4. Brand harus korisisten dalam-menyampaikan kepuasan dan membuat konsumennya senang dan bangga.

dokumen-dokumen yang mirip
II. LANDASAN TEORI. Sebagian besar produk konsumen dan industrial memiliki merek. Merek-merek

BAB II KAJIAN PUSTAKA. semakin mengembangkan potensinya untuk dapat bersaing dan merebut market

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan disektor penjualan sepeda motor semakin melesat naik tajam UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Keadaan tersebut menyebabkan perusahaan pada umumnya berusaha untuk. merupakan salah satu kegiatan pokok yang dilakukan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. bisnis baik yang bergerak di bidang jasa dan non jasa semakin ketat dan meningkat.

BAB I PENDAHULUAN. pergantian merek dalam satu produk yang mempunyai spesifikasi manfaat yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bisnis detergen di Indonesia, mempunyai pesaing pasar yang begitu

BAB I PENDAHULUAN. memperluas pasar produk dari perusahaan di Indonesia. Keadaan ini

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB II LANDASAN TEORI. Pemasaran merupakan pekerjaan rumah yang harus dikerjakan manajer

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Loyalitas Merek. Menurut (Griffin, 2005; dalam Mamang, 2014) menyatakan Loyalty is

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA PEMIKIRAN. penting dalam strategi pemasaran. Keberadaan konsumen yang loyal pada merek

BAB I PENDAHULUAN UKDW. dan program pemasaran yang digunakan untuk melayani pasar sasaran tersebut.

BAB I PENDAHULUAN. Pada saat bergerak menuju the era of choice, perusahaan tidak mampu lagi

KERANGKA PEMIKIRAN. dan jasa, termasuk proses pengambilan keputusan yang mendahului dan

VII. ANALISIS TINGKAT KEPUASAN KONSUMEN TERHADAP ATRIBUT PRODUK DAN LOYALITAS KONSUMEN MOCI KASWARI LAMPION

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. produk atau jasa yang dihasilkan oleh suatu perusahaan. produk para penjual dan membedakannya dari produk pesaing.

F o c u s. On Marketing. The Way to Boost Your Marketing Performance. Marketing Quotient Community. Dheni Haryanto

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Loyalitas pelanggan menunjukan pada kesetiaan pelanggan pada

STRATEGIC BRAND COMMUNICATION

BAB I PENDAHULUAN. bergerak menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pergerakan menuju the era of choice pada masa sekarang ini, UKDW

BAB I PENDAHULUAN. penghasil produk melalui merek. Pesaing bisa saja menawarkan janji

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

BAB I PENDAHULUAN. peluang dan tantangan bisnis baru bagi perusahaan yang beroperasi di

BAB I PENDAHULUAN UKDW. peningkatan taraf hidup masyarakat yang semakin tinggi, sehingga menyebabkan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II KERANGKA TEORI

BAB 3 METODE PENELITIAN

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

METODE PENELITIAN. satu wilayah pemasaran dari produk chewy candy rasa buah. Responden yang

BAB 2 LANDASAN TEORI. Menurut American Marketing Association (AMA) mendefinisikan merek sebagai:

BAB II LANDASAN TEORI. pembeli. Merek merupakan nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau

BAB I PENDAHULUAN. terus terpuruk dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. Keberhasilan perusahaan dalam pemasaran ditentukan oleh

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produk bila pembeli mengalami kesulitan dalam mengevaluasi produk-produk yang

ANALISIS LOYALITAS KONSUMEN TERHADAP KARTU SELULER SIMPATI (Studi Kasus Pada Mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Surakarta)

BAB I PENDAHULUAN UKDW. pasar membuat konsumen menjadi semakin kritis dan teliti dalam membeli sebuah

BAB I PENDAHULUAN. dalam kekalahan dan kemunduran bisnisnya. perusahaan harus memiliki nilai keunikan tersendiri dimata konsumennya.

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, perkembangan jaman telah mencapai titik dimana semua aspek

PENDAHULUAN. bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. Semakin maju perkembangan teknologi, semakin marak pula

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. produk membuat konsumen cenderung menjatuhkan pilihan sesuai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. menuju kebebasan dalam memilih, perusahaan sudah tidak mampu lagi memaksa

Lampiran 1 Kuesioner Loyalitas Merek Processor Komputer Intel dan AMD. Petunjuk : Berilah tanda silang ( x ) pada jawaban yang anda pilih.

I. PENDAHULUAN. Persaingan bisnis yang semakin ketat membuat perusahaan harus berkompetisi

BAB III. Metode Penelitian. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan metode studi kasus, dimana metode

BAB I PENDAHULUAN. Kesuksesan persaingan dalam dunia usaha akan dapat. apabila perusahaan bisa menciptakan dan mempertahankan pelanggan

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini di pasar sepatu Indonesia terdapat beragam merek sepatu baik

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. Menurut Kotler dan Armstrong (2019:253) produk adalah segala sesuatu yang dapat

TINJAUAN PUSTAKA. dengan atau tanpa penambahan bahan makanan lain dari bahan tambahan. Kembang gula diklasifikasikan dalam 4 jenis, yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. kualitasnya dengan melihat pentingnya sebuah brand image. Konsumen dalam

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB I PENDAHULUAN. untuk mempertahankan unit bisnis nya masing-masing. Salah satu cara mempertahankan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. atau jasa dari seseorang atau penjual dan untuk membedakannya dari

Produksi Media PR Cetak. Modul ke: 05FIKOM. Brand Image. Fakultas. Program Studi HUMAS. Mintocaroko, S.Sos., M.Ikom

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Beberapa penelitian terdahulu menjadi rujukan dalam menulis penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan usaha yang terjadi sekarang ini menjadikan perusahaan

II. LANDASAN TEORI. menjadi sasaran dan penyesuaian kegiatan perusahaan sedemikian rupa sehingga

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. anteseden brand heritage, brand loyalty, fungsi dari sebuah brand loyalty, tingkatan

BAB 2 LANDASAN TEORI

II. TINJAUAN PUSTAKA. kebutuhan dan keinginan konsumen, mengembangkan produk, menetapkan harga,

BAB I PENDAHULUAN UKDW. teknologi, membuat masyarakat menyadari pentingnya informasi dan komunikasi.

BAB I PENDAHULUAN. mengelola pelanggan mereka. Selain itu teknologi informasi yang semakin

BAB I PENDAHULUAN. tersebut didapat oleh konsumen dari suatu produk yang ditawarkan, maka

BAB II KAJIAN PUSTAKA, KERANGKA PEMIKIRAN DAN HIPOTESIS. Menurut Tjiptono (2006: 2), pemasaran memiliki definisi :

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. LATAR BELAKANG. Indonesia merupakan salah satu negara dengan jumlah penduduk

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. nilai yang terkandung didalam produk tersebut. Salah satu nilai yang

BAB I PENDAHULUAN. atribut-atribut lain dari kompetisi, misalnya atribut produk relatif mudah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Observasi Sejarah Perusahaan

BAB 1 PENDAHULUAN. tajam antar perusahaan. Dengan adanya kemajuan teknologi yang juga terus

IV. METODE PENELITIAN

III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. yang berada di Kota Bandung, Jawa Barat. Rumah makan yang dimaksud yaitu

BAB I PENDAHULUAN. memikat hati orang untuk membeli produk atau jasa yang diwakilinya. Citra

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. digunakan oleh konsumen. Perilaku konsumen didefinisikan sebagai studi

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

Bab I: Pendahuluan BAB I PENDAHULUAN. Konsep pemasaran mengarahkan perusahaan pada seluruh usaha untuk

LANDASAN TEORI. Pemasaran pada umumnya dipandang sebagai tugas untuk menciptakan, memperkenalkan dan menyerahkan barang dan jasa kepada konsumen dan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. keputusan pembelian. Sehingga pemberian merek (branding) sebenarnya merupakan

BAB I PENDAHULUAN. pasar dari sellers market menjadi buyers market sehingga konsumen menjadi

Brand adalah identitas tambahan dari suatu produk yang tak hanya. membedakannya dari produk pesaing, namun merupakan janji produsen atau

BAB II URAIAN TEORITIS

BAB II LANDASAN TEORI. hasil yang paling diharapkan dari sebuah penelitian mengenai perilaku konsumen.

BAB I PENDAHULUAN. Ada pepatah yang berbunyi Mempertahankan sesuatu lebih sulit daripada

ANALISIS EKUITAS MEREK PADA ENAM MEREK SHAMPO DI KECAMATAN PRACIMANTORO KABUPATEN WONOGIRI

BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN

II. TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan dalam setiap perusahaan yang semakin, membutuhkan

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan dilakukan untuk mendapatkan simpati masyarakat baik melalui

BAB I PENDAHULUAN. selalu invoatif dalam mengembangkan usahanya. Salah satu kegiatan pokok

Transkripsi:

3. Brand harus menarik / memikat sehinga konsumen dapat merasakan kulaitas dan atribut produknya (rasa segar pada minuman, kelembutan, dsb pada brand Fresh, Softly, dsb). 4. Brand harus korisisten dalam-menyampaikan kepuasan dan membuat konsumennya senang dan bangga. 5. Brand harus didukung melalui segala bentuk promosi, publikasi dan (bahkan) distribusi agar benar-benar dikenal dan dirasakan kehadirannya oleh konsumennya. 6. Brand harus bisa memenuhi harapan konsumennya atas rasa bangga, gengsi dan persepsi kualitas. Hal ini terutama bagi produk yang akan dipasarkan secara internasional. 7. Brand harus terus dipelihara agar citranya tidak menurun atau rusak. Upaya promosi, publikasi dan peningkatan citra harus terus menerus dilakukan agar brand dapat bertahan menjadi kebanggan konsumennya dan dapat dikembangkan menjadi induk bagi sejumlah sub-brand lainnya. Mengapa menciptakan brand tidak mudah: Tidak mudah mencari nama yang baik / bagus serta tidak digunakan dan didaftarkan oleh pihak lain. Memilih nama baru lebih sulit daripada yang dibayangkan dan ada ilmu khusus tentang hal itu. Membuat sebuah brand dikenal luas adalah pekerjaan yang memakan waktu dan biaya besar. Mendukung sebuah brand dengan produk atau jasa yang mampu membuktikan janji yang diberikan oleh brand adalah sangat sulit dan berat. Hardiyanto, FIKOM UMB, 2008 4

Identitas Brand Adalah seperangkat asosiasi unik terhadap suatu brand tertentu sebagaimana diharapkan oleh sipencipta brand. Asosiasi ini menggambarkan apa arti sebuah brand dan bagaimana produk itu bisa memenuhi janjinya kepada konsumen. Identitas brand harus bisa mendukung hubungan antara brand dan konsumennya dengan rnenciptakan pernyataan akan nilai tertentu, seperti fungsional, emosional atau keuntungan / manfaat produk. Identitas brand berisi dua belas dimensi yang tergabung dalam empat perspektif, yaitu : Brand sebagai produk (lingkup produk, atribut produk, kualitas, pengunaan, pemakainya, negara pembuat dsb). Brand sebagai organisasi (atribut organisasi, lokal vs global, dsb) Brand sebagai orang (personalitas brand, hubungan brand dengan konsumennya) Brand sebagai simbol (sirnbol visual, metafora, dsb) Struktur identitas brand meliputi inti identitas dan pengembangannya. Inti identitas merupakan pusat dan bersifat abadi, sedangkan pengembangannya mencakup elemen, nama pengelompokan yang bermakna. Empat prinsip Brand yang kuat: 1. Diferensiasi / Perbedaan Apa hal yang khas, berbeda atau unik dari brand yang anda miliki? 2. Relevansi Apakah brand anda relevan dengan harganya, kemasannya, dsb? Hardiyanto, FIKOM UMB, 2008 5

3. Nilai Apakah brand anda memiliki nilai yang sepadan dengan yang diharapkan? Apakah terasa istimewa? 4. Pengetahuan Apakah konsumen anda mengetahui dan memahami. Apa alasan utama konsumen dalam memilih brand tertentu : 1. Kualitas Produk 2. Daya tahan / keawetan produk 3. Karena dikenal luas 4. Karena brand dapat dipercaya 5. Karena produk dapat diterima konsumen Pengukuran kekuatan brand: 1. Brand Weight Pengaruh atau dominasi sebuah brand terhadap persaingan di pasar. 2. Brand Length Keberhasilan sebuah brand dalam perluasannya pada kategori produk lain. 3. Brand Breadth Kemampuan sebuah brand untuk melintasi batas kelompok usia, agama, bangsa/negara, dsb. 4. Brand Depth Kemampuan sebuah brand untuk menciptakan komitmen dan loyalitas dari konsumennya. Hardiyanto, FIKOM UMB, 2008 6

Fungsi penting sebuah Brand; 1. Sebuah brand harus mendorong terciptanya stabilitas dan integritas dari citra perusahaannya. 2. Brand harus mampu mengkomunikasikan sesuatu tentang produknya. 3. Brand harus menghindari citra atau identifikasi yang negatif. 4. Hindari penggunaan akronim. 5. Gunakan nama yang aktif, menyenangkan, & bersemangat. Brand Loyalty Loyalitas atas brand adalah komitmen yang dipegang teguh untuk membeli ulang atau berlangganan pada produk / jasa tertentu yang disukai secara konsisten, sehingga menimbulkan pembelian berulang atas sebuah brand meskipun pengaruh situasional dan upaya pemasaran berpotensi menyebabkan perilaku beralih brand (Oliver, 2001). Loyalitas atas brand lebih berupa komitmen daripada sekedar pembelian berulang (Assael, 1992). Tingkatan Loyalitas Terhadap Brand Loyalitas konsumen terhadap brand dapat digolongkan kedalam lima kategori. Pada tahap terendah, konsumen tidak meiliki lotyalitas terhadap brand tertentu, sehingga ia masih mudah beralih brand. Konsumen semacam ini digolongkan kedalam kelompok alih brand (brand switcher). Apabila kemudian konsumen mulai memiliki kebiasaan membeli brand tertentu yang sesuai dengan kebutuhan dan keinginannya, ia akan memasuki tahap berikutnya yaitu konsumen yang kebiasaan membeli brand tertentu (habitual buyer). Jika kebiasaan ini berlangsung terus menerus, berarti konsumen sudah emrsakan puas atas manfaat yang diperolehnya dari brand tertentu. Oleh sebab itu, ia akan masuk dalam kategori konsumen yang puas (satisfied buyer). Kondisi puas atas brand tertentu Hardiyanto, FIKOM UMB, 2008 7

akan belanjut pada terbentuknya rasa suka terhadap brand tersebut, sehingga konsumen akan digolongkan kedalam kelompok penyuka brand tertentu (liking the brand). Selanjutnya, jika konsumen terus membeli brand tersebut, maka ia akan dikategorikan kedalam kelompok konsumen yang setia pada brad tertentu (commited buyer). Secara skematis, urutan pembentukan kategori yang ditempuh konsumen secara hirarkis adalah sebagai berikut : Commited Buyer Liking The Brand Satisfied Buyer Habitual Buyer Brand Switcher Pengukuran Brand Loyalty Pengukuran loyalitas konsumen terhadap brand tertentu sesungguhnya dapat dilakukan dengan berbagai cara, berdasarkan sejumlah sudut pandang / orientasi yang berbedabeda. Paling tidak, terdapat lima dimensi pengukuran yang dapat dipilih untuk mengukur loyalitas terhadap brand, sebagaimana yang tercantum di bawah ini : Hardiyanto, FIKOM UMB, 2008 8