwirausaha, b. Menyelenggarakan bursa kerja yang dikoordinasikan oleh berbagai pihak, seperti SMK, Dinas Pendidikan Kab/Kota, Dinas Pendidikan Provinsi, dan Kemdikbud c. Melaksanakan Penelusuran Lulusan SMK d. Kolaborasi dengan program akademi komunitas. REKOMENDASI (OUTPUT) Intervensi Kemdikbud dalam bentuk : a. Bantuan Pengembangan SMK 3+1, b. Kegiatan Bursa Kerja (Job Matching) dari berbagai pihak, c. Peta Lulusan SMK. d. Sinergi program akademi komunitas. 21
Sub Topik : Sistem Pembelajaran (Relevansi Pendidikan) (2) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA 2 Pembukaan Program keahlian di SMK belum sesuai kebutuhan daerah Menyusun regulasi tentang pembukaan/penutupan program keahlian SMK REKOMENDASI (OUTPUT) Kebijakan tentang pembukaan/penutupan program keahlian SMK 3 Kebijakan ramah sosial pada program RSBI belum sepenuhnya dilaksanakan Kabupaten/Kota harus memastikan agar setiap RSBI menjalankan kebijakan ramah sosial Minimum 20% dari siswa RSBI berasal dari keluarga miskin. 4 Sebagian SMK belum memberikan pembekalan kepada siswanya sesuai kebutuhan DU/DI. Penguatan kerjasama dengan DU/DI agar pembelajaran yang diberikan kepada siswa sesuai kebutuhan DU/DI MoU dengan DU/DI yang mencakup penyepakatan kompotensi yang dibutuhkan DU/DI dengan pembelajaran di SMK 22
Sub Topik : Sistem Pembelajaran (Relevansi Pendidikan) (3) NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA 5 Pembelajaran Kewirausahaan pada sebagian sekolah masih sebatas teori belum diikuti dengan praktek nyata. 6 Rendahnya kemampuan siswa dalam problem solving dan critical thinking Mengembangkan Layanan/Unit Kewirausahaan di dalam Sekolah sebagai alat untuk praktik siswa Revitalisasi proses pembelajaran dan penilaian REKOMENDASI (OUTPUT) Bantuan Layanan/Unit Kewirausahaan kepada Seluruh SMA dan SMK Peningkatan nilai UN siswa pada butir-butir soal yg berorientasi problem solving. 23
Sub Topik : Proporsi SMA:SMK NO PERMASALAHAN STRATEGI PENINGKATAN KINERJA 1 Pendirian Sekolah yang belum sesuai dengan Kebutuhan dan Potensi Daerah Semua pihak, khususnya prov/kab/kota mamastikan agar pendirian sekolah didasarkan pada kajian mendalam atas kebutuhan dan potensi daerah REKOMENDASI (OUTPUT) Peta kebutuhan satuan pendidikan sesuai kebutuhan dan potensi daerah 2 Proporsi sekolah didominasi sekolah swasta yang sebagian belum memenuhi standar 1. Menegakkan disiplin perijinan pendirian sekolah. 2. Optimalisasi pembinaan dan pemberian bantuan kepada sekolah swasta Tersedianya layanan pendidikan menengah yang memenuhi standar. 24
TERIMAKASIH Atas Perhatian dan Sumbangsih Saran 25