Konstruksi dan Kloning Plasmid pcambia1301 dengan Gen Cry1Ab

dokumen-dokumen yang mirip
4 HASIL DAN PEMBAHASAN

Penyisipan Gen Inhibitor α-amilase pada Plasmid Biner pcambia 1301

HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Konstruksi vektor over-ekspresi gen OsWRKY 1.1 Amplifikasi dan purifikasi fragmen gen OsWRKY76

GENETIKA DASAR Rekayasa Genetika Tanaman. Definisi. Definisi. Definisi. Rekayasa Genetika atau Teknik DNA Rekombinan atau Manipulasi genetik

Penyisipan Gen Inhibitor α-amilase pada Plasmid Biner pcambia 1301

REKAYASA GENETIKA ( VEKTOR PLASMID )

BAHAN DAN METODE. 1. Waktu dan Tempat penelitian

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN PEMBAHASAN

DASAR REKAYASA GENETIKA

TUGAS TERSTRUKTUR BIOTEKNOLOGI PERTANIAN VEKTOR DNA

diregenerasikan menjadi tanaman utuh. Regenerasi tanaman dapat dilakukan baik secara orgnogenesis ataupun embriogenesis (Sticklen 1991; Zhong et al.

BIO306. Prinsip Bioteknologi

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN. Oligonukleotida sintetis daerah pengkode IFNα2b sintetis dirancang menggunakan

REKAYASA GENETIKA. Genetika. Rekayasa. Sukarti Moeljopawiro. Laboratorium Biokimia Fakultas Biologi Universitas Gadjah Mada

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

PAPER REKAYASA GENETIKA TRANSFORMASI

Pertemuan VII: BIOTEKNOLOGI

HASIL DAN PEMBAHASAN bp bp bp

Teknologi DNA Rekombinan

REKAYASA GENETIKA. By: Ace Baehaki, S.Pi, M.Si

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB IX. DASAR-DASAR TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

DASAR REKAYASA GENETIKA

I. PENDAHULUAN. genom sel tanaman adalah kloning gen. Proses ini dilakukan dengan

ANALISA HASIL TRANSFORMASI DENGAN MENGGUNAKAN PCR KOLONI DAN RESTRIKSI

HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA Genomik Sengon

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Isolasi DNA genom tanaman padi T0 telah dilakukan pada 118

Pengertian TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN. Cloning DNA. Proses rekayasa genetik pada prokariot. Pemuliaan tanaman konvensional: TeknologiDNA rekombinan:

Identifikasi Gen Abnormal Oleh : Nella ( )

HASIL DAN PEMBAHASAN Transformasi, Kokultivasi, dan Regenerasi

Rekombinasi Gen Penyandi -xilosidase asal Geobacillus Thermoleovorans IT-08 dalam Plasmid Phis1525

3 BAHAN DAN METODE. Waktu dan Tempat

KLONING. dari kata clone yang diturunkan dari bahasa Yunani klon, artinya potongan yang digunakan untuk memperbanyak tanaman.

LAPORAN PRAKTIKUM REKAYASA GENETIKA

OVER-EKSPRESI GEN OsWRKY76 UNTUK KETAHANAN TERHADAP CENDAWAN BLAS (Pyricularia grisea Sacc.) PADA PADI ANIVERSARI APRIANA

BIO306. Prinsip Bioteknologi

Bab IV Hasil dan Pembahasan

A. tumefaciens LBA4404 dengan metode TPM, berdasarkan hasil PCR terhadap plasmid pada A. tumefaciens LBA4404 yang membawa gen MaMt2.

VI. PEMBAHASAN UMUM Rhizobium Sebagai Agen Tranformasi Genetika Alternatif

KONSTRUKSI DNA REKOMBINAN pcambia STILBENA SINTASE PENCEGAH BUSUK AKAR KELAPA SAWIT EMBI LILIS

SINTESIS DAN PENGKLONAAN FRAGMEN GEN tat (TRANSAKTIVATOR) HIV-1 KE DALAM VEKTOR EKSPRESI PROKARIOT pqe-80l EKAWATI BETTY PRATIWI

HASIL DAN PEMBAHASAN

Di dalam bab ini akan dibicarakan pengertian teknologi DNA rekombinan. beserta tahapan-tahapan kloning gen, yang secara garis besar meliputi

PLANT TRANSGENESIS. *: Paramita Cahyaningrum Kuswandi* FMIPA UNY 2014

MATERI BIOTEKNOLOGI MODERN JAGUNG TRANSGENIK. Disusun Oleh : NURINSAN JUNIARTI ( ) RISKA AMELIA ( )

Konstruksi vektor pemotong kromosom Saccharomyces cerevisiae dengan gen penanda hisg-ura3-hisg

TRANSFORMASI GENETIK JATROPHA CURCAS DENGAN GEN PEMBUNGAAN Hd3a PADI

LAPORAN PENELITIAN LANJUT. KLONING DAN EKSPRESI GEN PENGKODE ENZIM SELULASE DAN XILANASE DARI Bacillus subtilis DALAM Escherichia coli

PEMBUATAN DNA REKOMBINAN

BAHAN DAN METODE. Gambar 7 Peta linier pbd80. B11. BamHI. SalI. pflap amp r GOI. pbd80 ColE oriv NPTIII LB NPTII Pro GOI Term RB pbd80

Gambar 1. Struktur organisasi promoter pada organisme prokariot [Sumber: University of Miami 2008: 1.]

URAIAN MATERI 1. Pengertian dan prinsip kloning DNA Dalam genom sel eukariotik, gen hanya menempati sebagian kecil DNA kromosom, selain itu merupakan

BAB 4 HASIL PERCOBAAN DAN BAHASAN

Analisis Molekuler Lanjutan Tanaman Putatif Transgenik Padi Gen CryIA Generasi T0, T1, T2, dan T3

Kloning Domain KS dan Domain A ke dalam Sel E. coli DH5α. Analisis Bioinformatika. HASIL Penapisan Bakteri Penghasil Senyawa Antibakteri

REKAYASA GENETIKA DENGAN MIKROBTA

PRINSIP TEKNOLOGI DNA REKOMBINAN

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

KLONING GEN PDI-LIKE DARI BAKTERI TERMOFILIK Bacillus acidocaldgrius Ry, TESIS. Oleh: RISA NOFIANI

RNA (Ribonucleic acid)

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. ISOLASI DNA GENOM PADI (Oryza sativa L.) KULTIVAR ROJOLELE,

Insersi Gen cry1ab pada Tanaman Kedelai melalui Penembakan Partikel

Introduksi Konstruk Over-Ekspresi Kandidat Gen OsWRKY76 melalui Agrobacterium tumefaciens pada Tanaman Padi Nipponbare

Kajian Ekspresi Gen a-amilase untuk Mendapatkan Isolat Bakteri Rekombinan Pembawa Gen a-amilase

Lisa Gunawan. Fakultas Teknobiologi, Universitas Surabaya, Surabaya Abstract

FUSI GEN KITINASE Aeromonas caviae WS7b DENGAN PROMOTOR sigb DARI Bacillus subtilis 168 DAN EKSPRESINYA PADA Escherichia coli ADE SAPUTRA

SKRIPSI F Oleh LILY FAKULTAS TEKNOLOGI PERTANIAN INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR

Kasus Penderita Diabetes

I. PENDAHULUAN. protein dalam jumlah besar (Reece dkk., 2011). kompeten biasanya dibuat dari inokulum awal dengan konsentrasi 2% ( v / v )

HASIL DAN PEMBAHASAN. Hasil konfirmasi dicek dengan elektroforesis gel agarosa 1%.

Transformasi T-DNA Agrobacterium sebagai Model Integrasi Gen pada Tanaman. Lili Sugiyarto. Jurdik Biologi FMIPA UNY.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

1. Peningkatan kandungan nutrisi: Pisang, cabe, raspberries, stroberi, ubi jalar

III. METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Produksi Protein Rekombinan Hormon Pertumbuhan (rgh)

Pemetaan DNA Plasmid I. Tujuan Memahami pemetaan DNA plasmid dengan pemotongan/restriksi menggunakan beberapa enzim restriksi.

ABSTRAK. OPTIMASI AMPLIFIKASI DAN KLONING GEN Chaperonin 60.1 PADA Mycobacterium tuberculosis

VII. UJI EKSPRESI GEN TcAP1 (APETALA1 KAKAO) PADA TANAMAN MODEL. Abstrak

Evaluasi Diversitas Genetik Tanaman Padi Transgenik

Kloning dan Sekuensing Gen Xilanase dengan Produk Gen Berukuran 30 kda dari Bacillus halodurans CM1 pada Escherichia coli DH5α. Abstract.

HASIL DAN PEMBAHASAN. Fenotipe organ reproduktif kelapa sawit normal dan abnormal.

Transformasi Ubi Jalar dengan Gen pinii dan Gen CP-SPFMV

KLONING DAN OVEREKSPRESI GEN celd DARI Clostridium thermocellum ATCC DALAM pet-blue VECTOR 1

RATNA ANNISA UTAMI

Keragaman Hayati merupakan cerminan dari keragaman genetik Keragaman Genetik mahluk hidup merupakan hasil perubahan struktur gen yang berlangsung

Dr. Tri Asmira Damayanti (Institut Pertanian Bogor ) Dr. Giyanto (Institut Pertanian Bogor )

1 0,53 0,59 2 0,3 0,2 3 0,02 0,02 4 0,04 0,04 5 0,3 0,3 Ilustrasi rangkaian isolasi DNA tersebut dapat dilihat pada Gambar 1 berikut.

Pembuatan Media Kultur Bakteri Pemanenan sel bakteri. Isolasi DNA kromosom bakteri. Kloning DNA

OPTIMASI TRANSFORMASI GENETIKA MELALUI AGROBACTERIUM PADA TANAMAN PADI [ OPTIMIZATION OF AGROBACTERIUM-MEDIATED GENETIC TRANSFORMATION IN RICE ]

BAHAN DAN METODE. ditranskipsi dan produk translasi yang dikode oleh gen (Nasution 1999).

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. AMPLIFIKASI DAN PURIFIKASI GEN NS1 VIRUS DENGUE. Proses amplifikasi gen NS1 virus dengue merupakan tahap awal

YOHANES NOVI KURNIAWAN KONSTRUKSI DAERAH PENGKODE INTERFERON ALFA-2B (IFNα2B) DAN KLONINGNYA PADA Escherichia coli JM109

TRANSGENIK OVEREKSPRESI GEN

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN DIREKTORAT JENDERAL PENDIDIKAN MENENGAH DIREKTORAT PEMBINAAN SEKOLAH MENENGAH ATAS

EKSPRESI GEN 3. Ani Retno Prijanti FKUI 2010

Kloning Gen pcbc dari Penicillium chrysogenum ke dalam Plasmid ppicza untuk Pengembangan Produksi Penisilin G

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian yang dilakukan termasuk dalam penelitian dasar yang. dilakukan dengan metode deskriptif (Nazir, 1998).

Transkripsi:

Konstruksi dan Kloning Plasmid pcambia1301 dengan Gen Cry1Ab Edy Listanto, Habib Rizjaani, Liberty, Tri J. Santoso, Saptowo J. Pardal, Ida H. Somantri, I. Altosar, dan M. Herman ABSTRAK Penelitian konstruksi dan kloning plasmid pcambia1301 dengan gen cry1ab telah dilakukan di Laboratorium Biologi Molekuler, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Bioteknologi dan Sumberdaya Genetik Pertanian, Bogor. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konstruksi plasmid pcambia yang mengandung gen cry1ab. Proses konstruksi dilakukan dengan penyisipan gen cry1ab pada vektor pcambia1301 menggunakan proses ligasi. Ligan ditransformasi ke dalam Escherichia colidh5α dengan metode kejutan panas dan ke dalam Agrobacterium tumefaciens LBA4404 dengan metode kejutan dingin atau tri-parental mating. Hasil ligasi dan transformasi ke dalam bakteri diperoleh dua DNA plasmid dari dua koloni berbeda. DNA plasmid rekombinan tersebut sebagai pc1ab dengan ukuran 14,8 kb berdasarkan uji pola restriksi dengan enzim HindIII yang membentuk dua fragmen DNA berukuran 11,8 kb dan 3,0 kb. Uji pola restriksi dengan enzim HindIII dan EcoRI diperoleh 3 fragmen DNA berukuran 11,8 kb, 2,7 kb, dan 0,3 kb. Uji pola restriksi dengan BamHI dan HindIII diperoleh 3 fragmen DNA berukuran 11,8 kb, 2,1 kb, dan 0,8 kb. Sedangkan, pemotongan dengan enzim EcoRI menunjukkan dua fragmen DNA berukuran 14,5 kb dan 0,3 kb dari kedua DNA plasmid pc1ab yang menunjukkan arah yang sama, yaitu ke kiri. Hasil uji PCR dari plasmid pc1ab diperoleh fragmen gen cry1ab berukuran 1,0 kb. Hasil uji GUS terhadap plasmid pc1ab yang ditrasformasikan ke eksplan kotiledon melalui A. tumefaciens menunjukkan reaksi GUS positip berwarna biru. Key words: Plasmid biner, gen cry1ab, Agrobacterium tumefaciens, uji pola restriksi. PENDAHULUAN Perakitan tanaman unggul merupakan langkah untuk peningkatan produktivitas dan produksi pertanian. Salah satu usaha untuk merakit tanaman tersebut, yaitu dengan menggunakan teknik rekayasa genetik. Teknik ini dapat digunakan untuk menyisipkan gen-gen yang berasal dari tanaman, bakteri, virus ataupun dari hewan. Pemanfaatan gen yang berasal dari organisme lain dilakukan apabila tidak ada sumber gen yang diperlukan dari plasma nutfah tanaman. Contoh gen asing yang berasal dari organisme lain adalah gen cry1ab yang diisolasi dari bakteri Bacillus thuringiensis. Produk dari gen tersebut merupakan protein δ-endotoxin yang bersifat racun terhadap kelompok serangga tertentu. Gen cry1ab tersebut merupakan kelompok gen penghasil protein δ-endotoxin yang racun terhadap serangga dari ordo Lepidoptera, seperti penggerek polong kedelai. Penyisipan gen cry1ab ke dalam genom kedelai diharapkan akan diperoleh tanaman kedelai yang tahan terhadap hama penggerek polong. Teknik rekayasa genetik yang melibatkan transfer gen asing ke dalam tanaman, pertama kali dilakukan melalui Agrobacterium (Horsch et al. 1984). Sedangkan, Luthra et al. (1997) melaporkan beberapa hasil penelitian melalui teknik mikroproyektil atau particle bombardment. Keberhasilan transfer gen asing ke dalam tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor, di antaranya (1) daya regenerasi bahan tanaman sampai menjadi tanaman fertil, (2) efisiensi teknik transfer gen ke dalam sel, dan (3) sifat dan jenis vektor yang digunakan (Bommineni dan Jauhar 1997). Faktor yang cukup menentukan keberhasilan transfer gen adalah teknik transfer gen. Transfer gen asing melalui Agrobacterium dapat terjadi apabila bakteri tersebut membawa plasmid biner yang mengandung struktur DNA khusus (T-DNA). Fragmen DNA (gen tertentu) yang disisipkan ke dalam T-DNA akan ditransfer ke dalam genom tanaman secara efisien dan akan dipertahankan kestabilannya (Smith dan Hood 1995; An et al. 1988). Saat ini, efisiensi transformasi melalui Agrobacterium terjadi pada tanaman dikotil dengan stabilitas integrasi pada kromosom, ekspresi dan pewarisan yang mantap. Transformasi kedelai melalui Agrobacterium telah terbukti bisa dilakukan dan relatif lebih murah dibandingkan dengan metode penembakan partikel. Ber- 124 Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004

dasarkan keberhasilan transformasi tersebut, maka perlu dilakukan pembuatan vektor plasmid khusus yang mengandung gen cry1ab guna transformasi melalui Agrobacterium. Damak dan Bullock (1993) menyebutkan bahwa terdapat dua tahap penting dalam proses penyisipan fragmen DNA (gen interes) ke plasmid vektor, yaitu ligasi antara DNA sisipan dan vektor, dan ligasi kembali vektor tanpa sisipan (self-ligation). Ullrich et al. (1977) melaporkan bahwa adanya proses defosforilasi dapat menurunkan terjadinya self-ligation. Listanto dan Wang (1996) berhasil menyisipkan gen cad ke dalam vektor pub- dengan persentase keberhasilan sebesar 30%. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan konstruksi plasmid pcambia yang mengandung gen cry1ab. Hasil konstruksi ini akan digunakan pada penelitian transfer gen cry1ab ke dalam genom tanaman kedelai melalui A. tumefaciens guna mendapatkan sifat tahan terhadap hama penggerek polong (Etiela zinkenella). BAHAN DAN METODE Bakteri Escherichia colidh5α (E. coli DH5α) mengandung gen cry1ab pada plasmid psbb (Dr. Altosar, The University of Ottawa, Canada), A. tumefaciens EHA105 pembawa pcambia1301 (Cambia, Australia). DNA plasmid diisolasi dari kedua bakteri tersebut dengan metode lisis alkali (Sambrook et al. 1989). Kualitas dan kuantitasnya dicek dengan elektrofloresis pada gel agarose 0,8% dan dianalisis dengan program QuantityOne (Biorad). Gen cry1ab diisolasi dengan memotong plasmid psbb dengan enzim restriksi HindIII. Hasil potongan dipisahkan dengan agarose elektroforesis. DNA gen cry1ab diisolasi dari gel agarose dengan metode Freeze N Spin (Biorad). Plasmid pcambia1301 dipotong dengan enzim restriksi HindIII serta dihilangkan gugus fosfatnya dengan metode defosforilasi menggunakan alkaline phos-phatase. Fragmen pcambia yang telah terdefosforilasi diligasi dengan gen cry1ab menggunakan enzim ligase. Hasil ligasi ditransformasi ke dalam E. coli dan A. tumefaciens. Transformasi ke dalam E. coli menggunakan metode kejutan panas (Sambrook et al. 1989), sedangkan transformasi ke dalam A. tumefaciens dilakukan dengan metode kejutan dingin (An et al. 1988) atau tri-parental mating. Hasil transformasi ditumbuhkan pada media yang mengandung kanamisin 50 mg/l. Setiap koloni yang tumbuh diisolasi dan dipotong dengan beberapa enzim restriksi untuk mengetahui kombinasi penyisipan gen cry1ab dan arahnya di dalam vektor pcambia1301. Kemampuan A. tumefaciens pembawa plasmid rekombinan diuji dengan mentransformasikan ke dalam kotiledon kedelai berdasarkan metode Olhoft et al. (1998) untuk melihat ekspresi gen gus yang ada pada plasmid rekombinan tersebut dari eksplan yang telah dikokultivasi dengan Agrobacterium selama 3-5 hari (Jefferson et al. 1986). HASIL DAN PEMBAHASAN Isolasi DNA plasmid dari E. colidhα yang mengandung plasmid psbb maupun dari A. tumefacienseha105 yang mengandung plasmid pcambia1301 telah berhasil dilakukan dengan DNA plasmid cukup memenuhi syarat untuk proses penyisipan (Gambar 2A). Berdasarkan peta restriksi plasmid psbb (Gambar 1), untuk memperoleh potongan gen cry1ab beserta promoter 35S-nya, plasmid dipotong dengan menggunakan enzim restriksi HindIII dan BamHI. Hasil pemotongan plasmid psbb dengan kedua enzim ini diperoleh 3 fragmen DNA dengan pemotongan sempurna, yaitu 0,8 kb fragmen promoter 35S, 1.845 kb fragmen gen cry1ab dengan terminator nos, dan 2,7 kb fragmen vektor pgem4z. Plasmid psbb yang dipotong dengan enzim HindIII diperoleh dua fragmen DNA berukuran 3,0 kb, dan 2,7 kb (Gambar 2), sedangkan fragmen yang berada di atasnya berukuran sekitar 5,7 kb sebagai DNA plasmid psbb belum terpotong oleh enzim HindIII. Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004 125

Fragmen berukuran 2,7 kb sesuai dengan ukuran vektor pgem4z dan fragmen berukuran 3,0 kb sesuai dengan ukuran fragmen gen cry1ab (1.845 kb) lengkap dengan promoter 35S (0,8 kb) dan terminator nosnya (dari data plasmid lain, potongan nos berukuran sekitar 0,3 kb). Diperkirakan juga bahwa ukuran fragmen nos (antara situs EcoR I dan BamH I) sekitar 0,3 kb. Hasil pemotongan pcambia1301 dengan enzim HindIII menghasilkan satu fragmen DNA dengan ukuran sekitar 11,8 kb (Gambar 2A). Setelah proses defosforilasi dari ujung 5 potongan pcambia ini, fragmen tersebut digunakan untuk proses ligasi dengan fragmen gen cry1ab sebagai sisipan dengan bantuan enzim ligase. Tahap defosforilasi pada DNA vektor sangat berguna untuk menekan jumlah penyambungan kembali (religasi) vektor pcambia yang dapat menyebabkan pengurangan terbentuknya plasmid rekombinan yang tersisipi gen cry1ab. Transformasi E. colidh5α dengan ligan tersebut diperoleh sejumlah koloni transforman yang diduga membawa plasmid rekombinan. Berdasarkan hasil uji pola restriksi dengan enzim restriksi terhadap DNA plasmid dari koloni transforman diperoleh dua transforman yang memiliki pola restriksi plasmid rekombinan, yaitu sampel nomer 3 dan 8 (Gambar 2B). Pemotongan menggunakan enzim HindIII menghasilkan dua potongan DNA berukuran sekitar 11,8 kb dari vektor pcambia1301 dan 3,0 kb dari fragmen gen cry1ab. Hasil pemotongan DNA plasmid rekombinan dengan enzim HindIII dan EcoRI diperoleh 3 fragmen DNA berukuran 11,8 kb dari vektor pcambia, fragmen gen cry1ab dan promoternya berukuran 2,7 kb dan fragmen nos berukuran 0,3 kb. Hal ini membuktikan ukuran fragmen nos tersebut sekitar 0,3 kb. Sedangkan fragmen berukuran 2,7 kb tersebut terdiri fragmen gen cry1ab berukuran 1.845 kb dan fragmen promoter berukuran 0,8 kb. Pemotongan DNA plasmid dengan enzim BamHI dan HindIII menunjukkan bahwa fragmen gen cry1ab telah berhasil tersisipkan ke dalam pcambia1301. Kombinasi enzim ini menghasilkan 3 fragmen DNA berukuran sekitar 11,8 kb, 2,1 kb dan 0,8 kb (Gambar 2C). Selanjutnya, plasmid rekombinan ini disebut sebagai pc1ab. Karena plasmid rekombinan pc1ab ini dibentuk dari ligasi atas dua potongan DNA yang dipotong oleh satu enzim restriksi yang sama, maka secara teori akan terdapat dua arah penyisipan fragmen gen cry1ab terhadap vektor induk pcambia1301. Satu kemungkinan akan menempatkan promoter 35S gen cry1ab sisipan berdekatan dengan promoter 35S dari gen hpt pcambia1301. Sementara kemungkinan lainnya menempatkannya berdekatan dengan promoter 35S dari gen gus. Arah penyisipan ini akan mempengaruhi proses ekspresi gen yang kita sisipkan ke suatu vektor. Hal ini terutama berlaku jika kita hanya menyisipkan gen saja tanpa perangkat promoter sehingga bergantung kepada aktifitas promoter yang tersedia di dalam vektor tersebut. Pada BamH I 1.845 kb 0.8 kb EcoR I Hind III psbb 5.7 kb 0.3 kb BamH I (Hind III) 2.7 kb pgem4z Gambar 1. Peta restriksi plasmid psbb. 126 Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004

M uc C B 1 2 3 4 5 6 7 8 M λ M C B 3 8 3 8 10 kb 4 3 2 1 A 0.25 B C Gambar 2. A = pemotongan plasmid rekombinan dengan enzim HindIII. B = pemotongan plasmid rekombinan dengan enzim HindIII dan EcoRI. C = pemotongan plasmid rekombinan dengan enzim HindIII dan BamHI. M = 1 kb plus DNA Ladder, uc = pcambia1301 utuh, C = pcambia1301 terpotong, B = psbb terpotong, 1-8 = sampel DNA plasmid, λ = DNA lambda. kondisi seperti ini, vektor rekombinan yang fungsional hanya diperoleh jika arah penyisipan gen tersebut sesuai dengan arah kerja promoter. Untuk itu, analisis restriksi dengan memotong plasmid rekombinan menggunakan kombinasi beberapa enzim restriksi perlu dilakukan. Hasil uji pola restriksi tersebut menunjukkan arah gen cry1ab yang sama yaitu ke kiri dengan promoter 35s berdekatan dengan promoter 35s dari gen gus. Pada percobaan ini, arah penyisipan sepertinya tidak terlalu menimbulkan masalah. Hal ini dikarenakan kaset gen cry1ab yang kami sisipkan telah mempunyai perangkat ekspresinya sendiri, baik promoter maupun terminator. Oleh karena itu, fungsi ekspresinya tidak tergantung kepada perangkat ekspresi dari vektor induk. Meskipun demikian, ketika plasmid rekombinan pc1ab dipotong dengan enzim EcoRI saja, dihasilkan 2 potongan berukuran sekitar 14,5 kb dan 0,3 kb (Gambar 3). Ukuran potongan ini sesuai dengan prediksi jika arah penyisipan kaset gen cry1ab menempatkan promoternya berdekatan dengan promoter 35S dari gen gus pada vektor pcambia1301. Arah penyisipan yang sebaliknya, diduga akan menghasilkan 2 potongan berukuran sekitar 12,2 kb dan 2,6 kb. Ukuran fragmen DNA sebesar ini tidak teramati di dalam hasil pemotongan dengan EcoRI. Jadi hasil ligasi gen cry1ab pada vektor pcambia1301 hanya diperoleh satu macam plasmid rekombinan dengan arah ke kiri. Berdasarkan analisis restriksi, diperkirakan bahwa plasmid rekombinan pc1ab memiliki peta restriksi seperti terlihat pada Gambar 4. Arah ekspresi dari gen cry1ab yang disisipkan berlawanan dengan arah ekspresi gen gus. Terlihat bahwa promoter 35S dari kedua gen saling berdekatan dan berlawanan arah. Susunan seperti ini biasa disebut inverted repeat yang dapat menimbulkan masalah dalam ekspresi gen karena mrna yang dihasilkan bisa saling berkomplemen, melekat, membentuk struktur hairpin pada daerah inverted repeat tersebut (Jorgensen et al. 1996). Transformasi sel A. tumefacienslba4404 dengan plasmid rekombinan pc1ab menghasilkan sejumlah koloni transforman. Berdasarkan uji PCR dengan primer khusus untuk menggandakan bagian dari gen cry1ab diperoleh beberapa transforman yang membawa plasmid pc1ab (Gambar 5). Hasil PCR ini membuktikan bahwa fragmen gen cry1ab telah berhasil disisipkan ke dalam vektor pcambia1301. Fragmen DNA gen cry1ab hasil amplifikasi PCR ini berukuran 1,0 kb. Untuk menguji berfungsi atau tidaknya plasmid rekombinan ini, dilakukan transformasi Agrobacterium pembawa plasmid pc1ab pada kotiledon kedelai. Dari hasil percobaan ini dilihat kemampuan Agrobacterium dalam menginfeksi dan mentransfer gen cry1ab ke dalam sel tanaman. Untuk tahap awal ini hanya dilakukan uji ekspresi sementara dari gen gus. Percobaan ini tidak dilakukan uji ekspresi dari gen cry1ab, karena gen gus atau gen cry1ab berada dalam T-DNA, 0.5 Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004 127

secara teori keduanya akan ditransfer bersama-sama ke dalam sel tanaman. Jadi, jika sel tanaman tertransformasi dan menunjukkan ekspresi gen gus, maka diharapkan gen cry1ab juga telah masuk di dalam sel tanaman tersebut. Pengujian ini cukup untuk mengetahui potensi dari Agrobacterium ini dalam mentransformasi tanaman. Hasil uji GUS menunjukkan bahwa plasmid rekombinan ini berfungsi dengan baik (Gambar 6). Hasil tersebut membedakan antara kotiledon kedelai yang tidak ditransformasi maupun yang ditransformasi dengan Agrobacterium LBA 4404 (tidak mengandung T-DNA) dengan yang di- M E H E H 10 kb 3 2 1 0,5 0,25 Gambar 3. Pemotongan plasmid rekombinan pc1ab dengan enzim HindIII menunjukkan gen cry1ab berukuran sekitar 3,0 kb (baris H). Pemotongan dengan enzim EcoRI diperoleh dua fragmen DNA berukuran 14,5 dan 0,3 kb (anak panah) yang menunjukkan arah sisipan seperti pada Gambar 4. EcoR I BamH I BamHI (Hind III) BamH I EcoR I 0f3 kb 1.845 kb 0,8 kb Hind III Xho I pc1ab 14,8 kb Xho I LB RB 11.485 kb vektor pcambia 1301 Gambar 4. Peta restriksi plasmid rekombinan. 128 Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004

M 1 2 3 4 5 3,0 2,5 2,0 2,0 1,5 0,5 Gambar 5. Hasil uji PCR gen cry1ab pada beberapa koloni Agrobacterium. M. 1 Kb Plus DNA Ladder, 1-5 sampel koloni mengandung pc1ab. A B Gambar 6. Hasil uji GUS. A. = eksplan kotiledon kedelai yang tertransformasi dengan Agrobacterium mengandung plasmid rekombinan pc1ab dan B = tanpa plasmid pc1ab. Tabel 1. Hasil uji ekspresi gen gus pada kotiledon kedelai.. Jumlah eksplan Ekspresi sementara gus Sindoro Wilis Sindoro Wilis Tidak ditransformasi 7 7 0 (0%) 0 (0%) LBA 4404 7 7 0 (0%) 0 (0%) pcambia1301 7 7 6 (86%) 6 (86%) pc1ab 60 11 59 (98%) 11 (100%) transformasi menggunakan pc1ab. Hampir seluruh kotiledon yang ditransformasi dengan pc1ab menghasilkan bintik biru pertanda diekspresikannya gen gus. Warna biru ini terutama terlihat di daerah yang mengalami pelukaan, sesuai dengan perilaku Agrobacterium yang akan menempel pada sel-sel tanaman yang luka karena daya tarik dari senyawa phenol yang dikeluarkan oleh sel tanaman (Gelvin et al. 2000). Kemungkinan bahwa aktifitas gen gus ini berasal dari Agrobacterium tertutup karena gen ini disisipi oleh intron yang menyebabkannya tidak aktif di dalam bakteri dan hanya akan teraktifkan di dalam sel eukaryotik tanaman. Dari pembahasan di atas dapat membuktikan bahwa perakitan vektor biner Agrobacterium pembawa gen cry1ab telah berhasil dilakukan dan vektor rekombinan pc1ab tersebut dapat berfungsi dengan baik di dalam Agrobacterium serta sel tanaman. Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004 129

KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: 1. Diperoleh dua koloni bakteri E. colidh5α yang mengandung plasmid rekombinan. 2. Plasmid rekombinan berukuran 14,8 kb disebut sebagai pc1ab dengan arah ekspresi ke kiri berlawanan dengan arah ekspresi gen gus pada plasmid pcambia1301. 3. Uji pola restriksi plasmid pc1ab dengan enzim HindIII diperoleh dua fragmen DNA berukuran 11,8 kb sebagai fragmen pcambia1301 dan 3,0 kb sebagai fragmen DNA gen cry1ab. 4. Uji pola restriksi plasmid pc1ab dengan enzim HindIII dan EcoRI diperoleh 3 fragmen DNA berukuran 11,8 kb, 2,7 kb dan 0,3 kb. 5. Uji pola restriksi plasmid pc1ab dengan enzim BamHI dan HindIII diperoleh 3 fragmen DNA berukuran 11,8 kb, 2,1 kb, dan 0.8 kb. 6. Uji pola restriksi plasmid pc1ab dengan enzim EcoRI diperoleh dua fragmen DNA berukuran 14,5 kb dan 3,0 kb yang menunjukkan arah ekspresi gen cry1ab ke kiri. 7. Uji PCR DNA plasmid pc1ab dari Agrobacterium diperoleh fragmen hasil amplifikasi berukuran 1,0 kb. 8. Uji ekspresi gen gus plasmid pc1ab dalam Agrobacterium yang ditransformasi ke dalam eksplan kotiledon kedelai menunjukkan reaksi GUS positip berwarna biru. DAFTAR PUSTAKA An, G., P.R. Ebert, A. Mitra, and S.B. Ha. 1988. Binary vectors. Plant Mol. Biol. Man. A3:1-19. Bommineni, V.R. and P.P. Jauhar. 1997. An evaluation of target cells and tissue used in genetic transformation of cereals. Maydica 42:107-120. Damak, S. and D.W. Bullock. 1993. A simple two-step method for efficient blunt-end ligation of DNA fragments. Biotechniques 15(3):448-452. Gelvin, S.B. 2003. Agrobacterium-mediated plant transformation: The Biology behind the Gene- Jockeying Tool. Microbiology and Molecular Biology Review 67 (1):16-37 Horsch, R., R. Fraley, S. Rogers, P. Sanders, A. Lloyd, and N. Hoffman. 1984. Inheritance of functional foreign genes in plants. Science 223:496-498. Jefferson, R.A., T.A. Kavanagh, and M.W. Bevan. 1987. GUS fusion: β-glucuronidase as a sensitive and versatile gene fusion marker in higher plants. EMBO Journal 6:3901-3907. Jorgensen, R.A., P.D. Cluster, J. English, Q. Que, and C.A. Napoli. 1996. Chalcone synthase cosuppression phenotypes in petunia flowers: Comparison of sense vs. antisense constructs and single-copy vs. complex T-DNA sequences. Plant Mol. Biol. 31:957-973. Luthra, R., Varsha, R.K. Dubey, A.K. Srivasta, and S. Kumar. 1997. Microprojectile mediated plant transformation: a bibliographic search. Euphytica 95:269-294. Olhoft, P.M., L.E. Flagel, C.M. Donovan, and D.A. Somers. 2003. Efficient soybean transformation using hygromycin B selection in the cotyledonary-node method. Planta 216:723-735. Ooms, G., P.J.J. Hooykaas, G. Moolenaar, and S.A. Schilperoort. 1981. Crown gall plant tumors of abnormal morphology, induced by Agrobacterium tumefaciens carrying mutated octopine Ti plasmids; analysis of T-DNA functions. Gene 14:33-50. Sambrook, J., E.F. Fritsch, and T. Maniatis. 1989. Molecular cloning, a laboratory manual 2nd Edition. Cold Spring Harbor Laboratory Press. Book 1, 2, dan 3. Smith, R.H. and E.E. Hood. 1995. Review and interpretation, Agrobacterium tumifaciens transformation of monocotyledons. Crops Science 35:301-309. 130 Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004

Ullrich, A., J. Shine, J. Chingwin, R. Pictet, E. Tischer, W.J. Rutter, and H.M. Goodman. 1977. Rat insulin genes: Construction of plasmids containing the coding sequences. Science 196:1313-1319. Kumpulan Makalah Seminar Hasil Penelitian BB-Biogen Tahun 2004 131