BAB I PENDAHULUAN. kemajuan perekonomian suatu negara termasuk di Indonesia. Pasar modal

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. ini diperlukan peranan pasar modal sebagai suatu wadah untuk memobilisasi. dana masyarakat selain lembaga keuangan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. fiskal dan moneter (Fahmi, 2013). Pasar modal menjalankan dua fungsi utama, yaitu

I. PENDAHULUAN. dalam waktu dua tahun atau lebih secara bertahap. Secara umum investasi dikenal

1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. diperlukan dana yang cukup besar, dimana pemenuhannya tidak hanya

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Muhammad Fauzan Arif, 2014 Pengaruh Risiko Sistematis terhadap Return Ekspektasian Portofolio Saham

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. yang dimaksud adalah kesejahteraan secara finansial. Di dalam investasi terdapat

I. PENDAHULUAN. investor. Para investor yang menginvestasikan dananya, pasti akan. mengharapkan return (tingkat pengembalian) berupa capital gain, dan

BAB I PENDAHULUAN. Didalam perusahaan tentu terdapat bagian manajemen keuangan yang

BAB 1 PENDAHULUAN. saham, dengan harapan expected return yang diperoleh akan tinggi. Namun pada

I. PENDAHULUAN. Kegiatan investasi mempunyai peranan yang sangat penting dalam. kemajuan perekonomian suatu negara. Krisis moneter pada tahun 1997

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan masing-masing sebesar 3,2 persen dan 3,0 persen.

BAB I PENDAHULUAN. dana yang sesuai dengan usaha yang dijalankan, agar tujuannya tercapai. Sumber

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh rasa aman melalui tindakan berjaga-jaga dengan mencadangkan. yang mungkin akan timbul karena adanya ketidakpastian.

BAB I PENDAHULUAN. Negara. Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi tersebut, salah satu hal yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 2010:26), dengan adanya pasar modal (capital market), investor sebagai pihak

BAB I PENDAHULUAN. Bab ini menjelaskan latar belakang penelitian, pertanyaan, tujuan, batasan masalah, dan sistematika penulisan laporan penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia yang sangat jelas tercermin dalam Pasal 4 (empat) Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Model penetapan harga asset Capital Assets Pricing Model, biasa disebut

I. PENDAHULUAN. ditopang oleh banyaknya permintaan akan hunian yang semakin tinggi sejalan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal (capital market) adalah

PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar belakang

DAFTAR ISI... KATA PENGANTAR...

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan investasi. Berbagai perusahaan tertarik terhadap investasi karena memberikan

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara serta menunjang ekonomi suatu negara ( Parmono, 2001 ).

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan dengan ditandai semakin maraknya kegiatan investasi di Pasar

BAB I PENDAHULUAN. Perekonomian Indonesia pada tahun 2006, secara bertahap akan

BAB I PENDAHULUAN. penyimpangan penyimpangan yang sering disebut ketidakpastian (uncertainty).

BAB I PENDAHULUAN. pasar ini, investasi memiliki risiko dan return yang berbeda. Risiko dan

BAB I PENDAHULUAN. Dasar dari pengembangan perumusan Capital Assets Pricing Model (CAPM)

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan ikut berperan serta membantu memutar kembali roda. perusahaan untuk menjalankan dan mengembangkan usahanya.

BAB I PENDAHULUAN. untuk modal di masa yang akan datang. Selain untuk perencanaan di masa yang

keterkaitannya dalam investasi lebih dari satu tahun. Berdasarkan definisi

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kondisi perekonomian Indonesia belakangan ini menunjukkan kondisi yang

I. PENDAHULUAN. pasif dan investor aktif. Investor pasif menganggap bahwa pasar modal adalah

DAFTAR ISI. ABSTRACT... i. ABSTRAK... ii. KATA PENGANTAR... iii. UCAPAN TERIMA KASIH... iv. DAFTAR ISI... v. DAFTAR GAMBAR... viii. DAFTAR TABEL...

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan pasar modal di Indonesia makin menunjukkan perkembangan

I. PENDAHULUAN. Keberadaan pasar modal dalam hal ini Bursa Efek Indonesi (BEI) memberikan

BAB I PENDAHULUAN. yang efektif untuk mempercepat pembangunan suatu negara. Dalam era

BAB I PENDAHULUAN. karena pasar modal menyediakan fasilitas yang mempertemukan dua

I. PENDAHULUAN. bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi khususnya. Investasi

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. keuangan jangka panjang yang bisa diperjualbelikan, baik surat hutang (obligasi),

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang membutuhkan dana. Menurut Fahmi dan Hadi (2009:41), pasar modal

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Tinjuan Umum Terhadap Objek Studi Gambaran Umum LQ Kriteria Pemilihan Saham LQ45

Dua model keseimbangan:

BAB I PENDAHULUAN. berinvestasi. Layaknya pasar, bursa efek dapat dikaitkan sebagai tempat

BAB I PENDAHULUAN. membuat analisis investasi sebelum menanamkan dananya. Perkembangan instrumen

BAB 1 PENDAHULUAN. memfasilitasi jual-beli sekuritas yang umumnya berumur lebih dari satu tahun,

BAB 1 PENDAHULUAN. semuannya tidak dapat dipenuhi jika hanya mengandalkan gaji take home pay.

CAKUPAN PEMBAHASAN MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB I PENDAHULUAN. Pertumbuhan ekonomi suatu negara akan menunjang keberhasilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Kegiatan ekonomi saat ini dihadapkan dengan pilihan untuk melakukan

BAB I PENDAHULUAN. utama, yaitu hasil yang diharapkan (expected return) dan risiko investasi. Pada

BAB I PENDAHULUAN. berhubungan dengan penawaran (supply) dan permintaan (demand) dana jangka

BAB I PENDAHULUAN. Dalam ekonomi suatu negara tertentu, dalam kaitannya dengan dana, ada

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal memiliki peran penting bagi perekonomian suatu Negara

BAB 1 PENDAHULUAN. dapat dilakukan dalam bentuk investasi riil (real investment) dan dalam bentuk

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. long-trem financial assets (Sartono, 2008). Salah satu kegiatan pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Dalam memperoleh penghasilan, banyak cara yang dapat dilakukan oleh

BAB 1 PENDAHULUAN. kondisi perekonomian dalam aktivitas-aktivitas ekonomi, membuat negara ini

Abstrak. Kata kunci : investasi, CAPM, tingkat pengembalian saham, risiko.

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Gambaran Umum Industri

BAB I PENDAHULUAN. aktiva produktif selama periode tertentu (Jogiyanto, 2010:5). Dengan kata lain

MATERI 6 MODEL-MODEL KESEIMBANGAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Salah satu wadah yang memfasilitasi kegiatan investasi tersebut adalah

BAB I PENDAHULUAN. berupa capital gain. Menurut Indriyo Gitosudarmo dan Basri (2002: 133),

I. PENDAHULUAN. Pengambilan keputusan untuk melakukan investasi diawali dengan penentuan

LCAPM yang dibentuk dari aset-aset berisiko adalah portofolio optimal yang meminimalkan nilai risiko.

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Keadaan perekonomian Indonesia yang selama beberapa tahun terakhir

METODE PENELITIAN. Secara umum, jenis penelitan terbagi menjadi dua jenis, yaitu penelitian dasar

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang dapat dimanfaatkan untuk

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian Definisi Indeks LQ Kriteria Indeks LQ45

BAB I PENDAHULUAN. atas investasi yang mereka lakukan. Hal ini sekarang bukan menjadi masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. memperoleh pembiayaan atau dana dengan cara penjualan saham. Pasar modal

BAB I PENDAHULUAN. Universitas Indonesia

BAB 1 PENDAHULUAN. memperluas lapangan pekerjaan, peningkatan output yang dihasilkan, dan bahkan

BAB 1 PENDAHULUAN. pengambilan keputusan investasi di pasar modal juga semakin kuat.

: CAPM, APT, Return aktual, Return ekspektasi, saham.

BAB 1 PENDAHULUAN. informasi mengenai investasi dan deregulasi pemerintah sehingga meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia saat ini sangat stabil hal ini dibuktikan adanya pengakuan oleh

BAB I PENDAHULUAN. negara tersebut, atau pada saat yang sama, investasi portofolio di bursa

III. METODE PENELITIAN. yang menjadi objek penelitian studi komparasi adalah kinerja dari reksa

BAB I PENDAHULUAN. pihak yang akan menginvestasikan dananya (investor). Prinsip-prinsip

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pasar modal memiliki peranan yang sangat penting dalam sektor

BAB I PENDAHULUAN. keuntungan di masa datang. Harapan keuntungan (return) di masa datang tersebut

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada tanggal 30 Oktober Penggabungan ini

BAB I PENDAHULUAN. Pasar modal merupakan tempat bertemunya pihak yang memiliki dana

Abstrak. Universitas Kristen Maranatha

Transkripsi:

1.1 Latar Belakang BAB I PENDAHULUAN Keberadaan pasar modal merupakan faktor yang paling penting dalam kemajuan perekonomian suatu negara termasuk di Indonesia. Pasar modal merupakan salah satu alternatif dalam pembangunan ekonomi bangsa. Ketika pasar modal di suatu negara berkembang hal tersebut menujukkan bahwa negara tersebut berkembang. Selain itu, pasar modal dapat menjadi sarana realisasi pemerintah dalam memenuhi kebutuhan masyarakat baik barang maupun jasa. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut perusahaan membutuhkan modal. Sehingga untuk memenuhi modal tersebut perusahaan dapat berkecimpung di pasar modal Indonesia. Saat ini penduduk di Indonesia setiap tahun terus meningkat. Hal tersebut meningkatkan permintaan akan barang dan jasa di Indonesia. Sehingga perusahaan baik yang bergerak di bidang jasa dan perdagangan harus dapat memenuhi permintaan masyarakat. Untuk memenuhi permintaan tersebut perusahaan membutuhkan modal. Pasar modal merupakan salah satu sarana yang digunakan oleh perusahaan untuk mendapatkan modal dari masyarakat luas. Dengan tambahan modal dari masyarakat akan meningkatkan produktivitas perusahaan. Agar dapat meningkatkan produktivitas melalui pasar modal perusahaaan dapat menjual saham ke pasar modal. Kemudian saham-saham ini akan dibeli oleh masyarakat umum, perusahaan-perusahaan lain, lembaga, atau 1

2 oleh pemerintah. Sehingga peran investor sangat penting dalam memajukan pasar modal dan perekonomian Indonesia. Investor dapat melakukan investasi pada berbagai instrumen dalam, salah satunya adalah saham. Saham merupakan bukti kepemilikan atas suatu perusahaan. Keuntungan yang akan diperoleh dapat berupa deviden yang dibagikan oleh perusahaan kepada investor ataupun dapat dari keuntungan ketika investor menjual ataupun membeli saham. Untuk melakukan jual beli saham dapat dilakukan di Bursa Efek Indonesia. Untuk mengetahui bagaimna keadaan pasar investor dapat menggunakan indeks yang ada di Bursa Efek Indonesia. Menurut Perdana Wahyu Santosa (2010) pasar modal mempunyai indikator indeks harga saham yang menjadi pintu gerbang sekaligus barometer utama bagi para investor dalam mengambil keputusan stratejiknya. Terdapat beberapa indeks yang ada di Indonesia, diantaranya adalah LQ45, Kompas-100 dan Bisnis-27. Indeks Bisnis-27 dengan 27 saham index mover yaitu sahamsaham yang berkapitalisasi besar dari berbagai sektor andalan BEI. Sehingga indeks Bisnis-27 terdiri 27 saham terbaik dari sektor unggulan yang terdapat di BEI. Berdasarkan artikel Infovesta dengan judul Memilih Indeks Saham Unggulan artikel tersebut menampilkan bahwa return Indeks Bisnis-27 pada bulan Juli 2012 sebesar 8,19% dan annualized risk sebesar 19,17% lebih tinggi dari return LQ45 sebesar 5,83% dan annualized risk sebesar 18,56%. Investor akan mengharapkan imbalan yang tinggi dalam berinvestasi. Namun, imbalan yang tinggi tidak akan terus dirasakan oleh investor. Sifat komoditas saham yang sangat peka terhadap perubahan dari internal maupun

3 eksternal perusahaan. Saham akan naik atau turun sesuai dengan hukum permintaan dan penawaran. Semakin banyak orang yang membeli saham maka harga sahamnya akan naik. Begitu pula sebaliknya jika sedikit orang yang ingin membeli saham maka harganya akan bergerak turun. Harga saham yang peka terhadap perubahan tentunya akan mempengaruhi return saham yang akan didapatkan oleh investor dari menjual sahamnya. Return saham yang didapatkan oleh investor dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor baik internal maupun ekternal perusahaan. Faktor internal perusahaan adalah berbagai informasi dan coorporate action yang dilakukan oleh perusahaan sedangkan faktor ekternal adalah faktor yang datang dari luar perusahaan yaitu harga saham di pasar jika di Indonesia dapat dilihat pada IHSG, Sertifikat Bank Indonesia, Inflasi dan Kurs (Rp/USD). Perubahan faktor-faktor tersebut dapat memepengaruhi perubahan harga saham. Gambar 1.1 Perkembangan IHSG, SBI, Inflasi dan Kurs (Rp/USD) 20,0000 10,0000 0,0000-10,0000-20,0000-30,0000-40,0000 01/01/12 01/02/12 01/03/12 01/04/12 01/05/12 01/06/12 01/07/12 01/08/12 01/09/12 01/10/12 01/11/12 01/12/12 01/01/13 01/02/13 01/03/13 01/04/13 01/05/13 01/06/13 01/07/13 01/08/13 01/09/13 01/10/13 01/11/13 01/12/13 IHSG SBI INFLASI KURS

4 Padal gambar 1.1 dapat dilihat bahwa perkembangan IHSG, SBI dan Kurs searah. Berbeda dengan inflasi yang mengalami fluktuasi baik mengalami penurunan maupun kenaikan. Kenaikan maupun penurunan faktor makro ekonomi yang fluktuatif dan tidak stabil stabil akan membuat para pelaku pasar modal khususnya investor kesulitan untuk memprediksi return saham perusahaan yang mereka miliki. Oleh karena itu, investor dapat menggunakan model perhitungan yang dapat membantu investor untuk menentukan apakah suatu saham layak dibeli atau tidak. Dalam memprediksi expected return saham yang diharapkan, ada dua model yang sering digunakan oleh investor, yaitu Capital Asset Pricing Model Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT). Capital Asset Pricing Model (CAPM) diperkenlakan oleh Sharp pada tahun 1964 dan 1965. Menurut Tandelilin (2010:10) expected return adalah tingkat return yang diantisipasi investor dimasa yang akan datang. Menurut Zubir (2011:197) menyatakan Capital Asset Pricing Model (CAPM) adalah sebuh model hubungan antara risiko dan expected return suatu sekuritas atau portofolio. Model tersebut dapat digunakan untuk menentukan harga aset berisiko. Menurut CAPM risiko yang dinilai investor hanyalah risiko sitematis atau risiko yang tidak dapat dihilangkan dengan cara diversifikasi. Dalam memprediksi return saham CAPM hanya menilai risiko sitematis. Risiko sistematis yang digunakan adalah return pasar saham tersebut. Selain untuk

5 mengestimasi expected return CAPM juga dapat digunakan apakah saham tersebut lebih tinggi, lebih rendah atau wajar dibandingkan dengan risikonya. Menurut Laia dan Saerang (2015) terdapat kelemahan-kelemahan yang terjadi pada model CAPM dan mendorong para ahli yang menerangkan hubungan pendapatan dengan risiko saham. Pada tahun 1976 untuk memecahkan kelemahan tersebut Stephen A. Ross merumuskan sebuh teori yang disebut dengan Arbitrage Pricing Theory. Menurut Zubir (2011 ;227) menyatakan bahwa APT merupakan Pendekatan Arbitrage Pricing Theory (APT) menyatakan bahwa expected return suatu aset merupakan fungsi linear dari berbagai faktor ekonomi makro dan sensitifitas perubahan setiap faktor dinyatakan oleh koefisien beta masing-masing faktor tersebut. Teori APT menyatakan bahwa untuk menentukan harga suatu aset tidak hanyak di dasarkan pada satu variabel saja, tetapi banyak variabel yaitu variabel makro ekonomi dan sensitifitas setiap faktor terhadap return saham. Hasil penelitian sebelumnya, cenderung bertolak belakang dengan tujuan perumuan model APT yaitu untuk memecahkan kekurangan yang terdapat pada model CAPM. Penulis menemukan dua penelitian yang menyatakan bahwa CAPM lebih akurat dan APT lebih akurat. Penelitian tersebut dilakukan oleh Premanto dan Madyan (2004) yang berjudul Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory Dalam Memprediksi Tingkat Pendapatan Saham Industri Manufaktur Sebelum dan Semasa Krisis Ekonomi yang menyatakan bahwa CAPM lebih akurat dibandingkan APT dalam memprediksi pendapatan saham pada sebelum dan semasa krisis. Begitupun dengan penelitian yang dilakukan oleh Lemiyana (2015) dengan judul Analisis Model CAPM dan APT Dalam Memprediksi Tingkat Return Saham

6 Syariah (Studi Kasus Saham di Jakarta Islamic Index) yang menyatakan bahwa model CAPM lebih akurat daripada model APT dalam memprediksi return saham syariah. Serta penelitian yang dilakukan oleh Widianita (2009) dengan judul Analisis Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory Dalam Memprediksi Return Saham LQ-45 Di Bursa Efek Indonesi juga menyatakan bahwa CAPM lebih akurat dibandingkan APT. Tetapi, penelitian tersebut berlawanan dengan penelitian yang dilakukan oleh Laia dan Saerang (2015) dengan judul Perbandingan Keakuratan Capital Asset Pricing Model (CAPM) dan Arbitrage Pricing Theory (APT) Dalam Investasi Saham Pada Bank Umum Swasta Nasional Devisa Yang Terdaftar di BEI penelitian tersebut menyatakan bahwa model APT dengan menggunakan faktor makro ekonomi lebih akurat dalam memprediksi return pada bank umum swasta nasional devisa. Perbedaan tersebut yang menjadi motivasi dan landasan penulis untuk melakukan penelitian dengan membandingan model CAPM dan APT dalam meprediksi return saham dan dapat menentukan model apa yang tepat. Untuk mengetahui model mana yang paling akurat dan mengetahui bagaimana perbedaan dari kedua model tersebut, penulis menggunakan saham Indeks Bisnis-27 yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan pemaparan diatas, menjadi motivasi bagi penulis untuk mengambil judul skripsi Analisis Perbandingan Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory dalam Memprediksi Return Saham Indeks BISNIS27 Tahun 2011-2014

7 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarakan pemaparan latar belakang yang penulis sampaikan, penulis dapat mengidentifikasi masalah sebagai berikut : 1. Bagaimana hasil perhitungan ekspektasi return saham yang dibentuk dengan menggunakan model Capital Asset Pricing Model pada saham indeks Bisnis-27 Tahun 2011-2014? 2. Bagaimana hasil perhitungan ekspektasi return saham yang dibentuk dengan menggunakan model Arbitrage Pricing Theory pada saham indeks Bisnis-27 Tahun 2011-2014? 3. Apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara model Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi return saham indeks Bisnis-27 Tahun 2011-2014? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan penelitian ini adalah : 1. Untuk mengetahui bagaimana hasil perhitungan ekspektasi return saham yang dibentuk dengan menggunakan model Capital Asset Pricing Model pada saham indeks Bisnis-27 Tahun 2011-2014. 2. Untuk mengetahui bagaimana hasil perhitungan ekspektasi return saham yang dibentuk dengan menggunakan model Arbitrage Pricing Theory pada saham indeks Bisnis-27 Tahun 2011-2014.

8 3. Untuk mengetahui apakah terdapat perbedaan yang signifikan antara model Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory dalam memprediksi return saham indeks Bisnis-27 Tahun 2011-2014. 1.4 Kegunaan Penelitian Penulis berharap penelitian ini berguna bagi : 1. Emiten Dapat dijadikan bahan dasar pertimbangan bagi manajer perusahaan untuk memprediksi return saham perusahaan dengan menggunakan model CAPM dan APT khususnya sehingga menghasilkan keputusan yang tepat untuk mengembangkan perusahaan agar investor tertarik berinvestasi. 2. Investor dan Calon Investor Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan masukan dalam pengambilan keputusan investasi yang optimal khususnya Badan Usaha Milik Negara yang list di Bursa Efek Indonesia. 3. Civitas Akademik Sebagai informasi tambahan dalam menunjang kegiatan menuntut ilmu di perguruan tinggi dan juga sebagi bahan referensi untuk penelitian selanjutnya yang lebih jauh. Selain itu penelitian ini dapat menambah kepustakaan pihak-pihak yang berminat mendalami masalah dunia pasar modal.

9 4. Penulis Penelitian ini sangat berguna bagi penulis karena dapat menambah pengnetahui, dan dapat memperoleh pemahaman mengenai prediksi return saham menggunakan model CAPM dan APT khususnya. Selain itu penelitian ini diajukan untuk memenuhi dan melengkapi syarat menempuh Ujian Sarjana Ekonomi Jurusan Manajamen pada Fakultas Bisnis dan Manajemen Universitas Widayatama. 1.5 Metode Penelitian Setiap penulisan karya ilmiah, harus menggunakan metode penelitian yang sesuai dengan bidang yang diteliti. Jenis penelitian yang digunakan dalam penulisan skirpsi ini adalah penelitian deskriptif komparatif. Menurut (Ghozali 2013:19) metode deskriptif adalah : Penelitian yang memberikan gambaran atau deskripsi suatu data Model komparatif dilakukan untuk membandingan expected return saham dengan menggunakan dua model yaitu Capital Asset Pricing Model dan Arbitrage Pricing Theory. adalah : Menurut Sugiyono (2012:60) menyatakan bahwa metode komparatif Penelitian yang membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda

10 1.6 Lokasi dan Waktu Penelitian Lokasi penelitian ini dilakukan melalui situs Bursa Efek Indonesi www.idx.co.id, situs Bank Indonesia www.bi.go.id, www.sahamok.com dan literatur-literatur yang perlukan dalam penelitian ini. Waktu penelitian dimulai dari bulan September 2015 sampai Desember 2015.