RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 061/PUU-II/2004

dokumen-dokumen yang mirip
PUTUSAN Perkara Nomor 061/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 24/PUU-XV/2017 Penyelesaian Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

P U T U S A N. Perkara Nomor 061/PUU-II/2004 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA. Mahkamah Konstitusi Republik Indonesia

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 23/PUU-XIV/2016 Perselisihan Hubungan Industrial

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 108/PUU-XIV/2016 Peninjauan Kembali (PK) Lebih Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 98/PUU-XV/2017 Jaminan Kecelakaan Kerja dan Jaminan Kematian Bagi Aparatur Sipil Negara

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 016/PUU-I/2003

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 071/PUU-II/2004

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 26/PUU-XV/2017 Pembatalan Putusan Arbitrase

I. PEMOHON Tomson Situmeang, S.H sebagai Pemohon I;

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 43/PUU-XI/2013 Tentang Pengajuan Kasasi Terhadap Putusan Bebas

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 37/PUU-X/2012 Tentang Peraturan Perundang-Undangan Yang Tepat Bagi Pengaturan Hak-Hak Hakim

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 29/PUU-XV/2017 Perintah Penahanan yang Termuat dalam Amar Putusan

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 80/PUU-XII/2014 Ketiadaan Pengembalian Bea Masuk Akibat Adanya Gugatan Perdata

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 84/PUU-XII/2014 Pembentukan Pengadilan Hubungan Industrial di Kabupaten/Kota

KUASA HUKUM Dra. Endang Susilowati, S.H., M.H., dan Ibrahim Sumantri, S.H., M.Kn., berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 26 September 2013.

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 018/PUU-IV/2006 Perbaikan Permohonan Secara on the Spot Tanggal 09 Oktober 2006

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 81/PUU-XIV/2016 Pengertian Keputusan Tata Usaha Negara

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

I. PEMOHON 1. Perhimpunan Magister Hukum Indonesia (PMHI), diwakili oleh Fadli Nasution, S.H., M.H. 2. Irfan Soekoenay, S.H., M.H

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 066/PUU-II/2004

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XIII/2015 Pengecualian Pembina dalam Menerima Gaji, Upah, atau Honorarium Pengurus

I. PEMOHON Imam Ghozali. Kuasa Pemohon: Iskandar Zulkarnaen, SH., MH., berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 15 Desember 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 125/PUU-XIII/2015 Penyidikan terhadap Anggota Komisi Yudisial

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 53/PUU-XIV/2016 Persyaratan Menjadi Hakim Agung dan Hakim Konstitusi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 105/PUU-XIV/2016 Kewajiban Mematuhi Putusan Mahkamah Konstitusi

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 39/PUU-XIII/2015 Pengawasan Tingkah Laku Hakim oleh Mahkamah Agung

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 6/PUU-XIV/2016 Pembatasan Masa Jabatan dan Periodesasi Hakim Pengadilan Pajak

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 85/PUU-XIV/2016 Kewajiban Yang Harus Ditaati Oleh Pelaku Usaha Dalam Melaksanakan Kerjasama Atas Suatu Pekerjaan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 99/PUU-XIV/2016 Korelasi Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tertentu dan Perjanjian Kerja Untuk Waktu Tidak Tertentu

I. PEMOHON Perkumpulan Tukang Gigi (PTGI) Jawa Timur yang dalam hal ini di wakili oleh Mahendra Budianta selaku Ketua dan Arifin selaku Sekretaris

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 34/PUU-XVI/2018 Langkah Hukum yang Diambil DPR terhadap Pihak yang Merendahkan Kehormatan DPR

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2004 tentang Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial (UU 2/2004).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XIV/2016 Frasa mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya dalam UU ITE

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 31/PUU-XIV/2016 Pengelolaan Pendidikan Tingkat Menengah Oleh Pemerintah Daerah Provinsi

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 102/PUU-XIII/2015 Pemaknaan Permohonan Pra Peradilan

HUKUM ACARA PERDATA BAB I PENDAHULUAN

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 27/PUU-XIV/2016

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 004/PUU-I/2003

BAB I PENDAHULUAN. sebenarnya bukanlah hal yang baru dan telah lama dikenal. Salah satu ketentuan yang

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 20/PUU-X/2012 Tentang Peralihan Saham Melalui Surat Kesepakatan Bersama

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 46/PUU-XII/2014 Retribusi Terhadap Menara Telekomunikasi

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 95/PUU-XIV/2016 Syarat Pendidikan Hukum untuk Profesi Advokat

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 015/PUU-IV/2006

RINGKASAN PUTUSAN. Darmawan, M.M Perkara Nomor 13/PUU-VIII/2010: Muhammad Chozin Amirullah, S.Pi., MAIA Institut Sejarah Sosial Indonesia (ISSI), dkk

Perkara Tingkat Pertama Cerai Gugat. Langkah-langkah yang harus dilakukan Penggugat (Istri) atau kuasanya :

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 133/PUU-XIII/2015 Ketentuan Pengajuan Banding, Penangguhan Pembayaran Pajak, dan Pengajuan Peninjauan Kembali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 40/PUU-XV/2017 Hak Angket DPR Terhadap KPK

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 33/PUU-XIV/2016 Kewenangan Mengajukan Permintaan Peninjuan Kembali. Anna Boentaran,. selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 96/PUU-XIII/2015 Penundaan Pelaksanaan Pemilihan Kepala Daerah (Calon Tunggal)

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 39/PUU-XII/2014 Hak Memilih

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 98/PUU-XIII/2015 Izin Pemanfaatan Hutan

ww.hukumonline.com PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 03 TAHUN 2005 TENTANG TATA CARA PENGAJUAN UPAYA HUKUM KEBERATAN TERHADAP PUTUSAN

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 42/PUU-XV/2017 Tafsir Frasa Tidak dapat Dimintakan Banding atas Putusan Praperadilan

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 45/PUU-XIV/2016 Kewenangan Menteri Hukum dan HAM dalam Perselisihan Kepengurusan Partai Politik

Langkah-langkah yang harus dilakukan Pemohon (Suami) atau kuasanya :

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 43/PUU-XIII/2015 Proses Seleksi Pengangkatan Hakim

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 064/PUU-II/2004

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 4/PUU-XIII/2015 Penerimaan Negara Bukan Pajak (Iuran) Yang Ditetapkan Oleh Peraturan Pemerintah

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 32/PUU-XIV/2016 Pengajuan Grasi Lebih Dari Satu Kali

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 128/PUU-XIII/2015 Syarat Calon Kepala Desa dan Perangkat Desa

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Nomor 41/PUU-XIII/2015 Pembatasan Pengertian dan Objek Praperadilan

P U T U S A N Nomor 00/Pdt.G/2012/PTA. Btn BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

BAB II PRAPERADILAN DALAM SISTEM PERADILAN PIDANA INDONESIA. A. Sejarah Praperadilan dalam Sistem Peradilan Pidana di Indonesia

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN

OBJEK PERMOHONAN Pengujian Materiil Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara terhadap Undang-Undang Dasar 1945.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA

MAHKAMAH KONSTITUSI REPUBLIK INDONESIA RISALAH SIDANG PERKARA NOMOR 109/PUU-XII/2014

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 74/PUU-XV/2017

BAB IV ANALISIS STUDI KASUS PUTUSAN HAKIM

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

PROSEDUR DAN PROSES BERPERKARA DI PENGADILAN AGAMA

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 5/PUU-XV/2017 Produk Halal

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor : 55/PUU-IX/2011 Tentang Peringatan Kesehatan dalam Promosi Rokok

II. OBJEK PERMOHONAN Pengujian materiil Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen (UU 8/1999).

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 21/PUU-XVI/2018

Kuasa Hukum Badrul Munir, S.Sg., SH., CL.A, dkk, berdasarkan surat kuasa khusus tertanggal 2 April 2015.

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 88/PUU-XII/2014 Pengadaan Tanah Untuk Kepentingan Umum

I. PEMOHON - Magda Safrina, S.E., MBA... Selanjutnya disebut Pemohon

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 33/PUU-XV/2017 Eksploitasi Ekonomi Terhadap Anak

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 017/PUU-IV/2006 Perbaikan Tanggal 12 September 2006

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 19/PUU-XIII/2015 Batas Waktu Penyerahan/Pendaftaran Putusan Arbitrase Internasional

RINGKASAN PERMOHONAN Perkara Nomor 40/PUU-XIII/2015 Pemberhentian Sementara Pimpinan Komisi Pemberantasan Korupsi

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN Perkara Nomor 3/PUU-XII/2014 Pengaturan Organisasi Masyarakat dan Sistem Informasi Ormas

RINGKASAN PERBAIKAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XI/2013 Tentang Frasa Pihak Ketiga Yang Berkepentingan

Majelis Hakim dalam pembatalannya itu adalah bahwa perkara cerai talak. dapat diterima, sehingga Pengadilan Agama Sumenep tidak berhak

PERATURAN MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 1 TAHUN 2002 TENTANG ACARA GUGATAN PERWAKILAN KELOMPOK MAHKAMAH AGUNG REPUBLIK INDONESIA,

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Registrasi Nomor 16/PUU-VIII/2010 Tentang UU Kekuasaan Kehakiman, UU MA dan KUHAP Pembatasan Pengajuan PK

Kuasa Hukum: Fathul Hadie Utsman sebagai kuasa hukum para Pemohon, berdasarkan Surat Kuasa Khusus bertanggal 20 Oktober 2012.

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 52/PUU-XV/2017 Pembubaran Ormas yang bertentangan dengan Pancasila Dan Undang-Undang Dasar Negara Tahun 1945

RINGKASAN PERMOHONAN PERKARA Nomor 8/PUU-XVI/2018 Tindakan Advokat Merintangi Penyidikan, Penuntutan, dan Pemeriksaan di Sidang Pengadilan

BAB IV. tunduk dan patuh pada putusan yang dijatuhkan. 1

P U T U S A N No. : 264 K / AG / 2006 BISMILLAHIRRAHMANIRRAHIM DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa

Transkripsi:

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 061/PUU-II/2004 I. PEMOHON Kandidat Doctor Drs. Haji Raden Prabowo Surjono, SH., MH. II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Pasal 16 ayat (1) Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya. III. DASAR DAN ALASAN Pengujian Formil Prosedur persetujuan UU Nomor 4 Tahun 2004 bertentangan dengan UUD 1945 : Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 Ayat (1) : Kekuasaan kehakiman merupakan kekuasan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengujian Materiil UU Nomor 7 Tahun 2004 bertentangan dengan UUD 1945 : IV. ALASAN-ALASAN A. Formil - Bahwa Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang dahulu diatur dalam Pasal 14 UU Nomor 14 Tahun 1970, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehakiman. B. Materiil 1. Bahwa akibat perintah dari ketentuan Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004, yang dahulu Pasal 14 UU Nomor 14 Tahun 1970. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak dapat menolak upaya/gugatan Yayasan Fatmawati terhadap putusan perdamaian yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, final dan mengikat, sehingga pengadilan Negari Jakarta Selatan tidak dapat menjamin

kepastian hukum, sehingga masyarakat tidak dapat memperoleh prlindungan hukum dan keadilan, dan bertentangan dengan Pasal 24 ayat (1) UUD 1945. 2. Bahwa subtansi hukumnya didalam Pasal 14 UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehakiman tidak berbeda dengan Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, hanya dalam UU Nomor 4 Tahun 2004 ada penambahan kata dan memutus 3. Bahwa materi dalam Pasal 16 UU Nomor 4 Yahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman menimbulkan masalah dan kerancuan dalam peradilan di Indonesia, khusus dalam peradilan perdata : a. Pasal 16 tersebut khusus dalam perkara perdata mengakibatkan timbulnya ketidakpastian hukum, yang semestinya di dalam UU tersebut harus ditetapkan macam gugatan perkara perdata yang mana saja boleh dan yang tidak boleh diajukan ke pengadilan untuk diperiksa diadili dan diputus. b. Pasal 16 tersebut dapat menimbulkan interprestasi baik oleh Hakim, Panitera, Pengacara/advokat maupun pihak yang berperkara sehingga menciptakan peluang untuk timbulnya kolusi diantara penegak hukum. IV. PETITUM 1. Menyatakan Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman bertentangan dengan Pasal 24 ayat (1) UUD 1945; 2. Menyatakan bahwa Pemohon telah dilanggar hak Konstitusinya terhadap UUD 1945; 3. Menyatakan materi Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dirubah sebagai berikut : Pasal 16 Ayat (1) : Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya, kecuali suatu perkara yang dilarang oleh Undang- Undang.

ayat (2) : Pengecualian ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam usaha penyelesaian perkara perdata, Pengadilan tidak boleh menerima untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, final dan mengikat, dan yang subyek dan obyeknya sama, tetapi tidak menutup usaha menyelesaikan perkara perdata secara perdamaian.

RESUME PERMOHONAN PERKARA Nomor 061/PUU-II/2004 Perbaikan Tgl, 23 Nopember 2004 I. PEMOHON Kandidat Doctor Drs. Haji Raden Prabowo Surjono, SH., MH. II. PENGUJIAN UNDANG-UNDANG UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. A. Formil Prosedur Persetujuan UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. B. Materiil Pasal 16 ayat (1) Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili, dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya. III. DASAR DAN ALASAN Pengujian Formil Prosedur persetujuan UU Nomor 4 Tahun 2004 bertentangan dengan UUD 1945 : Pasal 24 ayat (1) UUD 1945 Ayat (1) : Kekuasaan kehakiman merupkan kekuasan yang merdeka untuk menyelenggarakan peradilan guna menegakkan hukum dan keadilan. Pengujian Materiil UU Nomor 7 Tahun 2004 bertentangan dengan UUD 1945 : ALASAN-ALASAN A. Formil - Bahwa Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, yang dahulu diatur dalam Pasal 14, UU Nomor 14 Tahun 1970, tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehakiman.

B. Materiil 1. Bahwa akibat perintah dari ketentuan Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004, yang dahulu Pasal 14, UU Nomor 14 Tahun 1970. Pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak dapat menolak upaya/gugatan Yayasan Fatmawati terhadap putusan perdamaian yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, final dan mengikat, sehingga pengadilan Negeri Jakarta Selatan tidak dapat menjamin kepastian hukum, sehingga masyarakat tidak dapat memperoleh prlindungan hukum dan keadilan, dan bertentangan dengan Pasal 24 ayat (1) UUD 1945. 2. Bahwa subtansi hukumnya didalam Pasal 14 UU Nomor 14 Tahun 1970 tentang Ketentuan-Ketentuan Pokok Kehakiman tidak berbeda dengan Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, hanya dalam UU Nomor 4 Tahun 2004 ada penambahan kata dan memutus. 3. Bahwa materi dalam Pasal 16 UU Nomor 4 Yahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman menimbulkan masalah dan kerancuan dalam peradilan di Indonesia, khusus dalam peradilan perdata : a. Pasal 16 tersebut khusus dalam perkara perdata mengakibatkan timbulnya ketidakpastian hukum, yang semestinya di dalam UU tersebut harus ditetapkan macam gugatan perkara perdata yang mana saja boleh dan yang tidak boleh diajukan ke pengadilan untuk diperiksa diadili dan diputus. b. Pasal 16 tersebut dapat menimbulkan interprestasi baik oleh Hakim, Panitera, Pengacara/advokat maupun pihak yang berpekara sehingga menciptakan peluang untuk timbulnya kolusi diantara penegak hukum. 4. Bahwa ketentuan ketentuan yang melarang setiap upaya hukum terhadap Putusan Perdamaian adalah Pasal 1858 ayat (1), (2), Kitab Undang-Undang Hukum Perdata, dan Pasal 130 ayat (2) (3), Herziene Inlands Reglement / HIR- S 1941 Nomor 44, Fatwa Ketua Mahkamah agung Republik Indonesia, KMA/318/V/2002, tanggal 21 Mei 2002.

Pasal 1858, Kitab Undang Undang Hukum Perdata / KUHPdt. ayat (1), menyatakan : "Diantara pihak-pihak yang bersangkutan, suatu perdamaian mempunyai kekuatan seperti keputusan Hakim pada tingkat akhir". ayat (2 ), menyatakan : "Perdamaian itu tidak dapat dibantah dengan alasan bahwa terjadi kekeliruan mengenai hukum atau dengan alasan bahwa salah satu pihak dirugikan." Pasal 130, Reglemen Indonesia yang diperbaharui ( Herzeine Inlands Reglement / HIR), S. 1941.No. 44. ayat (2), menyatakan : "Jika perdamaian yang demikian itu dapat dicapai, maka pada waktu sidang diperbuat sebuah akta tentang itu, dalam mana kedua belah pihak dihukumkan akan menepati perjanjian yang diperbuat itu, surat mana akan berkekuatan dan akan dijalankan sebagai Putusan yang biasa". ayat (3), menyatakan : "Keputusan yang demikian tidak diizinkan dibanding" IV. PETITUM 1. Menyatakan Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman bertentangan dengan Pasal 24 ayat (1) UUD 1945; 2. Menyatakan bahwa Pemohon telah dilanggar hak Konstitusinya terhadap UUD 1945; 3. Menyatakan materi Pasal 16 UU Nomor 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman, dirubah sebagai berikut : Pasal 16 Ayat (1) : Pengadilan tidak boleh menolak untuk memeriksa, mengadili dan memutus suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa hukum tidak ada atau kurang jelas, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya, kecuali suatu perkara yang dilarang oleh Undang- Undang.

ayat (2) : Pengecualian ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1), dalam usaha penyelesaian perkara perdata, Pengadilan tidak boleh menerima untuk memeriksa, mengadili dan memutus perkara yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap, final dan mengikat, dan yang subyek dan obyeknya sama, tetapi tidak menutup usaha menyelesaikan perkara perdata secara perdamaian.